• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN KUNCI DETERMINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TUMBUHAN BIJI DI KELAS X SMA NEGERI 8 PONTIANAK SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN KUNCI DETERMINASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TUMBUHAN BIJI DI KELAS X SMA NEGERI 8 PONTIANAK SKRIPSI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN KUNCI DETERMINASI

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TUMBUHAN BIJI

DI KELAS X SMA NEGERI 8 PONTIANAK

SKRIPSI

Oleh :

MELTASARI SULAIMAN

NPM : 111630004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN KUNCI DETERMINASI

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TUMBUHAN BIJI

DI KELAS X SMA NEGERI 8 PONTIANAK

Oleh :

MELTASARI SULAIMAN

NPM : 111630004

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Takutlah kalian terhadap sikap kikir, karena sesungguhnya kikir itu telah membinasakan orang2 sebelum kalian. -HR. Muslim-Kejujuran adalah ketentraman, dan kebohongan adalah kebimbangan. -HR.

Tarmidzi-Kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya mengenai orang yang dipimpinnya. -HR. Bukhari

Muslim-Di antara akhlak seorang mukmin adalah baik dalam berbicara, tekun bila mendengarkan, berwajah ceria, dan menepati janji. -HR.

Ad-Dailami-“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar“

(7)

-PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu”.

(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

Ungkapan Hati

Alhamdulillahirrabbil’alamin….

Sujud syukur hamba atas keberhasilan yang Engkau hadiahkan padaku ya Rabb Tak henti-hentinya aku mengucap syukur pada-Mu ya Rabb. Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW dan para sahabat.

Sebuah langkah usai sudah, satu cita telah ku gapai. Namun....

Itu bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari perjuangan.

Ibu dan Bapak Tercinta

Setulus hatimu Ibu, Searif arahanmu Bapak. Doamu hadirkan keridhaan untukku. Dengan kerendahan hati yang tulus, bersama keridhaan-Mu ya Allah, kupersembahakan karya tulis ini, Bapak (Sulaiman) dan Ibu (Mislia). Mungkin tak dapat selalu terucap, namun hati ini selalu bicara aku sayang kalian.

Orang-orang Spesial Dalam Hidupku

Untuk kakak-kakakku (Suciati dan Thiya), tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, terima kasih atas doa dan bantuan kalian selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.

Untuk yang terkasih (M.I.I), terima kasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga engkau pilihan yang terbaik untuk masa depanku.

(8)

ABSTRAK

MELTASARI SULAIMAN (111630004). Model Inkuiri Terbimbing dengan Kunci Determinasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Tumbuhan Biji di kelas X SMA Negeri 8 Pontianak. Di bawah bimbingan, Pembimbing 1. NURI DEWI MULDAYANTI, M.Pd. dan Pembimbing 2. HANUM MUKTI RAHAYU, M.Sc.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung respon siswa terhadap pembelajaran masih rendah sehingga hasil belajar siswa pada materi tumbuhan biji belum maksimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan dan pengaruh hasil belajar siswa dengan menerapkan model inkuiri terbimbing dengan kunci determinasi dan model konvensional dengan kunci determinasi pada materi tumbuhan biji. Bentuk penelitian yang digunakan adalah quasy exsperimental designdengan rancangan nonequivalent pretest-posttest control group. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, kelas X MIA4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA2 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pengukuran dan observasi langsung. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Hasil uji U Mann-Whitney diperoleh nilai signifikansi 0,000 ˂ 0,05. Hasil perhitungan effect size

(ES) diperoleh nilai effect size (ES) 0,6 (tergolong sedang) dan memberikan pengaruh sebesar 38,2 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing dengan kunci determinasi.

(9)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Model Inkuiri Terbimbing dengan Kunci Determinasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Dunia Tumbuhan di kelas X SMA Negeri 8 Pontianak.

Pada penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu yaitu :

1. H. Helman Fachri, M.M., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak.

2. Dr. Mawardi, M.M., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Arif Didik Kurniawan, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Pontianak, sekaligus Dosen Penguji 1 yang sudah memberikan masukkan dan saran kepada peneliti.

4. Nuri Dewi Muldayanti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran kepada peneliti.

5. Hanum Mukti Rahayu, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar memberikan bimbingan, masukan, kritik dan saran kepada peneliti.

6. Anandita Eka Setiadi, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang sudah memberikan masukkan dan saran kepada peneliti.

7. Hj. Erni Sustiyani, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Pontianak yang telah memberikan izin penelitian ini.

(10)

telah bersedia memberikan ijin penelitian, memberikan semangat, dan pengarahan serta motivasi.

9. Dosen dan staf administrasi Prodi Pendidikan Biologi yang selalu membatu dan memberikan dukungan.

10. Mahasiswa Pendidikan Program Studi Biologi angkatan 2010, 2012, 2013, 2014 dan rekan-rekan seperjuangan angkatan 2011.

11. Serta semua pihak yang turut membantu peneliti baik secara langsung atau tidak langsung.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih belum sempurna. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pontianak, 9 Juli 2015

(11)

DAFTAR ISI

1. Model Inkuiri Terbimbing ...5

2. Media Kunci Determinasi ...6

3. Model Konvensional ...6

4. Hasil Belajar Biologi Dunia Tumbuhan ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8

A. Deskripsi Teori ...8

1. Model Inkuiri Terbimbing ...8

2. Media Kunci Determinasi...12

3. Hasil Belajar ...13

4. Karakteristik Ilmu Biologi ...15

5. Teori Belajar ...16

a. Teori Behavioristik...16

b. Teori Kontruktivisme...17

c. Teori Piaget ...17

d. Teori Ausubel ...18

6. Materi Tumbuhan Biji ...19

a. Ciri-ciri Tumbuhan Biji...19

b. Pengelompokkan Tumbuhan Biji ...20

1). Tumbuhan Biji Terbuka...20

a). KelasCycadinae...20

b). KelasGinkgoinae...20

c). KelasConiferae...21

d). KelasGnetinae...21

2). Tumbuhan Biji Tertutup ...22

(12)

b). Tumbuhan Biji Berkeping Dua (Dikotil) ...23

B. Kerangka Berfikir ...23

C. Hipotesis ...24

BAB III METODE PENELITIAN...25

A. Metode dan Bentuk Penelitian...25

1. Metode Penelitian ...25

C. Waktu dan Tempat ...26

D. Populasi Dan Sampel...26

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...30

1. Teknik Pengumpulan Data ...30

a. Observasi...30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...45

A. Hasil Penelitian...45

1. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar ...45

2. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ...45

a. Uji Normalitas ...46

b. UjiU Mann-Whitney...46

3. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Kunci Determinasi Terhadap Hasil Belajar Siswa dengan Perhitungan Effect Size(ES) ...47

B. Pembahasan ...47

(13)

2. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing dengan Kunci Determinasi

terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Tumbuhan Biji ...51

BAB V PENUTUP...54

A. Kesimpulan...54

B. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA ...55

LAMPIRAN A ...60

LAMPIRAN B ...150

LAMPIRAN C ...174

LAMPIRAN D ...203

LAMPIRAN E ...213

LAMPIRAN F...222

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Cycas rumpii ...20

Gambar 2.2Ginkgo biloba... 21

Gambar 2.3Pinus merkusii... 21

Gambar 2.4Gnetum gnemon... 22

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian...29

Gambar 3.2 Bagan Analisis Data...44

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Persentase Ketidaktuntasan Hasil Belajar Siswa pada Nilai Ulangan Harian Biologi Semester Genap Kelas X SMA

Negeri 8 Pontianak Tahun Ajaran 2013/2014...3

Tabel 2.1. Tahapan Inkuiri Terbimbing ...10

Tabel 3.1. Desain Penelitian ...25

Tabel 3.2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian...26

Tabel 3.3. Hasil Validasi perangkat dan instrumen pembelajaran...32

Tabel 3.4. Nilai Minimum CVR ...34

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Item Soal ...35

Tabel 3.6. Nilai Koefisien Reliabilitas ...37

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal...37

Tabel 3.8. Hasil Uji Daya Beda Item Soal ...39

Tabel 3.9. Hasil Uji Derajat Kesukaran Item Soal...40

Tabel 3.10. Tabel Interpretasi Cohen’s...43

Tabel 4.1. Data Nilai Rata-rataPretest,Posttest, dan Nilaigain...45

Tabel 4.2. Uji Statistik Normalitas NilaigainKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...46

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A ...60

Lampiran A-1 Hasil Wawancara Dengan Guru Biologi ...60

Lampiran A-2 Hasil Wawancara dengan Siswa...61

Lampiran A-3 Data Nilai UTS Siswa Kelas X SMA N 8 Pontianak...63

Lampiran A-4 PerhitunganUji Barlet...67

Lampiran A-5 RPP Eksperimen...75

Lampiran A-6 RPP Kontrol ...90

Lampiran A-7 Kisi-kisi SoalPretest...104

Lampiran A-8 SoalPretest...109

Lampiran A-9 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran SoalPretest...117

Lampiran A-10 Kisi-kisi SoalPosttest...118

Lampiran A-11 SoalPosttest...123

Lampiran A-12 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran SoalPosttest...131

Lampiran A-13 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...132

Lampiran A-14 Pedoman Penskoran dan Kunci Jawaban LKS...139

Lampiran B...150

Lampiran B-1 Lembar Validasi CVR Telaah RPP Kelas Eksperimen ...150

Lampiran B-2 Lembar Validasi CVR Telaah RPP Kelas Kontrol...151

Lampiran B-3 Lembar Validasi CVR Telaah SoalPretest...152

Lampiran B-4 Lembar Validasi CVR Telaah SoalPosttest...154

Lampiran B-5 Lembar Validasi CVR Telaah LKS...156

Lampiran B-6 Surat Keterangan Validator ...157

Lampiran B-7 Lembar Observasi Kelas Eksperimen...162

Lampiran B-8 Lembar Observasi Kelas Kontrol ...168

Lampiran C...174

Lampiran C-1 Tabel Hasil Validasi Uji SoalPretest...174

Lampiran C-2 Tabel Hasil Validasi Uji SoalPosttest...175

Lampiran C-3 Tabel Hasil Reliabilitas Uji SoalPretest...176

Lampiran C-4 Perhitungan Reliabilitas SoalPretest...177

Lampiran C-5 Tabel Hasil Reliabilitas Uji SoalPosttest...178

Lampiran C-6 Perhitungan Reliabilitas SoalPosttest...179

Lampiran C-7 Tabel Hasil Daya Beda Uji SoalPretest...180

Lampiran C-8 Tabel BA,BB,PA,PB, dan D SoalPretest...181

Lampiran C-9 Tabel Pemberian Interprestasi Terhadap D SoalPretest...182

Lampiran C-10 Tabel Hasil Daya Beda Uji SoalPosttest...183

Lampiran C-11 Tabel BA,BB,PA,PBdan D SoalPosttest...184

Lampiran C-12 Tabel Pemberian Interprestasi Terhadap D SoalPosttest...185

Lampiran C-13 Tabel Hasil Derajat Kesukaran Uji SoalPretest...186

Lampiran C-14 Tabel Interprestasi Derajat Kesukaran SoalPretest...187

Lampiran C-15 Perhitungan Derajat Kesukaran SoalPretest...188

(17)

Lampiran C-17 Tabel Interprestasi Derajat Kesukaran SoalPosttest...190

Lampiran C-18 Perhitungan Derajat Kesukaran SoalPosttest...191

Lampiran C-19 Tabel Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen...192

Lampiran C-20 Tabel Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol ...193

Lampiran C-21 Uji Statistik Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...194

Lampiran C-22 Uji StatistikU Mann-Whitney...197

Lampiran C-23 PerhitunganEffec Size(ES) Hasil Belajar ...198

Lampiran C-24 Tabel Daftar Nilai LKS Kelas Eksperimen ...199

Lampiran C-25 Tabel Daftar Nilai LKS Kelas Kontrol...201

Lampiran D ...203

Lampiran D-1 Surat Keterangan Observasi SMA N 8 Pontianak...203

Lampiran D-2 Surat Ijin Uji Soal di SMA N 2 Pontianak ...204

Lampiran D-3 Surat Ijin Penelitian di SMA N 8 Pontianak ...206

Lampiran D-4 Surat Keterangan Uji Soal ...208

Lampiran D-5 Surat Keterangan Penelitian ...211

Lampiran E...213

Lampiran E-1 Dokumentasi Uji Soal SMA N 2 Pontianak ...213

Lampiran E-2 Dokumentasi Kelas Eksperimen ...214

Lampiran E-3 Dokumentasi Kelas Kontrol ...219

Lampiran F ...222

Lampiran F-1 Lembar Jawaban Siswa Uji SoalPretest...222

Lampiran F-2 Lembar Jawaban Siswa Uji SoalPosttest...223

Lampiran F-3 Lembar Jawaban SoalPretestKelas Eksperimen...224

Lampiran F-4 Lembar Jawaban SoalPosttestKelas Eksperimen ...225

Lampiran F-5 Lembar Jawaban SoalPretestKelas Kontrol ...226

Lampiran F-6 Lembar Jawaban SoalPosttestKelas Kontrol ...227

Lampiran F-7 Hasil LKS Kelas Eksperimen ...228

Lampiran F-8 Hasil LKS Kelas Kontrol ...242

Lampiran G ...250

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan seorang pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu harapan, yaitu mendapatkan hasil belajar yang baik. Mencapai keberhasilan tersebut diperlukan seorang pendidik yang mengerti tentang pembelajaran yang disampaikan pada peserta didik. Menurut Hamzah dan Nurdin (2013: 75), keberhasilan pencapaian komponen satu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Pembelajaran sains biologi merupakan proses belajar yang menyangkut hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya maka proses belajar selalu berhubungan dengan aktivitas dunia nyata. Sehingga terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan lingkungannya, dengan demikian siswa mampu memecahkan persoalan biologi di lingkungannya. Mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran seorang siswa perlu memiliki motivasi untuk belajar, selain motivasi siswa, guru juga memiliki peran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini yang membuat guru harus lebih bisa menggunakan atau memilih model pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami suatu materi pembelajaran. Menurut Rohim, dkk (2012: 197), pembelajaran sains akan lebih baik jika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah secara kontruktif untuk menumbuhkan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi permasalahan, menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan tentang alam, perubahan pada alam akibat aktivitas manusia.

(19)

2

Dunia tumbuhan (plantae). Materi dunia tumbuhan terdiri atas enam sub materi yaitu ciri umum tumbuhan, tumbuhan lumut (bryophyta), tumbuhan paku (pterydophyta), tumbuhan biji (spermatophyta), peranan tumbuhan bagi kehidupan, dan menghayati dan mengamalkan sikap kepedulian terhadap dunia tumbuhan. Secara umum ketiga sub materi tersebut memiliki konsep yang saling berkaitan.

Materi dunia tumbuhan merupakan materi yang memiliki sub materi yaitu salah satunya adalah tumbuhan biji. Tumbuhan biji ini banyak memiliki konsep yang harus dipahami terutama pada saat pengklasifikasian. Materi ini dapat dipelajari dengan mudah jika materi ini disajikan dengan menggunakan media yang tepat. Salah satu media yang digunakan yaitu kunci determinasi. Kunci determinasi menyediakan berbagai konsep-konsep ciri-ciri dari tumbuhan karena di dunia ini tidak akan ada benda yang identik kemiripanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Purnamasari, dkk (2012: 104) yang menyatakan kunci determinasi merupakan media yang digunakan dalam proses identifikasi suatu makhluk hidup yang beraneka ragam.

(20)

3

TABEL 1.1: Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Ulangan Harian Semester Genap Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak TahunAjaran 2013/2014

Materi Pelajaran Persentase (%)

Tuntas (T) Tidak Tuntas (TT)

Fungi 67 % 33 %

Dunia Tumbuhan 23 % 77 %

Dunia Hewan 79 % 21 %

Ekologi 80 % 20 %

Lingkungan 70 % 30 %

Sumber : Dokumentasi guru mata pelajaran biologi

Berdasarkan tabel 1.1 dijelaskan terdapat beberapa materi pada semester genap untuk kelas X. Salah satunya adalah materi dunia tumbuhan yang memiliki persentase siswa tidak tuntas terbesar yaitu 77 %. Hal ini disebabkan pada saat guru menjelaskan materi kurangnya keterlibatan siswa. Materi dunia tumbuhan juga merupakan materi yang banyak pengelompokkannya yang tidak di mengerti oleh siswa.

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan memilih model dan media yang tepat. Salah satu model yang dianggap memungkinkan adalah menggunakan model pembelajaran inkuiri karena siswa dapat menemukan konsep sendiri tentang konsep yang dipelajari dan siswa akan dapat memahami ilmu tersebut akan bertahan lama hal ini sesuai dengan pernyataan Rizema (2013: 91). Menurut Purnamasari dkk, (2012: 104) alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan kunci determinasi sebagai media pembelajaran inkuiri pada saat mengidentifikasi pengelompokkan tumbuhan.

(21)

4

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas X pada materi tumbuhan biji yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing berbantukan kunci determinasi dengan model konvensional berbantukan kunci determinasi ?

2. Berapa besar pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantukan kunci determinasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Pontianak ?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan hasil belajar siswa kelas X pada materi tumbuhan biji yang diajar menggunakan model inkuiri terbimbing berbantukan kunci determinasi dengan model konvensional berbantukan kunci determinasi.

2. Besar pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantukan kunci determinasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 8 Pontianak. D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Manfaat Teoritis

Secara teori diharapkan penelitian ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantukan kunci determinasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi dan dapat meningkatkan kerja sama siswa.

b. Bagi Guru

(22)

5

c. Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menjadi referensi bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan gambaran yang sama terhadap penulis dan pembaca dalam memahami istilah yang digunakan dan dilakukan dalam penelitian ini. Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Model Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola pembelajaran kelas. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran kelompok dimana siswa diberi kesempatan untuk berfikir mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok atau pasangannya, hal ini mengacu pendapat Ambasari, dkk (2013 : 83).

Menurut Setiawan (2013: 303 ) Inkuiri memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah ditulis di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.

b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam merumuskan hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan penyelidikan.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menetukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan digunakan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

d. Guru membimbing siswa untuk memperoleh informasi melalui percobaan.

(23)

6

2. Media Kunci Determinasi

Determinasi tumbuhan merupakan proses dalam menentukan nama atau jenis tumbuhan secara spesifik. Determinasi bertujuan untuk mendapatkan suatu spesies spesifik mungkin dan tepat sasaran, karena dalam proses pemanfaatannya, tumbuhan memiliki berbagai jenis varietas yang kadang membingungkan. Penggunaaan kunci determinasi dalam pembelajaran memiliki keunggulan karena mengembangkan daya kreativitas dan penalaran siswa, memotivasi siswa untuk belajar dan memudahkan siswa memahami, membandingkan dan menganalisis materi yang sedang dipelajari.

3. Model Konvensional

Model Konvensional dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru SMA Negeri 8 Pontianak. Model konvensional yang sering digunakan oleh guru biologi adalah metode ceramah dan diskusi. Menurut Hamdayama (2014: 132) metode diskusi memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi. b. Guru menjelaskan materi secara keseluruhan.

c. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan materi atau kasus yang diberikan.

d. Guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi.

e. Sumber masalah (guru, siswa atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan.

f. Siswa diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan. g. Sumber masalah memberikan tanggapan.

h. Moderator menyimpulkan hasil diskusi. 4. Hasil Belajar Biologi Materi Dunia Tumbuhan

(24)

7

(25)

55

DAFTAR PUSTAKA

Agustanti T. H. (2012). Implementasi Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1 (1): 17-20.

Alhaddad Idrus. (2012). Penerapan Teori Perkembangan Mental Piaget Pada Konsep Kekekalan Panjang. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 1 (1): 31- 44.

Ambasari Wiwin, dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Dasar Pada Pelajaran Biologi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi.5 (1): 81-95.

Amiruddin, dkk. (2010). Sistem Pembelajaran Berbasis Ltsa Materi Gelombang Dan Sifat-Sifatnya Dengan Metode Problem Solving. Jurnal Teknologi Informasi. 6 (1): 47-55.

Andarini Tri, dkk. (2012). Pembelajaran Biologi Menggunakan CTL (Contextual Teaching And Learning) Melalui Media Flicharth Dan Vidio Ditinjau Dari Kemampuan Verbal Dan Gaya Belajar.Jurnal Inkuiri. 1 (2): 93-104. Aunurrahman. (2008). Belajar Dan Pembelajaran Memadukan Teori-teori

Klasik Dan Pandangan-pandangan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Arikunto Suharsimi. (2009).Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asyhar Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Atiqah Nur. (2013). Hubungan Antara Keterampilan Dasar Guru Dalam Mengajar Dengan Hasil Belajar Pkn Siswa.Jurnal Ppkn Unj Online. 1 (2): 1-14.

Azizah Nur. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Di Smk Wongsorejo Gombong.Jurnal Penelitian. 1-12.

(26)

56

Chawla Jaya. (2014). Effect Of Teaching Through Concept Mapping On Achievement In Chemistry Of IX Graders. Excellence International Journal Of Education And Research.2(3): 264-272.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.

Dwi Endah Yuniyanti. (2012). Pembelajaran Kimia Menggunakan Inkuiri Terbimbing Dengan Media Modul Dan E Learning Ditinjau Dari Kemampuan Pemahaman Membaca Dan Kemampuan Berpikir Abstrak. Jurnal Inkuiri. 1 (2): 112-120.

Hamdani. (2011).Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hamdayama Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Hamzah B, dan Nurdin Mohamad. (2013). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah dan Cucu suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Adiatama.

Harsono Beni, dkk. (2009). Perbedaan Hasil Belajar Antara Metode Ceramah Konvensional Dengan Ceramah Berbantuan Media Animasi Pada Pembelajaran Kompetensi Perakitan Dan Pemasangan Sistem Rem.Jurnal PTM. 9 (2): 72-79.

Haryono. (2013).Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Kepel Press.

Hasruddin. (2009). Peran Multi Media Dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal Tabularasa PPS Unimed.6 (2): 149-160.

Kamelia. (2003). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 5 (7): 147-160.

Kurniawan A. D. (2013). Metode Inkuiri Terbimbing Dalam Pembuatan Media Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Siswa SMP.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2 (1): 8-11. Lawshe, C,H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity.

Purdue University: Personnel Psychology,inc.

(27)

57

Marnoko. (2011). Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Hasil Belajar Ekonomi Mahasiswa Fe Unpab.Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. 4 (2): 613-632. Mat Zurainu Jasin. (2012). Keberkesanan Model Konstruktivisme Lima Fasa

Needham Dalam Pengajaran Komsas Bahasa Melayu. Jurnal Pendidikan Bahasa Melayu. 2 (1): 79-92.

Meidawati Yenny. (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Inkuiri Tebimbing Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 1 (2): 1-10.

Mulyaningsih Endang. (2012).Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Ngasarotur Laela Risfiqi Khotimah. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 4 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Fisika Muhammadiyah Metro. 3 (1): 64-72.

Nugroho Sugeng, dkk. (2012). Pembelajaran Ipa Dengan Metode Inkuiri Terbimbing Menggunakan Laboratorium Riil Dan Virtuil Ditinjau Dari Kemampuan Memori Dan Gaya Belajar Siswa.Jurnal Inkuiri. 1 (3): 235-244.

Nurhayati Nunung. (2013). Biologi Untuk SMA / MA Kelas X Peminatan. Bandung: Yrama Widya.

Purnamasari Herni. (2012). Kunci Determinasi Dan Flashcard Sebagai Media Pembelajaran Inkuiri Klasifikasi Makhluk Hidup Smp. Unnes Science Education Journal.1 (2): 104-110.

Purwanto. (2011).Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Pusung Supit. (2012). Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Ipa Dengan Menggunakan Alat Ipa Sederhana Di Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 1 (1): 1-9.

Rizema Sitiatava Putra. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.

(28)

58

Sabri Ahmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar dan Microteacing. Ciputat Quantum Teaching.

Setiawan Dhidik. (2013). Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Di Smkn 3 Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. 2 (1): 301-309.

Shoimin Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: KDTS.

Silalahi Rensus. (2011). Kontribusi Model Pembelajaran Kontekstual Tipe Inkuiri Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Edisi Khusus. 1 (1): 134-143.

Siregar Syofian. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS.Jakarta : Kencana.

Sudjana Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sukamsyah Sabmei. (2011). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dengan Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing Tipe A Pada Konsep Kalor Siswa Kelas Vii Smp N 5 Seluma.Jurnal Exacta. 9 (1): 38-44.

Sulistyarsi Ani. (2010). Penggunaan Media Herbarium Dan Insectarium Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan. 2 (1): 2-92.

Sunaryo, Yoni. (2014). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa SMA Di Kota Tasikmalaya.Jurnal Pendidikan dan Keguruan. 1 (2): 41-51.

Susanto Ahmad. (2014). Teori Belajar & Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

(29)

59

Sutrisno Leo. (2008). Review Literatur Pendidikan IPA SD. pontianak : FKIP UNTAN.

Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trinurhayati. (2014). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Benda dan Sifatnya Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Model Pembelajaran

Inquiry Terbimbing Kelas IV SD Inpres Igio Kecamatan Moutong. Jurnal Kreatif Tadulako Online. 1 (2): 9-23

Gambar

TABEL 1.1: Persentase Hasil Belajar Siswa Pada Ulangan Harian SemesterGenap Kelas X SMA Negeri 8 Pontianak TahunAjaran 2013/2014

Referensi

Dokumen terkait

Pe- maknaan terhadap sumber daya alam yang dimili- ki, tata cara pengelolaan serta tujuan dari pengelo- laan sumber daya alam, serta apa yang dihasilkan sumber daya tersebut

Menurut hasil wawancara awal dengan guru pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Kartasura, siswa dapat dikatakan mandiri apabila mampu berdiri

dalam keadaan fati dan baqi'-nya itu menunjukkan keadaan bersatu dengan A1lah.23 Dari sini kemudian Abfi Yazid menganslap dirinva relah bersatu dengan Tuhan,

Apalagi Undang-undang sudah dengan sangat tegas memberikan ancaman hukuman yang terberat yaitu hukuman mati kepada siapa saja yang melakukan tindak pidana korupsi

Eksistensi klausul Force Majeure dalam akad Mura>bah}ah ini menjadi sangat dibutuhkan sebab ia akan menjadi dasar bagi kedua belah pihak apabila terjadi hal yang

sementara SBU dan IUJK tahun 2007 belum dimiliki oleh badan usaha jasa konstruksi (BUJK) dalam jumlah yang layak untuk dapat dilakukan kompetisi, maka Menteri Pekerjaan Umum

Dari penghitungan tersebut telah diperoleh beberapa hasil yaitu mengenai waktu, kecepatan., penurunan benang, debit udara dan daya yang digunakan dalam mesin tenun selama

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi.. Program