SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS TINGKAT STRES
PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR DENGAN MENGGUNAKAN
METODE
DEMPSTER – SHAFER
Rahmawati Suska Wati Umi Anggraini Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang
Abstrak
Sistem pakar adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran pakar, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan pakar dalam bentuk sistem. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus dijalani ketika menyusun skripsi. Kendala yang muncul saat menyusun skripsi sering membuat mahasiswa menjadi putus asa dan tertekan atau yang lebih dikenal dengan “Stres”. Stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Pada penelitian ini penulis melibatkan psikiater dan psikolog sebagai ahli dalam memberi informasi tentang stres serta solusi masalah yang dihadapi oleh penderita stres. Metode yang digunakan adalah dempster-shafer. Dengan fitur berbasis web, sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres ini dapat diakses oleh mahasiswa khususnya di STMIK PalComTech dalam membantu mahasiswa untuk mengetahui tingkatan stres yang sedang dialami. Dalam sistem pakar ini juga terdapat solusi untuk permasalahan tingkatan stres yang dialami mahasiswa.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Tingkatan Stres, dan Dempster - Shafer
PENDAHULUAN
Stres merupakan reaksi yang terjadi terhadap fisik, psikis, dan juga perilaku. Dimana stres yang di alami seseorang belum tentu sama dengan stres yang dialami orang lain, dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi yaitu faktor tingkat kematangan seseorang terhadap lingkungannya. Stres bisa di alami oleh siapa saja, tergantung bagaimana seseorang menanggapi stres tersebut. Jika seseorang menanggapi stres ke arah positif, maka stres akan berdampak positif terhadap seseorang tersebut. Sebaliknya, jika seseorang menanggapi stres ke arah negatif, maka akan berdampak buruk bagi orang tersebut.
Objek penelitian tingkatan stres dilakukan terhadap mahasiswa tingkat akhir dan studi kasus di STMIK PalComTech. Mahasiswa itu sendiri merupakan seseorang yang sudah lulus Sekolah Mengengah Atas (SMA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi disalah satu institusi, akademi, maupun perguruan tinggi. Tercatat sebagai mahasiswa diperguruan tinggi. Di STMIK PalComTech harus menyelesaikan PKL (Praktik Kerja Lapangan) sebagai syarat untuk menyusun skripsi. Dengan adanya tuntutan untuk menyelesaikan skripsi, mahasiswa tingkat akhir pada dasarnya akan mengalami berbagai kendala yang harus dihadapi ketika menyusun skripsi. Walaupun sama-sama menyusun skripsi atau tugas akhir, tetapi ada perbedaan dalam jenis skripsi tersebut antara lain berupa studi: empiris, pustaka, dan laporan.
Untuk saat ini kecerdasaan buatan (Artificial Intelligence atau AI) adalah suatu teknologi yang mampu mengadopsi cara berfikir manusia yang ditujukkan oleh suatu entitas buatan yang saat ini banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, agar
tidak terjadi kesalahan ketika menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dan untuk mempermudah mahasiswa mengetahui stres apa yang sedang mereka alami, maka dibuat suatu sistem yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut berupa sistem pakar. Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan manusia dalam bentuk sistem. Dan Sistem ini dibuat dengan menggunakan metode Dempster-Shafer.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir dengan Menggunakan Metode Dempster-Shafer”.
LANDASAN TEORI Kecerdasan Buatan
Menurut Kusrini (2006:3), kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia (Minsky, 1989).
Menurut Sutojo, Mulyanto dan Suhartono (2011:1), Kecerdasaan buatan berasal dari Inggris “Artifical Intelligence” atau disingkat AI yaitu intelligence adalah kata sifat yang yang bearti cerdas, sedangkan artifical artinya buatan.
Pakar
Menurut Kusrini (2008:3), Pakar adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam.
Sistem Pakar
Menurut Kusrini (2008:1), Sistem pakar adalah program komputer yang menirukan penalaran seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. Permasalahan yang ditangani oleh seorang pakar bukan hanya permasalahan yang mengandalkan algoritma, namun terkadang juga permasalahan yang sulit dipahami.
Mahasiswa
Menurut Daldiyono (2009:139), mahasiswa adalah seorang yang sudah lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMA) dan sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu
institute, akademi, maupun perguruan tinggi. Untuk disebut sebagai mahasiswa, seseorang harus terdaftar sebagai murid di penguruan tinggi.
Basis Pengetahuan
Menurut Saputra dalam jurnal teknologi dan informatika (2011), basis pengetahuan (knowladge base) sebagian sistem pakar yang berisikan fakta-fakta yang menggambarkan wilayah masalah dan teknik-teknik refresentasi pengetahuan yang menggambarkan bagaimana fakta-fakta saling bersesuaian secara logis.
Mesin Inferensi
Menurut Kusrini (2006:35), inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical
conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Stres
Dalam Buku Keperawatan Jiwa karya Iyus dan Titin (2014:49) terdapat kutipan dari Taylor (1997:755), Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin “stringere” yang
berarti “keras” (stricus). Mc Nemey dalam Grenberg (1984), menyebutkan tres ebagai reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan membingungkan, membahayakan, dan merisaukan seseorang.
Menurut Hartono (2007:9), stres adalah reaksi non-spesifik manusia terhadap rangsangan atau tekanan (stimulus stressor). Stres merupakan suatu reaksi adaptif, bersifat sangat individual, sehingga suatu stres bagi seseorang belum tentu sama tanggapannya bagi orang lain. Hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan adaptasi seseorang terhadap lingkungannya.
Menurut Pangkalan Ide (2008:10), stres juga merupakan sistem alarm dalam tubuh manusia yang menandakan suatu kondisi yang harus dijawab atau direspon dan stres juga adalah suatu kondisi psikofisik yang dialami seseorang saat menghadapi suatu tantangan. Jenis-Jenis Stres
Menurut Molloy (2010 : 116), para ahli kesehatan setuju bahwa ada tiga jenis stres. Pertama, stres antisipasi, yaitu saat anda cemas akan sesuatu yang belum terjadi. Misalnya, kinerja anda akan dinilai bulan depan dan anda sudah cemas dengan hasilnya. Kedua, stres situasi saat terdapat ancaman. Misalnya, mobil anda tergelincir di jalan yang basah. Biasanya ini adalah tekanan luar seperti kecelakaan atau kesedihan. Ketiga, ada stres kronik yaitu yang biasa dialami selama jangka waktu lama dan bisa termasuk stres dari lingkungan kerja yang sulit atau hubungan yang tidak sehat.
Gejala Stres
Menurut Dr. Urfa Fajarwati, S.Psi., M.Psi, Psikolog seseorang yang tengah mengalami gangguan stres memiliki gejala seperti :
a. Gejala fisik meliputi : kelelahan, merasakan detak jantung berdetak lebih keras, bibir sering kering, kesulitan bernafas, tidak bernafsu makan, berkeringkat berlebihan ketik temperatur tidak panas dan tidak setelah beraktifitas, tremor pada tangan.
b. Gejala psikis meliputi : takut tanpa alasan yang jelas, mudah marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung, gelisah, tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi ketika sedang mengerjakan sesuatu hal, merasa tidak dapat merasakan perasaan positif, sedih dan tertekan, putus asa, berpikir hidup tidak bermanfaat.
c. Gejala Perilaku meliputi : beraksi berlebihan terhadap suatu situasi, merasa tidak bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan, berubah selera makan, kehilangan minat akan segala hal, tidak memiliki motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah.
Tingakatan Stres
Dari hasil wawancara penulis dengan dokter psikiater Dr.A.Sahab, Sp.Kj dan Dr. Urfa
Fajarwati, S.Psi., M.Psi, Psikolog memaparkan bahwa tingkatan stres terbagi tiga, yaitu : stres ringan, stres sedang dan stres berat.
Dempster-Shafer
Menurut Dahria, Silalahi, Ramadhan dalam jurnal sistem pakar metode Damster
Shafer untuk menentukan jenis gangguan perkembangan pada anak (2013), dempster-shafer adalah suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief functions and plausible
reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa. Teori ini dikembangkan oleh Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer.
1. Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. Dimana nilai bel yaitu (0 – 0.9).
2. Plausibility (P1) dinotasikan sebagai:
P1(s) = 1 – Bel(-s)
Plausibility juga bernilai 0 sampai 1. Jika kita yakin akan –s, maka dapat dikatakan bahwa Bel(-s)=1, dan P1(-s)=0. Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame
ofdiscerenment yang bernotasikan dengan θ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
Tujuannya adalah mengaitkan ukuran kepercayaan elemen-elemen θ. Tidak semua
evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi densitas (m). Nilai m tidak hanya mendefinisikan elemen-elemen θ saja, namun juga semua subsetnya. Sehingga jika θ berisi n elemen, maka subset θ adalah 2n. Jumlah semua m dalam subset θ sama dengan 1.
Apabila tidak ada informasi apapun untuk memilih hipotesis, maka nilai: m{θ} = 1,0.
Apabila diketahui X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai fungsi densitasnya, dan
Y juga merupakan subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk
fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :
m3(Z) =
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Masalah
Sistem pakar yang penulis buat mengindentifikasi tingkatan stres pada mahasiswa tingkat akhir berdasarkan gejala-gejala yang didapat dari seorang pakar. Agar sistem pakar dapat melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar, maka digunakan metode
dempster-shafer. Dempster-shafer suatu teori matematika untuk pembuktian berdasarkan belief
functions and plausible reasoning (fungsi kepercayaan dan pemikiran yang masuk akal), yang digunakan untuk mengkombinasikan potongan informasi yang terpisah (bukti) untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa.
Analisis Sistem
Sebagai contoh proses konsultasi, penentuan tingkatan stres yang dilakukan oleh admin menggunakan pemilihan gejala oleh user/mahasiswa yang ditampilkan sebagai input yaitu :
a. Gejala yang terpilih adalah sakit kepala dan tidur tidak teratur b. Langkah penentuan tingkatan stres:
a) Mencari tingkatan stres yang memiliki kriteria sesuai gejala yang telah dipilih oleh user berdasarkan basis pengetahuan.
b) Mencari gejala yang terpenuhi oleh tingkatan stres terpilih yang terdapat pada basis pengetahuan.
c) Melakukan perhitungan forward chaining dari pemilihan gejala stres dan ditentukan oleh metode dempster-shafer.
c. Penyelesaian
a) Mencari tingkatan stres yang sesuai dengan gejala-gejala yang telah dipilih oleh mahasiswa dan sesuai dengan basis pengetahuan.
b) Berdasarkan gejala yang dipilih oleh user/mahasiswa maka diperoleh tingkatan stres yang mempunyai nilai forward chaining dan dempster-shafer.
Tabel 1. Gejala
Kode Gejala Nama Gejala
G01 Kelelahan
G02 Merasakan detak jantung berdetak lebih keras G03 Bibir sering kering
G04 Kesulitan bernapas G05 Kesulitan menelan
G06 Berkeringat berlebihan ketika temperature tidak panas dan tidak setelah beraktifitas
G07 Takut tanpa alasan yang jelas G08 Tremor pada tangan
G09 Mudah marah
G10 Sulit untuk beristirahat
G11 Beraksi berlebihan terhadap suatu situasi G12 Mudah tersinggung
G13 Gelisah
G14 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi ketika sedang mengerjakan suatu hal
G15 Merasa tidak dapat merasakan perasaan positif
G16 Merasa tidak bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan G17 Tidak berselera untuk makan
G18 Sedih dan tertekan
G19 Putus asa
G20 Kehilangan minat akan segala hal G21 Tidak berguna bagi orang lain
G22 Tidak memiliki motivasi untuk hidup dan cenderung pasrah G23 Sering merasa kesulitan untuk tidur
G24 Merasa hidup tidak bermanfaat bagi orang Tabel 2. Tingkatan Stres Kode Tingkatan Stres Tingkatan Stres
T01 Stres Ringan
T02 Stres Sedang
T03 Stres Berat
Berdasarkan hasil gejala-gejala dan tingkatan stres yang didapat dari pakar, maka diperoleh bobot nilai dari setiap gejala. Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3. Rentang Nilai No Kode
Gejala Nama Gejala Bobot Nilai
1 G01 Kelelahan 0.8
2 G02 Merasakan detak jantung berdetak lebih keras 0.89
3 G03 Bibir sering kering 0.56
4 G04 Kesulitan bernapas 0.45
5 G05 Kesulitan menelan 0.84
6 G06 Berkeringet berlebihan ketika temperature tidak
panas dan sedang tidak beraktifitas 0.29
7 G07 Takut tanpa alasan yang jelas 0.76
9 G09 Mudah marah 0.55
10 G10 Sulit untuk beristirahat 0.79
11 G11 Beraksi berlebihan terhadap suatu situasi 0.62
12 G12 Mudah tersinggung 0.90
13 G13 Gelisah 0.81
14 G14 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi ketika sedang mengerjakan suatu hal 0.73 15 G15 Merasa tidak dapat merasakan perasaan positif 0.50 16 G16 Merasa tidak bersemangat untuk melakukan suatu
kegiatan 0.76
17 G17 Tidak berselera untuk makan 0.83
18 G18 Sedih dan tertekan 0.77
19 G19 Putus asa 0.60
20 G20 Kehilangan minat akan segala hal 0.76
21 G21 Berpikir hidup tidak bermanfaat 0.87
22 G22 Tidak memiliki motivasi untuk hidup dan
cenderung pasrah 0.85
23 G23 Sering merasa kesulitan untuk tidur 0.72 24 G24 Merasa hidup tidak bermanfaat bagi orang 0.51
Selanjutnya nilai dempster-shafer digunakan untuk memberikan nilai kepastian pada setiap tingkatan stres oleh mahasiswa tingkat akhir pada saat konsultasi selesai dilakukan. Pada saat gejala dipilih, maka sistem akan menghitung nilai bobot setiap bobot dengan menggunakan Dempster-Shafer. User harus memilih gejala lebih dari satu agar mendapatkan hasil tingkatan stres menggunakan perhitungan Dempster-Shafer untuk setiap tingkatan stres. Ketentuan untuk gejala pada tingkatan stres tersebut adalah sebagai berikut:
a. Aturan 1 untuk Tingkat Stres Ringan
IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G09 AND G11 AND G13 AND G15 AND G18 AND G23 THEN T01
b. Aturan 2 untuk Tingkat Stres Sedang
IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 AND G19 AND G22 AND G23 AND G24 THEN T02
c. Aturan 3 untuk Tingkat Stres Berat
IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 AND G09 AND G10 AND G11 AND G12 AND G13 AND G14 AND G15 AND G16 AND G17 AND G18 AND G19 AND G20 AND G21 AND G22 AND G23 AND G24 THEN T03
Diagram Konteks Sistem
Menurut De Marco dan Jourdan, diagram konteks adalah diagram yang menggambarkan Sistem bagian besar dari aliran arus data Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir.
Berdasarkan Diagram Konteks diatas dapat dijelaskan, Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiwa Tingkat Akhir mempunyai 2 kesatuan luar, yaitu: Admin dan Mahasiswa. Data bersembur dari Admin yang akan di input. Data yang di input adalah data admin, data tingkatan stres, data gejala, dan data solusi. Kemudian admin juga mendapatkan informasi mahasiswa dan informasi riwayat konsultasi. Setelah itu, mahasiswa menginput data diri dan data konsultasi, yang didapat mahasiswa yaitu, informasi tingkatan stres, informasi gejala, dan informasi solusi.
Data Flow Diagram (DFD)
Desain Data Flow Diagram (DFD) dibuat untuk mendapatkan gambaran secara umum sistem yang dibuat, desain DFD Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Level 0 Adapun penjelasan dari diagram level 0 di atas sebagai berikut:
1. Proses 1.0 P adalah input data admin dimana sumber entitas admin berupa data admin, hasil dari proses berupa data admin disimpan didalam tabel tb_admin, setelah menjadi admin dapat disimpan juga sebagai tabel tb_pengguna
2. Proses 2.0 P adalah input data tingkat stres dimana sumber entitas admin berupa data tingkat stres, hasil dari proses berupa data tingkat stres disimpan didalam tabel tb_tingkat_stres
3. Proses 3.0 P adalah input data gejala dari entitas admin berupa data gejala, hasil dari proses berupa data gejala yang disimpan didalam tabel tb_gejala
4. Proses 4.0 P adalah input data solusi dari entitas admin berupa data solusi, hasil dari proses berupa data solusi yang disimpan didalam tabel tb_solusi
5. Proses 5.0 P adalah input data registrasi dari entitas mahasiswa berupa data mahasiswa yang disimpan didalam tabel tb_mahasiswa
6. Prose 6.0 P adalah input data konsultasi dari entitas mahasiswa berupa data konsultasi yang disimpan didalam tabel tb_konsultasi.
Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar 3. Entity Relationship Diagram (ERD)
Berdasarkan Entity Relationship Diagram (ERD) pada gambar di atas dapat dijelaskan, sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir mempunyai 6 entitas, yaitu entitas tingkat stres, entitas solusi, entitas gejala, entitas konsultasi, entitas mahasiswa, dan entitas pengguna.
Desain Alur Yang Diusulkan
Gambar 4. Desain Alur Yang Diusulkan
Berdasarkan gambar 4 Flowchart yang usulkan pada sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dengan menggunakan metode Dempster-Shafer sebagai beikut:
1. Admin melakukan login dengan menggunakan username dan password, jika berhasil akan masuk ke menu utama dan jika gagal maka akan melalukan login ulang.
2. Admin melakukan proses penginputan data ke dalam sistem yang berupa data admin, data mahasiswa, data gejala, data tingkatan stres, dan data solusi. Jika selesai penginputan akan tersimpan ke dalam database admin, pengguna, mahasiswa, gejala, tingkat stres dan solusi. 3. Mahasiswa juga melakukan Login dengan memasukkan username dan password, jika berhasil akan masuk ke menu utama, jika gagal maka akan melalukan Login ulang. Setelah login selesai, mahasiwa melakukan proses registrasi dan input data konsultasi.
HASIL RANCANGAN 1. Halaman Beranda
Halaman beranda digunakan sebagai media untuk menampilkan beranda.
Gambar 5. Tampilan Beranda
2. Form Input Login
Form input login digunakan sebagai media untuk menampilkan form input login.
Gambar 6. Form Input Login
3. Halaman Admin
Halaman admin digunakan sebagai media untuk menampilkan halaman admin.
4. Form Registrasi Mahasiswa
Form registrasi mahasiswa digunakan sebagai media untuk form registrasi mahasiswa.
Gambar 8. Form Registrasi Mahasiswa
5. Form Konsultasi
Form konsultasi digunakan sebagai media menampilkan form konsultasi.
Gambar 9. Form Konsultasi
6. Form Riwayat Konsultasi Mahasiswa
Form riwayat konsultasi mahasiswa digunakan sebagai media untuk menampilkan form riwayat konsultasi mahasiswa.
7. Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan
Form tampil tingkatan stres dan simulasi perhitungan digunakan sebagai media untuk menampilkan Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan.
Gambar 11. Form Tampil Tingkatan Stres dan Simulasi Perhitungan
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan pada sistem pakar untuk menganalisis tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dengan menggunakan metode dempster-shafer penulis simpulkan bahwa Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir dirancang dengan menggunakan metode Dempster-Shafer dan
Forward Chaining. Pengujian Aplikasi Sistem Pakar Untuk Menganalisis Tingkat Stres pada Mahasiswa Tingkat Akhir menggunakan pengujian Black-Box.
Stres terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu: tingkat stres rendah, tingkat stres sedang, dan tingkat stres berat. Terdapat pilihan 24 gejala yang mungkin dialami oleh mahasiswa tingkat akhir untuk diklasifikasikan sesuai tingkatan stres. Dengan adanya program sistem pakar yang telah dibuat ini, dapat menjadi referensi dan dapat membantu dalam melakukan analisis terhadap tingkat stres yang dirasakan oleh mahasiswa tingkat akhir. Dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan informasi tentang tingkatan stres yang dialami lebih cepat, mudah dan berperan layaknya seorang pakar.
DAFTAR PUSTAKA
Dahria, Muhammad, R. Silalahi, dan M. Ramadhan. 2013. Sistem Pakar Metode Dampster
Shafer Untuk Menentukan Jenis Gangguan Perkembangan Pada Anak. Jurnal
SAINTIKOM. Vol. 12. No. 1. Hal: 1-10.
Daldiyono. 2009. Buku Panduan Untuk Menjadi Sarjana yang Sadar dan Berpikir. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Hartono, LA. 2007. Stres & Stroke. Yogyakarta:Kanisius.
Ide, Pangkalan.2008. Yoga Stres. Jakarta:Elex Media Komputindo. Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:Andi.
Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian engguna dengan
Metode Kuantitatif Pertanyaan. Yogyakarta:Andi.
Molloy, Andrea. 2010. Get A Life Sukses Di Tempat Kerja Bahagia Di Rumah. Jakarta:Raih Asa Sukses.
Saputra, Andri. 2011. Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru-Paru Pada Manusia
Menggunakan Pemrograman Visual Basic 6.0. Jurnal Teknologi dan Informatika.
Vol. 1. No. 3. Hal 202-222.
Sutojo, E. Mulyanto dan Vincent Suhartono. 2011. Kecerdasan Buatan. Yogyakarta:Andi. Yosep, Iyus dan Titin Sutini.2014. Buku Ajar keperawatan Jiwa dan Advance Mental