• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN CAP JIE KIA (Studi Kasus Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN CAP JIE KIA (Studi Kasus Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA PERJUDIAN CAP JIE KIA

(Studi Kasus Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh) Disusun Oleh :

DIMAS PRASETYO UTOMO NPM: 13100017

ABSTRAK

Hasil penelitian penerapan ketentuan pidana terhadap tindak pidana perjudian cap jie kia dalam perkara putusan nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH. didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan saksi, keterangan terdakwa, maupun alat-alat bukti. Selain itu, juga didasarkan pada pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan jaksa. Dalam kasus ini, jaksa mengunakan dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHP yang sudah sesuai karna perbuatan pelaku sudah memenuhi unsur tindak pidana perjudian itu sendiri yaitu unsur barang siapa, unsur dijalan umum atau di pinggir jalan umum atau ditempat yang dapat dikunjungi oleh umum, kecuali kalau ada ijin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi ijin untuk mengadakan perjudian itu. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam perkara putusan Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH. telah sesuai berdasarkan penjabaran keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan alat bukti serta adanya pertimbangan-pertimbangan yuridis, hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan terdakwa, serta memperhatikan undang-undang yang berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan Hakim.

PENDAHULUAN

Hukum pidana digunakan untuk menyelesaikan masalah sosial khususnya dalam penanggulangan kejahatan sebagai salah satu bentuk penyakit masyarakat, seperti kasus perjudian. Penegakan hukum pidana untuk menanggulangi perjudian sebagai perilaku yang menyimpang harus terus dilakukan. Hal ini sangat beralasan karena perjudian merupakan ancaman yang nyata terhadap norma-norma sosial yang dapat menimbulkan ketegangan individual maupun ketegangan-ketegangan sosial.1

Salah satu contoh perjudian yang ada di Sukoharjo adalah perjudian cap jie kia. Fenomena perjudian di masyarakat ini sebenaranya sudah menjadi hal yang 1

(2)

dipandang masyarakat sudah biasa tetapi sangat menarik untuk diteliti karena perjudian adalah hal yang dilarang diatur didalam pasal 303 KUHP, Undang- Undang No 7 Tahun 1974 Tentang Penertiban Perjudian dan PP No. 9 Tahun 1981 tentang pelaksanaan Undang- Undang No 7 Tahun 1974. Sehingga harapan tersebut merupakan anggapan yang keliru dan demi untuk kebaikan dimasyarakat perbuatan perjudian perlu dihentikan.

Berdasar latar belakang masalah dan pembatasan masalah sebagaimana telah di kemukakan di atas , maka permasalahan dalam penelitian di rumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana perjudian khususnya dalam Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh ?

2. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan terhadap tindak pidana perjudian dalam Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh ?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Pengadilan Negeri Sukoharjo, dengan pertimbangan penulis memilih lokasi tersebut dikarenakan tersedianya data yang dibutuhkan penulis yaitu tentang putusan tindak pidana perjudian cap jie kia.

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis normatif. Yuridis normatif adalah penelitian hukum yang mengacu pada norma- norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan.2.

Sifat penelitian menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, dimana penelitian bertujuan memberikan gambaran, melukiskan serta memaparkan data yang 2

Jhony Ibrahim, 2005, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayu Media

(3)

diperoleh dari penelitian. Penelitian deskriptif yaitu menggambarkan gejala-gejala dilingkungan masyarakat terhadap suatu kasus yang diteliti, pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kualitatif yang merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif.3

Jenis data yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah data sekunder yaitu data dari bahan-bahan kepustakaan yang antara lain meliputi: buku-buku, jurnal, perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah: Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang isinya mempuyai kekuatan hukum yang mengikat, dalam norma atau kaidah dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.

4. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kekahakiman Bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenahi bahan hukum primer, seperti buku-buku, dokumen-dokumen resmi, laporan hasil penelitian, literature, karya ilmiah dan jurnal

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian guna menyusun skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, yaitu merupakan cara atau teknik pengumpulan data dengan membaca dan memperoleh bahan–bahan tertulis seperti buku–buku ilmiah, peraturan perundangan, hasil penelitian, artikel–artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis.

3 Ibit,hal 32

(4)

Teknik analisis data adalah menguraikan data dalam bentuk kalimat yang tersusun secara sistematis, jelas dan terperinci yang kemudian diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.

Analisis data kalitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penerapan Hukuman Pidana Materiil Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Cap Jie Kia dalam Putusan Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SkH.

Penerapan hukuman terhadap pelaku tindak pidana perjudian Cap Jie Kia dalam Putusan pidana Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH tentang sebuah kasus mengenai tindak pidana perjudian (cap jie kia) yang dilakukan satu orang, yang memiliki pekerjan berjualan HIK (Hidangan Istimewa Kampung). Terdakwa pada kasus ini bernama, HERU SETIAWAN Bin SRIYONO, Pada hari senin tanggal 7 Maret 2016 sekitar jam 14.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada bulan Maret 2016, bertempat diwarung HIK milik terdakwa di Kp. Dukuh Rt.03 Rw.03 Kel.Dukuh Kec.Sukoharjo Kab.Sukoharjo atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sukoharjo.

Dakwaan Jaksa Penuntut Umum perkara tindakan pidana perjudian cap jie kia yang dilakukan oleh terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO oleh jaksa penuntut umum didakwa dalam bentuk dakwaan Alternative. Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Yakni sebagai berikut :

- Ke Satu : Pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP atau - Ke Dua : Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHP

(5)

Pada perkara ini Penuntut Umum mengajukan alat bukti berupa keterangan dari 3 (tiga) orang saksi, keterangan terdakwa dan alat bukti berupa 1 (satu) lembar kertas patio berisi angka (1-6), 3 (tiga) buah sepidol merek

snowman warna hitam dan warna merah, 2 (dua) buah sepidol kecil warna

merah dan hitam, 2 (dua) buah Hand phone (Hp) merk Hummer warna putih dan merk Huawai warna hitam dan uang sebesar Rp. 41.000,00 ( empat puluh satu rupiah) dan 1 (buah) hand phone merk mito warna hitam silver.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum perkara tertanggal 7 Maret 2016 yang pada pokonya meminta Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan.

1. Menyatakan terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO bersalah melakukan tindak pidana tanpa mendapatkan ijin dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kedapa khalayak umum untuk bermain judi sebagai diatur dan diancam pidana dalam dakwaan primer pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP.

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan kurangi dengan masa penangkapan dan penahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan.

3. Menyatakan barang bukti berupa :

a. Uang tunai Rp.41.000,- dirampas untuk Negara

b. 1 (satu) lembar kertas paito berisi angka (1-6) tebakan warna merah dan hitam

c. 2 buah sepidol kecil merk snowman warna merah dan hitam d. Satu buah HP merk Hammer warna putih

e. Satu buah HP merk Huawei warna hitam

(6)

g. Satu buah HP merk Mito diperggunakan untuk perkara lain yaitu saksi Eko suryanto alias Pedet

h. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima rupiah)

Dsf

Amar Putusan dalam perkara Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH, Hakim memutuskan :

1. Terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO tersebut diatas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “TANPA HAK DENGAN SENGAJA MENAWARKAN KESEMPATAN KEPADA KHALAYAK UMUM UNTUK MELAKUKAN PERMAINAN JUDI”;

2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karna itu dengan pidana penjara selam 3 (tiga) bulan 15 (lima belas) hari;

3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa :

a. Uang tunai sebesar Rp.41.000,00 (empat puluh satu ribu rupiah) Dirampas untuk negara

b. 1 (satu) lembar kertas paito berisi angka (1-6) tebakan warna merah dan hitam

c. 3 (tiga) buah spidol merk snowman terdiri dari 2 warna hitam dan satu merah

d. 2 (dua) buah sepidol kecil merk snowman warna merah dan hitam e. 1 (satu) buah HP merk Hammer warna putih

(7)

g. 1 (satu) buah buku rekapan pemasang cap jie kia

h. Dirampas untuk dimusnahkan adalah 1 (satu) buah HP merk Mitto i. Dikembalikan kepada penuntut umum untuk dipergunakan dalam

perkara lain;

j. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah)

k. Pertimbangan Hukum Hakim dalam Menjatuhkan Putusan terhadap Pelaku Tindak Pidana Perjudian Cap Jie Kia dalam Putusan Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH.

Penulis telah jelaskan sebelumnya bahwa ketentuan yang melarang dan mengancam pidana terhadap perjudian dalam KUHP, khususnya pada Pasal 303 dan Pasal 303 bis KUHP, hanya mencakup perjudian secara konvensional, dan tidak menjangkau perjudian secara non-konvensional. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, telah berkembang pula berbagai bentuk atau jenis perjudian yang menggunakan basis teknologi informasi seperti dengan penggunaan komputer atau internet, yang membawa beberapa implikasi hukum dalam penerapannya di Indonesia.

B. Pertimbangan Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan Terhadap Tindak Pidana Perjudian Dalam Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh

Berdasarkan kasus tindak pidana perjudian Putusan No.64/Pid.B/2016/Pn.Skh Terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO tersebut diatas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana perjudian.

Hakim mempertimbangkan perbuatan terdakwa telah memenuhi seluruh unsur-unsur dari dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum, dan Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa ialah terbukti secara sah dan menyakinkan

(8)

melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya. Yaitu melanggar Pasal 303 Bis ayat (1) ke-2 KUHP .

Hakim mempertimbangkan bahwa berdasarkan kenyataan yang telah diperoleh selama persidangan Majelis Hakim mendapatkan fakta-fakta dipersidangan, dimana keterangan para saksi yang didengar keterangan dibawah sumpah antara satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan keterangan terdakwa maka unsur-unsur yang terkandung dalam pasal dakwaan ke 2 (dua) jaksa penuntut umum telah terpenuhi oleh perbuatan terdakwa.

Hakim mempertimbangkan, bahwa oleh karna semua unsur-unsur dalam rumusan delik telah terpenuhi semua oleh perbuatan terdakwa maka terdakwa dinyatakan terbukti secarah sah menurut hukum dan hakim yakni akan kesalahan terdakwa telah melakukan perbuatan sebagai mana dalam dakwaan jaksa penuntut umum .

Hakim mempertimbangakan bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap diri Terdakwa, maka perlu dipertimbangkan dahulu hal-hal yang memberatkan dan meringankan;

1. Hal-hal memberatkan :

a. Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat

b. Perbuatan terdakwa menggangu ketentraman dan ketertiban umum 2. Hal-hal yang meringankan :

a. Terdakwa mengakui dan menyesali perbuatannya b. Terdakwa belum pernah dihukum

c. Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga

Hakim mempertimbangkan, bahwa Majelis Hakim tidak melihat adanya alasan penghapus pidana baik alasan pembenar maupun alasan pemaaf dalam perbuatan para terdakwa tersebut sehingga perbuatan para terdakwa dapat dipertanggung jawabkan kepadanya.

(9)

Hakim mempertimbangkan, bahwa Majelis Hakim berkesimpulan terdakwa telah terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum kepadanya karena harus dihukum pula untuk membayar ongkos perkara.

Hakim mempertimbangkan, bahwa lamanya para terdakwa berada di dalam tahanan seluruhnya harus dikurangkan dari hukuman yang akan dijatuhkan kepada para terdakwa.

Hakim mempertimbangkan, bahwa sebelum menjatuhkan putusan terhadap terdakwa terlebih dahulu Hakim perlu mempertimbangkan hal-hal yang ada pada diri terdakwa baik hal-hal yang memberatkan maupun hal-hal yang meringankan terdakwa sehingga putusan yang akan dijatuhkan dapat mencapai rasa keadilan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas penulis berpendapat bahwa kasus Tindak Pidana Perjudian Cap Jie Kia di Kabupaten Sukoharjo sesungguhnya Pemerintah setempat harus lebih serius dalam menangani kejahatan ini sebelum jenis kejahatan ini meningkat dari tahun ketahun. Karna di kabupaten Sukoharjo sendiri, kejahatan perjudian cap jie kia sendiri baru pertama kali di temukan di Kabupaten Sukoharjo. Selain itu dari pertimbangan Hakim diatas, dapat dilihat bahwa Hakim telah mempertimbangkan berbagai hal, yakni mengenai tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Keterangan saksi, Keterangan terdakwa, barang bukti, dakwaan Jaksa Penuntut Umum, alasan pembenaran dan pemaafan yang dalam hal ini tidak ditemukan, masa penahanan terdakwa, serta hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa.

Putusan hakim sepatuhnya memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak termasuk pelaku kejahatan atau antara pelaku-pelaku kejahatan. Secara yuridis seberat atau seringan apapun pidana yang dijatuhkan oleh hakim tidak akan menjadi permasalahan selama tidak melebihi batas minimum dan maksimum

(10)

pemidanaan yang diancamkan dalam pasal yang bersangkutan, melainkan yang menjadi persoalan adalah apa yang mendasari atau apa alasan pertimbangan hakim dalam menjatuhkan berat ringan putusan berupa pemidanaan sehingga putusan yang dijatuhkan secara obyektif dapat diterima dan memahami rasa keadilan.

Selain itu Putusan Hakim hendaknya cukup memberikan efek jera kepada si Pelaku atau apabila Pelaku tersebut bisa dikatakan tulang punggung keluaraga atau pencari nafkah sebuah keluarga, diharapkan putusan tersebut tidak “mematikan” keluarga terdakwa. Terhadap perkara No.64/Pid.B/2016/PN.SKH Majelis hakim sebelumnya menjatuhkan putusan melakukan pertimbangan-pertimbangan baik itu dari aspek yuridis maupun pertimbangan-pertimbangan dari aspek psikologis dan sosiologi. Pertimbangan-pertimbangan yuridis terhadap tindak pidana yang didakwakan merupakan konteks yang paling penting dalam putusan hakim dan merukapan usur-unsur dari suatu delik yang didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum. Pertimbangan-pertimbangan Yuridis ini secara langsung akan berpengaruh besar terhadap amar putusan Majelis Hakim.

Sebelum pertimbangan-pertimbangan yuridis ini dibuktikan dan dipertimbangkan oleh Majekis Hakim, maka terlebih dahulu Majelis Hakim akan menarik fakta-fakta dalam persidangan yang timbul dan merupakan konklusi kumulatif dari keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan barang bukti yang diajukan dan diperisa di persidangan. Pada dasarnya fakta-fakta dalam persidangan berorientasi pada bagaimanakah tindak pidana tersebut dilakukan, penyebab atau latar belakang mengapa para terdakwa sampai melakukan tindak pidana tersebut, apakah karena mungkin dilator belakangi kehidupan sosial para terdakwa yang masih dibawah rata-rata sehingga memutuskan mencari jaln “pintas” dengan melakukan perjudian cap jie kia, atau disebabkan tingkat pendidikan para terdakwa yang rendah dan sama sekali tidak mengetahui apabila

(11)

perbuatan tersebut melanggar hukum dan undang-undang, kemudian bagai manakah akibat langsung ataupun tidak langsung dari perbuatan terdakwa serta barang bukti apa yang dipergunakan terdakwa dalam melakukan delik tersebut.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tersebut kemudian diperoleh fakta-fakta untuk selanjutnya dimusyawarahkan oleh Majelis Hakim dalam mengambil keputusan. Selama pemeriksaan di persidangan pada diri para terdakwa tidak ditemukan alasan penghapus pertanggungjawaban pidana dan alasan pembenar bagi terdakwa dalam melakukan tindak pidana sehingga dengan demikian terdakwa adalah subjek hukum yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya dan oleh karenanya harus dinyatakan bersalah atas perbuatannya tersebut.

Pada perkara Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH ini Majelis Hakim memutuskan bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana “perjudian”. Putusan Hakim ini juga penulis kira sudah cukup tepat yakni pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHP, dimana dari unsur-unsur pasal tersebut para terdakwa penuhi. Hal ini sudah sesuai dengan tuntutan yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum sebagai dakwaan terdakwa dalam Surat Dakwaan Kedua Jaksa Penuntut Umum Tanggal 7 Maret 2016 yaitu para terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan melanggar Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHP, dijelaskan sebagai berikut:

“Ayat (1) “Diancam dengan kurungan paling lama empat tahun atau denda paling banyak sepuluh juta rupiah”. Ke-2. “Barangsiapa ikut serta permainan judi yang diadakan di jalam umum atau di pinggirnya maupun di tempat yang dapat dimasuki oleh khalayak umum, kecuali jika untuk mengadakan itu, ada izin dari penguasa yang berwenang”.

Alat bukti dalam kasus ini telah terpenuhi berdasarkan pasal 183 KUHP yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa dan petunjuk. Selain itu dalam menerapkan hukum yang akan digunakan kasus tindak pidana perjudian ini, haruslah terpenuhi tujuan dari pemidanaan yakni akibat melakukan kejahatan

(12)

maka seseorang akan dihukum, dimana nantinya hukuman tersebut adalah merupakan balasan dari apa yang telah dilakukannya, sehingga diharapkan dengan adanya hukuman ini dapat menjadi pelajaran dan pembinaan bagi seseorang atau lebih yang dinyatakan bersalah telah melakukan tindak pidana.

Berdasarkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokonya meminta Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan: menyatakan terdakwa HERU SETIAWAN Bin SRIYONO bersalah melakukan tindak pidana tanpa mendapatkan ijin dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi sebagai diatur dan diancam pidana dalam dakwaan primer pasal 303 ayat (1) ke-2 KUHP. Dan dijatukan pidana penjara selama 5 (lima) bulan kurangi dengan masa penangkapan dan penahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Putusan Hakim mempertimbangakan untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa, perlu dipertimbangkan dahulu hal-hal yang memberatkan dan meringankan. Pertimbangan tersebut hakim menjatuhkan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan kepada terdakwa.

Penulis berpendapat bahwa keputusan Hakim ini sudah cukup tepat dan dapat membuat efek jera pada pelaku tindak perjudian khususnya Cap Jie Kia, dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut terdakwa untuk dipidana penjara selama 5 (lima) bulan, mengingat hal-hal yang meringankan Hakim pada saat penjatuhan putusan selain karena terdakwa sudah mengakui dan dan menyesali perbuatanya, dan karena terdakwa belum pernah dihukum, karena terdakwa ini adalah tulang punggung keluarga.

Dengan demikian penelitian ini dapat diketahui bahwa pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusannya mendasarkan pada pertimbangan yang bersifat yuridis maupun yang bersifat non yuridis. Umumnya faktor-faktor yang

(13)

melatar belakangi seseorang melakukan tindak pidana perjudian berulang-ulang adalah karena faktor sosial, ekonomi dan lingkungan.

PENUTUP

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dapat penulis simpulkan dari penulisan skripsi ini sebagai berikut.

1. Penerapan ketentuan pidana terhadap tindak pidana perjudian cap jie kia dalam perkara putusan nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH. didasarkan pada fakta-fakta hukum baik melalui keterangan-keterangan saksi, keterangan terdakwa, maupun alat-alat bukti. Selain itu, juga didasarkan pada pertimbangan yuridis yaitu dakwaan dan tuntutan jaksa. Dalam kasus ini, jaksa mengunakan dakwaan kedua Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 303 bis ayat (1) ke-2 KUHP yang sudah sesuai karna perbuatan pelaku sudah memenuhi unsur tindak pidana perjudian itu sendiri yaitu unsur barang siapa, unsur dijalan umum atau di pinggir jalan umum atau ditempat yang dapat dikunjungi oleh umum, kecuali kalau ada ijin dari penguasa yang berwenang yang telah memberi ijin untuk mengadakan perjudian itu.

2. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku dalam perkara putusan Nomor 64/Pid.B/2016/PN.SKH. telah sesuai berdasarkan penjabaran keterangan para saksi, keterangan terdakwa, dan alat bukti serta adanya pertimbangan-pertimbangan yuridis, hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan terdakwa, serta memperhatikan undang-undang yang berkaitan yang diperkuat dengan keyakinan Hakim.

Adapun saran yang bisa penulis berikan sehubungan dengan penulisan skripsi ini adalah :

(14)

1. Seharusnya pemerintah, khusunya penegak hukum memiliki visi yang sama dan saling bekerja sama untuk memberantas kejahatan perjudian khususnya cap jie kia.

2. Hendaknya peran aktif masyarakat dalam membasmi “penyakit masyarakat” ini sendiri. Dengan kata lain, masyarakat bersedia melaporkan dan membatu mengawasi para pelaku kejahatan perjudian cap jie kia ini yang terjadi ditengah-tengah kehidupan mereka, bukan malah membiarkan begitu saja. Hal ini semata-mata bertujuan mencegah semakin menyebarnya kejahatan

perjudian cap jie kia dalam elemen masyarakat di Kabupaten Sukoharjo.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali, 2008, Menguak Takbir Hukum, Ghalia Indonesia,Bogor. Amir Iiyas,2012, Asas-Asas Hukum Pidana, Rangkang Education, Makasar

Amir Iiyyas, 2012, Asas-asas Hukum Pidana, Rangkap Education dan pukap, Maksar Andi Hamzah, 1996, KUHP dan KUHAP , Jakarta: Rineka Cipta

Andi Zainal Abidin, 2010, Hukum Pidana 1, Jakarta: Sinar Grafika.

Dali Mutiara, 1962, Tafsiran Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Djoko Prakoso dan Agus Imunarso, 1987, Hak Asasi Tersangka dan Peranan

Psikologi dalam Konteks KUHAP, Jakarta: Bina Askara.

Jhony Ibrahim, 2005, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang : Bayu Media Publishing

Josua Sitompul, 2008, Cyberspace Cybercrimes Cyberlaw: Tinjauan Aspek Hukum

Pidana, Jakarta : PT. Tatanusa.

Kartini Kartono, 2005, Patologi Sosial, Cet. 1, Jilid I, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(15)

Kondifikasi adalah pembukuan hukum undang-undang dalam bidang tertentu dengan sistem secara lengkap oleh suatu Negara.

Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara Pidana; Normatif, Teoritis, Praktik, dan

Permasalahanya, Bandung: PT Alumni.

Masruchin Ruba’I. 2003. Asas-asas Hukum Pidana, Malang : UM Press

Michael West, 1970, An International Reader‟s Dictionary, London: Longman Group Limited,

Moeljatno, 1987. Asas-asas Hukum Pidana. Bina Aksara, Jakarta

Moeljatno, 2001, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Yogyakarta: Bumi Aksara. Mukti Arto, 2004, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, cet V ,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muladi dan Barda Nawawi Arief, 2005. Teori - teori dan Kebijakan Hukum Pidana. Alumni, Bandung.

Muladi, 1985. Lembaga Pidana Bersyarat. Bandung: Alumni, Bandung

Muladi-Barda Nawawi Arief, 1984, Teori-teori dan kebijakan Pidana, Bandung: Alumni

P.A.F. Lamintang, 1984, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti,

______________, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka.

Sudarto, 1990/1991. Hukum Pidana 1 A - 1B. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Tri Andrisman, 2009, Hukum Pidana, Asas-Asas dan Dasar Aturan Umum Hukum

(16)

THE YURIDICAL REVIEW OF CRIMINAL ACT CONTENTS CAP JIE KIA

(Case Study of Decision No.64 / Pid.B / 2016 / Pn.Skh) Disusun Oleh :

DIMAS PRASETYO UTOMO NPM: 13100017

ABSTRACT

The results of the application of criminal provisions on the crime of gambling seal jie kia in the case of decision number 64 / Pid.B / 2016 / PN.SKH. Based on legal facts either through witness statements, testimonies of the accused, and evidence instruments. In addition, it is also based on juridical consideration of the indictment and prosecutor's charges. In this case, the prosecutor uses the indictment of the two Public Prosecutors namely Article 303 bis verse (1) of the 2nd KUHP which is appropriate because the act of the perpetrator has fulfilled the element of the gambling act itself is the element of whoever, the elements of the public streets or on the public roadside Or in a place that can be visited by the public, unless there is permission from the competent authority who has given permission to hold the gambling. Judge consideration in imposing criminal sanction on the perpetrator in case of decision Number 64 / Pid.B / 2016 / PN.SKH. According to the description of witnesses' statements, statements of defendants, and evidence and judicial considerations, mitigating matters and incriminating matters of the accused, and observing the relevant laws reinforced by the Judge's conviction

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui peran penyidik dalam memberantas tindak pidana perjudian cap jie kia oleh Kepolisian Resort Sragen,

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DI LUAR DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM TINDAK PIDANA.. PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK (Perkara

“ ANALISIS YURIDIS TENTANG FORMULASI DAKWAAN JAKSA DAN PERTIMBANGAN HAKIM TENTANG PENJATUHAN PIDANA PADA TINDAK PIDANA PERJUDIAN (Putusan Nomor : 398/Pid.B/2012/PN.Mkt)

Apakah kualifikasi tindak pidana yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa dalam Pasal 340 KUHP sudah tepat oleh Putusan Nomor: 279/Pid.B/2006/PN.Pks

Bahwa dengan terpenuhinya semua unsur dari tindak pidana yang didakwakan kepada para terdakwa sebagaimana dirumuskan dalam dakwaan alternative Jaksa Penuntut Umum

Didalam dakwaan primer majelis hakim telah menimbang bahwa karena semua unsur pidana yang didakwakan dalam dakwaan primer dari Penuntut Umum telah terpenuhi, maka perbuatan

Maka dari itu peran pengadilan terkhususnya pada jaksa dan hakim dituntut lebih bijaksana, adil dan jeli dalam memberikan tuntutan dan penjatuhan sanksi pidana terhadap pelaku

Berdasarkan ketentuan pasal 55 KUHP dapat diketahui bahwa orang yang dapat dihukum sebagai pelaku tindak pidana dapat diklasifikasikkan atas : 16 a Mereka yang melakukan tindak pidana