• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vertigo (BPPV)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vertigo (BPPV)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. PENDAHULUPENDAHULUANAN

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek, yang sering digamarkan seagai rasa Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek, yang sering digamarkan seagai rasa

erputar, rasa oleng, tak stail !giddiness, unsteadiness" atau rasa pusing !di##iness". Deskripsi keluhan terseut erputar, rasa oleng, tak stail !giddiness, unsteadiness" atau rasa pusing !di##iness". Deskripsi keluhan terseut penting diketahui agar tidak

penting diketahui agar tidak dika$aukan dengan nyeri kepala atau se%algi, dika$aukan dengan nyeri kepala atau se%algi, terutama karena di kalangan a&amterutama karena di kalangan a&am kedua istilah terseut !pusing dan

kedua istilah terseut !pusing dan nyeri kepala" sering digunakan se$ara ergantian.'nyeri kepala" sering digunakan se$ara ergantian.'

Vertigo erasal dari ahasa latin (ertere yang artinya memutar, merujuk pada sensasi erputar sehingga Vertigo erasal dari ahasa latin (ertere yang artinya memutar, merujuk pada sensasi erputar sehingga

mengganggu rasa keseimangan seseorang, umumnya diseakan oleh gangguan pada sistim keseimangan. mengganggu rasa keseimangan seseorang, umumnya diseakan oleh gangguan pada sistim keseimangan. )eragai ma$am de%enisi (ertigo dikemukakan oleh anyak penulis, tetapi yang

)eragai ma$am de%enisi (ertigo dikemukakan oleh anyak penulis, tetapi yang paling tua dan paling tua dan sampai sekarangsampai sekarang nampaknya anyak dipakai adalah yang dikemukakan oleh *o&ers pada tahun '+-

nampaknya anyak dipakai adalah yang dikemukakan oleh *o&ers pada tahun '+- yaitu setiap gerakan atauyaitu setiap gerakan atau rasa !erputar" tuuh penderita atau

rasa !erputar" tuuh penderita atau oyekoyek di sekitar penderita yang ersangkutan dengan kelainanoyekoyek di sekitar penderita yang ersangkutan dengan kelainan keseimangan.',/

keseimangan.',/

Vertigo posisi paroksismal jinak !VPP0" atau diseut j

Vertigo posisi paroksismal jinak !VPP0" atau diseut j uga )enign Paro1ysmal Positional Vertigo !)PPV" adalahuga )enign Paro1ysmal Positional Vertigo !)PPV" adalah gangguan keseimangan peri%er yang sering dijumpai. *ejala

gangguan keseimangan peri%er yang sering dijumpai. *ejala yang dikeluhkan adalah (ertigo yang datang yang dikeluhkan adalah (ertigo yang datang tiatia tia pada peruahan posisi

tia pada peruahan posisi kepala. Vertigo pada )PPV termasuk (ertigo peri%er karena kelainannya terdapatkepala. Vertigo pada )PPV termasuk (ertigo peri%er karena kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu

pada telinga dalam, yaitu pada sistem (estiularis. )PPV pertama kali dikemukakan oleh )arany pada tahunpada sistem (estiularis. )PPV pertama kali dikemukakan oleh )arany pada tahun '/'. 2arakteristik nistagmus dan (ertigo erhuungan dengan posisi dan

'/'. 2arakteristik nistagmus dan (ertigo erhuungan dengan posisi dan menduga ah&a kondisi ini terjadimenduga ah&a kondisi ini terjadi akiat gangguan otolit.-,3,4

akiat gangguan otolit.-,3,4 II.

II. EPIDE5I6L6EPIDE5I6L6*I*I

)enign Paro1ysmal Potitional Vertigo !)PPV" adalah gangguan keseimangan peri%er yang sering dijumpai, kira )enign Paro1ysmal Potitional Vertigo !)PPV" adalah gangguan keseimangan peri%er yang sering dijumpai, kira kira '78 kasus per '77.777 penduduk, dan leih anyak pada perempuan serta usia tua !4'48 tahun". 0arang kira '78 kasus per '77.777 penduduk, dan leih anyak pada perempuan serta usia tua !4'48 tahun". 0arang ditemukan pada orang erusia dia&ah -4

ditemukan pada orang erusia dia&ah -4 tahun yang tidak memiliki ri&ayat $edera kepala. 9,8tahun yang tidak memiliki ri&ayat $edera kepala. 9,8 III. ANA:65I DAN ;I<I6L6*I ALA: 2E<EI5)AN*AN

III. ANA:65I DAN ;I<I6L6*I ALA: 2E<EI5)AN*AN  Alat (estiuler !alat keseim

 Alat (estiuler !alat keseimangan" terletak di telinga dalam !lairin", terlindung oleh tulang yang paling kerangan" terletak di telinga dalam !lairin", terlindung oleh tulang yang paling kerasas yang dimiliki oleh tuuh. Lairin

yang dimiliki oleh tuuh. Lairin se$ara umum adalah telinga dalam, tetapi se$ara umum adalah telinga dalam, tetapi se$ara khusus dapat diartikanse$ara khusus dapat diartikan seagai alat keseimangan. Lairin terdiri atas lairin tulang dan lairin memran. Lairin memran terletak seagai alat keseimangan. Lairin terdiri atas lairin tulang dan lairin memran. Lairin memran terletak dalam lairin tulang dan

dalam lairin tulang dan entuknya hampir menurut entuk lairin tulang. Antara lairin memran dan lairinentuknya hampir menurut entuk lairin tulang. Antara lairin memran dan lairin tulang terdapat perilim%a, sedang endolim%a terdapat di dalam lairin memran. )erat jenis $airan endolim%a leih tulang terdapat perilim%a, sedang endolim%a terdapat di dalam lairin memran. )erat jenis $airan endolim%a leih tinggi daripada $airan perilim%a.

tinggi daripada $airan perilim%a. Ujung sara% (estiuler erada dalam lairin Ujung sara% (estiuler erada dalam lairin memran yang terapung dalammemran yang terapung dalam perilim%a, yang erada dalam lairin

perilim%a, yang erada dalam lairin tulang. <etiap lairin tulang. <etiap lairin terdiri dari - kanalis semisirkularis !kss", yaitu kssterdiri dari - kanalis semisirkularis !kss", yaitu kss hori#ontal !lateral", kss anterior !superior" dan kss posterior !in%erior". <elain

hori#ontal !lateral", kss anterior !superior" dan kss posterior !in%erior". <elain - kanalis ini terdapat - kanalis ini terdapat pula utrikuluspula utrikulus dan sakulus. +,,'7

dan sakulus. +,,'7

2eseimangan dan orientasi tuuh se=seorang 2eseimangan dan orientasi tuuh se=seorang terhadap lingkungan di sekitarnya tergantung pada

terhadap lingkungan di sekitarnya tergantung pada input sensorik dari reseptor (esti=uler di lairin, input sensorik dari reseptor (esti=uler di lairin, organ (isualorgan (isual dan propriosepti%. *aungan

dan propriosepti%. *aungan in%ormasi ketiga reseptor sensorik terseut akan in%ormasi ketiga reseptor sensorik terseut akan diolah di diolah di <<P<<P, sehingga, sehingga menggam=arkan keadaan posisi tuuh pada saat itu.

(2)

Lairin terdiri dari lairin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan pelearan lairin memran yang terdapat dalam (estiulum lairin tulang. Pada tiap pelearannya terdapat makula utrikulus yang di dalamnya terdapat selsel reseptor keseimangan. Lairin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelearan yang er=huungan dengan utrikulus, diseut ampula. Di dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari selsel reseptor keseimangan dan seluruhnya tertutup oleh suatu sustansi gelatin yang diseut kupula. +,,'7

*erakan atau peruahan kepala dan tuuh akan menimulkan perpindahan $airan endolim%a di lairin dan selanjutnya silia sel ramut akan menekuk. :ekukan silia menyeakan permeailitas memran sel eruah, sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyeakan terjadinya proses depolarisasi dan akan merangsang pelepasan neurotransmiter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui sara% a%eren ke pusat keseimangan di otak. <e&aktu erkas silia terdorong ke arah erla&anan, maka terjadi hiperpolarisasi. +,'7

6rgan (estiuler er%ungsi seagai transduser yang menguah energi mekanik akiat rangsangan otolit dan gerakan endolim%a di dalam kanalis semisirkularis menjadi energi iolistrik, sehingga dapat memeri in%ormasi mengenai peruahan posisi tuuh akiat per$epatan linier atau per$epatan sudut. Dengan demikian dapat memeri in%ormasi mengenai semua gerak tuuh yang sedang erlangsung.+

<istem (estiuler erhuungan dengan sistem tuuh yang lain, sehingga kelainannya dapat menimulkan gejala pada sistem tuuh ersangkutan. *ejala yang timul dapat erupa (ertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung erupa radikardi atau takikardi dan pada kulit reaksinya erkeringat dingin.+

IV. E:I6L6*I

Penyea utama )PPV pada orang di a&ah umur 47 tahun adalah $edera kepala. Pada orang yang leih tua, penyea utamanya adalah degenerasi sistem (estiuler pada telinga tengah. )PPV meningkat dengan semakin meningkatnya usia.

'-V. PA:6;I<I6L6*I

Patomekanisme )PPV dapat diagi menjadi dua, antara lai n > ? :eori @upulolithiasis

Pada tahun '9/ Horald <$hukne$ht mengemukakan teori ini untuk menerangkan )PPV. Dia menemukan partikelpartikel aso%ilik yang erisi kalsiurn karonat dari %ragmen otokonia !otolith" yang terlepas dari ma$ula utri$ulus yang sudah erdegenerasi, menernpel pada permukaan kupula. Dia menerangkan ah&a kanalis semisirkularis posterior menjadi sensiti% akan gra(itasi akiat partikel yang melekat pada kupula. Hal ini analog dengan keadaan enda erat diletakkan di pun$ak tiang, oot ekstra ini menyeakan tiang sulit untuk tetap stail, malah $enderung miring. Pada saat miring partikel tadi men$egah tiang ke posisi netral. Ini digamarkan oleh nistagmus dan rasa pusing ketika kepala penderita dijatuhkan ke elakang posisi tergantung !seperti pada tes Di1Hallpike". 2<< posterior eruah posisi dari in%erior ke superior, kupula ergerak se$ara utrikulo%ugal, dengan demikian timul nistagmus dan keluhan pusing !(ertigo". Perpindahan partikel otolith terseut

memutuhkan &aktu, hal ini yang menyeakan adanya masa laten seelum timulnya pusing dan nistagmus. 3,9,'3,'4

(3)

? :eori @analithiasis

:ahun'+7 Epley mengemukakan teori $analithiasis, partikel otolith ergerak eas di dalam 2<<. 2etika kepala dalam posisi tegak, endapan partikel ini erada pada posisi yang sesuai dengan gaya gra(itasi yang paling a&ah. 2etika kepala direahkan ke elakang partikel ini erotasi ke atas sarnpai  77 di sepanjang lengkung 2<<. Hal ini menyeakan $airan endolim%e mengalir menjauhi ampula dan menyeakan kupula memelok !de%le$ted", hal ini menimulkan nistagmus dan pusing. Pemalikan rotasi &aktu kepala ditegakkan kernali, terjadi pemalikan pemelokan kupula, mun$ul pusing dan nistagmus yang ergerak ke arah erla&anan. 5odel gerakan partikel egini seolaholah seperti kerikil yang erada dalam an, ketika an ergulir, kerikil terangkat seentar lalu jatuh kemali karena gaya gra(itasi. 0atuhnya kerikil terseut memi$u organ sara% dan

menimulkan pusing. Dianding dengan teori $upulolithiasis teori ini leih dapat menerangkan keterlamatan BdelayB !laten$y" nistagmus transient, karena partikel utuh &aktu untuk mulai ergerak. 2etika mengulangi manu(er kepala, otolith menjadi tersear dan semakin kurang e%ekti% dalam menimulkan (ertigo serta nistagmus. Hal inilah yag dapat menerangkan konsep kelelahan B%atigailityB dari gejala pusing. 3,9,'3,'4 VI. DIA*N6<I<

 A. Anamnesis

Pasien iasanya mengeluh (ertigo dengan onset akut kurang dari '7/7 detik akiat peruahan posisi kepala. Posisi yang memi$u adalah eralik di tempat tidur pada posisi lateral, angun dari tempat tidur, melihat ke atas dan elakang, dan memungkuk. Vertigo isa diikuti dengan mual. 9

). Pemeriksaan %isis

Pasien memiliki pendengaran yang normal, tidak ada nistagmus spontan, dan pada e(aluasi neurologis normal.9 Pemeriksaan %isis standar untuk )PPV adalah Di1Hallpike. @ara melakukannya seagai erikut >-,4

 Pertamatama jelaskan pada penderita mengenai prosedur pemeriksaan, dan (ertigo mungkin akan timul namun menghilang setelah eerapa detik.

 Penderita didudukkan dekat agian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke elakang -7o C 37o, penderita diminta tetap memuka mata untuk melihat nistagmus yang mun$ul.

 2epala diputar menengok ke kanan 34o !kalau 2<< posterior yang terliat". Ini akan menghasilkan kemungkinan agi otolith untuk ergerak, kalau ia memang sedang erada di 2<< posterior.

 Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita, penderita direahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat periksa.

 Perhatikan mun$ulnya nistagmus dan keluhan (ertigo, posisi terseut dipertahankan selama '7'4 detik.  2omponen $epat nistagmus harusnya upet !ke arah dahi" dan ipsilateral.

 2emalikan ke posisi duduk, nistagmus isa terlihat dalam arah yang yang erla&anan dan penderita mengeluhkan kamar erputar ke arah erla&anan.

 )erikutnya maneu(er terseut diulang dengan kepala menoleh ke sisi kiri 34o dan seterusnya

Pada orang normal nistagmus dapat timul pada saat gerakan pro(okasi ke elakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus. Pada pasien )PPV setelah pro(okasi ditemukan nistagmus yang timulnya lamat,  37 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit ila seanya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi leih dari satu

(4)

menit, iasanya serangan (ertigo erat dan ti mul ersamaan dengan nistagmus.-VII. DIA*N6<I< )ANDIN*

? Vestiular Neuritis

Vestiular neuronitis penyeanya tidak diketahui, pada hakikatnya merupakan suatu kelainan klinis di mana pasien mengeluhkan pusing erat dengan mual, muntah yang heat, serta tidak mampu erdiri atau erjalan. *ejalagejala ini menghilang dalam tiga hingga empat hari. <eagian pasien perlu dira&at di Fumah <akit &rtuk mengatasi gejala dan dehidrasi. <erangan menyeakan pasien mengalami ketidakstailan dan

ketidakseimangan selama eerapa ulan, serangan episodik dapat erulang. Pada %enomena ini iasanya tidak ada peruahan pendengaran.

? Lairintitis

Lairintitis adalah suatu proses peradangan yang meliatkan mekanisme telinga dalam. :erdapat eerapa klasi%ikasi klinis dan patologik yang ereda. Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supurati%. Lairintitis toksik akut diseakan suatu in%eksi pada struktur didekatnya, dapat pada telinga tengah atau

meningen tidak anyak edanya. Lairintitis toksik iasanya semuh dengan gangguan pendengaran dan %ungsi (estiular. Hal ini diduga diseakan oleh produkproduk toksik dari suatu in%eksi dan ukan diseakan oleh organisme hidup. Lairintitis supurati% akut terjadi pada in%eksi akteri akut yang meluas ke dalam struktur struktur telinga dalam. 2emungkinan gangguan pendengaran dan %ungsi (estiular $ukup tinggi. Gang terakhir, lairintitis kronik dapat timul dari eragai sumer dan dapat menimulkan suatu hidrops endolim%atik atau peruahanperuahan patologik yang akhirnya menyeakan sklerosi lairin. 

? Penyakit 5eniere

Penyakit 5eniere adalah suatu kelainan lairin yang etiologinya elum diketahui, dan mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran, tinitus, dan serangan (ertigo. :erutama terjadi pada &anita de &asa. Pato%isiologi > pemengkakan endolim%e akiat penyerapan endolim%e dalam skala media oleh stria (askularis terhamat.

5ani%estasi klinis > (ertigo disertai muntah yang erlangsung antara '4 menit sampai eerapa j am dan

erangsur memaik. Disertai pengurnngan pendengaran, tinitus yang kadang menetap, dan rasa penuh di dalam telinga. <erangan pertama heat sekali, dapat disertai gejala (egetati% <erangan lanjutan leih ringan meskipun %rekuansinya ertamah. '9

VIII. PENA:ALA2<ANAAN

Penatalaksanaan utama pada )PPV adalah manu(er untuk mereposisi deris yang terdapat pada utrikulus. Gang paling anyak digunakan adalah manu(er seperti yang diperlihatkan pada gamar di a&ah. 5anu(er mungkin diulangi jika pasien masih menunjukkan gejalagejala. )one (irator isa ditempatkan pada tulang mastoid selama manu(er dilakukan untuk menghilangkan deris. 9

Pasien digerakkan dalam 3 langkah, dimulai dengan posisi duduk dengan kepala dimiringkan 34o pada sisi yang memi$u. !'" pasien diposisikan sama dengan posisi Hallpike sampai (ertigo dan nistagmus mereda. !/" kepala pasien kemudian diposisikan sealiknya, hingga telinga yang terkena erada di atas dan telinga yang tidak terkena erada di a&ah. !-" seluruh adan dan

(5)

kepala kemudian dialikkan menjauhi sisi telinga yang terkena pada posisi lateral dekuitus, dengan posisi &ajah menghadap ke a&ah. !3" l angkah terakhir adalah mendudukkan kemali pasien dengan kepala ke arah yang erla&anan pada langkah '.9

6perasi dilakukan pada sedikit kasus pada pasien dengan )PPV erat. Pasien ini gagal erespon dengan manu(er yang dierikan dan tidak terdapat kelainan patologi intrakranial pada pemeriksaan radiologi. *angguan )PPV diseakan oleh respon stimulasi kanalis semisirkuler posterior, ner(us ampullaris, ner(us (estiuler superior, atau $aang utama ner(us (estiuler. 6leh karena itu, terapi edah tradisional dilakukan dengan transeksi langsung ner(us (estiuler dari %ossa posterior atau %ossa medialis dengan menjaga %ungsi pendengaran.9

I. PF6*N6<I<

Prognosis setelah dilakukan @FP !$analith repositioning pro$edure" iasanya agus. Femisi dapat terjadi spontan dalam 9 minggu, meskipun eerapa kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengoatan tingkat rekurensi sekitar '7/4. 3

Referensi

Dokumen terkait

ahasis/a mampu menerti dan memahami tentan ara menidenti+ikasi ahasis/a mampu menerti dan memahami tentan ara menidenti+ikasi tumor anas pada tuba dan

Selain it!, hernia !mbilialis berkembang ketika intra abdominal mengalami  pert!mb!han tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat ses!at! &#34;ang berat, pada saat b!ang

[r]

Dari gambaran penelitian diatas, maka dapat dilakukan proses klasifikasi lovebird dengan beberapa tahap, yaitu prapengolahan yang merubah citra RGB menjadi citra

Alel l yang mengekspresikan rambut panjang memiliki frekuensi alel sangat rendah pada populasi kucing di Jakarta Timur, yaitu 10.5%, namun alel ini merupakan alel baru yang

Susenas menghasilkan beragam statistik lintas sektor meliputi: partisipasi sekolah dan kemampuan membaca dan menulis untuk bidang pendidikan; gangguan kesehatan, pemanfaatan

Pendekatan model sosial terhadap misteri Trinitas memperlihatkan kepada kita bahwa Pribadi- Pribadi ilahi tidak pernah terisolasi (menyendiri), tetapi selalu berada dalam jalinan

- Proses stemming dokumen teks berBahasa Indonesia menggunakan Algoritma Porter membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan stemming menggunakan Algoritma Nazief