• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dekan FF UNAIR Tanggapi Maraknya Peredaran Obat Ilegal di Online Shop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dekan FF UNAIR Tanggapi Maraknya Peredaran Obat Ilegal di Online Shop"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Dekan FF UNAIR Tanggapi

Maraknya

Peredaran

Obat

Ilegal di Online Shop

UNAIR NEWS – “Belilah obat di apotek!” Itulah pernyataan yang

terlontar dari Dekan Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt., ketika menanggapi maraknya peredaran – termasuk penjualan – obat-obatan via dalam jaringan (online, -red).

Seperti yang diketahui, tak sedikit akun di media sosial yang banyak menjual produk farmasi jenis obat dalam, khususnya obat peninggi dan pelangsing badan, hingga penambah stamina. Penjualan tersebut bukan berarti tak laris, karena ada pula pelanggan yang benar-benar membeli dan mengonsumsi obat dalam tersebut.

Mengutip Tempo.co, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dibantu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah mengidentifikasi 214 laman yang digunakan dalam penjualan dan peredaran obat ilegal. Sedangkan, pada tanggal 30 Mei – 7 Juni 2016, telah disita 1.312 barang farmasi ilegal, termasuk yang palsu dengan nilai ekonomi lebih dari Rp 56 miliar.

Ditemui UNAIR NEWS (23/9), Umi menjelaskan bahwa pengertian produk ilegal dan palsu itu sendiri masih membingungkan. Meski demikian, Umi menggarisbawahi bahwa pemalsuan produk farmasi itu didasari motif ekonomi semata.

“Palsu itu kriterianya banyak. Pabrik obat itu diberi kewenangan untuk memproduksi obat jenis tertentu. Nah, yang membuat tidak punya ijin untuk itu. Kedua, pada kemasan tertulis kandungan sekian milligram, tapi ternyata kandungannya bisa kurang atau lebih dari itu. Rentang yang namanya palsu itu luas. Ada pula yang antara kemasan dengan isinya tidak sama, seperti vaksin. Masyarakat memalsu itu

(2)

karena aspek ekonomi. Mereka hanya ingin untung,” terang Umi. Ia menyayangkan hal itu terjadi begitu marak, karena produk farmasi seperti obat-obatan tidak sama dengan komoditas lainnya seperti makanan. Oleh karena itu, ia menyarankan pihak terkait untuk memperbaiki pengelolaan obat.

“Harus ada apoteker. Namun, sistem itu belum sepenuhnya berjalan. Tidak semua apotek ada apotekernya. Sumber daya mumpuni bernama apoteker ini belum disebar merata,” tutur Dekan FF UNAIR. Selain pemerataan apoteker, Umi menyarankan agar pemerintah juga harus membenahi pengawasan industri farmasi baik kecil maupun menengah.

Terkait dengan peredaran dan penjualan obat ilegal yang marak di daring, ia mempertanyakan legalitas atau surat ijin yang dimiliki penjual dan pengedar. Pasalnya, di apotek resmi, pihak apoteker dan asisten apotekerlah yang bertanggung jawab atas penjualan obat. Untuk itu, Umi menyarankan agar masyarakat langsung membeli obat di apotek resmi.

“Maka belilah obat di tempat yang ada penanggung jawabnya. Toko obat itu juga ada penanggung jawabnya, apoteker dan asisten apoteker. Makanya yang dijual di toko obat belum tentu sama dengan yang di apotek. Beli obat-obatan keras pasti ada di apotek karena ada penanggung jawabnya,” tegas pengajar “Pharmaceutical Management in Health System” di FF UNAIR itu. Dalam kaitannya dengan sumber daya apoteker yang berkualitas, Umi mengatakan bahwa mahasiswa FF UNAIR saat perkuliahan sudah dibekali dengan banyak mata kuliah dan praktikum dalam penjaminan mutu. “Itu sudah dikenalkan sejak semester satu, sehingga unsur ketelitian, kehati-hatian, sudah disiapkan dengan detail. Kurikulumnya memang mengarah ke sana,” tutur Umi. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

(3)

Pengmas FF UNAIR, Membangun

Masyarakat Sehat bersama

Apoteker

UNAIR NEWS – Sudah dua tahun ini, sivitas akademika Fakultas

Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) menjalankan program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di wilayah Bangkalan, Pamekasan, dan Sidoarjo. Dimulai sejak tahun 2014 hingga sekarang, pengmas tersebut merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis FF UNAIR ke-53.

Menurut Dekan FF UNAIR Dr. Dra. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt, program tersebut melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen seluruh departemen. Kelima departemen itu adalah Farmakognosi dan Fitokimia, Farmasetika, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, dan Kimia Farmasi.

“Dengan adanya program ini, kami berharap masyarakat bisa mengatasi permasalahannya sendiri terkait barang-barang dan produk kefarmasian,” terang Umi.

Program “Membangun Masyarakat Sehat bersama Apoteker” itu terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatannnya cukup variatif. Masyarakat diberi penyuluhan tentang zat-zat tambahan yang aman pada makanan, seperti pewarna, dan pemanis buatan. Selain itu, ada juga kegiatan menanam tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan warga setempat, seperti pembuatan jamu dan masker.

“Kami juga mengajari bagaimana masyarakat menyimpan obat dengan benar. Bagi mereka yang memiliki sakit kronis, misalnya, mereka kan selalu menyetok obat-obatan di rumah. Karena obat ini kan menyimpannya tidak boleh sembarangan.

(4)

Jadi, selama disimpan juga harus dijaga stabilitasnya,” imbuh Umi.

Setiap daerah memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Di Pamekasan dan Bangkalan, sivitas FF lebih spesifik tentang pengelolaan obat. “Masyarakat Madura itu unik, ya. Uniknya, ya sudah obat ditaruh di tempat-tempat yang sembarang karena juga terkendala bahasa. Sehingga, kami menganggap literasi kesehatan relatif bermasalah di sana,” tutur Umi. Kunjungan ke Pamekasan sendiri dilakukan pada Minggu (4/9) lalu.

Dari penyuluhan tersebut, masyarakat merespon dengan baik. “Sejauh ini, progresnya positif. Masyarakat sudah mengetahui caranya bikin jamu sendiri, mulai cara merebus, menyalakan api, termasuk pancinya. Minimal itu yang sudah diketahui masyarakat. Tujuannya, adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri. Mereka juga mengetahui cara menyimpan obat dengan benar,” tutur Umi.

Dalam menjalankan program itu, pimpinan FF UNAIR bekerja sama dengan RSUD Bangkalan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Ikatan Apoteker Indonesia cabang Pamekasan. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan

Pagelaran Airlangga Sumbaga

Wiratama Raih Sukses Besar di

TMII

UNAIR NEWS – Pagelaran wayang orang (WO) Pancagatra Nararya

(5)

meraih sukses besar, di Gedung Pewayangan Kautaman TMII Jakarta, Minggu (25/9) petang. Pagelarang yang diprakarsai Dr. Sri Teddy Rusdy, SH., M.Hum., alumni S1 Fakultas Hukum dan S2 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga ini, didedikasikan untuk almamaternya, Universitas Airlangga, sebagai pertama kali ia menempuh ilmu di dunia pendidikan.

Tolok ukur sukses itu dilihat dari pemirsa yang hadir dan memadati gedung. Diantara pemirsa itu ada mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Menteri Perindustrian Ir. Hartarto, pengurus Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia) dan pengurus PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), tokoh masyarakat dan masyarakat pecinta seni.

Dari jajaran UNAIR hadir Rektor Prof. Dr. Moh Nasih, MT., SE., Ak., MCA, beberapa dekan dan wakil dekan, tokok IDI dr. Ario Djatmiko, Sp.B-(Onk). Dari jajaran alumni UNAIR, ada Ketua IKA UNAIR Drs. Ec. Haryanto Basyuni, Drs. Ec. Mustofa (KAP dan penulis buku “Branding Kantor Akuntan”), Drs. Mashariono, MBA., Drs. Ec. Pribadi “Diar”, dan puluhan alumni UNAIR di Jakarta.

Mengapa mengangkat lakon “Prabu Airlangga?”. Ditegaskan oleh Dr. Sri Teddy Rusdy, karena di eranya, Airlangga merupakan raja pembaharu yang disegani diantara raja-raja di Asia Tenggara. Kemudian sebagai penggiat kebudayaan, lebih khusus tentang wayang sebagai kesenian asli Indonesia yang adiluhung dan edipeni, kesenian ini bahkan sudah diakui UNESCO sebagai World Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. ”Karena itu saya memilih ’Airlangga’ yang saya tuangkan dalam karya naskah pewayangan ini. Hal ini sekaligus untuk menggali dan mengeksplorasi narasi besar kebudayaan bangsa Indonesia sebagai maha karya warisan sejarah dunia,” tulis Dr. Sri Teddy Rusdy, yang dalam pagelaran ini sebagai penulis naskah sekaligus pemrakarsa.

(6)

SIVITAS Universitas Airlangga diantaranya Rektor, Wakil Rektor, beberapa dekan dan tokoh alumni, bersama mantan Wapres Try Sutrisno dan pemeran Prabu Airlangga. (Foto: Pribadi IKA-UA)

Kedepan, kata pendiri Senawangi ini, naskah “Airlangga” ini akan dikembangkan menjadi gelaran wayang kulit untuk durasi semalam suntuk. Hal ini tidak lain untuk mengangkat kebesaran Airlangga sebagai raja yang dikagumi dan berwibawa pada jamannya.

”Disini kami sejatinya berharap agar putera-puteri terpilih alumni Universitas Airlangga dapat menjadi Airlangga-Airlangga baru yang tersebar di seluruh Nusantara, bahkan dunia. Jayalah Airlangga,” tandas Sri Teddy Rusdy, yang pernah menyumbangkan satu kotak komplit wayang kulit (Wayang Purwa) kepada Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR.

Pagelaran “Airlangga Sumbaga Wiratama” ini didukung 28 pemain dan disutradarai oleh Ali Marsudi, S.Sn., yang sekaligus memerankan tokoh Prabu Airlangga. Mereka memainkan berbagai karakter tokoh, misalnya Narotama, Prabu Udayana, Prabu Dharmawangsa, Mpu Baradha, Mahendradatta, dsb. Musiknya ditangani oleh Untoro, S.Sn bersama 19 pengrawitnya. Sedang Ki Edi Sulistiyono, S.Sn., M.Hum sebagai dalangnya. Tim artistik digarap oleh Agus Linduaji. Selain itu juga didukung Teater

(7)

Wayang Indonesia dan Yayasan Kertagama. (*) Penulis : Bambang Bes

Kuliah Santai tapi Serius

tentang Hukum Laut

UNAIR NEWS – Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum

Universitas Airlangga menggelar kuliah tamu. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (Arbitral Tribunal) atas Sengketa Laut Tiongkok Selatan dalam Perspektif UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982.” Kuliah tamu diselenggarakan pada Selasa (27/9) di Aula Boedi Soesetjo FH UNAIR.

Narasumber yang dihadirkan dalam kuliah tamu adalah Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, SH., MA., Sekretaris Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Damos, sapaan akrabnya, mengawali kuliah dengan memaparkan awal mula terjadinya sengketa Laut China Selatan yang terjadi pada 2012. Dilanjutkan dengan poin-poin mengenai gugatan Filiphina terhadap Tiongkok ke Arbitral Tribunal UNCLOS Under Annex VII pada tahun 2013, serta pembahasan tentang keputusan final dari Mahkamah Arbitrase Internasional.

Damos menjelaskan, keputusan tribunal sifatnya tidak memaksa tetapi mengikat. Artinya, mau tidak mau kedua belah pihak harus menyetujui meskipun sebenarnya ada keputusan yang tidak menguntungkan. “Jadi, mau tidak mau mereka harus setuju meskipun keputusan tersebut terkadang tidak menguntungkan. Ibaratnya mau nggak mau ya harus mau,” tutur Damos.

(8)

Berbicara mengenai perairan Indonesia, tak ada lagi permasalahan mengenai klaim batas laut. Artinya, klaim atas batas laut di wilayah Indonesia sudah diakui. “Ibarat orang, Indonesia itu sudah ijab Kabul,” imbuh Damos.

Kuliah tamu kali ini diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Hukum Laut, Penyelesaian Sengketa Internasional, dan Hukum Internasional. Kuliah tamu tentang hukum laut berjalan santai namun serius sehingga mahasiswa terlihat antusias. Buktinya, tak sedikit dari mereka yang mengajukan pertanyaan. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Berkat Semangat Orang Tua,

Ika Meylan Wisudawan Terbaik

S2 FKM

UNAIR NEWS – Mengukur kondisi bahaya di lingkungan kerja yang

berasal dari faktor fisik dan kelelahan dari para pekerja, menjadi fokus penelitian tesis Wisudawan Terbaik S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Ika Meylan Christina Harahap. Ia sukses menyelesaikan studi dengan memperoleh IPK nyaris sempurna, yaitu 3.98.

Penelitian yang dilakukan fokus pada faktor fisik dan kelelahan berdasarkan dua indikator, yaitu sensitivitas dan spesifisitas. Dengan tesisnya itu, ia memberikan gambaran umum jenis pekerjaan dan alat ukur asam laktat apa yang cocok bagi pekerja. Tesis dengan judul “Pengaruh Paparan Faktor Fisik Terhadap Kelelahan pada Para Pekerja di Bagian Weaving dan

(9)

Office PT. X Surakarta” ini akhirnya mengantarkan Ika menjadi wisudawan terbaik September 2016.

“Semuanya itu tidak ada yang sempurna. Tapi saya selalu berusaha melakukan apapun dengan cara sesempurna mungkin,” sebuah prinsip yang selalu Ika pegang selama menjalani studi sejak masih menempuh studi Sekolah Menengah Atas sampai dengan perolehan gelar magister.

Mahasiswa kelahiran 18 Mei ini mengaku, kuliah itu tidak lain merupakan ‘seni’ menguji kesabaran dan keuletan mahasiswa. Berdasarkan pengalaman yang ia peroleh dari mengikuti profesional penggerak K3 bernama Health Safety Environment (HSE) Indonesia wilayah Jawa Timur, mengajarkan Ika cara belajar bernegoisasi dan melakukan pendekatan ke perusahaan. Selain memunculkan motivasi dari diri sendiri, dukungan orangtua merupakan motivasi terbesar yang sangat berpengaruh baginya.

Mahasiswa yang pernah mendapatkan pendanaan dari Kopertis Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) saat masih studi S-1 tersebut, sekarang tergabung dalam Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3) Surabaya.

“Yang sangat memotivasi saya selama ini tidak lain adalah orang tua. Ibaratnya kita diberi gaji secara cuma-cuma tiap bulan dan tugas kita hanya untuk belajar. Hanya dengan cara seperti ini saya dapat membalas dengan menjadi putri kebanggaan orang tua saya,” ucapnya. (*)

Penulis: Disih Sugianti Editor: Binti Q Masruroh.

(10)

Bermanfaat untuk Sesama,

Cita-cita Miranti, Wisudawan

Terbaik FST UNAIR

UNAIR NEWS – Miranti Puspitasari, M.Si patut berbangga. Kerja

kerasnya dalam mendalami ilmu Kimia jenjang pendidikan S2 (Master) di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga mengantarkannya sebagai wisudawan terbaik periode September 2016. Ia meraih IPK 3,95.

Berangkat dari keinginan awal yang sangat idealis, yakni mengembangkan kesejahteraan sesama manusia melalui riset, Miranti semakin menyadari tentang perlunya ilmu kimia untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat industri. Sehingga tekadnya semakin bulat untuk mendalami riset tentang kimia tersebut.

“Kesuksesan seorang manusia tidak hanya diukur melalui materi, namun juga seberapa besar sumbangsihnya bagi kesejahteraan manusia lainnya,” katanya kepada UNAIR News.

Bidang biokimia yang ia tekuni di FST UNAIR memang sedikit menyimpang dari yang ditekuninya pada studi S1-nya, yakni kimia anorganik. Namun ia tetap menunjukkan hasil cemerlang dalam penelitian untuk tesisnya yang berjudul “Deteksi Gen dan Uji Aktivitas Enzim Katabolik dari Actinobacillus sp. P3(7) terhadap substrat hidrokarbon”. Penelitian itu mengkaji kemampuan bakteri hidrokarbon oklastik dalam mendegradasi senyawa-senyawa hidrokarbon.

Penelitian dengan menggunakan isolat bakteri itu, awalnya cukup menyulitkan. Ia perlu beberapa kali mengulang metode untuk meremajakan bakteri agar sesuai dengan kondisi suhu ruang, hal itu karena pada saat penelitian, perubahan suhu di Surabaya sempat ekstrim. Tentu saja berpengaruh pada proses penumbuhan bakteri dan mengakibatkan bakteri tidak dapat hidup

(11)

dan berkembang dengan baik. Namun dengan kesabaran dan keuletannya, ia bisa melalui semua itu.

Kedisiplinan mengatur waktu, semangat, penuh tanggungjawab, dan ikhlas, adalah kunci suksesnya. Namun diatas semua itu, ibadah dan memohon kepada Tuhan YME adalah yang utama. Ditambah dengan dukungan orangtua dan teman-teman, membuat Miranti ingin memberikan hasil yang terbaik ini. Meski juga aktif dalam kegiatan non-akademik, toh ia tetap berprestasi. “Kewajiban utama mahasiswa adalah belajar, namun akan lebih baik jika mahasiswa juga meluangkan waktu mengikuti kegiatan kampus yang bermanfaat seperti organisasi, olahraga, relawan, atau kegiatan kerohanian. Karena belajar berkomunikasi dengan baik didapatkan saat kita sering berinteraksi dengan masyarakat luas,” pungkas Miranti, meyakinkan. (*)

Penulis; Okky Putri Rahayu Editor: Bambang ES

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dari hatilah timbul segala keinginan baik jahat maupun baik. Bahkan seorang Teolog bernama Yohanes Calvin juga mengatakan bahwa kehidupan manusia

Kedua, norma dapat menjadi pengendali sosial antar pedagang dalam berperilaku dan dapat menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah atau konflik yang muncul antar

memvonis orang lain keluar dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam masalah- masalah furu termasuk bid'ah dan penyimpangan yang tidak boleh dilakukan.. Sikap seperti itu sangat

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh jumlah colony bee (individu) terhadap solusi terbaik dan pengujian untuk mengetahui pengaruh banyaknya

Untuk memperbaiki tingkat kecerahan kontras citra, beberapa metode telah dilakukan seperti Fast Hue and Range Preserving Histogram Equalization Specification yang meliputi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Seminar nasional ini adalah seminar yang mengungkapkan dunia pendidikan di bidang akademik dan soft skill dan lainnya yang merupakan sarana bagi mahasiswa untuk

 Induk ikan nilem jantan yang matang gonad digunakan spermanya untuk menguji keberhasilan ginogenesis (apakah dengan sperma ikan lain, ginogenesis juga dapat terjadi tanpa