• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN OBSEVASI PERKEMBANGAN SISWA SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN OBSEVASI PERKEMBANGAN SISWA SD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN OBSERVASI

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

ERA BUDI WALUYO

091644047

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2009

(2)

DATA OBSERVASI:

Objek Observasi : Perkembangan siswa kelas 6 Sekolah Dasar Negeri Lidah Wetan IV

Tempat : Sekolah Dasar Negeri Lidah Wetan IV

Jalan Lidah Wetan , Kecamatan Lakarsantri Suarabaya

Waktu :  Sabtu, 5 Desember 2009 Pukul 07.00-10.30  Selasa, 8 Desember 2009 Pukul 06.30-09.00

Lama Observasi : 6 jam (Sabtu=3,5 jam dan Selasa=2,5 jam) Mata Pelajaran yang diobservasi : - Bahasa Indonesia

- Ilmu Pengetahuan Sosial

- Kesenian - Matematika

- Pendidikan Jasmani Jumlah Siswa : 30 orang

- 13 siswa laki-laki - 17 siswa perempuan

(3)

HASIL OBSERVASI

1. Perkembangan Perseptual

Aktivitas perseptual pada dasarnya merupakan proses pengenalan individu terhadap lingkungannya. Semua informasi tentang lingkungan sampai kepada individu melalui alat-alat indera yang kemudian diteruskan melalui syaraf sensori ke Otak.

Dari observasi di lakukan di SD Negeri Lidah Wetan IV terhadap perkembangan perseptual siswa kelas 6, dapat diketahui bahwa perkembangan perseptual anak mencapai puncak ketajamannya pada saat anak berada di kelas 6. Perkembangan perseptual tidak bias lepas dari persepsi visual atau penglihatan dan persepsi pendengaran. Perkembangan persepsi visual atau penglihatan dan persepsi pendengaran siswa kelas 6 telah mengalami proses penyempurnaan, berikut penjelasan mengenai perkembangan persepsi visual dan pendengaran pada siswa kelas 6 :

a. Persepsi Visual

Persepsi visual adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan. Persepsi ini sangat mengutamakan peran indera penglihatan (mata) dalam proses perseptualnya.

Dalam hal persepsi visual, Siswa kelas 6 telah mampu merekam objek atau benda yang pernah dilihatnya lalu menuangkan kembali dalam bentuk gambar. Siswa juga telah mampu mempersepsikan ukuran, latar dan jarak objek yang digambarnya. Hal ini terlihat saat siswa mendapat tugas membuat poster pada pelajaran seni, siswa telah bisa menggambar sebuah pohon yang berada dikejauhan dengan bentuk kecil dan mempersepsikan pohon itu tetap sebagai pohon yang besar tetapi kelihatan kecil karena jaraknya yang jauh.

b. Persepsi Pendengaran

Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang diterima oleh telinga. Pada siswa kelas 6, perkembangan persepsi pendengaran mereka telah berkembang dengan sempurna. Siswa telah

(4)

mampu merekam kalimat-kalimat yang sering mereka dengar. Seperti saat pelajaran Ilmu pengetahuan sosial, saat guru menyuruh siswa untuk menyebutkan slogan kampanye pasangan capres pada pemilu 2009 maka siswa mampu menjawabnya dengan tepat karena mereka telah sering mendengarnya dari televiss dan kemudian merekamnya dalam ingatan mereka.

Siswa juga telah dapat mempersepsikan perbedaan suara huruf atau kalimat yang mirip dalam hal nada, kekerasan atau cara pengucapan.

Meskipun perkembangan perseptual siswa kelas 6 telah mengalami penajaman dan penghalusan, tetapi permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi dalam perkembangan perseptual sangat mungkin berdampak negatif terhadap aspek-aspek perkembangan lainnya.

2. Perkembangan Fisik

Secara fisik, anak pada usia sekolah dasar memiliki karakteristik tersendiri yang perlu dipelajari dan dipahami oleh para guru karena dalam aktivitas-aktivitas anak termasuk aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi fisik.

Perkembangan fisik siswa kelas 6 SD Negeri Lidah Wetan IV kondisinya cukup baik, meskipun ada beberapa siswa yang perkembangan fisiknya dibawah rata-rata. Berikut pembahasan tentang aspek perkembangan fisik pada anak:

a. Tinggi dan Berat Badan

Pada siswa kelas 6 terdapat kecenderungan anak perempuan memiliki tinggi badan lebih tinggi dan badan yang lebih besar dibanding dengan anak laki-laki. Hal semacam ini wajar karena anak perempuan mengalami masa pubertas yang lebih cepat dari pada anak laki-laki. Setelah memasuki masa pubertas pertumbuhan anak usia SD cenderung lebih cepat sedangkan sebelum pubertas cenderung lebih lambat.

(5)

Selain itu, selama usia SD ini massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat sehingga kekuatan fisik anak lazimnya meningkat 2 kali lipat. Pelajaran olahraga menjadi sangat penting pada masa ini karena dapat memacu perkembangan fisik yang lebih cepat pada anak. Namun siswa kelas 6 SD Negeri Lidah Wetan IV belum ada siswa yang terlalu menonjol dalam bidang olahraga.

b. Proporsi dan Bentuk Tubuh

Proporsi tubuh anak kelas 6 terlihat telah mendekati keseimbangan, bahkan beberapa anak telah terlihat proporsi tubuhnya seimbang. Dapat dilihat bahwa pada anak kelas 6 bagian tubuh kepala, badan, dan kaki telah mendekati proporsional. Badan anak telah mulai menjadi semakin kekar dan berisi terutama pada anak perempuan yang telah masuk pada masa pubertas.

3. Perkembangan Kecerdasan

Kemampuan manusia dapat dibedakan atas kemampuan intelektual dan non-intelektual. Demikian juga kemampuan intelektual ada yang bersifat potensial dan aktual. Kemampuan intelektual potensial dapat dipresentasikan dengan kecerdasan, sedangkan kemampuan intelektual aktual sering digambarkan denga prestasi belajar.

Jika memang kecerdasan dapat diukur dengan prestasi belajar, maka siswa kelas 6 SD Negeri Lidah Wetan IV dapat dikatakan siswa-siswa yang cerdas.Hal ini didukung oleh data dari guru kelas tentang nilai rata-rata UTS (Ulangan Tengah Semester) pada pelajaran Matematika adalah 7,6. Selain dapat diukur dari nilai, tingkat kecerdasan siswa kelas 6 juga dapat dilihat dari bagaimana siswa bisa menerima dan menanggapi penjelasan dari guru serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dalam forum diskusi kelompok.

Dalam kenyataannya tidak semua siswa memiliki kemampuan kecerdasan yang tinggi karena ada bebrapa siswa yang dapat dikatakan agak lambat dalam

(6)

belajar. Oleh karena itulah, guru harus memiliki strategi yang tepat agar siswa yang lambat belajar tidak tertinggal jauh dari siswa lainnya atau bahkan mampu mengimbangi siswa lain.

4. Perkembangan Kreativitas

Kreativitas siswa kelas 6 umumnya telah nampak tumbuh dan berkembang, bahkan beberapa siswa telah terlihat bakat yang mereka miliki. Hal ini terlihat dalam kegiatan kelompok membuat poster pada pelajaran seni, siswa telah mampu memilih objek-objek yang menarik seperti gambar-gambar kartun sebagai objek gambar dalam poster. Kreativitas siswa ini tidak terlepas dari kemajuan IPTEKS yang memudahkan siswa mencari objek-objek gambar yang menarik melalui internet. Hasil gambar siswa pun cukup bagus, bahkan ada siswa yang telihat telah memiliki bakat dalam menggambar. Selain dalam pemilihan objek dan menggambar, siswa juga telah mempunyai ide-ide kreatif dalam pemakaian media yang digunakan contohnya seperti siswa telah memiliki inisiatif menggunakan kertas karton warna untuk mendapat hasil poster yang lebih menarik.

Selain itu juga siswa juga memiliki kreativitas dalam bidang yang lain, seperti bidang seni tari. Siswa telah terlatih menari dari ekstrakulikuler yang diadakan sekolah, bahkan siswa telah mampu meraih juara I dalam lomba tari tingkat Sekolah Dasar. Hal ini tidak bisa terlepas dari peran pihak sekolah yang telah memfasilitasi pengembangan bakat dan minat siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler.

5. Perkembangan Bahasa

Usia-usia sekolah adalah periode yang sangat kreatif dalam perkembangan bahasa anak. pada periode ini lebih kepada penekanan perkembangan bahasa sampai ke isi dan penggunaan bahasa.

(7)

Siswa kelas 6 telah mampu menguasai bentuk kata-kata yang kompleks, seperti kata almarhum, integrasi, amandemen, dan lain sebagainya. Hal ini terungkap dari bagaimana siswa memahami penjelasan guru yang menggunakan kata-kata yang sudah agak kompleks.

Siswa telah mulai peka untuk belajar dan mengembangkan fonologi (pelafalan) dan dialek. Mereka telah mampu melafalkan kata yang agak sulit dengan artikulasi yang benar dan jelas.

Anak usia 12 tahun merupakan masa anak mulai menjadi kritis dalam berpikir. Beberapa anak telah mulai bias menanggapi penjelasan dari guru dan mengungkapkan gagasan serta ide mereka melalui bahasa yang baik dan benar. Perkembangan bahasa dari siswa juga dapat kita ketahui dari nyanyian, kemampuan membaca dan menulis siswa. Secara umum kemampuan membaca dan menulis siswa juga telah berkembang dengan baik. Siswa telah mampu memahami maksud dari bacaan yang mereka baca. Melalui tugas yang diberikan guru siswa juga mulai bisa menuangkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk tulisan.

6. Perkembangan Sosiso-emosional

Dilihat dari proses perkembangannya, hubungan sosial anak dalam pertemanan sejalan dengan bertambahnya usia anak. Dengan bertambahnya usia, anak akan lebih banyak menggunakan waktu dengan teman sebayabya dan relatif sedikit dengan orang tuanya.

Siswa SD kelas 6 telah mampu bekerja sama dengan teman-temannya yanga lain. Hal ini terlihat dari bagaimana siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas membuat peta yang diberikan guru pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Rasa kebersamaan, kekompakkan dan gotong royong akan muncul dari tugas-tugas kelompok, diskusi serta permainan yang diberikan oleh guru.

(8)

Dari segi emosional, anak kelas 6 cenderung masih labil. Umumnya anak usia 12 tahun mulai memasuki masa pubertas yang menyebabkan emosi anak tidak stabil. Dalam masa ini, anak mencoba menunjukkan siapa diri mereka dan anak akan berusaha mencari perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Namun terkadang usaha mencari perhatian ini, dilakukan dengan cara yang negatif seperti menggangu teman, berkelahi dengan teman, serta kenakalan lainnya. Dalam masa ini anak sudah berani tidak jujur dengan guru dan orang tuanya, contohnya ada siswa yang berani memalsukan nilai ulangannya. Di sini peran guru mulai sentral untuk membimbing siswa.

7. Perkembangan Kognitif

Proses-proses kognitif melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak, merefleksikan peran proses kognitif dalam perkembangan anak.

Dalam aspek kognitif, siswa kelas 6 ada kecenderungan bahwa kemampuan verbal siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Sedangkan dalam hal Matematika siswa laki-laki cenderung lebih unggul. Hal ini telihat saat pelajaran bahasa Indonesia, siswa perempuan tampak lebih aktif dan di pelajaran lainnya pun siswa perempuan lebih bisa menyampaikan gagasan yang mereka miliki. Sedangkan dalam pelajaran matematika, siswa laki-laki cenderung lebih cepat menyelesaikan soal-soal matematika yang diberikan guru, meskipun ada beberapa siswa perempuan yang juga mampu menyelesaikan soal dengan cepat.

(9)

Selama 2 hari observasi di kelas 6 SD Negeri Lidah Wetan IV, bisa dikatakan tingkat kehadiran siswa tinggi, berikut data kehadiran siswa selama 2 hari observasi:

- Sabtu, 5 Desember 2009 dari sejumlah 30 siswa yang hadir adalah 28 siswa dan absen 2 siswa.

- Selasa, 8 Desember 2009 dari sejumlah 30 siswa yang hadir 27 siswa dan absen 3 siswa (1 siswa sakit)

Meskipun data kehadiran siswa menunjukkan angka penurunan tapi untuk tingkat sekolah dasar, angka kehadiran sejumlah itu sudah termasuk tinggi.

Di dalam kelas, ada kecenderungan siswa perempuan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa laki-laki meskipun sebenarnya siswa laki-laki kemampuannya tidak kalah baik. Siswa perempuan lebih aktif dalam menanggapi pertanyaan guru dan sering maju ke depan mengerjakan soal. Sedangkan siswa laki-laki hanya beberapa saja yang aktif dalam pembelajaran, meskipun sebenarnya memang jumlah siswa perempuan lebih banyak dari siswa laki-laki tapi selisihnya tidak terlalu signifikan (Perempuan=17, laki-laki=13)

9. Perkembangan Psikomotor

Secara umum, siswa kelas 6 telah tanggap dengan pembelajaran yang diberikan guru, siswa tidak hanya mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru tetapi juga telah berani bertanya pada guru tentang materi pembelajaran meski belum cukup intens.

Beberapa siswa mulai menyadari kewajibannya untuk mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah. Namun beberapa juga ada yang malas mengerjakan pekerjaan rumah. Hal yang kurang baik lainnya adalah siswa masih sering gaduh di kelas jika guru tidak berada di kelas.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISA ANTENA DIPOLE- /2 PADA MODUL PRAKTIKUM B4520 MENGGUNAKAN SIMULATOR ANSOFT HFSS1. VERSI 10.0 DAN CST MICROWAVE

Dari segi struktur, golongan flavonoid Artocarpus memiliki kekhasan yaitu adanya pola oksigenasi di cincin B pada kerangka flavon yang tidak mengikuti kelaziman pola

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Sosiolinguistik adalah ilmu yang membahas fenomena bahasa atau penggunaan bahasa yang berkaitan dengan kelompok atau manusia yang berada di dalam sebuah masyarakat.. Sanada

Konsep register berkaitan dengan konsep variasi bahasa karena munculnya variasi bahasa sangat dimungkinkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam kaitan

Gambar 12. Diagram Layang-layang Dimensi Keberlanjutan Kota Baubau.. Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pemerintah guna

Analisa yang dilakukan meliputi analisa fisik ( cooking time, cooking loss, tensile strength , persen elongasi), analisa kimia (kadar air), dan analisa

Antara matlamat penubuhan ASEAN termasuklah mengekalkan kestabilan politik di rantau Asia Tenggara, membantu antara satu sama lain dalam bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan,