PERATURAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.19/MEN/2006
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan status dan peran serta Sekolah Tinggi Perikanan dalam dinamika pembangunan, maka dipandang perlu menyempurnakan Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Perikanan;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 118 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4433);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 1999 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
4. Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1993 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Perikanan;
5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;
6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Departemen, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
8. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2006;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP. 33/MEN/2003 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekolah Tinggi Perikanan;
11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.13/MEN/2006;
Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dengan surat Nomor B/2010/M.PAN/8/2006, tanggal 11 Agustus 2006;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1
(1) Sekolah Tinggi Perikanan, yang selanjutnya disingkat STP, adalah Perguruan Tinggi Kedinasan di lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kelautan dan Perikanan.
(2) Pembinaan STP secara teknis akademik dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, dan pembinaan teknis operasional dan administratif dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan. (3) STP dipimpin oleh seorang Ketua.
Pasal 2
STP mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan profesional keahlian di bidang perikanan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, STP menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pendidikan keahlian di bidang perikanan;
b. pelaksanaan pengembangan pendidikan di bidang perikanan; c. pelaksanaan penelitian terapan teknologi perikanan;
d. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;
e. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan;
f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
BAB II SUSUNAN ORGANISASI Bagian Pertama Umum Pasal 4 STP terdiri dari:
a. Ketua dan Pembantu Ketua; b. Senat;
c. Jurusan;
d. Kelompok Dosen;
e. Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat; f. Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan; g. Bagian Administrasi Umum;
h. Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan; i. Unsur Penunjang.
Bagian Kedua
Ketua dan Pembantu Ketua Pasal 5
Ketua mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian terapan, dan pengabdian kepada masyarakat, serta membina tenaga kependidikan, taruna, tenaga administrasi, dan pengelolaan administrasi STP, serta membina hubungan dengan lingkungannya.
Pasal 6
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Ketua dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Ketua yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ketua.
(2) Pembantu Ketua terdiri dari:
a. Pembantu Ketua Bidang Akademik, selanjutnya disebut Pembantu Ketua I atau disingkat PUKET I;
b. Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum, selanjutnya disebut Pembantu Ketua II atau disingkat PUKET II;
c. Pembantu Ketua Bidang Ketarunaan, selanjutnya disebut Pembantu Ketua III atau disingkat PUKET III.
Pasal 7
(1) Pembantu Ketua I adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran serta penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
(2) Pembantu Ketua II adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan administrasi umum.
(3) Pembantu Ketua III adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pelayanan kesejahteraan taruna.
Pasal 8
(1) Apabila Ketua berhalangan tidak tetap, Pembantu Ketua I bertindak sebagai Pelaksana Harian Ketua.
(2) Apabila Ketua berhalangan tetap, Menteri Kelautan dan Perikanan mengangkat pejabat sementara Ketua sebelum diangkat Ketua yang baru.
Bagian Ketiga Senat Pasal 9
Senat adalah perangkat STP yang akan diatur lebih lanjut dalam Statuta STP.
Bagian Keempat Jurusan Pasal 10
Jurusan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan profesional keahlian dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan serta penyuluhan perikanan.
Pasal 11 Jurusan meliputi:
a. Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan;
c. Jurusan Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan; d. Jurusan Penyuluhan Perikanan.
Pasal 12
(1) Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang teknologi penangkapan ikan serta pengembangan sivitas akademika.
(2) Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang teknologi pengolahan hasil perikanan serta pengembangan sivitas akademika. (3) Jurusan Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Perairan mempunyai tugas
merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang teknologi pengelolaan sumber daya perairan serta pengembangan sivitas akademika.
(4) Jurusan Penyuluhan Perikanan mempunyai tugas merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan pengajaran di bidang penyuluhan perikanan serta pengembangan sivitas akademika.
Pasal 13
Masing-masing Jurusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 terdiri dari: a. Ketua dan Sekretaris Jurusan;
b. Program Studi; c. Kelompok Dosen; d. Laboratorium.
Pasal 14
(1) Ketua Jurusan adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas melakukan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran serta pembinaan sivitas akademika, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua STP.
(2) Sekretaris Jurusan adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi kegiatan Jurusan.
(3) Program Studi merupakan suatu kesatuan pengajaran, dipimpin oleh Dosen yang ditunjuk oleh Ketua.
Bagian Kelima Kelompok Dosen
Pasal 15
Kelompok Dosen mempunyai tugas melakukan pendidikan dan pengajaran, penelitian terapan, dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan bidangbidang keahliannya serta memberikan bimbingan kepada taruna dalam rangka pengembangan penalaran, minat, dan kepribadian taruna.
Pasal 16
(1) Kelompok Dosen terdiri dari sejumlah tenaga Dosen yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang Dosen Senior yang ditunjuk oleh Ketua.
(3) Jumlah tenaga Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja.
(4) Jenis dan jenjang jabatan Dosen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Keenam
Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Pasal 17
Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unsur pelaksana akademik yang lain.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat menyelenggarakan fungsi:
a. penelitian terapan di bidang teknologi perikanan sesuai jurusan yang ada; b. penyebaran informasi hasil penelitian terapan;
c. pengenalan ilmu dan teknologi kepada masyarakat;
d. peningkatan keterkaitan program STP dengan kebutuhan masyarakat. Pasal 19
Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat terdiri dari: a. Kepala Unit;
b. Sekretaris Unit; c. Kelompok Dosen.
Pasal 20
(1) Kepala Unit adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas memimpin kegiatan Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
(2) Sekretaris Unit adalah tenaga Dosen yang mempunyai tugas melakukan pelayanan administrasi kegiatan unit.
Bagian Ketujuh
Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan
Pasal 21
(1) Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan adalah unsur pelaksana administrasi di bidang akademik dan ketarunaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua;
(2) Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua, dan sehari-hari dibina oleh Pembantu Ketua I sepanjang menyangkut bidang administrasi akademik dan Pembantu Ketua III sepanjang menyangkut administrasi ketarunaan.
Pasal 22
Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis di bidang akademik dan ketarunaan di lingkungan Sekolah Tinggi Perikanan.
Pasal 23
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Bagian Administrasi Akademik dan Ketarunaan menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan administrasi pendidikan dan kerjasama b. Pelaksanaan administrasi tenaga kependidikan c. Pelaksanaan administrasi ketarunaan dan alumni d. Pelaksanaan administrasi kesejahteraan taruna
Pasal 24
Bagian Admnistrasi Akademik dan Ketarunaan terdiri dari: a. Subbagian Pendidikan dan Kerja Sama
b. Subbagian Tenaga Kependidikan
c. Subbagian Pembinaan Tarunadan Alumni d. Subbagian Asrama dan Kesejahteraan
Pasal 25
(1) Subbagian Pendidikan dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan administrasi pendidikan dan pengajaran, penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat serta administrasi kerjasama;
(2) Subbagian Tenaga Kependidikan mempunyai tugas melakukan urusan administrasi tenaga kependidikan;
(3) Subbagian Pembinaan Taruna dan Alumni mempunyai tugas melakukan urusan registrasi, statistik, administrasi ketarunaan dan alumni;
(4) Subbagian Asrama dan Kesejahteraan mempunyai tugas melakukan urusan administrasi sarana dan prasarana serta kesejahteraan taruna.
Bagian Kedelapan Bagian Administrasi Umum
Pasal 26
(1) Bagian Administrasi Umum adalah unsur pelaksana administrasi di bidang administrasi umum yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
(2) Bagian Administrasi Umum dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua dan sehari-hari dibina oleh Pembantu Ketua II.
Pasal 27
Bagian Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan administrasi kepegawaian, keuangan, persuratan, perlengkapan, rumah tangga, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan organisasi dan tata laksana.
Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Bagian Administrasi Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi kepegawaian; b. pelaksanaan administrasi keuangan; c. pelaksanaan administrasi tata usaha.
Pasal 29 Bagian Administrasi Umum terdiri dari:
a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Tata Usaha.
Pasal 30
(1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.
(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, perlengkapan, rumah tangga, hubungan masyarakat, organisasi dan tata laksana.
Bagian Kesembilan
Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan
Pasal 31
(1) Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan adalah unsur pelaksana administrasi pelatihan perikanan lapangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
(2) Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua dan sehari-hari dibina oleh Pembantu Ketua I sepanjang menyangkut bidang administrasi akademik dan Pembantu Ketua II sepanjang menyangkut administrasi umum serta Pembantu Ketua III sepanjang menyangkut administrasi ketarunaan.
Pasal 32
Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis di bidang administrasi program dan penyelenggaraan pelatihan dan sarana pelatihan perikanan lapangan.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Bagian Administrasi Pelatihan Perikanan Lapangan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan administrasi program dan penyelenggaraan pelatihan; b. pelaksanaan administrasi sarana pelatihan.
Pasal 34
Bagian Administrasi Pelatihan dan Perikanan Lapangan terdiri dari: a. Subbagian Program dan Penyelenggaraan Pelatihan;
b. Subbagian Sarana Pelatihan.
Pasal 35
(1) Subbagian Program dan Penyelenggaraan Pelatihan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan administrasi program dan penyelenggaraan pelatihan.
(2) Subbagian Sarana Pelatihan mempunyai tugas melakukan pelaksanaan administrasi sarana pelatihan.
Bagian Kesepuluh Unsur Penunjang
Pasal 36 (1) Unsur Penunjang meliputi:
a. Unit Sarana Latihan Laut; b. Unit Sarana Latihan Darat;
c. Unit Perpustakaan; d. Unit Komputer;
e. Unit Studi Lingkungan Perikanan dan Kelautan; f. Unit Sertifikasi Keterampilan Pelaut (BST); g. Unit Ketarunaan;
h. Unit lain sesuai kebutuhan.
(2) Masing-masing Unsur Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua.
Pasal 37
Unit Sarana Latihan Laut adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas melakukan penyiapan sarana latihan laut, penelitian teknologi perikanan dan lingkungan perairan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 38
Unit Sarana Latihan Darat adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas melakukan penyiapan sarana laboratorium dan bengkel latih untuk pelaksanaan kegiatan akademik, penelitian terapan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Pasal 39
Unit Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas menyediakan pelayanan perpustakaan dan audio visual untuk keperluan STP dan masyarakat.
Pasal 40
Unit Komputer adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik dan administrasi yang mempunyai tugas memberikan pelayanan mengolah, menyimpan, dan menyajikan data untuk keperluan STP.
Pasal 41
Unit Studi Lingkungan Perikanan dan Kelautan adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas menyiapkan sarana, memberikan pelayanan dan melaksanakan pelatihan AMDAL serta kajian lingkungan.
Pasal 42
Unit Sertifikasi Keterampilan Pelaut (BST) adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas menyiapkan sarana, memberikan pelayanan dan sebagai pelaksana kegiatan pelatihan Sertifikasi Keterampilan Pelaut (BST).
Pasal 43
Unit Ketarunaan adalah unit pelaksana teknis STP sebagai unsur penunjang kegiatan akademik yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis di bidang pembinaan ketarunaan di lingkungan STP.
BAB III TATA KERJA
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan STP wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antarsatuan organisasi di lingkungan STP serta dengan instansi lain di luar STP sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 45
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahannya masing-masing, dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 46
(1) Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
(2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan.
Pasal 47
Pembantu Ketua, Ketua Jurusan, Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kepala Unsur Penunjang, dan Kepala Bagian menyampaikan laporan kepada Ketua, dan Kepala Bagian Administrasi Umum menyusun laporan STP.
Pasal 48
Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasannya, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
Pasal 49
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan organisasi dibantu oleh Kepala satuan di bawahnya dan dalam rangka memberikan bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.
BAB IV LOKASI Pasal 50 STP berlokasi di Jakarta. BAB V ESELON Pasal 51
(1) Ketua STP adalah jabatan struktural eselon II.a. (2) Kepala Bagian adalah jabatan struktural eselon III.a. (3) Kepala Subbagian adalah jabatan struktural eselon IV.a.
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 52
Perubahan atas susunan organisasi dan tata kerja menurut Keputusan ini ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 53
Dengan berlakunya Peraturan ini maka Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.33/MEN/2003 dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 54
Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Agustus 2006