i
ABSTRAK
I MADE PUTRA KRESNABAYU. 1214511011. Pengaruh Kerapatan Hutan Mangrove Berbasis Data Penginderaan Jauh Terhadap Karbon Organik Tanah Di Estuari Perancak Kabupaten Jembrana-Bali (Pembimbing : Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si dan Yulianto Suteja, S.Kel., M.Si)
Hutan mangrove sebagaimana fungsi hutan lainnya memiliki peranan yang penting dalam proses penyerapan karbon dari udara. Karbon-karbon yang disimpan dalam tanah oleh hutan mangrove merupakan karbon organik tanah. Salah satu wilayah pesisir Indonesia yang ditumbuhi oleh hutan mangrove adalah wilayah Estuari Perancak. Guna mendukung keberlangsungan hutan mangrove maka dibutuhkan data dan informasi. Data dan informasi dapat diperoleh salah satunya dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh salah satunya yaitu citra Landsat 8. Algoritma yang digunakan dalam menganalisis kerapatan adalah NDVI. Penentuan kerapatan digunakan transek 10 x 10 m dengan menghitung banyaknya pohon dalam transek. Untuk pengambilan sampel tanah digunakan alat
coring dengan kedalaman 10 cm. Analisis karbon organik tanah menggunakan
metode LOI. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kelas kerapatan jarang, sedang dan rapat. Kelas kerapatan jarang memiliki rentang nilai pixel dari 0.476 sampai 0.613, kelas kerapatan sedang memiliki rentang nilai pixel 0.613 sampai 0.709, dan kerapatan padat atau rapat memiliki rentang nilai pixel 0.709 sampai 0.795. Nilai karbon organik tanah paling tinggi dengan nilai sebesar 0,148 g/cm3 dan nilai karbon terendah dengan nilai sebesar 0,085 g/cm3 dengan rata-rata sebesar 0,108 g/cm3. Persamaan regresi linier menunjukan y = 0.014x + 0.045 dengan korelasi 0,241 yang menunjukan hubungan yang sangat lemah antara kerapatan mangrove terhadap karbon organik. Setelah dilakukan uji-t menunjukan Thitung sebesar 4.867 dan Ttabel sebesar 2.201. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Thitung > Ttabel sehingga tolak H0 dan terima H1. Hal ini menyatakan ada hubungan yang sangat lemah akan tetapi memiliki pengaruh positif antara kerapatan mangrove dan karbon tanah.
ii
ABSTRACT
I MADE PUTRA KRESNABAYU. 1214511011. Mangrove Forest Density
Effect of Remote Sensing Data Based Against Soil Organic Carbon in Estuarine Perancak Jembrana District, Bali (Supervisor : Dr. Eng. I Dewa
Nyoman Putra Nurweda, S.Si., M.Si and Yulianto Suteja, S.Kel. , M.Si)
Mangrove forests as other forest functions have an important role in the process of carbon sequestration from the air. Carbon-carbon stored in soil by mangrove forest is soil organic carbon. One of the coastal areas of Indonesia is overgrown by mangrove forests is the Estuari Perancak region. In order to support the sustainability of mangrove forests, data and information are needed. Data and information can be obtained one of them by utilizing remote sensing technology one of them is Landsat image 8. Algorithm used in analyzing the density is NDVI. Determination of density used transect 10 x 10 m by counting the number of trees in transect. For sampling the soil used coring tool with a depth of 10 cm. Analysis of soil organic carbon using LOI method. Based on the results of the study, it was found that the density class was rare, medium and tight. The density class rarely has a pixel value range from 0.476 to 0.613, the medium density class has a pixel value range of 0.613 to 0.709, and the dense or dense density has a pixel value range of 0.709 to 0.795. The highest soil organic carbon value with a value of 0.148 g / cm3 and the lowest carbon value with a value of 0.085 g / cm3 with an average of 0.108 g / cm3. Linear regression equation shows y = 0.014x + 0.045 with a correlation of 0.241 which shows a very weak relationship between the mangrove density of organic carbon. After the t-test shows Thitung of 4.867 and Ttable of 2.201. From the value can be concluded that the value of Thitung> Ttabel so reject H0 and accept H1. This states there is a very weak relationship but it has a positive influence between the density of mangroves and soil carbon.
iii
RINGKASAN
I MADE PUTRA KRESNABAYU. 1214511011. Pengaruh Kerapatan Hutan Mangrove Berbasis Data Penginderaan Jauh Terhadap Karbon Organik Tanah Di Estuari Perancak Kabupaten Jembrana-Bali (Pembimbing : Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si dan Yulianto Suteja, S.Kel., M.Si)
Secara ekologi hutan mangrove mempunyai peranan yang penting seperti peredam gelombang dan angin, pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan sedimen, sebagai daerah asuhan dan tempat mencari makan, tempat pemijahan biota perairan dan lain sebagainya. Ekosistem hutan mangrove sebagaimana fungsi hutan lainnya memiliki peranan penting dalam proses penyerapan karbon (C) dari udara. Karbon merupakan salah satu elemen yang paling penting untuk kehidupan. Untuk mengatasi masalah tersebut peran hutan sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) harus ditingkatkan melalui pengelolaan hutan yang baik. Hutan yang memiliki simpanan karbon organik yang tinggi terdapat pada hutan mangrove dibandingkan dengan hutan-hutan lainnya. Salah satu wilayah pesisir Indonesia yang ditumbuhi oleh hutan mangrove adalah wilayah Estuari Perancak. Hutan mangrove di Estuari Perancak memiliki luas areal 177,09 ha. Data dan informasi dapat diperoleh salah satunya dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh adalah citra Landsat 8. Informasi penginderaan jauh mengenai vegetasi berguna untuk berbagai kebutuhan seperti misalnya estimasi kertersediaan biomassa kayu bakar, tahap-tahap suksesi, kerusakan hutan dan sebagainya.
Penelitian dilakukan di Estuari Perancak, Kabupaten Jembrana-Bali. Pada tanggal 20-24 Agustus 2016. Analisis yang digunakan adalah analisis NDVI untuk kerapatan hutan mangrove, analisis LOI untuk karbon organik tanah dan analisis regresi dan korelasi antara kerapatan vegetasi mangrove terhadap karbon organik tanah.
Berdasarkan hasil penelitian analisis NDVI kerapatan hutan mangrove di Estuari Perancak memiliki rentang nilai 0.47 sampai 0.79. Nilai rentang tersebut sesuai dengan nilai untuk vegetasi hutan yaitu 0.4 sampai 0.8 (Benny, 2008). Dimana kelas kerapatan jarang memiliki rentang nilai pixel dari 0.476 sampai 0.613, kelas kerapatan sedang memiliki rentang nilai pixel 0.613 sampai 0.709, dan kerapatan padat atau rapat memiliki rentang nilai pixel 0.709 sampai 0.795. Analisis LOI untuk karbon organik tanah memiliki nilai karbon organik tanah paling tinggi dengan nilai sebesar 0,148 g/cm3 dan nilai karbon terendah dengan nilai sebesar 0,085 g/cm3 dengan rata-rata sebesar 0,108 g/cm3. Hal ini dipengaruhi oleh kerapatan pohon, jenis pohon, dan faktor lingkungan. Selain faktor tersebut ada faktor lain yang mempengaruhi persentase karbon organik tanah yaitu berat jenis tanah. Tanah yang memiliki kepadatan yang tinggi memiliki kemampuan menyimpan air serta banyak mengandung bahan organik sehingga apabila bahan organik tinggi maka kandungan karbon organik tanah juga tinggi. Hubungan antara NDVI dengan kerapatan memiliki persamaan nilai y = 0.679x + 0.438 dan r sebesar 0.929 yang menunjukan bahwa terjadi hubungan yang erat antara kerapatan vegetasi mangrove dengan NDVI. Hal ini menunjukan
iv
kerapatan vegetasi mangrove dan NDVI berbanding lurus. Dari analisis regresi dan korelasi antara kerepatan hutan mangrove dengan karbon organik tanah didapatkan nilai y = 0.014x + 0.045 dan nilai r sebesar 0.2406 yang menunjukan hubungan yang sangat lemah. Hasil uji-t menunjukan Thitung sebesar 4.867 dan Ttabel sebesar 2.201 sehingga, nilai Thitung > Ttabel maka tolak H0 dan terima H1. Hal ini menyatakan adanya pengaruh positif antara kerapatan mangrove dan karbon tanah.
v
MOTTO
BOLEH CEPAT TAPI JANGAN MENDAHULUI BOLEH PINTAR TAPI JANGAN MEMBODOHI BOLEH TINGGI TAPI JANGAN MERENDAHKAN
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugerah beliau, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kerapatan Hutan Mangrove Berbasis Data Penginderaan Jauh Terhadap Karbon Organik Tanah Di Estuari Perancak Kabupaten Jembrana-Bali”. Skripsi ini berisikan penjelasan mengenai pendahuluan penelitian, tinjauan pustaka penelitian, metode penelitian yang dipergunakan, pembahasan dan kesimpulan.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga karya ilmiah ini membawa manfaat bagi seluruh sivitas Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, masyarakat dan berbagai pihak. Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan skripsi ini.
Bukit Jimbaran, I Made Putra Kresnbayu
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari tanpa bimbingan, pengarahan, sumbangan pikiran, dorongan semangat dan bantuan dari semua pihak, tugas akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis penyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Ir. I Wayan Arthana, MS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Kelatuan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana.
2. Bapak Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana, pembimbing 1, dan selaku dosen yang telah memberikan semangat, kesempatan, petunjuk, bimbingan, dan arahan sejak mulai pendidikan sampai akhir pendidikan penulis serta semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini
3. Yulianto Suteja, S,Kel., M.Si., selaku Pembimbing II, dosen, dan panutan yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan petunjuk, serta semangat yang tak terhingga sejak awal penyusunan rancangan penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini.
4. I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si., M.Si., Ph.D selaku Ketua Penguji Skripsi yang telah menguji, mengarahkan, dan juga sebagai Ketua Lab. GIS yang telah membimbing dan memberi petunjuk yang tak terhingga sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi.
5. Elok Faiqoh, S.Pi., M.Si., selaku Anggota Penguji Skripsi yang telah menguji, mengarahkan, membimbing dan member petunjuk yang tak terhingga sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi.
6. Ayahanda Drs. I Made Yasna, M.Pd dan Ibunda Dra. Kasira Kresensiana, yang telah membesarkan, mendidik, memberikan materi dan semangat, doa restu, dan cinta yang tak terkira selama ini dan selama menjalani pendidikan.
viii
7. Kakanda dr. Ni Luh Putri Kresnasari, S.Ked., serta adik Ni Nyoman Purni Kresnayanti, yang telah memberikan rasa cinta, sayang, dorongan, dan panutan dalam proses pendidikan.
8. Para Pawang Buaya (Jaya, Gek Indah, Dewi, Gung Yobi, Desi), Akademi PES (Padma, Yoga, Dhanan, Baba, Gung Nanda) yang telah memberikan semangat, motivasi serta dukungan dari awal pertemuan sampai penyusunan skripsi.
9. Kawan-kawan seperjuangan FKP angkatan 1 dan 2 yang telah memberikan semangat, pengalaman, serta kenangan yang tak terlupakan dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa membalas budi baik yang telah diberi kepada penulis.
Badung, 31 Juli 2017
ix
RIWAYAT HIDUP
I Made Putra Kresnabayu lahir pada tanggal 18 September 1994, di kota Dili, Timor Leste. Anak kedua dari 3 bersaudara dari pasangan Drs. I Made Yasna M.Pd dan Dra. Kasira Kresensiana. Putra Kresnabayu banyak menghabiskan masa kecilnya di Surabaya dan di Bali. Jenjang pendidikan yang pernah dilalui adalah pada tahun 2000 sampai pada tahun 2001, terdaftar sebagai murid di SD Wonokromo 3 No. 392 , Karang Rejo, Wonokromo, Surabaya. Tahun 2001 sampai pada tahun 2006, terdaftar sebagai murid di SD Negeri 4 Dajan Peken, Tabanan, Bali. Tahun 2006 sampai pada tahun 2009, terdaftar sebagai siwa murid di SMP Saraswati Tabanan, Bali. Tahun 2009 sampai pada tahun 2012, terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 1 Kediri, Tabanan, Bali. Tahun 2009 diterima sebagai sebagai mahasiswa di Uiversitas Udayana, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Program Studi Ilmu Kelautan.
Selama menjadi mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana penulis aktif dalam berbagai kegiatan keorganisasian maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kampus.
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
BERITA ACARA ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v ABSTRAK ... vi ABSTRACT ... vii RINGKASAN ... viii MOTTO ... x KATA PENGANTAR ... xi
UCAPAN TERIMA KASIH ... xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xiv
DAFTAR ISI ... xv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 3 1.4 Manfaat ... 3 1.5 Ruang Lingkup ... 3 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mangrove ... 4
2.2 Manfaat dan Fungsi Mangrove ... 4
2.3 Kemampuan Mangrove Menyerap CO2 ... 5
2.4 Kerapatan Mangrove ... 7
2.5 Karbon Organik ... 7
2.6 Penginderaan Jauh ... 11
2.7 Transformasi Indeks Vegetasi ... 13
2.8 Karakteristik Landsat 8 ... 14
III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu ... 16
xi
3.3 Metode Penelitian ... 18
3.3.1 Pengolahan Data Penginderaan Jauh ... 18
3.3.2 Pengambilan Data Lapangan ... 23
3.3.3 Analisis Korelasi ... 27
3.3.4 Analisis Bivariat ... 28
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerapatan Vegetasi Mangrove ... 31
4.2 Karbon Organik Tanah ... 34
4.3 Analisis Hubungan antara NDVI dengan Kerapatan ... 36
4.4 Analisis Hubungan antara Kerapatan dan Karbon Organik Tanah. ... 37
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Spesifikasi band landsat 8 ... 15
2. Alat yang digunakan dalam penelitian ... 16
3. Bahan yang digunakan dalam penelitian... 17
4. Titik kordinat ... 24
5. Rasio koefisien korelasi ... 28
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sistem penginderaan jauh (Sutanto 1994)... 12
2. Karakteristik pantulan komponen vegetasi (Lo, 1996) ... 12
3. Satelit landsat 8 (copyright images @NASA) ... 14
4. Peta lokasi penelitian... 17
5. Citra sebelum pemotongan dan sudah pemotongan ... 18
6. Histogram band sebelum koreksi radiometrik ... 20
7. Histogram band sudah koreksi radiometrik ... 20
8. Penajaman citra dari komposit band RGB 564 ... 21
9. Mask image dan hasil pemotongan mask image pada citra... 22
10. Hasil klasifikasi tutupan lahan citra ... 23
11. Transek kuadran ... 25
12. Jumlah mangrove pertitik sampel ... 30
13. Peta distribusi kerapatan vegetasi mangrove ... 31
14. Grafik bulk density ... 34
15. Grafik karbon organik tanah ... 36
16. Grafik hubungan NDVI dengan kerapatan ... 37
17. Grafik kerapatan dan karbon organik tanah ... 38
18. Grafik hubungan kerapatan dengan karbon organik tanah ... 39
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Halaman 1. Perhitungan Karbon Organik Tanah ... 48 2. Perhitungan Hubungan Data Kerapatan dengan NDVI ... 50 3. Perhitungan Hubungan Data Kerapatan dengan Karbon
Organik Tanah ... 51 4. Uji-T Hubungan Kerapatan Terhadap Karbon Organik Tanah... 52 5. Dokumentasi ... 53
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah pesisir merupakan ekosistem transisi yang dipengaruhi daratan dan lautan, yang mencakup beberapa ekosistem, salah satunya adalah ekosistem hutan mangrove (Bengen, 2001 in Siregar et al., 2016). Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung utama bagi kehidupan di wilayah pesisir. Nontji (1987) in Putra et al., (2016) menyatakan hutan mangrove merupakan tipe hutan khas yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Secara ekologi hutan mangrove mempunyai peranan yang penting seperti peredam gelombang dan angin, pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan sedimen, sebagai daerah asuhan dan tempat mencari makan, tempat pemijahan biota perairan dan lain sebagainya.
Ekosistem hutan mangrove sebagaimana fungsi hutan lainnya memiliki peranan penting dalam proses penyerapan karbon (C) dari udara. Karbon merupakan salah satu elemen yang paling penting untuk kehidupan. Karbon juga ditemukan dalam banyak senyawa termasuk karbon dioksida di atmosfer bumi. Menurut International panel on Climate Changes/IPCC (2003) sampai akhir tahun 1980 emisi karbon di dunia adalah sebesar 117 ± 35 G ton C, akibat pembakaran fosil berupa bahan bakar minyak dan batu bara, alih fungsi lahan dan pembakaran hutan. Untuk mengatasi masalah tersebut peran hutan sebagai penyerap karbondioksida (CO2) harus ditingkatkan melalui pengelolaan hutan yang baik (Brown et al., 1996).
Karbon dioksida serta karbon lainnya yang diserap dan disimpan dalam tanah merupakan karbon organik. Karbon organik yang dimaksud adalah karbon-karbon yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang maupun dari proses fotosintesis yang terdapat di dalam tanah. Menurut Sugirahayu dan Rusdiana (2011) hutan yang memiliki simpanan karbon organik yang tinggi terdapat pada hutan mangrove dibandingkan dengan hutan-hutan lainnya. Dimana simpanan karbon tersebut dipengaruhi oleh kerapatan pohon dan faktor lingkungan yang berupa kesuburan tanah.
2
Salah satu wilayah pesisir Indonesia yang ditumbuhi oleh hutan mangrove adalah wilayah Estuari Perancak. Hutan mangrove di Estuari Perancak memiliki luas areal 177,09 ha (BROK, 2004). Daerah Estuari Perancak dilewati oleh tiga sungai utama yaitu Sungai Ijo Gading, Sungai Samblong dan Sungai Yeh Kuning yang membuatnya menjadi daerah yang sangat subur dan kawasannya merupakan kawasan yang sangat strategis. Karena sangat strategis dan subur, banyak yang memanfaatkan daerah ini, beberapa pihak yang terlibat langsung dan terpengaruh oleh dinamika ekosistem mangrove perancak diantaranya pertambakan, pakan peternakan dan lain sebagainya. Sehingga banyak terjadinya konversi lahan seperti konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak. Seiring dengan perubahan penggunaan lahan yang relatif cepat dalam suatu wilayah yang berkembang, sehingga diperlukan penataan yang lebih baik seberapa besar kebutuhan mangrove untuk wilayah tersebut. Guna mendukung keberlangsungan hutan mangrove maka dibutuhkan data dan informasi. Data dan informasi dapat diperoleh salah satunya dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam pemantauan vegetasi mangrove, hal ini didasarkan atas dua sifat penting yaitu bahwa mangrove mempunyai zat hijau daun (Chlorofil) dan mangrove tumbuh di pesisir.
Salah satu data penginderaan jauh yang dapat dimanfaatkan untuk memantau hutan mangrove adalah citra Landsat 8. Perbandingan sifat respon vegetasi pada citra Landsat 8 terhadap pantulan sinar merah dan NIR dapat menghasilkan nilai dengan karakteristik khas yang dapat digunakan untuk memperkirakan kerapatan vegetasi (Kaswanto. 2010). Informasi kerapatan vegetasi berguna untuk berbagai kebutuhan seperti misalnya estimasi kertersediaan biomassa kayu bakar, tahap-tahap suksesi, kerusakan hutan dan sebagainya. Oleh karena itu, akurasi informasi kerapatan vegetasi sangat menentukan kualitas informasi pendukung studi selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Bagaimana kerapatan hutan mangrove di Estuari Perancak?
3
3. Bagaimana pengaruh kerapatan hutan mangrove terhadap persentase karbon organik tanah?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Memetakan kerapatan hutan mangrove di Estuari Perancak.
2. Menganalisis karbon organik tanah pada hutan mangrove di Estuari Perancak. 3. Menganalisis pengaruh kerapatan vegetasi mangrove terhadap karbon organik
tanah pada vegetasi mangrove di Estuari Perancak.
1.4 Manfaat
Kegunaan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi tambahan kepada masyarakat bagaimana kondisi hutan mangrove.
2. Sebagai informasi sebagai acuan untuk tata guna lahan yang baik bagi hutan mangrove.
3. Menambah informasi kepada pemerintah dan atau pihak-pihak terkait dalam pemanfaatan dan pengelolaan hutan mangrove.
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh kerapatan hutan mangrove terhadap karbon organik dengan mencakup pengambilan sampel untuk karbon organik dan pengamatan melalui citra satelit di daerah Estuari Perancak.