• Tidak ada hasil yang ditemukan

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON

DENGAN BANYAK PELANGGAN

DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

Oleh:

Endang Nurjamil

G05497044

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2005

(2)

ABSTRAK

ENDANG NURJAMIL. Analisis Rancangan Penawaran Diskon dengan Banyak Pelanggan dan

Titik Impas Tunggal. Di bawah bimbingan SRI NURDIATI dan FARIDA HANUM.

Penawaran diskon yang dilakukan seorang penjual untuk setiap pembelian barang yang melebihi ukuran tertentu merupakan upaya untuk meningkatkan jumlah pesanan para pelanggannya. Namun upaya yang dilakukan penjual tersebut bukan berarti tanpa kendala, karena besarnya diskon dan ukuran minimal barang yang ditawarkan menjadi faktor utama dalam menentukan kebijakannya.

Bagi para pelanggan, ukuran pesanan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan karena berkaitan erat dengan biaya inventori (penyimpanan). Terlalu sedikit ukuran pesanan, biaya inventori kecil tetapi biaya pesanan menjadi besar akibat sering melakukan pemesanan dan tidak mendapatkan keringanan biaya dari diskon. Jika ukuran pesanan terlalu besar, pelanggan mendapatkan diskon dan biaya pesanan kecil akibat jarangnya pemesanan tetapi biaya inventori menjadi besar. Dari kedua sudut pandang itu, solusi efektif adalah dengan cara mencari nilai yang optimum sehingga kedua belah pihak saling memperoleh keuntungan.

(3)

ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON

DENGAN BANYAK PELANGGAN

DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Endang Nurjamil

G05497044

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2005

(4)

Judul

: ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN

BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

Nama

: Endang Nurjamil

NIM : G05497044

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc.

NIP. 131 578 805

Pembimbing II

Dra. Farida Hanum, M.Si.

NIP. 131 956 709

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, M.S.

NIP. 131 473 999

(5)

“Bulan bersinar pada malam hari,

sementara matahari bersinar pada siang hari,

namun orang yang hatinya diliputi cinta dan kasih sayang

bersinar siang dan malam.”

(Mutiara Zen)

Kupersembahkan karya tulis ini

bagi orang-orang yang bersinar siang dan malam

(6)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, atas qudrah dan iradah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad sebagai uswah dan rahmat bagi seluruh alam.

Amma ba’du,

Banyak faktor yang harus dihadapi penulis dalam menyelesaikan studi di Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor ini sehingga diperlukan perpanjangan masa studi sampai dua semester. Adalah Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc. dan Ibu Dra. Farida Hanum, M. Si. yang bersedia menjadi pembimbing skripsi saat penulis butuhkan agar dapat memanfaatkan masa perpanjangan studi tersebut. Oleh karena itu penulis ucapkan terima kasih atas segala kebaikan dan ketulusannya.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Hasim, DEA. dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Nur Aidi, M.S. atas waktu yang beliau luangkan untuk memberikan saran dan nasihat kepada penulis. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Hikmawan Abdul Hasan, Ahmad, Yana, Lukman, Andri, dan Luthfi atas bantuannya dalam penyelenggaraan seminar tugas akhir penulis. Terima kasih juga penulis ungkapkan kepada Abah, Umi, Teh Aih, A’ Hendra, Leli, Dendi, Lalis, Pras, Asti, dan Fauzy atas doa dan kasih sayangnya. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu atas segala dukungan dan bantuannya.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini menjadi syahidan (saksi) amal soleh baik bagi penulis

sendiri maupun bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya dan dapat bermanfaat bagi siapa pun yang mempunyai minat dan ketertarikan terhadap karya ilmiah ini. Amin.

Bogor, September 2005

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Juni 1976 sebagai anak kedua dari lima bersaudara dari Bapak Duduh Abdurrahman dan Ibu Anon Sumiyati.

Tahun 1995 lulus dari SMA Negeri 1 Cianjur dan dua tahun berikutnya diterima masuk IPB melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di Jurusan Matematika (sekarang, Departemen Matematika) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Semasa kuliah penulis pernah aktif di DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) FMIPA sebagai Ketua Komisi Hubungan Eksternal dan Internal Mahasiswa periode 1997-1998 dan di Himpro Gumatika (Himpunan Profesi Gugus Mahasiswa Matematika) sebagai Ketua Harian periode 1999-2000. Tahun 1998-1999 pernah menjadi Ketua Himat (Himpunan Mahasiswa Cianjur) cabang Bogor.

Selain aktif di organisasi mahasiswa penulis juga pernah menjadi asisten mata kuliah Agama pada semester genap periode 1998-1999 dan 1999-2000, asisten mata kuliah Pengantar Matematika dan Kalkulus I sejak 1998 sampai 2000.

(8)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 1

II. LANDASAN TEORI 2.1 Economic Order Quantity (EOQ) ... 2

2.2 Kemonotan dan Kecekungan Fungsi ... 3

III. PERUMUSAN MASALAH 3.1 Model Biaya Inventori Pelanggan ... 4

3.2 Model Fungsi Keuntungan Penjual ... 6

IV. PENGOPTIMUMAN RANCANGAN PENAWARAN DISKON 4.1 Kasus 1. Tingkat diskon yang ditetapkan ... 7

4.2 Kasus 2. Titik impas yang ditetapkan ... 8

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 9

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Data lima pelanggan ... 7

2 Perbandingan keuntungan sebelum dan sesudah penawaran diskon ... 7

3 Ukuran pesanan dan total biaya inventori pelanggan i ... 8

4 Perbandingan keuntungan sebelum dan sesudah penawaran diskon ... 8

5 Ukuran pesanan dan total biaya inventori pelanggan i ... 8

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Variasi tingkat persediaan ... 2

2 Fungsi biaya penjual ... 5

3 Kontribusi pelanggan i terhadap keuntungan penjual (R ditetapkan) ... 6

4 Sketsa kurva ... 16

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Penjabaran Persamaan (1) ... 11 2 Penjabaran Persamaan (5) ... 11 3 Penjabaran Persamaan (6) ... 12 4 Penjabaran Persamaan (7)... 12 5 Bukti Proposisi 1 ... 13 6 Sketsa Gambar 2 ... 19 7 Sketsa Gambar 3 ... 20 8 Bukti Proposisi 3 ... 22

9 Bukti F2i merupakan fungsi konkaf ... 25

10 Pencarian Titik Impas pada Kasus 1 ... 28

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia usaha, banyak cara yang dilakukan penjual untuk meningkatkan pendapatan atau keuntungannya. Bagi penjual yang memproduksi barang sendiri, keuntung-an bisa diperoleh dengkeuntung-an cara meningkatkkeuntung-an kinerja manufaktur yang lebih efektif sehingga menghasilkan produk yang lebih banyak. Selain itu, keuntungan juga bisa diperoleh dengan cara mengurangi jumlah pengepakan dengan memperbanyak ukuran pengepakan yang lebih besar, serta dengan cara mengurangi biaya transportasi, misalnya dengan memuat lebih banyak jumlah pesanan yang dikirimkan. Upaya berikutnya yang dapat diharapkan penjual untuk meningkatkan keuntungannya adalah dengan meningkatkan ukuran pesanan para pembeli atau pelang-gannya. Untuk pencapaian hal itu, tidak jarang penjual menawarkan harga khusus atau diskon harga bagi yang membeli atau memesan barang dalam ukuran yang lebih besar.

Secara umum, terdapat dua tipe diskon harga yang ditawarkan penjual, yaitu diskon untuk semua unit barang yang dibeli atau dipesan dan diskon untuk setiap tambahan pesanan dalam ukuran tertentu. Pada tipe yang kedua, biasanya ditawarkan terhadap para pelanggan yang memiliki permintaan setiap unit waktunya dalam ukuran yang cukup besar, sehingga diharapkan dapat mening-katkan jumlah pesanannya.

Upaya yang ditawarkan penjual ini tidak begitu saja dapat diterima oleh para pelanggannya, karena bagi para pelanggan sendiri ukuran pesanan berkaitan erat dengan masalah biaya inventori atau penyimpanan. Semakin banyak pesanan yang dipesan para pelanggan, semakin besar biaya inventori yang harus dikeluarkan. Akibatnya, para pelanggan berupaya untuk melindungi biaya inventorinya.

Berkenaan dengan upaya penjual yang ingin meningkatkan keuntungannya dengan menawarkan diskon tersebut dan para pelanggan yang berupaya untuk melindungi biaya inventorinya, ada hal yang menarik untuk dikaji, yaitu bagaimana si penjual dapat

merancang penawaran diskon tersebut dengan melibatkan sudut pandang para pelanggannya. Kim dan Hwang (1988) mencoba membuat model permasalahan di atas. Kedua penulis ini mula-mula memformulasi fungsi biaya pelanggan dan fungsi keuntungan penjual serta membuat prosedur dalam pengambilan keputusan keduanya, kemudian membangun algoritme untuk mendapatkan nilai optimum bagi penjual maupun pelanggan untuk tiga kasus berikut ini:

a. Jika tingkat diskon ditetapkan, bagaimana

mencari titik impas yang optimum.

b. Jika titik impas ditetapkan, bagaimana

mencari tingkat diskon yang optimum.

c. Jika tingkat diskon dan titik impas tidak

diketahui, bagaimana mencari nilai yang optimum untuk keduanya.

1.2Tujuan

Tulisan ini bertujuan mempelajari dan membahas artikel karya Kim dan Hwang (1988) di atas. Oleh karena itu, sebagian besar materi yang disajikan merupakan hasil karya keduanya dengan pokok bahasan disesuaikan dengan yang terdapat pada tulisan tersebut. Berikut adalah pokok-pokok bahasannya:

• Pada Bab II diberikan landasan teori yang

mencakup penjelasan beberapa istilah dan teorema yang dipergunakan dalam tulisan ini.

• Bab III membahas formulasi masalah yang

dilengkapi dengan bukti-bukti proposisi yang ada.

• Bab IV, membahas tentang konsep

pengoptimuman diskon yang meliputi dua permasalahan pertama di atas, dan melengkapinya dengan contoh kasus.

• Pada Bab V diberikan simpulan dan saran

sebagai usulan topik yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

(11)

Qi/Di Waktu (t) Qi 0 2Qi/Di 3Qi/Di Tingkat Persediaan Qi-Dit

BAB II

LANDASAN TEORI

Sebagai pengantar untuk memahami tulisan Kim dan Hwang (1988) di bawah ini diberikan landasan teori dan penjelasan beberapa istilah dan notasi yang digunakan:

2.1 Economic Order Quantity (EOQ) Definisi 1 [Economic Order Quantity atau

EOQ]

Inventori atau persediaan merupakan hal penting dalam sistem produksi dan kegiatan pemasaran karena terhambatnya persediaan berarti terhambat pula kegiatan produksi dan pemasaran, sehingga mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan. Akan tetapi inventori yang

berlebihan juga bukan berarti suatu keuntungan karena banyak biaya perawatan yang harus dikeluarkan dan barang yang disimpan berpeluang mengalami kerusakan atau ketinggalan jaman.

Dengan demikian diperlukan strategi untuk meminimumkan kedua efek negatif di atas. Tujuannya adalah untuk menentukan

berapa banyak produk yang harus dipesan

(diproduksi) dan berapa sering pemesanan

(produksi) harus dilakukan agar biaya yang dikeluarkan perusahaan atau pelanggan menjadi minimum.

Permasalahan ini dari sisi permintaan

disebut sebagai economic order quantity

problem (EOQ) atau economic production lot-size problem bila dilihat dari sisi produksi; dan seringkali cukup disebut sebagai model persediaan.

Ada beberapa macam klasifikasi dari model persediaan ini jika ditinjau dari sifat permintaannya, yaitu:

• Permintaan bersifat deterministik, dapat

bersifat statis dengan laju permintaan tetap sepanjang waktu, atau dinamis dengan laju permintaan diketahui dengan pasti tetapi bervariasi satu periode ke periode berikutnya.

• Permintaan bersifat probabilistik, yang

memiliki dua klasifikasi serupa: kasus stasioner, dengan fungsi kepadatan peluang permintaan tetap sepanjang waktu, dan kasus nonstasioner, dengan fungsi kepadatan peluang bervariasi sepanjang waktu.

Selain jenis permintaan yang merupakan faktor utama dalam perancangan model persediaan, faktor-faktor berikut juga dapat mempengaruhi cara perumusan model yang bersangkutan:

• tenggang waktu pengiriman (lag/lead

time), yaitu waktu antara pengajuan

pesanan dan penerimaannya; dapat bersifat deterministik atau probabilistik,

• pengisian kembali persediaan, dapat

terjadi dengan segera ataupun dengan sebagian demi sebagian,

• horison waktu, mendefinisikan perioide

dengan tingkat persediaan dikendalikan,

• banyaknya produk, dapat melibatkan lebih

dari satu produk atau komoditas,

serta masih banyak lagi kriteria yang dapat dipakai.

Model Persediaan Statis Satu Produk

Asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:

• hanya ada satu jenis produk,

• laju permintaan produk adalah tetap

sepanjang waktu,

continuous review, pesanan dapat segera dilakukan kapan saja bila waktu telah

menunjukkan reorder point (waktu

pemesanan kembali),

lead time tetap,

• pengisian kembali persediaan terjadi

dengan segera, tidak terjadi kekurangan produk pesanan.

Gambar 1 berikut mengilustrasikan variasi tingkat persediaan dari model persediaan ini

(notasi i = 1, 2, 3, ..., n digunakan untuk

menyatakan perusahaan atau pelanggan i).

Gambar 1 Variasi tingkat persediaan. Tingkat persediaan tertinggi terjadi ketika

(12)

3

Misalkan laju permintaan adalah Di per unit

waktu, sehingga tingkat persediaan akan

berada pada titik nol setelah Qi/Diunit waktu

dari waktu pemesanan. Qi/Didisebut sebagai

panjang cycle, yaitu tenggang waktu antara

dua pemesanan.

Semakin kecil ukuran pesanan Qi, akan

menyebabkan semakin sering pemesanan harus dilakukan. Ini bisa berarti biaya akan

lebih besar karena adanya biaya pesananyang

harus dikeluarkan setiap kali melakukan pemesanan. Akan tetapi ini juga bisa berarti biaya akan lebih kecil karena akan menyebabkan rata-rata tingkat persediaan menurun (lebih sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk penyimpanan). Sebaliknya ukuran pesanan yang besar akan mengakibatkan rata-rata tingkat persediaan lebih tinggi, dan tenggang waktu antar pemesanan lebih panjang. Sehingga diperlukan upaya untuk menentukan ukuran

pesanan Qi yang meminimumkan total biaya

inventori per unit waktu.

(Setiawan, 2002)

Definisi 2 [Titik impas atau price break point

atau break even point]

Titik impas adalah titik (level) operasi perusahaan sedemikian sehingga total biaya produksi dengan total pendapatan sama besar, biasanya dinyatakan dalam bentuk ukuran unit barang atau unit uang (dollar).

(Thacker,1978)

Definisi 3 [Ukuran lot]

Ukuran lot adalah banyaknya persediaan barang baik melalui pembelanjaan atau hasil produksi dalam jumlah yang cukup untuk mengantisipasi permintaan.

(Lewis, 2004)

Definisi 4 [Biaya set-up]

Biaya set-up adalah biaya yang

dikeluarkan berkenaan dengan ukuran lot. (Kim & Hwang, 1988)

2.2 Kemonotan dan Kecekungan Fungsi Definisi 5 [Kemonotonan Fungsi]

Andaikan fungsi f terdefinisi pada selang I

(terbuka, tertutup, atau tak satupun). Dikatakan bahwa:

i. f adalah naik pada I jika untuk setiap

pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,

)

(

)

(

1 2 2 1

x

f

x

f

x

x

<

<

ii. f adalah turun pada I jika untuk setiap

pasang bilangan x1 dan x2 dalam I,

)

(

)

(

1 2 2 1

x

f

x

f

x

x

<

>

iii.f monoton murni pada I jika ia naik pada I

atau turun pada I

(Purcell & Varberg, 1999)

Definisi 6 [Kecekungan Fungsi]

Andaikan fungsi f terdefinisi pada selang

terbuka I = (a, b). Fungsi (dan grafik) f

dikatakan :

i. konveks atau cekung ke atas jika

f

naik

pada I.

ii. konkaf atau cekung ke bawah jika

f

turun pada I.

(Purcell & Varberg, 1999)

Teorema 1 [Kemonotonan Fungsi]

Andaikan f kontinu pada selang I dan

dapat didiferensialkan pada setiap titik-dalam dari I.

i. Jika f′(x)>0untuk semua titik-dalam x

dari I, maka f naik pada I.

ii. Jika f′(x)<0untuk semua titik-dalam x

dari I, maka f turun pada I.

(Purcell & Varberg, 1999)

Teorema 2 [Kecekungan Fungsi]

Andaikan f terdiferensialkan dua kali pada

selang terbuka (a, b).

i. Jika f ′′(x)>0untuk semua x dalam (a, b),

maka f konveks atau cekung ke atas pada

(a, b).

ii. Jika f ′′(x)<0untuk semua x dalam (a, b),

maka f konkaf atau cekung ke bawah pada

(a, b).

(13)

BAB III

PERUMUSAN MASALAH

Dalam matematika, model merupakan tiruan dari suatu permasalahan sedemikian rupa sehingga operasi matematis bisa diterapkan padanya. Konstruksi model dilaku-kan dengan cara memasukdilaku-kan serangkaian asumsi awal sebagai penyederhanaan, tanpa terlalu menyederhanakan permasalahan itu sendiri.

Berikut adalah asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam pemodelan masalah ini:

1) Pelanggan tidak tunggal.

2) Penjual menawarkan diskon dengan titik

impas tunggal.

3) Dalam menentukan ukuran pesanan, setiap

pelanggan mengikuti model Economic

Order Quantity (EOQ) statis satu produk.

4) Banyaknya pelanggan dan total

permintaan per unit waktu tetap, tidak bergantung pada perancangan diskon.

5) Banyaknya unit barang diperlakukan

sebagai variabel kontinu.

6) Biaya pesanan dan biaya inventori

pelanggan diberitahukan kepada penjual. Jika salah satu diketahui, yang lain dapat diturunkan dengan menggunakan asumsi ketiga.

Pemodelan ini dibangun dari dua sudut. Pertama dari sudut pelanggan yang berupaya meminimumkan biaya inventori dan kedua dari sudut penjual yang berupaya memaksi-mumkan keuntungan.

3.1 Model Biaya Inventori Pelanggan

• Misalkan

C1i = biaya pesanan pelanggan i

(i = 1, 2, 3, ..., n)

C2i = biaya inventori, dinyatakan

sebagai persentase dari harga barang.

Pi = fungsi harga (biaya) pembelian

pelanggan i

R = tingkat diskon (0 < R < 1)

Q = titik impas

• Misalkan harga per unit barang yang

diberikan oleh penjual adalah P untuk Qi <

Q, dan P(1–R) untuk unit barang di atas Q,

maka total biaya pembelian yang

dikeluarkan pelanggan i menjadi PQi untuk

Qi < Q, dan PQ+P(1–R)(Qi–Q) untuk Qi

Q.

Dengan demikian, fungsi harga untuk pelanggan i menjadi: Pi = P untuk Qi<Q,

danuntuk Qi≥ Q, Pi=P(1−R)+PRQ/Qi

(lihat Lampiran 1). Secara umum dapat ditulis sebagai berikut:

⎩ ⎨ ⎧ + − = , / ) 1 ( , i i P R PRQ Q P P selainnya Q Qi < (1)

• Biaya pemesanan per cycle sejumlah Qi

pesanan adalah C1i+PiQi; dengan panjang

cycleQi/Di maka biaya pemesanan per unit

waktu sejumlah Qi unit pesanan adalah

C1iDi/Qi+PiDi,

• Karena tingkat persediaan tertinggi adalah

Qi (ketika pemesanan dilakukan) dan

tingkat terendah adalah nol (setelah Qi/Di

unit waktu dari waktu pemesanan), maka

rata-rata tingkat persediaan adalah Qi/2 dan

biaya penyimpanan per unit waktu adalah

C2iPiQi/2, sehingga total biaya inventori

per unit waktu sejumlah Qi pesanan adalah:

Ei(Qi) ≈ biaya pemesanan + biaya

penyimpanan

= C1iDi/Qi+PiDi+ C2iPiQi/2

= C1iDi/Qi+Pi(C2iQi/2+ Di) (2)

Misalkan Ei(Qi) dinotasikan dengan

E1i(Qi) untuk Qi < Q dan E2i(Qi) untuk Qi

Q. Maka untuk mendapatkan nilai economic

order quantity atau Qi yang

meminimum-kan setiap Ei(Qi) tersebut digunakan konsep

diferensial, yakni menurunkan Ei(Qi)

terhadap Qi, dan menyamakannya dengan

nol.

Dengan cara tersebut diperoleh Qi yang

meminimumkan Ei(Qi) untuk kedua kondisi

di atas:

Ukuran pesanan optimum pada kondisi tanpa diskon

Misalkan Qi yang meminimumkan

E1i(Qi) dinotasikan dengan Qai. Karena

harga Pi = P untuk Qi < Q, maka i i i i i i i iQ C D Q C PQ PD E1( )= 1 / + 2 /2+ , (3) sehingga diperoleh : 2 / / ) ( 2 2 1 1 i i i i i i i C D Q PC dQ Q dE = +

,

(14)

5 dan ( ) 2 13 0 2 1 2 > = i i i i i i Q D C dQ Q E d , ∀Qi>0.

Jadi E1i(Qi) merupakan fungsi konveks

untuk setiap Qi >0. Dengan demikian

diperoleh Qai yang meminimumkan E1i(Qi)

diperoleh dari: 0 ) ( 1 = i i i dQ Q dE , 0 2 / / 2 2 1 + = − ⇔ CiDi Qi PCi i i i i PC D C Q 2 1 2=2 ⇔ , sehingga P C D C Q i i i i 2 1 2 = ,

atau yang dinotasikan dengan

P C D C Q i i i ai 2 1 2 = . (4) Dengan demikian, diperoleh:

i i i i ai i Q C C PD PD E1( )= 2 1 2 + . (5) (lihat Lampiran 2)

Ukuran pesanan optimum pada kondisi terdapat diskon ) 1 ( ) ( 2 2 1 R P C D RPQ C Q i i i bi + = , atau ) 1 ( 2 2 2 2 R C RQD C Q Q i i i ai bi + = (6)

(lihat Lampiran 3), dan

(

i

)

i

(

)

i bi i Q C RPQC P RD E2( )= 2 1 + 2 1− +C2iPRQ/2+P(1−R)Di

(7) (lihat Lampiran 4) Proposisi 1 Misalkan Qci= i i i i ai C D C D Q R R 2 2 2 2 ) 1 1 ( 2 ⎟⎟− ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ (8) maka Qai Qci Qbi dan E1i(Qai) ≥ E2i(Qbi) untuk Q Qci, E1i(Qai) < E2i(Qbi) untuk Q > Qci.

Bukti. (lihat Lampiran 5) ■.

Proposisi 1 menyatakan bahwa untuk R

yang diberikan, pesanan optimal Qi* dari

pelanggan i bergantung pada titik impas Q,

yakni: . untuk , untuk * ci ci ai bi i Q Q Q Q Q Q Q > ≤ ⎩ ⎨ ⎧ = (9)

Gambar 2 di bawah ini mengilustrasikan

kurva biaya pelanggan i dan Qi* yang

bergantung pada posisi antara Q dan Qci (lihat

Lampiran 6). Ei(Qi) E1i (Qai) E2i (Qbi) QaiQ Qci Qbi E1i i Q E2i (a) Q Qci Ei(Qi) E2i(Qbi) (b) Q >Qci E1i (Qai) QaiQci Q Qbi E1i i Q E2i

(15)

6

3.2 Model Fungsi Keuntungan Penjual

Misalkan Si adalah biaya set-up per

pesanan oleh pelanggan i dan C adalah biaya

variabel per unit barang, maka biaya yang dikeluarkan penjual per unit waktu dari pelanggan i dinyatakan dengan Si(Di/Qi)+CDi.

Dengan demikian total keuntungan penjual per unit waktu adalah:

∑ − −

= n

i1[PiDi Si(Di Qi) CDi] (10)

Dengan adanya rencana diskon (R,Q),

maka suku terakhir pada (10) tidak menjadi variabel keputusan, sehingga penjual hanya dihadapkan pada masalah memaksimumkan keuntungan yang dinyatakan oleh fungsi:

F(R,Q)=∑ = − n i i i i i i Q D S D P 1 )] ( [ (11)

Misalkan Fi(R,Q) adalah kontribusi

pelanggan i terhadap keuntungan penjual per

unit waktu. Dari persamaan (11) diperoleh,

Fi(R,Q)= PiDi –SiDi/Qi. (12)

Misalkan diberikan nilai (R, Q), maka

para pelanggan dapat dibagi ke dalam dua kelompok berikut ini:

(i) G1 ={i|Qci< Q}.

Jika i

G1, maka Qi*= Qai dan Fi= F1i,

dengan F1i = PDi–SiDi/Qai (13)

(ii) G2={i|Qci Q}.

Jika i

G2, maka Qi*= Qbidan Fi= F2i,

dengan bi i i i bi i Q D S D Q RPQ R P F ⎟⎟ − ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − = (1 ) 2 i bi i D Q S RPQ R P ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + − = (1 ) ( ) (14)

Pelanggan yang termasuk pada G1 adalah

pelanggan yang ukuran pesanannya tidak dipengaruhi oleh rencana diskon. Tetapi

pelanggan pada G2 mengubah ukuran

pesanannya dari Qai menjadi Qbi ketika

terdapat penawaran diskon. Dengan demikian

F(R,Q) pada persamaan (11) dapat ditulis

kembali sebagai ∑ ∑ = = ∈ 2 1 ( , ) ) , ( j i Gj ji Q R F Q R F (15)

Kontribusi pelanggan i terhadap

keun-tungan penjual ditunjukkan pada Gambar 3 (lihat Lampiran 7).

Keuntungan maksimum diperoleh pada

ci

Q

Q= atau pada Q > Qci. Dalam hal ini,

pada kasus Q > Qci, berarti penjual tidak

mengharapkan pelanggan i memanfaatkan

diskonnya. Fi Qci Qai Qbi F2i Q F1i Qci F1i Qai Qbi F2i Q Fi

Gambar 3 Kontribusi pelanggan i

(16)

BAB IV

PENGOPTIMUMAN RANCANGAN

PENAWARAN DISKON

Pada bab ini akan dianalisis bagaimana penjual mengoptimumkan rancangan pena-waran diskonnya sehingga kedua permasalah-an ypermasalah-ang telah dirumuskpermasalah-an pada Bab III itu masing-masing mencapai nilai optimum, penjual dapat memaksimumkan keuntungan-nya sedangkan pelanggan dapat meminimum-kan biaya inventorinya.

Pengoptimuman rancangan penawaran diskon tersebut dianalisis untuk dua kasus berikut ini:

a.menentukan titik impas yang dapat

mengoptimumkan keuntungan jika tingkat diskon ditetapkan.

b.menentukan tingkat diskon yang dapat

mengoptimumkan keuntungan jika titik impas ditetapkan.

4.1 Kasus 1. Tingkat diskon ditetapkan

Pada kasus ini penjual dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan titik impas yang optimum sehingga kedua belah pihak baik pelanggan maupun penjual itu sendiri mendapat keuntungan. Misalkan tingkat diskon yang ditentukan dinotasikan dengan

Rp, maka Qci dapat ditentukan untuk semua

pelanggan. Dalam hal ini misalkan terdapat

paling banyak n nilai Qci yang berbeda, sebab

beberapa pelanggan dapat memiliki Qci yang

sama. Andaikan nilai-nilai Qci yang berbeda

dinotasikan dengan Xi, i = 0, 1, 2, 3,..., r≤ n,

dan disusun kembali dalam urutan naik dengan: X0 = 0 dan Xr = maxi Qci. Untuk setiap

selang (Xi, Xi+1] pada Q, G1 dan G2 ditentukan

secara tunggal, yaitu pelanggan k dengan Qck

Xi, kG1 dan Qck Xi+1, kG2. Dengan

demikian, setiap pelanggan termasuk pada G1

untuk Q∈(Xr,∞).

Proposisi 2

Nilai maksimum dari F(Rp,Q) terjadi pada

ck

Q

Q= untuk beberapa k, atau pada

sembarang Q yang lebih besar dari Xr.

Bukti

F2i(Rp,Q) monoton naik pada Q∈(Xk, Xk+1]

untuk k < r sedangkan F1i konstan (lihat

Gambar 3). Pada (Xr,∞), F(Rp,Q) menjadi

konstan dan sama dengan F(0,0).

Dengan kata lain untuk mendapatkan Q

yang memaksimumkan F(Rp,Q), evaluasi

F(Rp,Q) pada Q = Qci dan pada Q>Xr untuk

setiap pelanggan i, kemudian pilih nilai Q

yang memaksimumkan F. ■

Contoh kasus

Misalkan diberikan data lima pelanggan beserta data yang relevan pada Tabel 1.

Tabel 1 Data lima pelanggan Plgg. (i) Permintaan per waktu (Di) Ukuran Pesanan (Qi) Total Inventori Ei(Qi) ($) 1 50 10 265 2 300 20 1530 3 250 22 1283 4 200 30 1045 5 350 40 1810

Harga per unit (P) = $5

Biaya tetap (Si) = $25

Biaya inventori (C2i) = 0.3

Keterangan: Plgg. menyatakan pelanggan Misalkan penjual menawarkan tingkat

diskon (R) sebesar 0.3. Dengan merujuk

prosedur di atas, diperoleh titik impas yang optimum sebesar 172.18 (lihat Lampiran 10). Tabel 2 Perbandingan keuntungan sebelum

dan sesudah penawaran diskon

Tanpa diskon Dengan (R=0.3, Q=172.18) Total frekuensi pemesananplgg. 46.8 14 Total keuntungan ($) 4580.5 4651.4

Pada Tabel 2, ditunjukkan nilai optimum

penawaran diskon (R=0.3 , Q=172.18) dan

keuntungan yang diharapkan penjual. Total frekuensi pemesanan pelanggan berkurang dari 46.8 menjadi 14 kali per unit waktu sebagai akibat dari pelanggan yang mengubah ukuran pesanannya menjadi lebih besar karena adanya penawaran diskon tersebut.

(17)

8 Tabel 3 Ukuran pesanan dan total biaya

inventori pelanggan i

Ukuran pesanan Total biaya

Plgg.

(i) Tanpa

diskon Dengan(R*,Q*) diskonTanpa Dengan(R*,Q*)

1 10 10 265 265

2 20 384.9 1530 1323

3 22 351.7 1283 1125

4 30 30 1045 1045

5 40 417.7 1810 1521

Pada Tabel 3, setiap pelanggan merespon penawaran diskon secara optimal. Pelanggan 2, 3, dan 5 memanfaatkan penawaran diskon tersebut dan mendapatkan keuntungan, sementara pelanggan 1 dan 4 tidak melakukannya.

4.2 Kasus 2. Titik impas ditetapkan

Dalam kasus ini, penjual dihadapkan pada masalah bagaimana mendapatkan tingkat

diskon yang optimum untuk nilai Q yang telah

ditetapkan (Qp).

Proposisi 3

(i) Qci merupakan fungsi monoton naik

terhadap R.

(ii)Untuk pelanggan i yang memenuhi

Qai<Qp<2Qai+2Di/C2i, maka berlaku Qci= Qp, pada 2 2 2 ) / 2 ( ) )( / 2 ( 4 i i p ai p i i ai i C D Q Q Q C D Q R + − + = (16) Bukti (lihat Lampiran 8)■

Proposisi 3 berimplikasi bahwa bila R

berkurang, maka Qci juga berkurang. Dalam

proses ini, beberapa perubahan pada Gk terjadi

bila Qci = Qp untuk beberapa i dan kemudian

menjadi lebih kecil dari Qp.

Andaikan terdapat sebanyak t nilai Ri yang

berbeda yang diperoleh dari Persamaan (16)

dan disusun dengan urutan naik menjadi Yi, i

= 0, 1, 2, ..., t ≤ n, dengan Y0 = 0 dan Yt+1 = 1.

Misalkan Ii= [Yi,Yi+1), i = 0, 1, 2, ..., t. Pada

setiap Ii, Gk ditentukan secara unik serta tidak

mengalami perubahan jika RIi. Dengan

demikian, pelanggan j dengan Rj >Yi, maka

jG1, dan jika Rj Yi, maka jG2.

Untuk pelanggan i yang memiliki Ri tak

fisibel (Ri ≤ 0 atau Ri≥ 1) maka pelanggan

tersebut masuk ke dalam kelompok G2 jika

QaiQp, dan ke dalam kelompok G1jika Qp

2Qai + 2Di/C2i.

Dapat ditunjukkan bahwa d2F

2i/dR2 negatif

(lihat Lampiran 9), maka F(R,Qp) yang

terdefinisi pada Ii adalah konkaf, sehingga

) , ( max max ) , (R* Qp i R I F RQp F i ∈ = Contoh Kasus

Misalkan diberikan data yang sama seperti pada Tabel 1. Misalkan penjual menetapkan

titik impas (Q) sebesar 50 unit.

Dengan merujuk prosedur di atas, diperoleh tingkat diskon yang optimum sebesar 0.065 (lihat Lampiran 11).

Tabel 4 Perbandingan keuntungan sebelum dan sesudah penawaran diskon

Tanpa diskon (R=Dengan 0.065, Q=50) Total frekuensi pemesananplgg. 46.8 17.8 Total keuntungan ($) 4580.5 5155.1

Pada Tabel 4, ditunjukkan nilai optimal

penawaran diskon (R=0.065 , Q=50) dan

keuntungan yang diharapkan penjual. Total frekuensi pemesanan berkurang dari 46.8 menjadi 17.8 kali per unit waktu sebagai akibat dari pelanggan yang mengubah ukuran pesanannya menjadi lebih besar karena adanya penawaran diskon tersebut.

Pada Tabel 5, setiap pelanggan merespon penawaran diskon secara optimal. Pelanggan 2, 3, 4, dan 5 memanfaatkan penawaran diskon tersebut dan mendapatkan keuntungan, sementara pelanggan 1 tidak melakukannya. Tabel 5 Ukuran pesanan dan total biaya

inventori pelanggan i

Ukuran pesanan Total biaya

Plgg.

(i) Tanpa

diskon Dengan(R*,Q*) diskon Tanpa Dengan(R*,Q*)

1 10 10 265 265

2 20 85.9 1530 1325

3 22 79.4 1283 1283

4 30 74.8 1045 1042

(18)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari contoh kasus yang diujikan dapat disimpulkan bahwa keuntungan penjual meningkat tanpa membebankan biaya kepada para pelanggannya. Pada fakta tersebut biaya inventori yang dikeluarkan beberapa pelanggan menjadi lebih kecil dibanding dengan kondisi sebelum adanya penawaran diskon. Dengan kata lain penjual dan pelanggan saling berbagi keuntungan.

5.2 Saran

Sebagai saran untuk penelitian lebih lanjut, beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan:

1 Kasus tingkat diskon dan titik impas tidak

ditetapkan.

2 Sistem diskon dengan titik impas tidak

tunggal.

3 Jumlah unit barang diperlakukan sebagai

variabel diskret.

DAFTAR PUSTAKA

Kim KH, Hwang H. 1988. An incremental discount pricing schedule with multiple customers and single price break.

European Journal of Operational Research 35:71-79.

Lewis CJ. 2004. Economic Order Quantity.

[terhubung berkala].

http://fozzy.wvsc.edu/~lewis/handouts/eoq .html [14 Maret 2005].

Purcell J, Varberg D. 1999. Kalkulus dan

Geometri Analitis. Susila IN et al, penerjemah. Jilid 1. Ed. Ke-4. Airlangga. Jakarta.

Setiawan MI. 2002. Analisis Biaya Inventori dan Transportasi pada Network Terkendala [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Thacker RJ. 1978. Accounting Principles.

(19)
(20)

11

Lampiran 1. Penjabaran Persamaan (1)

Total biaya yang dikeluarkan pelanggan untuk Qi≥ Q adalah PQ + P(1–R)(Qi–Q), sehingga

harga barang per unit sama dengan total biaya dibagi ukuran pesanan, Qi.

Dengan demikian diperoleh:

Pi = i i Q Q Q R P PQ+ (1− )( − ) = i i Q Q Q R Q P( +(1− )( − )) = i i Q Q R Q R Q P( +(1− ) −(1− ) ) = i i Q RQ Q Q R Q P( +(1− ) − + ) = i i Q RQ Q R P((1− ) + ) = i i Q PRQ Q R P(1− ) + Pi =P(1−R)+PRQ/Qi, Qi≥ Q.

Lampiran 2 Penjabaran Persamaan (5)

Diketahui untuk Qi < Q,E1i(Qi)=C1iDi/Qi+C2iPQi/2+PDi, maka i ai i ai i i ai iQ C D Q C PQ PD E1( )= 1 / + 2 /2+ .

Dari Persamaan (5) diketahui Qai = 2C1iDi/C2iP, sehingga diperoleh:

i i i i i i i i i i ai i C D C P PD P C P C D C D C Q E = + 2 1 2 + 2 1 1 1 2 / 2 / 2 ) ( i i i i i i i i i i i i i PD P C D C P C P C D C P C D C D C + + = 2 1 2 2 1 2 1 1 / 2 2 / 2 / 2 i i i i i i i i i PD P C D C P C P C D C P C + + = 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 i i i i i PD P C D C P C + = 2 1 2 2 i i i i i PD P C P C D C + = 2 2 2 1 ( ) 2 i i i iDC P PD C + = 2 1 2 . Jadi, E1i(Qai)= 2C1iC2iPDi+PDi.

(21)

12

Lampiran 3 Penjabaran Persamaan (6)

Misalkan Qi yang meminimumkan E2i(Qi) dinotasikan dengan Qbi. Karena

(

)

(

i

)

i P R PRQ Q P = 1− + / untuk Qi Q,maka

(

)

(

i

)

i

(

(

)

i

)

i i i i i i i Q C D Q C P R PRQ Q Q P R PRQ Q D E2( )= 1 / + 2 1− + / /2+ 1− + / i i i i i i i i iD Q C P RQ C PRQ P R D PRQD Q C1 / + 2 (1− ) /2+ 2 /2+ (1− ) + / =

(

i i i

)

i i i i i i iQ C D PRQD Q C P RQ C PRQ P RD E2( )= 1 + / + 2 (1− ) /2+ 2 /2+ (1− ) , sehingga diperoleh

(

)

/ (1 )/2 ) ( 2 2 1 2 C D PRQD Q C P R dQ Q dE i i i i i i i i = + + .

(

)

0 2 ) ( 3 0 1 2 2 2 > + = > i i i i i i i Q PRQD D C dQ Q E d

,∀Qi >0. Jadi E2i(Qi) merupakan fungsi konveks untuk

setiap Qi > 0.

Dengan demikian diperoleh Qbi yang meminimumkan E2i(Qi):

0 ) ( 2 = i i i dQ Q dE

(

)

/ 2 2 (1 )/2 0 1 + + − = − ⇔ CiDi PRQDi Qi C iP R 2 1 2 2 ) 1 ( i i i i i Q PRQD D C R P C= + ⇔

(

)

) 1 ( 2 2 1 2 R P C PRQD D C Q i i i i i + = ⇔

(

)

) 1 ( 2 2 1 R P C D PRQ C Q i i i i + = ⇔ ) 1 ( / ) ( 2 2 1 R C P D PRQ C i i i − + = ) 1 ( / 2 / 2 2 1 R C P PRQD P D C i i i i − + = ) 1 ( 2 / 2 2 2 2 1 R C RQD P C C D C i i i i i i − + = .

Dari Persamaan (4) diketahui Qai2 =2C1iDi/PC2i, sehingga (12 )

2 2 2 R C RQD C Q Q i i i ai bi + = .

Lampiran 4 Penjabaran Persamaan (7)

Dari Lampiran 3 diketahui

(

i i i

)

i i i i i i i Q C D PRQD Q C P RQ C PRQ P RD E2( )= 1 + / + 2 (1− ) /2+ 2 /2+ (1− ) , maka

(

i i i

)

bi i bi i i bi i Q C D PRQD Q C P RQ C PRQ P RD E2( )= 1 + / + 2 (1− ) /2+ 2 /2+ (1− ) , dengan

(

)

) 1 ( 2 2 1 R P C D PRQ C Q i i i bi + = , sehingga diperoleh:

(

)

(

)

(

)

i i i i i i i i i i i i bi i C P R C PRQ P R D D PRQ C R P C R P C D PRQ C PRQD D C Q E /2 /2 (1 ) ) 1 ( 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 ) ( 2 2 1 2 2 1 1 2 + + − + − + − + + =

(22)

13

(

)

(

)

(

)

(

)

i i i i i i i i i i i i i i i bi i D R P PRQ C R P C D PRQ C R P C R P C D PRQ C D PRQ C PRQD D C R P C Q E ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 ) 1 ( ) ( 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 − + + − + − + − + + + − = ⇒

(

)

(

)

i i i i i i i i i i C PRQ P RD R P C D PRQ C R P C R P C D PRQ C R P C ) 1 ( 2 / ) 1 ( 2 2 ) 1 ( ) 1 ( 2 2 ) 1 ( 2 2 1 2 2 1 2 + + − + − + − + − =

(

)

i i i i i i C P R C PRQ P RD D PRQ C R P C /2 (1 ) ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 2 1 2 + + − + − =

(

)

i i i i i i C PRQ P RD R P C D R P C PRQ C ) 1 ( 2 / ) 1 ( ) 1 ( 2 2 2 2 2 1 + + − − + = , sehingga

(

i

)

i i i i bi iQ C PRQC P RD C PRQ P RD E2( )= 2 1 + 2 (1− ) + 2 /2+ (1− ) .

Lampiran 5 Bukti Proposisi 1

• Pertama akan ditunjukkan bahwa Qai Qbi.

P C D C Qai = 2 1i i/ 2i dan Qbi= (2(C1i+RPQ)Di)/(C2iP(1−R)) = (2C1iDi+2RPQDi)/(C2iP(1−R) = 2C1iDi/C2iP(1−R)+2RPQDi/C2iP(1−R) = 2C1iDi/C2iP(1−R)+2RQDi/C2i(1−R). Karena C1i, C2i, P, Q, dan Di bernilai positif,0< R < 1, maka

P C D C1i i/ 2i

2 <2C1iDi/C2iP(1−R). Nilai 2RQDi/C2i(1−R) positif, sehingga

P C D C1i i/ 2i 2 < 2C1iDi/C2iP(1−R)+2RQDi/C2i(1−R). Jadi Qai < Qbi.

Jika R = 0 (tanpa diskon), maka Qai = Qbi. Dengan demikian Qai Qbi

• Misalkan E2i(Qai|Q = Qai) menyatakan fungsi dari E2i(Qai) dengan Q = Qai dan

E2i(Qbi|Q = Qbi) menyatakan fungsi dari E2i(Qbi) dengan Q = Qbi.

Akan ditunjukkan bahwa E2i(Qai|Q = Qai) = E1i(Qai) dan E2i(Qbi|Q = Qbi) = E1i(Qbi).

o Akan ditunjukkan E2i(Qai|Q = Qai) = E1i(Qai):

Dari Lampiran 3 diketahui bahwa

(

i

)

i

(

i

)

i i i i i i iQ C D Q C P R PRQ/Q Q/ P R PRQ/Q D E( )= 1 / + 2 (1 − )+ 2+ (1− ) + , maka i ai ai ai ai ai i ai i i ai ai iQ Q Q C D Q C P R PRQ /Q Q / P R PRQ /Q D E2( = )= 1 / + 2( (1− )+ ) 2+( (1− ) + ) i ai i ai i iD Q C P R PRQ / P R PRD C1 / + 2( (1− )+ ) 2+( (1− ) + ) = i ai i ai i iD Q C PQ / PD C + + = 1 / 2 2 .

Dari Lampiran 2 diketahui E1i(Qai) =C1iDi/Qai+C2iPQai/2+PDi, sehingga

(23)

14

o Akan ditunjukkan E2i(Qbi|Q =Qbi) = E1i(Qbi):

Dengan cara yang sama diperoleh

i i i i i i i i i i Q C D Q C P R PRQ/Q Q/ P R PRQ/Q D E( )= 1 / + 2( (1− )+ ) 2+ (1− ) + ) , sehingga i bi bi bi bi bi i bi i i bi bi iQ Q Q C D Q C P R PRQ /Q Q / P R PRQ /Q D E2( = )= 1 / + 2( (1 − )+ ) 2+( (1− ) + ) i bi i bi i iD Q C P R PRQ / P R PRD C1 / + 2( (1− )+ ) 2+( (1− ) + ) = i bi i bi i iD Q C PQ / PD C + + = 1 / 2 2 .

Dari Lampiran 2 diketahui

E1i(Qbi) =C1iDi/Qbi+C2iPQbi/2+PDi, sehingga E2i(Qbi|Q =Qbi) =E1i(Qbi)

Karena Qai meminimumkan E1i untuk setiap Q dan Qbi meminimumkan E2i untuk setiap Q,

maka:

E1i(Qai) ≤E1i(Qbi) = E2i(Qbi|Q =Qbi), dan E2i(Qbi|Q =Qai)≤ E2i(Qai|Q = Qai)= E1i(Qai) sehingga

E2i(Qbi|Q =Qai)≤ E1i(Qai)≤ E2i(Qbi|Q =Qbi) □

• Akan ditunjukkan E2i(Qbi) monoton naik terhadap Q

Dari Lampiran 4 diketahui

(

i

)

i i i i

bi

iQ C PRQC P RD C PRQ P RD

E2( )= 2 1 + 2 (1− ) + 2 /2+ (1− ) .

Dari Teorema 1 diketahui fungsi f naik pada I jika f′(x)>0untuk semua titik dalam x

dari I, sehingga diperoleh:

(

)

0 2 0 2 1 0 2 2 2 /2 ) 1 ( 2 2 ) 1 ( 2 ) ( > > > + − + − = C PR D R P C PRQ C D R R P C dQ Q dE i i i i i i bi i 0 ) ( 2 >dQ Q dEi bi , artinya E

2i(Qbi) monoton naik terhadap Q

Dengan demikian terdapat Qci dengan QaiQciQbi yang memenuhi E1i(Qai)= E2i(Qbi)

pada saat Q = Qci atau ditulis dengan E1i

( )

Qai =E2i

(

QbiQ=Qci

)

. Akibatnya

 jika Q < Qci maka E1i(Qai) > E2i(Qbi)

 jika Q > Qcimaka E1i(Qai) < E2i(Qbi)□

Nilai Qci diperoleh dengan cara sebagai berikut:

( )

ai i

(

bi ci

)

i Q E Q Q Q E1 = 2 =

(

bi ci

)

i

( )

ai i Q Q Q E Q E2 = = 1i i ci i RPQ C P RD C ) (1 ) ( 2 1 + 2 − ⇔ + C2iRPQci/2 + P(1-R)Di= 2C1iC2iPDi +PDi i i ci i RPQ C P RD C ) (1 ) ( 2 1 + 2 − ⇔ = 2C1iC2iPDi +RPDiC2iRPQci/2 (i)

Dengan menguadratkan kedua ruas Persamaan (i) dan mengatur Qci sedemikian rupa

(24)

15

(

)

2 2 1 ) (1 ) ( 2 ( Ci+RPQci C iPRDi ⇔ =

(

2C1iC2iPDi +RPDiC2iRPQci /2

)

2 i i ci i RPQ C P R D C ) (1 ) ( 2 1 + 2 − ⇔ =2C1iC2iPDi+

(

RPDi

) (

2+ C2iRPQci /2

)

2−RPDiC2iRPQci

(

2

)

(

/2

)

2 C1iC2iPDi RPDiC2iRPQci +

(

)

i i

(

)

i ci i iC P RD C P RRDQ C − + − ⇔2 1 2 21 2 2 1

(

)

2 2 1 2CiC iPDi+ RPDi = i i i ci i i i i i ci i i ci iRPQ R P DC Q C C PD RPD C RPQ C C PD C 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ⎟⎟⎠ − + − ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ci i i ci i i i i i i i iC PD C C PRD C P RDQ C P R DQ C1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 − + − ⇔

(

i

)

i ci i i ci i i i Q C P R DQ RP C RPD PD C C 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 ⎟⎟ − ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + + = i i i ci i i i i i C C PD C RPQ C C PD RPD 2 1 2 2 2 1 2 2 − + ci i i i i ci i i ci i i ci iRP Q C P RDQ C P R DQ C RP C C PD Q C 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 ⎟⎟⎠ − + − ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⇔ i i i i i i iC PRD RPD C C PD C1 2 2 2 1 2 2 + + = 0

(

)

(

)

(

i i i i i i

)

ci ci iRP Q C RP PD PRD C C PD Q C 2 1 2 2 2 2 2 2 2 ⎟⎟⎠ − − + ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⇔

(

2 1 2 + +2 1 2

)

=0 +PDiR CiC i PDiR CiC iPRDi

Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi: 0 2+ + =XQci YQci Z (ii) dengan , ) 2 / ( 0 2 2 > = C RP X i }, 2 2 ){ (C2iRP PDi PRDi C1iC2iPDi Y=− − + ( )

{

(

1

)

2

}

, 0 2 1 0 2 > > + + − − = CiRP RPDi PDi CiCiPDi 0 2 1 2 1 2 2 } 2 { > + + =PDiR CiC i PDiR CiC iPDi Z .

Misalkan Q10 dan Q20 adalah solusi dari (ii) dengan

X XZ Y Y Q 2 4 2 0 2 , 1 =− ± − . Nilai Q10 dan 0 2 Q ada jika Y24XZ0.

(

)

{

}

(

)

(

i

)

{

i i i i i i

}

i i i i i i i PD C C R PD C C R PD RP C PD C C PRD PD RP C XZ Y 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 + + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + − = −

(25)

16

(

C iRP

) (

{

PDi PRDi

)

(

PDi PRDi

)

CiC iPDi CiC iPDi

}

XZ Y2−4 = 2 2 2 − 2+22 − 2 1 2 +2 1 2

(

C2iRP

) (

2 PDiR

)

{

2C1iC2i+PDiR+2 2C1iC2iPDi

}

(

)

(

(

)

(

)

)

⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ + + − + − + + − = i i i i i i i i i i i i i i i i i i PD C C R PD C C R PD PD C C PD C C R PD PRD R D P D P RP C 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4

(

)

(

)

⎪⎭ ⎪ ⎬ ⎫ ⎪⎩ ⎪ ⎨ ⎧ − − + − + + − = i i i i i i i i i i i i i PD C C R R PD C C PD C C R R PD R PD PD PD RP C 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4

(

C iRP

)

PD

{

PDi

(

R

) (

+ − RR

)

CiC iPDi + CiC i

(

R

)

}

= 2 2 4 1 4 2 2 2 1 2 2 1 2 1

(

)

{

4

(

1

) (

41

)

2 2

(

1

)

}

0 0 2 1 2 1 0 2 2 − + − + − > = > > C iRP PD PDi R R CiC iPDi CiC i R .

Dengan demikian Persamaan (ii) mempunyai solusi, yaitu:

X XZ Y Y Q 2 4 2 0 1 − − − = dan X XZ Y Y Q 2 4 2 0 2 − + − = . o Y2−4XZ >0 sehingga Q10<Q20

.

o X XZ Y Y Q 2 4 2 0 2 − + − = X XZ Y X Y Q 2 4 2 2 0 2 − + − = ⇔ . Karena Y < 0, X > 0 dan 0 4 2 XZ> Y , maka 0 2 > − X Y dan 0 2 4 2 > − X XZ Y , sehingga Q20 >0

.

o Misalkan ruas kanan Persamaan (i) ditulis sebagai

2 / 2C1iC2iPDi RPDi C2iRPQci

k= + − (iii)

Misalkan ruas kiri Persamaan (i) ditulis sebagai

i i ci i RPQ C P R D C k= 2( 1 + ) 2 (1− ) i i ci i RPQ C P R D C k2 =2( 1 + ) 2 (1 ) ⇔ i ci i i i iC P R D C P R RQ D C (1 ) 2 (1 ) 2 1 2 − + 2 2 − = (iv)

Sketsa kedua kurva tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.

Persamaan (iii) merupakan persamaan

garis lurus dengan variabel bebas Qci dan variabel

takbebas k yang mempunyai kemiringan negatif

yaitu −C2iRP/2.

Persamaan (iv) merupakan persamaan

parabola dengan variabel bebas Qci yang terbuka

ke arah kanan.

Titik potong kurva (iii) dengan sumbu k

diperoleh dari Qci = 0 ⇒k1= 2C1iC2iPDi +RPDi. k1 0 2 Q 0 1 Q k k2 Qci Pers. (iii) Pers. (iv)

(26)

17

Titik potong kurva (iv) dengan sumbu k diperoleh dari

Qci = 0 ⇒k2 = 2C1iC2iP(1−R)Di . Perhatikan bahwa

(

)

1 2 1 2 2 2 1 2CiC iPDi 2PRDi 2CiC iPDi PRDi k = + + i i i i i i i i iC P R D C C PD C C PRD C k22=2 1 2 (1− ) =2 1 2 −2 1 2 , akibatnya k12>k22.

Karena k1 dan k2 positif maka k1>k2. Persamaan (iii) monoton turun, sedangkan

persamaan (iv) monoton naik sehingga perpotongan kedua kurva tersebut terjadi di sebelah kanan sumbu k. Ini berarti Q10>0

.

Jadi solusi dari Persamaan (1) adalah minimum dari{ , 0}

2 0 1 Q Q , yaitu: ) 2 /( ) 4 ( 2 0 1 Q Y Y XZ X Q = ci = − − − .

Dengan mensubtitusikan kembali , ) 2 / ( 2 2RP C X= i } 2 2 ){ (C2iRP PDi PRDi C1iC2iPDi Y=− − + , dan } 2 2 2 { 1i 2i i 1i 2i i iR C C PDR C C PD PD Z= + + ke dalam persamaan ) 2 /( ) 4 ( Y Y2 XZ X Qci = − − − , diperoleh:

(

)

(

)

(

)

(

(

)

)

(

)

2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 / 2 2 2 2 2 / 4 2 2 2 2 RP C PD C C R PD C C R PD RP C PD C C PRD PD RP C PD C C PRD PD RP C Q i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i i ci + + − + − − ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + − = .

Karena 2C1iDi/C2iP=Qai, maka persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi:

(

)

(

)

(

)

(

)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 / 2 2 2 / 4 2 2 RP C P C Q R PD D P C Q R PD RP C P C Q PRD PD RP C P C Q PRD PD RP C Q i i ai i i i ai i i i ai i i i i ai i i i ci ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + + − + − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − =

(

)

(

)

(

)

(

)

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 / 2 2 2 2 RP C P C Q R PD D P C Q R PD RP C P C Q PRD PD RP C P C Q PRD PD RP C Q i i ai i i i ai i i i ai i i i i ai i i i ci ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + + − + − − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − = ⇒

Gambar

Gambar 1 berikut mengilustrasikan variasi  tingkat persediaan dari model persediaan ini  (notasi  i  = 1, 2, 3, ..., n digunakan untuk  menyatakan perusahaan atau pelanggan i)
Gambar 2 di bawah ini mengilustrasikan  kurva biaya pelanggan i dan  Q i *  yang  bergantung pada posisi antara Q dan Q ci  (lihat  Lampiran 6)
Gambar 3  Kontribusi pelanggan i   terhadap keuntungan penjual (R ditetapkan).
Tabel 2  Perbandingan keuntungan sebelum  dan sesudah  penawaran diskon
+3

Referensi

Dokumen terkait

If you apply the regular version to a paragraph, then select a word in that paragraph and click the B button in the Property Inspector to make that text bold, the web browser won’t

Menurut Sugiyono (2013:199) angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

Provinsi yang mengamalkan perilaku penjarangan dengan efektif adalah Provinsi Maluku dengan

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Inkuiri

Kebutuhan sistem informasi tersebut terkait erat dengan integrasi pembelian, produksi, penjualan, dan penyajian laporan keuangan yang bisa digunakan sebagai acuan

(1) Dana yang digunakan untuk kelancaran penyelenggaraan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dibebankan kepada desa induk untuk Desa

... Dalam hikayat Aceh yang semuanya dalam bentuk puisi, yang ditulis tangan ditulis diatasnya, hal mana menimnulkan satu kesulitan bagi apara penjelidik

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas