106
5.1 Gambaran Obyek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan tekstil yang memenuhi kriteria dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi atau sering disebut sebagai sampel jenuh yaitu perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2014. Berdasarkan proses pemilihan pada Tabel 4.1 perusahaan tekstil yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejumlah 18 perusahaan dengan periode pengamatan selama 10 (sepuluh) tahun. Sedangkan yang memenuhi kriteria menjadi populasi dan seluruhnya diambil sebagai sampel penelitian sejumlah 10 perusahaan. Nama-nama perusahaan tekstil yang terpilih menjadi sampel disajikan pada lampiran 1.
5.2 Deskripsi Obyek Penelitian
Sejarah pertekstilan Indonesia dimulai dari industri rumahan tahun 1929 dimulai dari sub-sektor pertenunan (weaving) dan perajutan (knitting) dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan produk seperti sarung, kain panjang, lurik, stagen (sabuk), dan selendang. Penggunaan ATBM mulai tergeser oleh Alat Tenun Mesin (ATM) tahun 1939 di Majalaya-Jawa Barat. Sejak itu industri TPT Indonesia mulai memasuki era teknologi dengan menggunakan ATM. Tahun 1974 berdirilah Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API).
Perkembangan Industri Tekstil Di Indonesia:
Diawali pada tahun 1970 industri TPT Indonesia mulai berkembang dengan masuknya investasi dari Jepang di sub-sektor industri hulu (spinning dan man-made fiber making). Adapun fase perkembangannya sebagai berikut:
Periode 1970-1985, industri tekstil Indonesia tumbuh lamban serta terbatas dan hanya mampu memenuhi pasar domestik (substitusi impor) dengan segmen pasar menengah-rendah.
Tahun 1986, industri TPT Indonesia mulai tumbuh pesat dengan faktor utamanya adalah: (1) iklim usaha kondusif, seperti regulasi pemerintah yang efektif yang difokuskan pada ekspor non-migas, dan (2) industrinya mampu memenuhi standard kualitas tinggi untuk memasuki pasar ekspor di segmen pasar atas-fashion.
Periode 1986-1997 kinerja ekspor industri TPT Indonesia terus meningkat dan membuktikan sebagai industri yang strategis dan sekaligus sebagai andalan penghasil devisa negara sektor non-migas. Pada periode ini pakaian jadi sebagai komoditi primadona.
Periode 1998-2002 merupakan masa paling sulit. Kinerja ekspor tekstil nasional fluktuatif. Pada periode ini dapat dikatakan periode chaos,
rescue, dan survival.
Periode 2003-2006 merupakan outstanding rehabilitation, normalization, dan expansion. Upaya revitalisasi stagnan yang
utama: (1) sulitnya sumber pembiayaan, dan (2) iklim usaha yang tidak kondusif.
Periode 2007-2014 dimulainya restrukturisasi permesinan industri TPT Indonesia.
Menghadapi MEA awal tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbilang kalah dengan sejumlah negara di ASEAN seperti India dan Singapura, namun di beberapa sektor ekonomi Indonesia memiliki peluang yang lebar dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pertumbuhan industri tekstil di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Pasalnya industri tekstil saat ini membuka peluang pada ekspor tekstil Indonesia yang akan merajai tingkat ASEAN. Ini dibuktikan dengan nilai ekspor tekstil dari tahun ke tahun yang menunjukkan sintemen positif. Dari catatan Kementerian Perindustrian RI dan Enciety Business
and Consult tahun2014, total nilai ekspor tekstil Indonesia pada 2012
mencapai USD 12,4 miliar. Pada tahun yang sama nilai impor tekstil hanya USD 6,8 miliar. Artinya industri tekstil Indonesia sudah mampu menopang kebutuhan tekstil di dunia. Tren ekspor tekstil terlihat stabil pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2013 nilai ekspor Indonesia naik menjadi USD 12,6 miliar. Kebutuhan impor tekstil pada 2013 mengalami peningkatan menjadi USD 7,1 miliar. Artinya banyak kebutuhan pokok khususnya sandang masih banyak bergantung dengan negara lain. Ini sangat mengkhawatirkan, mengingat kran pasar bebas pada awal tahun 2016 resmi dibuka. Semua perdagangan akan keluar-masuk Indonesia secara bebas. Jika sumber daya tidak disiapkan secara maksimal,
khususnya pada peluang ekspor tekstil maka bisa dimungkinkan kebutuhan tekstil Indonesia juga akan ditopang negara lain. Hal ini tentunya membutuhkan peran semua pihak untuk bersinergi mengelola sumber daya yang ada untuk menghadapi pasar bebas ASEAN. Meskipun begitu, sentimen positif terhadap peluang menjadi pemasok tekstil di tingkat ASEAN masih terbuka lebar. Pasalnya, dalam kurun waktu tiga bulan saja yakni Januari hingga Maret nilai ekspor tekstil Indonesia mencapai USD 3,1 miliar. Sedangkan untuk impor tekstil pada kurun waktu yang sama hanya USD 1,6 miliar saja. Tentunya untuk mendukung kesiapan menghadapi MEA, Indonesia juga memerlukan pematangan kualitas dan kuantitas produksi. Untuk mewujudkan itu, pemerintah juga harus mendorong industri untuk berani melakukan terobosan-terobosan pasar.
5.3 Hasil Perhitungan Statistik
5.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan kepada nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Berdasarkan kriteria pengambilan populasi yang sekaligus menjadi sampel, diperoleh 10 perusahaan selama tahun 2005-2014 dengan 100 pengamatan, hasil uji statistik deskriptif nampak pada Tabel 5.1
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif (Descriptive Statistic)
N Minimum Maximum Mean Std Deviation
Siklus Konversi Kas (SK) 100 -234,4300 849,7200 119,3646 150,54615 Perputaran Modal Kerja (PM) 100 0,2400 5,1900 2,1503 1,04005
Struktur Investasi (SI) 100 2.79 75.77 41.6783 18.44123 StrukturPendanaan (SP) 100 1.21 73.52 39.6591 15.62203 Likuiditas(LK) 100 28.61 424.71 119.9388 76.00531 NilaiTukar Rupiah (NT) 100 8.776,01 11.868,67 9.768,40 879,86 Tingkat Suku Bunga (SB) 100 5.77 11.83 7.9660 1.86411
Inflasi(IF) 100 4.28 12.07 7.1710 2.61109 Kinerja Perusahaan (KP) 100 -41.32 13.18 0.2331 7.73207 Nilai Perusahaan (NP) 100 0,4100 2,8500 0,9470 0,33496
ValidN 100
Sumber: Lampiran 5
5.3.1.1 Siklus Konversi Kas
Siklus konversi kas (SK) yang diukur dengan periode penagihan piutang ditambah dengan periode konversi persediaan dikurangi dengan periode pembayaran hutang. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata siklus konversi kas perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 119,3646 hari dan standar deviasinya sebesar 150,54615 dimana standar deviasi lebih besar dari rata-rata. Hal ini menunjukkan fluktuasi siklus konversi kas yang besar pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimum-234,43 dan nilai maksimum 849,72. Nilai minimum sebesar -234.43 hari, pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun 2006, sedangkan nilai maksimum sebesar 849,72 hari pada PT Sunson Textile Manufacturer Tbk tahun 2008.
5.3.1.2 Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja (PM) merupakan rasio antara penjualan dengan modal kerja. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata
Perputaran modal kerja perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 2,1503 dan standar deviasi 1,04005, dimana standar deviasi lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi perputaran modal kerja yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum 0,24 dan nilai maksimum 5,19. Nilai minimum sebesar 0,24 pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun 2007, sedangkan nilai maksimum sebesar 5,19 pada PT Eratex Djaya Tbk tahun 2009.
5.3.1.3 Struktur Investasi
Struktur investasi (SI) merupakan rasio antara aktiva lancar dengan total aktiva. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata struktur investasi modal kerja perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 41,6763 dan standar deviasi sebesar 18,44123 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan fluktuasi struktur investasi modal kerja yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum 2,79 dan nilai maksimum 75,77. Nilai minimum sebesar 2.79 pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun 2006, sedangkan nilai maksimum sebesar 75,77 pada PT Pan Brothers Tbk tahun 2006.
5.3.1.4 Struktur Pendanaan
Struktur pendanaan (SP) merupakan rasio antara hutang lancar dengan total aktiva. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata struktur pendanaan modal kerja perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia
tahun 2005-2014 sebesar 39,6591 dan standar deviasi sebesar 15,62203, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi struktur pendanaan modal kerja yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimum 1,21 dan nilai maksimum 73,52. Nilai minimum sebesar 1,21 pada PT Nusantara Inti Corpora Tbk tahun 2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 73,52 pada PT Pan Brothers Tbk tahun 2008.
5.3.1.5 Likuiditas
Likuiditas (LK) merupakan rasio antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata likuiditas perusahaan tekstil di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014 sebesar 119,9388 dan standar deviasi sebesar 76,00531, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi likuiditas yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimum 28,61 dan nilai maksimum 424,71. Nilai minimum sebesar 28.61, pada PT Argo Pantes Tbk tahun 2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 424,71 pada PT Polychem Indonesia Tbk tahun 2005.
5.3.1.6 Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah (NT) merupakan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, nilai yang diambil adalah nilai tengah, dimana perhitungannya adalah nilai jual ditambah nilai beli dibagi dua. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tukar rupiah terhadap
US$ tahun 2005-2014 sebesar Rp 9.768,4090 /US$ dan standar deviasi sebesar 879,86202 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US$ yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum Rp8.776,01 dan nilai maksimum Rp 11.868,67. Nilai minimum sebesar Rp 8.776,01 pada PT Polychem Indonesia Tbk tahun 2011, sedangkan nilai maksimum sebesar Rp 11.868.67 pada PT Century Textile Industry Tbk tahun 2014
Nilai tukar rupiah terhadap US$ yang berlaku selama tahun 2005-2014, berada diatas rata-rata industri dan sudah mencapai angka lebih besar dari Rp 10.000,-/US$ terjadi tahun 2009, 2013 dan tahun 2014 sedangkan tahun 2005-2008 dan tahun 2010-2012 berada di bawah rata-rata industri.
5.3.1.7 Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (SB) merupakan tingkat bunga yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI rate) yang ditentukan setiap bulan, jadi tingkat suku bunga yang digunakan merupakan rata-rata bunga dalam satu tahun. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat suku bunga tahun 2005-2014 sebesar 7,9660 dan standar deviasi sebesar 1,86411 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi tingkat suku bunga yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel dengan nilai minimum 5,77 dan nilai maksimum 11,83. Tingkat
suku bunga yang berlaku selama tahun 2005-2014, berada dibawah rata-rata industri enam tahun berturut-turut tahun 2009-2014 sedangkan empat tahun selanjutnya dari tahun 2005-2008 diatas rata-rata industri.
5.3.1.8 Inflasi
Inflasi (IF) diartikan sebagai terjadinya kenaikkan harga dalam waktu yang panjang atau persentase pertambahan kenaikkan harga secara terus menerus yang berlaku dalam suatu perekonomian. Inflasi merupakan rata-rata inflasi bulanan yang terjadi selama satu tahun. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata inflasi tahun 2005-2014 sebesar 7,1710 dan standar deviasi sebesar 2,61109 dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan fluktuasi inflasi yang kecil pada perusahaan tekstil yang menjadi sampel. dengan nilai minimum 4,28 dan nilai maksimum 12,07. Inflasi yang berlaku selama tahun 2005-2014, berada di bawah rata-rata industri tahun 2007 dan tahun 2009-2014. Sedangkan tahun 2005, 2006 dan tahun 2008 di atas rata-rata industri.
5.3.1.9 Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan (KP) variabel ini diukur dengan ROA, dimana ROA merupakan rasio antara laba bersih sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tahun 2005-2014 sebesar 0,2331 dan standar deviasi sebesar 7,73207 dimana nilai standar deviasi
lebih besar dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan fluktuasi yang besar dari perusahaan tekstil yang menjadi sampel, dengan nilai minimal -41,23 dan nilai maksimal 13,18. Nilai minimum sebesar -41,23 pada PT Eratex Djaya Tbk tahun 2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 13,18 pada PT Ricky Putra Globalindo Tbk tahun 2014.
5.3.1.10 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan (NP), variabel ini diukur dengan Tobins’q, dimana Tobins’q merupakan rasio nilai pasar saham ditambah jumlah hutang dibagi dengan nilai buku saham ditambah jumlah hutang Tabel 5.1 dapat dilihat rata-rata Tobins’q tahun 2005-2014 sebesar 0,9470 dan standar deviasi sebesar 0,33496, dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata. Hal ini menunjukkan fluktuasi nilai perusahaan yang kecil dari perususahaan yang menjadi sampel. dengan nilai minimum 0,41 dan nilai maksimum 2,85. Nilai minimum sebesar 0,41 pada PT Eratex Djaya Tbk tahun 2005, sedangkan nilai maksimum sebesar 2,85 pada PT Ricky Putra Globalindo Tbktahun 2014.
5.3.2 Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji statistik langkah awal yang harus dilakukan adalah uji kecukupan sampel selanjutnya dilakukan screening terhadap data yang akan diolah (Ghozali, 2013:103). Penggunaan statistik parametrik dengan asumsi multivariate normality yaitu setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal. Setelah
melakukan transformasi untuk mendapatkan normalitas data langkah
screening berikutnya adalah mendeteksi adanya data outlier dan
selanjutnya pengujian tidak terdapat multikolinearitas.
5.3.2.1 Uji Kecukupan Sampel
Penelitian ini jumlah populasinya 10, dan semuanya diambil sebagai sampel. Menurut Sekaran, 2003 dalam Ferdinand (2013:226), pedoman ukuran sampel yang dapat dipakai oleh peneliti untuk menentukan jumlah sampel agar memperoleh model keputusan yang baik apabila data penelitian 100 maka sebaiknya data yang diambil 80. Menurut Arikunto (2006:134), jika jumlah data penelitian dibawah 100 maka sebaiknya semuanya diambil sebagai data penelitian, dari kedua pendapat tertsebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini dikategorikan sudah cukup.
5.3.2.2 Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dideteksi dengan grafik dan uji statistik. Uji statistik untuk mendeteksi normalitas dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov dengan
α
= 5% sebagai berikut:1. Siklus Konversi kas
Tabel 5.2 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk siklus konversi kas memberikan nilai 0,093 dengan probabilitas 0,069 diatas
α
= 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel siklus konversi kas berdistribusi normal.Tabel 5.2
Uji Normalitas Variabel Siklus Konversi Kas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Lg10SK
N 84
Normal Parametersa,b Mean 2.0223
Std. Deviation .38024 Most Extreme Differences Absolute .093 Positive .064 Negative -.093 Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .069c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: lampiran 6
2. Perputaran Modal Kerja
Tabel 5.3 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk perputaran modal kerja memberikan nilai 0,083 dengan probabilitas 0,088 diatas
α
= 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel perputaran modal kerja berdistribusi normal.Tabel 5.3
Uji Normalitas Variabel Perputaran Modal Kerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sqrtPM
N 100
Normal Parametersa,b Mean 1.4202
Std. Deviation .36704 Most Extreme Differences Absolute .083 Positive .083 Negative -.080 Test Statistic .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .088c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
3. Struktur Investasi
Tabel 5.4 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk struktur investasi memberikan nilai 0,093 dengan probabilitas 0,064 diatas
α
=0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel struktur investasi berdistribusi normal.Tabel 5.4
Uji Normalitas Variabel Struktur Investasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sqrtSI
N 100
Normal Parametersa,b Mean .6276
Std. Deviation .15200 Most Extreme Differences Absolute .093 Positive .087 Negative -.093 Test Statistic .093
Asymp. Sig. (2-tailed) .064c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6
4. Struktur Pendanaan
Tabel 5.5 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk Struktur pendanaan memberikan nilai 0,115 dengan probabilitas 0,052 diatas
α
=0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel struktur pendanaan berdistribusi normal.Tabel 5.5
Uji Normalitas Variabel Struktur Pendanaan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sqrtSP
N 100
Normal Parametersa,b Mean .6141
Std. Deviation .14003 Most Extreme Differences Absolute .115 Positive .041 Negative -.115 Test Statistic .115
Asymp. Sig. (2-tailed) .052c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6
5. Likuiditas
Tabel 5.6 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk likuiditas memberikan nilai 0,083 dengan probabilitas 0,089 diatas
α
= 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel likuiditas berdistribusi normal.Tabel 5.6
Uji Normalitas Variabel Likuiditas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
lg10LK
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0046
Std. Deviation .25383 Most Extreme Differences Absolute .083 Positive .066 Negative -.083 Test Statistic .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .089c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
6. Nilai Tukar Rupiah
Tabel 5.7 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk nilai tukar rupiah memberikan nilai 0,229 dengan probabilitas 0,060 diatas
α
=0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel nilai tukar rupiah berdistribusi normal.Tabel 5.7
Uji Normalitas Variabel Nilai Tukar Rupiah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NILAI TUKAR RUPIAH
N 100
Normal Parametersa,b Mean 9768.4090
Std. Deviation 879.86202 Most Extreme Differences Absolute .229 Positive .229 Negative -.130 Test Statistic .229
Asymp. Sig. (2-tailed) .060c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6 7. Tingkat Suku Bunga
Tabel 5.8 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk tingkat suku bunga memberikan nilai 0,190 dengan probabilitas 0,055 diatas
α
=0.05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel tingkat suku bunga berdistribusi normal.Tabel 5.8
Uji Normalitas Variabel Tingkat Suku Bunga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SB
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0797
Std. Deviation .01864 Most Extreme Differences Absolute .190 Positive .190 Negative -.119 Test Statistic .190
Asymp. Sig. (2-tailed) .055c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6
8. Inflasi
Tabel 5.9 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk inflasi memberikan nilai 0,231 dengan probabilitas 0,051 diatas
α
=0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel inflasi berdistribusi normal.Tabel 5.9
Uji Normalitas Variabel Inflasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
IF
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0717
Std. Deviation .02611 Most Extreme Differences Absolute .231 Positive .231 Negative -.185 Test Statistic .231
Asymp. Sig. (2-tailed) .051c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
9. Kinerja Perusahaan
Tabel 5.10 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk kinerja perusahaan memberikan nilai 0,097 dengan probabilitas 0,061 diatas
α
=0.05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel kinerja perusahaan berdistribusi normal.Tabel 5.10
Uji Normalitas Variabel Kinerja Perusahaan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TransKP
N 100
Normal Parametersa,b Mean .3455
Std. Deviation .10091 Most Extreme Differences Absolute .097 Positive .097 Negative -.096 Test Statistic .097
Asymp. Sig. (2-tailed) .061c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6
10. Nilai Perusahaan
Tabel 5.11 di bawah ini adalah hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk nilai perusahaan memberikan nilai 0,123 dengan probabilitas 0,071 diatas
α
=0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima yang berarti data variabel nilai perusahaan berdistribusi normal.Tabel 5.11
Uji Normalitas Variabel Nilai Perusahaan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
TransNP
N 100
Normal Parametersa,b Mean -.0434
Std. Deviation .12670 Most Extreme Differences Absolute .123 Positive .122 Negative -.123 Test Statistic .123
Asymp. Sig. (2-tailed) .071c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Lampiran 6
5.3.2.3 Uji Outlier
Pada data editor menghasilkan data Zscore siklus konversi kas, Zscore perputaran modal kerja, Zscore struktur investasi, Zscore struktur pendanaan, Zscore likuiditas, Zscore nilai tukar rupiah, Zscore tingkat suku bunga, Zscore inflasi. Dari data Zscore apabila nilainya lebih dari 3 maka data tersebut adalah outlier (Ghozali 2013:43). Hasil pengamatan terhadap data Zscore dapat disimpulkan pada Tabel 5.12 di bawah ini:
Tabel 5.12 Nilai Skor Outlier
Obsevasi Zscore Siklus
Konversi Kas Obsevasi
Zscore Kinerja Perusahaan Obsevasi Zscore Nilai Perusahaan 63 4,24319 31 5,36249 79 5,56179 32 4,38991 80 5,6812 Sumber: lampiran 6
Dari Tabel 5.12 dapat diketahui terdapat 5 observasi yang dinyatakan outlier yaitu Zscore siklus konversi kas 1 observasi, Zscore kinerja perusahaan 2 observasi dan Zscore nilai perusahaan
2 observasi. Data outlier dalam penelitian ini tetap dipertahankan karena representasi dari populasi yang sekaligus menjadi sampel, hal tersebut secara filosofi dimungkinkan (Ghozali 2013:43).
5.3.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan korelasi antar variabel eksogen (Ghozali,2013:105). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai Variance Inflation factor (VIF) lebih besar dari 10. Jika nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai Variance
Inflation factor (VIF) kurang dari 10 maka dapat dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas model 1 pada Tabel 5.13 menunjukkan bahwa semua variabel eksogen mempunyai nilai
tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil 10, artinya
terbebas dari multikolinearitas.
Tabel 5.13
Uji Multikolinearitas Model 1 Coefficients
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Siklus Konversi Kas (SK) 0,695 1,439
Perputaran Modal Kerja (PM) 0,614 1,628
Struktur Investasi (SI) 0,362 2,761
StrukturPendanaan (SP) 0,249 4.021
Likuiditas(LK) 0,288 1.095
Nilai Tukar Rupiah (NT) 0,913 1,068
Tingkat Suku Bunga (SB) 0,179 5,591
Inflasi(IF) 0,185 5,409
a. EndogentVariable: Kinerja Perusahaan (KP) Sumber: Lampiran 6
Hasil pengujian Multikolinearitas model 2 pada Tabel 5.14 menunjukkan bahwa semua variabel eksogen mempunyai nilai
tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil 10, artinya
terbebas dari multikolinearitas.
Tabel 5.14
Uji Multikolinearitas Model 2 Coefficients
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Nilai Tukar Rupiah (NT) 0,925 1,081
Tingkat Suku Bunga (SB) 0,171 5,853
Inflasi (IF) 0,185 5,411
Kinerja Perusahaan (KP) 0,704 1,421
a. Endogent Variable: Nilai Perusahaan (NP) Sumber: Lampiran 6
5.3.3 Uji Kelayakan Model(Goodness of Fit)
5.3.3.1 Uji Kelayakan Model 1
5.3.3.1.1 Koefisien Determinasi ( )
Hasil uji pada Tabel 5.15 menunjukkan nilai R sebesar 0,623 atau 62,3% menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara nilai perusahaan dengan variabel eksogen karena diatas 50%. Sedangkan nilai Adjusted R Square menunjukkan 0,334 hal ini berarti 33,4% nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’ q dapat dijelaskan oleh variasi dari siklus konversi kas, perputaran modal kerja, struktur investasi, struktur pendanaan, likuiditas, nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, dan inflasi sedangkan sisanya sebesar 66,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
Tabel 5.15 R-Square Model I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R.Square Std. Error of the Estimate Durbin Watson
1 0,623 0.388 0,334 6.30875 1.251
a. Predictors: (Constant), Siklus Konversi Kas, Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi, Struktur Pendanaan, Likuiditas, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga,Inflasi, b. Endogent Variable: Kinerja Perusahaan
Sumber: lampiran 6
5.3.3.1.2 Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan fit. Model yang digunakan fit jikalebih kecil dari 0,05 (
α
= 5%), artinya variabel eksogen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel endogen (Ghozali, 2013:98).Dari hasil uji F pada Tabel 5.16, didapat adalah 7,214 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel nilai perusahaan.
Tabel 5.16 Uji F Model 1
ANOVA
Model Sum of Square df Mean Square F Sig
1 Regression 2296,869 8 287,109 7,214 ,000
Residual 3621,830 91 39.800
Total 5918,699 99
a. Endogent Variable: Kinerja Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Siklus Konversi Kas, Perputaran Modal Kerja, Struktur Investasi, Struktur Pendanaan, Likuiditas, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga, Inflasi
Sumber: Lampiran 6
5.3.3.2 Uji Kelayakan Model 2
5.3.3.2.1 Koefisien Determinasi ( )
Hasil uji pada Tabel 5.17 menunjukkan nilai R sebesar 0,722 atau 72,2% menunjukkan adanya pengaruh yang kuat antara nilai perusahaan dengan variabel eksogen karena diatas 50%.
Sedangkan nilai Adjusted R Square menunjukkan 0,502 hal ini berarti 50,2%, nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’q dapat dijelaskan oleh variasi dari nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, inflasi dan kinerja perusahaan sedangkan sisanya sebesar 49,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam model.
Tabel 5.17 R-Square Model 2
Model Summary
Model R R Square Adjusted R.Square Std. Error of the Estimate Durbin Watson
1 0,722 0,522 0,502 23645 1.015
a. Predictors: (Constant), Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga, Inflasi,Kinerja Perusahaan
b. Endogent Variable: Nilai Perusahaan
Sumber: lampiran 6
5.3.3.2.2 Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan fit. Model yang digunakan fit jika lebih kecil dari 0,05 (
α
= 5%), artinya variabel eksogen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel endogen (Ghozali, 2013:98).Dari hasil uji F pada Tabel 5.18, didapat adalah 25,920 dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel nilai perusahaan.
Tabel 5.18 R-Square Model 2
Model Summary
Model Sum of Square df Mean Square F Sig
1 Regression 5,797 4 1,449 25,920 ,000
Residual 5,311 95 0,056
Total 11,108 99
a. Endogeent Variable: Nilai Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga, Inflasi, Kinerja Perusahaan
Sumber: Lampiran 6
5.3.4 Uji Hipotesis
5.3.4.1 Uji Hipotesis 1: (Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan
Faktor Ekonomi Makro terhadap Kinerja Perusahaan)
Hipotesis pertama menyatakan bahwa:
1.1 Siklus konversi kas berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.2 Perputaran modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.3 Struktur investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan
1.4 Struktur pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.5 Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.6 Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.7 Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
1.8 Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Untuk menguji hipotesis 1 menggunakan uji t yang pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel eksogen secara individual dalam menerangkan variasi variabel endogen. Hasil uji t pada Tabel 5.19 menunjukkan pengaruh masing-masing dari variabel eksogen pada variabel endogen.
Tabel 5.19 Hasil Uji t Model 1
Model Standardized
Coefficien t Sig Keterangan Beta
1(Constant)
Siklus Konversi Kas (SK) 0,047 0,474 0,637 Tidak Signifikan Perputaran Modal Kerja (PM) 0,093 -0,890 0,376 Tidak Signifikan
Struktur Investasi (SI) 0,081 0,598 0,032 Signifikan Struktur Pendanaan (SP) -0,112 0,680 0,048 Signifikan Likuiditas(LK) 0,226 1,477 0,043 Signifikan Nilai Tukar Rupiah (NT) -0,185 2,161 0,033 Signifikan Tingkat Suku Bunga (SB) -0,566 -2,918 0,004 Signifikan
Inflasi(IF) 0,087 0,456 0,649 Tidak Signifikan Endogent Variable: Kinerja Perusahaan (KP)
Sumber: lampiran 6
Interpretasi hasil pengujian Tabel 5.19 menunjukkan sebagai berikut:
1. Variabel siklus konversi kas (SK) memiliki nilai t sebesar 0,474 dengan nilai sig. sebesar 0,637 lebih besar dari α = 5% (0,05) artinya siklus konversi kas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain siklus konversi
kas tidak mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
2. Variabel perputaran modal kerja (PM) memiliki nilai t sebesar -0,890 dengan nilai sig. sebesar 0,376 lebih besar dari α = 5% (0,05) artinya perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan. Dengan kata lain perputaran modal kerja tidak mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
3. Variabel struktur investasi (SI) memiliki nilai t sebesar 0,598 dengan nilai sig. sebesar 0,032 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya struktur investasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain struktur investasi mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
4. Variabel struktur pendanaan (SP) memiliki nilai t sebesar 0,680 dengan nilai sig. sebesar 0,048 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya struktur pendanaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain struktur pendanaan mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan. 5. Variabel likuiditas (LK) memiliki nilai t sebesar 1,477 dengan
nilai sig. sebesar 0,043 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya likuiditas berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan. Dengan kata lain likuiditas mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
6. Variabel nilai tukar rupiah (NT) memiliki nilai t sebesar 2,161 dengan nilai sig. sebesar 0,033 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain nilai tukar rupiah mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
7. Variabel Tingkat Suku Bunga (SB) memiliki nilai t sebesar -2.918 dengan nilai sig. sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya tingkat suku bunga berpengaruh signifikan pada kinerja perusahaan. Dengan kata lain tingkat suku bunga mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan. 8. Variabel inflasi (IF) memiliki nilai t sebesar 0,456 dengan nilai
sig. sebesar 0,649 lebih besar dari α = 5% (0,05) artinya inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan kata lain inflasi tidak mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
Hasil perhitungan regresi nampak pada Tabel 5.20.
Tabel 5.20
Hasil Pengujian Hipotesis H1.1-H1.8
No Model Hipotesis Hasil Pengujian
Koef Regresi (β) & Nilai Sig 1 SK KP
H1.1: Siklus konversi kas berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Siklus konversi kas tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan
Β = 0,047 Sig = 0,637
2 PMKP
H1.2: Perputaran modal kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan Β = 0,093 Sig = 0,376 3 SI KP H1.3: Struktur investasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Struktur Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja perusahaan
Β = 0,081 Sig = 0,032
4 SP KP
H1.4: Struktur pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Struktur pendanaan berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja perusahaan B = -0,112 Sig = 0,048 5 LKKP H1.5: Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Β = 0,226 Sig = 0,043
6 NTKP
H1.6: Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja perusahaan
Β = -0,185 Sig = 0,033
7 SBKP
H1.7: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja perusahaan
Β = -0,566 Sig = 0,004 8 IFKP
H1.8: Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap
kinerja perusahaan
Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan
Β = 0,087 Sig = 0,649 Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.20 maka model regresi diformulasikan sebagai berikut:
KP = 0,047 SK+ 0,093 PM + 0,081 SI- 0,112 SP +226 LK - 0,185 NT - 0,556 SB + 0,087 IF
Melalui hasil pengujian Tabel 5.20 dapat diinterpretasikan bahwa:
1. Nilai koefisien regresi variabel siklus konversi kas (SK) bertanda positif sebesar 0,047 dengan nilai sig. sebesar 0,637 lebih besar dari pada nilai
α =
5%. Secara statistik koefisien regresi SK bernilai positif artinya semakin besar SK semakin tinggi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. SK sebesar 0,637 lebih besar 0,05 artinya SK tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Ghozali 2013:102). Dengan demikian hipotesis yang menyatakanbahwa SK berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.1) ditolak.
2. Nilai koefisien regresi perputaran modal kerja (PM) bertanda positif sebesar 0,093 dengan nilai sig. sebesar 0,376 lebih besar dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi PM bernilai positif artinya semakin besar PM semakin tinggi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. PM sebesar 0,376 lebih besar 0,05 artinya PM tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa PM berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.2) ditolak.3. Nilai koefisien regresi variabel struktur investasi (SI) bertanda positif sebesar 0,081 dengan nilai sig. sebesar 0,032 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi SI bernilai positif artinya semakin besar SI semakin tinggi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. SI sebesar 0,032 lebih kecil 0,05 artinya SI berpengaruh positif signifikan pada kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa SI berpengaruh positif signifikan pada kinerja perusahaan (H1.3) diterima.4. Nilai koefisien regresi variabel struktur pendanaan (SP) bertanda negatif sebesar 0,112 dengan nilai sig. sebesar 0,048 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi SP bernilai negatif artinya semakin besar SP semakinrendah kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. SP sebesar 0,044 lebih kecil 0,05 artinya SP berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa SP berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.4) diterima.
5. Nilai koefisien regresi variabel likuiditas (LK) bertanda positif sebesar 0,226 dengan nilai sig. sebesar 0,043 lebih kecil dari pada nilai
α =
5%. Secara statistik koefisien regresi LK bernilai positif artinya semakin besar LK semakin tinggi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. LK sebesar 0,043 lebih kecil 0,05 artinya LK berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (Ghozali 2013:102). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa SK berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.5) diterima.6. Nilai koefisien regresi nilai tukar rupiah (NT) bertanda negatif sebesar 0,185 dengan nilai sig. sebesar 0,033 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi NT bernilai negatif artinya semakin besar NT semakin rendah kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. NT sebesar 0.033 lebih kecil 0.05 artinya NT berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NTberpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan (H1.6) diterima.
7. Nilai koefisien regresi variabel tingkat suku bunga (SB) bertanda negatif sebesar -0,556 dengan nilai sig. sebesar 0,04 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi SB bernilai negatif artinya semakin besar SB semakin rendah kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. SB sebesar 0,004 lebih kecil 0,05 artinya SB berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa SB berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.7) diterima.8. Nilai koefisien regresi variabel inflasi (IF) bertanda positif sebesar 0,087 dengan nilai sig. sebesar 0,649 lebih besar dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi IF bernilai positif artinya semakin besar IF semakin tinggi kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan nilai sig. IF sebesar 0,649 lebih besar 0,05 artinya IF tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa IF berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perusahaan (H1.8) ditolak.5.3.4.2 Uji Hipotesis 2: (Pengaruh Faktor Ekonomi Makro dan
Kinerja Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.)
Hipotesis kedua menyatakan bahwa:
2.1 Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.2 Tingat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.3 Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.4 Kinerja perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Untuk menguji hipotesis 2 menggunakan uji t yang pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel eksogen secara individual dalam menerangkan variasi variabel endogen. Hasil uji t pada Tabel 5.21 menunjukkan pengaruh masing-masing dari variabel eksogen pada variabel endogen
Tabel 5.21 Hasil Uji t Model 2
Model Standardized Coefficien t Sig Keterangan Beta
1 (Constant)
Nilai Tukar Rupiah (NT) -0,206 2,793 0,006 Signifikan Tingkat Suku Bunga (SB) -0,134 -0,781 0,037 Signifikan
Inflasi (IF) 0,109 0,658 0,512 Tidak signifikan Kinerja Perusahaan (KP) 0,617 7,300 0,000 Signifikan
a. Endogent Variable: Nilai Perusahaan (NP) Sumber: Lampiran 6
Interpretasi hasil pengujian Tabel 5.21 menunjukkan sebagai berikut:
1. Variabel nilai tukar rupiah (NT) memiliki nilai t sebesar 2,793 dengan nilai sig. sebesar 0,006 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain nilai tukar rupiah mampu menjelaskan secara bermakna pada nilai perusahaan.
2. Variabel tingkat suku bunga (SB) memiliki nilai t sebesar -0,781 dengan nilai sig. sebesar 0,037 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain tingkat suku bunga mampu menjelaskan secara bermakna pada nilai perusahaan. 3. Variabel inflasi (IF) memiliki nilai t sebesar 0,658 dengan nilai
sig. sebesar 0,512 lebih besar dari α = 5% (0,05) artinya inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain inflasi tidak mampu menjelaskan secara bermakna pada kinerja perusahaan.
4. Variabel kinerja perusahaan (KP) memiliki nilai t sebesar 7,300 dengan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 5% (0,05) artinya kinerja perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan kata lain kinerja perusahaan mampu menjelaskan secara bermakna pada nilai perusahaan.
Hasil perhitungan dan pengujian disajikan pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22
Hasil Pengujian Hipotesis H2.1-H2.4
No Model Hipotesis Hasil Pengujian (β) & Nilai Sig Koef Regresi 1 NTNP
H2.1: Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan
Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan
Β =-0,206 Sig= 0,006
2 SBNP
H2.2: Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan
Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan
Β =-0,134 Sig = 0,037
3 IF NP
H2.3: Inflasi perpengaruh negatif signifikan terhadap
nilai perusahaan
Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan Β = 0,109 Sig = 0,658 4 KPNP H2.4: Kinerja perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan
Kinerja perusahaan ber pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
Β = 0,617 Sig = 0,000 Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 5.22 maka model regresi diformulasikan sebagai berikut:
NP = - 0,206 NT - 0,134 SB+ 0,109 IF + 0,617 KP
Melalui hasil pengujian Tabel 5.22 dapat diinterpretasikan bahwa:
1. Nilai koefisien regresi nilai tukar rupiah (NT) bertanda negatif sebesar 0,206 dengan nilai sig. sebesar 0,006 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi NT bernilai negatif artinya semakin besar NT semakin rendah nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’q. Sedangkan nilai sig. NT sebesar 0,006 lebih kecil 0.05 artinya NT berpengaruh negatif signifikan pada nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa NT berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (H2.1) diterima.2. Nilai koefisien regresi variabel tingkat suku bunga (SB) bertanda negatif sebesar-0,134 dengan nilai sig. sebesar 0,037 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi SB bernilai negatif artinya semakin kecil SB semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’q. Sedangkan nilai sig. SB sebesar 0.037 lebih kecil 0.05 artinya SB berpengaruh negatif signifikan pada nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa SB berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (H2.2) diterima.3. Nilai koefisien regresi variabel inflasi (IF) bertanda positif sebesar 0,109 dengan nilai sig. sebesar 0,512 lebih besar dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi IF bernilai positif artinya semakin besar IF semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’q. Sedangkan nilai sig. IF sebesar 0.512 lebih besar 0.05 artinya IF tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa IF berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan (H2.3) ditolak. 4. Nilai koefisien regresi variabel kinerja perusahaan (KP)bertanda positif sebesar 0,617 dengan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%. Secara statistik koefisien regresi KP bernilai positif artinya semakin besar KP semakin tinggi nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobins’ q.Sedangkan nilai sig. KP sebesar 0.000 lebih kecil 0.05 artinya KP berpengaruh positif signifikan pada nilai perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa KP berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (H2.4) diterima.
5.3.4.3 Uji Hipotesis 3: (Kinerja Perusahaan Memediasi secara
signifikan Pengaruh Faktor Ekonomi Makro terhadap Nilai
Perusahaan)
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa:
3.1 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai perusahaan.
3.2 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh tingat suku bunga terhadap nilai perusahaan.
3.3 Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan.
Untuk menguji hipotesis tersebut di atas dilakukan analisis regresi linier dengan variabel mediator. Untuk menguji signifikansi mediasi menggunakan pendekatan yang dikembangkan oleh Sobel, (1982) dalam Ghozali, (2013:248), dan dikenal dengan Uji Sobel. Uji Sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung manajemen modal kerja dan faktor ekonomi makro terhadap nilai Perusahaan melalui kinerja perusahaan. Hasil perhitungan Run matrix procedure pada bagian Indirect Effect terlihat pengaruh tidak langsung faktor ekonomi makro terhadap nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan nampak Tabel 5.23.
Tabel 5.23
Hasil Pengujian Hipotesis H3.1-H3.3
No Model Hipotesis Hasil Pengujian (β) & Nilai Sig Koef Regresi
1 NTKP NP
H3.1: Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan
pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai perusahaan
Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai
perusahaan
Β = 0,0001 Sig= 0,0083
2 SBKP NP
H3.2: Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan
Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh
tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan
Β = -6,0939 Sig=0,0000
3 IFKP NP
H33: Kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh inflasi terhadap nilai
perusahaan
Kinerja perusahaan tidak memediasi secara signifikan pengaruh nflasi terhadap nilai perusahaan
Β = -6,0009 Sig = 0,6020 Sumber: Lampiran 6
Melalui hasil pengujian Tabel 5.23 dapat diinterpretasikan bahwa:
1. Nilai koefisien regresi pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan (NTKPNP) sebesar 0,0001 dengan nilai sig. sebesar 0,0083 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%, artinya kinerja perusahaan (KP) memediasi secara signifikan pengaruh nilai tukar rupiah (NT) terhadap nilai perusahaan (NP). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa Kinerja Perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh nilai tukar rupiah terhadap nilai perusahaan (H3.1) diterima.2. Nilai koefisien regresi pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan (SBKPNP) sebesar -6,0939 dengan nilai sig. sebesar 0,0000 lebih kecil dari pada nilai
α = 5
%, artinya kinerja perusahaan (KP) memediasisecara signifikan pengaruh tingkat suku bunga (SB) terhadap nilai perusahaan (NP). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan (H3.2) diterima
3. Nilai koefisien regresi pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan melalui kinerja perusahaan (IFKPNP) sebesar -6,0009 dengan nilai sig. sebesar 0,6020 lebih besarl dari pada nilai
α = 5
%. artinya kinerja perusahaan (KP) tidak memediasi secara signifikan pengaruh inflasi (IF) terhadap nilai perusahaan (NP). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan memediasi secara signifikan pengaruh inflasi terhadap nilai perusahaan (H3.8) ditolak.Untuk lebih jelasnya, perhitungan statistik akan dirangkum dalam Gambar 5.1, hasil pengujian Regression Analysis dengan variabel mediasi antara, siklus konversi kas (SK), perputaran modal kerja (PM), struktur investasi (SI), struktur pendanaan (SP), likuiditas (LK), nilai tukar rupiah (NT), tingkat suku bunga (SB), dan inflasi (IF) terhadap kinerja perusahaan (KP) dan nilai perusahaan (NP). pada perusahaan tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2014.
Gambar 5.1
Hasil Pengujian Pengaruh Manajemen Modal Kerja