Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005 ISSN 0854 - 5561
VERIFIKASI METODE STEP DAN KONTINIUS UNTUK
PENENTUAN KAPASITAS PANAS MENCCUNAKAN
THERMAL ANAL YZER
Jan Setiawan, Aslina Br. Ginting, Sutri Indaryati
ABSTRAK
Selama ini metode pengujian kapasitas panas dengan Differential Scanning Calorimeter (DSC) dilakukan menggunakan metode per.gujian dari fabrikan Setaram Perancis. Sedangkan menurut sistem mutu SNI 17025 setiap pengujian harus menggunakan metode yang valid. Untuk mengetahui bahwa metode pengujian yang diberikan oleh Setaram telah valid, telah dilakukan verifikasi metode tersebut dengan menggunakan metode ASTM No E-399-402/1992 dan E-1269-1990 dan menggunakan bahan standar
Certificate Reference Material (CRM) Sn, Pb, Zn dan AI. Analisis kapasitas panas dilakukan dengan menggunakan metode step dan metode kontinius pad a temperatur 30°C hingga 450°C dengan laju pemanasan 5°C/men it. Hasil analisis menunjukkan bahwa metode step dan kontinius riari Setaram telah valid untuk pengukuran kapasitas panas standar Pb, Zn dan AI, karena mempunyai standar deviasi, presisi dan akurasi memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Sedangkan analisis kapasitas panas standar Sn belum valid karena besaran standar deviasi, presisi dan akurasi tidak memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Berdasarkan uji F diperoleh hasil bahwa penggunaan metode step dan kontinius untuk analisis kapasitas panas tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Dari hasil analisis diatas kemudian dihitung ketidakpastian pengukuran kapasitas panas Sn, Pb, Zn dan AI dan diperoleh hasil masing-masing sebesar
9,273; 2,597; 4,54; dan 1,423 J/moloC.
Kata Kunc; : DSC, CRM, Validas; Metode
PENDAHULUAN
Metode pengujian kapasitas panas menggunakan alat DSC selama ini dilakukan dengan menggunakan metode uji yang diberi-kan oleh fabridiberi-kan SET ARAM Perancis dengan penyimpangan pengukuran yang masih dapat diterima sebesar 10% [1]. Sedangkan menurut sistem mutu SNI-17025, laboratorium pengu-jian dalam mengoperasikan suatu peralatan harus menggunakan metode pengukuran yang valid berdasarkall parameter-parameter unjuk kerja yang memenuhi persyaratan, operator yang qualified dan alat yang terkalibrasil2] Dalam melakukan validasi suatu metode pengujian maka prosedur yang digunakan harus dapat te!1elusur ke satuan internasional, misalnya prosedur dari ASTM atau dengan cara menggunakan CRM (Certificate
190
Reference Material) dan atau mengacu kepada
bahan acuan yang bersertifikat. Untuk mengetahui bahwa metode uji yang diberikan oleh fabrikan SET ARAM telah valid maka dilakukan langkah verifikasi metode tersebut dengan menggunakan metode ASTM E-1269-1990 serta mengacu kepada bahan standar yang bersertifikat yaitu Sn,Pb,Zn dan AI dengan kemurnian 99,999% [3.4]. HasH verifikasi metode tersebut dinyatakan valid bila mana telah memenuhi beberapa parameter antara lain parameter konfirmasi identitas, simpangan baku, daerah linearitas pengukuran, presisi , akurasi, ketidakpastian pengukuran dan
recovery. Pad a tulisan ini hanya dilakukan perhitungan terhadap empat parameter yaitu simpangan baku , presisi , dan akurasi seperti yang di peroleh dari besaran ASTM diatas
ISSN 0854 - 5561
dengan besaran masing-masing adalah standar deviasi 2,99, presisi 9,8 % , dan akurasi 98,2 % [5,6] serta besar ketidakpastian pengukuran kapasitas panas,
Metode pengujian kapasitas panas yang diacu dari ASTM dilakukan pad a tem-perature operasi 600aC, dengan laju pemanas-an !ebih kecil 20aC/menit, dengan berat sampel 120 mg dalam gas Nitrogen. Sedang-kan metode dari Setaram menggunakan dua metode yaitu metode step dan metode kontinius. Metode step menggunakan rentang temperatur pengukuran dari 30aC hingga 450aC, laju pemanasan 5aC/menit, jumlah step pengukuran 20 step, temperatur mula-mula =
30aC , temperatur akhir = 450aC , dan waktu tunda (delay) untuk satu step = 600 detik, Sedangkan metodb kontinius dilakukan dengan menetapkan suatu temperatur program rentang pengukuran dari 30aC hingga 450aC, temperatur mula-mula = dari 30aC , temperatur akhir 450aC dan laju pemanasan 5aC/menit tanpa waktu tunda dalam media gas Argon.
Kedua metode tersebut dilakukan tiga langkah pengukuran dengan krusibel yang sama yaitu:
1. Pengukuran Blankoo-Blankoo, pengukuran 2 buah krusibel kosong 2. Pengukuran Blanko- Standar A1203,
pengukuran
1
buah krusibel kosong dan krusibel yang berisi sampel standar AI203 yang telah diketahui nilai kapasitas panasnya dari sertifikat.3.
Pengukuran Blanko-Sampel Unknown ,pengukuran
1
buah krusibel kosong dan krusibel yang berisi sampel Unknownyang belum diketahui nilai kapasitas panasnya.
Dr.lri kedua metode diatas diharapkan diperoleh besaran kapasitas panas dari sampel yang diukur adalah sama, karena dalam mela-kukan suatu pengujian, personel laboratorium dapat menggunakan metoda dan prosedur yang berbeda tetapi rentang nilai benar kapasitas panas tersebut berada didalam pengukuran terse but. Untuk membuktikan hasil analisiskapasitas panas menggunakan meto-de step dan kontinius adalah sama maka pada
Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005
pengujian ini dilakukan analisis kapasitas panas sampel standar Sn,Pb,Zn~an AI dengan repeatability 3x, dan dila'njutkan dengan analisis uji bed a (uji F). Hasil kapasitas panas yang diperoleh dibandingkan dengan kapasitas panas bahan standar yang bersertifikat[3j . Selanjutnya data tersebut dievaluasi untuk menentukan standar deviasi, besar penyimpangan (%) atau besar presisi dan akurasinya yang bertujuan untuk memverifikasi kedua metode tersebut berda-sarkan besaran yang telah ditetapkan oleh ASTM yang diacu.15,6,7,6j
TEORI
Suatu metode pengujian harus divalidasi apabila metode tersebut baru dikembangkan untuk suatu permasalahan yang khusus dan yang kedua adalah apabila metode yang selama ini sudah rutin digunakan dalam suatu laboratorium berubah presisi dan akurasinya dengan waktu sehingga nilai benar dari analisis terse but telah berubah. Beberapa cara yang dilakukan untuk melakukan validasi metode antara lain dengan membandingkan hasil pengukuran dari metode yang akan divalidasi dengan suatu metode lain menggunakan Certified Reference Material (CRM) dan cara yang kedua adalah membandingkan metode yang akan di validasi terhadap metode lain yang sudah tervalidasi (misalnya : ASTM dan standard lainnya). Beberapa prosedur yang dilakukan untuk memvalidasi suatu metode antara lain:
1. Konfirmasi identitas , untuk meyakinkan kepada analis kimia bahwa hasil pengukuran hanya berasal dari sampel yang dianalisis bukan dari senyawa lain atau campuran sarppel dengan senyawa lain.
2. Limit dete~si dan Limit kuantisasi,
Limit deteksi (LoD) adalah kosentrasi terendah dalam suatu sampel yng masih dapat terdeteksi oleh suatu alat. Besar limit deteksi biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata blankoo +
3
S, dimana S adalah standar deviasi (simpangan baku) dari blanko.METODELOGI PENELITIAN
1. Peralatan : DSC'92
4.
Ketidakpastian Pengukuran
merupakan
suatu
parameter
untuk
menetapkan...
rentang
pengukuran
yang
didalamnya
diperkirakan ada nilai benar yang diukur.
Ketidakpastian suatu pengukuran sangat
penting diketahui oleh semua pihak.yang
bekerja
di
laboratorium
terutama
dalam
pengolahan data
untuk meilgetahui apakah
hasil yang diperoleh berada dalam rentang
pengukuran yang diterima atau ditolak.
3. Tat:! Kerja
Analisis
kapasitas
panas
dengan
metode
step
untuk
satu
sampel
standar
dilakukan dengan tiga langkah pengukuran
dengan
cara
mengukur
krusibel
blankoo-blankoo, blanko- std
AI203dan blanko-sampel
Sn (Tin) seberat 120 mg. Krusibel
blankoo-blankoo
dimasukkan
kedalam
tungku
pemanas DSC, kemudian dialiri dengan gas
Argon dengan laju alir 1 mbar/detik. Krusibel
blankoo-blankoo dipanaskan di dalam tungku
DSC dari temperatur 30°C hingga 200°C
dengan laju pemanasan 5°C/men dan waktu
tunda selama 600 detik. Setelah dilakukan
pemanasan
terhadap
blankoo-blankoo
kemudian
dilakukan
pemanasan
lanjut
terhadap krusibel blanko- std
AI203dan
blanko-sampel Sn (Tin). Hasil dari ketiga pengukuran
blankoo-blankoo, blanko- std
AI203dan
blanko-sampel Sn (Tin) kemudian dievaluasi sehingga
diperoleh
besaran
aliran
panas
yang
menyatakan besarnya
panas yang diserap
sampel Sn (Tin) atau kapasitas panas sampel
Sn (Tin) sebagai fungsi temperatur. Hal yang
sama dilakukan terhadap sampel Pb, Zn, dan
AI
dengan
masing
masing
temperatur
pemanasan secara berurutan 300°C, 405 °C,
dan 450°C. Dengan menggunakan temperatur
program dengan sampel yang sama juga
dilakukan
pengujian kapasitas panas dengan
menggunakan metode kontinius tanpa
waktu-: CRM Sn, Pb, Zn dan AI
2. Bahan
82
=
I(x-~Y
n-l
Gambar-l: Akurasi tinggi ; Presisi 1 Gambar-2: Akurasi rendah ; Presisi tinggiSedangkan
Limit
kuantisasi
(LoO)
biasanya disebut limit pelaporan adalah
kosentrasi terendah dari suatu sampel
yang dapat ditentukan dengan
besar
presisi dan akurasi yang dapat diterima.
.- SesCi;
liiilit kuantisasi biasanya dinyatakan
dengan nilai rata-rata blankoo
+10 S.
3.
Presisi dan Akurasi
Presisi
atau kecermatan menunjukkan
besarnya fluktuasi dari hasil penentuan
yang
berulang
kali
(repeatability),sedangkan
akurasi
atau
ketepatan
menunjukkan seberapa jauh suatu analisis
menyimpang
dari
harga
sebenarnya
(standar). Suatu metode dapat mempunyai
kecermatan
yang
tinggi
(reproducible)tetapi diragukan ketepatannya, sebaliknya
mungkin
suatu
metode
mempunyai
kecermatan kurang baik namun metode
tersebut
mernpunyai
ketepatannya
mendekati harga sebenarnya
(accurate)seperti yang ditunjukkan pada Gambar-1
sampai 3.
Gambar-3: Akurasi tinggi ; Presisi I192
mengubah!; laju 3°C/men it "dengan ISSN 0854 - 5561
tunda. Pengukuran kapasitas panas dengan kedua metode diatas. dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Kemudian terhadap hasH analisis kapasitas panas dengan kedua metode dilakukan uji beda (Uji F) dan selanjutnya dievaluasi untuk mengetahui besarnya penyimpangan pengukuran yang dibandingkan dengan kapasitas panas dari sertifikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kapasitas panas sampel standar Sn, Pb, Zn, dan AI dengan 3 (tiga ) kali pengulangan menggunakan metode step dan kontinius dituangkan pada Tabel-1 sampai denga Tabel-4. Besarnya kapasitas panas yang diperoleh masing - masing sampel standar dibandingkan terhadap kapasitas panas dari sp.rtifikat. Untuk mengetahui perbedaan dan kevalidan kedua metode tersebut kemudian dilakukan uji F dan dihitung besar standar deviasi , presisi akurasi dan ketidakpastian masing-masing pengukuran kapasitas panas sampel diatas dan diverifikasi dengan besaran yang diberikan ASTM. Hasil analisis kapasitas panas sampel Sn menunjukkan bahwa baik penggunaan metode step maupun metode kontinius tidak memenuhi terhadap besaran ASTM dan SETARAM, karena besarnya penyimpangan yang diperoleh dari kedua metode tersebut masing-masing 16,023 % dan 14,349% jauh lebih besar dari 9,8% dari ASTM dan 10% dari Setaram. Demikian juga terhadap besar akurasi yang diperoleh dari pengukuran masing-masing metode 98,153% dan 95,567% lebih keeil dibanding besar akurasi 98,2 % dari ASTM dengan ketidakpastian pengukuran 9,273 J/moloC. Dari hasil analisis ini dapat dinyatakan bahwa alat DSC untuk penentuan kapasitas sampel Sn dengan menggunakan metode Seta ram maupun metode ASTM tidak kualified karena mempunyai keeermatan dan ketepatan pengukuran yang kurang baik. Hal ini mung kin disebabkan karena umur alat yang sudah tua sehingga tidak tepat digunakan untuk pengukuran pada temperatur rendah 30°C hingga 200°C dengan laju pemanasan 5°C/menit. Untuk memperoleh hasii yang lebih baik mung kin selanjutnya metode ini dapat
Hasil HasH Penelitian EBN Tahun 2005
dikembangkan dengan pemanasan 1°C/menit atau waktu tunda tertentu.
Penentuan kapasitas panas sam pel Pb menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hasH' bahwa kedua metode tersebut mempunyai presisi dan akurasi yang tinggi dan memenuhi ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pada Tabel-2 dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 2,505 J/moloC. Sedangkan penentuan kapasitas panas sampel Zn menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hasH bahwa kedua metode tersebut mempunyai presisi yang kurang eermat , karena mempunyai besar presisi masing -masing sebesar 10,759% dan 10,592% yang berada sedikit diatC1::>besaran presisi yang ditetapkan oleh ASTM maupun Setaram. Namun demikian besaran akurasi dari kedua metode tersebut memenuhi besaran ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pad a Tabel-3. Hal ini mung kin disebabkan beberapa kesalahan dalam preparasi sampel dan pengoperasian alat. Antara lain kurangnya jumlah pengulangan pengukuran, kesalahan pengamatan dalam penimbambangan serta kesalahan
ketepatan dalam meletakkan krusibel diatas chamber DSC. Namun karena hasil pengukuran rlengan menggunakan kedua metode tersebut mempunyai besaran SD dan akurasi yang sesuai dengan ASTM maupun dari Setaram sehingga hasil analisis kapasitas panas dengan kedua metode tersebut dapat diterima dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 4,54 J/moloC.
Penentuan kapasitas panas sampel AI menggunakan metode step maupun metode kontinius telah diperoleh hasil bahwa kedua metode terse but mempunyai presisi dan akurasi yang memenuhi ASTM maupun Setaram seperti yang dituangkan pada Tabel-4. Sehingga dapat dinyatakan bahwa kedua metode tersebut dinyatakan valid untuk penentuan kapasitas panas sampel AI dengan ketidakpastian pengukuran sebesar 1,423 J/moloC seperti yang terlihat pad a Tabel-6.
Tabel-1: Kapasitas panas (Cp) Standar Sn
Temp
(X_X)2CpCp Rata-rata
(X-X)2(oC)
Sertifikat
(x)
(J/moIOC)
Step
Kontinius
Kontiniu
Step
s
35,15
21,92
19,75
19,68
5,00
I4,70
48,46
22,19
4,15
20,15
5,70
19,80
63,52
22,49
0,59
21,72
6,30
19,98
78,56
22,79
0,71
7,04
21,95
20,14
93,68
23,10
1,10
0,08
22,05
22,81
107,72
23,38
-24,22
22,24
0,70
1,30
123,88
23,71
1,20
0,21
22,61
24,17
138,97
24,01
0,05
22,07
23,79
3,77
153,90
24,31
22,82
0,00
24,30
2,20
168,98
24,62
1,25
23,50
0,65
25,42
184,02
25,09
0,76
24,88
25,96
0,04
199,16
25,23
0,86
25,10
26,15
0,02
214,23
25,53
0,50
25,85
26,23
0,10
I(X-X)2
27,85
21,16
SD
3,73
3,25
Presisi (%)
16,023
14,349
Akurasi (%)
98,153
95,567
Tidak ada perbedaan
Uji F
=
F Tabel 3,89
>
F.Hit. 2,008
hasil Cp antara
metode step dan
kontinius
ISSN 0854 - 5561
Tabel-2: Kapasitas panas (Cp) Standar Pb
Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005
Temp
(x-x)
Cp, (J/gOC )
Cp
2(x-x)
L(OC)
Sertifikat Rata-rata
(x)
(J/molOC)
Step
Kontinius
Kontiniu
Step
s
35,15
24,53
23,140
1,938
0,778
23,65
48,46
24,65
23,740
0,819
2,205
23,16
63,52
24,77
23,200
2,474
1,261
23,65
78,56
24,90
24,430
0,221
1,300
23,76
93,68
25,03
24,730
0,089
1,388
23,85
107,72
25,15
24,990
0,025
0,621
24,36
123,88
25,29
25,380
0,009
0,403
24,65
138,97
25,41
25,740
0,107
0,064
25,16
153,90
25,54
25,790
0,063
0,012
25,65
168,98
25,67
25,420
0,061
0,000
25,66
184,02
25,80
25,610
0,034
0,001
25,76
199,16
25,92
25.780
0.020
0,003
25,87
214,23
26,05
25,710
0,116
0,017
25,92
229,07
26,18
25,310
0,752
0,039
25,98
244,24
26,31
25,520
0,618
0,000
26,32
I I259,32
25,760
26,68
26,43
0,449
0,063
274,41
26,56
26.420
0,020
0,002
26.52
I289,48
26,70
26.290
26,74
I0.1 66
0,002
l:(X-X)L7.981
8,158
so
] ,99·8
2,020
!?resisi
(%8,019
)7,938
Akurasi
(%98,365
)98,283
Uji
F =
F Tabel
3,59
>F Hit.
Tidak ada
0,6658
perbcdaan hasil Cp
antara metode step
~
Tabel-3: Kapasitas panas (Cp) Standar Zn
Temp
Cp
Cp
(JfmoloC )
2 2(x-x)
(x-x)
(oC)
Sertifikat
Rata-rata
(x)
(J/molOC)
Step
Kontinius
Kontinius
Step
35,15
22,45
20,53 20,08
3,686400
5,6169
48,46
22,60
20,75 21,12
3,422500
2,1904
63,52
22,77
20,89 21,74
3,534400
1,0609
78,56
22,94
21,73 21,88 .
1,466521
1,125721
93,68
23,11
22,82 22,98
0,085264
0,017424
107,72
23,27
22,97 23,02
0,091204
0,063504
123,88
23,46
23,68 23,50
0,050625
0,002025
138,97
23,63
23,85 23,82
0,050176
0,037636
153,90
23,80
23,57 23,87
0,050625
0,005625
168,98
23,97
23,90 23,99
0,004356
0,000576
184,02
24,14
24,68 24,25
0,295936
0,012996
199,16
24,31
24,81 24,32
0,252004
0,000144
214,23
24,48
24,88 24,45
0,160000
0,000900
229,07
24,65
24,98 24,65
0,110224
0.000004
244,24
24,82
25,13 25,03
0,096100
0,044100
259,32
24,99
25,28 25,12
0,084100
0,016900
274,41
25,16
25,32 25,17
0,025281
0.000081
289,48
25,33
25,06 26,05
0,073984
0,515524
304,57
25,50
')-
0,023409
-,-
0,405769
26,14
_J,-'J
319,68
25,68
25,68 26,14
0.000025
0,216225
334,68
25,85
25,75 26.25
0,009025
0,164025
I349,81
26,02
26,12 26,37
0,010609
0,124609
364,95
26,19
26,31 26,31
0,014884
0,014884
379,95
26,36
26,45 26,47
0,008100
0,012100
395,04
26,53
26,76 25,78
0,052900
0,562500
L (x-x)
213,658
12,211
SO
_.1'""2,613
2,471
Presisi
(% )10,759
. 10,592
Akurasi
(%99,431
)99,227
Tidak ada perbedaan
Uji
F
=
F Tabel
3,40
>
F Hit.
hasil Cp antara
1,0277
metode step dan
kontinius
/
ISSN 0854 - 5561
Tabel-4: Kapasitas panas (Cp) Standar
AIHasil HasH Penelitian EBN Tahun 2005
Temp
(x-x)
Cp
Cp
(J
2/mol
(x-x)
°c )
2(oC)
Sertifikat
Rerata (x)
(J/molOC)
Step
Kontinius
Step
Kontinius
35,68
20,643
19,76
18,27
0,779689
5,631129
54,75
20,900
19,79
20,86
1,232100
0,001600
75,10
21,176
21,34
21,58
0,026896
0,163216
.-95,31
0,040401
21,65
0,032761
21,449
21,63
115,48
21 ,722
21,89
21,66
0,028224
0,003844
135,61
21,994
22,48
22,35
0,236196
0,126736
155,80
22,267
22,94
22,85
0,452929
0,339889
175,90
22,539
23,01
23,30
0,221841
0,579121
196,07
22,812
23,14
23,98
0,107584
1,364224
216,21
23,084
23,47
23,27
0,148996
0,034596
236,33
23,356
23,60
23,45
0,059536
0,008836
256,43
23,628
23,63
23,56
0,000006
0,004624
276,57
23,900
24,29
24,16
0,152100
0,067600
296.71
24,172
24,45
24,29
0,077284
0,013924
316,79
24,444
24,60
24,90
0,W4336
0,207936
336,90
24,716
24,89
25,06
0,030276
0,118336
357,00
24,988
25,15
25,31
0,026244
0,103684
377,09
25,260
25,23
25,66
0,000900
0,160000
397,14
25,531
25,67
25.65
0,019321
0,014161
417,23
25,803
25,78
25,73
0,000529
0,005329
437,31
26,074
26,77
26,17
0.484416
0,009216
L
(x-x)
24,149802
8,990762
so
i1, 440
2,120
Presisi
(%9,019
)6,129
Akurasi
(%99,765
)99,994
Tidak ada perbedaan
Uji
F
=
F Tabel
hasil
Cp antara
F
3,49
Hi
t.
>
metode
0,9232
Perhitungan Ketidakpastian Pengukuran
Setelah diketahui besaran SO, presisi dan akurasi dari masing masing pengukuran sampel Sn, Pb,Zn dan AI kemudian dihitung besar ketidakpastian pengukuran masing-masing pengukuran dengan cara seperti dibawah ini:
W
=
Penimbangan
Kemurnian
Al
Temperatur
s
W BWkrusibel+
Al
Kalibrasi
\
+
c
Presisi
Metode
Cp
AL
Gambar-4: Fish Bond Pengukuran Kapasitas Panas (Cp)
Setelah dibuat gambar Fish Bond pengukuran kemudian dihitung ketidakpastian dari masing masing faktor yang mempengaruhi pengukuran kapasitas panas tersebut.
A. Kemurnian standar AI Kemurnian standar AI
Kemurnian sampel standar AI dari sertifikat 99,99 ± 0,01%
~ Baku 0,0001/";3 = 0,000058
B. Penimbangan
Linearitas Timbangan : Sertifikat Kalibrasi Timbangan Merk Metler Tolledo (R.127) yang dikalibrasi pada bulan Juli 2005 oleh KIM LlPI mempunyai skala ketidakpastian sebesar ± 0.02 mg dengan derajat kepercayaan = 95 %
0.02
Maka ketidakpastian penirnbangan: p (penimbangan) = -- =0.0102 mg
1,96
Ketidakpastian penimbangan diatas harus dikalikan 3 x karena penimbangan dilakukan 3x yaitu penimbangan W krusibel kosong, penimbangan W krusibel+ AI203 dan penimbangan W krusibel + sam pel AI. Maka ~ (penimbangan) =3 x 0,0102 mg = 0.0306 mg = 3,05 x 10-5gr
C. Kalibrasi Termocopel Alat DSC
Sertifikat kalibrasi Termocopel untuk alat DSC dari SETARAM'4! sebesar ~ (Temperatur)
±
0.1DC, maka ketidakpastian baku temperatur termokopel terse but sebesar = 0.1/"; 3 = 0.057 DC~~ (Temperatur)
=
0.057 DCISSN 0854 - 5561 Hasil Hasil Penelitian EBN Tahun 2005
'" Dalam perhitungan ketidakpastian maka seluruh komponen harus mempunyai satuan yang sama seperti yang terlihat pad a Tabel-5.
Tabel-5: Mengubah Komponen ketidakpastian menjadi satuan yang sarna
No(x)(x/x)satuansatuan(x)AsalIlIlNilaia Kemurnian 0,99990,0000580,000058%% Sn b Penimbangan3, 06x10-~2,55x10grgr 0,120
c
Kalibrasi8,636xlO-0,057DCDC 660 TC AlatD. Presisi Metode
Ketidakpastian dari penimbangan berulangkali (presisi) sudah tercakup dalam presisi metode. Ketidakpastian presisi dihitung berdasarkan kepada besarnya simpangan pengukuran dengan rumusl2.6]
JI presisi =
(S~)
"11E. Ketidakpastian
Gabungan
Dihitung Ketidakpastian Baku Gabungan dari semua tahap langkah pengujian Ketidakpastian Baku Gabungan (p Gabungan)
li(
Cp(Ai)
Cp
A t) ~
(
p(Kelllllrniall
KemumianAI
AI)
r
+ ( p(pellilllballgall)
penilllbangan)
r
+ (p(TeIllP
Temp
)
J
J=~(O,000058r
+(2,55xl()'~Y
+(8,6363xl()-~Y
=
9,023
x10-4
p(Cp AI)
f.I (Cp) = Cp (AI) xCp Al
() = 23,501 J/mol °C x 9.023 x 10'" =0,0212
J/mol DC(~J
=C~OJ
=0,831
= f.I (Cp) +JI(presisi),
(SD
)2(r' )-
,
11YJ.1-p
+-,=-
.,)11= ~(O.0212r
+(O.831f
=0,711
Dalam hal untuk mendapatkan probabilitis yang memadai bahwa nilai hasil yang diperoleh dalam penguk'Jran Cp AI dengan menggunakan DSC berada dal8m rentang yang diberikan oleh ketidakpastian, maka ketidakpastian baku gabungan diatas harus dikalikan dengan selJuah faktor
pencakupan (k). Perhitungan ketidakpastian pengukuran Cp AI ini dilakukan dengan faktor pencakupan sebesar (k= 2) pada tingkat kepercayaan sekitar 95% dengan rumus [2.6J
U= k x /l Gabungan
dimana : U= Ketidakpastian diperluas (Expanded Uncertainty)
k= faktor pencakupan
sehingga Cp(AI) = k x {/l (.6.H)+/l (presisi)} = 2xO,711
Cp(AI) = 1,423 J/mol °C
Dengan perhitungan yang sama maka diperoleh besar ketidakpastian pengukuran masing masing pengukuran sampel Sn,Pb,Zn dan Ai seperti yang terlihat pada Tabel-6.
Tabel-6: Besar Ketidakpastian Pengukuran Standar Sn,Pb,Zn dan AI
Standar
SD PresisiAkurasi Ketdkpastian Step
KontiniusKontiniusKontiniusStepStepPengukuran ASTM 2,99 9,898,2 Sn 3,733,25 16,02398,15314,34995,5679,273 Pb 1,9987,9388,0192,020 98,28398,3652,507 Zn 2,61310,75899,22710,59299,4312,4714,544 AI 1,44099,9946,1299,0192,12099,7651,423 KESIMPULAN
Analisis uji F terhadap hasil kapasitas panas standar Sn, Pb, Zn dan AI menunjukkan bahwa metode step mupun metode kontinius tidak memDunyai perbedaan yang signifikan. Metode step maupun metode kontinius telah valid digunakan untuk analisis kapasitas panas standar Pb, Zn dan AI, karena besaran standar deviasi, presisi dan akurasi hasH pengukuran telah memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Sedangkan untuk analisis kapasitas panas standar Sn , kedua metode terse but belum valid karena besaran standad deviasi, presisi dan akurasi hasil pengukuran tidak memenuhi besaran yang ditunjukkan ASTM dan Setaram. Hal ini mung kin disebabkan karena umur alat yang sudah tua sehingga tidak tepat digunakan untuk pengukuran pada temperatur rendah 30°C hingga 200°C dengar. laju pemanasan 5°C/menit. Untuk memperoleh hasH yang lebih baik mung kin selanjutnya metode ini dapat dikembangkan dengan mengubah laju pemanasan .
200
DAFTAR PUSTAKA
1. SETARAM, Manual Operation Differential Thermal Analysis Type CS'92 , Setaram Franc, 1992
2. SN 1-17025, Dokumentasi Sistem Mutu Laboratorium, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Tahun 2002.
3. PERRY H. ROBERT, "Chemical Engineers Handbook" Sixth edition- McGraw Hill 1984
4. SIGMA ALDRiCH," Certificate of Analysis In, Sn,Pb,Zn and AI Wire 99,999%", Aldrich Chemical Company , Saint Louis USA, April 2002.
5. ASTM, "Standard Test Method for Determining Specific Heat Capacity By DSC", Volume -3, E-1269-1990.
6. ROBERT L,,.< ANDERSON, "Practical
Statisti,:s for Analytical Chemists" Van NOStrand Reinhold Company, New York,1987.
7. NEIL T.CROSBY, JOHN A. DAY," Quality in the Analytical Chemistry Laboratory" Published on behalf of University of Greenwich, New York.