• Tidak ada hasil yang ditemukan

STEM CELL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STEM CELL"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

STEM CELL

STEM CELL

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1Latarbelakang 1.1Latarbelakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, penelitian dalam Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan tentang kesehatan, penelitian dalam  bidang

 bidang stem stem cell cell mengalami mengalami kemajuan. kemajuan. Hal Hal ini ini tidak tidak terlepas terlepas dari dari upaya upaya manusia manusia untuk untuk  mengobati penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara mengobati penyakit-penyakit yang sudah tidak mungkin untuk diobati lagi baik secara konservatif maupun operatif.

konservatif maupun operatif.

Para ahli saat ini telah mulai meneliti kemungkinan penggunaan stem cell untuk  Para ahli saat ini telah mulai meneliti kemungkinan penggunaan stem cell untuk  mengobati penyakit atau kelainan yang belum bisa untuk diobati dengan obat-obatan atau mengobati penyakit atau kelainan yang belum bisa untuk diobati dengan obat-obatan atau tindakan operatif, khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti penyakit tindakan operatif, khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya seperti penyakit ganas. Selain itu stem cell juga digunakan dalam penelitian untuk mencari obat-obat baru ganas. Selain itu stem cell juga digunakan dalam penelitian untuk mencari obat-obat baru  pada tingkat laboratorium maupun u

 pada tingkat laboratorium maupun untuk mempelajari patogenesis penyakit.ntuk mempelajari patogenesis penyakit. 1.1

1.1 Rumusan MasalahRumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan stem cell ?Apa yang dimaksud dengan stem cell ?

 Apakah pengobatan stem cell itu ?Apakah pengobatan stem cell itu ?

 Bagaimana stem cell menurut prinsip keperawatan?Bagaimana stem cell menurut prinsip keperawatan?

 Bagaimana stem cell menurut agama islam ?Bagaimana stem cell menurut agama islam ?

 Bagaimana stem cell menurut undangBagaimana stem cell menurut undang –  – undang ?undang ? 1.2Tujuan

1.2Tujuan

 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi stem cellMahasiswa dapat mengetahui fungsi stem cell

 Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada tubuh manusiaMahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada tubuh manusia 1.2

1.2 Tujuan KhususTujuan Khusus

 Mahasiswa dapat Mahasiswa dapat mengetahui mengetahui pengertian stem pengertian stem cellcell

 Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada pengobatanMahasiswa dapat mengetahui kegunaan stem cell pada pengobatan

 Mahasiswa dapat mengMahasiswa dapat mengetahui pandangan etahui pandangan stem cell dari stem cell dari prinsip keperawatanprinsip keperawatan

 Mahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari agama islamMahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari agama islam

 Mahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari undang-undangMahasiswa dapat mengetahui pandangan stem cell dari undang-undang 1.3

1.3 ManfaatManfaat

 Mengetahui pengobatan menggunakan stem cellMengetahui pengobatan menggunakan stem cell

 Mengetahui pandangan masyarakat terhadap pengobatan stem cellMengetahui pandangan masyarakat terhadap pengobatan stem cell

 Mengetahui kegunaan dari pengobatan stem cellMengetahui kegunaan dari pengobatan stem cell

BAB 2 BAB 2 PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN STEM CELL

(2)
(3)

Stem cell(sel punca) adalah

Stem cell(sel punca) adalahsel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubahsel induk yang dapat berdeferensial atau dapat merubah diri menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah menjadi sel otot, sel diri menjadi berbagai sel sesuai dengan lingkungan, bisa berubah-ubah menjadi sel otot, sel endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stemcell. Stemcell dapat endokrin, ephitel, dan lain-lain kemudian berkembang lagi menjadi stemcell. Stemcell dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti plasenta, tali pusat janin, darah, dan sumsum tulang diperoleh dari berbagai sumber seperti plasenta, tali pusat janin, darah, dan sumsum tulang  belakang. Sedangkan

 belakang. Sedangkan menurut menurut sumber sumber lain lain stemcell stemcell yaitu suatyaitu suatu u sel sel yang belum yang belum matang matang atauatau  belum berdeferensi

 belum berdeferensiasi asi (berubah) menjadi (berubah) menjadi sel sel atau atau jaringan terjaringan tertentu. Dalam tentu. Dalam bahasa indonesia,bahasa indonesia, stemcell disebut sebagai sel punca atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa kedokteran, stemcell disebut sebagai sel punca atau sel induk. Sedangkan dalam bahasa kedokteran, stemcell dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel), multipoten stemcell dapat berupa sel unipoten (hanya dapat berubah menjadi satu jenis sel), multipoten (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat berubah menjadi jaringan (dapat berubah menjadi beberapa jenis sel), atau totipoten (dapat berubah menjadi jaringan apapun)

apapun)

Stem cell mempunyai 2 sifat yang khas yaitu Stem cell mempunyai 2 sifat yang khas yaitu

1.

1. Differensiasi Differensiasi yaitu yaitu kemampuan kemampuan untuk untuk berkembang berkembang menjadi menjadi sel sel lain. lain. StemStem cell

cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang spmampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang spesifik misalnya sel saraf,esifik misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain

sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas dan lain-lain 2.

2. Regenerasi yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinyaRegenerasi yaitu kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Stem

sendiri. Stem cell cell mampu membuat salinan mampu membuat salinan sel yang perssel yang persis sama is sama dengan dirinyadengan dirinya melalui pembelahan sel.

melalui pembelahan sel.

Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi stem cell dibagi menjadi : Berdasarkan kemampuannya untuk berdifferensiasi stem cell dibagi menjadi :

1.

1. Totipotent adalah sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenisTotipotent adalah sel punca yang dapat berdifferensiasi menjadi semua jenis sel yatu zigot. Sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan sel yatu zigot. Sel ini merupakan sel embrionik awal yang mempunyai kemampuan untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk satu individu yang untuk membentuk berbagai jenis sel termasuk membentuk satu individu yang utuh dan berbagai sel pada embrio yang dapatmenyusun plasenta.

utuh dan berbagai sel pada embrio yang dapatmenyusun plasenta. 2.

2. Pluripotent yaitu stem cells yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisanPluripotent yaitu stem cells yang dapat berdifferensiasi menjadi 3 lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm) tetapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells pluripotent ekstraembrionik seperti plasenta dan tali pusat. Yang termasuk stem cells pluripotent adalah embrionik .

adalah embrionik . 3.

3. MultipotentMultipotent yaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenisyaitu stem cell yang dapat berdifferensiasi menjadi banyak jenis sel misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang sel misalnya hemopoetic stem cells yang terdapat pada sumsum tulang yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang terdapat dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit

terdapat dalam darah seperti eritrosit, lekosit dan trombosit 4.

4. UnipotentUnipotentyaitu stem cells yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Stemyaitu stem cells yang hanya dapat menghasilkan 1 jenis sel. Stem cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi diri Contohnya cells mempunyai sifat masih dapat mempebaharui atau meregenerasi diri Contohnya erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah. erythroid progenitor cells hanya mampu berdifferensiasi menjadi sel darah merah. Berdasarkan sumbernya stem cell dibagi menjadi:

Berdasarkan sumbernya stem cell dibagi menjadi: 1.

1. Zigot yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi)Zigot yaitu pada tahap sesaat setelah sperma bertemu ovum (fertilisasi) 2.

2. Embrionic stem cells yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner cell massEmbrionic stem cells yaitu sel-sel stem yang diperoleh dari inner cell mass dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca dari suatu blastocyst (embrio yang terdiri atas 50-150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca  pembuahan).

 pembuahan). Embryonic Embryonic stem stem cells cells biasanya biasanya didapatkan didapatkan dari dari sisa sisa embrio embrio yang yang tidak tidak  dipakai dari IVF (in vitro fertilization). Sel stem ini mempunyai sifat dapat dipakai dari IVF (in vitro fertilization). Sel stem ini mempunyai sifat dapat  berkembang

 berkembang biak biak secara secara terus terus menerus menerus dalam dalam media media kultur kultur optimal optimal pada pada kondisikondisi tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai sel yang tertentu dan dapat diarahkan untuk berdifferensiasi menjadi berbagai sel yang terdifferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya.

(4)

3.

3. FetusFetus yang dapat diperoleh dari klinik aborsiyang dapat diperoleh dari klinik aborsi 4.

4. Stem cell darah tali pusatStem cell darah tali pusat yaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta danyaitu stem cell yang diambil dari darah plasenta dan tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan jenis tali pusat segera setelah bayi lahir. Stem cells dari darah tali pusat merupakan jenis hematopoetic stem

hematopoetic stem cells. cells. Ada 2 Ada 2 tipe tipe stem stem cells cells dalam dalam darah tali darah tali pusat pusat yaituyaitu hematopoetic stem cells dan mesenchymal stem cells.

hematopoetic stem cells dan mesenchymal stem cells. 5.

5. Adult stem cells yaitu stem cellAdult stem cells yaitu stem cells yang diambil dari jaringan dewasa yaitu :s yang diambil dari jaringan dewasa yaitu : a.

a. Sumsum tulangSumsum tulang Ada 2 jenis stem cells pada s

Ada 2 jenis stem cells pada sumsum tulang yaituumsum tulang yaitu 1)

1) hematopoetic stem cells yaitustem cells yang akan berkembang menjadi berbagai jenis selhematopoetic stem cells yaitustem cells yang akan berkembang menjadi berbagai jenis sel darah

darah 2)

2) stromal stem cells atau disebut juga mesenchymal stem cellstromal stem cells atau disebut juga mesenchymal stem cell  b.

 b. Jaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf pusat, adiposaJaringan lain pada dewasa seperti pada susunan saraf pusat, adiposa (jaringan lemak), otot rangka, pankreas

(jaringan lemak), otot rangka, pankreas

Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel  jaringan

 jaringan lain, lain, misalnya misalnya neural neural stem stem cells cells dapat dapat berubah menjadi berubah menjadi sel sel darah, darah, stromal stromal stem stem cellcell dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung dan sebagainya.

dari sumsum tulang dapat berubah menjadi sel otot jantung dan sebagainya. 2.2

2.2 Pengobatan stem cellPengobatan stem cell

Para ahli sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan stem cell Para ahli sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk menggunakan stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem cells untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip terapi adalah dengan melakukan transplantasi stem cells pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi

stem cells pada organ yang rusak. Tujuan dari transplantasi stem cells ini adalahstem cells ini adalah 1.

1. Mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atauMendapatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel baru yang sehat pada jaringan atau organ tubuh pasien

organ tubuh pasien 2.

2. Menggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-selMenggantikan sel-sel spesifik yang rusak akibat penyakit atau cidera tertentu dengan sel-sel  baru yang ditranspalantasikan.

 baru yang ditranspalantasikan.

Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan Sel stem embryonic sangat plastik dan mempunyai kemampuan untuk dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, menjadi berbagai macam jaringan sel seperti neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast, sel-sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan yang rusak. sel darah dan sebagainya, sehingga dapat dipakai untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel stem dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi Sel stem dewasa juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi kemampuan plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa kemampuan plastisitasnya sudah berkurang. Keuntungan dari penggunaan sel stem dewasa yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan kontroversi etika. Darah tali pusat yaitu tidak atau kurang menimbulkan masalah dan kontroversi etika. Darah tali pusat (umbilical cord blood) saat ini sedang gencar diteliti manfaatnya untuk mengatasi berbagai (umbilical cord blood) saat ini sedang gencar diteliti manfaatnya untuk mengatasi berbagai  penyakit

 penyakit degeneratif degeneratif karena karena lebih lebih mudah mudah didapat, didapat, banyak banyak mengandung mengandung stem stem cells,cells, immunogenecity rendah, plastisitasnya cukup baik dan tidak membutuhkan 100% kecocokan immunogenecity rendah, plastisitasnya cukup baik dan tidak membutuhkan 100% kecocokan HLA.

HLA.

Dengan memberikan nutrisi yang cocok stem cell dapat memperbanyak diri di Dengan memberikan nutrisi yang cocok stem cell dapat memperbanyak diri di laboratorium tanpa mengalami proses differensiasi, sehingga menghasilkan turunan stem laboratorium tanpa mengalami proses differensiasi, sehingga menghasilkan turunan stem cells dengan materi genetik yang sama yang berguna untuk riset.

cells dengan materi genetik yang sama yang berguna untuk riset.

Ada beberapa alasan penggunaan stem cell dalam cell based therapy: Ada beberapa alasan penggunaan stem cell dalam cell based therapy: 1.

1. stem cell dapat diperoleh dari pasien sendiri, artinya transplantasi dapatstem cell dapat diperoleh dari pasien sendiri, artinya transplantasi dapat  bersifat

(5)

organ yang membutuhkan organ donor yang harus match, transplantasi stem cells

organ yang membutuhkan organ donor yang harus match, transplantasi stem cells

dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

2.

2. mempunyai kemampuan untuk berproliferasi yang besar sehingga dapatmempunyai kemampuan untuk berproliferasi yang besar sehingga dapat

diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Pada luka baker yang

diperoleh sel dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Pada luka baker yang

luas jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka baker tersebut.

luas jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka baker tersebut.

Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi stem cell.

Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan terapi stem cell.

3.

3. mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagimudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi

melalui metoda transfer gen.

melalui metoda transfer gen.

4.

4. mempunyai kemampuan untuk bermigrasi kejaringan target misalnya ke otak mempunyai kemampuan untuk bermigrasi kejaringan target misalnya ke otak 

5.

5. mempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan jaringan host danmempunyai kemampuan untuk berintegrasi dengan jaringan host dan

 berinteraksi dengan jaringan sekitarnya

 berinteraksi dengan jaringan sekitarnya

Keuntungan penggunaan transplantasi stem cells

Keuntungan penggunaan transplantasi stem cells untuk mengobati penyakit adalahuntuk mengobati penyakit adalah

1.

1. tidak perlu adanya kecocokan donor tidak perlu adanya kecocokan donor 

2.

2. transplantasi autologous lebih baik untuk digunakantransplantasi autologous lebih baik untuk digunakan

3.

3. untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan metodauntuk mencegah terjadinya reaksi penolakan jaringan dapat digunakan metoda

somatic cell nuclear transfer) atau terapi kloning. Therapeutic cloning atau disebut

somatic cell nuclear transfer) atau terapi kloning. Therapeutic cloning atau disebut

Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) adalah suatu teknik yang bertujuan untuk 

Somatic Cell Nuclear Transfer (SCNT) adalah suatu teknik yang bertujuan untuk 

menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur donor 

menghindari resiko penolakan atau rejeksi. Pada teknik ini inti sel telur donor 

dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah dimanipulasi ini

dikeluarkan dan diganti dengan inti sel resipien. Sel yang telah dimanipulasi ini

kemudian akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista maka inner cell

kemudian akan membelah diri dan setelah menjadi blastokista maka inner cell

massnya akan diambil sebagai embryonic stem cells. Stem cells ini kemudian akan

massnya akan diambil sebagai embryonic stem cells. Stem cells ini kemudian akan

dimasukkan kembali kedalam tubuh resipien dan stem cells ini kemudian akan

dimasukkan kembali kedalam tubuh resipien dan stem cells ini kemudian akan

 berdifferensiasi

 berdifferensiasi menjadi menjadi sel sel organ organ (sel (sel beta beta pankreas, pankreas, sel sel otot otot jantung jantung dan dan lain-lain).lain-lain).

Tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung materi genetik resipien.

Tanpa reaksi penolakan karena sel tersebut mengandung materi genetik resipien.

Pengobatan stem cell terhadap penyakit stroke . Pada penyakit stroke dahulu dianggap

Pengobatan stem cell terhadap penyakit stroke . Pada penyakit stroke dahulu dianggap

 bahwa kematian sel yang terjadi akan menyebabkan terjadinya kecacatan permanen akibat sel

 bahwa kematian sel yang terjadi akan menyebabkan terjadinya kecacatan permanen akibat sel

otak tak mempunyai kemampuan regenerasi. Anggapan ini berubah setelah para ahli

otak tak mempunyai kemampuan regenerasi. Anggapan ini berubah setelah para ahli

mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan tentang stem cells. Pada

mengetahui adanya plastisitas pada sel-sel otak dan pengetahuan tentang stem cells. Pada

 penelitian penyakit stroke

 penelitian penyakit strokedengan menggunakan stem cells dari darah tali pusat menusia yangdengan menggunakan stem cells dari darah tali pusat menusia yang

diberikan intra vena kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil

diberikan intra vena kepada tikus yang arteri serebri medianya dioklusi menunjukkan hasil

yang menggembirakan. Pada penelitian ini didapatkan pemulihan kembali fungsi normal otak 

yang menggembirakan. Pada penelitian ini didapatkan pemulihan kembali fungsi normal otak 

sebesar 70% pada kelompok yang mendapatkan transplantasi stem cells dari darah tali pusat

sebesar 70% pada kelompok yang mendapatkan transplantasi stem cells dari darah tali pusat

manusia.

manusia.

Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum tulang

Penelitian dengan menggunakan mesenchymal stem cells (MSC) dari sumsum tulang

autolog yang diberikan intra vena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki outcome yang

autolog yang diberikan intra vena pada 30 penderita stroke juga memperbaiki outcome yang

dinilai dari parameter Barthel

dinilai dari parameter Barthel Index dan Modified Rankin Scale.Index dan Modified Rankin Scale.

2.3

2.3 Stem cell menurut prinsip Stem cell menurut prinsip keperawatkeperawatanan

2.3.1

2.3.1 OtonomiOtonomi

Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos berarti

Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri dan nomos berarti

aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau

aturan. Sedangkan otonomi sendiri berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau

mengatur diri sendiri. Perawat harus menanyakan pada pasien apakah ingin mengguanakan

mengatur diri sendiri. Perawat harus menanyakan pada pasien apakah ingin mengguanakan

 pengobatan stem cell untuk mengo

(6)

2.3.2 Beneficience

Beneficience merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan orang lain. Perawat harus mengikuti keinginan pasien dan tidak menentang keyakinan pasien untuk menggunakan pengobatan stem cell.

2.3.3 Justice

Keadilan merupakan prinsip moral berlaku adil untuk semua individu. Tindakan yang sama namun tidak harus identik tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan kehidupan seseorang. Perawat harus berlaku adil terhadap  pasien maksud dari berlaku adil adalah mengobati dan merawat sesuai dengan penyakit yang

di derita pasien.

2.3.4  Nonmaleficience

 Nonmaleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya atau cedera  bagi orang lain. Perawat harus mengobati dan merawat pasien sesuai prosedur yang ada. Jika

stem cell merugikan pasien maka pengobatan stem cell tidak perlu dilakukan. 2.3.5 Moral Right

Stem cell ini bertentangan dengan paham masyarakat karena berasal dari embrio dan tali pusat bayi yang di dapat dari korban aborsi.

2.3.6  Nilai dan Norma Masyarakat

Stem cell berguna bagi pengobatan namun sumber dari sel punca tersebut melanggar  norma masyarakat karena dari korban aborsi, sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak berdosa.

2.4 Stem cell menurut agama

Penggunaan embryonic stem cells lebih dekat dengan hukum menggugurkan kandungan yang “diharamkan” menurut Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada

Musyawarah Ulama tahun 1972 dan Musyawarah Nasional (Munas) MUI tahun 1983.  Namun Fatwa MUI tersebut ada pengecualiannya yaitu memperbolehkan menggugurkan

kandungan apabila kandungan tersebut membahayakan si ibu atau membawa penyakit menular yang berbahaya. Karena pengguguran kandungan untuk tujuan riset (stemcell research) sangatlah berbeda dengan pengguguran kandungan dengan alasan kesehatan, maka diperlukan hukum atau dalil tersendiri untuk memutuskan boleh tidaknya stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell dari hasil menggugurkan kandungan. Tidak  disangsikan lagi, hukum tersebut akan menimbulkan perdebatan yang cukup alot antara kubu yang pro dan kontra stemcell research. Apapun keputusannya, stemcell research dengan menggunakan embryonic stemcell kemungkinan besar akan terus berlanjut.

Pemanfaatan janin yang mengalami keguguran atau janin “s isa” hasil pembuahan bayi

tabung untuk kepentingan stemcell research mungkin tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Janin tersebut lebih berguna daripada dibuang secara sia-sia. Pemanfaatan tersebut dapat juga menjadi ibadah bagi pelakunya karena digunakan untuk kemaslahatan umat manusia. Khusus

(7)

mengenai bayi tabung, fatwa MUI memperbolehkan asal sel telur dan sperma untuk membuat  bayi tersebut adalah dari kedua orang tua yang sah menurut hukum Islam, sehingga janin sisa

tersebut dapat digunakan untuk kepentingan stemcell research.

Pembuatan stemcells melalui SCNT (kloning) mempunyai tendensi untuk  menimbulkan perdebatan. Selama ini belum ada fatwa ataupun hukum fiqih yang mengatur  mengenai kloning tersebut. Walaupun demikian, sebagian besar ulama “mengharamkan” kloning dengan alasan proses tersebut tidak melalui hukum Islam (misalnya perkawinan) dan ikut campurnya fihak ketiga dalam proses reproduksi tersebut. Namun, perlu diperhatikan  bahwa kloning untuk keperluan stemcell research mungkin berbeda dengan kloning untuk 

mendapatkan keturunan yang dalam hukum Islam harus melalui ikatan perkawinan. Jika dirunut secara teliti, proses kloning sebenarnya merupakan pembuktian kebenaran AlQur’an dalam proses pembuahan Nabi Isa A.S., yang tiada berayah.

Islam adalah agama yang sederhana dan mudah dimengerti dan diamalkan oleh umat manusia. Dalam Islam, niat merupakan sesuatu yang sangat fundamental. Dengan demikian, niat dalam melaksanakan stemcell research tersebut sangat menentukan baik buruknya stemcell research. Apabila stemcell research digunakan untuk membantu umat manusia, misalnya menyembuhkan manusia dari berbagai penyakit, maka kegiatan tersebut adalah sangat baik. Sebaliknya, apabila digunakan untuk kejahatan (misalnya menciptakan monster  yang mengganggu umat manusia), maka kegiatan tersebut sangat berlawanan dengan ajaran Islam dan wajib untuk ditentang. Selanjutnya, cara pengambilan dan penggunaan embryonic stemcell untuk stemcell research tersebut perlu diperhitungkan pula dalam pembuatan fatwa tersebut.

2.5 Stem cell menurut Undang-Undang

 UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO. 23/1992

Tentang Kesehatan

 PP NO. 39/1995

Tentang Penelitian & Pengembangan Kesehatan

 KEPMENKES NO. 1333/2002

Tentang Penelitian Kesehatan Pada Manusia

 KEPMENKES NO. 1334/2002

Tentang Pembentukan PNEPK(Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan)

Standar bagi semua lembaga yang melakukan penelitian kesehatan Pasal 69: LITBANGKES dilaksanakan untuk memilih dan menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan. LITBANG pada manusia dilaksanakan dengan memperhatikan etika penelitian dan norma hukum, agama, kesusilaan dan kesopanan dalam masyarakat serta dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan pasien.

(8)

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Stem cell adalah pengobatan penemuan terbaru oleh para ahli untuk mengobati penyakit ganas. Namun banyak yang menentang karena tidak sesuai dengan norma masyaratkat. Cara mendapatkan stem cell yaitu dari embrio dan tali pusat bayi dari korban aborsi.Sedangkan aborsi dilarang oleh agama karena membunuh cabang bayi yang tidak berdosa. Setiap penyakit pasti ada obatnya namun masih banyak cara lain yang benar untuk  mengobati penyakit ganas.

DAFTAR PUSTAKA Emi Suhaeni,mimin. 2004.Etika Keperawatan.jakarta.EGC

http://www.stemcells.nih.gov/info, diunduh pada tanggal 29 november 2011 pukul 18.00

http://www.usccb.org/prolife/issues/bioethics, diunduh pada tanggal 29 november 2011 pukul 18.00

http://www.vatican.va/roman_curia/secretariat_state/2004/documents/rc_seg-st_20040927_cloning_en.html, diunduh tanggal29 November2011 pukul 18.35

http://www.vatican.va/roman_curia/pontifical_academies/acdlife/documents/rc_pa_acdlife_doc_20000824  _cellule-staminali_en.html, diunduh pada tanggal 29 November 2011 pukul 18.55

(9)

Stem Cell

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sudah semakin maju dan mengarah pada hal-hal yang sifatnya cepat dan praktis. Banyak sekali pengetahuan yang telah dikembangkan oleh manusia dan saling mengkaitkan beberapa ilmu menjadi suatu kesatuan. Salah satu contoh adalah ilmu Biologi yang mengkaji mengenai kehidupan, saat ini dapat dikaitkan dengan ilmu lain sehingga dapat menjadi pengetahuan yang lebih mantap. Perkembangan ilmu Biologi pada era modernisasi selalu dikaitkan dengan perkembangan teknologi sehingga dikenal pengetahuan mengenai Bioteknologi. Adanya kajian mengenai Bioteknologi ini membuat hal-hal mengenai kehidupan menjadi lebih mantap dan dapat diterima secara kritis.

Salah satu perkembangan ilmu mengenai penelitian Bioteknologi yang menarik untuk  dikaji adalah pemanfaatan stem cell atau sel induk. Di tingkat dunia saat ini, sel induk  merupakan salah satu fokus utama dalam penelitian bioteknologi, khususnya dalam kaitannya dengan terapi sel serta pengobatan regeneratif. Sebelum adanya pemanfaatan stem cell,  pengobatan penyakit dilakukan secara konvensional yaitu dengan pemberian obat yang mengandung zat kimia. Pengobatan dengan bahan kimia ini di satu sisi kadang menyembuhkan, namun di sisi lain sering pula muncul efek samping yang tidak diinginkan.  Namun dengan adanya bioteknologi stem cell, dunia sekarang sedang mengalami pergeseran  paradigma dalam hal pengobatan dari obat-obatan kimia konvensional menuju ke arah terapi yang lebih molekuler, perubahan ini telah membuka pintu harapan untuk menyembuhkan  bermacam penyakit yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan. Sebagai contoh, jika ada

seseorang menderita penyakit jantung, bukan diberikan obat-obat kimia, namun diberikan sel-sel baru yang akan menggantikan jantung yang rusak tersebut. Teknologi inilah yang disebut dengan Teknologi stem cell.

Beberapa penyakit yang memiliki potensi untuk dilakukan terapi stem sel misalnya terkait dengan darah seperti penyakit leukemia dan sickle cell anemia. Penyakit yang  berhubungan dengan saraf seperti Parkinson, stroke, dan alzheimer. Stem sel memang memiliki karakteristik istimewa hingga bisa digunakan sebagai solusi untuk penyakit yang hingga kini tidak dapat disembuhkan. Stem cell yang mempunyai sifat dapat membelah dan memperbaharui diri sendiri dan dapat berkembang menjadi berbagai tipe sel dewasa, secara revolusioner membuka peluang untuk memperbaiki kerusakan pada bagian tubuh dengan menggunakan sel sehat baru.

Stem cell merupakan hal yang baru dipublikasikan untuk dapat meningkatkan  pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Walaupun masih tergolong mahal, tidak bisa

dipungkiri stem cell ini merupakan sebuah harapan baru dalam bidang pengobatan. Untuk  memperjelas mengenai apa itu stem cell, dalam makalah ini kami akan mencoba mengulas  beberapa hal terkait stem cell sehingga dapat dimengerti dan dipahami.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kajian umum mengenai stem cell ? 2) Apa sajakah jenis-jenis stem cell ?

3) Bagaimanakah teknik untuk memperoleh stem cell ? 4) Bagaimanakah peran dari stem cell bagi kehidupan ?

(10)

5) Bagaimanakah proses replikasi stem cell di laboratorium ?

6) Bagaimanakah dampak positif dan negatif penggunaan stem cell ? 7) Bagaimanakah bioetika penelitian dan penggunaan stem cell ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui kajian umum mengenai stem cell. 2) Untuk mengetahui jenis-jenis stem cell.

3) Untuk mengetahui teknik memperoleh stem cell.

4) Untuk mengetahui peran dari stem cell bagi kehidupan.

5) Untuk mengetahui proses replikasi stem cell di laboratorium.

6) Untuk mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan stem cell. 7) Untuk mengetahui bioetika penelitian dan penggunaan stem cell.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai  berikut.

1) Bagi Pemerintah

 Pemerintah dapat menciptakan teknologi baru menggunakan stem cell untuk mengobati  penyakit-penyakit khususnya penyakit degeneratif maupun kelainan lainnya.

 Dapat ditemukan dan dikembangkannya obat-obat baru untuk penyembuhan berbagai jenis  penyakit.

2) Bagi Masyarakat

 Dapat membuka wawasan masyarakat tentang pemanfaatan stem cell.

 Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai manfaat yang diperoleh dalam  penerapan teknologi stem cell terutama bagi kesehatan masyarakat.

3) Bagi Penulis

 Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai stem cell.

 Dapat meningkatkan pemahaman penulis mengenai pemanfaatan stem cell dalam bidang  bioteknologi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Umum Mengenai Stem Cell

Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau  potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk   berbagai jaringan tubuh. Menurut kamus Oxford (1999), stem sel merupakan sel yang belum  berdiferensiasi yang berasal dari organisme multiseluler yang mampu berkembang menjadi sel-sel setipe, yang selanjutnya akan berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel lainnya. Stem sel juga disebut sel punca, sel induk, dan sel batang.

Stem sel berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Stem sel selain mampu berdiferensiasi menjadi  berbagai sel matang, juga mampu meregenerasi dirinya sendiri. Kemampuan tersebut

memungkinkan stem sel menjadi sistem perbaikan tubuh dengan cara menyediakan sel-sel  baru selama organisme bersangkutan hidup, atau dengan prinsip sel-sel yang rusak akibat  penyakit dapat diganti dengan sel-sel yang baru.

(11)

Stem cell pada dasarnya adalah blok pembangun (building block) pada tubuh manusia. Stem cell di dalam embrio pada akhirnya akan berkembang menjadi sel, organ dan jaringan di dalam tubuh janin. Stem cell mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk berkembang menjadi banyak jenis sel berbeda di dalam tubuh selama masa awal pertumbuhan. Selain itu  juga, di banyak jaringan mereka bertindak layaknya sistem perbaikan internal ( Internal   Repair System). Saat sel punca terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk tetap

menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak. Stem sel mempunyai 2 sifat yang khas yaitu : 1. Kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate).Dalam hal ini stem cell mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, misalnya sel saraf, sel otot  jantung, sel otot rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Proses diferensiasi stem cell diduga disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal sel. Faktor internal mencakup faktor  genetik dan epigenetik, sedangkan faktor eksternal mencakup kondisi lingkungan sekitar sel, faktor pertumbuhan ataupun bergantung pada kebutuhan jaringan atau organ tubuh itu sendiri.

2. Kemampuan untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self-regenerate/self-renew). Dalam hal ini stem cell dapat membuat salinan sel yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel. Stem cell dapat melakukan replikasi dan menghasilkan sel-sel  berkarakteristik sama dengan sel induknya. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh sel-sel tubuh lainnya seperti sel jantung, otak maupun pankreas. Populasi stem cell dalam tubuh terjaga dengan kemampuannya memperbanyak diri sendiri. Kemampuan ini dapat dilakukan  berulang kali , bahkan diduga tidak terbatas, dan dapat dipertahankan ddalam jangka waktu

yang relatif lama.

2.2 Jenis-Jenis Stem Cell

Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya berdiferensiasi dan berdasarkan sumber asal selnya. Adapun penjelasan dari masing-masing penggolongan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Jenis-jenis stem cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi

Berdasarkan kemampuan berdiferensiasi, stem cell dibagi menjadi beberapa jenis yaitu totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent.

a. Totipotent merupakan sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Contoh dari stem cell totipotent adalah zigot.

 b. Pluripotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi tiga lapisan germinal (ektoderm, mesoderm, dan endoderm), tapi tidak dapat menjadi jaringan ekstraembryonik  atau tidak dapat membentuk suatu organisme baru seperti plasenta dan tali pusat. Contoh dari stem cell pluripotent adalah embryonic stem cell.

c. Multipotent merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa. Contoh dari stem cell multipotent adalah hematopoietic stem cells.

d. Unipotent merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel tertentu. Berbeda dengan non-stem cell, stem cell unipoten mempunyai sifat dapat memperbaharui atau meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew).

2) Jenis-jenis stem cell berdasarkan sumber asal sel

Stem cell ditemukan pada berbagai jaringan tubuh. Berdasarkan sumber asal sel pada  jaringan tubuh, stem cell dibagi menjadi embryonic stem cell, adult stem cell, dan fetal stem

(12)

a. Embryonic stem cell (sel induk embrio) merupakan stem cell yang didapatkan saat  perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio. Lebih tepatnya, embryonic stem celladalah sel hasil kultur Inner Cell Mass (massa sel dalam) yang berasal dari embrio stadium blastosit (embrio yang terdiri dari 50 ¬ 150 sel dan terbentuk saat embrio berusia 3-5 hari).Untuk mengisolasi Inner Cell Mass dari dalam kantung blastocoel, lapisan tropoblast  perlu terlebih dahulu dilisiskan. Embrio yang utuh memiliki sifat totipoten yaitu dapat  berkembang menjadi suatu individu baru, sedangkan embryonic stem cell memiliki sifat  pluripoten yaitu dapat berkembang menjadi sel yang berasal dari 3 galur (ektoderm, mesoderm, dan endoderm). Embryonic stem cell biasanya didapatkan dari sisa embrio yang tidak dipakai pada IVF (in vitro fertilization). Tapi saat ini telah dikembangkan teknik   pengambilan embryonic stem cell yang tidak membahayakan embrio, sehingga dapat terus

hidup dan bertumbuh.

 b. Adult stem cell (sel induk dewasa) merupakan stem cell yang ditemukan di antara sel-sel lain yang telah berdiferensiasi dalam suatu jaringan yang telah mengalami maturasi. Dengan kata lain, stem cell dewasa adalah sekelompok sel yang belum berdiferensiasi,  bahkan terkadang ditemukan dalam keadaan inaktif pada suatu jaringan yang telah memiliki

fungsi spesifik dalam tubuh individu. Keberadaan stem cell jenis ini diperkirakan bertujuan untuk menjaga homeostasis jaringan tempatnya berada. Adult stem cell mempunyai dua karakteristik. Karakteristik pertama adalah sel-sel tersebut dapat berproliferasi untuk periode yang panjang untuk memperbaharui diri. Karakteristik kedua, sel-sel tersebut dapat  berdiferensiasi untuk menghasilkan sel-sel khusus yang mempunyai karakteristik morfologi dan fungsi yang spesial.Adult stem cell mempunyai sifat plastis, artinya selain berdiferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya, juga dapat berdiferensiasi menjadi sel  jaringan lain. Adult stem cell dibedakan menjadi hematopoietic stem cell dan mesenchymal

stem cell.

 Hematopoietic stem cell adalah sel induk pembentuk darah yang mampu membentuk  sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah yang sehat. Sumber sel induk  hematopoietik adalah sumsum tulang, darah tepi, dan darah tali pusat. Pembentukan sel induk  hematopoietik terjadi pada tahap awal embriogenesis, yaitu dari mesoderm dan disimpan  pada situs-situs spesifik di dalam embrio.

 Mesenchymal stem cell adalah sel induk multipotensi yang dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tulang, otot, ligamen, tendon, dan lemak. Namun ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa sebagian mesenchymal stem cell bersifat pluripotensi sehingga tidak  hanya dapat berubah menjadi jaringan mesodermal tetapi juga endodermal. Sel induk  mesenkimal dapat ditemukan pada stroma sumsum tulang belakang, periosteum, lemak, dan kulit.

c. Fetal stem cell merupakan sel primitif yang dapat ditemukan pada organ-organ fetus (janin) seperti sel induk hematopoietik fetal dan progenitor kelenjar pankreas. Fetus mengandung stem cells yang adalah pluripotent dan secepatnya berkembang kedalam  jaringan-jaringan tubuh yang berbeda didalam fetus. Sel induk neural fetal yang ditemukan  pada otak janin menunjukkan kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel neuron dan sel glial (sel-sel pendukung pada sistem saraf pusat). Darah, plasenta, dan tali pusat janin kaya akan sel induk hematopoietik fetal.

Berdasarkan jenis tersebut, terdapat sejumlah persamaan dan perbedaan antara embryonic stem cell dengan adult stem cell. Secara umum persamaan potensi stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut.

 Berada dalam kondisi yang belum berdiferensiasi.

 Dapat melakukan proliferasi yang menghasilkan sel-sel dengan sifat dan karakteristik yang sama dengan sel induknya.

(13)

Sedangkan perbedaan antara stem cell embrionik dan dewasa adalah sebagai berikut.

 Stem cell embrionik berasal dari ICM, sedangkan stem cell dewasa berasal dari populasi sel somatis.

 Potensi diferensiasi untuk stem cell embrionik adalah pluripoten, sedangkan stem cell dewasa multipoten.

 Potensi proliferasi stem cell embrionik lebih besar dari pada stem cell dewasa.

 Isolasi stem cell embrionik lebih mudah dilakukan karena seluruh sel yang tergolong ICM adalah stem cell embrionik, sedangkan isolasi stem cell dewasa lebih sulit karena konsentrasi atau perbandingannya dengan sel-sel dewasa dalam jaringan sangat kecil.

 Kulturisasi in vitro pada stem cell embrionik lebih mudah karena ditunjang dengan kemampuan proliferasi yang lebih tinggi dan prosedur yang lebih baku, sedangkan pada stem cell dewasa lebih sulit karena kemampuan proliferasinya yang lebih rendah dan prosedur  yang masih terus dioptimalkan.

2.3 Teknik Memperoleh Stem Cell

Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi. Transplantasi stem cell dapat  berupa transplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik.

1) Transplantasi autologus, yaitu transplantasi menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi .

2) Transplantasi alogenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari donor yang cocok,  baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

3) Transplantasi singenik, yaitu transplantasi menggunakan sel induk dari saudara kembar  identik.

Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat dibedakan menjadi sebagai  berikut.

a. Transplantasi sel induk dari sumsum tulang (bone marrow transplantation)

Sumsum tulang adalah jaringan spons yang terdapat dalam tulang-tulang besar seperti tulang pinggang, tulang dada, tulang punggung, dan tulang rusuk. Sumsum tulang merupakan sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik. Sejak dilakukan pertama kali kira-kira 30 tahun yang lalu, transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari  pengobatan leukemia, limfoma jenis tertentu, dan anemia aplastik. Karena teknik dan angka

keberhasilannya semakin meningkat, maka pemakaian transplantasi sumsum tulang sekarang ini semakin meluas. Pada transplantasi ini prosedur yang dilakukan cukup sederhana, yaitu  biasanya dalam keadaan ter anestesi total. Sumsum tulang (sekitar 600 cc) diambil dari tulang  panggul donor dengan bantuan sebuah jarum suntik khusus, kemudian sumsum tulang itu disuntikkan ke dalam vena resipien. Sumsum tulang donor berpindah dan menyatu di dalam tulang resipien dan sel-selnya mulai berproliferasi. Pada akhirnya jika semua berjalan lancar, seluruh sumsum tulang resipien akan tergantikan dengan sumsum tulang yang baru. Namun,  prosedur transplantasi sumsum tulang memiliki kelemahan karena sel darah putih resipien

telah dihancurkan oleh terapi radiasi dan kemoterapi. Sumsum tulang yang baru memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu untuk menghasilkan sejumlah s el darah putih yang diperlukan guna melindungi resipien terhadap infeksi. Transplantasi sumsum tulang memerlukan kecocokan HLA 6/6 atau paling tidak 5/6. Risiko lainnya adalah timbulnya penyakit GvHD, di mana sumsum tulang yang baru menghasilkan sel-sel aktif yang secara imunologi menyerang sel-sel resipien. Selain itu, risiko kontaminasi virus lebih tinggi dan prosedur   pencarian donor yang memakan waktu lama.

 b. Transplantasi sel induk darah tepi ( peripheral blood stem cell transplantation)

Seperti halnya sumsum tulang, peredaran darah tepi merupakan sumber sel induk  walaupun jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak pada sumsum tulang. Untuk  mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk suatu transplantasi,

(14)

 biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating factor (G-CSF) untuk  menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari sumsum tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan proses yang disebut aferesis. Jika resipien membutuhkan sel induk hematopoietik, pada proses ini darah lengkap diambil dari donor dan sebuah mesin akan memisahkan darah menjadi komponen-komponennya, secara selektif memisahkan sel induk dan mengembalikan sisa darah ke donor. Transplantasi sel induk darah tepi pertama kali berhasil dilakukan pada tahun 1986. Keuntungan transplantasi sel induk darah tepi adalah lebih mudah didapat. Selain itu, pengambilan sel induk darah tepi tidak menyakitkan dan hanya perlu sekitar 100 cc. Keuntungan lain, sel induk darah tepi lebih mudah tumbuh.  Namun, sel induk darah tepi lebih rentan, tidak setahan sumsum tulang. Sumsum tulang juga lebih lengkap, selain mengandung sel induk juga ada jaringan penunjang untuk pertumbuhan sel. Karena itu, transplantasi sel induk darah tepi tetap perlu dicampur dengan sumsum tulang.

c. Transplantasi sel induk darah tali pusat

Pada tahun 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah plasenta manusia mengandung sel induk yang sama dengan sel induk yang ditemukan dalam sumsum tulang.Karena sel induk dari sumsum tulang telah berhasil mengobati pasien-pasien dengan  penyakit-penyakit kelainan darah yang mengancam jiwa seperti leukemia dan

gangguan-gangguan sistem kekebalan tubuh, maka para peneliti percaya bahwa mereka juga dapat menggunakan sel induk dari darah tali pusat untuk menyelamatkan jiwa pasien mereka. Darah tali pusat mengandung sejumlah sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan di atas transplantasi sel induk dari sumsum tulang atau dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa. Transplantasi sel induk  darah tali pusat pertama kali dilakukan di Perancis pada penderita anemia Fanconi tahun 1988. Pada tahun 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi inii berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira 3.000 transplantasi darah tali pusat.

2.4 Peran Stem Cell Bagi Kehidupan

Stem cell sangat berperan bagi kehidupan karena sifat khas yang dimilikinya. Adapun  peran stem cell adalah sebagai berikut.

a. Terapi gen

Stem cell (dalam hal ini hematopoietic stem cell ) digunakan sebagai alat pembawa transgen ke dalam tubuh pasien, dan selanjutnya dapat dilacak jejaknya apakah stem cell ini berhasil mengekspresikan gen tertentu dalam tubuh pasien. Dan karena stem cellmempunyai sifat  self-renewing , maka pemberian pada terapi gen tidak perlu dilakukan berulang-ulang, selain itu hematopoietic stem cell  juga dapat berdiferensiasi menjadi bermacam-macam sel, sehingga transgen tersebut dapat menetap di berbagai macam sel.

 b. Mengetahui proses biologis, yaitu perkembangan organisme dan perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik sel normal maupun sel kanker.

c. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek obat t erhadap berbagai  jaringan.

d. Terapi sel berupareplacement therapy. Oleh karena stem cell dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya di cawan petri, maka dapat dilakukan manipulasi terhadap stem cell itu tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Stem cell yang telah dimanipulasi tersebut dapat ditransplantasi kembali masuk ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit-penyakit tertentu. Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell, yaitu:

 Penyakit autoimun, misalnya pada lupus, artritis reumatoid dan diabetes tipe 1. Setelah

(15)

tulang ke darah tepi, hematopoietic stem cell dikeluarkan dari dalam tubuh untuk dimurnikan dari sel imun matur. Lalu tubuh diberi agen sitotoksik atau terapi radiasi untuk membunuh sel-sel imun matur yang tidak mengenal self antigen (dianggap sebagai foreign antigen). Setelah ituhematopoietic stem cell dimasukkan kembali ke tubuh, bersirkulasi dan bermigrasi ke sumsum tulang untuk berdiferensiasi menjadi sel imun matur sehingga sistem imun tubuh kembali seperti semula.

 Penyakit degeneratif. Pada penyakit degeneratif seperti stroke, penyakit Parkinson, penyakit

Alzheimer, terdapat beberapa kerusakan atau kematian sel-sel tertentu sehingga  bermanifestasi klinis sebagai suatu penyakit. Pada keadaan ini stem cell setelah dimanipulasi dapat ditransplantasi ke dalam tubuh pasien agar  stem cell tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel organ tertentu yang menggantikan sel-sel yang telah rusak atau mati akibat  penyakit degeneratif.

 Penyakit keganasan. Prinsip terapi stem cell pada keganasan sama dengan penyakit

autoimun. Hematopoietic stem cell yang diperoleh baik dari sumsum tulang atau darah tali  pusat telah lama dipakai dalam terapi leukemia dan penyakit darah lainnya.

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalamterapi sel, yaitu :

 Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

 Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel dalam jumlah besar  dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar luas, jaringan kulit yang tersisa tidak  cukup untuk menutupi lesi luka bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat  berguna.

 Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan mengenai terapi gen di atas.

 Dapat bermigrasi ke jaringan target sehingga dapat berintegrasi ke dalam jaringan serta  berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.

Terdapat beberapa contoh peran stem cell dalam mengobati penyakit, diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Stem cell untuk diabetes

Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan sejumlah  besar steroid. Padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100% pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans  pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal setahun

setelah transplantasi. Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam  produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin secara permanen.

(16)

Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar. 3. Stem cell untuk penyakit Parkinson

Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson  berat dan dipantau dengan alat PET ( Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk menilai penyakit Parkinson,  peningkatan fungsi neuron dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET, dan perbaikan  bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun setelah 1 tahun, 15% dari  pasien yang ditransplantasi ini kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan. 4. Stem cell untuk penyakit jantung

 Penelitian terkini memberikan bukti awal bahwa adult stem cells dan embryonic stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan pembuluh darah baru. Strauer dkk. mencangkok mononuclear bone marrow cell autolog ke dalam arteri yang menimbulkan infark pada saat PTCA, 6 hari setelah infark miokard akut. Sepuluh pasien yang diberi stem cell area infarknya menjadi lebih kecil dan indeks volume stroke, left  ventricular end-systolic volume, kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan  perbaikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perin dkk. memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells autolog yang diinjeksikan pada miokard yang lemah dengan  panduanelectromechanical mapping  pada 14 pasien gagal jantung iskemik kronik   berat.Single-Photon Emission Computed Tomography Myocardial Perfusion

Scintigraphymenunjukkan penurunan efek yang signifikan dan perbaikan fungsi sistolik  ventrikel kiri global pada pasien yang diterapi.

2.5 Proses Pengkulturan Stem Cell di Laboratorium

Seperti yang telah dijelaskan di atas, stem cell tersebut diambil dari sel tubuh yang kemudian dikultur di laboratorium. Menurut para peneliti, embryonic stem cell lebih mudah diekstrak dan dikultur dibandingkan dengan adult stem cell. Adult Stem cell tidak hanya sulit ditemukan di jaringan orang dewasa, namun juga sulit direplikasi di laboratorium. Meskipun embryonic stem cell dapat ditumbuhkan secara efektif di laboratorium namun masih cukup sulit untuk di control. Peneliti masih terus berusaha membuat mereka tumbuh menjadi jenis  jaringan tertentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Adapun proses replikasi stem cell dari embryonic stem cell adalah dengan melakukan  pengkulturan secara in vitro. Stem cell diambil dari embrio pada fase blastosit (berumur 5-7 hari setelah pembuahan). Pada saat ini massa sel bagian dalam mengelompok dan mengandung sel-sel induk embrionik. Selanjutnya sel-sel diisolasi dari massa sel bagian dalam dan dikultur secara in vitrodi laboratorium. Sel yang terdapat pada bagian dalam dari  blastosit inilah yang dinamakan stem cell. Blastosit yang akan digunakan pertama akan ditumbuhkan di dalam cairan kaya nutrisi pada petridish. Setelah sel bereplikasi beberapa kali dan membentuk banyak sel, sel-sel yang telah terbentuk akan dipindahkan ke beberapa  petridish lain. Hanya dalam waktu beberapa bulan, beberapa stem cell bisa menjadi jutaan  jumlahnya. Sel-sel yang telah berkembang dapat diarahkan menjadi semua jenis sel yang

(17)

dijumpai pada organisme dewasa, seperti sel-sel darah, sel-sel otot, sel-sel hati, sel-sel ginjal, dan sel-sel lainnya. Embrionic stem cell yang sudah di kultur selama beberapa bulan tanpa differensiasi di sebut stem cell line. Cell line dapat dibekukan dan di bagi antar la boratorium.

Biasanya sel yang berhasil ditumbuhkan akan diinjeksikan ke tubuh pasien untuk  kemudian menggantikan jaringan yang rusak akibat terserang penyakit. Differensiasi stem cell di picu oleh pemicu internal dan eksternal. Pemicu internal adalah gen dalam setiap sel yang akan memandu bagaimana sel seharusnya berfungsi. Pemicu eksternal adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh sel lain yang dapat mengubah cara kerja stem cell tersebut. Para  peneliti sangat paham bahwa inisiasi oleh gen merupakan tahapan krusial bagi proses

differensiasi, maka mereka melakukan eksperimen dengan memasukkan gen tertentu ke dalam kultur lalu menggunakannya untuk mencoba membuat stem cell terdifferensiasi menjadi sel tertentu. Namun semacam signal diperlukan untuk mentrigger stem cell agar  terdifferensiasi. Dan sampai saat ini peneliti masih terus mencari signal tersebut. Selain itu masih ada masalah lain yang harus dihadapi dalam penggunaan stem cell. Salah satu adalah  penolakan oleh organ yang akan menerima donor. Jika pasien di injeksi de ngan stem cell dari embrio donator, sistem imunnya akan melihat sel tersebut sebagai invader asing dan akan menyerangnya. Selain itu penerima stem cell harus memiliki lingkungan sehat karena stem cell yang ditanam akan mampu untuk tetap hidup, hal ini dikarenakan stem cell adalah sel muda yang sangat sensitif terhadap segala jenis toksin. Penanaman stem sel harus sesegera mungkin karena hanya bertahan selama tiga hari.

2.6 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Stem Cell

Penggunaan stem cell dalam kehidupan memiliki dampak positif dan negatif. Adapun  penjelasan dari dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut.

1) Dampak Positif dalam Penggunaan Stem Cell a. Embryonic stem cell

 Representatif dari klinik fertilitas.

 Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi. Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang sesuai(match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor yang sesuai.

 Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh.  Immortal yaitu dapat berproliferasi beratus-ratus kali lipat pada kultur.

 Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.  Reaksi penolakan rendah.

 b. Umbilical cord blood stem cell (stem cell dari darah tali pusat)  Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat).

 Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, testing dan pembekuan.  Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.  Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti donor.

 Risiko GVHD (graft-versus-host disease)lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang.

c. Adult stem cell

 Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari penolakan imun.  Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih sederhana.

(18)

2) Dampak Negatif dalam Penggunaan Stem Cell a. Embryonic stem cell

 Stem cell embrionik juga memiliki daya proliferasi yang tinggi, telomer yang panjang dan aktivitas enzim telomerase yang tinggi. Hal ini menjadi salah satu kekurangan stem cell embrionik untuk terapi karena beresiko lebih tinggi terhadap terjadinya proliferasi sel yang  berlebih, sehingga berujung pada terjadinya tumorigenesis. Artinya setiap kontaminasi

dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan kanker.

 Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan penolakan.

 Secara etis sangat kontroversial.  b. Umbilical cord blood stem cell

 Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.

 Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah sel yang dibutuhkan

c. Adult stem cell

 Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam jumlah banyak.

 Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell .

Berdasarkan bukti ilmiah yang telah ada, kemampuan diferensiasi stem cell dewasa tergolong multipoten, dengan demikian kemampuan diferensiasinya lebih rendah dibandingkan stem cell embrionik. Kekurangan lainnya adalah konsentrasinya yang tergolong jauh lebih rendah dalam perbandingannya dengan sel-sel yang telah berdiferensiasi pada jaringan dewasa. Sebagai contoh, stem cell jaringan hematopoietik yang terdapat dalam sumsum tulang  belakang diperkirakan hanya 1 : 100.000 jumlah total sel yang ada. Hal ini tentu mengakibatkan tahap isolasi yang jauh lebih sulit dibandingkan isolasi stem cell embrionik. Selain itu maturitas sel yang lebih tua dibandingkan stem cell embrionik diperkirakan juga  berdampak pada menurunnya kemampuan stem cell dewasa untuk memperbanyak diri.

2.7 Bioetika Penelitian dan Penggunaan Stem Cell

Pemanfaatan stem cell dalam menyelesaikan problema berbagai jenis penyakit sangatlah menguntungkan. Namun dibalik keberhasilan tersebut muncul kontroversi dari pihak yang kontra terhadap penggunaan stem cell. Yang menjadi pokok permasalahan adalah sumber stem cell yang digunakan tersebut. Jika ditinjau dari asalnya maka stem cell dapat dibagi dalam stem cell embrio dan stem cell bukan embrio. Banyak harapan yang timbul dari penelitian stem cell embrio, karena sel itu mempunyai potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel yang menyusun berbagai jenis organ tubuh. Dilihat dari sudut pandang masalah etika, maka penggunaan embrio ini dikatakan mendorong pelanggaran hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang menunjukkan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup.

Sumber embrio adalah hasil abortus, zigot sisa IVF, dan hasil pengklonan. Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell merupakan isu yang sangat menimbulkan kontroversi. Isu bioetika dari penggunaan stem cell embryonic adalah sebagai berikut.

1) Isu ini berhubungan dengan isu ’awal kehidupan’ dan penghormatan terhadap kehidupan. Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan kontroversi karena berhubungan dengan pengklonan manusia atau pengklonan reproduksi yang ditentang oleh semua agama.

2) Dalam proses pemanenan stem cell embrio terjadi kerusakan pada embrio yang menyebabkan embrio tersebut akan mati. Pandangan bahwa embrio mempunyai status moral yang sama dengan manusia menyebabkan hal tersebut sulit diterima, sehingga membuat embrio manusia untuk tujuan penelitian merupakan hal yang tidak dapat diterima.

(19)

3) Pengambilan sel dari blastosis 8 sel merupakan suatu alternatif jika kemungkinan blastosis mati dan dapat diterima sebagai bukan pelanggaran etika. Aspek etika lain dari cara ini adalah bahwa sel yang diambil dari blastosis 8 sel merupakan suatu sel totipoten yang berpotensi menjadi manusia. Beberapa peneliti mengusulkan untuk membiak sel yang diambil untuk diagnostik kemudian baru dilakukan berbagai uji yang diperlukan. Kesulitan cara ini adalah tenggang waktu antara pengambilan sel dan hasil uji menjadi lebih lama dan dapat mempengaruhi keberhasilan penanaman blastosis. 4) Perdebatan tentang status moral embrio berkisar tentang apakah embrio harus diperlakukan

sebagai manusia atau sebagai sesuatu yang berpotensi sebagai manusia atau sebagai jaringan hidup seperti jaringan tubuh lainnya. Di sini perlu kejelasan antara apa yang dimaksud dengan hidup dan kehidupan. Sel tubuh manusia semuanya hidup tetapi apakah dapat dianggap sebagai kehidupan. Ditinjau dari sudut biologi tidak jelas apakah embrio yang hidup dapat dianggap sebagai

kehidupan. Pandangan yang ’moderat’ menganggap bahwa suatu embrio berhak mendapat

penghormatan sesuai dengan tingkat perkembangannya. Semakin tua umur embrio semakin tinggi

pula tingkat penghormatan yang harus diberikan. Pandangan yang ’liberal’ menganggap embrio pada stadium blastosis hanya sebagai suatu ’gumpalan sel’ dan belum merupakan ’manusia’ sehingga

dapat dipakai untuk penelitian termasuk untuk melakukan pengklonan untuk pengobatan (therapeutic

cloning). Sebaliknya pandangan yang ’konservatif’ menganggap blastosis sebagai mahluk hidup.

5) Materi biologi manusia yang diperoleh dari biopsi dan ekstirpasi selama pembedahan sudah lama dipakai untuk berbagai jenis penelitian demi kemajuan ilmu kedokteran dan kesejahteraan manusia. Hal itu dapat diterima oleh semua pihak sejauh donor tidak dirugikan dan memberi persetujuan (informed consent).

6) Penggunaan stem cell yang berasal dari kadaver erat berhubungan dengan penerimaan masyarakat perihal abortus. Jika hal ini akan dilakukan maka diperlukan dua persetujuan, yaitu persetujuan untuk abortus dan persetujuan untuk menggunakan hasil abortus untuk penelitian. Kedua persetujuan itu harus diberikan terpisah dan penggunaan hasil abortus tidak boleh mempengaruhi keputusan untuk melakukan abortus dan sebaliknya.

7) Penggunaan stem cell yang berasal dari surplus zigot pembuatan bayi tabung juga menimbulkan kontroversi. Pendapat yang moderat mengatakan ketimbang surplus zigot itu dibuang, sebaiknya dipakai saja untuk penelitian stem cell. Sebaliknya ada pula yang beranggapan sisa itu dipelihara sebaik mungkin sampai zigot itu mati sendiri. Jika zigot itu akan digunakan untuk penelitian stem cell, seperti pada penggunaan sisa abortus, perlu dua persetujuan, yaitu untuk melakukan fertilisasi in vitro dan untuk melakukan penelitian pada zigot yang tidak terpakai lagi.

8) Upaya pembuatan ’embrio etis’ perlu kajian ilmiah dan etika yang lebih mendalam. Hal ini menyangkut juga definisi dari embrio.

9) Salah satu cara untuk menghindari masalah etika penggunaan embrio manusia adalah dengan eksperimen pengklonan lintas spesies. Teknologi masih dikembangkan dan belum banyak kajian baik dari segi ilmiah maupun aspek etika masalah ini. Cara ini dapat disetujui jika tujuan adalah bukan untuk memperoleh organisme hibrida tetapi untuk untuk memperoleh stem cell blastosis yang akan terbentuk. Masalah ini perlu dibahas lebih lanjut karena bagi orang Islam misalnya apakah halal untuk menggunakan sel dari hewan seperti babi untuk memperoleh suatu klon?

10) Manfaat bagi donor yang menghasilkan suatu galur stem cell. Donor harus mendapat manfaat dari hasil galur itu.

BAB III

PENUTUP

(20)

1. Stem cell adalah sel yang belum terspesialisasi yang mempunyai kemampuan atau potensi untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel-sel yang spesifik yang membentuk berbagai  jaringan tubuh.

2. Penggolongan stem cell dapat dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan kemampuannya  berdiferensiasi (totipotent, pluripotent, multipotent, dan unipotent) dan berdasarkan sumber 

asal selnya (embryonic stem cell, adult stem cell, dan fetal stem cell).

3. Stem cell dapat diperoleh melalui teknik transplantasi, yaitu dapat berupa transplantasi autologus, transplantasi alogenik, dan transplantasi singenik. Berdasarkan sumbernya, transplantasi stem cell dapat dibedakan menjadi transplantasi sel induk dari sumsum tulang, transplantasi sel induk darah tepi dan transplantasi sel induk darah tali pusat.

4. Stem cell dapat digunakan untuk keperluan terapi gen, mengetahui proses biologis,  penemuan dan pengembangan obat baru, serta terapi sel berupareplacement therapy. Contoh  penyakit yang dapat diobati dengan adanya stem cell adalah diabetes, skin replacement,

Parkinson, dan jantung.

5. Pada proses replikasi stem cell menggunakan 2 jenis sel induk yaitu sel induk embrional (embryonic stem cell ) dan sel induk dewasa (adult stem cells), dimana sel induk tersebut diambil dari sel tubuh manusia yang kemudian dikultur di laboratorium.

6. Sepanjang penggunaaan stem sel selain didapatkan beberapa keuntungan terdapat pula  beberapa dampak negatif penggunaannya. Kelebihan stem sel yaitu representatif, mudah

didapatkan, dan dapat dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit berbahaya karena mempunyai kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel sedangkan dampak negatifnya yaitu ada kemungkinan terkena penyakit genetis pada sel induk tali pusat dan secara kode etik penggunaannya masih kontroversial khususnya penggunaan stem sel embrionik.

7. Penggunaan embriologi melanggar hak azasi manusia (HAM) dan merupakan tindakan yang menunjukkan berkurangnya penghormatan terhadap mahluk hidup. Isu bioetika dari  penggunaan stem cell embryonic dimasyarakat menimbukan terjadinya pro dan kontra.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Pengawasan dan pemberian sanksi yang tegas semestinya dilakukan oleh pemerintah

kepada peneliti yang tidak bertanggung jawab dan menyalahgunakan penggunaan stem cell sehingga nantinya penelitian stem cell ini dapat digunakan sesuai keperluannya dan secara moral dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dalam pengklonan sel induk yang diambil dari manusia untuk stem cell diharapkan sesuai dengan kode etik atau bioetika yang berlaku di dunia kesehatan sehingga tidak menimbulkan kontroversi di masyarakat.

3. Masyarakat diharapkan tidak membesar-besarkan isu terkait stem cell yang dipandang melanggar HAM, masyarakat harus mampu berpikir selektif dan melihat penggunaan stem cell ini dari sisi positif.

Stem Cell dan Dunia Research

 JULY 3, 2010

(21)

 6 COMMENTS

Stem Cell (image from gothamgazette.com)

A. Penelitian Stem Cell

Pada awal tahun 1980-an, p ara ilmuan belajar bagaimana membuat Embrionic stem cell dari tikus dan menumbuhkannya di laboratorium. Pada tahun 1998, mereka pertama kali mereproduksi Embrionic stem cell manusia di laboratorium.

Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada artikel‘Mengenal Stem Cell’, Embrionic stem cell merupakan Stem cell yang didapat dari embrio yang sudah dibuahi. Namun bagaimana caranya para peneliti mendapatkan embrio manusia..??

Embrio bisa didapatkan melalui reproduksi (pencampuran sperma dan sel telur), atau via cloning. Para p eneliti umumnya mendapatkan embrio manusia dari klinik Fertility. Terkadang, pasangan yang mencoba untuk

mempunyai bayi membuat beberapa embrio dan tidak semuanya di implant ke dalam rahim calon i bu. Biasanya mereka menyumbangkan sisa embrio untuk kegiatan ilmiah seperti penelitian.

Selain dari klinik Fertility, cara lain untuk membuat embrio adalah melalui teknik yang di sebutTherapeutic  cloning . Teknik ini menggabungkan sel dari pasien yang membutuhkan terapi stem cell dengan sel telur dari seorang donor.

Gambar

Gambar 1. Embrionic Stem Cell Di dalam embrio terdapat puluhan Stem cell. Pada awalnya, sel- sel ini masih ‘kosongan’, yang berarti bahwa nasib mereka belum ditentukan

Referensi

Dokumen terkait

LAYANAN BERBASIS ANDROID UNTUK MELAKUKAN DETEKSI DINI DEPRESI PADA REMAJA.. Di susun Oleh : ATHI’ LINDA YANI NIDN

[r]

Vitelogenesis merupakan aspek penting dalam pertumbuhan oosit yang melalui proses: (1) adanya sirkulasi estrogen dalam darah menggretak hati untuk mensekresikan dan

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 perihal Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank

Praktikum ini dimaksudkan sebagai pengaplikasian dari teori-teori yang sudah didapat pada saat mengikuti mata kuliah Pengolahan Citra Digital seperti melakukan koreksi

Saya sudah merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik... 2.6.

Sauan waktu juga sangat penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti menentukan usia, lama sekolah, lama waktu kegiatan, perjalanan bahkan perhitungan dalam sejarah

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk merancang sistem yang mengolah data keuangan dan menghasilkan informasi bagi pengguna, khususnya investor dan