• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATEGORISASI DALAM TEORI ARSITEKTUR (Suatu Kajian Kepustakaan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATEGORISASI DALAM TEORI ARSITEKTUR (Suatu Kajian Kepustakaan)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

KATEGORISASI DALAM TEORI ARSITEKTUR

(Suatu Kajian Kepustakaan)

I Made Artha

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra ABSTRAK

Menyadari bahwa arsitekur adalah sebuah masalah yang kompleks, untuk itu kita perlu melihatnya sebagai sebuah jaringan dari berbagai konsep yang saling terkait, saling menyilang dan saling mengikat ke dalam aliran-aliran pemikiran.

Teori arsitektur tidak dapat dianggap cukup tanpa rujukan terhadap perkembangan gagasan kategori yang dapat ditemukan pada karya-karya arsitektur pada zamannya, demikian juga berbagai ragam konsep yang berkaitan dengan arsitektur .

Kata kunci :

Arsitektur - masalah yang komplek.

ABSTRACT

Realizing that an architecture is a complex problem, for that we need seeing it as a networking of some inter-related, inter-crossed and inter-tied concept in to the thinking currents.

The architectural theory can not be enough considered without some references to the progress of the categorical ideas those can be found at the current time architectural products and also some variant concepts related to the architecture.

Keyword :

An architecture - a complex problem

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerakan modern berkembang dengan nama Post-Modernisme dan seterusnya Neo/Late Modern, sebuah kumpulan yang terpencar, yang seolah-olah memberikan tempat bagi kompleksitas teori-teori arsitektur.

Berkembang pemikiran dalam memunculkan konsep tentang “Makna” ke suatu taraf, dimana konsep tentang “bentuk” dan”fungsi” telah diterima, sebagai usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual. Dimana bangunan yang interiornya dirancang secara fungsional, sementara eksteriornya diberi hiasan (ragam hias) menjadikan dasar pendekatan arsitektur Post-Modern.

Bersamaan dengan meningkatkan kompleksitas ruang/bangunan, maka pengetahuan arsitektur menjadi lebih multi disiplin dari pada sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu sebagai berikut :

(2)

2

1. bagaimanakah cara memahami kompleksitas permasalahan arsitektur itu?

2. bagaimana caranya untuk melakukan kategorisasi terhadap berbagai konsep yang berbeda?

1.3 Batasan Pembahasan

Karena permasalahan arsitektur sangat luas/kompleks, maka dalam hal ini dibahas sehubungan dengan kategori-kategori pokok dalam teori arsitektur yaitu keterkaitan antara kategori “bentuk, fungsi dan makna”

1.4 Metodologi

Tulisan ini merupakan studi literatur yang dipaparkan secara deskriptif, untuk membahas beberapa kategori pada teori arsitektur berdasarkan pandangan atau pemikiran-pemikiran kritisme.

II. PEMBAHASAN

2.1 Kategorisasi (Pengelompokan)

Mulai dari mempertimbangkan gambaran serupa yang ada dalam pemikiran-pemikiran kritisme, Abramas (0000) dalam bukunya The Mirror and The Lamp, memberikan sebuah gambaran tentang konsep karya seni sebagai gagasan terpusat yang di kelilingi oleh lingkaran imajinasi dengan tiga hal pokok yaitu seperti diagram atau bagan di bawah ini :

Melalui contoh hubungan ketiga elemen tersebut selalu diperhitungkan walaupun masing-masing teori berorientasi ke arah salah satu elemen. Teori-teori ekspresi dini lebih berorientasi kearah seniman. Teori pragmatis ke arah pengamat dan teori mimetik ke arah alam semesta.

Dari contoh bagan tersebut di atas, kita dapat dihubungkan dengan konsep arsitektur, terhadap beberapa bangunan tertentu, sebagai gagasan sentral yang berdiri di tengah-tengah lingkungannya dimana tanpa menetapkan hubungan-hubungan itu, maka tidaklah berarti apa-apa.

Setiap pertimbangan kategori dalam arsitektur selalu melibatkan tiga kategori Vitruvius seperti yang diungkapkan oleh Sir Henry Wotton yaitu bangunan yang baik mempunyai tiga kondisi : kokoh, kebutuhan dan kesenangan, atau yang lebih dikenal kategori Vitruvian tentang : Firnitas, Utilitas, dan Venustas.

2. Pengamat/Pemirsa 3. Alam Semesta 1. Seniman KARYA SENI

(3)

3

Dari sisi lain terhadap pemikiran Aristoteles yang mengikuti Plato, menamakan tiga jenis pengetahuan yaitu sebagai ; pengetahuan praktis, teoritis dan produktif. Gagasan ini dikembangkan oleh Augustine dan para filsuf skolastik, sampai kemudan oleh Kant gagasan-gagasan ini menemukan berbagai bentuk ungkapan, salah satu diantaranya klasifikasi perilaku menjadi seperti bagan di bawah ini :

Penggantian kategori produktif menjadi kategori estetis masih tetap mengikuti pemikiran Yunani yang menempatkan kerja produktif sebagai jenis seni dan kerajinan.

Konsep tentang kesatuan (unity), sangat penting bagi pemikrian estetik, juga menjadi penting bagi para strukturalis dalam keinginan mereka untuk menganalisis dunia ke dalam berbagai relasi, dibandingkan dengan membiarkan tiap elemen sebagai sesuatu yang berdiri sendiri. Jadi pemahaman tentang kesatuan apapun akan menuju pada konsep tentang kuantitas, keteraturan dan bentuk yang stabil.

Hal ini menyerupai tindakan para ahli sturktur yang mencoba memenuhi kondisi-kondisi vitruvian tentang kekokohan ; untuk mencari bentuk sturktur yang paling efisien untuk menahan kemungkinan pemenuhan bentuk bangunan melalui hubungan-hubungan struktur dengan segala kekuatan dan momen keseimbangannya.

Demikian beberapa kelompok konsep dimana didalamnya terdapat konsep-konsep tentang teori estetika obyektif serta intelektualitas yang diungkapkan oleh Abrams dan Carrit yaitu konsep tentang : bentuk, ruang, pola, warna, kuantitas dan struktur.

Kategori kausalitas (hubungan) dan fungsi, yaitu kelompok dimana mereka yang sikapnya secara dominan didasarkan pada hubungan sebab dan akibat. Contoh dengan melibatkan para pemakai bangunan yaitu kelompok yang secara tipikal tertuju pada persoalan-persoalan : apakah gedung/bangunan ini benar-benar berguna dan berapa biayanya.

Beralih dari sebab akibat, kita menjumpai pihak-pihak yang menilai sebuah bangunan/gedung, hanya dari konsekuensi praktisnya, yaitu sebagai salah satu pendekatan pragmatis. Karena pragmatisme adalah merupakan kategori kesesuaian, tetapi melalui pendekatan etis yang melibatkan tujuan utama dari arah dan kegiatan manusia.

Kategori kesesuaian Aristoteles adalah menyangkut pengetahuan praktis, sesuatu kategori yang menurutnya meliputi masalah ekonomi dan juga etika. Sudut pandang dimana seseorang melihat sebuah bangunan/gedung sebagai sesuatu komoditi ekonomi, dapat kita temukan dalam kerangka hubungan kausalitas atau yang dikenal sebagai konsep tentang pertukaran. Efisiensi ekonomi serta penghematan sumber daya dan energi

Praktis Teoritis Estetis Bangunan

(4)

4

dikombinasikan dengan kebutuhan manusia dan kemampuan membentuk jaringan kausal yang kompleks, (teori tentang sistem totaliter). Dengan demikian, kategori kausalitas merupakan sekelompok konsep yang didalamnya terdapat konsep-konsep : fungsi, aktivitas, kenyamanan, kepuasan, kesenangan dan efisiensi. Jadi secara umum konsep-konsep yang termasuk di dalamnya adalah teori sistem,dalam estetika terdapat teori pragmatis dan teori-teori moralis yang diungkapkan oleh Abrams dan Carrit, yang dalam teori Arsitektur dikenal dengan aliran rasionalisme yang berkembang menjadi fungsionalisme.

Kategori sifat inti dan makna yaitu memasukkan pandangan atau pendapat orang-orang atau pengguna bangunan sebagai masalah kualitas dan selera serta mereka yang melihat seperti apa tampak bangunan tersebut dan bagaimana asosiasi yang ditimbulkannya.

Sebuah teori yang sederhana sebagai suatu analogi; yaitu dengan melihat kemiripan antara sebuah gedung dan model teori umum dalam rangka menggambarkan, membandingkan dan menilai sifat-sifat sebuah bangunan tertentu. Pemberian istilah gaya/style untuk konsep suatu bangunan yang mempunyai ciri-ciri khusus/istimewa, bukan hanya merupakan dasar bagi klasifikasi akademis, tetapi juga memperkenalkan mengenai konsep tentang makna arsitektur.

Makna dalam hal ini serupa dengan upaya identifikasi, tentu saja untuk tujuan tertentu yakni, menghindari kemiripan dengan masalah sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam simbol tentang kemakmuran dan prestise, selera dan kebiasaan. Membandingkan klasifikasi perilaku ke dalam estetik, secara praktis maupun teoritis yaitu dengan melakukan penyederhanaan klasifikasi dari kategori estetik yang ada menjadi :

1. keindahan (beauty) dengan menampilkan relasi-relasi formal antara harmoni dan proporsi.

2. kesenangan/kegembiraan (pleasure) yaitu relasi-relasi fungsional antara efisien dan kenyamanan.

3. kesukaan (delight) adalah relasi-relasi penuh makna antara asosiasi dan selera.

III. PENUTUP 3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai pengelompokan berbagai konsep untuk dijadikan modalitas dalam perkembangan teori arsitektur. Konsep-konsep yang dapat diungkapkan yaitu antara lain :

1. konsep mengenai estetika obyektif sehubungan dengan kategori bentuk yang terdiri dari :

a.

keterpaduan, keterpisahan.

b.

unity/kesatuan

c.

dimensi kaitannya dengan proporsi

d.

tipologi kaitannya dengan klasifikasi

e.

kekuatan/kekokohan struktur dan konstruksi 2. konsep tentang kategori fungsi yang terdiri dari :

a.

kausalitas/hubungan

b.

sebab dan akibat

c.

gerak/aktivitas

(5)

5

d.

praktis dan pragmatis

e.

fungsionalisme

3. kategori konsep makna yang terdiri dari :

a.

sifat inti

b.

kemiripan, kesamaan

c.

peniruan, historisme

d.

kualitas dan kesenangan

3.2 Saran-Saran/Rekomendasi.

Beberapa saran untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam hal ini sebagai berikut :

1. sebelum membuat rancangan/desain maka perlu mengetahui dan memahami hubungan atau keterikatan konsep-konsep tersebut di atas.

2. sehubungan dengan arsitektur yang semakin kompleks, yaitu bersamaan dengan meningkatkan kompleksitas fungsi bangunan, maka di dalam membuat/proses perencanaan dan rancangan diperlukan jaringan kerja (Net-work) menjadi lebih multi-disiplin dari sebelumnya.

3. sejalan dengan perkembangan dan problematika kehidupan manusia, maka teori arsitektur sebaiknya tidak hanya besifat spekulatif, subyektif dan prediktif, melainkan juga perlu dilandasi dengan nilai-nilai etis (etika profesi) dan logis.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sachari, 1987, Seni Desain antara Teknologi Konflik dan Harmoni, Penerbit Nova, Bandung

Abrams, MH., 1983, The Mirror and The Lamp : Romantic Theory and the Critical Tradition, Oxford University Press, London

A. Benyamin Hander, Alih Bahasa oleh H.K. Ishar, 1992, Pendekatahn Sistim Menuju

Arsitektur, Departemen Arsitektur dan Tata Kota Universitas Michigan, Am Arbor

Michigan.

Charles Jenck, 1977, What is Post Modernism. Academy Edition, London

Kant. I., 1988, Critique of Pure Reason Trans.” Kemp. N, Smith Macmillan, London

Talbot Hamlin, 1982, Prinsip-Prinsip Komposisi, edisi terjemahan dari buku Forms and

Function of the 20th Architecture, Volume I & II New York : Columbia University

Referensi

Dokumen terkait

Pada dimensi ini jika seseorang yang telah mencoba produk dan merasa tidak puas atau kecewa terhadap produk tersebut, mereka akan mengeluarkan komentar negatif, dan

Timbul hambatan dari aspek pasien yaitu kekurangpahaman pasien terhadap penjelasan yang diberikan dokter, dari aspek dokter yaitu dalam menjelaskan atau memberikan

Kemudian pencapaian tujuan, tujuan utama yang dituju oleh pengelola wisata Pantai Karang Jahe ini adalah pemberdayaan masyarakat, dimana dalam pengembangan pariwisata Pantai Karang

Rendahnya kualitas jerami padi disebabkan oleh rendahnya kandungan nitrogen dan tingginya serat kasar (Tang et al., 2008). Selain hal itu juga karena tingginya

Belajar dari bisnis spa bayi yang ada sebelumnya, Bababun Baby Spa mencoba memberikan konsep bisnis dengan suasana yang menyenangkan dengan berbagai fasilitas dan jasa

Pemberdayaan karyawan tidak hanya dibu- tuhkan pada bidang tertentu dalam organisasi seperti marketing dan Research and Development namun dibutuhkan di setiap level dan dimensi

Dalam masyarakat desa, sebutan ustad ditujukan kepada mereka yang memiliki keahlian di bidang agama, mengajar Al-Qur’an kepada anak-anak desa di sebuah musholla atau masjid.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sapi pasundan jantan dewasa memiliki ukuran tulang yang lebih panjang (p<0.05) pada Os sacrum, Os scapula dan Os femur sedangkan pada