• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Teknologi Informasi Dalam Bidang Pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Teknologi Informasi Dalam Bidang Pariwisata"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG

PARIWISATA

DISUSUN OLEH :

1. Dolly A. Berutu C2B007019 2. Syafik Wildan Afif C2B009008 3. Petra Kukuh K. A. C2B009010 4. Arifin Fafan K. C2B009022 5. Bagus Eka Nissan P. C2B009028 6. Radityo Yudi W. C2B009038 7. Danu Sulistyo C2B009042 8. Tihas Citra Buwana C2B009045 9. Erlinda Puspita Sari C2B009050 10. M. Rudiyanto C2B009067 11. Laftoni Adi Maulana C2B009079 12. Doly Sijabat 12020111130047

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...1 DAFTAR ISI ...2 BAB I PENDAHULUAN ...3 1.1 Latar Belakang ...3 1.2 Rumusan Masalah ...5 1.3 Tujuan ...5 BAB II PEMBAHASAN ...6

2.1 Potensi dan Kendala Pariwisata di Indonesia ...6

2.1.1 Potensi Parwisata di Indonesia ...6

2.1.2 Kendala Pariwisata di Indonesia ...12

2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Pariwisata ...13

2.3 E-tourism Sebagai Pendekatan Promosi ...16

2.4 Implementasi E-tourism ...18

2.4.1 Teknologi Semantis Web ...18

2.4.2 Teknologi Mashup ...21

BAB III PENUTUP ...23

3.1 Kesimpulan ...23

3.2 Saran ...24

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia yang terletak antara benua Asia dan Australia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Indonesia terbentang antara 6 derajat garis lintang utara sampai 11 derajat garis lintang selatan, dan 97 derajat sampai 141 derajat garis bujur timur. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan gugusan ribuan pulau di setiap sudut negeri ini merupakan sebuah fakta tak terbantahkan. Dari ribuan pulau tersebut, masing-masing memiliki keindahan. Selain sebagai negara kepulauan, dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang terbentang begitu luas yang dapat dikembangkan untuk wisata bahari. Selain itu juga, Indonesia merupakan negara yang terletak di tengah garis khatulistiwa yang memiliki beragam kebudayaan, ras, agama, dan keindahan alam yang memiliki kekhasan tradisi yang mampu menciptakan porsi tersendiri yang khas untuk dinikmati. Dengan semua anugerah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi yang tinggi di bidang pariwisata, baik dengan target wisatawan domestik maupun internasional.

Potensi pariwisata di Indonesia yang sangat besar menjadikan pariwisata sebagai salah satu potensi besar sumber penerimaan negara. Banyak para wisatawan mancanegara datang ke Indonesia untuk mengetahui dan mempelajari hal tersebut. Besarnya kunjungan wisatawan mancanegara yang berkunjung di Indonesia dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia Berdasarkan Pintu Masuk Tahun 1997 – 2009

Tahun

Bandara

Jumlah Soekarno

Hatta Ngurah Rai Polonia Batam Bandara Lainnya

1997 1.457.340 1.293.657 174.724 1.119.238 1.140.284 5.185.243 1998 883.016 1.246.289 70.441 1.173.392 1.233.278 4.606.416 1999 819.318 1.399.571 76.097 1.248.791 1.183.743 4.727.520 2000 1.029.888 1.468.207 84.301 1.134.051 1.347.770 5.064.217

(4)

2002 1.095.507 1.351.176 97.870 1.101.048 1.387.799 5.033.400 2003 921.737 1.054.143 74.776 1.285.394 1.130.971 4.467.021 2004 1.005.072 1.525.994 97.087 1.527.132 1.165.880 5.321.165 2005 1.105.202 1.454.804 109.034 1.024.758 1.308.303 5.002.101 2006 1.147.250 1.328.929 110.405 1.012.711 1.272.056 4.871.351 2007 1.153.006 1.741.935 116.614 1.077.306 1.416.898 5.505.759 2008 1.464.717 2.081.786 130.211 1.061.390 1.496.393 6.234.497 2009 1.390.440 2.384.819 148.193 951.384 1.448.894 6.323.730 Sumber BPS Indonesia www.BPS.go.id

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah wisatawan mancaneraga yang datang ke Indonesia jumlahnya berfluktuatif, namun pada dua tahun terakhir jumlahnya meningkat. Melihat begitu besarnya potensi pariwisata hendaknya infrastruktur pariwisata yang ada di Indonesia lebih dibenahi lagi.

Selain infrastruktur, promosi mengenai pariwisata di Indonesia hendaknya juga dilakukan lebih gencar lagi. Promosi pariwisata ini dapat dilakukan melalui banyak media seperti internet. Internet merupakan media yang pas dalam mempromosikan pariwisata. E – Tourism merupakan salah satu produk untuk mempromosikan pariwisata melalui teknologi. Indonesia sudah menerapkan E – Tourism dalam mempromosikan pariwisatanya, namun penggunaan E – Tourism di Indonesia masih mengalami beberapa masalah diantaranya yaitu (Theophilus Wellem: 2009)

a) Belum optimalnya pemasaran paket wisata Indonesia, hal ini dikarenakan website

pariwisata di Indonesia tidak bersifat interaktif dengan wisatawan yang membutuhkan informasi lengkap.

b) Belum terintegrasinya dengan baik website – website industri penunjang pariwisata di Indonesia dengan sistem informasi komponen lain dalam industri pariwisata.

Oleh karena itu untuk menyikapi kondisi pariwisata di Indonesia yang belum banyak diketahui masyarakat karena kurang gencarnya pemasaran, maka perlu diketahui potensi dan kendala pariwisata di Indonesia dan peran teknologi di bidang pariwisata khususnya E – tourism sebagai pendekatan promosi serta implementasi E – tourism, sehingga dapat dilakukan tindakan penerapan teknologi untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia agar lebih diketahui wisatawan dengan tujuan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dan menambah penerimaan negara dari bidang pariwisata.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa mempunyai keindahan alam yang luar biasa. Potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia juga sangat besar. Namun pariwisata di Indonesia belum dapat memaksimalkan semua potensi untuk menarik banyak wisatawan baik lokal maupun asing. Hal ini dikarenakan kurang gencarnya promosi yang dilakukan. Mengingat perkembangan teknologi yang cepat dan semakin maju, seharusnya pariwisata Indonesia dapat memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan pemasaran pariwisata. Sebagai salah satu upaya meningkatkan promosi pariwisata di Indonesia, maka perlu dilakukan suatu kajian dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi dan kendala yang dihadapi pariwisata di Indonesia ? 2. Bagaimana peran teknologi dalam bidang pariwisata ?

3. Bagaimana peran E-tourism sebagai pendekatan promosi pariwisata ? 4. Bagaimana penerapan E – tourism dalam bidang pemasaran pariwisata ?

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengetahui potensi dan kendala yang dihadapi pariwisata di Indonesia. 2. Mengetahui peran teknologi dalam bidang pariwisata.

3. Mengetahui peran E-tourism sebagai pendekatan promosi pariwisata. 4. Mengetahui penerapan E-tourism dalam bidang pemasaran pariwisata.

BAB II

PEMBAHASAN

(6)

2.1 Potensi dan Kendala Pariwisata di Indonesia 2.1.1 Potensi Pariwisata di Indonesia

Indonesia yang terbentang antara 6oLU–11oLS dan 97o–141oBT adalah negara

kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau. Dari ribuan pulau tersebut, masing-masing memiliki keindahan alam. Selain sebagai negara kepulauan, dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dikembangkan untuk wisata bahari. Disamping itu, Indonesia juga merupakan negara yang terletak di tengah garis khatulistiwa dengan keanekaragaman budaya, ras, agama, dan keindahan alam yang memiliki kekhasan tradisi sehingga mampu menciptakan porsi tersendiri untuk dinikmati. Dengan semua anugerah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi tinggi di bidang pariwisata, baik dengan target wisatawan domestik maupun internasional. Berikut 18 contoh wisata alam Indonesia yang sangat indah dan cukup potensial untuk dikembangkan:

1. Gunung Rinjani, NTB

Rinjani memiliki panorama yang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, sampai mahasiswa pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.

2. Pulau Komodo, NTT

Taman Nasional Komodo (TN. Komodo) merupakan kawasan yang terdiri dari beberapa pulau dengan perairan lautnya. Pulau-pulau tersebut merupakan habitat satwa komodo (Varanus komodoensis) yaitu reptil purba yang tersisa di bumi. Kondisi alamnya unik, terdapat padang savana yang luas dengan pohon lontarnya (Borassus flabellifer).

3. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Kepulauan Raja Ampat merupakan kepulauan yang berada di barat pulau Papua di provinsi Papua Barat, tepatnya di bagian

(7)

kepala burung Papua. Kepulauan ini merupakan tujuan penyelam-penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya.

4. Kawah Ijen, Jawa Timur

Kawah Ijen merupakan salah satu gunung berapi atraksi wisata di Indonesia. Kawah Ijen merupakan objek wisata terkenal, yang telah dikenal oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alam dan bahari.

5. Carstensz Pyramid, Papua

Indonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania.

6. Gunung Anak Krakatau, Selat Sunda

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana yang karena letusan pada tanggal 26-27 Agustus 1883, kemudian sirna. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa.

7. Gunung Bromo, Jawa Timur

Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.

(8)

Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

8. Gunung Kelimutu, NTT

Gunung Kelimutu adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Flores, Provinsi NTT, Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa pemo Kecamatan kelimutu, Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki 3 warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.

9. Taman Laut Bunaken, Sulawesi Utara

Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut.

10. Danau Toba, Sumatera Utara

Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer (danau vulkanik terbesar di dunia). Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

11. Pantai dreamland, Bali

Dreamland atau lebih dikenal sebagai Pantai Dreamland merupakan salah satu pantai terindah di Bali selain Pantai

(9)

Kuta. Pantai yang terletak tidak jauh dari daerah Uluwatu di Pulau Dewata ini sudah sangat terkenal karena keindahannya. Keindahan dan kebersihan pantai menambah daya tarik pengunjung, bukan hanya dari dalam negeri tapi juga turis manca negara.

12. Danau Gunung Tujuh, Jambi

Kerinci boleh bangga dengan keberadaan Danau Gunung Tujuh yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Serta terdapat beberapa danau kecil lainnya dengan keindahan alamnya yang unik. Danau Belibis dengan alam yang masih asli memberikan sentuhan yang berbeda.

13. Green Canyon, Jawa Barat

Green Canyon menyimpan pesona luar biasa. Perpaduan antara sungai, lembah hijau, hutan lindung, dan aneka stalaktit-stalakmit. Keindahan berbalut kesunyian, bagai surga yang tersembunyi. Green Canyon mulai dikembangkan pada tahun 1989.

14. Danau Sentani, Papua

Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cycloops yang terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Landskap Danau Sentani dengan gugusan pulau di tengahnya merupakan salah satu yang terindah di Indonesia.

15. Goa Gong, Jawa Timur

Goa Gong diklaim sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Di dalam gua ini Anda dapat menyaksikan berbagai macam tonjolan batuan (stalaktit/stalakmit) yang sangat menarik dan proses terjadinya secara alami

16. Pegunungan Karst Bantimurung, Sulawesi Selatan

Taman Nasional Bantimurung mempunyai pemandangan alam yang paling indah. Karena di taman nasional ini,

(10)

terdapat sumber air yang tidak pernah kering. Sehingga berbagai jenis tanaman dapat bertahan di saat musim kemarau yang panjang.

17. Pulau Belitung, Bangka Belitung

Pulau indah, pemandangan unik pantai pasir putih asli dihiasi batu-batu granit yang artistik dan air laut sejernih kristal, dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil.

18. Pulau Derawan, Kalimantan Timur

Di perairan sekitarnya terdapat taman laut dan terkenal sebagai wisata selam (diving) dengan kedalaman sekitar lima meter. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai “Blue Trigger Wall”

Sumber: http://blognyajose.blogspot.com/2010/05/18-keindahan-wisata-alam-indonesia-yang.htmlv Pada dasarnya pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan dan kesejahteraan manusia, kebutuhan untuk berlibur dari tahun ke tahun semakin meningkat. Seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

(11)

Tahun

Jumlah Wisatawan Mancanegara

Rata-Rata Pengeluaran Per Orang (Usd)

Rata-Rata Lama Tinggal (Hari) Penerimaan Devisa (Juta Usd) Per Kunjungan Per Hari 2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88 2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89 2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98 2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98 2008* 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39 2009* 6.452.259 995,93 129,57 7,69 6.302,50

*) termasuk transit internasional

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia Tabel 2.2

Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara (Wisnus) 2001 – 2009 Tahun Wisnus (ribuan orang) Perjalanan (ribuan orang) Rata-Rata Perjalanan (hari) Total Pengeluaran (triliun Rp) 2001 103.884 195.770 1,88 58,71 2002 105.379 200.589 1,90 68,82 2003 110.030 207.119 1,88 70,87 2004 111.353 202.763 1,82 71,70 2005 112.701 198.359 1,76 74,72 2006 114.270 204.553 1,79 88,21 2007 115.335 222.389 1,93 108,96 2008 117.213 225.042 1,92 123,17 2009 119.150 229.950 1,93 128,77

Catatan: Pengeluaran per perjalanan adalah rata-rata tertimbang dari setiap provinsi

Sumber: Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ)

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan Indonesia baik mancanegara maupun domestik dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Tahun 2004 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yaitu 5.321.165 orang, kemudian tahun 2009 meningkat menjadi 6.452.259 orang. Untuk jumlah kunjungan wisatawan nusantara tahun 2001 yaitu 103.884.000 orang, kemudian meningkat menjadi 229.950 .000 pada tahun 2009.

(12)

Pengembangan sektor pariwisata secara lebih luas juga akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, sektor ekonomi riil yang ada di masyarakat seperti kerajinan, aneka makanan, penginapan, hotel dan sebagainya dapat berkembang, dengan bangkitnya sektor ekonomi riil akan mampu meningkatkan derajat hidup masyarakat baik sandang, pangan, papan, pendidikan maupun kesehatan. Selain itu, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan. Indonesia pun turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia terutama pada periode 1990–1996. Badai krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997, merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia untuk melakukan re-positioning sekaligus re-vitalization kegiatan pariwisata Indonesia. Disamping itu berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional, pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan memulihkan citra Indonesia di dunia internasional.

2.1.2 Kendala Pariwisata di Indonesia

Daya saing pariwisata Indonesia dibandingkan dengan negara – negara lain hingga kini masih lemah. Kelemahan tersebut menyangkut masalah manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata dan budaya, kondisi infrastruktur, sumber daya manusia, pengolaan destinasi wisata, pemasaran dan regulasi. Kelemahan lain, termasuk pula masalah bencana alam, keamanan dan kesehatan, seperti isu adanya penyakit demam berdarah dan flu burung yang saat ini cukup menakutkan bagi wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia. Bagi wisatawan, ancaman teror sangat diperhitungkan dalam rencana liburan mereka sebagaimana kelimpahan cahaya sinar matahari.

Kerjasama diantara pelaku kepariwisataan , baik pemerintah pusat, daerah dan pihak swasta masih dirasakan belum selaras dan optimal. Terutama pada hal-hal yang strategis dalam aktivitas promosi Luar Negeri, antara lain dalam hal sosialisasi kebijakan, koordinasi dan implementasinya. Hal ini menyebabkan kurang sinergisnya instansi lintas sektoral maupun antar stakeholders. Hal tersebut bisa mengganggu dan menghambat kelancaran program promosi yang diharapkan.

Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) baik kuantitas maupun kualitas yang diharapkan mempunyai daya saing tinggi ternyata masih jauh dari memadai. Terutama SDM di bidang promosi pemasaran pariwisata yang memiliki pemikiran strategic dan visioner. Kondisi ini dapat menghambat kualitas dari segala aktivitas kegiatan pemasaran dan promosi

(13)

Indonesia. Hal tersebut memberikan implikasi pada kualitas output promosi pariwisata luar negeri Indonesia itu sendiri, yang dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat.

Pemanfaatan Teknologi Informasi atau TI untuk pengembangan pariwisata di Indonesia masih lemah, Sampai saat ini belum ada website khusus yang menyediakan informasi yang lengkap mengenai sistem pariwisata di Indonesia, misalnya meliputi informasi lokasi, harga, hotel dan restoran terdekat. Selain itu, Indonesia juga belum memiliki sebuah perangkat lunak yang dapat membantu merencanakan perjalanan pariwisata berdasarkan kondisi tertentu, misalnya budget yang dimiliki oleh wisatawan dan kriteria objek wisata yang dikehendaki wisatawan.

Masalah penganggaran selalu menjadi kendala utama dalam menyiapkan data pariwisata dengan menggunakan Teknologi Informasi. Untuk membangun sarana dalam merepresentasikan, menyimpan dan memelihara data pariwisata menggunakan media internet membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya ini bukan hanya dari segi pembelian perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga biaya penyiapan informasi pariwisata yang tepat dan relevan. Setelah penyiapan dilakukan, juga diperlukan biaya untuk pemeliharaan, mengingat data pariwisata sangat dinamis sehingga membutuhkan penanganan yang seksama.

2.2 Peran Teknologi Informasi dalam Pariwisata

Saat ini peran media dalam mengembangkan potensi wisata baik dalam tingkatan daerah maupun nasional semakin meningkat. Hal ini terutama didorong dengan adanya kemajuan di bidang teknologi dan informasi. Agar promosi pariwisata dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan berbagai kombinasi teknologi dari teknologi sederhana maupun teknologi modern yang canggih dalam pelaksanaannya. Adapun media yang dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata antara lain :

1. Media Cetak

Media ini meliputi buku, booklet, brosur, majalah, koran dan sebagainya. Untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, media ini menggunakan kertas yang dicetak. Penyebaran yang dilakukan bila menggunakan media cetak melalui kerjasama dengan biro-biro travel, hotel dan lain sebagainya. Sedangkan biaya percetakannya dapat bekerja sama dengan sponsor, biaya sendiri maupun oleh pemerintah daerah. Keterjangkauan distribusi buku, booklet, dan brosur sangat dipengaruhi oleh pihak-pihak yang bekerja sama.

Sedangkan untuk koran dan majalah keterjangkauannya lebih luas bahkan distribusinya dapat hingga mancanegara. Untuk pembiayaan koran dan majalah, pemerintah

(14)

daerah dapat mengadakan kerjasama dengan sponsor atau dibiayai sendiri dari pos anggaran daerah.

2. Media Elektronik

Media elektronik dapat berupa radio atau TV. Media ini juga cukup efektif digunakan untuk mempromosikan pariwisata. Keterjangkauan media ini dapat samapai ke semua lapisan masyarakat karena hampir semua masyarakat memiliki radio dan / TV. Namun, pemerintah daerah dapat bekerjasama dengan pihak sponsor terutama dalam hal pembiayaan.

Media elektronik terutama TV baik lokal mapun nasional memiliki keunggulan dapat menampilkan obyek-obyek wisata secara langsung dan lebih hidup. Masyarakat yang menyaksikan dapat memiliki gambaran yang lebih baik jikan dibandingkan melalui media cetak.

3. Media Internet

Internet merupakan salah satu bentuk kemajuan di bidang TIK. Internet memiliki keterjangkauan yang paling luas secara geografis. Semua orang di dunia dapat mengaksesnya secara langsung. Isi yang disajikan dapat berupa teks, gambar, suara, atau video. Dari segi biaya juga sangat ekonomis.

Fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan pariwisata di media internet ini diantaranya:

a. Website/ Homepage

Merupakan media informasi yang dapat diakses melalui komputer yang terhubung dalam jaringan. Web ini diakses melalui alamat tertentu, dapat berisi teks, gambar, video maupun suara. Kecepatan aksesweb tergantung bandwidth/ lebar jalur yang dimiliki. Web dapat dibangun secara statis maupun dinamis. Web yang dibangun secara statis memiliki kelemahan dalam hal pembaharuan informasi yang lebih sulit. Sedangkan web yang bersifat dinamis lebih mudah dalam pembaharuan informasi/ tampilan dan keteraturan pengarsipan informasi.

b. Mailinglist / Group

Mailinglist/ group merupakan kelompok diskusi yang dibentuk dengan memanfaatkan media internet. Anggota yang dimiliki dalam suatu group dapat mencapai ribuan sehingga sangat efektif dalam promosi pariwisata. Aggota yang tergabung dalam kelompok diskusi tersebut dapat berasal dari berbagai kalangan, lokasi geografis dan sebagainya.

Apabila ingin mengirim informasi kepada senua anggota cukup dengan mengirimkan informasi ke alamat diskusi tertentu maka secara otomatis semua anggota kelompok diskusi

(15)

tersebut akan menerimanya. Informasi yang disampaikan dapat berupa narasi ataupun link ke alamat web tertentu.

c. Email

Email merupakan surat elektronik yang dikirim melalui internet. Promosi pariwisata melalui email sangat mungkin dilakukan. Informasi kepariwisataan seperti obyek wisata, event budaya, danlainnya dapat disampaikan kepada seseorang maupun institusi (biro travel, hotel dan sebagainya) yang diketahui alamat emailnya.

d. FTP (File Transfer Protocol)

Pemerintah Daerah atau dinas terkait dapat menyediakan fasilitas FTP kepada masyarakat luas agar dapat mengambil atau mengunduh informasi pariwisata yang dapat berupa file, teks, gambar, suara, atau video secara langsung melalui internet. FTP menyediakan fasilitas untuk menyalin file secara elektronik dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet. Untuk melihat tingkat pengambilan file oleh masyarakat luas, pengelola FTP dapat memasang log system yang berfungsi mencatat setiap pengambilan file. Dari log system ini dapat disajikan grafik atau tabel pengambil file sehingga pengelola apat mengetahui efektivitas sarana ini.

e. Search Engine

Search engine merupakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi di internet.fasilitas ini dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata. Contoh-contoh search engine diantaranya google.com, yahoo.com , altavista.com dan sebagainya. 4. Media Alternatif

Media alternative merupakan perluasan dari media cetak, media internet dan media lainnya. Media alternative ini antara lain:

a. CD/DVD

Merupakan media penyimpanan data yang dapat digunakan sebagai media promosi. Harganya relative murah dan kapasitasnya cukup besar. CD/ DVD ini dapat berisi informasi berupa booklet, brosur, video atau suara yang dapat dilihat/ dibaca melaui komputer/ TV. CD/DVD ini diberikan kepada tamu pemerintah kota, hotel, biro travel atau pihak-pihak lain sesuai target pasar pariwisata.

b. Kaos, Souvenir, Kalender dan sejenisnya

Kaos, souvenir dan kalender dapat digunakan sebagai sarana promosi pariwisata yang di dalamnya terdapat informasi pariwisata di suatu daerah. Produk ini dapat dijual maupun

(16)

c. Peta Wisata

Untuk menyebarkan informasi obyek wisata, pemerintah daerah dapat mencetak/ membuat peta wisata yang dipasang di tempat tertentu yang strategis. Dengan adanya peta wisata tersebut diharapkan masyarakat luas dapat mengetahui objek-objek wisata di suatu daerah.

d. Pameran Wisata

Pada waktu-waktu tertentu, pemerintah daerah dapat mengadakan pameran-pameran wisata seperti Jateng Fair, Semarang Pesona Asia, Jakarta Fair dan sebagainya yang bertujuan memperkenalkan objek-objek wisata yang ada di suatu daerah maupun aneka wisata lainnya seperti wisata kuliner di suatu daerah. Pameran ini dapat diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dengan pemerintah daerah lainnya.

2.3 E-tourism Sebagai Pendekatan Promosi

E-tourism atau yang dikenal juga dengan istilah IT-enabled tourism merupakan pariwisata yang berbasis teknologi informasi. Kedatangan wisatawan di Indonesia pada dasarnya tidak terlepas dari promosi yang dilakukan. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi

internet merupakan langkah yang dipandang tepat untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Sampai saat ini salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam pariwisata Indonesia adalah belum optimalnya pemasaran paket wisata karena kurangnya informasi yang didapatkan calon wisatawan yang membutuhkan informasi lengkap sebab pariwisata merupakan industri yang melibatkan informasi yang sangat banyak. Informasi yang dibutuhkan dalam suatu perjalanan wisata misalnya akomodasi,transportasi,pengurusan paspor dan visa, travel guide, dan sebagainya. Oleh karena itu seorang wisatawan yang merencanakan perjalanan wisata harus mempunyai akses ke berbagai sumber informasi.

Pariwisata yang berbasis e-tourism dapat menjadi jawaban atas permasalahan tersebut. Dengan adanya internet, perusahaan yang terlibat industri pariwisata melakukan distribusi informasi pariwisata kepada calon wisatawan melalui internet bahkan dapat menawarkan produk-produk pariwisata secara online sehingga e-tourism menjadi suatu hal yang berkembang dengan pesat. E-tourism bertujuan untuk menjual produk-produk pariwisata secara langsung kepada calon wisatawan.

Hendriksson, menyatakan bahwa ada empat karateristik utama jikalau kita ingin mengembangkan E-tourism yaitu :

(17)

2) Dampak berantai yang ditimbulkan oleh industri pariwisata; 3) Sturktur industri pariwisata;

4) Ketersediaan infrastuktur teknologi komunikasi dan informasi.

Dari hal di atas dapat diketahui arti penting dari e-tourism untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para calon wisatawan dan di dalamnya juga sebagai alat promosi yang efektif untuk peningkatan sektor pariwisata Indonesia. Adanya peningkatan di sektor pariwisata secara lebih luas akan memiliki efek ganda (multiplier effect) terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat seperti perkembangan kerajinan, makanan ,penginapan atau hotel,dan sebagainya.

Permasalahan yang ada pada E-Tourism di Indonesia saat ini adalah belum optimalnya pemasaran paket wisata Indonesia. Informasi yang diberikan pada beberapa web site pariwisata Indonesia belum mencakup potensi pariwisata di seluruh Indonesia, tidak bersifat interaktif dengan wisatawan yang ingin memperoleh informasi lengkap mengenai pariwisata Indonesia, dan informasinya hanya sebatas obyek dan atraksi wisata, hotel, akomodasi, dan souvenir-souvenir, tetapi wisatawan tidak dapat melakukan pemesanan paket wisata secara terintegrasi, mulai dari tiket penerbangan, hotel, rental mobil, hingga tiket obyek wisata, melalui web tersebut.

Permasalahan yang lain yaitu belum terintegrasinya web site-web site pariwisata dengan sistem informasi komponen-komponen lain yang terlibat dalam industri pariwisata, seperti perusahaan penerbangan, pelayaran, asuransi, agen travel, hotel, dan pengelola obyek wisata itu sendiri. Sebagai akibat dari tersebarnya informasi ini, untuk memperoleh informasi yang cukup lengkap sebelum melakukan kunjungan wisata ke Indonesia, calon wisatawan harus mengunjungi berbagai web site, misalnya web site hotel, web site agen travel, website

perusahaan penerbangan, web site obyek wisata, dan web site lain yang relevan. Permasalahan dalam lingkup yang lebih umum, yaitu belum optimalnya sistem informasi pemasaran untuk mendukung pemasaran dan promosi pariwisata Indonesia, serta koordinasi dan keterpaduan antara stakeholder masih lemah.

Kesimpulannya, E-Tourism di Indonesia masih sebatas penampilan informasi dalam bentuk teks dan penyediaan gambar, tanpa adanya komunikasi interaktif antara perusahaan yang menjual paket wisata dengan calon wisatawan, dan belum terintegrasinya informasi pariwisata dari berbagai sistem informasi yang telah dipunyai oleh pihak - pihak yang terlibat dalam industri pariwisata.

(18)

2.4.1 Teknologi Semantis Web

Teknologi Semantic Web dapat digunakan untuk memecahkan masalah e – tourism di Indonesia, karena teknologi ini dapat memfasilitasi integrasi informasi pariwisata yang tersebar dan mempunyai format data yang berbeda-beda dari berbagai sistem informasi pariwisata yang dimiliki oleh hotel, travel, penerbangan, dan pihak lain yang terlibat dalam industri pariwisata.

Saat ini World Wide Web (www) umumnya terdiri dari dokumen-dokumen HTML, dan informasi yang diberikan dirancang hanya untuk konsumsi user (manusia), dengan kata lain, web saat ini tidak dirancang untuk memungkinkan interpretasinya oleh aplikasi komputer. Semantic Web merupakan pengembangan (ekstensi) dari web saat ini. Tujuannya adalah agar informasi pada web dapat didefinisikan tidak hanya dapat dimengerti oleh user

(syntactic level to human user), tetapi juga dapat dimengerti oleh aplikasi (machineunderstandable) pada level semantic, sehingga memungkinkan interoperabilitas dan integrasi antar sistem dan aplikasi.

a. Aplikasi semantic web dalam e-tourism

Salah satu contoh aplikasi yang menggunakan semantic dan ontologi adalah integrasi

semantic dari sumber-sumber informasi pariwisata. Pariwisata dianggap sebagai salah satu domain yang cocok untuk penerapan Semantic Web karena banyaknya sumber informasi dan pertukaran data yang terlibat di dalamnya. Keuntungan dari penggunaan semantic adalah (Cardoso dan Amit, 2006):

• Dapat mengorganisasikan dan melakukan sharing informasi pariwisata.

• Menyediakan keseragaman interpretasi terhadap data dan layanan sistem informasi pariwisata.

• Memungkinkan interoperabilitas dan integrasi yang lebih baik antar sistem informasi pariwisata baik di dalam suatu perusahaan pariwisata itu sendiri maupun dengan perusahaan pariwisata lainnya.

Aplikasi semantic web dalam e-tourism di indonesia

Langkah yang pertama untuk menerapkan teknologi Semantic Web dalam E-Tourism

di Indonesia adalah membuatontologi untuk E-Tourism Indonesia. Ontologi ini menyediakan struktur data yang dapat di-share untuk pertukarandata dan informasi antar perusahaan.

(19)

Setelah ontologi dibuat, maka ontologi ini dapat dipergunakan untuk menganotasi informasi-informasi pariwisata dari berbagai sumber (web site penerbangan, hotel, obyek wisata, agen travel) yang akan diintegrasikan (membuat Semantic Web content). Dengan demikian integrasi akan mudah dicapai karena perusahaan-perusahaan tersebut melakukan anotasi informasi pada web site menggunakan ontologi yang sama, sehingga masalah mengenai interoperabilitas data dan integrasi informasi dapat diatasi. Perusahaan-perusahaan ini tidak perlu mengubah struktur data yang telah digunakan, cukup dengan memberikan anotasi saja.

Untuk mengatasi masalah mengenai belum optimalnya promosi dan pemasaran paket wisata, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dapat membuat suatu portal aplikasi (menggunakan konsep aplikasi dynamic packaging) yang bisa digunakan oleh calon wisatawan untuk mencari informasi paket wisata. Dynamic packaging

di sini maksudnya adalah kombinasi komponen-komponen suatu perjalanan pariwisata yang berbeda-beda yang dipaketkan dan diberi harga secara real time, sebagai respon dari permintaan wisatawan atau agen. Calon wisatawan cukup mengisikan informasi wisata yang ingin dicari pada portal aplikasi, aplikasi ini kemudian akan melakukan pencarian sumber-sumber yang relevan dan mengumpulkan data dari sumber-sumber-sumber-sumber tersebut, tergantung pada parameter yang diberikan oleh calon wisatawan dalam pencarian dan hubungan semantic antara sumber-sumber tersebut. Dengan demikian calon wisatawan tidak perlu mengunjungi setiap web site untuk mendapatkan informasi.

Sebagai contoh, misalnya calon wisatawan (user) menginputkan pencarian untuk obyek wisata Pantai Kuta. Aplikasi akan menampilkan informasi mengenai Pantai Kuta, fasilitas wisata lain yang berdekatan dengan Pantai Kuta, jadwal penerbangan ke Bali, rental mobil yang dapat digunakan dari bandara menuju tujuan wisata, cuaca pada hari tersebut, hotel/akomodasi yang tersedia pada hari tersebut atau hotel yang terdekat dengan Pantai Kuta. Pencarian dilakukan oleh aplikasi secara simultan pada sumber-sumber yang berbeda dan hasilnya ditampilkan pada portal secara terintegrasi.

Gambar 2.1

(20)

Gambar 2.2

Tourism Ontology untuk Melakukan Anotasi Pada Informasi Dari Berbagai Sumber Informasi

Teknologi Semantic Web dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata untuk menyelesaikan masalah interoperabilitas data, sehingga memungkinkan promosi, pemasaran, dan penjualan suatu paket wisata lebih lengkap dan terpadu. Dengan adanya aplikasi portal

(21)

pariwisata yang menggunakan teknologi semantic web, maka calon wisatawan dapat mencari informasi paket wisata cukup dari satu aplikasi, sehingga tidak perlu mengunjungi banyak

web site. Pencarian informasi paket wisata dilakukan oleh aplikasi menggunakan hubungan

semantic antar informasi dari berbagai sumber yang telah dianotasi menggunakan tourism ontology yang harus dikembangkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam industri pariwisata di Indonesia. Selain membawa keuntungan pada calon wisatawan, juga membawa keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata karena informasi pada web miliknya dapat berguna lebih optimal,sehingga dengan sendirinya dapat meningkatkan promosi dan pemasaran produknya.

2.4.2 Teknologi Mashup

Nusantaraview

“NusantaraView” adalah aplikasi yang akan dikembangkan demi mewujudkan aplikasi katalog kepariwisataan berbasis web yang dinamis dan terintegrasi di seluruh wilayah Indonesia. Nusantara View dikembangkan dengan menggunakan framework

manajemen konten Joomla!.

Pada awalnya NusantaraView dikembangkan dengan hanya menampilkan peta yang diambil dari Google Maps serta lokasi suatu tempat pariwisata. Dan pada perkembangan saat ini, NusantaraView diarahkan menjadi aplikasi web 2.0 dengan menerapkan konsep teknologi Mashup.

Teknologi Mashup

Aplikasi Nusantara View dibangun dan dikembangkan dengan menerapkan konsepsi teknologi atau paradigma Mashup. Mashup adalah sebuah aplikasi web yang memliki visi menggabungkan bermacam-macam sumber data online dan menampilkannya menjadi suatu bentuk informasi baru. Atau dengan kata lain, visi global dari teknologi Mashup adalah menjadikan keseluruhan data yang ada diinternet sebagai basis data universal yang bisa dimanfaatkan oleh pengembang web, menggabungkan semua berita dan informasi yang diinginkan, diambil dari seluruh situs yang ada diinternet. Ada empat alasan mengapa diterapkan teknologi atau paradigma Mashup pada aplikasi NusantaraView:

o Reusing data from the web

(22)

informasi atau ulasan yang ditampilkan cukup menggunakan kembali data yang sudah ada di internet, tanpa harus memiliki database sendiri.

o Dynamic data sources

Informasi atau ulasan mengenai lokasi pariwisata yang ditampilkan oleh aplikasi Nusantara View merupakan hasil kombinasi data yang diambil dari berbagai sumber yang ada di internet. Karena kondisi dan kombinasi itulah dimungkinkan pula informasi yang ditampilkan oleh Nusantara View bersifat dinamis.

o Personalisation of websites

Aplikasi Nusantara View dikembangkan demi kenyamanan dan totalitas informasi yang bisa didapatkan oleh para calon wisatawan. Dengan konsepsi web yang cerdas dan interaktif, Nusantara View seolah-olah merupakan website hanya milik pribadi si pengunjung. Hal ini dikarenakan pemberian informasi dan data didasarkan pada keinginan dari pengunjung website Nusantara View itu sendiri.

o Giving back to the web

Ada salah satu keuntungan yang bisa didapatkan oleh suatu situs yang dijadikan sumber untuk mengambil informasi oleh situs lain. Keuntungan tersebut terkait masalah

rating dari situs rujukan itu sendiri, yakni dengan semakin sering suatu situs itu dirujuk oleh situs yang lain, maka dengan sendirinya situs yang dirujuk tersebut memiliki rating yang tinggi dalam sistem peratingan web dan internet. Oleh karena rating web menjadi naik dan bagus, maka semakin mudah pula pencarian akan situs tersebut menggunakan mesin pencari seperti Google maupun Yahoo!.

BAB III

PENUTUP

(23)

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan :

1. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan gugusan ribuan pulau di setiap sudut negeri yang masing-masing memiliki keindahan dan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia baik mancanegara maupun domestik dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Hal ini merupakan potensi yang luar biasa yang dimiliki Indonesia. Sedangkan masalah yang dihadapi pariwisata Indonesia yaitu daya saing pariwisata Indonesia yang masih lemah, menyangkut manajemen produk, kurangnya sajian atraksi pariwisata dan budaya, kondisi infrastuktur, SDM, pengolahan destinasi wisata, regulasi dan pemasaran atau promosi pariwisata Indonesia yang masih kurang.

2. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat, dapat dimanfaatkan untuk pemasaran pariwisata. Media yang dapat digunakan untuk mempromosikan pariwisata antara lain media cetak, media elektronik, media internet (website/homepage, mailinglist/group,

email, FTP, search engine), media alternatif (CD/DVD, kaos, souvenir, kalender, peta wisata, dan pameran wisata).

3. E – tourism bertujuan untuk menjual produk – produk pariwisata secara langsung kepada calon wisatawan dan dalam menjual paket wisata ada komunikasi interaktif antara perusahaan dan wisatawan. Penerapan E – tourism untuk meningkatkan promosi pariwisata yaitu dengan teknologi semantic web, dan teknologi mashup.

4. Teknologi Semantic Web dapat dimanfaatkan di bidang pariwisata untuk menyelesaikan masalah interoperabilitas data, sehingga memungkinkan promosi, pemasaran dan penjualan suatu paket wisata yang lebih lengkap dan terpadu. Sedangkan teknologi

mashup dapat dimanfaatkan dalam pariwisata karena memliki visi menggabungkan bermacam-macam sumber data online dan menampilkannya menjadi suatu bentuk informasi baru.

3.2 Saran

(24)

1. Pemerintahan Indonesia khususnya kementrian pariwisata perlu membuka akses untuk calon wisatawan ke berbagai sumber informasi seperti akomodasi, transportasi, pengurusan paspor dan visa serta travel guide.

2. Pemerintahan Indonesia khususnya kementrian perlu melakukan pemberdayaan bagi SDM yang berkecimpung di bidang pariwisata seperti memberi pelatihan komputer atau

internet (E-tourism) guna meningkatkan keahlian tambahan sehingga dapat meningkatkan promosi pariwisata.

(25)

Rohmatullan, Muhammad dkk. “Penerapan Teknologi Mashup Pada Aplikasi Parisiwata Berbasis Web Nusantara View : Modul Blog & Berita dan Facebook”. FTI Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Wellem, Theophilus. “Solusi Masalah Dalam E – Tourism di Indonesia”. FTI Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.

Badan Pusat Statistik. Jumlah Wisatawan Mancanegara Tahun 1997 – 2009. www.bps.go.id http://blognyajoe.blogspot.com/2010/05/19-keindahan-wisata-alam-Indonesia-yang.htmlx.

Referensi

Dokumen terkait

1) Jadwal pelaksanaan Pembuktian Kualifikasi seperti tercantum pada aplikasi SPSE dan bertempat di Sekretariat Pokja Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Provinsi NTT,

Walau secara fenotip (bobot badan, massa otot, indeks adiposit, serta AUC glukosa) suplementasi RSV pada terapi obesitas dengan HT3 memperlihatkan hasil yang signifikan,..

Properti yang digunakan dalam proses shooting film GOAL seperti jam yang banyak akan dijelaskan bahwa pemeran utama lalai akan waktu dan beberapa barang pemberian

[r]

Didalam kerja praktek penulis juga dituntut untuk mengambil kasus dari apa yang ditemukan diperusahaan dan membantu perusahaan dalam memecahkan masalah sesuai

[r]

[r]

Simpulan, penelitian ini telah menunjukkan peranan penting VDR dalam mempertahankan stadium awal dan diferensiasi tumor dibuktikan dengan jumlah reseptor vitamin D lebih tinggi