• Tidak ada hasil yang ditemukan

CARA BELAJAR YANG PALING PRAKTIS DAN EFEKTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CARA BELAJAR YANG PALING PRAKTIS DAN EFEKTIF"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

CARA BELAJAR YANG PALING PRAKTIS DAN EFEKTIF

Oleh :

Dra. Rosma Nababan, M.Si

Dosen Tetap FKIP Universitas Darma Agung Medan

ABSTRACT

Studying is a process to change that relatively permanent on knowledge, capability, skill, and behavior, that happened as a result from trying by design and controlling and uncontrolling experience.

Learning is the process by which relatively enduring change in behavior occurs as a result of contolled and uncontrolled experience, and also considered as the acquisition of skills, knowledge, ability and attitude which influence the description and diagnose of events and people.

Practically and effectively way to study is how to make ourselves enjoying the time of studying. Review the lesson and chose the right time and take a little time to the read your book but continuosly.

▸ Baca selengkapnya: cara yang paling efektif untuk melakukan pemeriksaan terhadap keretakannya adalah :

(2)

A. Pendahuluan

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu.

Untuk bisa pandai pastinya harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara belajar yang baik efektif dan tepat untuk siswa/mahasiswa. Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal. Setiap orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang tepat untuk belajar. Apakah memilih pagi, sore atau malam hari. Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara belajar yang baik dilakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari.

Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa disesuaikan dengan

mood dan toleransi tubuh kita. tidak

harus setiap malam. Kalu kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib.

Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama, yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir belajar hingga larut malam karena

biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.

Belajar sebetulnya mempunyai arti luas namun kita katakana belajar itu sendiri sebetulnya adalah penembahan pengetahuan. Sesuatu yang belum kita ketahui kemudian kita ketahui setelah melewati proses yang disebut belajar. Belajar disini yang dimaksud bukan belajar dalam lingkup akademik di sekolah tetapi belajar dalam pengalaman hidup, apa yang harus kita timba dari peristiwa-peristiwa yang kita hadapi, apa yang Tuhan ajarkan yang mesti kita lihat dan kita terima. Kalau kita bisa mengembangkan sikap bersedia belajar dalam hidup ini kita akan bisa mengarungi kehidupan ini dengan lebih baik. Dibandingkan dengan orang yang tidak besedia belajar dalam hidup ini karena menganggap yang dia ketahui sudah paling benar dan tidak ada lagi tempat buat dia bertumbuh atau belajar dengan orang lain.

B. Tujuan Penulisan

Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara, tips, dan trik belajar yang paling praktis dan efektif.

(3)

C. Uraian Teoritis

Pokok-Pokok Pemikiran 1. Defenisi ‘belajar’

1. Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu;

2. Berlatih;

3. Berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman; ajar, pengajar, mempelajari, berpelajaran, pelajar, ajaran, keterpelajaran, terpelajar, mengajar, pemelajaran, pembelajaran, pembelajar, membelajarkan, belajar, mengajari, mengajarkan, pelajaran, pengajaran.

Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat mendapatkan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya. Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi, belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut

ilmu.Proses belajar adalah mengalami, berbuat mereaksi dan melampaui (under going).

Disengaja, bahwa proses belajar timbul karena ada suatu niatan.

Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.

Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh. Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah mengambil sikap yang positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang diajarkan. Karena suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka ikuti. Ada dua sifat dalam belajar yang perlu kita ketahui yaitu :

1. Belajar itu mengisi rasa ingin tahu kita. Kita adalah makhluk rasional dan sebagai makhluk rasional ingin tahu hal-hal yang belum kita ketahui. Belajar dalam pengetahuan ini memang memenuhi keingintahuan kita itu dan

(4)

belajar dalam hal ini sesuai dengan kodrat kita, sesuai dengan sifat kita. 2. Belajar itu sebetulnya menuntut perubahan pada diri kita maka dikatakan bahwa belajar belum terjadi jika perubahan belum terjadi. Dengan kata lain tujuan belajar adalah perubahan baik itu perubahan dalam pemikiran kita, perasaan kita atau dalam hal perilaku.

Ada beberapa hal yang memudahkan terjadinya proses belajar dalam pengertian kita berani terbuka adalah : 1. Lingkungan di mana kita belajar mesti kondusif, dalam pengertian lingkungan itu mengembalikan tanggung jawab belajar pada si individu. Kita perlu menciptakan situasi yang bebas sehingga orang bisa merdeka untuk berpikir dan untuk bertanya.

2. Dalam diri kita sendiri harus ada kesadaran bahwa kita perlu dan harus berubah. Kalau kitanya sudah mempunyai sikap saya tak perlu dan saya nggak usah berubah atau belajar, tidak mungkin kita belajar maka dapat dikatakan bahwa orang yang belajar adalah orang yang rendah hati.

3. Belajar adalah kebutuhan, kalau memang kita mempunyai kebutuhan untuk hal tersebut kita lebih terbuka

untuk mempelajarinya kalau kita nggak merasakan kebutuhan itu kita nggak terbuka untuk belajar.

4. Adanya inspirasi. Untuk kita berubah kita mesti melihat yang mendidk kita atau yang mengajar kita itu yang telah memberikan contoh hidup. Nah contoh hidup yang langsung itu bisa menjadi inspirasi buat kita. Contoh mendiang Ibu Theresa tidak akan sukses pergi ke mana-mana untuk mengajak orang-orang terlibat pelayanan terhadap kaum papa dan kaum miskin di India, kalau dianya sendiri kita terlibat di situ. Jadi diperlukan contoh, contoh di mana orang itu bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya, inspirasi seperti itulah yang akan membakar orang untuk bertindak sesuai dengan si pengajar. Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu ?

(5)

Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :

 Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.  Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan”.

 Crow dan Crow (1958) : “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap baru”.

 Hilgard (1962) : belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul-perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”.

 Di Vesta dan Thompson (19970) : “belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman”.

 Gage dan Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman”.

Dari beberapa pengertian belajar tersebut di atas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu : 1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuaannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.

(6)

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi penembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap, dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.

3. Perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh : seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya

dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.

4. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normative dan menunjukkan kearah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam proses Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.

5. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut

(7)

aktif melakukan kegiatan membaca dan megkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.

6. Perubahan yang bersifat permanen.

Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut.

7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam jangka panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan

jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8. Perubahan perilaku secra keseluruhan.

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.

Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :

1. Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan. Misalnya pemberian

(8)

nama-nama terhadap suatu benda, defenisi, dan sebagainya.

2. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination)., memehami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3. Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara-cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada proses pemikiran.

4. Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan

vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

5. Kecakapan motorik; yaitu hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.

Sementara itu, Moh. Surya (1997) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :

1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan bahasa secara baik dan benar.

2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan member arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai pengertian yang benar.

(9)

4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan menggunakan daya ingat.

5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa” (why).

6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan. 7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).

8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu).

9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya. Sedangkan menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif, dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya.

2. Defenisi ‘praktis’

1. berdasarkan praktik; 2. Mudah dan senang memakainya (menjalankan dsb);

Keperaktisan perihal (yang bersifat, berciri) praktis : untuk ~ dan efesiensi Pemakaian, buku dua jilid ini disatukan; seperaktis-paktisnya adv semudah- mudahnya; seefisien-efisi.

3. Defenisi efektif

Keefektifan adalah : 1. Keadaan berpengaruh; hal berkesan; 2. Kemanjuran; kemujaraban (tt obat); 3. Keberhasilan (tt usaha, tindakan); kemangkusan; 4. Hal mulai berlakunya (tt undang-undang, peraturan).

Efektif dan Efisiensi

Seringkali kita berbicara mengenai dua kata yang sering dibicarakan secara bersamaan. Kata efektif dan efisien. Dimana ada kata efektif pasti juga ada kata efisien. Tapi, apakah kita tahu makna dari masing-masing dari kedua kata tersebut. Misalnya dalam kalimat, dengan penerapan teknologi tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas atau dengan penggunaan secara efektif dan efisien dapat mengurangi pemborosan energy. Efektif dan efisien tersebut menjadi kata yang tidak terpisahkan.

Efektif

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata efektif berarti ada efeknya

(10)

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya); manjur atau mujarab (tt obat); dapat membawa hasil; berhasil guna (tt usaha, tindakan); mulai berlaku (tt undang-undang, peraturan). Sedangkan defenisi dari kata efektif yaitu suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Misalnya jika suatu pekerjaan dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adlah benar atau efektif.

Efisien

Sedangkan arti kata efesien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan defenisi dari efisien yaitu penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum.

Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima. Misalnya suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan cara A dan cara B. untuk cara A dapat dikerjakan selama 1 jam sedangkan cara B dikerjakan dengan waktu 3 jam. Dengan begitu dengan cara A (cara yang benar) baru bisa dikatakan cara yang efisien bila dibandingkan dengan cara B.

Itulah perbedaan dari kata efektif dan efisien. Efisien lebih kearah melakukan sesuatu dengan benar (do tehe right thing). Jika kita melakukan sesuatu sebaiknya secara efektif dan efisien. Do the right thing right atau melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar. Jika ada yang bertanya?? Lebih bagus mana, efisien atau efektif? Mungkin saya lebih memilih yang efektif. Karena efisien yang dilakukan belum tentu efektif. Bagaimana menurut anda??

(11)

D. pembahasan Cara Belajar Efektif

Cara belajar efektif bisa disebut dengan cara belajar yang bermakna atau berkesan. Atau cara yang ampuh untuk belajar memahami sesuatu atau pelajaran dengan mudah dan cepat menggunakan cara-cara yang paling efektif dan efisien. Cara belajar efektif ini biasa dilakukan dengan belajar mengenal diri kita sendiri terlebih dahulu. Belajar mengenal sikap dan sifat-sifat kita masing-masing. Belajar mengenal kebiasaan kita. Dan yang paling utama adalah kita siap belajar menetahui keinginan kita. Karena dengan keinginan yang kuat, kita bisa menjadi sangat focus untuk melakukan sesuatu.

Jadi inti dari cara belajar efektif adalah fokus. Yaitu fokus terhadap pelajaran yang sedang dipelajari dengan cara cepat yang efektif. Belajar fokus itu berarti sangat serius, berusaha dengan keras dan berkonsentrasi untuk segera memahami.

Fokus adalah inti dari cara belajar efektif.

Seseorang bisa menjadi sangat fokus jika sesuatu yang ia pelajari itu ia sukai, dan menyenangkan baginya. Terlebih

jika memang cara fokusnya untuk hal-hal yang mereka inginkan. Secara otomatis, maka ia akan bisa menjadi sangat fokus.

Satu contoh tentang cara untuk fokus adalah seperti berikut: jika anda perhatikan, atau mungkin anda sendiri pernah mengalaminya. Yaitu ketika seorang lelaki berusaha mendapatkan cinta dari seorang wanita yang sangat dicintainya denagn sepenuh hati. Biasanya lelaki tersebut akan sangat fokus, dan berusaha keras supaya cepat mendapatkannya.

Dalam hal cara belajar efektif, kita sebaiknya meniru contoh diatas. Yaitu dengan senang hati menyukai suatu pelajaran, ditambah fokus. Dan berusaha dengan keras memahami pelajaran atau ilmu pengetahuan itu dengan cara yang paling tepat. Ini adalah cara yang paling efektif.

Keinginan Untuk Menjadi Cerdas Ada beberapa kutipan tentang keinginan, diantaranya seperti berikut:  Jika anda menginginkan sebuah benda, kemudian anda fokus dan tekun melakukan cara-cara efektif yang mengarah kepada pencapaian benda itu, maka Insya Allah anda akan mendapatkan benda tersebut.

(12)

 Dan jika anda menginginkan diri anda menjadi cerdas. Kemudian anda fokus dan tekun melakukan cara-cara efektif yang menuju kepada kecerdasan, maka Insya Allah anda akan menjadi cerdas.

semakin besar keinginan kita, maka kemungkinan besar kita akan menjadi lebih kreatif untuk menemukan cara-cara yang paling efektif untuk mendapatkannya.

Fokus dan keinginan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan adalah faktor yang sangat kuat dalam hal cara belajar yang efektif dan efisien. Anda mungkin bisa membayangkan satu waktu ketika anda tidak memiliki keinginan. Tentunya anda akan bermalas-malasan saja, Bukan?

Faktor-faktor lain supaya bisa mudah belajar secara efektif adalah faktor lingkungan dan waawasan. Pikiran manusia identik dengan apa yang dia tahu, dia lihat, dan rasakan. Itulah wawasan atau pengetahuan. Pikiran bawah sadar kita dikuasai oleh dari mana kita menerima informasi.

Jadi misalkan anda ingin bisa memahami ilmu fisika, maka cara yang paling efektif adalah anda harus menyukai ilmu fisika tersebut, lalu anda semestinya memiliki hobi dalam

membaca artikel-artikel atau maklah yang berhubungan erat dengan ilmu fisika itu. Dan akan lebih baik lagi, jika anda mau bergaul di lingkungan orang-orang yang memang menyukai ilmu fisika seperti anda. Mungkin disana anda bisa berbagi pengetahuan tentang fisika dan bisa belajar bersama-sama. Sehingga akan ada lebih banyak lagi ilmu fisika yang bisa anda pahami, dan jadikanlah hal tersebut sebagai suatu motivasi belajar.

Hal yang sama juga berlaku untuk belajar bahasa Inggris dan bahasa-bahasa lain atau bidang ilmu yang lain. pikiran sewaktu belajar, supaya lebih mudah dalam memahami materi.

Disiplin

Makna dari disiplin ini adalah membiasakan diri. Maksudnya adalah supaya kita lebih menyukai pekerjaan. Disiplin Dalam Belajar Di Sekolah Seperti telah disebutkan diatas bahwa disiplin memiliki makna membiasakan diri. Dalam hal belajar di sekolah, maksud dari disiplin ini adalah untuk membantu para siswa agar lebih menyukai setiap pelajaran di sekolah. Dan tujuan dari disiplin ini adalah agar semua siswa bisa lebih memahami setiap pelajaran yang diberikan supaya

(13)

menjadi lebih mudah dan efektif. Disiplin dalam belajar di sekolah ini akan bisa menjadi efektif jika setiap siswa menerapkan cara-cara atau metode belajar yang efektif.

Tentang Ketekunan

Jika kita au mencermati cara dan sikap dari pelopor ilmu pengetahuan dunia seperti Thomas A. Edison. Adalah tentang bagaimana cara beliau membuat bohlam lampu. Thomas Edison begitu tekun sehingga dia berhasil membuat bohlam lampu listrik dengan sangat efektif, yaitu suatu alat penerangan yang ada pada era itu memang belum ada orang yang berhasil membuatnya. Penemuan dan pembuatan bohlam lampu listrik adalah salah satu contoh tentang ketekunan. Tekun adalah satu prinsip hidup atau sifat seseorang dalam mengerjakan sesuatu secara terus-menerus dan efektif sampai berhasil.

Tips Cara Belajar Efektif

Dibawah ini adalah ada beberapa tips cara belajar efektif agar cepat mengerti pelajaran:

1. Belajar tanpa mood, Belajarlah karena kesungguhan untuk berubah dan jangan belajar hanya berlandaskan mood saja.

2. Melakukan praktek atas inisiatif sendiri, karena anda menyukainya. 3. Belajarlah dimanapun anda suka. Carilah tempat yang nyaman dan menyenangkan

pikiran sewaktu belajar, supaya lebih mudah dalam memahami materi.

4.Diskusikan pelajaran-pelajaran dengan kawan-kawan anda yang memiliki keinginan dan fokus belajar yang sama dengan anda.

5. Jangan belajar terlalu banyak ketika akan ujian.

6.Membaca materi pelajaran pada saat sebelum dan sesudah tidur dimalam hari.

7. Jangan hanya menghapal, Menghapal mungkin bisa mensukseskan kita dalam mencapai nilai yang baik(nilai A), namun apakah pengetahuan kita bertambah ? Pahamilah materi dengan mempelajari konsep-konsepnya, bagaimana hal itu terjadi ? Mengapa hal itu terjadi ?

8. Jangan malu-malu untuk bertanya. 9 Cintailah mata pelajaran yang anda suka.

10. Cobalah untuk selalu mengajarkan setiap ilmu pengetahuan kepada orang lain.

(14)

Kesimpulan Cara Belajar Efektif Jika kita menginginkan sesuatu lalu kita mempelajarinya, kemudian kita mengerjakan semua prosesnya dengan disiplin dan tekun. Maka Insya Allah kita akan cepat mendapatkannya. Disiplin dan tekun itu aka nada dengan sendirinya didalam pikiran bawah sadar kita. Caranya adalah jika kita memiliki keinginan dan motivasi belajar, mengetahui cara-caranya dan bersedia mengerjakan setiap prosesnya dengan akurat.

Dalam hal belajar supaya bisa cepat memahami, kita senantiasa harus menempatkan unsur keinginan dan ketekunan ini didalam pikiran kita. Sebab keinginan adalah proses awal sebuah pencapaian. Dan tekun dalam belajar berarti terus menerus belajar sampai memahami.

Setiap kali anda hendak tidur di malam hari lakukanlah hal berikut ini: pejamkan mata anda dan katakana kepada diri anda sendiri bahwa anda sedang melakukan sesuatu yang benar dan tidak sedang salah melangkah. Jika hal tersebut diatas anda lakukan setiap malam, setiap kali hendak anda tidur, maka pemikiran anda akan dibawa menuju kepada kepercayaan atau merasa percaya diri dan kendali

diri. Toh jika anda belum menemukan cara-cara yang paling benar dan efektif, anda akan secara otomatis dikendalikan oleh diri anda sendiri setiap malam sebelum tidur untuk selalu memperbaiki diri dengan motivasi diri.

Fungsi Otak Kanan Dan Kiri Agar Bisa Belajar Dengan Cara Efektif

Untuk menunjang pemahaman cara belajar yang baik dan efektif, ada baiknya jika anda mau memahami fungsi otak kanan dan otak kiri.

Belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila dalam belajar peserta didik menggunakan teknik belajar yang tepat. Kegagalan peserta didik dalam belajar lebih banyak disebabkan karena mereka tidak mengetahui teknik belajar yang efektif dan efisien.

Beberapa teknik-teknik belajar efektif dan efisien antara lain:

1. membaca doa belajar.

2. dilakukan secara rutin (sesuai dengan jadwal yang telah dibuat) dan berkesinambungan.

3. membaca secara keseluruhan, baru kemudian mempelajari bagian-bagiannya.

4. membuat catatan penting (meringkas).

(15)

5. menarik kesimpulan dan dilakukan (latihan) dengan penuh perhatian. 6. pelaksanaan dengan waktu yang efektif, 4 X 2 lebih baik daripada 2 X 4 (4 kali belajar @ selama 2 jam, lebih baik hasilnya dari 2 kali belajar @ selama 4 jam).

7. mengulangi bahan pelajaran (sering diulang-ulang).

Imam ghozali dalam mempelajari sesuatu pasti diulang 25 X untuk pertama dan diulang secara berkurang pada hari berikutnya)

1. konsentrasi dengan baik (konsentrasi dapat dilatih bukan bawaan/bakat) 2. melatih kecepatan membaca sekurang-kurangnya 200 perkataan dalam satu menit. Caranya dengan membaca lompatan mata tanpa mengucapkannya dengan menggerakkan bibir ataupun dalam hati, karena pengucapan itu memperlambat kecepatan.

HAMBATAN BELAJAR

Setiap proses pasti ada hambatannya, termasuk dalam belajar. Hambatan muncul dari dalam diri maupun dari luar diri.

A. Hambatan dari dalam diri

 Kesehatan fisik yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat

berkonsentrasi (penglihatan kabur, pendengaran yang kurang, gagap, dll)  Intelegensi kurang/ rendah (kemampuan belajar yang rendah).  Kebiasaan buruk (malas, suka menunda-nunda)

 Persepsi negative (perasaan pesimis, rendah diri, tertekan, takut, dan cemas).  Sikap yang negative terhadap diri, lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.

 Kelelahan psikologis (kepenatan saraf) sebagai akibat ketegangan emosi (emosi yang stabil)

B. Hambatan dari luar diri

 Keadaan lingkungan yang kurang nyaman dan tenang, misal: gaduh, terlalu panas/dingin, kacau, dan kurang tertib.

 Sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti: alat peraga, pustaka (buku acuan), kertas, alat tulis dll.  Meja tulis yang kurang bersih dan penuh dengan barang-barang yang tidak diperlukan.

 Pengaruh teman yang kurang baik.  Keluarga, guru, atau orang lain yang kurang member dorongan.

Menurut Stine persepsi negatif adalah merupakan hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan dan kemudahan dalam belajar.

(16)

Persepsi negatif yang bisa menghambat suatu proses belajar diantaranya:

1) Saya bodoh

Pada saat pernyataan ini muncul, dalam diri akan muncul perasaan minder, malas/tidak bersemangat

Solusi

Tanamkan dalam diri, bahwa di dunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada adalah orang yang malas dan tidak mau berusaha.

2) Belajar membosankan

Pada saat muncul pernyataan bahwa belajar membosankan maka didalam diri kita akan muncul perasaan gelisah dan tidak suka dampaknya susah dalam memfokuskan perhatian memahami apa yang dipelajari.

Solusi

Ubah pernyataan belajar membosankan menjadi Belajar yang menyenangkan, melibatkan dan sangat menarik (selalu diulang sebelum belajar/latihan.

3) Saya bukan pelajar yang baik Keraguan dan perasaan negatif akan menghambat optimalisasi potensi diri.

Solusi

Selalu tanamkan dalam pikiran kita “Saya seorang pelajar yang hebat, selalu siap mempelajari dan melakukan banyak hal yang lebih baik”

4) Saya tidak dapat memahami subjek ini/tidak dapat belajar

Otak kita memiliki kemampuan untuk mempelajari semua hal. Kita tidak bisa memahami sesuatu karena sebelum mencoba belajar/mempelajari sesuatu saluran mental yang berfungsi untuk menerima informasi dalam proses belajar sudah kita sumbat/tutup dengan pernyataan tersebut.

Solusi

Sugesti diri kita dengan pernyataan: “Saya mampu mempelajari/memahami semuanya, baik matematika, bahasa Inggris, dan banyak ilmu yang ada di dunia ini”

5) Saya tidak ingat dengan apa yang saya pelajari

Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus, maka akan terkirim perintah “penghapusan” mental ke otak, dimana perintah tersebut akan menghapus bersih isi file-file mentalamudah dengan apa yang dipelajari.

Solusi

Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan gantikan dengan percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang betapa kuat kemampuan belajar kita yang

(17)

diwariskan sejak lahir. Dengan mengubah pernyataan diatas menjadi “Saya sudah belajar mengingat banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan akan mengingat semua yang saya pelajari”.

MODALITAS BELAJAR

A. Menggunakan Otak dengan Maksimal

1) Otak Kanan

Otak kanan berhubungan dengan hati (tersembunyi di bawah sadar), bertugas untuk memunculkan kreativitas (creativity), imajinasi (imagination), dan emosi (emotion). Penggunaan dari otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%

2) Otak Kiri

Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran (terlihat dipermukaan). Tugas otak kiri berkenaan dengan menganalisis (analysis), logika (logic), kalkulasi/terhitung (calculation) dan meneliti (detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai 20%

Menggunakan Gaya belajar yang tepat Agar mendapatkan hasil belajar yang optimal, proses belajar mesti kita sesuaikan dengan gaya belajar yang sesuai dengan diri kita

Macam-macam gaya belajar:  Gaya Belajar Visual

Belajar dengan cara melihat, membayangkan dan memperhatikan secara langsung objek yang dipelajari.  Gaya Belajar Audio

Belajar dengan cara mendengarkan dari sumber ajar (diterangkan, radio/kaset, nada, irama, suasana heboh, suasana gaduh dll)

 Gaya Belajar Kinesthetic

Belajar dengan cara bergerak, merasa, menyentuh, menggengam, menangkap, menekan (dingin, kasar, tebal, tipis, dll) Cara mengenal gaya belajar instruksi.

Lingkari nomor-nomor pada pernyataan yang kalian anggap sesuai dengan diri anda!

1) Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada dikaset daripada membaca buku.

2) Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.

3) Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan dari guru.

4) Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi. 5) Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku.

(18)

6) Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau selatan di mana pun saya berada.

7) Saya suka menulis surat, jurnal, atau buku harian.

8) Saat berbicara, saya suka mengatakan, “Saya mendengar anda, itu terdengar bagus, itu bunyinya bagus. 9) Kamar tidur, ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur.

10) Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua tangan saya.

11) Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar.

12) Ketika mendengar oranglain bicara, saya biasanya membuat gambar dari apa yang mereka katakana dalam pikiran saya.

13) Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik. 14) Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon.

15) Tanpa musik, hidup sangat membosankan.

16) Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat mudah berbicara dengan siapa saja.

17) Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walaupun posisi obyek itu diputar/diubah.

18) Saya biasanya mengatakan, “Saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, saya ingin bisa mengenali hal ini.

19) Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering sekali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya.

20) Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu. 21) Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu.

22) Saya lebih suka musik daripada seni lukis.

23) Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu pertemuan/rapat.

24) Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian. 25) Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan.

(19)

26) Saya biasanya berbicara dengan perlahan.

27) Saya lebih suka berbicara daripada menulis.

28) Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.

29) Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang say abaca.

30) Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya.

31) Saya suka mengeja dan saya pintar mengeja kata-kata.

32) Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saat saya sedang menonton.

33) Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya.

34) Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan.

35) Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan. 36) Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama.

Tips Cara Belajar Yang Baik 1. Ciptakan suasana yang kondusif

Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman, dan tenang untuk belajar. Cara

ini merupakan salah satu cara belajar yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu benar-benar masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga tidak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, kerena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar.

2. lihat garis besarnya dahulu

Tips cara belajar yang baik dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar, dan ringkasan yang ada. Jika membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.

3. buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran

Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah

(20)

catatan kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, benar kan? Itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada. Tips cara belajar yang baik bukan?

4. berlatihlah tehnik kemampuan mengingat

Cara Belajar Yang Baik dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya.

5. belajarlah dengan tekun dan rutin Tips cara belajar yang baik dan paling ampuh adalah dengan tekun dan rutin.

Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi, belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal.

E. Penutup

1. belajar itu mengisi rasa ingin tahu kita. Kita adalah makhluk rasional dan sebagai makhluk rasional ingin tahu hal-hal yang belum kita ketahui. Belajar dalam pengetahuan ini memang memenuhi keingintahuan kita itu dan belajar dalam hal ini sesuai dengan kodrat kita, sesuai dengan sifat kita.

2. belajar itu sebetulnya menuntut perubahan pada diri kita maka dikatakan bahwa belajar belum terjadi. Dengan kata lain tujuan belajar adalah perubahan baik itu perubahan dalam pemikiran kita, perasaan kita atau dalam hal perilaku.

(21)

3. belajar secara praktis adalah berdasarkan praktik, maksudnya pelajaran yang sudah di dapat dari guru hendaknya bisa di ulang-ulang di rumah dan menganggap sebuah mata pelajaran merupakan sesuatu yang menyenangkan.

4. belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila dalam belajar peserta didik menggunakan teknik belajar yang tepat. Kegagalan peserta didik dalam belajar lebih banyak disebabkan karena mereka tidak mengetahui teknik belajar yang efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Winkel.W.S, 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta.Media Abadi

Dimyati,Dr. dan Mudjiono, Drs .2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Rineka Cipta.

BP DKI.1995.Modul Bimbingan dan Konseling.Jakarta:BP DKI

Slameto.2003.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta

Stine,Jean Marie.2003.Mengoptimalkan Daya Pikir.Jakarta:.Pustaka Delapratasa

Ratna Willis Dahar,Prof.Dr,M.Sc. 2006. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta erlangga

M, Sardiaman, A.2005. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Nasution, S.2004. Sosiologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

________ 2008. Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara

Yamin, Martinis.2007. Profesionalisme Guru dan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Gaung Persada

PP No.19 Tahun. 2005. Tentang Standar Nasional Pendidika.

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan nyeri pada kelompok ini lebih significant dikarenakan penggunaan kombinasi dari intervensi tersebut dimana memberikan latihan mobilisasi saraf medianus dapat

Untuk dapat ikut berperan dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses pemesinan, maka pada studi ini akan dipelajari gaya pemotongan, gaya pemakanan, daya

Pendapatan tersebut masih harus dikurangi dengan rata- rata total biaya operasional dalam setahun sebesar Rp.117.487.290, sehingga rata-rata total keuntungan yang

Dari hasil percobaan dapat dilihat bahwa pada saat dilihat bahwa pada saat umur 2 minggu bobot daun khas perlakuan umur 2 minggu bobot daun khas perlakuan kontrol memiliki nilai

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai

Kajian lepas telah mengeksploitasi pembolehubah kesusahan kewangan, namun kajian tersebut tidak mengambilkira Dasar Perumahan Negara (DRN) yang sedia ada dan masih

ELLA RAHMASARI RANGKUTI. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan, 2019. Penelitian ini

Metode Fuzzy AHP dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan yang melibatkan banyak kriteria dan banyak responden, sebagai langkah pengambilan keputusan