• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN SPASIAL KABUPATEN SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL DAN SPASIAL KABUPATEN SIDOARJO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir

III - 1

BAB III

REVIEW KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SEKTORAL

DAN SPASIAL KABUPATEN SIDOARJO

Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten Sidoarjo mengacu pada : rencana pembangunan jangka panjang daerah tahun 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten tahun 2005-2010. Selain itu juga memperhatikan hasil pengkajian implikasi penataan ruang kabupaten sebelumnya; upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi kabupaten; keselarasan aspirasi pembangunan kabupaten; serta rencana tata ruang kawasan strategis yang ada di wilayah kabupaten Sidoarjo.

3.1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN

Rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana pembangunan jangka panjang daerah merupakan kebijakan daerah yang saling mengacu. Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten mengacu pada rencana pembangunan jangka panjang kabupaten begitu juga sebaliknya.

Arah pembangunan daerah berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang KabupatenSidoarjo pada masing-masing bidang adalah sebagai berikut :

Bidang Geomorfologi

Pembangunan geomorfologi diarahkan pada terwujudnya peningkatan kesejahteraan masyarakat, keserasian pemanfaatan tata ruang, optimalisasi pemanfaatan lahan yang memiliki nilai ekonomis dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan hidup.

1. Kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan melalui:

 Pengembangan dan pemanfaatan lahan yang dapat memberikan nilai tambah pada masyarakat.

 Pengembangan kawasan industri dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan pemanfaatan lahan.

2. Keserasian tata ruang dapat dikembangkan melalui:

 Kesesuaian tata ruang yang berdasarkan pola pembangunan berkesinambungan

 Perencanaan tata ruang yang memperhatikan perkembangan pembangunan dan perekonomian daerah.

Bidang Lingkungan Hidup

Arah pembangunan lingkungan hidup Kabupaten Sidoarjo di wujudkan melalui integrasi dan harmonisasi kebijakan lingkungan hidup dengan sektor lain; peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat pada lingkungan hidup; penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas. 1. Integrasi dan harmonisasi kebijakan lingkungan hidup dengan sektor lain melalui;

 Sinergitas seluruh sektor pembangunan daerah dalam mewujudkan kebijakan yang berwawasan lingkungan

 Penciptaan kebijakan lingkungan yang adil dan tegas dengan memperhatikan seluruh kebutuhan hidup masyarakat Kabupaten Sidoarjo.

2. Kepedulian dan kesadaran masyarakat pada lingkungan hidup dapat ditingkatkanmelalui :  Pemberian penghargaan kepada tiap-tiap pihak yang berjasa baik masyarakat umum

maupun swasta dalam usaha pelestarian lingkungan

 Mendukung program penghijauan dan kebersihan mulai dari wilayah terkecil Kabupaten Sidoarjo, yaitu pedesaan hingga perkotaan

(2)

Laporan Akhir

III - 2

 Pengembangan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau di wilayah potensial polusi, yaitu

wilayah padat industri dan pusat lalu lintas

 Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kebersihan yang selain bertugas untuk membersihkan sampah di pedesaan dan di perkotaan juga berfungsi sebagai agenpembelajaran dan percontohan bagi masyarakat tentang etika memperlakukan lingkungan dengan baik dan bertanggungjawab.

3. Hukum lingkungan yang adil dan tegas dapat ditegakkan dengan :

 Pemberian punishment secara konkret, tegas, dan keras bagi masyarakat dan swasta yang telah melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan;

 Pemberdayaan masyarakat untuk melakukan monitoring terhadap perusakan dan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh semua pihak, dan ini bisa dilakukan melalui sosialisasi seluruh kebijakan lingkungan kepada masyarakat secara efektif.

Bidang Demografi

Arah pembangunan demografi Kabupaten Sidoarjo diwujudkan melalui: peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang memiliki daya saing tinggi dan berakhlak mulia; akses, pemerataan, relevansi, dan mutu terhadap layanan sosial dasar seperti pelayanan kesehatan; pendidikan; pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk; peningkatan partisipasi masyarakat di segala bidang.

1. Kualitas sumberdaya manusia yang memiliki daya saing tinggi dan berakhlak mulia ditingkatkan dengan :

 Peningkatan pelayanan prima kesehatan yang berkesinambungan dan berkualitas.

 Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui perbaikan gizi penduduk, terutama bayi-balita dan ibu hamil; pengembangan tenaga kesehatan yang menunjang peningkatan jumlah, mutu; peningkatan kesehatan jasmani dan mental masyarakat; peningkatan alokasi pembiayaan kesehatan bagi masyarakat miskin.

 Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.

 Peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan-pelatihan yang mampu merespon globalisasi dan kebutuhan pembangunan daerah dalam rangka peningkatan daya saing daerah.

 Pengembangan minat dan gemar membaca guna membangun masyarakat belajar dan kritis.

 Peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat dengan memberikan perhatian khusus bagi anak remaja, pemuda, perempuan, keluarga dan lansia, penyandang masalah kesejahteraan sosial serta masyarakat miskin dan rentan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.

 Peningkatan kualitas tenaga kerja melalui perubahan orientasi pengelolaan pelatihan dengan prioritas pada pencapaian keseimbangan tiga kecerdasan manusia, yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual untuk mencapai efektivitas dan efisiensi tenaga kerja sebagai bagian dari investasi SDM, dan memenuhi struktur kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan oleh pengguna.

 Pelaksanaan otonomi pembangunan sumberdaya manusia melalui partisipasi aktif masyarakat yang didukung dengan kerangka peraturan untuk mendorong pengelolaan pembangunan sumberdaya manusia yang menerapkan prinsip-prinsip good governance.  Mewujudkan manusia yang berakhlaq mulia melalui peningkatan kerukunan hidup intern

dan antar umat beragama, peningkatan kualitas pendidikan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan agama.

 Peningkatan human capital melalui peningkatan di bidang skill, talents, dan knowledge.  Membuka kesempatan kerja bagi SDM bertalenta tinggi yang berasal dari luar daerah

Kabupaten Sidoarjo, hal ini dilakukan dalam rangka menyediakan benchmarking kinerja dan menstimulus daya saing masyarakat Kabupaten Sidoarjountuk lebih produktif dalam berkarya.

 Pemberdayaan Sumber Daya Sosial.

2. Akses, pemerataan, relevansi, dan mutu terhadap layanan sosial dasar ditingkatkan dengan:  peningkatan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan (sustainable) dan berkualitas

bagi masyarakat terutama masyarakat miskin;

 peningkatan kualitas gizi penduduk, terutama bayi, balita, ibu hamil, dan perempuan dewasa, yang didukung oleh produksi dan distribusi pangan yang mencukupi dengan harga yang terjangkau;

 peningkatan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat terutama masyarakat miskin;

 peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan dan pelatihan yang mampu merespon globalisasi;

 peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat dengan memberikan perhatian khusus masyarakat miskin dan rentan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan, dengan didukung oleh sistem hukum dan perlindungan sosial yang responsif.

3. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dikendalikan dengan :

 peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja dan keluarga berencana (KB) yang bermutu, efektif, merata, dan terjangkau, serta pemberdayaan keluarga menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas;

 penataan persebaran dan mobilitas penduduk secara lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan melalui penataan administrasi kependudukan, pemerataan pembangunan ekonomi dan wilayah, dan pembukaan kawasan-kawasan industrial terpadu yang lebih banyak lagi menampung tenaga kerja.

4. Partisipasi masyarakat di segala bidang ditingkatkan dengan :

 penerapan prinsip-prinsip good governance dengan mengedepankan akuntabilitas dan transparansi;

 peningkatan kualitas media informasi pembangunan;

 Pengembangan kepercayaan masyarakat terhadap aparatur pemerintah. Bidang Ekonomi

Arah pembangunan ekonomi Kabupaten Sidoarjo diwujudkan melalui :

1. Ekonomi berorientasi pasar dan daya saing global yang berbasis teknologi dapat dikembangkan melalui :

 Peningkatan wawasan dan ketrampilan wirausahawan secara berkelanjutan;  Upaya dalam penguasaan teknologi dan penelitian pasar;

 Pengembangan produk unggulan berdaya saing global berdasarkan pada potensi daerah. 2. Agrobisnis modern berbasis kerakyatan, dapat dikembangkan dengan cara :

 Pengembangan teknologi industri pertanian dan perikanan;

 Intensifikasi pertanian dan perikanan melalui pengembangan teknologi yang berbasis kerakyatan.

3. Industrial cluster dan pertanian berbasis potensi daerah dan pariwisata dapat dikembangkan melalui :

 Pengembangan kluster industri yang berbasis pada potensi daerah;

 Penyediaan infrastruktur fisik, ekonomi, dan teknologi yang responsif terhadap kebutuhan dan kompetensi masing-masing cluster industri;

 Pemberdayaan UKM dan petani, melalui pengembangan sarana dan prasarana usaha yang menunjang pariwisata;

 Mengembangkan jaringan kerjasama antar UKM dan petani.

4. Sumber-sumber keuangan penunjang perekonomian dapat ditingkatkan melalui :  Ekstensifikasi jasa keuangan;

 Peningkatan peran jasa keuangan dalam mendukung pengembangan usaha.

5. Regulasi dan debirokrasi untuk peningkatan perekonomian daerah, diciptakan dengan cara :  Pengembangan sistem pelayanan prima bidang investasi;

(3)

Laporan Akhir

III - 3

 Penyusunan deregulasi dan debirokrasi dengan tujuan mencegah duplikasi kebijakan

investasi antara Pemerintah Daerah dan Pusat. 6. Ketahanan pangan diciptakan dengan meningkatkan :

 Ketersediaan pangan;

 Menjaga stabilitas penyediaan bahan pangan serta;

 Meningkatkan akses masyarakat untuk memperoleh pangan. 7. Iklim investasi ramah lingkungan dapat diwujudkan melalui :

 Pemilihan teknologi industri ramah lingkungan;

 Penerapan aturan-aturan yang mengikat bagi seluruh kalangan usaha di Kabupaten Sidoarjo untuk turut menjaga kelestarian lingkungan.

8. Perluasan lapangan kerja sangat penting dalam perekonomian. Hal ini dapat ditingkatkan dengan cara :

 Mengembangkan usaha-usaha yang memiliki daya serap tenaga kerja tinggi;

 Menciptakan iklim usaha yang mampu mendorong masyarakat mengembangkan potensi diri;

 Pengembangan kualitas sumber daya manusia yang siap kerja dan berjiwa wirausaha. 9. Peningkatan ekonomi rakyat melalui koperasi dapat ditingkatkan melalui :

 Mengembangkan usaha-usaha yang berbasis kerakyatan;  Menggalakkan dan mengembangkan koperasi di masyarakat; Bidang Sumberdaya Alam

Arah pembangunan sumberdaya alam Kabupaten Sidoarjo diarahkan pada pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara proporsional dan berkelanjutan; mendorong peningkatan keterkaitan usaha bidang pertambangan dan energi; meningkatkan pemanfaatan potensi tambang dan sumber energi alternatif.

1. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam secara proporsional dan berkelanjutan dilakukan dengan cara:

 Pemberian perhatian khusus pada pemanfaatan sumberdaya alam yang masih mempunyai potensi besar untuk dikembangkan;

 Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tak terbarukan, Seperti tambang, mineral dan sumberdaya energi yang diimbangi upaya reklamasi dan pencarian sumber alternatif atau bahan substitusi yang terbarukan dan yang lebih ramah lingkungan.

2. Keterkaitan usaha bidang pertambangan dan energi ditingkatkan melalui peningkatan investasi pada pengelolaan sumberdaya alam dan ENERGI yang digunakan seluruhnya untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sidoarjo.

3. Pemanfaatan potensi tambang dan sumber energi alternatif dapat dilakukan dengan cara diversifikasi dan penerapan teknologi tepat guna.

Bidang Sosial Budaya

Arah pembangunan sosial budaya Kabupaten Sidoarjo diwujudkan melalui pembangunan dan pemantapan nilai keagamaan dan jati diri masyarakat Kabupaten Sidoarjo, pengembangan dan peningkatan budaya inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang beradab, pemantapan karakter kota yang berbudaya, serta peningkatan organization capital.

1. Nilai-nilai keagamaan, jati diri dan nilai-nilai dasar sosial ditingkatkan melalui :  Pengembangan dan pembangunan pusat pendidikan keagamaan;

 Pengembangan dan pembangunan pusat pelatihan hard skill maupun soft skill dalam meningkatkan potensi SDM.

2. Budaya inovatif yang berorientasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian yang beradab dapat ditingkatkan melalui :

 Pengembangan budaya inovatif berdasar budaya dan tradisi daerah;

 Penggalian nilai-nilai adat dengan memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi

3. Karakter kota yang berbudaya dapat ditingkatkan melalui :

 Penggalian budaya dan sejarah yang dimiliki dan pengembangannya ;  Peningkatan pengenalan budaya kepada masyarakat ;

 Pengembangan budaya sebagai bagian dari konsep pembangunan daerah;

 Pengangkat dan pengembangan budaya menjadi bagian tradisi aktifitas bermasyarakat. 4. Organization capital yang ditingkatkan melalui : pengembangan kepemimpinan, employee

alignment, teamwork, dan knowledge management.

Bidang Politik

Arah pembangunan politik Kabupaten Sidoarjo diwujudkan melalui peningkatan kesadaran masyarakat di bidang politik yang sehat, peningkatan efektivitas lembaga pemerintahan; organisasi politik, dan sosial kemasyarakatan, lembaga non pemerintah; dan peningkatan peran komunikasi dan informasi di bidang politik.

1. Peningkatan kesadaran masyarakat di bidang politik yang sehat dilakukan melalui penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan bagi seluruh elemen masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan bagi masyarakat dimaksudkan untuk memberi pengetahuan pada masyarakat mengenai hak dan kewajibannya sebagai warganegara serta etika dalam berpolitik yang diselenggarakan dengan cara :

 Penyelanggaraan dan penyediaan instrumentasi media pembelajaran ;

 Pelembagaan sistem pembelajaran kepedulian terhadap Kabupaten Sidoarjo secara berkelanjutan.

2. Efektivitas lembaga pemerintahan, organisasi politik dan sosial kemasyarakatan ditingkatkan dengan :

 Perwujudan pemahaman baru mengenai pentingnya organisasi politik dan sosial kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah, sebagai bagian penting dari upaya memperbesar kemandirian masyarakat ;

 Peningkatan alternatif politik dan birokrasi bagi masyarakat agar aspirasinya terakomodasi dalam proses pengambilan keputusan-keputusan publik yang langsung berhubungan dengan hajat hidupnya ;

 Peningkatan hubungan antar daerah dan atau luar negeri dengan jalan mengefektifkan dan memperluas fungsi jaringan-jaringan kerjasama yang ada baik antar daerah maupun luar negeri.

3. Peran komunikasi dan informasi dalam politik ditingkatkan dengan :

 Perwujudan kebebasan pers yang lebih mapan dan terlembaga serta menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan mengontrol jalannya penyelenggaraan negara secara cerdas dan demokratis;

 Perwujudan pemerataan informasi yang lebih besar dengan mendorong dan melindungi munculnya media-media massa yang independen;

 Penciptaan jaringan informasi yang lebih bersifat interaktif antara masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik, untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami masyarakat.

Bidang Prasarana Dan Sarana

Arah pembangunan prasarana dan sarana Kabupaten Sidoarjo diwujudkan melalui penguatan sistem perencanaan infrastruktur wilayah; pengembangan sumberdaya sungai; peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih; pengembangan prasarana dan sistem transportasi; pengembangan dan pengendalian perumahan dan permukiman; pengembangan pengelolaanenergi; pengembangan telematika daerah dan peningkatan konsistensi pengendalian pembangunan infrastruktur daerah; pengelolaan limbah di pedesaan dan perkotaan yang ramah lingkungan; dan information capital.

(4)

Laporan Akhir

III - 4

1. Sistem perencanaan infrastruktur wilayah dapat diupayakan penguatannya melalui :

 Perencanaan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang matang dan terarah untuk mendukung kebutuhan masing-masing wilayah ;

 Keterpaduan seluruh keunggulan dan potensi daerah yang dimiliki ;

 Penciptaan sistem yang mendukung peningkatan aktifitas ekonomi secara merata.

2. Sumberdaya sungai dikembangkan dengan cara pembangunan transportasi diarahkan untuk :  Meningkatkan transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang, dan jasa

yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi melalui political trading yang saling menguntungkan ;

 Menyatukan persepsi dan langkah para pelaku penyedia jasa transportasi dalam konteks global services.

3. Kualitas dan kuantitas air bersih perlu ditingkatkan mengingat air adalah kebutuhan vital bagi kehidupan maupun aktifitas lainnya. Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas air bersih dapat dilakukan dengan cara :

 Menjaga dan meningkatkan kualitas air dan perlindungan dari polusi ;  Pengembangan distribusi air bersih secara merata dan berkeadilan;

 Meningkatkan sumberdaya air dan pengelolaannya secara efektif, efisien dan berkelanjutan.

4. Prasarana dan sistem transportasi dapat dikembangkan melalui :

 Perbaikan dan pengembangan sarana jalan untuk menciptakan kelancaran hubungan bisnis dan perdagangan antar wilayah dan daerah serta menghindari ketertinggalan dan keterisolasian Kabupaten Sidoarjo dari daerah lain;

 Peningkatan kualitas dan kuantitas armada transportasi;

 Penciptaan sistem pengembangan transportasi yang terpadu dan terintegrasi 5. Pembangunan perumahan dan permukiman dikendalikan dengan cara :

 Melaksanakan pembangunan perumahan dan sarana -prasarana permukiman yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup;

 Pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana-sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, credible, mandiri dan efisien

 Terselenggaranya pembangunan perumahan dan prasarana-sarana permukiman yang mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan.

6. Pengelolaan energi dikembangkan dengan cara pembangunan energi alternatif dan ketenagalistrikan yang diarahkan pada penyediaan energi dan tenaga listrik yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat dengan melakukan peningkatan sistem jaringan transmisi dan distribusi serta pengembangan teknologi tepat guna dan alternatif untuk energi dan listrik terapan.

7. Pembangunan telematika diarahkan dengan :

 Peningkatan pembangunan dan pemanfaatan prasarana telekomunikasi dan non-telekomunikasi dalam penyelenggaraan telematika guna menciptakan efisiensi termasuk efisiensi investasi yang pada akhirnya akan menurunkan harga/biaya layanan yang dibebankan kepada pengguna;

 Memanfaatkan konsep teknologi netral yang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri dengan tetap menjaga keutuhan sistem yang telah ada;

 Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap potensi pemanfaatan telematika;

 Mengembangkan industri konten dan aplikasi dalam upaya penciptaan nilai tambah dari informasi.

8. Pengelolaan limbah pedesaan dan perkotaan yang ramah lingkungan dilakukan dengan cara:  Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana pengolahan limbah yang ramah

lingkungan;

 Penciptaan teknologi dan penelitian terhadap daur ulang limbah yang memiliki nilai ekonomi.

9. Information capital dengan mengembangkan data base, information system, network, dan

technology infrastructure.

Bidang Pemerintahan

Pembangunan bidang pemerintahan Kabupaten Sidoarjo diarahkan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, yang memiliki 3 (tiga) pilar utama (transparansi,akuntabilitas dan partisipasi) melalui peningkatan kemampuan otonomi daerah, peningkatan pelayanan pada masyarakat, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM.

1. Peningkatan kemampuan otonomi daerah, diwujudkan melalui dilakukan dengan cara :

 Penyamaan pola pikir seluruh aparat pemerintahan terhadap pemahaman otonomi daerah ;  Penetapan peraturan-peraturan yang menunjang otonomi daerah

2. Peningkatan pelayanan pada masyarakat, dilakukan dengan cara :

 Penyamaan pola pikir pada seluruh aparat pemerintahan sebagai pelayan masyarakat;  Meningkatkan kemampuan aparat untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. 3. Peningkatan Kualitas dan kuantitas SDM dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, meliputi :

 Peningkatan kemampuan dan dedikasi pada aparatur peemerintahan ;  Peningkatan profesionalisme aparatur pemerintahan;

 Penyesuaian komposisi aparatur pemerintah sesuai dengan beban dan tugas masing-masing.

3.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sidoarjo dituangkan ke dalam strategi-strategi pembangunan daerah. Strategi pembangunan daerah Kabupaten Sidoarjo tahun 2006-2010 tersebut adalah sebagai berikut :

Strategi pencapaian misi 1 :

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global, adalah sebagaiberikut :

1. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat serta upaya untuk menekan tingkat angka putus sekolah dan keaksaraan fungsional.

2. Peningkatan prestasi olah raga dan kesenian, serta kelestarian budaya. 3. Peningkatan sarana prasarana pendidikan dan kesehatan.

4. Menekan tingkat malnutrisi pada anak dan balita. 5. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 6. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Strategi pencapaian Misi 2 :

Menanggulangi kemiskinan secara terpadu melalui pemberdayaan masyarakat, adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan kerangka strategi penanggulangan kemiskinan daerah yang partisipatif dengan memfasilitasi inisiatif masyarakat miskin melalui program terpadu.

2. Pengembangan Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Strategi pencapaian misi 3 :

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkeadilan gender, adalah sebagai berikut :

(5)

Laporan Akhir

III - 5

1. Terbukanya ruang partisipasi dan transparansi kepada masyarakat yang berwawasan

lingkungan dalam setiap proses pembangunan

2. Pengembangan pengarusutamaan Jender (PUJ) pada proses pembangunan.

3. Fasilitasi kemitraan antar stakeholder pembangunan dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas organisasi sosial masyarakat dengan prinsip pengembangan program-program pembangunan partisipatif.

Strategi pencapaian misi 4 :

Mewujudkan pemerintahan yang berkualitas, bebas dari KKN, dan profesional dalam kerangka good governance,adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan pelayanan prima dan mekanisme pengawasan pada aparatur dalam rangka penciptaan pemerintahan yang efisien dan efektif.

2. Pengembangan sistem tatalaksana aparatur pemerintahan secara profesional yang disertai dengan penguatan kapasitas aparatur pemerintahan disemua tingkatan.

3. Pendistribusian kewenangan pelayanan masyarakat dan pembangunan sampai pada tingkatan pemerintahan desa.

Strategi pencapaian misi 5 :

Menegakkan supremasi hukum, menciptakan sistem keamanan dan ketertiban lingkungan dan menanggulangi bencana, adalah sebagai berikut :

1. Penguatan kesadaran politik masyarakat untuk terlibat dalam proses politik dengan fasilitasi pendidikan politik dan dialog konstruktif antar umat beragama, antar golongan, serta kelompok marginal masyarakat untuk mendorong berkembangnya good governance

2. Pengembangan kemitraan dalam menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan masyarakat, yang disertai dengan penegakan supremasi hukum secara konsisten dan berkelanjutan.

3. Pengembangan kesadaran dan kemampuan stakeholders lokal terhadap manajemen bencana secara efisien dan efektif.

Strategi pencapaian misi 6 :

Meningkatkan peluang investasi dan usaha berbasis potensi perekonomian rakyat yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah, adalah sebagai berikut : 1. Pengembangan inovasi regulasi, sistem permodalan, dan pemberian insentif yang mendorong

terciptanya iklim usaha yang kondusif menuju kemandirian keuangan.

2. Pengembangan kawasan usaha yang mendukung perekonomian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan Koperasi dengan memberikan perlindungan (proteksi) bagi usaha mikro dari kekuatan ekonomi yang lebih besar.

3. Peningkatan perluasan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja Strategi pencapaian misi 7 :

Meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertanian guna mewujudkan sentra agrobisnis terpadu, adalah sebagai berikut :

1. Terwujudnya sarana prasarana dan pengembangan usaha pertanian, perikanan dan peternakan pada kerangka pembangunan sentra agrobisnis.

2. Fasilitasi sistem dan kebijakan bagi pemberdayaan pelaku usaha untuk mendukung keberadaan sentra agrobisnis.

Strategi pencapaian misi 8 :

Memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang proporsional, berwawasan lingkungan, dan berkelanjutan, adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi untuk mendukung keberlangsungan mobilitas sektor jasa, perdagangan dan industri.

2. Pengembangan sistem penataan ruang, pelestarian lingkungan hidup, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

3. Peningkatan partisipasi dan pemberdayaan stakeholder untuk melakukan pengawasan sistem penataan penataan ruang, pelestarian lingkungan hidup, serta pemeliharaan infrastruktur secara partisipatif.

4. Pengembangan kemampuan aparatur pemerintah dan kapasitas pengawasan dari masyarakat dalam pengelolaan asset publik secara profesional.

3.3. KAJIAN IMPLIKASI PENATAAN RUANG KABUPATEN

Kota sidoarjo tumbuh berdasarkan pada penataan ruang kabupaten Sidoarjo sebelumnya atau berdasarkan RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2003- 2013 adapun strategi, kebijaksanaan dan rencana penggunaan lahan yang digunakan untuk pengembangan wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut :

3.3.1. Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Sidoarjo

Strategi pengembangan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo secara mikro adalah pembentukan pusat- pusat pelayanan internal (mikro) di Kab. Sidoarjo, yang diarahkan untuk pemerataan pembangunan dan perkembangan antara wilayah barat dan timur. Sedangkan secara makro, strategi pengembangan tata ruang makro diarahkan pada upaya perwujudan struktur tata ruang terkait dengan pengembangan Prop. Jawa Timur dan Kota Surabaya.

3.3.2. Kebijakan RTRW Kabupaten Sidoarjo Kebijakan Umum RTRW

Kabupaten Sidoarjo yang termasuk dalam lingkup pengembangan GERBANGKERTOSUSILA, merupakan potensi yang sangat menguntungkan baik dalam pengembangan ekonomi wilayah dimasa yang akan datang maupun perkembangan tata ruang wilayahnya

Kebijakan Operasional

Strategi penetapan RTRW dilaksanakan menurut “Jalur Upaya” sebagai berikut : Jalur upaya pemanfaatan fungsi lindung, Jalur upaya keseimbangan perkembangan antarwilayah, Jalur upaya optimasi pemanfaatan sumber daya, Jalur upaya pemeliharaan fungsi asset prasarana pembangunan, Jalur upaya pengembangan kawasan khusus, Jalur upaya pemantapan dan peranan kota, Jalur upaya optimasi penggunaan unsur-unsur permukiman, Jalur upaya peningkatan efisiensi produksi perdesaan, jalur upaya pemanfaatan unsur produksi perdesaan. Penetapan sektor-sektor prioritas pembangunan. Sektor yang memiliki klasifikasi sangat strategis di Kabupaten Sidoarjo adalah sektor pertanian, perindustrian, perikanan/pertambakan. Sedangkan sektor yang termasuk dalam klasifikasi strategis adalah sektor perdagangan dan jasa, sektor sarana dan prasarana transportasi. Kriteria Penetapan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Untuk wilayah Kabupaten Sidoarjo, kawasan lindung diklasifikasikan menjadi 3 yaitukawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahanya, Kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya. Sedangkan yang termasuk kawasan budidaya adalah kawasan pertanian, perindustrian, permukiman, perdagangan, jasa, fasilitas umum, khusus, pariwisata dan kawasan ruang terbuka hijau.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Konsep dasar perencanaan

Konsep dasar rencana tata ruang wilayah yang sesuai dengan karakteristik Kabupaten Sidoarjo adalah gabungan antara konsep struktur dan konsep komprehensif.

Rencana Struktur Wilayah

Berdasarkan UU No. 24 tahun 1992 tentang penataan ruang, dijelaskan bahwa perencanaan dibagi dalam tiga kelompok yaitu kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan tertentu.

(6)

Laporan Akhir

III - 6

Rencana Struktur Jaringan Jalan

Rencana sistem jaringan jalan di Kab. Sidoarjo dalam bentuk Jalan Tol, Arteri Primer, Ring Road Barat Sidoarjo, Jalan Lingkar Timur Sidoarjo, Jalan Lingkar Luar TimurSidoarjo, Jalan Lingkar Timur Krian, serta Jalan Kolektor Primer.

Rencana Sistem Perwilayahan

Sistem perwilayahan pembangunan ditetapkan menjadi 5 Sub Satuan Wilayah Pembangunan (SSWP). SSWP I berpusat di Kec. Waru meliputi Kec. Waru, Taman, Gedangan, Sukodono dan sebagian Kec. Sedati. SSWP II berpusat di Kec. Sidoarjo meliputi sebagian Kec. Sidoarjo, sebagian Kec. Buduran, sebagian Kec. Candi. SSWP III berpusat di Kec. Porong meliputi Kec. Porong, sebagian Kec. Jabon, sebagian Kec. Tanggulangin, Kec. Tulangan dan Kec. Krembung. SSWP IV berpusat di Kec. Krian meliputi Kec. Krian, Kec. Balongbendo, Kec. Tarik, Kec. Prambon dan Kec. Wonoayu. SSWP V berpusat di Kawasan Tambak meliputi sebagian Kec. Waru, sebagian Kec.Sedati, sebagian Kec. Buduran, sebagian Kec. Sidoarjo, sebagian Kec. Tanggulangin, sebagian Kec. Porong, sebagian Kec. Jabon. Fungsi utama wilayah yang membentuk struktur wilayah Kab. Sidoarjo adalah Pertanian, Perikanan tambak, Perindustrian, Permukiman, Bandara Udara Juanda, Perdagangan dan Jasa dan Pendidikan.

Distribusi Penduduk

Berdasarkan data sensus tahun 1980, 1990 dan 2000, pertumbuhan penduduk Kab. Sidoarjo pertahun adalah 3,53%, dengan rata- rata pertumbuhan penduduk terbesar di Kec. Waru sebesar 10,25% dan terkecil di Kec. Prambon yaitu1,49%. Prediksi jumlah penduduk Kab. Sidoarjo pada tahun 2012 adalah 2.215.392 jiwa dengan kepadatan penduduk 31 jiwa/ha.

Rencana Perekonomian Wilayah

Rencana pengembangan perekonomian di Kab. Sidoarjo adalah sektor pertanian dan sektor industri yang menunjang sektor pertanian. Arahan rencana untuk sektor industri di Kab. Sidoarjo adalah industri yang menunjang sektor pertanian, pengembangan industri yang harus dapat menjadi solusi masalah pengangguran, industri kerajinan rakyat yang berbasis padat karya, serta industri yang berwawasan lingkungan. Sedangkan arahan rencana kawasan industri polutan di Kab. Sidoarjo dialokasikan ke suatu kawasan industri yaitu Kawasan Industri Jabon, dengan rencana luas kawasan ± 2.200 Ha

Ketentuan Klasifikasi Kawasan

Secara umum kawasan dibedakan menjadi 2 kelompok besar yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap faktor fisik dasar wilayah diketahui bahwa klasifikasi kawasan di Kab. Sidoarjo didominasi oleh kawasan budidaya dan sebagian kecil kawasan perlindungan.

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Kawasan Pertanian di Kab. Sidoarjo adalah Kawasan pertanian tanaman pangan. Rencana pengembangan kawasan pertanian (lahan sawah) di Kab. Sidoarjo seluas 15.655 Ha. Rencana Pengembangan kawasan budidaya untuk sektor perikanan dan kelautan diarahkan pada pengembangan pertambakan dan kolam air tawar dengan luas rencana pengembangan 15.766,2 Ha. Wilayah pertambakan berada di Kec. Waru, Buduran, Sedati, Sidoarjo, Candi , Tanggulangin, Porong dan Jabon. Sedangkan wilayah kolam air tawar berada di 18 Kecamatan Kabupaten Sidoarjo. Rencana kawasan perkebunan di Kab. Sidoarjo adalah perkebunan tebu. Tanaman tebu pada dasarnya memanfaatkan tanah sawah untuk setiap musim.

Pengembangan kawasan budidaya yang mencakup program – program di sektor perikanan akan dapat meningkatkan nilai ekonomis komoditi perikanan dan kelautan baik secara mutu maupun nilai jual. Upaya – upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut melalui tahapan – tahapan

pelaksanaan untuk penataan / perbaikan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan budidaya yaitu :

a. Rehabilitasi / perbaikan sarana budidaya dengan melakukan endalaman wadah budidaya sesuaii ketentuan teknis.

b. Optimalisasi wadah budidaya dengan mengaplikasikan Persiapan budidaya sampai panen dan pasca panen.

c. Rehabilitasi / perbaikan prasarana budidaya dengan melakukan perbaikan maupun pembuatan akses jalan produksi menuju kaasan budidaya, melakukan ehabilitasi / normalisasi saluran tambak, dan melakukan pembangunan tempat panen ( handling ) yang sesuai ketentuan teknis d. Pengadaan prasarana pendukung budidaya dengan pengadaan pompa air sebagai upaya

penambahan air, pembelian kincir air sebagai peningkatan teknologi budidaya e. Rehabilitasi / perbaikan sarana panti – panti pembenihan.

f. Pemasaran dan mengoptimalkan jaringan pemasaran baik regional, nasional dan internasional.

Rencana Kawasan Pariwisata

Rencana kawasan pariwisata yang mendapatkan prioritas pengembangan adalah wisata pantai di Pantai Timur Sidoarjo, wisata candi, Wisata Makam Dewi Sekardadu dan wisata air sungai kepetingan, wisata belanja, Miniatur Jawa Timur dan Wisata Kerajinan Tanggulangin, Pasar Induk di Jemundo, Bandara Juanda dan pelabuhan ikan.

Rencana Kawasan Permukiman

Rencana kawasan permukiman perdesaan di Kab. Sidoarjo pada tahun perencanaan seluas 4.775,57 Ha. Arahan kawasan permukiman perdesaan berada di Kec. Candi, Kec.Sidoarjo, Kec. Krian, Kec. Taman, Kec. Tulangan, Kec. Prambon, Kec. Wonoayu, Kec.Sukodono, Kec. Porong, Kec. Tanggulangin, dan Kec. Tarik. Rencana kawasan permukiman perkotaan di Kab. Sidoarjo pada tahun perencanaan seluas 21.781,99 Ha. Arahan kawasan permukiman perkotaan berada di Kec. Waru, Kec. Sedati, Kec. Buduran, Kec. Gedangan, Kec. Sidoarjo, Kec. Candi, Kec.Tanggulangin, Kec. Porong, Kec. Jabon, Kec. Taman, Kec. Krian, Kec. Balongbendo, Kec. Tarik, Kec. Prambon, Kec. Wonoayu, Kec. Sukodono. Rencana Kawasan Perindustrian dikembangkan dalam tiga kelompok yaitu, Kawasan Industri, Industri Non Kawasan dan Home Industri. Kawasan industri antara lain Kawasan Industri Berbek, Tambaksawah dan rencana kawasan industri Jabon seluas 2.200 Ha. Industri non polutan terdapat di sepanjang jalan arteri dan kolektor. Kegiatan Home industri antara lain Industri Kerajinan Tas dan sepatu kulit di Kec. Tanggulangin, Homeindustri sepatu dan sandal di Desa Wedoro Kec. Waru. Rencana home industri logam mulia di Desa Segorotambak Kec. Sedati seluas 50 Ha. Rencana kawasan pertambangan di Kab. Sidoarjo terdapat di Kec. Porong yaitu pertambangan Gas Bumi, Kec. Tanggulangin dan Kec. Krembung.

Tabel 3.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perumahan/Hunian

Jenis Rumah Ketentuan 2007 2012 Unit Luas(m2) Pddk : 1.918.032 Pddk : 2.215.392 Unit Ha Unit Ha Kavling Besar 1 800 38.361 3.068,88 44.308 3.544,64 Kavling Sedang 4 600 153.442 9.206,52 177.231 10.633,86 Kavling Kecil 5 200 191.803 3.836,06 221.539 4.430,78 Jumlah 383.606 16.111,46 443.078 18.609,28 Sumber : Hasil Rencana

(7)

Laporan Akhir

III - 7

Rencana Kawasan Mix Use

Kawasan Mix Use adalah kawasan campuran industri non polutan, perakitan dan perdagangan dengan luas 1.159,8364 Ha, diarahkan pada kawasan timur Kab. Sidoarjo. Lokasinya diantara Jalan lingkar timur dan Jalan lingkar timur luar Sidoarjo. Batas pengembangan sebelah utara adalah Jl. Buduran dan batas selatan adalah Kali Kedungpelur. Rencana Kawasan khusus di Kab. Sidoarjo meliputi kawasan militer, sempadan jalan tol, kawasan Bandara Udara Juanda. Rencana kawasan militer seluas 210,88 ha terdapat di Kec. Sedati, Kec. Gedangan, Kec. Waru, Kec. Buduran dan Kec. Wonoayu. Kawasan Bandara Juanda direncanakan seluas 1.022,5572 Ha sedangkan luas sempadan jalan tol sekitar 352,89 Ha.

Rencana Pengembangan Wilayah Prioritas

Rencana pengembangan wilayah yang mempunyai prospek tinggi diarahkan pada wilayah dengan aksesibilitas tinggi. Di Kab. Sidoarjo wilayah tersebut adalah Kec.Sidoarjo, Kec. Waru, Kec. Taman, Kec. Sedati, Kec. Gedangan. Rencana Pengembangan wilayah tertinggal atau kurang berkembang, antara lain Kec.Jabon, Kec. Balongbendo, Kec. Prambon. Rencana Pengembangan pusat-pusat kegiatan ekonomi yang cukup pesat yaitu di Kota Sidoarjo dan pusat-pusat SSWP untuk melayani wilayah sekitarnya. Rencana Pengembangan Kawasan Strategis dan memberikan Prospek pengembangan yang baik. Kawasan tersebut terdapat di Kec. Taman, Kec. Waru dan Kec. Sedati.

Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan

Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan yang berada di Kawasan Tarik, Balongbendo (berbatasan dengan Kab. Mojokerto), Kawasan Krian (berbatasan dengan Kab. Gresik), Kawasan Taman, Waru (berbatasan dengan Kota Surabaya), Kawasan Prambon (berbatasan dengan Kab. Mojokerto), Kawasan Porong – Jabon yang diarahkan untuk kawasan industri

Rencana Sistem Transportasi

Rencana Pengembangan Jaringan Transportasi Jalan Klasifikasi fungsi jalan yang ada di kab. Sidoarjo sampai tahun2002 terdiri dari Jalan Tol yang melewati Kec. Taman, Kec. Sukodono, Kec. Tanggulangindan Kec. Jabon. Rencana pengembangan jalan tol adalah Rencana jalan tol simpang susun Waru-Juanda, Rencana jalan tol akses Jabon, Rencana tol Aloha-Wonokromo-Perak danRencana Jalan Tol Surabaya–Mojokerto. Jalan Arteri Primer, terdiri dari 2 ruas utama yaitu Jalan Lingkar Luar Timur Sidoarjo, Ruas jalan yang menghubungkan Kota Surabaya–Kab. Sidoarjo–Kab. Mojokerto, Jalan By Pass Krian. Jalan Kolektor Primer terdiri dari Ruas jalan yang menghubungkan Kec. Krian-Prambon, Kec. Porong-Krembung-Prambon, Kota Sidoarjo-Kec. Wonoayu-Kec. Krian, Kec. Gedangan-Kec.Sukodono-Kec. Krian, Kec. Buduran- Kec. Candi, Jalan Lingkar Selatan Krian. Jalan lokal primer merupakan ruas jalan yang menghubungkan antar pusat kecamatan.

Rencana Sistem Jaringan Jalan

Sistem jaringan jalan primer yang dikembangkan di Kab. Sidoarjo adalah Sistem jaringan jalan primer, yaitu jaringan yang menghubungkan secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang kedua, kota jenjang ketiga dan kota jenjang dibawahnya sampai ke persil dalam satuan wilayah pengembangan. Sistem jaringan jalan sekunder, yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasansekunder kedua.

Rencana Pengembangan Jalan

Rencana pembuatan jaringan jalan baru dimaksudkan untuk meningkatkan akses antara wilayah yang ada di Kab. Sidoarjo. Bentuk jalan baru tersebut adalah : Frontage road yang terdapat di kanan kiri jalan tol, Jalan Lingkar Barat Sidoarjo dan Lingkar Luar Timur Sidoarjo, Jalan Lingkar Selatan Krian, Jalan Lingkar Timur Porong, Jalan akses menuju Bandara Udara Juanda. Rencana

peningkatan fungsi dan kualitas jaringan jalan, meliputi kegiatan peningkatan daya dukung perkerasan, pelebaran jalan, pengaspalan perkerasan jalan ataupun pelapisan ulang perkerasan jalan.

Rencana Fasilitas Transportasi Jalan Raya

Fasilitas transportasi yang direncanakan adalah terminal kendaraan umum. Terminal yang direncanakan adalah Sub terminal kendaraan umum yaitu Terminal Type B di Desa Juwetkenongo Kec. Porong seluas 3 Ha, Terminal Type C di Desa Kepadangan Kec.Tulangan seluas 1 Ha. Fasilitas yang lain yaitu Halte bus, Pangkalan kendaraan umum, Tempat pemberhentian kendaraan umum.

Rencana Pengembangan Angkutan Umum

Rute kendaraan umum yang direncanakan di Kab. Sidoarjo meliputi rute angkutan umum dalam kota dan angkutan antar kota.

Rencana Pengembangan Transportasi Kereta Api

Rencana pengembangan transportasi KA meliputi Pengembangan jaringan rel KA Surabaya – Sidoarjo - Malang, Surabaya – Sidoarjo –Mojokerto, Pengembangan Stasiun Sidoarjo menjadi stasiun induk.

Rencana Transportasi Udara

Direncanakan adanya perluasan Bandara Udara Juanda ke arah utara yang berfungsi untuk terminal penumpang, perluasan ke arah selatan untuk terminal barang.

Fasilitas Pendidikan

Rencana kebutuhan Fasilitas pendidikan TK di Kab. Sidoarjo hingga akhir tahun perencanaan perlu adanya penambahan 1.614 unit dengan luas 265,8 Ha. Rencana penambahan fasiitas SD 930 unit dengan luas lahan 334,8 Ha. Rencana penambahan fasilitas SLTP 398 unit dengan luas lahan 239 Ha. Rencana penambahan fasilitas SLTA 419 unit dengan luas 251 Ha. Untuk perguruan tinggi tetap 5 unit.

Fasilitas peribadatan

Rencana Fasilitas peribadatan yang direncanakan penambahan adalah Masjid dan Langgar. Jumlah Fasilitas peribadatan sampai tahun 2012 adalah Masjid Agung 1 unit, Masjid Jami’ 18 unit, Masjid 1.139, Langgar 2.065 unit. Sedangkan tempat ibadah yang lain tetap, yaitu 28 unit gereja, 3 unit pura, 2 wihara

Fasilitas Kesehatan

Tabel 3.2 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo(2003-2013)

Fasilitas Kesehatan Penduduk

Pendukung Standart Luas (Ha) Kondisi Eksisting 2007 2013 Unit Ha Unit Ha

Rumah Sakit Umum Kabupaten 1.250 3 3 3,75 3 3,75

RS. Swasta & RS. Bersalin

25.000 0,250 13 4 1 4 1

Puskesmas 30.000 0,120 25 63 7,56 73 8,76

Puskesmas Pembantu 6.000 0,060 59 319 19,14 369 22,14

Tempat Praktek Dokter 5.000 0,035 82 383 13,4 443 15,5

Polindes 5.000 0,060 58 383 23 443 26,6

Apotik 10.000 0,030 107 191 5,73 221 6,63

Jumlah 73,58 84,38

(8)

Laporan Akhir

III - 8

Fasilitas Perdagangan

Arahan Fasiitas perdagangan yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan di Kab.Sidoarjo antara lain Pasar Induk Agribisnis di Desa Jemundo Kec. Taman seluas 50 Ha, Central Bussines District (CBD) di Desa Gedangan Kec. Gedangan seluas 40 Ha, CBD di Desa Gedang dan Desa Juwetkenongo Kec. Porong seluas 25 Ha, CBD di Kawasan Industri Jabon Kec. Jabon seluas 200 Ha.

Fasilitas Olah raga dan Ruang Terbuka

Rencana fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau sampai tahun 2012 seluas 715,6 Ha. Fasilitas yang direncanakan adalah tempat bermain, taman dan lapangan olah raga.

Proyeksi Kebutuhan Utilitas Air Bersih

Sistem Penyediaan air bersih di Kab. Sidoarjo dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Delta Tirta Kab. Sidoarjo. Berdasarkan perkiraan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan, jumlah kebutuhan air bersih untuk domestik sebesar 329.642 m3/hari, kebutuhan non domestik 65.928 m3/ hari tingkat pelayanan air bersih direncanakan sampai akhir tahun perencanaan sebesar 80%. Wilayah yang mendapat prioritas adalah : wilayah yang mempunyai prospek pengembangan tinggi meliputi Kec. Sidoarjo, Kec. Waru, Kec. Taman, Kec. Gedangan, Kec. Krian, Kec. Balongbendo. Wilayah tertinggal atau kurang berkembang meliputi Kec.Jabon, Kec. Balongbendo, Kec. Prambon. Pusat- pusat kegiatan ekonomi meliputi KotaSidoarjo dan sekitarnya, Kawasan Strategis meliputi Kec. Taman, Kec. Waru, Kec.Sedati. Kawasan strategis lain adalah kawasan tambak meliputi sebelah timur Kab.Sidoarjo yaitu kec. Sidoarjo, Kec. Buduran, Kec. Candi, Kec. Jabon, Kec. Waru, Kec.Sedati. Kawasan Perbatasan meliputi Kawasan Tarik, Balongbendo, Legundi, Krian,Taman, Waru, Prambon, Porong dan Jabon. Rencana Distribusi Air Bersih Jaringan yang sudah ada saat ini adalah Jalur utara Krian sampai dengan Desa Kedungwonokerto, Desa Jerukgamping dan Desa Sidomaju. Dari Desa Sidomulyo mengikuti jaringan jalan di perbatasan yang melewati Desa Tapel, Pertapanmaduretno, Tanjungsari, Krembangan, Tawangsari, Ngelom, Wonocolo dan Ketegan. Jalur arteri primer ke arah barat menuju Kab. Mojokerto, yaitu pada Kec. Taman sampai DesaSidorejo. Kec. Waru, Kec. Sedati, Kec. Gedangan dan Kec. Sidoarjo pada seluruh jalur kolektor primer. Pada jaringan jalan dari Kota Sidoarjo sampai Kec. Wonoayu. Pada Jalan Arteri Primer Surabaya – Malang. Rencana pemasangan jaringan transmisi dan distribusi primer mencakup perpipaan sepanjang jalan arteri primer dan jalan kolektor primer dengan variasi antara 750 – 1.000mm.

Rencana Telekomunikasi

Tabel 3.3 Rencana Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2003-2013

No. Keterangan Standart 2007 2013 1 Jumlah Penduduk Jiwa 1.918.032 2.215.392 2 Kebutuhan telepon RT 1 kk = 5 jiwa 383.606

sambungan

443.078 sambungan 3 Kebutuhan telepon Umum Per 1000 jiwa 1.918 sambungan 2.215 sambungan 4 Kebutuhan telepon Komersial 25% dari telp.domestik 95.901 sambungan 110.769 sambungan Sumber : Hasil Rencana

Rencana listrik

Jaringan listrik yang dikelola PLN Kab. Sidoarjo belum mencapai sebagian wilayah yang ada terutama bagian utara dan selatan. Prediksi kebutuhan daya listrik tahun 2003 –2012 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Rencana Jaringan Listrik di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2003-2013

No. Tahun Penduduk VA KVA 1 2003 1.657.237 616.160.716,00 616,16 2 2007 1.974.580 734.148.844,00 734,15 3 2012 2.215.392 823.682.745,60 823,68 Sumber : Hasil Rencana

Rencana Drainase

Arahan rencana pembangunan yang dilaksanakan untuk pengembangan dan pengelolaan saluran drainase di wilayah Kab.Sidoarjo antara lain, Normalisasi Peningkatan Saluran induk/primer seperti Sungai Mengetan dan Sungai Porong, Normalisasi saluran sekunder, normalisasi saluran pembuang (afvoer), pembangunan sarana penyaluran dan pengambilan, perawatan dan operasional alat berat, program Kali Bersih (Kali Buntung, Kali Sumber dan Kali Buduran, Kali Kumambang dan Pucang, Kali Sidokare dan Sekardangan, Kali Kedunguling), Rencana pengembangan dan pengelolaan saluran drainase, Pembuatan Busem dalam skala lingkungan. Rencana Pengelolaan Sampah

Konsep rencana pegelolaan sampah adalah sebagai berikut : Pewadahan dan pengolahan di sumber timbunan sampah, Pengumpulan sampah, Pengangkutan sampah, Pengolahan sampah atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA). TPA Sampah di Kab.Sidoarjo yang beroperasi adalah TPA Tambak Kalisogo Jabon. Sistem yang direncanakan adalah Sistem Sanitary Landfil yang dilengkapi dengan lapisan kedap air dan sistem pengolah lindi.

Rencana Pengembangan Pemanfaatan Air Baku

Penyediaan air baku di Kab. Sidoarjo diatur sebagai berikut : Air permukaan, yaitu berupa air sungai dan air dari saluran irigasi. Air Tanah dangkal di wilayah Kab.Sidoarjo kurang potensial dijadikan bahan baku airminum. Pengolahan air bersih oleh PDAM Delta Tirta Kab.Sidoarjo sampai bulan April 2001 adalah 729,9 lt/dt termasuk dari sumber mata air umbulan. Sedangkan rata-rata konsumsi air oleh masyarakat sebesar 25,5 m3/pelanggan pada bulan April 2000.

Rencana Pengaturan Zoning Kawasan Kawasan Lindung

Konsep dan strategi yang dikembangkan dalam memantapkan kawasan lindung adalah :

 Di dalam Kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budidaya, kecuali yang tidak mengganggu fungsi lindung.

 Didalam cagar budaya dilarang melakukan kegiatan budidaya apapun, kecuali yang sesuai dengan fungsinya dan tidak mengubah bentang alam, kondisi penggunaan lahan serta ekosistem yang ada.

 Kegiatan yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

 Apabila menurut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan kegiatan budidaya mengganggu fungsi lindung maka kegiatan tersebut harus dicegah perkembanganya dan fungsi sebagai kawasan dikembalikan secara bertahap.

 Hutan wisata bisa dibuat dan nantinya disebut sebagai kawasan lindung suaka alam apabila pengertian dan kriteria yang tertuang dalam kepres No.32 tahun1990 dipenuhi.

 Aturan-aturan tentang kawasan lindung yang implementasinya saling berbenturan dengan aspek lainya, maka penggunaan aturan tersebut dilaksanakan sesuai dengan strata kepentingan tanpa mengurangi fungsi lindungnya.

Kawasan Budidaya

Rencana pengaturan zoning kawasan budidaya yang dapat diterapkan di wilayah Kab.Sidoarjo yaitu menciptakan keseimbangan ekologi Kab.Sidoarjo dalam arti menciptakan proporsi lahan yang

(9)

Laporan Akhir

III - 9

sesuai antara kawasan yang harus dilindungi dengan kawasan yang dapat dibudidayakan,

dikaitkan daya dukung Kab.Sidoarjo dalam menampung penduduk dan aktifitasnya. Rencana Wilayah Pengendalian Ketat (High Control Zone)

Kawasan pengendalian ketat yang ada di Kab.Sidoarjo diarahkan pada Kawasan industri, kawasan rawan bencana banjir terutama di kawasan sepanjang tepi Sungai Porong dan Sungai Mas, serta anak sungainya. Kawasan yang memerlukan pengendalian tinggi adalah kawasan sekitar kegiatan industri, Kawasan sepanjang sempadan sungai, Kawasan sepanjang sempadan pantai, Kawasan rawan banjir, Kawasan sepanjang koridor jaringan jalan arteri primer dan jalantol, Kawasan kegiatan campuran (Mix Used) yaitu 50–100 m di kiri kanan jalan kolektor primer di Kec.Krian– Kec.Prambon, Kec.Krian–Kec.Wonoayu, Kec.Wonoayu–Kec.Sukodono, Kec.Sukodono– Kec.Buduran dan Kec.Sukodono–Kec.Taman.

3.4. DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP

Analisis daya tampung dan daya dukung lahan didasarkan pada pertimbangan geologi lingkungan yang ada di wilayah perencanaan. Berdasarkan kondisi geologi lingkungan, beberapa unsur dapat dijadikan sebagai sumber daya (geologi) yang meliputi produktifitas air tanah, kemiringan lereng dan geologi teknik. Disamping itu terdapat kondisi geologi lingkungan yang dikategorikan sebagai bahaya, yaitu kerawanan gempa dan adanya gerakan tanah rendah–menengah. Adanya fenomena semburan Lumpur panas porong dan dampaknyayang berupa pengangkatan dan penurunan tanah sebagai unsur penyisih geologi. Penyisih lain yang non geologi adalah adanya kawasan lindung dan kawasan pasang surut yang berada di pesisir timur kabupaten. Dengan mengolah data dan kondisi geologi lingkungan tersebut, Studi yang dilakukan oleh pusat Lingkungan Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral/ESDM, memperoleh empat zonasi geologi lingkungan untuk pengembangan wilayah Kabupaten Sidoarjo, yaitu : zona leluasa, zona kurang leluasa, zona tidak leluasa dan zona tidak layak.

Zona leluasa

Merupakan suatu daerah yang mempunyai kondisi fisik lahan tanpa faktor pembatas yang berarti atau hampir tidak ada kendala geologi lingkungan yang berarti. Selain itu, juga memiliki sumber daya geologi sehingga mempunyai tingkat kemudahan dalam melakukan penataan ruang dan pemilahan jenis penggunaan lahan dengan biaya pembangunan dan teknologi yang rendah. Zona ini menempati bentang alam dataran alluvial dengan kemiringan lereng antara 0-10 %, terdapat di bagian barat wilayah perencanaan, meliputi wilayah : Krian, Wonoayu, Prambon, Tarik dan sekitarnya. Zona leluasa pada saat ini digunakan utamanya untuk lahan pertanian, pemukiman, Zona ini leluasa bila dikembangkan untuk peggunaan lahan utama seperti kawasan pemukiman, agropolitan (pertanian), industri, komersial dan kawasan khusus. Mempunyai faktor pendukung yang tinggi dan kendala yang rendah, sehingga tidak memerlukan rekayasa teknis yang tinggi untuk pengembangan setiap kawasan.

Zona kurang leluasa

Merupakan suatu daerah yang mempunyai kondisi fisik lahan yang memiliki faktor pembatas sedang atau mempunyai kendala geologi lingkungan dalam tingkatan menengah. Selain itu, juga memiliki sumber daya geologi yang kurang memadai. Sehingga mempunyai tingkat kemudahan dalam melakukan penataan ruang dan pemilahan jenis penggunaan lahan dengan biaya pembangunan dan teknologi yang menengah. Zona ini menempati bentang alam dataran bergelombang dengan kemiringan lereng antara 5 -10 %, terdapat di bagian tengah wilayah perencanaan, meliputi wilayah : Sukodono, Sedati dan sekitarnya. Zona kurang leluasa ini diartikan sebagai zona yang kurang leluasa untuk dikembangkan untuk penggunaan lahan utama, dikarenakan kurangnya faktor pendukung seperti sumberdaya air dan daya dukung fondasi. Zona kurang leluasa pada saat ini digunakan utamanya untuk lahan permukiman dan setempat industri non-kawasan, Untuk itu diperlukan pasokan air dan rekayasa teknis fondasi. Kualitas tanah untuk lahan pertanian kurang baik (kurang subur) memerlukan teknologi pemupukan.

Zona tidak leluasa

Merupakan suatu daerah yang mempunyai kondisi fisik lahan yang memiliki faktor pembatas agak serius atau mempunyai kendala geologi lingkungan dalam tingkatan agak tinggi seperti daya dukung fondasi buruk dan kondisi air tanah payau hingga asin. Tingkat kemudahan dalam melakukan penataan ruang dan pemilahan jenis penggunaan lahan dengan biaya pembangunan dan teknologi yang agak tinggi. Zona ini menempati bentang alam dataran bergelombang dengan kemiringan lereng antara 0 -5 % terdapat di bagian timur wilayah perencanaan. Zona tidak leluasa ini diartikan sebagai zona tidak leluasa untuk dikembangkan untuk penggunaan lahan utama, dikarenakan rendahnya faktor pendukung seperti sumberdaya air, daya dukung fondasi, sehingga diperlukan pasokan air dan rekayasa teknis fondasi yang intensif. Di samping itu kualitas tanah untuk lahan pertanian tidak baik (tidak subur), salinitas air sedang-tinggi, juga menjadi faktor kendala. Pada zona ini sebaiknya dikembangkan hutan mangrove yang dapat melindungi bibir pantai dari proses abrasi dan gelombang pasang.

Zona tidak layak

Merupakan suatu daerah yang mempunyai kondisi fisik lahan yang memiliki faktor pembatas serius atau mempunyai kendala geologi lingkungan dalam tingkatan yang tinggi. Tingginya tingkat kesulitan dalam melakukan penataan ruang dan pemilahan jenis penggunaan lahan serta diperlukan biaya pembangunan dan teknologi yang sulit dipenuhi. Zona ini terdapat setempat-setempat di wilayah perencanaan, meliputi wilayah : Porong dan Tanggulangin, dan sekitarnya. Kendala lingkungan geologi dalam tingkatan tinggi dalam zona tidak layak menjadi pertimbangan seperti berikut : Kejadian sebaran semburan lumpur panas di Kecamatan Porong yang terjadi sejak tahun 2006 hingga saat ini diperkirakan seluas 700 ha, yang menimbulkan dampak negatif penting baik sosial, biologi maupun aspek fisik lingkungan geologi. Beberapa wilayah desa (Siring, Jatirejo, Reno Kenongo, Kedungbendo,) telah tertimbun aliran lumpur dan beberapa desa lagi tidak tertutup kemungkinannya akan mengalami hal yang sama. Indikasi kerusakan lingkungan yangdapat diamati adalah :

 Seringkali timbul gelembung lumpur (bubble)yang baru, kadangkala disertai dengan gas metan yang mudah terbakar, seperti yang terjadi di lokasi pemukiman (16 Mei 2007), pernah juga terjadi sebelum ini pada bulan Maret 2007.

 Telah terjadi amblesan tanah (land subsidence )di sekitar pusat semburan lumpur setidaknya terjadi penurunan tanah sebesar 1 meter. Proses amblesan dipengaruhi oleh dinamika struktur geologi, sehingga terjadi deformasi di bawah permukaan tanah yang mengakibatkan amblesan tanah di permukaan, tampaknya menyebabkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah antara lain jalan tol Surabaya -Gempol, jalan kerta api, saluran pipa gas dan saluran pipa air minum. Telah terjadi gejala pengangkatan (uplift )tanah di samping barat dan timur zona amblesan yang kini tengah berlangsung, namun belum terasakan adanya rerubahan pada penggunaan lahan setempat. Adanya gejala pengangkatan sudah mulai terasa.

 Telah terjadi pencemaran air tanah, terutama karena meningkatnya kadar garam ; ada air tanah bebas di sekitar semburan lumpur dalam radius 500 - 1000 meter Ke arah barat. Telah terjadi penurunan kualitas tanah yaitu meningkatnya suhu dan kadar klorida pada tanah/batuan, mengakibatkan degradasi kesuburan tanah dan menimbulkan keracunan pada tanaman.

Hingga saat laporan ini disusun, kendala lingkungan tersebut belum dapat diatasi, sehingga menjadi pertimbangan dalam penentuan adanya zona tidak layak. Penggunaan lahan pada zona tidak layak pada saat ini antara lain sebagai kawasan pemukiman, pertanian dan industri dan lokasi pertambangan. Menurut aspek geologi, zona ini tidak layak dikembangkan untuk penggunaan lahan utama, dikarenakan tingginya masalah lingkungan geologi atau tingginya faktor kendala geologi, seperti semburan lumpur (mud extrusive), gelembung lumpur, amblesan, pengangkatan tanah (uplift) dan pencemaran lingkungan geologi. Sebagai alternatif, zona ini dapat digunakan

(10)

Laporan Akhir

III - 10

untuk beberapa pilihan seperti : menjadikan daerah ini sebagai kawasan lindung geologi (cagar

alam geologi), laboratorium alam, obyek geowisata, dan atau kawasan pertambangan (karena berpotensi mengandung migas, yodium dan bahan bangunan konstruksi/industri).

3.5. RENCANA TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS

Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :

a. Tata ruang di wilayah sekitarnya ;

b. Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya ; dan/atau c. Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alamdan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, antara lain, adalah kawasan perbatasan negara, termasuk pulau kecil terdepan, dan kawasan latihan militer.

 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.  Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain,

adalah kawasan adat tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan dunia, seperti Kompleks Candi.

 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, antara lain, adalah kawasan pertambangan minyak dan gasbumi termasuk pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, serta kawasan yang menjadi lokasi instalasi tenaga nuklir.

 Yang termasuk kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain, adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui sebagai warisan dunia seperti Taman Nasional Lorentz, Taman Nasional Ujung Kulon, dan Taman Nasional Komodo.

Nilai strategis kawasan tingkat nasional, provinsi,dan kabupaten/kota diukur berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah daerah kabupaten tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis.Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dekonsentrasi diberikan kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah,sedangkan tugas pembantuan dapat diberikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.

3.6. KESELARASAN ASPIRASI PEMBANGUNAN KABUPATEN

Pada saat ini sebenarnya telah terdapat aspirasi pembangunan yang berasal dari masyarakat Sidoarjo sendiri diantaranya adalah isu-isu pembangunan berupa pembangunan kawasan Siborian, kawasan Agropolitan, kawasan Gemopolis, kawasan Industri baru. Selain itu juga muncul isu pemekaran wilayah yaitu pemekaran wilayah Kecamatan Krian dan kecamatan Taman, Isu-isu ini perlu dipertimbangkan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sidoarjo. Apabila memungkinkan maka isu-isu tersebut dapat diakomodasi ke dalam rencana yang ada.

Gambar

Tabel 3.1 Rencana Kebutuhan Fasilitas Perumahan/Hunian  Jenis  Rumah  Ketentuan  2007  2012  Unit  Luas(m2)  Pddk : 1.918.032  Pddk : 2.215.392  Unit  Ha  Unit  Ha  Kavling  Besar  1  800  38.361  3.068,88  44.308  3.544,64  Kavling  Sedang  4  600  153.44
Tabel 3.2 Rencana Kebutuhan Fasilitas Kesehatan   Kabupaten Sidoarjo(2003-2013)
Tabel 3.3 Rencana Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2003-2013

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa guru dalam melakukan pembelajaran berhitung menggunakan permainan congklak masih menemukan kendala diantaranya kurangnya alat

Sama seperti halnya pada ordered list, digunakan 2 buah tag yaitu <ul> untuk memulai sebuah list berupa bullet, dan tag <li> untuk menuliskan isi dari list HTML yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan ensambel musik tiup sejak masuknya di Kebudayaan Karo melalui perkembangan grup grup musik tiup yang

Berdasarkan hasil analisis data per indikator pada tabel 1, maka dapat diketahui bahwa penilaian prestasi kerja pegawai fungsional umum di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

KONTROL DIREKTUR KOMERSIAL DIREKTUR OPERASIONAL KEAMANAN LINGKUNGAN HIDUP MANAGER TRADING BAHAN BAKU DAN MANAGER MARKETING PAKAN IKAN COUNTER SALES STAF MARKETING

Dalam membuat cetakan plastik ini plat alumunium akan jadi bahan dasar untuk membuat cetakan (mold) dengan menggunakan mesin frais. Material plastic yang di gunakan akan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa VAIN memiliki t hitung sebesar -3,61 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,720. Hal tersebut menunjukkan bahwa

Penelitian dilakukan untuk mengamati jumlah pemberian kadar air yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi hijauan tanaman Indigofera zollingeriana namun informasi tentang