• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. I GustiAyuPutriKartika, SH.,MH. (Ketua) Prof Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH.,MS. (Anggota) Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,MHum.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dr. I GustiAyuPutriKartika, SH.,MH. (Ketua) Prof Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH.,MS. (Anggota) Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,MHum."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Tim Peneliti

Dr. I Gusti Ayu Putri Kartika, SH.,MH. (Ketua)

Prof Dr. I Ketut Rai Setiabudhi, SH.,MS. (Anggota) Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH.,MHum.(Anggota) Ni Made Lidia Lestari Karlina Dewi (Mahasiswa S2) Ni Made Lidia Lestari Karlina Dewi (Mahasiswa S2) Made Dandy Pranajaya,S.Sos (Sekretariat Peneliti)

(4)

Latar belakang Masalah

Daerah Kabupaten Karangasem yang terdiri dari

daratan dan perairan banyak mengandung berbagai jenis mineral membawa keuntungan sehingga

jenis mineral membawa keuntungan sehingga

merupakan wilayah yang kaya sumber daya alam jenis mineral namun belum berkorelasi dg kesejahtraan.

(5)

Pengertian

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di

alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang

membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas dan membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas dan padu.

Batuan adalah mineral selain mineral radioaktif, mineral logam dan mineral bukan logam.

Pertambangan mineral adalah pertambangan kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, diluar panas bumi, minyak, gas bumi, serta air tanah.

(6)

kegiatan usaha pertambangan dari segi ekonomi memang sangat menguntungkan karena memiliki nilai jual yang sangat tinggi namun dilain fihak juga dapat menimbulkan hal yang buruk terhadap lingkungan hidup.

I Ketut Wage Saputra sebagai Asisten Tata Praja Pemerintah

Daerah Kabupaten Karangasem melalui media harian Bali Post Daerah Kabupaten Karangasem melalui media harian Bali Post mengatakan bahwa ada 60 perusahaan yang beroperasi

mengeruk pasir ditiga kecamatan yaitu Selat, Rendang dan Bebandem yang sampai saat ini ada puluhan pengusaha yang melakukan kegiatan pertambangan batuan tanpa izin.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg juga mengakui belum bisa untuk melakukan penegakan hukum melalui Peraturan Daerah (Perda) untuk menertibkan sejumlah penambang galian C tanpa izin.

(7)

Terjadi inkoherensi pengaturan penegakan hukum

lingkungan terhadap pertambangan batuan di Kabupaten Karangasem.

(8)

Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengawasan dalam bidang

pertambangan batuan di Kabupaten Karangasem? Bagaimanakah penegakan hukum lingkungan

administratif dan kepidanaan di bidang administratif dan kepidanaan di bidang

(9)

Dasar hukum

1. UUD NRI Tahun 1945

2. Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan batubara

3. UU no. 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah sebagaimana

3. UU no. 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah sebagaimana dirubah dg UU No. 12 tahun 2008 ttg Perubahan ke dua atas UU no. 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah

4. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

(10)

lanjutan

5. PP No. 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

6. PP no 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan usaha Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

7. PP No 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pascatambang.

8. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Karangasem No. 13 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Usaha

(11)

TINJAUAN PUSTAKA

Hukum pertambangan mempunyai keterkaitan dengan hukum lingkungan karena setiap usaha pertambangan khususnya pertambangan batuan diwajibkan untuk memelihara kelangsungan daya diwajibkan untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

(12)

Salim HS, mengemukakan bahwa: “ Hukum

pertambangan adalah keseluruhan kaidah hukum yang mengatur kewenangan Negara dalam

pengelolaan bahan galian (tambang) dan mengatur pengelolaan bahan galian (tambang) dan mengatur hubungan Negara dengan orang dan atau badan

hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan bahan galian”

(13)

Hukum pertambangan menempatkan aspek

lingkungan merupakan aspek yang penting karena adanya perubahan sifat dan fisik dari lingkungan sehingga perlakuan khusus terhadap lingkungan sehingga perlakuan khusus terhadap lingkungan sangat diperlukan dalam rangka lingkungan yang dikelola akibat pertambangan senantiasa memiliki fungsi dan daya lingkungan hidup yang terjaga dan dimungkinkan untuk ada peningkatan.

(14)

Pengelolaan lingkungan merupakan mata rantai

terakhir dalam siklus pengaturan (Regulatory chain) yang meliputi : legislation (perundang-undangan) , standard setting (penentuan standar), licensing ( standard setting (penentuan standar), licensing ( pemberian izin), implementation (penerapan), and enforcement (penegakan hukum)

(15)

Izin lingkungan wajib dimiliki oleh setiap perusahaan sehingga izin itu sifatnya umum dan mutlak.

Kewajiban tersebut dilatarbelakangi, karena Negara atau pemerintah berkeinginan agar setiap perusahaan untuk sungguh-sungguh memperhatikan lingkungan untuk sungguh-sungguh memperhatikan lingkungan hidup supaya dapat dicegah dan diminimalkan

terjadinya kerusakan lingkungan. Kedudukan izin

lingkungan merupakan dasar untuk memperoleh izin usaha perusahaan sebagaimana diatur berdasarkan Pasal 40 Ayat (1) UU No. 32 Tahun 2009 yaitu: “Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk

(16)

Penegakan hukum lingkungan sebagaimana

dikemukakan oleh Siti Sundari Rangkuti berkaitan erat dengan kemampuan aparatur dan kepatuhan warga masyarakat terhadap peraturan yang berlaku, yang meliputi tiga bidang hukum, yaitu administratif, pidana dan perdata,

(17)

Dari uraian sebagaimana tersebut diatas, bagaimana kita menarik sinergisitas antara aspek hukum

lingkungan dengan aktivitas pertambangan sehingga integrasi yang holistik diantara aspek-aspek tersebut integrasi yang holistik diantara aspek-aspek tersebut menghasilkan perpaduan yang ideal sehingga tercipta suatu tatanan norma yang mengarah kepada

(18)

Peran aparatur negara

Peran aparatur negara sebagai pemegang kewenangan aktif memiliki peran penting dalam proses penegakan hukum. Aparatur negara yang berkompeten dan

memiliki integritas yang tinggi terhadap penegakan hukum diharapkan menjadi sarana penggerak aktif hukum diharapkan menjadi sarana penggerak aktif

yang bersenjatakan norma perundang-undangan yang berlaku sehingga dikemudian hari kelak sistem

pengelolaan lingkungan di bidang pertambangan khususnya pertambangan batuan dapat diterapkan secara konsekuen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(19)

TUJUAN DAN MANFAAT

PENELITIAN

Tujuan Penelitian

menjelaskan instrument hukum lingkungan di bidang pertambangan batuan di Kabupaten Karangasem

Mengkaji dan menganalisis untuk menentukan Mengkaji dan menganalisis untuk menentukan penegakan hukum lingkungan terhadap

(20)

Manfaat Penelitian

Bagi peneliti diharapkan dapat menambah dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan bobot keilmuan yang dapat disampaikan kepada peserta didik serta menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait dengan topik penelitian ini.

Bagi Praktisi melalui penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pengetahuan tentang bagaimana menerapkan hukum yang tepat apabila dihadapkan pada suatu kasus yang konkrit sama sebagaimana dibahas dalam penelitian ini.

hukum yang tepat apabila dihadapkan pada suatu kasus yang konkrit sama sebagaimana dibahas dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat

keilmuan mengenai penegakan hukum lingkungan terhadap

pertambangan batuan sehingga berguna bagi pemerintah daerah khususnya daerah Kabupaten Karangasem dalam pembuatan

kebijakan dan pengambilan keputusan. Luaran Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat keilmuan untuk menghasilkan Publikasi Ilmiah.

(21)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

undang-undang (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Hasil yang dicapai konsep (conceptual approach). Hasil yang dicapai adalah memberikan preskripsi mengenai apa yang seharusnya atas isu hukum yang diajukan.

(22)

Sumber Bahan Hukum.

Karakteristik utama penelitian ilmu hukum normatif salah satunya adalah sumber utamanya yaitu bahan hukum bukan data atau fakta sosial,

hukum bukan data atau fakta sosial,

Bahan-bahan hukum tersebut adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

Bahan hukum primer yang dimaksud adalah peraturan perundang-undangan Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku

ilmu hukum, hasil-hasil penelitian ilmu hukum, jurnal ilmiah ilmu hukum dan artikel ilmiah hukum

(23)

Teknik Pengumpulan Bahan

Hukum.

Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan

(library research) untuk mendapatkan konsepsi teori atau

doktrin, pendapat atau pemikiran konseptual dari

penelitian terdahulu yang berhubungan dengan telaah penelitian terdahulu yang berhubungan dengan telaah penelitian ini. Dilakukan prosedur identifikasi serta

inventarisasi bahan-bahan hukum primer dan sekunder secara cermat. Atas bahan-bahan yang terkumpul

dilakukan klasifikasi secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Klasifikasi

dimaksudkan untuk melakukan penilaian bahan hukum berdasar tema-tema analisis yang relevan dengan

(24)

Analisis terhadap bahan hukum dilakukan melalui proses penalaran hukum (legal reasoning) yang logis sistematis. Penalaran hukum juga bertumpu pada aturan berfikir yang dikenal dalam logika. Namun aturan berfikir yang dikenal dalam logika. Namun demikian penggunaan logika dalam ilmu hukum

mengandung ciri khas yang berkenaan dengan hakikat hukum (the nature of law), sumber hukum (the

Referensi

Dokumen terkait

Tidak ada peneliti- peneliti sebelumnya yang menganalisis latar cerita pada novel Sunset Bersama Rosie karya Tere Liye, sehingga penulis merasa tepat untuk menganalisis latar

Hukum Perjanjian Internasional (Prasyarat Lulus Hk.Internasional) BII 3220 2 3 32 A I Gede Pasek Eka Wisanjaya,SH.,MH/I Gede Putra Ariana,SH.,MH/Komang Widiana Purnawan,SH.,MH

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan strategi yang dilakukan, Rumah Baca Teratai telah memberi

Dalam konteks perempuan, proses pengambilan keputusan ditingkat individu sangat dipengaruhi oleh budaya patriarki yang telah menempatkan peran-peran tertentu (kodrat)

Pencarian Kita akan Martabat 83 “Karena Allah telah menetapkan bahwa setiap orang mem- punyai nilai, maka martabat manusia diteguhkan.”.. Martabat di Rumah

Yaitu antara lain wisata jajanan kuliner,wisata belanja, wisata alam, wisata sejarah, wisata seni dan budaya, bahkan wisata rohani.Sebagai kota tujuan wisata,

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Kebijakan penjualan dan pengendalian atas

Sistem Informasi Sungai dan Pantai (SISPA) Berbasis Web ini dikembangkan untuk membantu Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka melaksanakan pengelolaan data sumber daya air sungai