• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN MMD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN MMD"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

LAPORAN

HASIL KUNJUNGAN KEGIATAN MMD 1

HASIL KUNJUNGAN KEGIATAN MMD 1

BANJAR BATUR DESA PEGUYANGAN KAJA

BANJAR BATUR DESA PEGUYANGAN KAJA

Oleh:

Oleh:

SGD 2

SGD 2

Dewa

Dewa Ayu Ayu Diah Diah Budi Budi Utami Utami (1402105033)(1402105033) Luh

Luh Putu Putu Saskarawati Saskarawati Oktaviana Oktaviana (1502105001)(1502105001) Komang

Komang Trisna Trisna Putri Putri Juliantini Juliantini (1502105008)(1502105008)  Ni Kadek Diah Widiastiti Kusumayanti

 Ni Kadek Diah Widiastiti Kusumayanti (1502105017)(1502105017) Rika

Rika Septiani Septiani (1502105020)(1502105020)  Ni Kadek Dwi Yanti Anggreni

 Ni Kadek Dwi Yanti Anggreni (1502105033)(1502105033)  Nyoman Adiarta

 Nyoman Adiarta (1502105038)(1502105038) Gek

Gek Diah Diah Aprillia Aprillia (1502105045)(1502105045)  Ni Wayan Kuslinda Sari

 Ni Wayan Kuslinda Sari (1502105048)(1502105048) Dewa

Dewa Gede Gede Agus Agus Sutawan Sutawan (1502105051)(1502105051)

PROGRAM STUDI ILMU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANKEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA 2018 2018

(2)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar belakangLatar belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling  berinteraksi

 berinteraksi satu satu sama sama lain, lain, saling saling mengenal mengenal serta serta mempunyai mempunyai minat minat dan dan interest interest yangyang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan  perawatan

 perawatan kesehatan kesehatan masyarakat, masyarakat, dimana dimana perawatan perawatan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat itu itu sendirisendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan  perawatan yang didukung peran serta

 perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelamasyarakat dan mengutamakan pelayanan promotifyanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan  peran

 peran serta serta masyarakat masyarakat bertujuan bertujuan meningkatkan meningkatkan dukungan dukungan masyarakat masyarakat dalam dalam berbagaiberbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. (Efendi, 2009)

(Efendi, 2009)

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

masyarakat (Mubarak, 2005).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya  pemberdayaan

 pemberdayaan masyarakat masyarakat di di bidang bidang kesehatan kesehatan adalah adalah dengan dengan membentuk membentuk desa desa siaga.siaga. Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan

(3)

BAB 1 BAB 1

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar belakangLatar belakang

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling  berinteraksi

 berinteraksi satu satu sama sama lain, lain, saling saling mengenal mengenal serta serta mempunyai mempunyai minat minat dan dan interest interest yangyang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan  perawatan

 perawatan kesehatan kesehatan masyarakat, masyarakat, dimana dimana perawatan perawatan kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat itu itu sendirisendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan  perawatan yang didukung peran serta

 perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelamasyarakat dan mengutamakan pelayanan promotifyanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan  peran

 peran serta serta masyarakat masyarakat bertujuan bertujuan meningkatkan meningkatkan dukungan dukungan masyarakat masyarakat dalam dalam berbagaiberbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. (Efendi, 2009)

(Efendi, 2009)

Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005).

masyarakat (Mubarak, 2005).

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu bentuk upaya  pemberdayaan

 pemberdayaan masyarakat masyarakat di di bidang bidang kesehatan kesehatan adalah adalah dengan dengan membentuk membentuk desa desa siaga.siaga. Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang bertujuan untuk terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan

(4)

masyarakat untuk mencapai tujuan desa siaga adalah melibatkan masyarakat dalam masyarakat untuk mencapai tujuan desa siaga adalah melibatkan masyarakat dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang bertempat dibalai desa.

kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang bertempat dibalai desa.

MMD merupakan sebuah musyawarah yang diajukan oleh mahasiswa bersama MMD merupakan sebuah musyawarah yang diajukan oleh mahasiswa bersama dengan perwakilan warga desa, bidan desa, petugas promkes puskesmas, kader, kepala dengan perwakilan warga desa, bidan desa, petugas promkes puskesmas, kader, kepala desa, pkk desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk membahas hasil observasi atau desa, pkk desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk membahas hasil observasi atau hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan (Depkes RI, 2010). Frekuensi hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan (Depkes RI, 2010). Frekuensi  pertemuan

 pertemuan MMD MMD minimal minimal dilakukan dilakukan 3 3 kali kali per per tahun tahun (Kemenkes (Kemenkes RI, RI, 2010). 2010). TujuanTujuan  penyelenggaraan Mus

 penyelenggaraan Mus yawarah yawarah Masyarakat Masyarakat Desa Desa ini ini adalah adalah untuk untuk menganalisis menganalisis masalah- masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dari hasil SMD untuk kemudian dicarikan alternatif masalah kesehatan yang ditemukan dari hasil SMD untuk kemudian dicarikan alternatif  penyelesaian

 penyelesaian masalah masalah hasil hasil SMD SMD tersebut tersebut dikaitkan dikaitkan dengan dengan potensi potensi yang yang dimiliki dimiliki desadesa dan disetujui bersama baik mahasiswa dan masyarakat desa (Yohanik, 2012). Hal

dan disetujui bersama baik mahasiswa dan masyarakat desa (Yohanik, 2012). Hal  –  –   hal  hal atau data

atau data  –  –  data utama yang ditampilkan dan dibahas dalam kegiatan MMD adalah data data utama yang ditampilkan dan dibahas dalam kegiatan MMD adalah data hasil SMD, daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Masalah hasil SMD, daftar masalah kesehatan, data potensi, serta harapan masyarakat. Masalah yang dibahas terkait dengan masalah bayi, batita, balita, remaja, dewasa, lansia serta yang dibahas terkait dengan masalah bayi, batita, balita, remaja, dewasa, lansia serta lingkungan fisik yang ada di suatu desa tersebut. Data

lingkungan fisik yang ada di suatu desa tersebut. Data  –  – data tersebut dimusyawarahkandata tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas masalah, dukungan dan kontribusi apa yang dapat untuk penentuan prioritas masalah, dukungan dan kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing individu/institusi yang diwakilnya, serta disumbangkan oleh masing-masing individu/institusi yang diwakilnya, serta langkah-langkah solusi untuk pengembangan desa.

langkah solusi untuk pengembangan desa. Hasil Survei Mawas Diri

Hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan di Banjar Batur Sari diketahui bahwa(SMD) yang dilakukan di Banjar Batur Sari diketahui bahwa terdapat empat (4) poin pokok masalah kesehatan yang terdiri dari masalah kesehatan terdapat empat (4) poin pokok masalah kesehatan yang terdiri dari masalah kesehatan  pada kelompok ibu

 pada kelompok ibu dan balita, kelompok dewasa-lansia, kelompok remaja dan lingkungdan balita, kelompok dewasa-lansia, kelompok remaja dan lingkunganan fisik. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa ingin mengetahui proses kegiatan Musyawarah fisik. Berdasarkan hal tersebut mahasiswa ingin mengetahui proses kegiatan Musyawarah Masyarakat desa (MMD) meliputi hasil Survei Mawas Diri (SMD), masalah

Masyarakat desa (MMD) meliputi hasil Survei Mawas Diri (SMD), masalah  –  –   masalah  masalah kesehatan yang ditemukan serta solusi pemecahan prioritas masalah kesehatan yang kesehatan yang ditemukan serta solusi pemecahan prioritas masalah kesehatan yang terdapat di Banjar Batur Sari, Desa Pe

terdapat di Banjar Batur Sari, Desa Peguyangan Kaja.guyangan Kaja.

1.2

1.2 Tujuan penulisanTujuan penulisan

1.2.1

1.2.1 Untuk menganalisis masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapiUntuk menganalisis masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat di Banjar Batur Sari.

oleh masyarakat di Banjar Batur Sari. 1.2.2

1.2.2 Untuk mengajak masyarakat Banjar Batur Sari berpartisipasi dalam kegiatanUntuk mengajak masyarakat Banjar Batur Sari berpartisipasi dalam kegiatan  penanggulangan masalah kesehatan di wilayahnya.

(5)

1.2.3

1.2.3 Agar masyarakat di Banjar Batur Sari dapat mengetahui cara memenuhiAgar masyarakat di Banjar Batur Sari dapat mengetahui cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai kebutuhan-kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka.

(6)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyarawah masyarakat desa adalah pertemuan perwakilan warga desa atau kelurahan, Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan Pokjanal Kecamatan membahas hasil SMD (Survey Mawas Diri) yang dilakukan sebelumnya. MMD bertujuan untuk mendapatkan prioritas masalah yang akan diatasi bersama masyarakat desa, menggali  potensi sumber daya yang dimiliki dan penyusunan rencana intervensi. Frekuensi  pertemuan MMD minimal dilakukan 3 kali per tahun (Kemenkes RI, 2010).

2.2 Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) dilaksanakan setelah dilakukan persiapan dan pengolahan data melalui Survey Mawas Diri (SMD) yang dilaksanakan oleh masyarakat, kader, dan tenaga kesehatan di Desa. Pembinaan oleh petugas Puskesmas dilakukan untuk memberikan dukungan teknis dalam pengembangan desa dan kelurahan dimulai dari kegiatan Survey Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat Desa, Rencana dan Pelaksanaan Intervensi, minimal 3 kali setahun.

Masalah yang ditemukan pada Survey Mawas Diri disampaikan, kemudian dilanjutkan dengan pemecahan masalah bersama masyarakat dan puskesmas dalam kegiatan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa). Prioritas masalah yang akan diambil,  berdasarkan keputusan dan hasil diskusi dari warga yang hadir guna meningkatkan keaktifan masyarakat desa terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Langkah-langkah yang ditempuh tersebut bertujuan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan di desa tersebut. Musyawarah Masyarakah Desa (MMD) melibatkan tenaga kesehatan yang ada di desa, petugas promosi kesehatan dari pihak puskesmas, kader, kepala desa, PKK desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan anggota masyarakat yang dirasa perlu untuk turut hadir. (Kemenkes RI, 2010).

2.3 Hak dan Kewajiban Masyarakat dalam Penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa

Hak dan kewajiban masyarakat dalam penyelengaraan Musyarawah Masyarakat Desa (MMD) dijabarkan melalui pembahasan di bawah ini (Peraturan Menteri Desa, 2015) :

(7)

Adapun hak masyarakat dalam penyelenggaraan musyawarah masyarakat desa, antara lain sebagai berikut :

1. Mendapatkan informasi secara lengkap dan benar perihal hal-hal yang  bersifat strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Masyarakat Desa

(MMD).

2. Mengawasi kegiatan penyelenggaraan maupun tindaklanjut hasil keputusan Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).

3. Mendapatkan perlakuan sama dan adil bagi unsur masyarakat yang hadir sebagai peserta Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).

4. Mendapatkan kesempatan secara sama dan adil dalam menyampaikan aspirasi, saran, dan pendapat lisan atau tertulis secara bertanggungjawab  perihal hal-hal yang bersifat strategis selama berlangsungnya Musyarawah

Masyarakat Desa (MMD).

5. Menerima pengayoman dan perlindungan dari gangguan, ancaman, dan tekanan selama berlangsungnya Musyarawah Masyarakat Desa (MMD). 2.3.2 Kewajiban Masyarakat

1. Mendorong gerakan swadaya gotong royong dalam penyusunan kebijakan  publik melalui Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).

2. Mempersiapkan diri untuk berdaya dalam menyampaikan aspirasi,  pandangan, dan kepentingan berkaitan hal-hal yang bersifat strategis.

3. Mendorong terciptanya kegiatan penyelenggaraan Musyarawah Masyarakat Desa (MMD) secara partisipatif, demokratis, transparan, dan akuntabel.

4. Mendorong terciptanya situasi yang aman, nyaman, dan tenteram selama  proses berlangsungnya Musyarawah Masyarakat Desa (MMD).

5. Melaksanakan nilai-nilai permusyawaratan, permufakatan proses kekeluargaan, dan kegotong-royongan dalam pengambilan keputusan perihal kebijakan publik.

(8)

BAB 3

HASIL STUDI LAPANGAN

3.1 Susunan Jadwal Kegiatan

Susunan Acara

Musyawarah Masyarakat Desa 1

Banjar Batur, Desa Peguyangan Kaja, Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara

No. Waktu Kegiatan Penanggung jawab Ket.

1 10.00  –   10.30 WITA

Registrasi undangan dan peserta  Sekretaris

1 10.30  –   10.50 WITA

Pembukaan, doa

• Pembukaan oleh MC

• Laporan Ketua Panitia MMD

• Sambutan Dosen

Penanggungjawab kegiatan

• Sambutan Kepala Dusun

• Sambutan Kepala Desa Peguyangan Kaja sekaligus membuka acara • MC • Ketua panitia MMD • Kepala Dusun • Kepala Desa Peguyangan Kaja 2 10.50  –   11.50 WITA MMD 1 (Musyawarah Masyarakat Desa) • Penyajian data • Feedback masyarakat • Merumuskan diagnosa keperawatan

• Diskusi kelompok: prioritas

• Moderator • Penyaji • Masyarakat • Mahasiswa dan masyarakat • Mahasiswa dan

(9)

masalah kesehatan

• Perumusan hasil POA

masyarakat • Mahasiswa dan masyarakat 3 11.50 - 12.30 WITA Penutup • Pengesahan hasil MMD • Serah terima rencana kerja banjar

• Pengarahan: Kepala Puskesmas III Denpasar Utara • Pengarahan: Kepala Desa Peguyangan Kaja sekaligus menutup secara resmi MMD • Memanjatkan doa • Penutupan MMD • Kepala Puskesmas, kepala desa, Dosen Pembimbing, Mahasiswa • Mahasiswa dan kepala Desa • Kepala Puskesmas • Kepala Desa • MC • MC 3.2 TAHAP PERSIAPAN

Sebelum diadakannya Musyawarah Masyarakat Desa 1 (MMD 1), adapun persiapan- persiapan yang dilakukan oleh panitia adalah :

 Hari/tanggal : Senin, 5 Maret 2018  Pukul : 10.00 WITA - selesai

 Tempat : Kantor Desa Peguyangan Kaja Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara

 Metode : Ceramah dan diskusi

 Media dan Alat : Perangkat sound system, laptop, LCD, Layar LCD,  printer, kertas dan alat-alat tulis, kabel rol

(10)

 Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas III Denpasar Utara Kepala Desa Peguyangan Kaja

 Peserta : Peserta dalam Musyawarah Masyarakat Desa 1 yaitu : - Kader Posyandu Banjar Batur

- Kader Jumatik Banjar Batur

- Kader Posyandu Lansia Banjar Batur

- Mahasiswa Keperawatan (Program A 2015) Universitas Udayana

 Kepanitiaan : Panitia berjumlah 15 orang dari Profesi Ners angkatan 2013 Universitas Udayana dengan susunan kepanitiaan dengan tugasnya sebagai berikut :

Jabatan Nama Tugas

Ketua Panitia Ni Komang Trisna Maha Natalya

1. Memberikan sambutan di awal MMD 2. Memimpin dan bertanggung jawab atas

 pelaksanaan kegiatan

3. Membagi, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan tugas kepanitiaan MMD.

4. Menerima laporan kerja setiap sie dan membantu mencapai solusi yang terbaik  pada setiap hambatan yang ditemui. Pembawa Acara Made Karisma

Wijayanti

1. Memnadu jalannya acara MMD

2. Memastikan pelaksanaan acara MMD  berlangsung tertib

Moderator Made Wedaswari

Widya

1. Memandu jalannya musyawarah.

2. Memantau waktu pelaksanaan musyawarah dan penyajian materi oleh  penyaji.

3. Memastikan pelaksanaan musyawarah  berlangsung tertib.

4. Mengarahkan masyarakat untuk turut aktif dalam menentukan dan

(11)

menyepakati prioritas masalah dan POA.

5. Menjelaskan kriteria penilaian sesuai metode yang digunakan kepada masyarakat Banjar Tangguntiti.

6. Memberikan motivasi kepada masyarakat selama penentuan prioritas masalah dan POA.

7. Menjelaskan hasil prioritas masalah dan POA yang telah disepakati kepada masyarakat.

Penyaji 1 Kadek Verlyanita Septiarini

1. Menyajikan pemaparan data pengkajian yang diperoleh di Banjar Batur

2. Melakukan analisa data dengan menampilkan data yang diperoleh  berdasarkan pengkajian.

Penyaji 2 Putu Citra Anjasmara Dewi

1. Menyajikan rumusan masalah/diagnosis keperawatan komunitas berdasarkan hasil pengkajian data di Banjar Batur. 2. Memotivasi minat masyarakat terhadap

data yang ditampilkan Pembaca Doa Ni Luh Putu Listiana

Yanti

1. Membaca doa pada awal acara MMD

Fasilitator Putu Maya

Prihatnawati

 Ni Luh Made Dwi Purmanti

 Ni Putu Satriasih Kadek Putra Sanchaya Dewa Ayu Lydia Citra Dewi

1. Memfasilitasi masyarakat selama diskusi kelompok dalam menentukan  prioritas masalah dan POA

(12)

Sukmaniti kelengkapan media elektronik yang akan digunakan selama rangkaian acara MMD.

2. Menjadi slider selama penyampaian materi.

3. Mencatat hasil musyawarah yang disepakati masyarakat di slide  presentasi.

Dokumentasi Putu Pebri Widiasih 1. Mendokumentasikan kegiatan MMD 1  Notulen Ni Kadek Amara Dewi

Wayan Sri Utami Dewi

1. Mencatat rincian kegiatan dari awal hingga akhir acara

2. Mencatat pertanyaan serta kesimpulan musyawarah

3. Membuat dokumentasi tertulis mengenai keseluruhan kegiatan musyawarah

3.3 TAHAP PROSES

Pertama-tama dipaparkan hasil Survey Mawas Diri yang telah dilakukan di Banjar Batur. Survey Mawas Diri ini dilakukan dengan 4 cara yaitu dengan : (1) Windshield Survey, (2) Observasi langsung, (3) Wawancara dengan pihak terkait, (4) Angket/Kuisioner yang disebarkan pada warga di Banjar Batur. Hasil Survey Mawas Diri sebagai berikut :

A. Data Umum Karakteristik Penduduk Banjar Batur, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara Januari 2018

1) Populasi penduduk berdasarkan kelompok usia

Populasi penduduk berdasarkan kelompok usia di Banjar Batur, dapat dilihat  pada gambar 3.1

16.0% 18.0%

(13)

Interpretasi :

Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar Batur yang terdata, sebagian besar penduduk berada pada rentang usia dewasa akhir yaitu sebanyak 79 orang (16,0 %) dan yang paling sedikit berada pada rentang usia remaja awal yaitu sebanyak 37 orang (7,5%)

2) Populasi penduduk berdasarkan jenis kelamin

Populasi penduduk di Banjar Batur, Kelurahan Peguyangan Kaja berdasarkan  jenis kelamin dapat dilihat pada gambar 3.2

%;laki-laki; 49.8%

%;perempuan; 50.2%

Jenis Kelamin

(14)

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar Batur yang terdata terdapat 246 (49,8%) yang berjenis kelamin laki-laki dan 248 (50,2%) yang berjenis kelamin perempuan, dari hasi data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Banjar Batur berjenis kelamin  perempuan.

3) Populasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Populasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.3

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 494 orang warga Banjar Batur yang terdata, sebagian besar warga berpendidikan SLTA/MA yaitu sebanyak 146 orang (29,6 %).

4) Populasi penduduk berdasarkan pekerjaan

Populasi penduduk berdasarkan tingkat pekerjaan di Banjar Batur dapat dilihat  pada gambar 3.4 3.0% 9.1% 12.6%   13.2%   13.0% 29.6% 8.7% 10.9% Tidak pernah sekolah Belum sekolah Tidak tamat SD/MI Tamat SD/MI Tamat SLTP/MTS Tamat SLTA/MA Tamat D1/D2/D3 Tamat PT

(15)

Interpretasi :

Dari 494 warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang didata, menunjukkan  bahwa pekerjaan warga k terbanyak adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 117

orang (23.7%) tidak bekerja yang dimaksudkan adalah sebagai Ibu Rumah Tangga, kemudian belum bekerja sebanyak 101 orang (20.4%), PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD sebanyak 37 orang (7.5%), Pegawai Swasta sebanyak 113 orang (22.8%), Wiraswasta sebanyak 68 orang (13.7%), Petani sebanyak 23 orang (4.6%), Buruh sebanyak 15 orang (3.0%), dan lainnya sebanyak 20 orang (4.0%)

5) Populasi penduduk berdasarkan pernikahan

Populasi penduduk berdasarkan pernikahan di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.5 20.4% 23.7% 7.5% 22.9% 13.8% 4.7% 3.0% 4.0% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0%

Pekerjaan

(16)

Interpretasi :

Dari hasil survei warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang berusia lebih dari 15 tahun, status pernikahannya terbanyak adalah menikah yaitu sebanyak 282 orang (57.1%), warga yang berstatus belum menikah sebanyak 201 orang (40.7%), warga yang berstatus cerai hidup sebanyak 5 orang (1.0%), dan warga yang berstatus cerai mati sebanyak 6 orang (1.2%)

6) Populasi penduduk berdasarkan agama

Populasi penduduk berdasarkan agama di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.6 Interpretasi : Series1,menikah, 57.1% Series1,belum menikah, 40.7%

Series1, Cerai Hidup, 1.0%

Series1, Cerai Mati, 1.2%

STATUS PERNIKAHAN

5.9% 0.2% 0.8% 92.9% 0.2% 0.0% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 100.0%

Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu

Agama

(17)

Dari 494 warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang disurvei, agama terbanyak yang dianut oleh warga yaitu Agama Hindu sebanyak 459 orang (92.9%), warga yang beragama Islam sebanyak 29 orang (5.9%), warga yang  beragama Katolik sebanyak 4 orang (0.8%), warga yang beragama Budha

sebanyak 1 orang (0.2%) dan tidak ada warga yang beragama Konghucu (0.0%)

B. Lingkungan Fisik

1) Tersedianya Sarana Air Bersih

Tersedianya sarana air bersih di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat  pada gambar 3.7

Interpretasi :

Dari 494 jumlah warga Banjar Batur, sudah semua tersedia sarana air bersih dengan presentase 100%. Air bersih yang digunakan bersumber dari sumber air terlindungi seperti PDAM, Sumur Pompa, Mata Air terlindungi, dan Sumur Air Terlindungi. Jadi dapat disimpulkan bahwa, seluruh warga Banjar Batur sudah tersedia saran air bersih dengan sumber air yang terlindungi.

2) Presentase Jenis Air Minum

Persentase Jenis Air Minum di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat  pada gambar 3.8 100.0% 0.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0%

Sumber air terlindungi (PDAM, Sumur pompa, Mata Air, Sumur Air Terlindungi)

Sumber air tidak terlindungi (Sumur terbuka, air sungai, danau)

(18)

Interpretasi :

Berdasarkan data diatas dari 494 penduduk didapatkan bahwa sebagian besar warga mengkonsumsi air minum kemasan yaitu sebesar 46 orang dengan  presentase 39,3% sedangkan terendah yaitu sebesar 3 orang dengan presentase 2,6% jenis air konsumsi yaitu lainnya ( biorit dan filter). Dapat disimpulkan  bahwa warga Banjar Batur sebagian besar mengkonsumsi air minum kemasan. 3) Frekuensi Membersihkan Bak Penampungan Air 

Frekuensi membersihkan bak penampungan air di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat pada gambar 3.9

29.9% 21.4% 6.8% 39.3% 2.6% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0%

Air yang di masak Air isi ulang Mata air Air kemasan Lainnya (Biorit dan Filter)

Jenis Air Minum

17.1% 82.9% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%

≤ 1 x dalam seminggu ≤ 1 x dalam seminggu

Frekuensi Membersihkan Bak Penampungan

(19)

Interpretasi :

Dari data diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 97 orang warga membersihkan  bak penampungan air lebih dari 1 kali dalam seminggu dengan presentase 82.9% sisanya kurang dari 1 minggu sekali membersihkan bak penampungan air 17,1%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Banjar Batur membersihkan bak penampungan air lebih dari sama dengan 1 kali dalam seminggu

4) Jenis Tempat Sampah

Jenis tempat sampah di Banjar Batur, Peguyangan Kaja dapat dilihat pada gambar 3.10

Interpretasi :

Dari data diatas dapat dilihat sebanyak 82 orang memiliki jenis tempat sampah terbuka dengan presentase 70,1% dan sebanyak 35 orang memiliki jenis tempat sampah tertutup dengan presentase 39,9%. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga Banjar Batur memiliki jenis tempat sampah terbuka. 5) Cara Pengelolaan Sampah

Cara pengelolaan sampah warga di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.11

%, Terbuka, 70.1%

%, Tertutup, 29.9%

T E R B U K A T E R T U T U P

(20)

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 117 KK warga Banjar Batur yang terdata 7 KK (6,0%) membuang sampah dengan cara ditimbun, 56 KK (47,9%) membuang sampah dengan cara dibakar, 1 KK (0,9%) membuang sampah dengan cara di buang ke sungai dan 53 KK (45,3%) membuang sampah dengan cara diangkut petugas, sehingga dapat disimpulkan sebagian besar sampah warga dibuang dengan cara dibakar

6) Presentase Ketersediaan jamban Keluarga

Ketersediaan jamban keluarga di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.12 6.0% 0.9% 45.3% 47.9% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% %

Ditimbun Dibuang ke Sungai Diangkut Petugas Dibakar

100.0% 0.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Ya Tidak

(21)

Interpretasi :

Dari 117 KK di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang di survey semua KK (100%) memiliki jamban keluarga

7) BAB di Jamban

Warga BAB di jamban dapat dilihat pada gambar 3.13

Interpretasi :

Berdasarkan gambar di atas, dari 117 KK (100%) yang terdapat di Banjar Batur, semua keluarga memanfaatkan jamban dengan baik.

8) Presentase Cara Membuang Limbah Air Dapur

Presentase cara membuang limbah air dapur dapat dilihat pada gambar 3.14 100.0% 0.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Ya Tidak

BAB di Jamban

(22)

Interpretasi :

Dari 117 KK di Banjar Batur Peguyangan Kaja yang di survey sebanyak 60 KK (51,3%) yang membuang limbah air dapur ke selokan, sebanyak 25 KK (21,4%) membuang limbah air dapur ke halaman, sebanyak 32 KK (27.4%) membuang limbah air ke lubang khusus atau septic tank, dapat disimpulkan  bahwa sebagian besar warga meprrmbuang limbah air dapur ke selokan.

9) Presentase Cara Membuang Limbah Air Kamar Mandi

Presentase cara membuang limbah air kamar mandi pada warga Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.15

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan bahwa dari 117 KK warga Banjar Batur membuang limbah dengan cara dibuang keselokan 42 KK (35,9%),

51.3% 21.4% 27.4% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Di buang keselokan Di Buang ke halaman Dibuatkan lubang khusus atau septik

tank 35.9% 6.0% 58.1% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0%

Dibuang ke selokan Dibuang ke halaman Dibuatkan lubang khusus

(23)

membuang limbah dengan dibuang kehalaman 7 KK (6,0%), mengolah limbah dengan cara dibuatkan septictank 68 KK (58,1%) sehingga dapat disimpulkan sebagian besar warga mengolah limbah kamar mandi dengan cara dibuatkan septictank

10) Presentase Warga Merokok

Presentase warga merokok dapat dilihat pada gambar3 3.16

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa warga di Banjar sebagian  besar masyarakat tidak merokok yaitu 423 orang (85,6%) dan merokok

sebesar 71 orag 14,4%. 11) Kebiasaan Merokok 

Keiasaan merokok pada warga Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.17 Ya, %, 14.4% Tidak, %, 85.6% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% %

Merokok 

Ya Tidak

(24)

Interpretasi :

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa warga di Banjar Batur, Kelurahan Peguyangan Kaja, Denpasar Utara bulan Februari 2018 dari 71 masyarakat yang merokok terdapat merokok tempat terbuka sebanyak 48 orang (63,2%) dan merokok di tempat tertutup sebanyak 28 orang (36,8%)

C. Pelayanan Kesehatan dan Sosial 1) Ibu Bersalin di Fasilitas Kesehatan

Presentasi pemanfaatan fasilitas kesehatan pada ibu saat bersalin di Br. Batur dapat dilihat pada gambar 3.18

%, Merokok Terbuka, 63.2% %, Merokok Tertutup, 36.8% M E R O K O K T E R B U K A M E R O K O K T E R T U T U P

KEBIASAAN MEROKOK

100.0% 0.0% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Ya Tidak

(25)

Intepretasi :

Berdasarkan diaaram pemanfaatan fasilitas kesehatan pada ibu saat bersalin di Banjar Batur, sebanyak 40 orang (100 %) memanfaatkan fasilitras kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan bidan swasta untuk bersalin

2) Jaminan Kesehatan

Jaminan kesehatan yang dimiliki warga Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.19

Intepretasi :

Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa 422 KK (85,6%) memiliki jaminan kesehatan berupa JKN/KIS/Asuransi Swasta dan sebanyak 71 KK (14,4%) tidak memiliki jaminan kesehatan.

3) Tempat Pemanfaatan Kesehatan

Tempat pelayanan kesehatan yang sering dikunjungi oleh warga Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.20

%, Ya, 85.6%, 86% %, Tidak, 14.4%,

14%

Ya Tidak

(26)

Interpretasi :

Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa sebagian besar warga memanfaatkan puskesmas apabila sakit yaitu sebanyak 45 orang (38.5%),sebanyak 29 orang (24.%) memanfaatkan dokter swasta, 25 orang (21,4%) memanfaatkan rumah sakit, 17 orang (14.5%) yang memanfaatkan bidan praktek swasta dan 1 orang (0.9%) tidak berobat karena memanfaatkan obat tradisional sebagai cara pengobatan ketika sakit.

4) Program Keluarga Berencana

Penggunaan alat kontrasepsi di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.21 %, Puskesmas, 38.5% %, Dokter Swasta, 24.8% %, Rumah Sakit, 21.4% %, Tidak Berobat, 0.9% %, Bidan Praktek Swasta, 14.5% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0%

Puskesmas Dokter Swasta Rumah Sakit Tidak Berobat Bidan Praktek Swasta

(27)

Interpretasi :

Berdasarkan diagram pemanfaatan program KB pada pasangan usia subur (15-49 tahun) di Banjar Batur, didapatkan bahwa sebanyak 98 Pasangan Usia Subur (76.6%) mengikuti program KB namun sisanya sebanyak 45 Pasangan Usia Subur (23,4%) tidak mengikuti program KB dikarenakan berbagai alasan seperti istri sedang hamil, kurangnya pengetahuan terkait KB, istri sudah mengikuti program dokter (steril) dan ingin memiliki anak lagi

D. Transportasi dan Reakreasi 1) Transportasi

Alat transportasi yang sering digunakan oleh penduduk Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.22

76.6% 23.4% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%

Mengikuti Program KB Tidak Mengikuti Program KB

Pemanfaatan Program KB pada PUS Pasangan Usia

Subur)

(28)

Interpretasi :

Hasil survey yang dilakukan pada 117 KK di Banjar Batur, didapatkan bahwa sebagian besar warga menggunakan jenis transportasi sepeda motor sebanyak 85 orang (77,3%), menggunakan sepeda gayung sebanyak 12 orang (10,9%), dan menggunakan mobil pribadi sebanyak 12 orang (10,9%). Dapat disimpulkan sebagian besar warga Banjar Batur menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi

2) Rekreasi

Bentuk rekreasi atau hiburan yang dilakukan oleh keluarga di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.23

10.9% 77.3% 10.9% 0.9% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0%

Sepeda Gayung Sepeda Motor Mobil Pribadi Lainnya

(29)

Interpretasi:

Berdasarkan gambar diatas jenis rekreasi atau hiburan yang dilakukan oleh keluarga Banjar Batur sebanyak 54 orang (46,2%) melakukan rekreasi ke Taman/Kebun Raya, sebanyak 52 orang (44,4%) melakukan rekreasi ke Pantai, dan sebanyak 11 orang (9,4%) rekreasi ke tempat lain seperti jalan- jalan disekitar rumah dan kesawah. Hal ini menunjukkan jenis rekreasi yang  banyak dilakukan oleh warga Banjar Batur adalah ke Taman/Kebun Raya

E. Ekonomi

1) Penghasilan Rata-Rata Warga

Penghasilan Rata-rata perbulan warga di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.24 46.2% 44.4% 9.4% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0% 50.0%

Taman/Kebun Raya Pantai Lainnya

(30)

Interpretasi:

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa, dari 494 warga yang sudah bekerja di Banjar Batur, memiliki pendapatan rata-rata perbulan lebih dari UMR (>2.173.000,00) yaitu sebanyak 81 warga (69.2%) dan yang memiliki  pendapatan kurang dari UMR (<2.173.000,00) yaitu sebanyak 36 warga (30,8%). Hal ini menunjukkan sebagian besar warga di Banjar Batur memiliki  penghasilan rata-rata perbulan lebih dari UMR (>2.173.000,00).

2) Pengeluaran Rata-Rata Warga

Pengeluaran Rata-rata perbulan Masyarakat di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.25 30.8% 69.2% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% ≤ Rp 2.173.000 ≥ Rp 2.173.000 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% < Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp 1.000.000 Rp 1.000.000 - Rp 1.500.000 > Rp 1.500.000

Pengeluaran Rata-rata

Penghasilan Rata-rat

(31)

Interpretasi:

Dari gambar diatas menunjukkan bahwa, dari 494 warga yang sudah bekerja di Banjar Batur memiliki pengeluaran rata-rata perbulan > Rp. 1.500.000 sebanyak (62,4%), rata-rata pengeluaran rentang Rp. 500.000-1.000.000 sebanyak (21,4%), rata-rata pengeluaran Rp. 1.000.000-1.500.000 sebanyak (14,5%) dan rata-rata pengeluaran <Rp. 500.000 sebanyak (1,7%). Hal ini menunjukkan sebagian besar warga di Banjar Batur memiliki pengeluaran rata-rata perbulan > Rp.1.500.000

F. Bayi, Batita, dan Balita

1) Bayi Mendapatkan Imunisasi Lengkap

Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.26

Interpretasi:

Berdasarkan anggota keluarga yang berusia 12-23 bulan sebagian besar telah mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 19 bayi (94,7%), dan sebanyak 1  bayi (5,3%) tidak mendapatkan imunisasi lengkap dikarenakan warga  pendatang yang datanya belum ada di puskesmas. Hal ini menunjukkan

sebagian besar bayi di Banjar Batur mendapatkan imunisasi lengkap. 2) Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif

Bayi mendapatkan ASI Eksklusif  di Banjar Batur, dapat dilihat pada gambar 3.27 94,7% 5,3% 0.0% 20.0% 40.0% 60.0% 80.0% 100.0% 120.0% Ya Tidak

(32)

Interpretasi:

Berdasarkan usia bayi 0-6 bulan sebagian besar mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 14 orang (73,3%) sudah mendapatkan ASI eksklusif, dan sebanyak 4 orang (26,7%) tidak mendapatkan ASI eksklusif karena produksi ASI ibu yang kurang optimal. Hal ini menunjukkan sebagian besar bayi yang berusia 0-6  bulan di Banjar Batur sudah mendapatkan ASI eksklusif.

%, Ya, 73.3% %, Tidak, 26.7% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% Ya Tidak

(33)

3) Presentase Anak Melakukan Pemantauan Kesehatan Tumbuh Kembang

Pemantauan kesehatan tumbuh kembang anak  di Banjar Batur dapat dilihat  pada gambar 3. 28

Interpretasi :

Berdasarkan gambar di atas, dari 39 orang balita yang terdapat di Banjar Batur, persentase balita yang mendapatkan pemantauan tumbuh kembang dalam 1 bulan terakhir sebanyak 37 balita (94,9%), sedangkan yang tidak mendapatkan pemantauan pertumbuhan balita sebanyak 2 balita (5,1%), hal ini disebabkan tidak datang ke posyandu dikarenakan kesibukan orang tua

%, Ya, 94.9% %, Tidak, 5.1% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% 80.0% 90.0% 100.0% Ya Tidak

 Anak Melakukan Pemantauan Tumbuh

Kembang dalam 1 Bulan Terakhir

(34)

G. Kesehatan Remaja

1) Data Remaja yang Mendapat Penyuluhan Kesehatan

Remaja yang mendapatkan penyuluhan kesehatan dapat dilihat pada gambar 3.29

Interprestasi:

Berdasarkan gambar di atas, terdapat 46 remaja (47,9 %) telah mendapatkan  penyuluhan kesehatan, sedangkan 50 remaja (52,1%) tidak mendapatkan  penyuluhan. Penyuluhan kesehatan pernah didapatkan dari pihak sekolah, organisasi kesehatan dan dari puskesmas. Sebagian besar penyuluhan kesehatan diadakan di sekolah masing-masing dan khusus untuk di Banjar Batur  penyuluhan kesehatan jarang di diadakan.

2) Remaja yang Terlibat Dalam Organisasi

Remaja yang terlibat dalam organisasi di Banjar Batur dapat dilihat pada gambar 3.30 %, Ya, 47.9% %, Tidak, 52.1% 45.0% 46.0% 47.0% 48.0% 49.0% 50.0% 51.0% 52.0% 53.0% Ya Tidak

Remaja Pernah Mendapatkan Penyuluhan

Kesehatan

(35)

Interprestasi:

Berdasarkan gambar di atas, terdapat 29 remaja (62,2 %) mengikuti organisasi di banjar batur, sedangkan 17 remaja (37,8 %) tidak mengikuti organisasi di  banjar batur. Remaja yang mengikuti organisasi di banjar batur sudah cukup

aktif mengikuti berbagai kegiatan yang dilakukan di banjar batur seperti menjadi pengurus organisasi (STT), mengikuti porsenides, gotong royong dan rapat bulanan

H. Dewasa

1) Data Warga Pernah Melakukan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit

Warga yang melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dapat dilihat pada gambar 3.31

%, Ya, 62.2% %, Tidak, 37.8% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% 70.0% Ya Tidak

(36)

Interprestasi:

Berdasarkan gambar di atas dari 117 warga yang didata menunjukkan bahwa terdapat warga di Banjar Batur pernah melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit sebanyak 58 orang (52,7%), sedangkan yang tidak  pernah pemeliharaan dan pencegahan penyakit sebanyak 52 orang (47,3%). Warga yang melakukan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit seperti pap smear, sadari, hipertensi, imunisasi kanker serviks dan hepatitis dalam setahun

2) Data Keikutsertaan dalam Senam Lansia

Keikutsertaan dalam senam lansia dapat dilihat pada gambar 3.32

%, Ya, 52.7% %, Tidak, 47.3% 44.0% 45.0% 46.0% 47.0% 48.0% 49.0% 50.0% 51.0% 52.0% 53.0% 54.0% Ya Tidak %, Ya, 27.9% %, Tidak, 72.1%

Keikutsertaan dalam Senam Lansia

Pernah Melakukan Pemeliharaan dan

Pencegahan Kesehatan

(37)

Interprestasi:

Berdasarkan gambar diatas, jumlah lansia sebanyak 154 lansia. Terdapat 12 lansia (27,9%) telah mengikuti senam lansia dan 31 lansia (72,1%) tidak mengikuti senam lansia di Banjar Batur. Kader lansia sudah berperan aktif dalam kegiatan posyandu lansia. Lansia yang tidak mengikuti senam lansia karena di Banjar Batur kegiatan senam lansia belum aktif sedangkan lansia yang pernah mengikuti mengikuti kegiatan tersebut di kantor tempat bekerja dan perlombaan senam lansia

3) Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Lansia

Data cara mengatasi masalah kesehatan lansia dapat dilihat pada gambar 3.33

Interprestasi:

Berdasarkan gambar diatas, jumlah lansia sebanyak 154 lansia. Terdapat 3 lansia (4,7%) yang mengatasi masalah kesehatannya hanya membiarkan masalah kesehatanya tanpa memeriksakan ke pelayanan kesehatan, kemudian 12 lansia (18,6%) memeriksakan masalah kesehatannya dengan merawat dirumah, 50 lansia (76,7%) memeriksakan masalah kesehatannya ke  pelayanan kesehatan dan tidak ada lansia yang memeriksakan masalah

kesehatannya ke pengobatan tradisional/bali

%, Dibiarkan, 4.7% %, Dirawat di rumah, 18.6% %, Dibawa ke pelayanan kesehatan, 76.7% %, Dibawa ke balian/pengobatan tradisional, 0.0%

Cara Mengatasi Masalah Kesehatan

Lansia

(38)

I. Masalah Kesehatan Setiap Agregat

1) Agregat Bayi, Batita, Balita, dan Anak-Anak (Usia 0-11 tahun)

Masalah kesehatan pada agregat bayi, batita, balita, dan anak-anak (Usia 0-11 tahun) dapat dilihat pada gambar 3.34

Interpretasi :

Berdasarkan data diatas di dapatkan bahwa masalah kesehatan bayi, batita,  balita dan anak-anak adalah ISPA sebanyak 46 orang (51,8%), Diare 8 orang (9,0%), DBD 5 orang (5,6%), Gangguan Syaraf 1 orang (1,1%) dan tidak ada masalah 27 orang (31,5%). Kesimpulannya adalah pada agregat bayi, batita,  balita, dan anak-anak masalah terbesar ialah pada penyakit ISPA

2) Agregat Remaja (Usia 12-25 Tahun)

Masalah kesehatan pada agregat remaja (usia 12-25 tahun) dapat dilihat pada gambar 3.35 1.1% 1.1% 9.0% 5.6% 51.8% 31.5% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% Asma Gangguan Syaraf 

Diare DBD ISPA Tidak ada Masalah

(39)

Interpretasi :

Dari data diatas didapatkan bahwa tidak ada masalah kesehatan pada remaja di Banjar Batur sebanyak 42 orang dengan presentase 43,8%. Kesimpulannya  bahwa pada agregat remaja tidak ditemukan masalah kesehatan.

3) Agregat Dewasa (Usia 26-59 Tahun)

Masalah kesehatan pada agregat dewasa dapat dili hat pada gambar 3.36

%, Merokok, 34.4% %, Nyeri Disminore, 20.8% %, Gangguan Reproduksi, 1.0% %, Tidak ada maslaah kesehatan, 43.8% 0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0% 50.0%

Merokok Nyeri Disminore Gangguan Reproduksi Tidak ada maslaah kesehatan 3.2% 0.6% 1.3% 51.6% 0.6% 0.6% 41.9% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0%

Hipertensi KISTA Gangguan Jiwa

DBD Gangguan Saraf 

Nyeri Sendi Tidak ada masalah kesehatan

Masalah Kesehatan Remaja

(40)

Interpretasi :

Dari data diatas didapatkan bahwa masalah kesehatan dewasa meliputi hipertensi sebanyak 5 orang (3,2%), kista 1 orang (0,6%), gangguang jiwa 2 orang (1,3%), DBD 80 orang(51,6%), Gangguan saraf 1 orang (0,6%), nyeri sendi 1 orang (0,6%) dan tidak ada masalah kesehatan 65 orang (41,9%). Dapat disimpulkan bahwa pada agregat dewasa sebagian besar mengalami masalah DBD pada 3 bulan terakhir.

4) Agregat Lansia (<60 tahun)

Masalah kesehatan pada agregat lansia dapat dilihat pada gambar 3.37

Interpretasi :

Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa masalah kesehatan lansia meliputi Asam urat sebanyak 2 orang (1%), Batuk 5 orang (3%), DM6 orang (4%), Kolesterol 1 orang (1%), Hipertensi5 orang (3%), Penyakit Jantung 1 orang (1%), Sesak 1 orang (1%), TBC 4 orang (3%), Katarak 1 orang (1%), Nyeri sendi 66 orang (43%)dan tidak ada masalah 62 orang (40%). Dapat disimpulkan pada agregat lansia sebagian besar mengalami nyeri sendi pada 3  bulan terakhir. 1% 3% ; 4% 3% 1% % 1% 43% 1% 1% 3% 40% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45%

(41)

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Analisis SWOT terkait Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) 1 di Banjar Batur Desa Peguyangan Kaja

Setelah melakukan kunjungan dan mengikuti MMD 1 pada 5 Maret 2018 di Kantor Desa Peguyangan Kaja, kemudian dilakukan analisis SWOT terhadap pelaksanaan MMD 1. Hasil analisis didapat sebagai berikut:

 STR E NG TH

No Faktor Kekuatan

1. Media penyampaian Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja menggunakan layar proyektor,  power point , dan pengeras suara sehingga memudahkan dalam penyampaian hasil data Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Peserta Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja diberikan print out power point   sehingga memudahkan peserta untuk memahami hasil data SMD yang disampaikan.

3. Power point yang ditampilkan pada Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja terlihat jelas dan cukup mudah dimengerti oleh peserta Musyawarah Masyarakat Desa 1.

4. Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja  berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan.

5. Tempat kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja cukup nyaman dan dapat menampung semua peserta Musyawarah Masyarakat Desa 1.

6. Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja ini memberikan informasi kepada peserta terkait masalah kesehatan yang terjadi di Br. Batur.

(42)

W E A K N E S S

No Faktor Kelemahan

1. Kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja dilakukan pada hari senin pagi sehingga hanya mengundang stakeholder   dan kader  untuk mengikuti kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa ini.

2. Peserta yang hadir dalam Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja kurang aktif dalam menyampaikan pendapat terkait prioritas masalah yang akan ditetapkan.

3. Tidak terdapatnya kalender bali yang dapat memudahkan dalam penentuan waktu diimplementasikannya rencana kegiatan yang telah dibuat.

OPPORTUNITI E S

No Faktor Peluang

1. Pemerintah setempat mendukung terlaksananya kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja.

2. Terdapat kader posyandu balita, kader lansia, ibu-ibu PKK, dan kader jumantik yang dapat membantu dalam pengimplementasian hasil Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja.

3. Adanya dukungan dari pihak puskesmas III Denpasar dalam pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja.

T H R E A T  

No Faktor Ancaman

1. Keberhasilan implementasi Musyawarah Masyarakat Desa 1 di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja ini tergantung dari kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam implementasi ini.

2. Sulitnya penentuan waktu penerapan rencana kegiatan karena berbarengan dengan hari raya sehingga perlu koordinasi kepada kepala kelian adat di Br. Batur Desa Peguyangan Kaja.

(43)

4.2 Perbandingan hasil kunjungan dengan teori dan jurnal

Berdasarkan hasil kunjungan pada MMD 1 di Kantor Desa Peguyangan Kaja pada tanggal 5 Maret 2018, berikut beberapa teori yang relevan.

4.2.1 Topik dan proses kegiatan MMD 1

Kegiatan MMD 1 dibuka dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD 1 itu sendiri. Selanjutnya adalah penyajian hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang dilakukan dengan mendatangi rumah-rumah warga di Banjar Batur Peguyangan Kaja. Dalam pengambilan data, metode yang digunakan adalah metode

windshield survey, observasi dan wawancara yang berpedoman pada kuesioner. Hasil data tersebut bertujuan pula untul mengklarifikasi jika terdapat kesalahan dalam mendapatkan informasi. (Efendi & Makhfudli, 200 9)

Pengenalan masalah keperawatan oleh mahasiswa kepada masyarakat ini  bertujuan masyarakat dapat berpendapat dan menentukan prioritas masalah yang lebih dahulu ditangani. Kegiatan berlanjut dengan menentukan prioritas masalah berupa diskusi dan saling memberikan pendapat. Menentukan  prioritas masalah menggunakan skala Bailo dan Maglaya (1978) terdiri dari kriteria sifat masalah, kemungkinan masalah dapat diubah, potensi masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah. Berikut skoring dalam penentuan  prioritas masalah:

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah

 Tidak/kurang sehat  Ancaman kesehatan  Krisis atau keadaan

sejahtera

3 2 1

(44)

2. Kemungkinan Masalah Dapat diubah  Dengan mudah  Hanya sebagian  Tidak dapat 2 1 0 2

3. Potensi Masalah Dapat Dicegah  Tinggi  Cukup  Rendah 3 2 1 1 4. Menonjolnya Masalah  Masalah berat, harus segera ditangani

 Ada masalah, tetapi

tidak perlu segera ditangani  Masalah tidak dirasakan 2 1 0 1

(Dian, Proses Skoring)

Setelah prioritas masalah sudah ditentukan, selanjutnya penyusunan rencana kegiatan penanggulangan masalah. Kegiatan ini memerlukan diskusi dari masyarakat yang hadir untuk bisa menentukan waktu pelaksanaan dari kegiatan yang sudah dirancang. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan dengan jadwal kegiatan masyarakat. Diharapkan saat kegiatan berlangsung masyarakat Banjar Batur dapat menghadiri kegiatan tersebut. Terakhir yaitu pengesahan rencana

(45)

kegiatan oleh stakeholder antara lain Kepala Desa, Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab Kepala Dusun.

4.2.2 Media pelaksanaan MMD 1

Media yang digunakan dalam pelaksanaan MMD adalah media Powerpoint.

Setiap peserta juga diberikan  print out materi yang akan didiskusikan. Penggunaan media tersebut diharapkan proses penyampaian hasil data dan masalah kesehatan di Banjar Batur dapat dipahami oleh peserta. Apabila peserta melewati atau kurang memperhatikan data yang ditampilkan pada proyektor,  peserta dapat membaca pada print out yang telah diberikan. Hasil data yang ditampilkan pada proyektor sudah baik. Ukuran tulisan sudah cukup besar sehingga dapat terbaca oleh para peserta. media presentasi berfungsisebagai alat  bantu mengajar, bukan merupakan media pembelajaran yang akan dipelajari

secara mandiri oleh sasaran. Media presentasi kurang cocok digunakan sebagai  bahan belajar yang bersifat pengayaan. Ini berbeda dengan program multimedia

interaktif. Oleh karena itu pesan-pesan yang disajikan dalam media presentasi sebaiknya dibuat secara garis besar dan tidak detail. beberapa tips yang perlu diperhatikan pada saat membuat atau memproduksi laporan menjadi media  presentasi dengan menggunakan Power point seperti memilih jeni font   yang tingkat keterbacaannya tinggi contohnya Arial, Verdana, atau Tahoma. Gunakan ukuran font 17-20 untuk isi teks. Bisa ditambahkan variasi gambar dan berikan judul pada masing-masing slide.(Kentut, 2010)

4.2.3 Teknik komunikasi

Presentasi merupakan sebuah komunikasi. Komunikasi sebagai sebuah proses seorang individu mengirimkan rangsangan untuk mengubah perilaku individu lain. Berdasarkan pengertian di atas, terdapat 3 komponen dasar dari sebuah komunikasi yakni pemberi pesan (komunikator), media yang digunakan dan  penerima pesan(audiens).

Presentasi yang baik terjadi apabila audiens  memahami pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui pemilihan media yang tepat, sehingga

(46)

yang baik pula terjadi jika audiens dapat merubah keyakinannya atas pengaruh komunikator melalui media yang ditampilkan. Presentasi yang buruk, terjadi apabila komunikator tidak mampu menjelaskan pesan (hanya dimengerti diri sendiri) dan tidak mengoptimalkan media yang dipergunakan, sehinggaaudiens tidak paham terhadap pesan yang diterimanya.

Pondasi dalam presentasi meliputi topik presentasi, tujuan presentasi dan  pengenalan audiens. Tiga pondasi ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan untuk membangun sebuah  bangunan presentasi yang hebat. (Pusbindiklat Peneliti, 2017)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan saat kegiatan MMD 1, pembawa acara, moderator dan penyaji sudah baik dalam berkomunikasi. Penyaji sudah  baik menggunakan Bahasa verbal maupun non verbal. Bila dibandingkan

dengan teori, moderator telah mampu mengajak interaksi peserta untuk mau memberikan pendapat walaupun tidak mudah sebab pada diskusi awal peserta hamper tidak ada yang mau memberikan pendapat. Sementara penyaji dalam kegiatan MMD 1 beberapa kali salah menyebutkan kata yang dapat merubah makna kata tersebut. Walaupun demikian, peserta tetap dapat mengerti setelah diklarifikasi oleh penyaji.

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.KESIMPULAN

Musyarawah masyarakat desa adalah pertemuan perwakilan warga desa atau kelurahan, Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dan Kecamatan membahas hasil SMD (Survey Mawas Diri) yang dilakukan sebelumnya.MMD bertujuan untuk mendapatkan prioritas masalah yang akan diatasi bersama masyarakat desa, menggali potensi sumber daya yang dimiliki dan penyusunan rencana intervensi.MMD dilakukan di banjar batur desa  peguyangan kaja pada hari senin 5 maret 2018.Pembahasan MMD dilakukan berdasarkan

hasil survei yang dilakukan dengan wawancara,observasi dan memberikan angket atau kuisioner kepada warga mengenai beberapa item seperti umur,jenis pekerjaan,masalah  jaminan kesehatan,masalah kesehatan berdasarkan umur dan lain sebagainya sehingga

didapatkan 4 masalah prioritas yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan pada agregat lansia berhubungan dengan kurang efektifnya penyelenggaraan senam lansia, ketidakefektifan manajemen kesehatan agregrat dewasa di banjar batur, desa peguyangan kaja, kecamatan denpasar utara berhubungan dengan masalah kesehatan dewasa meliputi hipertensi,  perilaku kesehatan cenderung beresiko terjadi penyakit dbd dan diare,serta ketidakefektifan manajemen kesehatan pada agregat bayi, batita, balita di banjar batur, desa  peguyangan kaja, kecamatan denpasar utara berhubungan dengan masalah kesehatan bayi,  batita, balita dan anak-anak adalah ISPA.Setiap masalah prioritas yang dipilih akan diadakan rencana dan kegiatan untuk mengatasi masalah prioritas yang sudah ditetapkan dengan Plan Of Action (POA).

5.2.SARAN

Saran kepada mahasiswa

Mahasiswa dalam menyampaikan materi dan membimbing masyarakat untuk menentukan masalah prioritas harus jelas dan tepat agar masyarakat mampu mengerti dan bisa

(48)

 berargumen dan menentukan masalah prioritas yang akan ditangani,serta mahasiswa mampu mengarahkan apabila masyarakat kurang aktif dalam penentuan masalah.

Saran kepada masyarakat

Masyarakat diharapkan aktif dan mau mengikuti MMD ini agar permasalahan yang ada di desa tersebut bisa ditangani berdasarkan keputusan bersama yang dirasakan menjadi masalah kesehatan di desa tersebut.

Saran kepada pemerintah

Pemerintah diharapkan mendukung kegiatan-kegiatan komunitas salah satunya SMD dan MMD untuk mengatasi masalah yang ada di masyarakat serta meningkatkan ilmu  pengetahuan dari masyarakatnya langsung tentang suatu penyakit apabila kegiatan seperti

Referensi

Dokumen terkait

Mengintegrasikan rencana pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif ke dalam Rencana Kerja Pembangunan (RKP) desa dan kelurahan (di desa berupa perumusan program

Survey (awas Diri 2S(D5 an (usyawarah (asyarakat Desa 2((D5 yang iselenggarakan oleh 'PT Puskesmas Limbangan bersama +emerintahan esa$ tokoh masyarakat$ tokoh agama$

Tujuan khususnya meliputi : (1) mengembankan kebijakan pengembangan Desa Siaga Aktif di Pemerintahan Desa/Kelurahan; (2) meningkatkan komitmen dan kerjasama semua

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengenalan kondisi desa/kelurahan pada desa dan kelurahan siaga aktif di Kota Tidore Kepulauan sebagian besar informan menyatakan

Pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat yang ada di desa/ kelurahan, menjadikan masyarakat

Tujuan khususnya meliputi : (1) mengembankan kebijakan pengembangan Desa Siaga Aktif di Pemerintahan Desa/Kelurahan; (2) meningkatkan komitmen dan kerjasama semua

dibawah target yaitu 55%. Pada tahun 2015 diharapkan capaian Desa Siaga aktif adalah sebesar 80 %. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan untuk mewujudkan Desa / Kelurahan

Survei Mawas diri ( SMD ) atau Telaah Mawas Diri ( TMD ) atau Community Self Survey ( CSS ) adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data keadaan/masalah yang berkaitan