• Tidak ada hasil yang ditemukan

AFIS ORDINARIES-TUGAS CRITICAL REVIEW-AKT MULTI 3 NOV 2016.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AFIS ORDINARIES-TUGAS CRITICAL REVIEW-AKT MULTI 3 NOV 2016.pdf"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

CRITICAL REVIEW 1 CRITICAL REVIEW 1

TAFSIR KEUNTUNGAN BAGI PROFESI DOKTER DENGAN

TAFSIR KEUNTUNGAN BAGI PROFESI DOKTER DENGAN

PENDEKATAN HERMENEUTIKA

PENDEKATAN HERMENEUTIKA INTENSIONALISMEINTENSIONALISME””

Artikel ini ditulis oleh Dian Purnama Sari, Mahasiswa Akuntansi di Unika Widya Artikel ini ditulis oleh Dian Purnama Sari, Mahasiswa Akuntansi di Unika Widya Mandala Surabaya. Artikel ini dimuat dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII di Mandala Surabaya. Artikel ini dimuat dalam Simposium Nasional Akuntansi XIII di Purwokerto tahun 2010. Saya tertarik dengan artikel ini karena pembahasannya sederhana Purwokerto tahun 2010. Saya tertarik dengan artikel ini karena pembahasannya sederhana dan mudah dipahami namun tetap mengangkat fenomena akuntansi di dalamnya yaitu dan mudah dipahami namun tetap mengangkat fenomena akuntansi di dalamnya yaitu “Laba”. Artikel ini juga men

“Laba”. Artikel ini juga mengupayakan perkawinan disiplin ilmu akuntansi dengan disiplingupayakan perkawinan disiplin ilmu akuntansi dengan disiplin ilmu filsafat yakni filsafat hermeneutika. Selain itu, saya tertarik dengan artikel-artikel hasil ilmu filsafat yakni filsafat hermeneutika. Selain itu, saya tertarik dengan artikel-artikel hasil penelitian akuntansi yang menggunakan metode kualitatif karena kejenuhan saya terhadap penelitian akuntansi yang menggunakan metode kualitatif karena kejenuhan saya terhadap metode-met

metode-metode kuantitatif yang saya rode kuantitatif yang saya rasa sudah terlaluasa sudah terlalu mainstream.mainstream.

Latar Belakang

Latar Belakang PenelitianPenelitian..

Disini, peneliti berusaha untuk mengangkat tema akuntansi dengan melakukan Disini, peneliti berusaha untuk mengangkat tema akuntansi dengan melakukan pendekatan terhadap profesi-profesi lain yang dirasa kurang dalam bergelut dengan dunia pendekatan terhadap profesi-profesi lain yang dirasa kurang dalam bergelut dengan dunia akuntansi. Peneliti menggunakan profesi dokter. Profesi ini merupakan profesi mulia yang akuntansi. Peneliti menggunakan profesi dokter. Profesi ini merupakan profesi mulia yang sangat familiar dan banyak berurusan dengan masyarakat karena masyarakat sendiri sangat familiar dan banyak berurusan dengan masyarakat karena masyarakat sendiri membutuhk

membutuhkannya sebagai annya sebagai perantara dalam perantara dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan.mengatasi masalah-masalah kesehatan.

Masyarakat menilai profesi dokter

Masyarakat menilai profesi dokter tidak ada hubungannya dengan akuntansi tetapitidak ada hubungannya dengan akuntansi tetapi berkutat dengan uang. Maksudnya adalah profesi ini mendapat stigma miring dalam berkutat dengan uang. Maksudnya adalah profesi ini mendapat stigma miring dalam masyarakat bahwa berobat ke dokter pasti lah sangat mahal, karena seorang dokter dalam masyarakat bahwa berobat ke dokter pasti lah sangat mahal, karena seorang dokter dalam menyelesaikan pendidikan kuliahnya (gelar

menyelesaikan pendidikan kuliahnya (gelar S.Ked) juga S.Ked) juga tidak tanggung-tanggtidak tanggung-tanggung biayanya.ung biayanya. Masyarakat menilai bahwa dokter biasanya mengupayakan diri untuk “mengembalikan Masyarakat menilai bahwa dokter biasanya mengupayakan diri untuk “mengembalikan modal” kuliahnya di masa lampau. Maka dari itu, seorang dokter bisa saja menggunakan modal” kuliahnya di masa lampau. Maka dari itu, seorang dokter bisa saja menggunakan segala cara untuk memperoleh pasokan pendapatan, contohnya yaitu mematok biaya yang segala cara untuk memperoleh pasokan pendapatan, contohnya yaitu mematok biaya yang mahal untuk satu kali pertemuan konsultasi dengan pasien, berkisar 200 ribu hingga 400 mahal untuk satu kali pertemuan konsultasi dengan pasien, berkisar 200 ribu hingga 400 ribu rupiah.

ribu rupiah.

Tetapi, di balik semua itu, peneliti memiliki sudut pandang lain. Seorang dokter Tetapi, di balik semua itu, peneliti memiliki sudut pandang lain. Seorang dokter  juga seorang

 juga seorang manusia biasa, manusia biasa, yang dalam yang dalam kesehariannya juga kesehariannya juga membutuhmembutuhkan kan sokongan danasokongan dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak semua dokter memiliki materi yang

(2)

dokter. Mulai dari harga obat-obatan meningkat serta harga perlengkapan medis juga memunculkan pemenuhan kebutuhan dokter yang tinggi pula. Hal ini yang menurut peneliti tidak dilihat secara objektif oleh masyarakat. Pemenuhan kebutuhan ini yang sering menimbulkan pemaknaan “keuntungan” oleh masyarakat.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pemaknaan “keuntungan” dari sudut pandang profesi dokter menggunakan pendekatan Hermeneutika Intensionalisme. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi profesi dokter untuk menyadari makna keuntungan bagi profesi mereka. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk membuka mata tentang profesi dokter, di luar pandangan positif maupun negatif yang selama ini beredar di ruang masyarakat.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, sumber data berasal dari catatan hasil wawancara dengan informan, pendalaman latar belakang informan, catatan hasil pengamatan serta dokumen-dokumen yang mungkin masih terkait dengan penelitian ini. Informan merupakan orang yang bersedia untuk memberikan informasi mendalam yang diperlukan dalam penelitian ini. Menurut Sutopo (2003:117), sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah manusia yang menjadi narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara. Hal ini diamati melalui informasi mendalam yang diberikan oleh informan yang didapat secara langsung (sumber primer) yang terekam baik melalui pencatatan maupun dengan alat-alat elektronik. Untuk memperoleh data primer, peneliti berhubungan langsung dengan informannya. Tahap pertama, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur yang dilakukan seperti bincang-bincang biasa untuk mengetahui informasi yang dimiliki informan tentang apa yang ingin diketahui oleh peneliti. Wawancara tidak terstruktur, sering pula disebut wawancara mendalam, dilakukan dalam suasana tidak formal dan dengan pertanyaan yang mengarah pada kedalaman informasi. Tahap yang kedua adalah pengumpulan dokumen-dokumen terkait. Dokumen-dokumen ini penting untuk mendukung hasil penelitian. Dari hasil pengumpulan data, peneliti berusaha menganalisis data-data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan metode hermeneutika.

(3)

Metode penelitian ini akan menggunakan metode hermeneutika. Hermeneutika merupakan sebuah cabang ilmu filsafat sebagai upaya untuk menafsirkan teks agar didapatkan suatu pemahaman. Hermenutika yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hermeneutika Intensionalisme. Melalui wawancara dan teks yang menjadi acuan dalam penelitian ini, peneliti ingin berupaya menafsirkan maksud yang terkandung dalam setiap ucapan serta bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi. Penafsiran ini pada akhirnya akan memberikan sebuah pemahaman.

Hasil Penelitian

Dokter Gun : Sebuah Ketulusan dan Tanggungjawab. Dokter Gun adalah seorang dokter yang saat ini bekerja di daerah yang cukup terpencil. Dengan keberadaannya, tuntutan kehidupannya tentu tidaklah sebesar di kota-kota besar, seperti yang ada di Pulau Jawa. Dokter Gun memiliki catatan laporan keuangan yang terstruktur secara sederhana sejak beliau masih berkuliah. Catatan keuangan ini terus berlanjut sampai sekarang. Beliau juga telah diterima menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil, meskipun saat ini masih menunggu saat-saat pengangkatan. Dokter Gun memiliki pencatatan keuangan yang cukup jelas, dari segi pendapatan dan pengeluaran, mulai dari yang bernilai kecil sampai bernilai cukup besar. Sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil, pemotongan pajak memang telah dilakukan. Namun dengan ketulusannya, beliau dengan rela hati membuat NPWP (Nomor Pajak Wajib Pajak) sendiri sehingga pada tahun ini, Dokter Gun memulai pencatatan yang lebih formal. Ketulusan untuk melaporkan pajak tanpa paksaan ini tentu merupakan hal yang bagus. Selain ketaatan dalam mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, dalam hubungannya dengan pendapatan, Dokter Gun juga berkata, “ Yang penting ngak tekor. Kalau dapat kelebihan pendapatan ya saya anggap itu semua tabungan ”. Tabungan merupakan hasil dari pengurangan pendapatan terhadap biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh Dokter Gun.

Dokter Yago : Sebuah Seni dan Kepuasan Batin. Dokter Yago merupakan seorang dokter yang sekarang bekerja di salah satu kota besar di Pulau Jawa. Dokter Yago berasal dari Kota Malang, yang cukup besar. Namun, beliau juga telah menjalankan tugas negara untuk bertugas di daerah terpencil di Nusa Tenggara Timur. Di tempat yang terpencil tersebut, banyak pengalaman yang dapat diperoleh Dokter Yago. Proses pencatatan keuangan juga dimulai dari tempat terpencil ini, “ Saya memang jarang membuat

(4)

catatan keuangan saya, tapi saya cukup ingat kira-kira pendapatan dan pengeluaran saya setiap bulan. Ya sisanya buat simpanan saya ”, cerita Dokter Yago. Selepas dari tugas dari daerah terpencil, Dokter Yago bekerja di salah satu rumah sakit besar. Dalam pekerjaannya, hati nurani Dokter Yago juga sering terketuk oleh keadaan pasien-pasiennya yang kurang mampu. Pasien yang tidak mampu biasanya hanya disuruh membeli obat saja, tanpa membayar ongkos dokter. “Kasian kalau melihat orang-orang begitu, biar beli obat saja lah. Yang penting mereka sembuh. Itu sudah membuat saya puas. Dan pelayanan ini kan juga sesuai dengan perintah-Nya ”. Ternyata dalam profesi kedokteran terdapat kepuasan yang dicapai. “Lagipula, ilmu kedokteran merupakan sebuah seni. Kita harus mampu untuk berpikir kreatif dan tepat apabila terdapat pasien kritis “, cerita Dokter Yago. Dalam dunia kedokteran kecepatan memang dibutuhkan. Tetapi yang paling penting adalah ketepatan dan kemampuan sang dokter untuk memadukan ilmu kedokterannya sebagai sebuah seni yang dapat menolong  jiwa sesame manusia.

Dokter Wati : Sebuah Kejujuran dan Martabat. Informan yang terakhir adalah Dokter Wati. Dokter Wati adalah seorang yang telah cukup makan asam garam dalam kehidupannya sebagai seorang dokter. Telah 20 tahun lebih Dokter Wati menggeluti bidang kedokteran. Beliau juga sudah cukup lama bergelut dengan pajak. “ Saya punya NPWP sejak lama. Bukan karena hebohnya pajak akhir-akhir ini. Saya juga selalu mencatat semua  pendapatan saya selengkap-lengkapnnya untuk bayar pajak-nya ”, kata Dokter Wati. Dokter Wati memang sangat menghormati pembayarn pajak karena menurutnya, “ Berikan apa yang menjadi hak rajamu dan berikanlah apa yang menjadi Tuhanmu ”. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Dokter Wati untuk hidup jujur dan ikhlas pada semua aspek hidupnya. Lebih lanjut Dokter Wati juga mengatakan bahwa, “ Pengeluaran saya tiap bulan sudah saya susun sendiri-sendiri. Mulai dari kebutuhan pribadi saya sampai pada kebutuhan orang lain. Semua sudah dalam anggaran tiap bulannya . Tabungan sudah termasuk di dalam pengeluaran saya. Semua sudah ada posnya masing-masing dan sudah ngak ada sisanya ”. Dalam kehidupannya, Dokter Wati juga berusaha untuk tetap memperhatikan orang lain. “ Pernah ada kok orang yang sakit bayarnya ya pakai pisang atau kadang hasil kebunnya. Ditolak untuk diberi gratis juga terkadang ngak mau. Ya saya terima aja. Obatnya ikut gratis jadinya ”, cerita Dokter Wati. Selain itu, karena kehidupannya yang berada di salah satu kabupaten di Pulau Jawa yang tidak terlalu besar, peran seorang dokter masih sangat diperlukan oleh masyarakat sekitar. Selain itu, penghormatan dari warga sekitar juga masih dirasakan. Masyarakat di daerah tertinggal

(5)

masih sangat segan terhadap seorang dokter. Hal ini membawa sebuah “keuntungan” tersendiri dari seorang dokter, di mana martabat seorang dokter masih dijunjung tinggi.

Kesimpulan

Dokter Gun, yang memiliki catatan keuangan seluruh pendapatan dan pengeluarannya, menilai kelebihan dari seluruh pendapatannya sebagai tabungan. Tabungan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tidak hanya di daerah terpencil tetapi juga di Pulau Jawa. Menurut Dokter Yago, kelebihan pendapatannya akan dianggap sebagai simpanan. Simpanan ini yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di saat dibutuhkan. Sedangkan, Dokter Wati juga menganggarkan tabungan sebagai salah satu “pengeluaran” dalam catatan keuangannya. Seluruh pos -pos biaya dalam kehidupannya telah dianggarkan, termasuk di dalamnya tabungan tersebut. Dari ketiga kisah tersebut, dapat ditangkap bahwa setiap informan menganggap sisa pendapatan dari pengeluaran mereka adalah sebagai tabungan. Tabungan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup mereka ataupun untuk kebutuhan tiba-tiba di masa darurat.

Namun, makna “keuntungan”tersebut tidak berhenti sampai di situ. Ketiga dokter di atas memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Dokter Wati merupakan individu yang taat terhadap segala bentuk pengeluaran “wajib”. Hal ini ternyata terkait dalam pernyataann ya, “Berikan apa yang menjadi hak rajamu dan berikanlah apa yang menjadi Tuhanmu ”. Keyakinan Dokter Wati untuk bertindak sejujur-jujurnya dilandasi oleh komitmennya dalam menjalankan apa yng dipercayainya. Hal ini menunjukkan adanya sebuah “keuntungan” dar i segi spiritual untuk mengembalikan apa yang seharusnya memang menjadi milik Tuhan.

“Keuntungan” kepuasan batin menjadi salah satu jenis keuntungan yang berhasil ditemukan. Dalam potongan penyataan Dokter Yago, “ Kasian kalau melihat orang-orang begitu, biar beli obat saja lah. Yang penting mereka sembuh. Itu sudah membuat saya puas ”. Kepuasan batin melihat pasien yang dirawatnya menjadi sembuh merupakan sebuah “keuntungan” yang penting bagi seorang dokter. Hal ini menunjukkan adanya kecintaan terhadap profesi dan juga terhadap pasien yang dirawatnya.

“Keuntungan” yang terakhir adalah “keuntungan” martabat. Martabat seorang dokter tetap disegani di masyarakat kita. Terutama di daerah-daerah terpencil, ataupun daerah-daerah yang sedikit tertinggal, figur seorang dokter tetap menjadi sorotan dari

(6)

masyarakat dan menunjukkan sebuah kebanggaan tersendiri. Setiap informan memiliki ceritanya sendiri-sendiri dalam makna “keuntungan”.

Makna “keuntungan” yang terdapat dalam setiap kehidupan informan digali dan ditafsirkan sehingga menemukan titik terang. “Keuntungan” di mata profesi kedokteran muncul dalam empat makna. “Keuntungan” dalam bentuk tabungan dalam kaitannya dengan pemenuhan materi, “Keuntungan” spiritual dalam selalu menolong orang lain maupun mengembalikannya kepada Tuhan. “Keuntungan” ketiga adalah “keuntungan” martabat yang disegani oleh masyarakat. “Keuntungan” keempat adalah “keuntungan” kepuasan batin apabila pasien yang dirawatnya dapat sembuh.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kelebihan penelitian ini adalah kita dapat melihat fenomena akuntansi dengan menggunakan perspektif filsafat hermeneutika. Selain itu, peneliti memperoleh gambaran bahwa penelitian akuntansi tidak hanya berkutat pada masalah teknis, statistik, dan analisis data kuantitatif. Penelitian ini juga memperkaya khasanah ilmu akuntansi sehingga kita dapat memperoleh inspirasi untuk melakukan kajian-kajian akuntansi dengan melakukan pendekatan ke masyarakat secara interpretif.

Kelemahan dari penelitian ini adalah bersifat subyektif dan tidak bisa digeneralisasikan. Subyektif, artinya pemaknaan keuntungan profesi dokter berasal dari pandangan peneliti pribadi, yang bisa jadi diartikan lain oleh pembaca atau peneliti lain yang merujuk artikel ini. Tidak bisa digeneralisasikan artinya empat makna keuntungan yang ditemukan dalam artikel ini bisa jadi tidak sama atau sama sekali berbeda jika makna keuntungan tersebut diaplikasikan untuk meneliti profesi-profesi lain.

Perbandingan dengan Artikel Lain.

Penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009) yang berjudul “Tafsir Hermeneutika Intensionalisme atas “Laba” Yayasan Pendidikan”. Penelitian ini mengungkapkan pemaknaan “laba” dari sudut pandang yang berbeda, yaitu sebuah yayasan pendidikan. Seharusnya, sebuah yayasan sebagai perusahaan nirlaba, tidak memiliki “laba” dalam laporan keuangannya. Namun, dalam penelitian ini ditemukan adanya sebuah sekolah dalam naungan sebuah yayasan menuliskan “laba” dalam laporan keuangannya. Dengan menggunakan metode Hermeneutika

(7)

Intensionalisme, penelitian ini menemukan 3 makna “laba” di dalam yayasan tersebut, yaitu “laba” materi, “laba” sosial dan “ laba” kenangan.

Saran

Penelitian ini sebaiknya tidak hanya mencakup profesi dokter saja, tetapi bisa dilakukan terhadap profesi lain yang berhubungan dengan kesehatan, dan ada kaitannya dengan dokter, seperti perawat, bidan, ahli gizi, dan lain sebagainya, untuk memperluas makna keuntungan profesi-profesi tersebut dalam melakukan pekerjaan di bidang kesehatan.

Kesimpulan Critical Review.

Critical Review ini bertujuan untuk membahas penelitian yang dilakukan oleh Dian Purnama Sari mengenai tafsir hermeneutika nya yang kedua kali. Disini, saya berkesimpulan bahwa kedua penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memiliki makna keuntungan yang berbeda disebabkan oleh subjek penelitian yang berbeda: profesi dokter dan lembaga Yayasan pendidikan. Namun, penelitian ini bersifat mudah dan bisa dipahami oleh siapapun yang membacanya karena pembawaannya yang luwes dan pendekatannya bersifat secara langsung membahas hal-hal yang sangat berkaitan dengan masyarakat. Disini pula, saya menemukan ilmu baru berupa tafsir hermeneutika intensionalisme yang ternyata bisa diaplikasikan dalam bidang ilmu akuntansi sehingga dapat meminimalisir stigma bahwa akuntansi hanya bersifat praktis dan hanya dapat diterapkan di perusahaan-perusahaan besar.

(8)

CRITICAL REVIEW 2

EGOISM, JUSTICE, RIGHTS, AND UTILITARIANISM: STUDENT

VIEWS OF CLASSIC ETHICAL POSITIONS IN BUSINESS

Artikel ini ditulis oleh Dan Baugher dan Ellen Weisbord. Mereka berdua merupakan mahasiswa Pace University, New York. Artikel ini dimuat dalam Journal of Academic and Business Ethics. Saya tertarik dengan artikel ini karena menggunakan alat analisis yang mudah yaitu uji beda dan one way ANOVA. Selain itu, artikel ini membahas mengenai pandangan etika yang diterapkan di negara Amerika Serikat dalam sudut pandang mahasiswa jurusan bisnis menggunakan kategori konsekuensi sosial dan aturan sosial sehingga dapat dijadikan tambahan pengetahuan di bidang etika bisnis dan profesi.

Latar Belakang Penelitian.

Amerika memiliki tradisi panjang dalam menciptakan kekayaan dengan mengorbankan berbagai pemangku kepentingan. Selama lebih dari satu dekade, namun, masyarakat telah menunjukkan sensitivitas yang meningkat dengan ditunjukkannya perilaku yang tidak etis disebabkan karena mengejar uang dan kekuasaan dengan rakus. Perilaku tidak etis (dan sering ilegal) dari manajer merupakan masalah yang kemungkinan akan muncul di mata publik untuk beberapa waktu. Bersamaan dengan itu, ajaran etika telah memasuki sekolah bisnis AS. Memang, integrasi etika dalam program diperlukan untuk sekolah terakreditasi bisnis oleh AACSB. Namun editor jurnal banyak menganggap penelitian pada topik tidak memadai dan panggilan untuk itu harus diambil lebih serius oleh para peneliti (Donaldson, 2003). Terjunnya keihklasan pada pihak manajer dan perusahaan mereka meningkatkan kebutuhan untuk mengembangkan model alternatif perilaku etis. Pemahaman yang lebih baik dari pemikiran mahasiswa bisnis lebih penting daripada sebelumnya karena siswa ini pada akhirnya akan mengelola bisnis di bawah pengawasan yang semakin ketat dari masyarakat dan pemerintah.

Ada dua kategori besar etika normatif. Kategori pertama meliputi tampilan yang mengungkapkan keprihatinan atas konsekuensi yang diharapkan dari suatu tindakan. Ini kadang-kadang disebut sebagai teleologi atau "dari ujung." Kategori kedua mencakup tampilan yang mengungkapkan kepedulian terhadap kebutuhan untuk mengikuti aturan tertentu, sering disebut sebagai deontologi atau "kebutuhan. Teleologi sering disebut

(9)

sebagai posisi konsekuensi moral, di mana perilaku moral berarti mencapai konsekuensi etis tanpa keprihatinan atas proses dimana konsekuensinya dicapai. perilaku yang benar di teleologi didefinisikan sebagai sesuatu yang mempromosikan konsekuensi terbaik atau diidentifikasi baik.

Hipotesis

Upaya perusahaan untuk mencapai tujuan jangka pendek yang mungkin memiliki dampak negatif pada karyawan atau konstituen lainnya semakin disukai. Inisiatif yang mungkin memiliki manfaat jangka panjang namun memiliki dampak jangka pendek atau  jangka panjang negatif, seperti pembangunan jalan baru, juga menghadapi perlawanan.

Dengan demikian, kita diharapkan siswa akan lebih sering mendukung kategori aturan-aturan sosial etik dari kategori konsekuensi sosial. Selain itu, kepentingan masyarakat dan publisitas di media tentang masalah lingkungan dan lainnya pelanggaran oleh bisnis dan pemerintah telah meningkat terus selama dekade terakhir. Dengan demikian, kami juga berpikir mungkin bahwa siswa dinilai dalam beberapa tahun kemudian akan menunjukkan dukungan yang lebih besar dari aturan-aturan sosial lebih konsekuensi sosial dari siswa dinilai dalam tahun sebelumnya.

Hipotesis yang dihasilkan dari atas adalah:

H1: Rata-rata dukungan untuk aturan kategorisasi sosial akan lebih besar daripada konsekuensi kategorisasi sosial.

H2: Perbedaan antara dukungan rata-rata untuk aturan kategorisasi sosial dan sosial konsekuensi kategorisasi akan berinteraksi dengan tahun di mana siswa dinilai, dengan siswa semakin lebih mungkin untuk mendukung aturan-aturan sosial di tahun kemudian.

PESERTA

Peserta dalam penelitian ini adalah 273 mahasiswa di kelas pengantar manajemen di sebuah universitas besar di New York City. Data dikumpulkan dari mahasiswa yang mengambil kelas yang dibutuhkan ini selama empat tahun akademik yang berbeda: 1990, 1995, 2005, dan 2006. Siswa umumnya di semester kedua tahun kedua mereka. Usia rata-rata adalah 20,1 tahun dengan rasio jenis kelamin untuk pria dan wanita dari 44 persen dan 56 persen, masing-masing. Semua siswa mengikuti jurusan di bidang bisnis meskipun  jurusan bisa bervariasi.

(10)

DESAIN DAN PROSEDUR

Siswa di delapan kelas pengantar manajemen diberi pernyataan laporan diri dan diminta untuk menyelesaikannya selama empat tahun akademik. Jumlah siswa menyelesaikan pernyataan untuk tahun 1990, 1995, 2005 dan 2006 adalah 55, 51, 79, dan 88, masing-masing. pernyataan terdiri dari 10 item terkait dengan dua posisi. Skala penilaian tidak setuju-setuju ditampilkan di bawah. Itu enam jangkar tanpa titik netral.

Tidak setuju atau setuju

1 --- 2 --- 3 --- <> --- 4 ---- --- 5 --- 6 1 = Benar-benar tidak setuju

2= Kebanyakan tidak setuju 3= Sedikit tidak setuju 4= Sedikit setuju

5= Kebanyakan setuju 6= Benar-benar setuju

Lima item yang dikembangkan untuk kategori aturan-aturan sosial. Dua item berasal dari posisi keadilan dan tiga item berasal dari posisi hak. Lima item yang dikembangkan untuk kategori konsekuensi sosial. Salah satu item berasal dari utilitarianisme dan empat item berasal dari egoisme. Siswa diberi 20 menit untuk menyelesaikan pernyataan selama kelas manajemen pengantar sebelum diskusi etika bisnis berlangsung. tingkat partisipasi yang tinggi dengan sekitar 95 persen menyelesaikan pernyataan. Item yang terdiri dari timbangan ditunjukkan pada Tabel. Sedangkan item yang ditampilkan dalam urutan dalam tabel ini, mereka disajikan secara acak dalam pernyataan.

# Kategori Filsafat Item Description

1 Konsekuensi

Sosial

Utilitarianis m

Kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar adalah satu-satunya ukuran yang tepat dari benar dan salah.

2 Egoism Penderitaan dan dislokasi sosial adalah harga

untuk sebuah kemajuan.

3 Egoism Apa yang saya minati adalah baik bagi

(11)

4 Egoism moralitas alami bukan untuk kebaikan orang

lain; kepentingan harus membimbing kita.

5 Egoism kemajuan sosial adalah efek yang tidak

diinginkan dari mengejar kepentingan diri ekonomi

# Kategori Filsafat Item Description

1 Social Rules Keadilan Keadilan disajikan saat beban dan manfaat dalam

masyarakat didistribusikan sesuai dengan prinsip bahwa orang-orang bebas dan rasional akan menerima sebagai konsisten dengan kepentingan mereka sendiri tanpa terlebih dahulu mengetahui tentang apa manfaat dan beban mereka benar-benar akan menerima dalam proses distribusi.

2 Keadilan Kunci untuk etika adalah keadilan.

3 Hak Pekerja memiliki hak tertentu yang harus

dihormati.

4 Hak Menghormati hak dan hak adalah kunci untuk

etika.

5 Hak Menghormati hak dan hak adalah kunci untuk

etika.

Pengingkaran hak-hak dasar setiap orang untuk otonomi, privasi, dan martabat tidak etis.

HASIL

Skor sikap pada dua posisi dihitung dengan menjumlahkan peringkat ditugaskan untuk masing-masing dari lima item. Skor berkisar 5-30 untuk setiap kategori. Alpha, sebagai ukuran konsistensi internal, dihitung untuk setiap ukuran. Untuk konsekuensi sosial, alpha adalah 0,60. Untuk aturan sosial, alpha adalah 0,70. Mean dan deviasi standar untuk respon siswa untuk setiap item dan untuk dua skor total ditunjukkan pada Tabel.

#  Category Philosophy Mean S.D.

Social 16.11 4.31 1 Utilitarianism 3.48 1.38 2 Egoism 3.30 1.53 3 Egoism 2.75 1.36 4 Egoism 2.92 1.37

(12)

5 Egoism 3.66 1.24 Aturan 21.50 4.61 1  Justice/Keadilan 3.52 1.38 2  Justice 4.11 1.41 3 Rights/Hak 5.32 1.23 4 Rights 3.99 1.38 5 Rights 4.57 1.50

Respon siswa untuk dua kategori etis dibandingkan menggunakan dipadankan t-test. Rata-rata dukungan dari posisi konsekuensi sosial adalah 16,11 sedangkan dukungan berarti dari kategori aturan-aturan sosial adalah 21.50. T yang dihasilkan dari perbandingan itu 12.12 menunjukkan bahwa perbedaan 5,3 poin bermakna secara statistik (p <0,001). Sebuah korelasi negatif yang signifikan dari -.36 juga ditemukan antara dua nilai (p <0,001). 0,001 yaitu nilai signifikansi pada SPSS.

Sebuah tindakan berulang ANOVA digunakan untuk membandingkan perbedaan antara dua nilai selama empat periode waktu: 1990, 1995, 2005, dan 2006. Perbedaan ini membalikkan di 1990 dibandingkan dengan periode waktu kemudian.

Untuk tahun 1990, rata-rata pengesahan oleh mahasiswa dari konsekuensi sosial dan kategori aturan-aturan sosial  adalah 20,44 dan 16,16, masing-masing. Sebaliknya, rata-rata pengesahan oleh mahasiswa dari konsekuensi sosial dan kategori aturan-aturan sosial adalah 15,82 dan 23,65 untuk tahun 1999, masing-masing, 14,49 dan 22,55. untuk tahun 2005, masing-masing, dan 15,08 dan 23,37 untuk tahun 2006, masing-masing. Sementara aturan-aturan sosial yang didukung lebih, rata-rata, dibandingkan konsekuensi sosial di tahun kemudian, perbedaan antara sepasang skor di setiap tahun tidak berbeda secara signifikan.

Cara one way-ANOVA menggunakan perbedaan antara dua nilai sebagai variabel dan tahun sebagai faktor selama tiga tahun ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk perbedaan antara dua nilai yang diperoleh dalam setiap tahun (F = 0,129, df = 2 , p> 0,05).

(13)

KESIMPULAN

Penelitian ini menjawab hipotesis bahwa siswa akan setuju lebih kuat dengan aturan-aturan sosial perspektif etika dibandingkan dengan perspektif konsekuensi sosial. Siswa lebih peduli atas aturan rasional berdasarkan mendukung keadilan dan hak-hak dari atas konsekuensi yang berpotensi etis dari tindakan. Rata-rata, siswa tidak percaya bahwa konsekuensi harus didahulukan daripada aturan rasional. korelasi negatif ditemukan antara dua nilai menunjukkan bahwa dukungan yang lebih tinggi dari satu kategori filosofis disertai dengan dukungan yang lebih rendah dari yang lain.

Dalam hipotesis dua, penulis mengemukakan bahwa perbedaan antara dukungan dari konsekuensi sosial dan aturan-aturan sosial akan meningkat seiring waktu. Hipotesis dua didukung dalam arti bahwa hasil ditemukan pada tahun 1990 adalah kebalikan dari hasil ditemukan pada tahun 1999, 2005, dan 2006. Pada tahun 1990, siswa didukung konsekuensi sosial lebih aturan-aturan sosial. Hipotesis pertama tidak akan didukung telah ini menjadi kasus untuk seluruh periode waktu. Hipotesis bahwa aturan-aturan sosial akan didukung lebih sering daripada aturan-aturan sosial itu tidak benar untuk tahun 1990. Namun, itu berlaku untuk tahun 1999, 2005, dan 2006. Hal ini memungkinkan hipotesis yang didukung dan juga mendukung interaksi mengemukakan dalam hipotesis dua.

Hal ini secara intuitif menarik untuk menetapkan setidaknya beberapa penyebab untuk banyak peristiwa yang telah memburuk opini publik dari kedua bisnis dan pemerintah. Ketidakadilan yang telah dihasilkan dari proses dimana tujuan sering dicapai mungkin peka orang-orang muda, mengurangi kepercayaan mereka dalam etika berorientasi pada hasil. Studi ini telah mendukung posisi bahwa ada penekanan peningkatan pada aturan rasional yang melibatkan keadilan dan hak. Penyelidikan lebih lanjut ke dalam faktor penyebab mendorong perubahan pandangan layak mengejar.

Kelebihan dan Kelemahan Penelitian

Kelebihan penelitian ini yaitu dapat mengangkat fenomena sosial berupa konsekuensi sosial dan aturan sosial dimana hal seperti ini jarang terpikirkan oleh kami selaku mahasiswa akuntansi yang kurang mendalami bidang etika bisnis sehingga dapat dijadikan referensi tambahan. Namun penelitian ini memiliki kelemahan yaitu objek penelitian ini hanya berkisar pada mahasiswa saja, bukan dari perspektif masyarakat sekitar

(14)

dan lingkungan pengusaha yang biasanya mengesampingkan aturan-aturan sosial dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari.

Saran

Untuk penelitian selanjutnya, bisa ditambahkan objek penelitian yang bersumber dari masyarakat sekitar, pengusaha, dan para profesional yang mendalami pekerjaan tertentu.

Kesimpulan Critical Review.

Secara garis besar artikel ini melakukan uji beda terhadap dua kriteria, yaitu kriteria konsekuensi sosial yang terdiri dari utilitarianisme dan egoisme, dan kriteria aturan sosial yang terdiri dari keadilan dan hak. Penelitian ini selanjutnya dibuatkan kuisioner dan dibagikan kepada 273 mahasiswa kelas pengantar manajemen di sebuah universitas besar di kota New York. Data dikumpulkan dari tahun angkatan akademik yang berbeda yaitu 1990, 1995, 2005 dan 2006. Rasio jenis kelamin 44% pria dan 56% wanita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tahun 1995, 2005 dan 2006 lebih memilih aturan sosial, sedangkan untuk mahasiswa tahun 1990 lebih memilih konsekuensi sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh data yang terkumpul akan dikupas pada pembahasan sekaligus menjawab pertanyaan penelitian tentang penggunaan prinsip-prinsip Islam dalam mendidik lanjut usia

Sedangkan kelompok perlakuan ekstrak daun pegagan yang menunjukkan perubahan rata-rata derajat kerusakan hepar terendah adalah.. kelompok K6, yaitu kelompok yang

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Induksi Pematangan Gonad

Kebijakan pertanahan terkait dengan pembatasan hak milik atas tanah bagi WNI keturunan Tionghoa, secara historis bermula ketika pada tahun 1975 tepatnya pada tanggal 5

kemudian klik Simpan ID Pemesanan (kosong) File diisi (kosong) Sistem akan menolak akses untuk proses pembayaran dan tampil ke halaman pembayaran untuk field ID

Perlakuan pupuk kandang sapi mampu meningkatkan jumlah cabang, jumlah daun, diameter batang, jumlah bunga, jumlah bintil akar, dan luas daun per pot tanaman kacang pinto

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 9 Tahun 2018 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara dan Penetapan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati