• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Swot Sku Gojek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Swot Sku Gojek"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

ANALISIS SWOT DAN STUDI KELAYAKAN USAHA

“PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK)”

Disusun oleh :

MIRA FAJRIATI

2014A/14030174043

Universitas Negeri Surabaya

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Jurusan Matematika

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kemudahan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang sekitar, diantaranya orang tua, dosen pengajar, dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca khususnya calon wirausahawan dan wirausahawan dapat memperluas ilmunya tentang “Analisis SWOT dan Studi Kelayakan Usaha” yang akan diaplikasikan pada saat berwirausaha.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengajar, saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Surabaya, 25 September 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I...1 1.1. Latar Belakang...1 1.2. Rumusan Masalah...1 1.3. Tujuan...1 1.4. Profil Perusahaan...2 BAB II...3 2.1 Analisis SWOT...3

2.2 Studi Kelayakan Usaha...4

BAB III...12

3.1. KESIMPULAN...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan pribadi sampai jasa sebagai suatu produk. (Rambat Lupiyoadi:2013). Sebenarnya banyak pakar mengemukakan mengenai apa itu jasa, seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2004) dalam Rambat Lupianto (2013) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan dan kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan dengan produk fisik atau tidak.

Banyak sekali contoh dari usaha jasa itu sendiri seperti: Jasa Reparasi, Salon, Rumah Sakit, sekolah dan juga transportasi. Dengan didukung banyaknya jumlah warga di Ibu Kota Jakarta yang membutuhkan transportasi yang murah,cepat,dan nyaman disitulah PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK) memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka usahanya. Tidak hanya Jakarta, PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK) juga mengembangkan sayapnya ke kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Malang, Surabaya dan rencananya juga akan merambah ke kota Solo.

Kemajuan yang diperoleh Go-Jek ini yang mendorong saya untuk membahas analisis SWOT dan studi kelayakan usaha pada PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK). 1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut muncul beberapa rumusan masalah yaitu : a. Bagaimana analisis SWOT dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK)?

b. Bagaimana studi kelayakan usaha yang digunakan PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK)?

1.3. Tujuan

Tujuan yang dapat diperoleh dari penulisan ini yaitu :

a. Mengetahui analisis SWOT dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK). b. Mengetahui studi kelayakan usaha dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK). 1.4. Profil Perusahaan

PT. Go-Jek Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim pada tahun 2011. Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di Indonesia. Go-Jek bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang

(5)

berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Go-Jek telah resmi beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang. Dengan perkembangannya yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis Gobal Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di Bali. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari komunitas bisnis maupun sosial.

Di situs resminya disebutkan Go-Jek memberikan layanan jasa kurir (90

minute delivery anywhere in the city), Jasa transportasi (transparent pricing, free shower cap and masker), Jasa delivery makanan (delivering your favorite food under 60 minutes in Jabodetabek) dan Jasa belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah

(shop for food, ticket, medicine, anything under RP 1.000.000. we`ll pay for it first). Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play Store maupun App store. Dalam waktu 1 bulan aplikasi ini sudah berhasil mencapai 150 ribu download, dengan rating 4,4 dari 5 bintang. Untuk pembayarannya pun memiliki 2 cara yaitu cash atau menggunakan Go-Jek Credit. Go-Jek Credit adalah metode pembayaran Go-Jek yang dibuat cashless dan dapat digunakan untuk membayar semua layanan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Analisis SWOT

1. Kekuatan (Sthrenghts)

Sebagai salah satu pelopor ojek online berbasis aplikasi, Go-Jek menawarkan berbagai macam kemudahan kepada para pengguna. Selain menyediakan jasa antar jemput penumpang, Go-Jek juga menyediakan jasa lain yang cukup membantu seperti pengantar makanan (GO-FOOD), kurir instan (GO-SEND), pengantar barang belanja (GO-MART), layanan jasa kebersihan professional (GO-CLEAN) dan lain-lain. Keunggulan-keunggulan lain yang menjadi nilai tambah dari Go-Jek adalah harga yang ditetapkan lebih bersaing, pengendara lebih banyak, aplikasi mudah digunakan dan servis yang disediakan melebihi pesaing.

2. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan dari Go-Jek ini adalah ketika pelanggan menggunakan layanan pengantar barang belanja atau makanan, kemungkinan terjadi barang atau makanan yang diterima kurang sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi ketika pengguna kurang lengkap menjelaskan barang atau makanan apa yang ingin dibeli. Kelemahan lain yang dimiliki Go-Jek adalah tidak melayani sistem booking/pre-order dan tidak terdapat komunikasi langsung antara karyawan dan manajemen sehingga keamanan pengendara dan pengguna tidak bisa secara langsung dijamin oleh manajemen.

3. Peluang (Oportunities)

Peluang yang yang dimiliki Go-Jek adalah Go-Jek dapat memperluas jangkauannya sampai ke seluruh daerah di Indonesia (khususnya kota-kota besar lainnya) karena dengan adanya Go-Jek, dapat ikut serta membantu tukang ojek lainnya dalam hal beroperasi sehingga struktur tranportasi umum di Indonesia menjadi lebih baik kedepannya. Selain itu dengan menambah layanan-layanan tambahan yang akan membuat Go-Jek dapat terus bersaing dengan ojek online berbasis aplikasi lainnya di Indonesia.

4. Ancaman (Threaths)

Ancaman utama untuk Go-Jek datang dari peraturan pemerintah yang menganggap bahwa Go-Jek sebagai bisnis abu-abu atau tidak memiliki pengaturan yang baik. Selain itu adanya kasus-kasus yang berkaitan dengan

(7)

pengendara Go-Jek, banyak ditentang oleh ojek tradisional serta kompetisi dengan ojek online berbasis aplikasi lainnya juga harus menjadi perhatian untuk Go-Jek agar dapat terus eksis di Indonesia.

2.2 Studi Kelayakan Usaha

Dalam suatu studi kelayakan usaha akan menyangkut beberapa aspek, yaitu: 1. Aspek hukum

Sempat diberitakan tentang adanya larangan bagi taksi dan ojek online beroperasi oleh Menteri Perhubungan seperti yang tertuang dalam Surat Nomor UM.302/1/21/Phb/2015. Surat ini ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, tertanggal 9 November 2015. Selain ditujukan kepada Kepolisian RI, surat ini juga ditembuskan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanaan Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, serta Gubernur, Kapolda, Korlantas, Dirjen Perhubungan Darat dan Ketua Umum DPP Organda.

Akan tetapi, kemudian Ignasius Jonan membatalkan surat tersebut dan menyatakan bahwa jasa transportasi online dan layanan sejenisnya dipersilakan untuk beroperasi sebagai solusi sampai transportasi publik dapat terpenuhi dengan layak.

Namun, jika dicermati dari isi surat ini, sebenarnya surat tersebut berisikan pemberitahuan kepada instansi-instansi yang saya sebutkan di atas bahwa taksi maupun ojek online dinilai tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum karena tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan (“PP 74/2014”).

Oleh karena itu, Menteri Perhubungan meminta segenap instansi terkait tersebut untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jadi, sifatnya adalah pemberitahuan dan imbauan.

Advokat Bimo Prasetio dalam sebuah tulisan Peran Pemerintah dalam

Mengatur Bisnis Jasa Berbasis Teknologi Aplikasi yang dimuat di laman

strategihukum.net yang dia kelola, berpendapat, model bisnis dan regulasi dalam satu industri yang akan menentukan apakah perusahaan teknologi aplikasi seperti ojek online itu harus memiliki izin khusus dari instansi terkait industri yang didukungnya atau tidak.

(8)

Sementara, pelaku usaha penghubung seperti Go-Jek menyatakan dalam situs Go-Jek (Terms of Use Pasal 1.5) dan dalam artikel Gojek Bukan Perusahaan Transportasi Umum bahwa mereka adalah “Perusahaan Teknologi” yang tidak diwajibkan untuk memiliki izin usaha transportasi yang mereka hubungkan.

Bimo juga menjelaskan bahwa selaku pelaku usaha penghubung, operator teknologi aplikasi tidak perlu memiliki izin untuk memperdagangkan barang dan jasa yang ia hubungkan melalui teknologi aplikasi. Hal ini mengingat tanggung jawab atas perdagangan barang dan jasa tersebut ada pada produsen barang dan jasa. Sebagai ilustrasi, Agoda tidak perlu memiliki izin usaha perhotelan, namun hotel yang dipesan melalui Agoda, harus memiliki izin usaha perhotelan.

Jika memang perusahaan yang menyediakan aplikasi jasa ojek online sebagai pelaku usaha penghubung seperti Go-Jek ini adalah perusahaan teknologi, maka sebetulnya ia tidak wajib memiliki izin usaha seperti perusahaan angkutan umum. Sebaliknya, jika perusahaan penyedia aplikasi itu menghendaki menjadi perusahaan angkutan umum, maka ia wajib memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam UU LLAJ dan PP Angkutan Jalan sebagaimana diwajibkan pemerintah.

Untuk saat ini, Go-Jek hanya memiliki izin domisili dari tiap kota dimana Go-Jek beroperasi.

2. Aspek ekonomi dan budaya

Ditinjau dari aspek ekonomi, Go-Jek terbukti mampu menaikkan pendapatan masyarakat Indonesia khususnya pengendara Go-Jek. Dengan dibukanya Go-Jek di kota-kota besar, Go-Jek mampu membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat di kota-kota besar dan sekitarnya. Seperti yang diulas dalam artikel 5 Fakta Go-Jek Dalam Membangun Perekonomian Indonesia pada laman cermati.com , Go-Jek memberikan pendapatan yang menggiurkan seperti menerapkan sistem bagi hasil, mendapatkan asuransi gratis, mendapatkan bonus, tidak terikat kontrak kerja dan membuka peluang investasi.

Sedangkan dari aspek budaya, Go-Jek dapat menjadi alternatif layanan jasa yang terjangkau dan mudah digunakan. Selain itu, Go-Jek dapat memudahkan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari misalkan pengiriman barang,

(9)

jasa mengantar makanan dan lain-lain sehingga masyarakat khususnya pengusaha yang memiliki segudang kesibukan dapat terbantu dengan adanya layanan jasa yang ditawarkan Go-Jek ini.

3. Aspek pasar dan pemasaran

Saat ini Go-Jek telah membanjiri jalanan di kota-kota besar. Potensi dan peluang yang besar menjadikan Go-Jek menjadi salah satu alat transportasi pilihan favorit masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang tinggi serta pendekatan segmentasi yang dilakukan sebagai berikut :

a. Segmentasi berdasarkan karakteristik konsumen

 Demografi dan Sosioekonomi

Dalam segmentasi ini Go-Jek membagi pasar menjadi beberapa kelompok yaitu segmentasi Karyawan, Masyarakat umum dan Mahasiswa juga Pelajar.

 Psikografis

Dalam segmentasi ini Go-Jek membagi pasar dalam kelompok gaya hidup masyarakat dimana tempat beroperasi Go-Jek. Menengah kebawah dan menengah ke atas.

 Geografi

Dalam hal segmentasi ini Go-Jek menentukan tempat beroperasi yaitu dipusat kota terlebih dahulu kemudian merambah ke daerah pinggiran. b. Segmentasi berdasarkan respon konsumen

 Segmentasi Manfaat

Awalnya konsumen berfikir mencari alat transportasi yang memberikan banyak kemudahan dan manfaat maka dari itu Go-Jek datang untuk menjawab itu semua bukan hanya menyediakan jasa antar jemput tetapi juga personal shopping dan kurir isntan.

 Segmentasi Pengguna

Dalam hal ini Go-Jek membagi pasar berdasarkan pengguna, dimana akan mengidentifikasi mana yang termasuk pengguna berat, menengah dan ringan.

 Respon Promosional

Go-Jek memasarkan produknya menggunakan iklan di Radio, Televisi dan untuk langkah awal akan mengadakan event saat pembukaan Go-Jek. Setelah itu akan mengidentifikasikan konsumen berdasarkan bagaimana konsumen merespon bentuk-bentuk promosi yang dilakukan Go-Jek.

(10)

Dalam hal segmentasi ini Go-Jek akan membagai konsumen dalam 2 kelompok yaitu konsumen Loyal dan kurang Loyal.

Setelah mengevaluasi berbagai macam segmen pasar yang ada, Go-Jek memutuskan melakukan pasar target dengan melakukan strategi pemasaran tanpa perbedaan yaitu mengabaikan perbedaan segmen pasar daan menawarkan satu macam produk kepada seluruh pasar, karena jasa yang ditawarkan oleh Go-Jek ini dirasa bisa di nikmati atau dipakai untuk semua kalangan.

Situasi persaingan di lingkungan industri menuntut Go-Jek untuk menciptakan suatu inovasi-inovasi baru agar tetap terus bersaing dengan pesaing bisnis lainnya. Selain itu sikap, perilaku dan kepuasan konsumen sangat perlu diperhatikan untuk menjaga kredibilitas Go-Jek.

4. Aspek teknis dan teknologi

Ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi ketika seseorang akan mendaftar di Go-Jek. Dari segi administrasi misalnya, calon pengendara harus membawa foto copy SIM, STNK dan Kartu Keluarga ke salah satu kantor Go-Jek daerah setempat. Setelah melengkapi administrasi, Go-Jek akan melakukan pengecekan kondisi fisik motor dan tes wawancara.

Kemudian setiap calon pengendara akan menjalani training, diantara nya soal penggunaan aplikasi Go-Jek Driver dalam smartphone, pelayanan pelanggan, hingga edukasi soal safety riding. Selepas itu, jika diterima, akan langsung dilakukan penandatanganan kontrak. Jaket dan helm pun akan dipinjamkan. Sedangkan untuk masker, hair cover dan handphone dapat diambil di kantor Go-Jek.

Tidak hanya mengedukasi para calon pengendara agar tertib administrasi, Go-Jek juga memberikan value terhadap para pengendara mengenai teknologi,

customer service, hingga keselamatan berkendara. Sehingga dengan adanya

kebijakan tersebut, para pengendara Go-Jek ikut berpartisipasi dalam usaha pemerintah untuk menertibkan lalu lintas.

(11)

Salah satu strategi Go-Jek yang paling ampuh adalah dengan menciptakan

brand awareness. Beberapa cara Go-Jek melakukan ini adalah dengan

memberikan atribut yang merupakan ciri khas Go-Jek. Contohnya adalah, semua driver Go-Jek diharuskan menggunakan Helm yang berstiker hijau dan jaket hijau khas Go-Jek. Dengan ini, orang-orang pun akan mengenali secara seketika jika ada driver Go-Jek yang lewat. Ini juga sekaligus merupakan marketing berjalan, karena orang-orang terus diingatkan bahwa servis Go-Jek selalu tersedia untuk digunakan. Juga, karena sering melihat, secara tidak sadar, nantinya, pada situasi-situasi tertentu, mereka akan langsung teringat akan Go-Jek dan kemudahan yang ditawarkannya.

Dari segi produk, tentunya Go-Jek sangat memudahkan para pelanggannya untuk baik memesan walaupun mengetahui perkembangan ordernya dengan menggunakan teknologi smartphone dan Location Services. Ini sangat berbeda dengan ojek tradisional dimana pelanggan harus mencari-cari ojek yang tersedia dan jika memanggil ojek, harus mengenal secara personal. Begitu juga dengan servis-servis Go-Jek lainnya seperti servis kurir, Go-Food, Go-Mart. Go-Jek sangat berhasil dalam menghubungkan pengguna (yang membutuhkan pelayanan) dan pengendara (yang bersedia melayani) tanpa proses yang rumit. Aplikasi Go-Jek pun sangat mudah digunakan dan sangat user-friendly. Selain itu, beberapa servis yang tidak diberikan oleh ojek tradisional pun diberikan oleh Go-Jek, yaitu pemberian Masker dan Shower Cap secara gratis bagi pelanggan. Untuk servis lainnya, pelanggan pun bisa langsung menelepon pengendara dan mengetahui perkembangan ordernya dan Estimated Time of Arrival ordernya dengan lebih jelas.

Selain itu, dari segi harga, strategi Go-Jek lainnya dalam menjalin hubungan yang baik dengan customernya adalah dengan memberikan sebuah sistem pengenaan tarif yang transparan. Ini sangat membantu kesediaan orang-orang untuk menggunakan servis Go-Jek karena pada ojek tradisional, orang-orang bisa merasa bahwa mereka ditipu atau tarifnya dilebih-lebihkan sesuai dengan pengendara ojek.

(12)

Dari segi promosi, Go-Jek, saat pertama kali launching di Surabaya atau kota-kota lainnya akan mengadakan promosi yaitu Rp 10.000 kemana saja. Ini sangat efektif untuk pengenalan dan proses familiarisasi orang-orang terhadap sistem Go-Jek dan kemudahan yang diberikannya. Jika orang-orang sudah mencoba menggunakan servis Go-Jek dan merasa bahwa servisnya itu memuaskan dengan harga Rp 10.000, mereka tidak akan keberatan untuk membayar tarif normalnya (lebih mahal sekitar Rp 5.000) jika sudah merasa servis Go-Jek itu memuaskan.

5. Aspek manajemen

Pengembangan produk adalah sebuah straetgi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Dalam kasus Go-Jek, pengembangan yang dilakukan adalah pada jasa atau servisnya. Go-Jek sudah sangat ahli dalam hal mengembangkan servis yang ditawarkannya. Dulunya, Go-Jek hanya menyediakan empat layanan:

a. GoRide – layanan ojek online

b. GoCourier – layanan kurir online (mengantar barang) c. GoFood – layanan pembelian makanan online

d. GoMart – layanan belanja online (diantar ke pembeli) Sekarang berkembang menjadi beberapa layanan seperti:

a. GoBusway – layanan informasi Transjakarta b. GoBox – layanan perpindahan dengan Mobil Box c. GoClean – layanan cleaning service

d. GoGlam – layanan mempercantik diri seperti salon online e. GoMassage – layanan panggilan tukang pijat.

6. Aspek keuangan

Meskipun sempat diisukan krisis keuangan pada bulan mei lalu, Go-Jek berhasil mendapatkan investor senilai 7,2 trilliun. Setelah pendanaan ini, nilai Go-Jek sebagai perusahaan menjadi USD1.3 miliar (Rp17 triliun). Go-Go-Jek berencana menggunakan uang ini untuk mengembangkan bisnis layanan mereka dan melanjutkan persaingan dengan para pesaingnya di Indonesia.

Menurut laman metrotvnews.com , bulan lalu Wall Street Journal melaporkan bahwa Go-Jek sedang berdiskusi untuk mendapatkan investasi sebesar USD400 juta (Rp5,2 triliun). Dua calon investor yang berpotensi adalah KKR dan Warburg Pincus. Saat ini, investor dari Go-Jek adalah Sequioa Capital,

(13)

DST Global, dan NSI Ventures, yang bermarkas di Singapura. Investasi ini menjadikan Go-Jek sebagai salah satu startup unicorn di Asia Tenggara

Go-Jek mengklaim bahwa mereka memiliki 200 ribu ojek di seluruh Indonesia. Pada pertengahan bulan Juli lalu, Go-Jek mengatakan bahwa mereka telah memproses 20 juta permintaan untuk ojek di bulan Juni 2016, atau sekitar 667 ribu pesanan setiap harinya. Sementara dokumen internal yang Tech Crunch lihat menunjukkan bahwa Go-Jek melayani sekitar 256 ribu pesanan per bulan April 2016. Investasi untuk Go-Jek muncul saat bisnis transportasi berbasis aplikasi di Asia Tenggara sedang memanas.

Jek memiliki kas USD104 juta per bulan Maret lalu. Terlihat juga Go-Jek menghabiskan USD73 juta selama 6 bulan terakhir. Mengingat kompetisi yang semakin ketat, investasi ini penting bagi Go-Jek jika mereka ingin terus bersaing dengan para kompetitornya.

(14)

BAB III PENUTUP 3.1. KESIMPULAN

Go-Jek adalah sebuah perusahaan yang patut dicontoh bagi pengusaha-pengusaha lainnya di Indonesia. Ide-ide seperti inilah yang menjadi sebuah bisnis yang sangat lucrative dan profitable. Selain profitable dan menguntungkan

shareholders, bisnis ini menguntungkan banyak orang yang kebutuhannya

sekarang terpenuhi.

Namun, masih banyak peluang yang bisa diambil oleh Go-Jek dan masih terdapat kelemahan-kelemahan dari sistemnya serta pelayanannya. Go-Jek tidak boleh merasa puas begitu saja karena perusahaan lain akan tetap berusaha untuk menyainginya.

Strategi-strategi yang telah diterapkan oleh Go-Jek ini sangatlah bagus dan memperlihatkan sebuah analisa yang baik sebelum pengimplementasiannya. Contoh yang paling bagus adalah promosi Rp 10.000 yang membiarkan orang-orang merasakan mudahnya dan bagus servis Go-Jek sehingga saat tarif naik sebesar Rp 5.000, mereka tidak akan keberatan untuk menggunakan servis Go-Jek yang memuaskan.

Go-Jek bisa menjadi inspirasi kita semua, terlebih lagi Go-Jek dimiliki oleh anak bangsa. Ini membuktikan bahwa, dengan analisa yang baik, maka strategi yang bagus dan ampuh bisa dihasilkan.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Lupiyoadi,Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. 2013. Jakarta : Salemba Empat

https://www.go-jek.com/ diakses pada tanggal 24 September 2016

https://www.linkedin.com/pulse/go-jek-swot-analysis-its-future-yandri-susanto diakses pada tanggal 24 September 2016

http://strategihukum.net/peran-pemerintah-dalam-mengatur-bisnis-jasa-berbasis-teknologi-aplikasi

diakses pada tanggal 25 September 2016

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt56739f735626d/apakah-perusahaan-aplikasi-ojek-harus-berizin-perusahaan-angkutan-umum

diakses pada tanggal 25 September 2016

http://www.jatim.metrotvnews.com/bisnis/GKdX54mK-Go-Jek-terancam-tak-beroperasi-di-surabaya

diakses pada tanggal 25 September 2016

https://www.cermati.com/artikel/5-fakta-gojek-dalam-membangun-perekonomian-masyarakat diakses pada tanggal 25 September 2016

http://teknologi.metrotvnews.com/news-teknologi/Obz98E9N-makin-serius-saingi-uber-dan-grab-go-jek-dapat-investasi-rp7-2-triliun

Referensi

Dokumen terkait

Kedua pengujian tersebut di atas dilakukan menggunakan bahan spesimen Baja Silindris (BS) dan Baja Pelat (BP) sesuai standar yang umum digunakan (standarJIS), Masing-

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, dengan Model Pembelajaran jigsaw. Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya kualitas program pembelajaran di Madrasah, sering kali

Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas maka implikasi dari penelitian dapat diketahui bahwa variabel-variabel bebas yaitu motivasi intrinsik dan

Nilai spiritual lain dari Oray-orayan adalah pada inti permainan, yakni ular menangkap ekornya sendiri... d ij elaskan sebelumnya, momentum ular menangkap ekornya sendiri

menggunakan teknik atau cara yang bersifat konsumtif, manfaatnya langsung diterima mustahik; dan 2 metode penyaluran tidak langsung yang merupakan suatu model yang menggunakan

Dalam perkembangannya di kota-kota clan terutama di barat banyak ditentukan tipe keluarga yang lebih kecil yang hanya terdiri dari seorang ayah atau seorang ibu bersama

Hasil pembelajaran tidak signifikan karena untuk kelas kontrol menggunakan metode ceramah serta media jam langsung sehingga untuk pemahaman peserta didik masih

Upaya meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam melalui strategi kepala sekolah dalam memotivasi minat peserta didik dalam pembelajaran PAI yang telah dilakukan di SMA