BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 1..11 LLAATTAAR R BBEELLAAKKAANNGG
Matematika berasal dari bahasa latin "mathematika" yang mulanya diambil Matematika berasal dari bahasa latin "mathematika" yang mulanya diambil da
dari ri babahahasa sa yuyunanani ni "m"matathehemamatitikeke" " yayang ng beberarartrti i mememmpepelalajajariri. . BaBanynyak ak yayangng beranggapan
beranggapan bahwa bahwa matematika matematika adalah adalah sesuatu sesuatu yang yang rumit. rumit. Padahal Padahal seringkaliseringkali Mat
Matemaematiktika a kitkita a jumjumpai pai di di daldalam am kehikehidupadupan n sehsehariari-ha-hari. ri. BanyBanyak ak masmasalaalah h daldalamam ke
kehihidudupan pan sesehahariri-h-harari i dadapat pat didinynyatatakakan an daldalam am sisiststem em perpersamsamaanaan. . SeSebelbelumum menyel
menyelesaikaesaikan n suatu suatu permaspermasalahan, terlebih alahan, terlebih dahulu dahulu permapermasalahasalahan n terstersebut ebut diubahdiubah menjadi model matematika yang
menjadi model matematika yang membuat sistem persamaan linier.membuat sistem persamaan linier.
Masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan dalam Masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dapat dimodelkan dalam bentuk
bentuk model model Matematika, Matematika, yaitu yaitu bentuk bentuk persamaan persamaan linear linear dan dan persamaan persamaan nonlinear.nonlinear. Se
Sebagbagiaian n besbesar ar momodel del mamatetemamatitika ka yayang ng mumuncuncul l beberbrbenentutuk k nonon n lilineanearr. . UnUntutuk k men
mendapadapatkatkan n solsolusi usi masmasalaalah h yanyang g berberbentbentuk uk sissistem tem non non linlinear ear tidtidaklaaklah h mudmudah.ah. amun
amun demikian, demikian, hal hal ini ini tidak tidak menjadi menjadi masalah masalah karena karena bentuk bentuk model model matematikamatematika khus
khususnyusnya a yanyang g berberbentbentuk uk sissistem tem perpersamsamaan aan di!di!ereerensinsial al non non linlinear ear dapadapat t dildilihaihatt perilaku
perilaku solusinya solusinya melalui melalui sistem sistem persamaan persamaan di!erensial di!erensial linear linear dengan dengan syarat syarat bagianbagian real akar karakteristik tidak nol. inearisasi dilakukan untuk mendapatkan sistem real akar karakteristik tidak nol. inearisasi dilakukan untuk mendapatkan sistem lin
linear ear dardari i sissistem tem non non linlinearear. . #le#leh h karkarena ena itu itu penupenulis lis tertertartarik ik menmengangangkat gkat judujudull $inierisasi%.
$inierisasi%. 1
1..22 RRUUMMUUSSAAN N MMAASSAALLAAHH
&umusan masalah pada makalah ini adalah ' &umusan masalah pada makalah ini adalah '
(.
(. BagaimBagaimana pana penyeleenyelesaian saian dari dari sistsistem peem persamarsamaan lan linearinear)) *.
*. BagaimBagaimana peana penyelesnyelesaian daaian dari sri sistem istem persapersamaan nmaan nonlinonlinear)ear) 1
1..33 TTUUJJUUAANN
+ujuan dari pembuatan makalah ini adalah +ujuan dari pembuatan makalah ini adalah (.
(. Untuk Untuk mengetmengetahui peahui penyelesnyelesaian daaian dari sri sistem istem persapersamaan lmaan linearinear.. *.
*. Untuk Untuk mengetmengetahui peahui penyelesnyelesaian daaian dari sri sistem istem persapersamaan nomaan nonlinenlinear.ar. 1
Man!aat dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan dalam linearisasi sistem persamaan nonlinear dan penyelesaian dari persamaan linear.
BAB II
2.1 PERSAMAAN LINIER
Suatu persamaan linier yang mengandung n peubah x1, x2, … , xn dinyatakan dalam bentuk '
a1 x1+a2 x2+…+an xn=b
dengan a1, a2, … , an,b adalah konstanta riil. alam hal ini peubah yang dimaksud bukan !ungsi trigonometri, !ungsi logaritma atau !ungsi eksponensial. amun, apabila
diketahui sistem persamaan linier dengan m buah persamaan linier dan n peubah maka bentuk umumnya sebagai berikut '
a11 x1
+
a12 x2+
…+
a1n xn=
b1a21 x1
+
a22 x2+
…+
a2n xn=
b2⋮
am1 x1
+
am2 x2+
…+
amn xn=
bmSistem persamaan linier di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks yaitu ' A
´
x=´
b[
a11 a12 … a1n a21 a22 … a2n ⋮ ⋮ ⋱ ⋮ am1 am2 … amn]
[
x1 x2 ⋮ xm]
=
[
b1 b2 ⋮ bm]
Untuk menyelesaikan persamaan linier tersebut dilakukan eliminasi menggunakan metode eliminasi auss-ordan.
Prosedur umum untuk metode eliminasi auss-ordan adalah '
a. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks augmentasi. b. akukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi
[
A∨´
b]
untukmengubah matriks / menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi. 0ontoh sistem persamaan linier dengan tiga 123 peubah '
2 x+4 y−2 z=12
x
+
5 y+
3 z=
8−3 x+ y+3 z=−4
Penyelesaian '
(. Ubah sistem persamaan linier di atas menjadi matriks augmentasi '
[
2 4−
2 121 5 3 8
−
3 1 3−
4]
*. 4alikan baris pertama dengan 5,6
[
1 2−
1 61 5 3 8
−
3 1 3−
4]
2. Baris pertama dikalikan dengan 1-(3 lalu tambahkan dengan baris kedua
[
1 2−
1 60 3 4 2
−
3 1 3−
4]
[
1 2 −1 6 0 3 4 2 0 7 0 14]
6. Baris kedua dikalikan dengan (82
[
1 2−
1 6 0 1 0,33 0,67 0 7 0 14]
9. Baris kedua dikalikan dengan 1-*3 lalu tambahkan dengan baris pertama
[
1 2−
3,67 4,67 0 1 0,33 0,67 0 7 0 14]
:. Baris kedua dikalikan dengan 1-:3 lalu tambahkan dengan baris ketiga
[
1 0−
3,67 4,67 0 1 0,33 0,67 0 0−
9,33 9,33]
;. Baris ketiga dikalikan dengan -(8<,22
[
1 0−
3,67 4,67 0 1 0,33 0,67 0 0 1−
1]
<. Baris ketiga dikalikan 2,9: lalu tambahkan dengan baris pertama
[
1 0 0 1 0 1 0,33 0,67 0 0 1−
1]
(5. Baris ketiga dikalikan 1-5,223 lalu tambahkan dengan baris kedua
[
1 0 0 1 0 1 0 2 0 0 1−
1]
Setelah langkah ke-(5 maka matriks ini telah dalam bentuk baris eselon tereduksi. ari matriks terakhir ini dapat disimpulkan bahwa nilai x
=
1, y=
2 dan z=−
1 .Pendekatan linier dari sistem nonlinear, untuk memperoleh model matematik yang linier dari suatu sistem nonlinier, dianggap bahwa =ariable hanya mengalamide=iasi yang kecil dari titik kerjanya. +injau suatu sistem yang mempunyai masukan >1t3 dan keluaran y1t3. ?ubungan antara y1t3 dan >1t3 diberikan oleh '
y @ !1>3
ika kondisi kerja normal dinyatakan dengan x
, dan y
, maka persamaan di atas dapat diuraikan menjadi deret +aylor di sekitar titik kerja, sebagai berikut'
y @ !1>3 @ !1 x 3 A x dx df 1 - x 3 A . . . . 3 1 B * ( * + − x x dx df imana turunan-turunan df dx , d2f d x2 , .... , dihitung pada > @ x . Cka =ariasi > - x
adalah kecil, dengan mengabaikan suku-suku 1>- x
3 berorde tinggi. Selanjutnya persamaan dapat ditulis dengan lebih sederhana, berikut'
y= ´ y
+
K ( x−´
x) dimana y @ ! 1 x 3 dan 4 @ dx df untuk > @ ´ xPersaman di atas dapat diubah menjadi, berikut' y - y
´
@ 4 1 > - x´ 3yang menunjukkan bahwa y - y
sebanding dengan > - x
D persamaan ini akan memberikan suatu model matematik linier dari sistem nonlinier yang diberikan persamaan sebalumnya melalui pendekatan deret +aylor.
Selanjutnya, tinjau suatu sistem yang keluarannya, y, merupakan !ungsi dari dua buah masukan >(dan >*, sedemikian rupa sehingga berlaku'
y @ ! 1>(, >*3
/nalog, dengan cara yang sama seperti diatas akan diperoleh hasil model linier, sebagai berikut'
y - y
´
@ 4 ( 1 >( - x´
1 3 A 4 * 1>* - x´
2 3 dimana, y @ ! 1 ( x , * x 3 4 ( @ ( dx df untuk >( @´
x1 dan >* @´
x2 4 * @ * dx df untuk >( @ ´ x1 dan >* @´
x2Untuk mempelajari perilaku sistem dinamik non linear dilakukan melalui linearisasi di sekitar titik ekuilibrium. iberikan sistem
1 , 3 1 , 3 dx f x y dt dy g x y dt = = 1(3 dengan titik ekuilibrium
1 , 3D 1 , 3 a b f a b = g a b1 , 3 5=
. Pendekatan linear !ungsi f 1 x,y3 di sekitar 1a,b3 diperoleh dengan menderetkan !ungsi f 1 x,y3 sebagai berikut
f
(
x , y)
f(
a , b)
+
fx
(
a , b) (
x−
a)
+
fy
(
a ,b) (
y−
b)
+
Qf 1*3Sedangkan eret +aylor !ungsi g 1 x,y3 di sekitar 1a,b3 adalah
g
(
x , y)
g(
a , b)
+
gx
(
a ,b) (
x−
a)
+
gdengan f Q dan g Q
suku-suku non linear yang selanjutnya dapat dihilangkan. ari 1(3 dan 1*3 diperoleh pendekatan linear untuk Sistem 1(3, yakni
dx dt
=
f x(a , b
) ( x
−
a)
+
f y(
a ,b) ( y
−
b)
dy dt=
g x(
a , b) ( x−
a)
+
g y(
a , b) ( y
−
b)
173Persamaan 173 dapat dituliskan sebagai matriks
dx dt dy dt =
(
f x(
a , b)
f y(
a , b)
g x(
a , b)
g x(
a , b)
)
(
(
x−a)
(
y−b)
)
163 Substitusi u = x a - dan v = -y bdiperoleh persamaan yang lebih sederhana, yaitu du dt dv dt =
(
f x(
a , b)
f y(
a , b)
g x(
a ,b)
g x(
a , b)
)
(
u v)
193 dengan J=
(
f x(
a , b) f y(
a ,b)
g x(
a , b) g x(
a , b))
dikenal sebagai matriks acobian Sistem 1(3 pada titik 1a,b3.
iberikan
( *
1 , ,..., 3 x x xn =
x
=ariabel bebas dan u merupakan !ungsi yang
bergantung pada =ariabel
( , ,...,* n
x x x
. Sistem persamaan dua =ariabel orde satu berbentuk sebagai berikut'
( ( (1 3 u u f x t ∂ ∂ + = ∂ ∂ u * * *1 3 u u f x t ∂ ∂ + = ∂ ∂ u 1:3 ⋮ 1 3 n n n u u f x t ∂ ∂ + = ∂ ∂ u .
engan u
=(
u1,u2, … , un)
dan nilai awal u0=(
u01,u02, … , u0n)
. SolusiSistem 1:3 dengan nilai awal u0
=(
x ,t 0)
dinyatakan sebagaiu
(
x ,t)=
u(
u0, x , t)
.Eektor u
¿
(
x
)
disebut distribusi umur steady state Sistem 1:3, jika u¿(
x)
memenuhi Sistem berikut.
( )
F ( ( 1 3 G H du x f x dx = * u( )
F * * 1 3 G H du x f x dx = * u 1;3 '( )
F 1 3 G H n n du x f x dx = * u/ndaikan Sistem 1;3 dengan nilai awal yang diberikan misal u ¿
(
0)
=
u0 ¿ , memiliki solusi u ¿(
x
)
, kestabilan distribusi umur steady state tersebut dapatSelanjutnya, linearisasi sistem persamaan di sekitar kondisi steady state
u¿
(
x)=
[
u1 ¿(
x)
, u2 ¿(
x)
]
sebagai berikut. iperhatikan dua persamaan awal padaSistem 1:3, yakni ( ( ( 1 , 3( * u u f u u x t ∂ ∂ + = ∂ ∂ * * * 1 , 3( * u u f u u x t ∂ ∂ + = ∂ ∂ . 1<3 iberikan trans!ormasi F F ( * ( ( * * 1 , 3 G 1 , 3, 1 , 3H G 1 , 3 x t = v x t v x t = u x t −u x u x t 1 3, 1 , 3 −u x1 3H v engan
mengambil deret +aylor f ( dan f * Sistem 1<3, diperoleh
F F ( ( ( ( ( ( ( * * ( ( * 1 3 1 3G H 1 3G H v v f f f u u u u x t u u ∂ ∂ ∂ ∂ + ≅ + − + − + Θ ∂ ∂ ∂ ∂ * * * u u u , ( ( ( * ( * 1 3 1 3 f f v v u u ∂ ∂ ≅ + ∂ ∂ * * u u , F F * * * * * ( ( * * * ( * 1 3 1 3G H 1 3G H v v f f f u u u u x t u u ∂ ∂ ∂ ∂ + ≅ + − + − + Θ ∂ ∂ ∂ ∂ * * * u u u * * ( * ( * 1 3 1 3 f f v v u u ∂ ∂ ≅ + ∂ ∂ * * u u ,
dengan Θ1, Θ2 suku suku non linear sehingga dapat diabaikan. ?asil
linearisasi Sistem 1<3, yakni
( ( ( ( ( * ( * 1 3 1 3 v v f f v v x t u u ∂ ∂ ∂ ∂ + = + ∂ ∂ ∂ ∂ * * u u
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makala ini se!a"ai !eriku#$
(. untuk memperoleh model matematik yang linier dari suatu sistem nonlinear, maka model persamaan nonlinear harus dilinearisasi dengan menggunakan bantuan deret taylor dan juga matriks jacobian. /dapun bentuk persamaan setelah dilinearisasi adalah sebagai berikut'
( ( ( ( ( * ( * 1 3 1 3 v v f f v v x t u u ∂ ∂ ∂ ∂ + = + ∂ ∂ ∂ ∂ * * u u
*. m%del persamaan linear memiliki !en#uk
a1 x1
+
a2 x2+
…+
an xn=
b&an dapa# pula diselesaikan den"an men""unakan me#%de "auss- '%rdan. &en"an men"u!a persamaan linier men'adi ma#riks au"men#asi.
Kemudian lakukan %perasi !aris elemen#er un#uk men"u!a ma#riks au"men#asi ke !en#uk !aris esel%n (an" #ereduksi
3.) SA*AN
Adapun saran un#uk pem!a+a adala men+ari re,erensi lain #erkai# pen(elesaian sis#em persamaan linier selain den"an me#%de "auss-'%rdan dan 'u"a pen(elesaian dari linearisasi dari persamaan sis#em n%nlinear
&ATA* PUSTAKA
/nonim. Sistem persamaan linear. *5(*
http'88ocw.stikom.edu8course8download8*5(*8(58Sistem-Persamaan-inier.pd!
Dia!"! #a$a %a&''a( ) &*v"+,"- 21/
/nonim. Model State Space.
a-research.upi.edu/operator/upload/s_mat_060849_chapter3.pdf
Dia!"! #a$a %a&''a( ) &*v"+,"- 21/
Brauer . dkk Mathematical Epidemiology, *55;, Springer-Eerlag, Berlin-?eidelberg- ew Iork
Les#ari de/i. Linearisasi sis#em persamaan di,erensial parsial pada m%del epidemi sir !erdasarkan kel%mp%k umur. )01).
https'88www.google.co.id8url) sa@tJrct@jJK@Jesrc@sJsource@webJcd@*Jcad@rjaJuact@;J=ed@5ahU4L wiNpi99j/hO4Po;4?Qp/rgRgggM/LJurl@http2/*R *Rseminar.uny.ac.id*Rsemnasmipa*Rsites *Rseminar.uny.ac.id.semnasmipa*R!iles*Rpaper*RMatematika*Rwi *6*5estari-makalah*6*5semnas*6*5MCP/-UI *6*5*5(*.doc>Jusg@/Rj0R:BpO;#bP/-/<<UMBCttEIsgJsig*@Bua4lgLUubkP6djE:I
Dia!"! #a$a %a&''a( ) &*v"+,"- 21/
Sibaroni, Iuliant. *55*. Buku /jar /ljabar inear. S++ +elkom