Volume 22, Nomor 1, Maret 2016
Analisis Tingkat Kualitas Pelayanan dengan Mengintegrasikan Meto de Service
euality
ke dalam Metode Importance and performance Anarysis R.
Abdul
Jalal,
Ibnu
Jayamandau
Penerapan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi Mesin PengupasKulitAri
Kedelai
Jenis Screw pada IndustriKecil
TempeAndika Wisnujati
PemisahanAmilAlkohol
dariLimbah
CairLutter
WasherAni Purwanti
Analisa Deteksi Gelombang QRS untuk Menentukan Kelainan Fungsi Kerja Jantung
Evrita
Lusiana
Utari
Twitter sebagai Media Dakwah
Ahmad
tr'athanIlidayatullah
Analisis Pengendalian Kualitas Pembuatan Wellhub dengan Pendekatan
Lean
Six SigmaHM. Ibnu
Mastur, Nizar
f
iliawan
Aji
lesain
Key Pet'ormanceIndicator
untuk pengukuran Kinerja Industri Jasa Berdasarkan Budaya organisasi dengan Menggunakan Metode BSC-AHPNashrullah
Setiawan,Andang Farmansyah
Karakterisasi Squamous Cell CarcinomaapadaRahang Bawah dengan Metode pengenalan
pola
pada Citra Radiograf PanoramikDigital
Sri Lestari,
Rini Widyaningrum
Pengukuran Performansi Rantai Pasokpada Industri
Batik
Tipe Produksi Make-to-Stock dengan MenggunakanModel scor
il.O
dan pembobotanAHpJurnal Teknologi lndustri
Jurnal Teknologi
Industri TEKNOIN
adalahjurnal
yang mengkaji masalah yang berhubungan dengan teknologiindustri.
Penelitian yang dilaporkan dapat berupapenelitian
untuk
pengembangan keilmuan atau terapan. Jurnalini terbit
empatkali
dalam setahun, setiap bulan Maret, Juni, September, dan DesemberPelindung Imam
DjatiWidodo
PemimpinUmum
AgusTaufiq
Pemimpin Redaksi MuhammadRidlwan
Sekretaris Redaksi Firdaus Dewan RedaksiMuhammad Ridwan
Andi
PurnomoHari
Purnomo Asmanto Subagyo Sri KusumadewiI.znatiMuhimmah
Hendra Setiawan RisdiyonoAdministrasi
Agus Sumarjono Pangesti RahmanSarjudi
Alamat RedaksiFakultas
Teknologi
Industri
Universitas Islam Indonesia[-
Kaliurang
Km- 145 Yogyakarta 55501Telp.
(VZ71l8%?ff7, Faks-(0n4)
895ffi
Volume 22, Nomor
l,
Maret
2016DAFTAR
ISI
1
.8
ANALISIS
TINGKAT
KUALITAS
PELAYANAN
MENGINTEGRASIKAN
METODE
SERVICE
QUALITY
METODE
IMPORTANCE AND
PERFOR,fuU,NCEANALYSB
R. Abdul Jalal, Ibnu Jayamandau
DENGAN
KE
DALAM
9-18
19-26
27-37
38-43
44-52
53-59
60-67
68-79
PENERAPAN
ILMU
PENGETAHUAN
DAN
TEKNOLOGI
MESIN
PENGUPAS
KULIT ARI
KEDELAI
JENIS
SCREW
PADA
INDUSTR]
KECIL TEMPE
Andika Wisnujati
PEMISAIIAN
AMIL
ALKOHOL
DARI
LIMBAH CAIR
LTITTER
WASHER
Ani
PurwantiANALISA
DETEKSI GELOMBANG
QRS UNTUK
MENENTUKAN
KELAINAN
FUNGSI
KERJA JANTUNG
Ewita
Lusiana UtariTTTITTER
SEBAGAI MEDIA DAKWAH
Ahmad Fathan HidayatullahANALISIS
PENGENDALIAN
KUALITAS
PEMBUATAN
WELLHUB
DENGAN
PENDEKATAN
LEAN
SIX SIGJIIAHM. Ibnu Mastur, Nizar Filiawan
Aji
DESAIN
KEY
PERFORfuTANCEINDICATOR
UNTUK
PENGUKURAN
KINERJA INDUSTRI JASA
BERDASARKAN
BUDAYA
ORGANISASI
DENGAN
MENGGUNAKAN METODE
BSC.AHP
Nashrullah Setiawan, Andang Farmansyah
KARAKTERISASI SSAAMO']S
CELL
CARCINOMA
PADA
RAHANG
BAWAII
DENGAN
METODE
PENGENALAN
POT,A
PADA
CITRA
RADIOGRAF PANORAMIK
DIGITAL
Sri Lestari,
Rini
WidyaningrumPENGUKURAN PERFORMANSI
RANTAI
PASOK
BATIK
TIPE
PRODUKSTMAKE-TO.STOCK
DENGAN
MODEL
SCOR
1I.ODAN PEMBOBOTAN
AIIP
Taufiq Immawan, Chandra
yuda
pratamaPADA
INDUSTRI
MENGGUNAKAN
Redaksi menerima tulisan yang belum
pernah
cliterbitkan atau dalam proses penerbitan dctri kalangan akademisi clan
penelitt.
Rediksi
berhak*nnguion
tuhsan tanpa mengurangi atau mengubah maksudnya' Pecloman penulisan tercantum pada bagian akhir
Ju,tal
KARAKTERISASI
SQUAMOUSCELL CARCINOMA PADA
RAHANG
BAWAH
DENGAN
METODE
PENGENALAN
POLA
PADA
CITRA RADIOGRAF
PANORAMIK
DIGITAL
Sri
Lestari', Rini
Widyaningrum2
Junrsan Tetotik Elektro Fakultas Sains dan Telorclogi (Jniversitas Respati Yogtakartat, Jl. Laksda Adisucipto, km 6,3, Depok, Sleman, Yog,,akarta
Fakultas Kedokteran Gigi (Iniversitas Gadjah Mada2. Jl. Denta, Sekip Utara, Yogtakarta,
E -mail : t e s t ari 2 4 t I @gmai l. c o mt, riniw e ee @gmail. c o m2
ABSTRACT
Tumour
is
a pathologic condition that frequently occurin
the jaws. Diagnosisis
an important processto
determine the typeof
tumourfor
the patient, especially malignant tumour. A precise and correct diagnosis and supported by a precise treatment planningwill
support tlte recovery anda
betterlife
expectationfor
the patient. Oneof
the imaging techniques that commonly used is panoramic radiography. As the objective of this research is to acquire a pattern recognition method on the panoramic radiographfor
type of tumour detection in the jaws.The
image processing methodthqt
applied
involve histogram equalization, edgedetection, and binaty image. The processing has been done by considering.the shape, edge,
and the characteristic
of
the tumour. The result of image processing compared v,ith the interpretation by the dentist as the reference analysis.The analysis
of
the
inmge processingresult
v,ere appropriatewith the
dentist's interpretationfor
the case of malignant tumotr. As the case of maligtant tumour that has been observed was squanxous cell carcinoma. The result ofpattern recognition on the caseof
malignant tumour showed unobviotts edges, the content of the lesion has radiopaque and radiolucency composition, and the defect of mandibular cortical that can be seen obviously. Keyword : Panoramic, Tumour, Jaw, Malignant, Edge Detection, Binary, Mandibular.:a:
:I
1.
PENDAHULUAN
Unit
radiologi
merupakan sebuah unit pelayananyang
memiliki
peranpenting
dirumah
sakit, yang
melayani
keperluanpencitraan
medis
menggunakan
pesawatsinar-X. Dalam bidang
kedokteran
gigi, instrumentasimedis
menggunakan sumberradiasi sinar-X
telah
banyak
digunakan. Terdapatteknik
pencitraanintra oral
dan ekstraoral
atau yang
lebih
sering
dikenal dengan metode periapikal dan panoramik.Karakteristik sebuah
lesi
patologisseringkali
tidak
dapat diamati
secaralangsung
melalui
pemeriksaan
klinis,
sehingga
dokter grgi
memerlukanpemeriksaan
pendukung
dengan
caramengamati gambaran
(citra)
lesi
tersebutmelalui radiograf,
atauyang lazim
dikenaldengan
istilah
rontgen
gigi.
Karakterisasi yang tepatuntuk
abnormalitas pada rahang adalahhal
yang penting
untuk
memastikanperawatan
yang
tepat
bagi
pasien
dan mereduksi angka kesakitan (morbidity).Teknik
pencitraan berperan
pentingdalam
karakterisasilesi
pada rahang,
dan seorang radiologis diharapkanuntuk
mampumengidentifikasi dengan
baik
karakteristik setiaplesi
yang tampak padaradiograf.
Halini
dikarenakangigi
dan rahang merupakan jaringan keras, namundi
dalam strukturgigi
dan
rahang terdapatjaringap lunak
berupaKarakterisasi Squamous Cell Carcinomo pada Rahang Bawah dengan Metoda Pengenalan (Sri Lestari dkk)
s)'araf
dan
pembuluh darah
yang
seringnengalami
kondisi
patologis
Yangmengganggu kesehatan
pasien.
Beberapa -jenis lesijinak
dan ganas dapat terjadi padamandibula. Evaluasi
radiologis yang
tepat :erhadap suatu lesi akan memberikan dampaki'ang signifikan
dalam proses diagnosa dan prerawatan yang tepat bagi pasien.Studi
tentangtampilan radiografis
lesi pada rahang menjadi hal yang cukup menarik untukdikaji.
Radiograf panoramik digunakanuntuk
menentukanlokasi lesi,
struktur
lesi dankondisi
impaksi gigipada rahang. Dalamdijelaskan
bahwa
untuk
menentukankarakteristik suatu
lesi,
dokter
gigi
harus memperhatikan beberapainformasi
penting antaralain
lokasi
anatomisnya, bagaimana bentuk dan gambaran tepi lesinya, bagaimana gambaran struktur internal dari lesi tersebut,dan
bagaimanaefek lesi
tersebut terhadap struktur anatomi di sekitarnya.Dalam rangka
meningkatkankemanfaatan
radiograf panoramik
digital
untuk
deteksi
lesi
pada
rahang,
maka diperlukan kajian untuk memperoleh metodepengenalan
pola
yang
efektif
untuk menampilkan karakteristikkondisi
patologisrahang.
Metode
ini
diharapkan
mampumenghasilkan
parameter
yang
dapatdigunakan
oleh
dokter
gigr
dalammenegakkan diagnosa terhadap
lesi
padarahang,
khususnya
untuk
menyajikan informasi bentuk dan gambaran tepi lesinya, serta gambaranstruktur internal
lesi.
Padajangka
panjangnya,dapat dibangun
sistem berbantuancomputer
untuk
deteksi
tumorpada
rahang, sehingga
bermanfaat
bagi dokter gigi.2.
LANDASAN TEORI
Profil
garis
menunjukkanvariasi
nilai
grey level citra
terhadap
posisi
piksel. Sumbu-Xmewakili
posisipiksel,
sedangkansumbu-Y
menyatakannilai
intensitas grey letel.
Histogram
mengelompokkanjumlah
piksel yang
mempunyai
tingkat
keabuanyang
samatapi
tidak
memberikan petunjuk dimana letak piksel tersebutdi
dalam citra.Saat
sinar-X melewati materi,
sinar-Xmangalami pelemahan
yang
besarnyatergantung pada hamburan
dan
serapan.Hukum
Lambert
menyatakan
hubunganantara ketebalan
bahan
dan
koefisien pelemahan sebagaimanadinyatakan
dalam persamaan 1.tnL:-ux
Io
(1)dengan
I
adalah
intensitas
sinar-X
yang
melewati bahan (obyek),
Io
adalah intensitasawal sinar-X
sebelum
melewati bahan,
p
adalah
koefisien
pelemahan
linear, dan
x
adalah tebal bahan. Adanya interaksi tersebutmengakibatkan
variasi
intensitas
berkassinar-X
setelahmelewati bahan,
sehingga dapat terbentuk citra radiograf.Radiografi merupakan
teknik
pencitraanuntuk
menghasilkancitra
radiograf. Teknik
ini
memanfaatkansinar-X
sebagai sumberuntuk
mencikakan obyek. Dalam
bidangmedis, radiografi umurr-
digunakan
untuk membantu penegakan diagnosa, khususnya untuk mendapatkan informasi kondisi bagian dalam tubuh yangtidak
dapatdiamati
secara langsungpada
pemeriksaanklinis.
Praktek kedokterangigi
merupakan salah satu bidangyang
sangatmemerlukan
radiografi.
Salah satu teknik radiografi ekstraoral yang banyakdimanfaatkan
di
bidang
kedokteran
gigi
adalah teknik r adio grafi p anoramic.Rahang manusia tersusun
dan
2
tulang utama, yaitu tulang rahang atas (maksila) dantulang
rahangbawah (mandibula). Kondisi
patologis
rahang sangat variatrf,
dimana setiap jenisnyadicirikan
dengan tanda - tandaklinis
dan radiografis yang spesifik dan khas.Lesi tumor yang bersifat beni,qna
(inak)
memliki
batasjelas
dan tegas pada tampilanradiograf.
Bentuk
lesi
dapat
dibedakanmenjadi
bentuk sirkuler
/
membulatmenyerupai
balon yang
menggambarkan suatu kista, dan bentuk scalloped (pearl shellstructure)
dengantepian semisirkuler
yangTeknoin Vol. 22 No. I Maret 2016 : 60-67
sejumlah tumor multioklular semacam simple bone cyst dan odontogenic keratocyst.
Adapun batas lesi yang tidak tegas dapat
berupa
gambarantepian yang
bercampur(blending)
antara bentukan trabekula tulang yangnonnal
dengan trabekulatulang
yangabnormal,
batas
lesi
invansif
dengan bentukan menyerupaijan
(fingerlikeor
bay-lype
extensions) menggambarkan
tumor ganasyang
disertai destruksitulang
secaracepal.
Lebih lanjut
dalam
ditambahkanbahwa
tumor
ganas secara
radiografis memberikan gambaran berupa kerusakan/
destruksi tepi tulang (korteks) dan batas lesi radiolusen yang menyerupai sarang lebah.
3.
METODE PENELITIAN
Paragraf penelitian
yang
dilakukan adalahuntuk
deteksi tumorjinak
dan tumorganas
pada
rahang
manusia
dengan mempertimbangkan karakter batastepi,
isi, dan bentuk lesi tumor yang tercitrakan pada radiograf panoramikdigital.
Metode deteksitepi
akan
diterapkan
pada daerah
yang diamati(ROI),
dan ekstraksiinformasi
fisis berupa intensitasgray letel
akan diterapkan pada bagian dalam lesi.Pada penelitian
ini
dilakukan pengenalanpola dari tumor
rahang, khususnya rahangbawah
(mandibular).
Diagnosa
dari gambaran radiograf berdasarkan interpretasidari
dokter
gigi
di
bidang radiologi.
Hasilinterpretasi
tersebutmenjadi
acuan
dalam analisishasil
pengenalanpola.
Penyesuaianantara analisis
pengenalan
pola
dengan interpretasi dari doktergigi
merupakan datakarakteristik
pola
tumor
rahang.
Data karakteristik tersebut merupakanhasil
akhir dari penelitianini,
dan selanjutnya dijadikansebagai
data
base
untuk
penelitian selanjutnya dalam upayauntuk
pembuatan sistem berbantuan komputer.Komputasi
yatg
dilakukan
dalampenelitian
ini tidak
ditujukan
untuk menggantikan keahlian seorangdokter
gigi,tapi
ditujukan
untuk
optimasi
diagnosamedis.
Selanjutnyahasil
ekstrasi
ciri
lesipatologis
pada radiograf
panoramik
akandijadikan
input untuk
membangun
sistemkecerdasan
komputasional
yang
mampumendeskripsikan gambaran
lesi
patologis rahang pada radiograf panoramik.Teknologi komputasi yang
diterapkan dalampenelitian
ini
lebih lanjut
diharapkan dapat dimanfaatkan olehklinisi
/
doktergigi
untuk
membantu melakukan
pelayanan pasien secaralebih baik
denganwaktu
yanglebih efisien.
Sesuai dengan pendapat daripenelitian
sebelumnya, keberadaan
sistem diagnosaberbantuan
komputer
diharapkandapat mengatasi
keterbatasan
interpretasimanual
yang bersifat time
consuming
dan obsener dependent.Bahan penelitian yang digunakan dalam
penelitian
ini
adalah
citra
radiograf
panoramik
digital
yang
telah
memenuhikriteria
quality
assurance
(QA)
yar'g
dilakukan
oleh dokter gigi
yang berpengalamandalam
radiologi
kedokterangigi.
Alat
yang
digunakan dalam penelitianini
adalah komputer, Software
prosesingradiografi
digital:
DBSWin
4.5
dat'rDurr
Dental,
dan ImageJ. Penelitiandilakukan
diLaboratorium Elektromedis
Universitas RespatiYogyakarta dan Rumah
Sakit
Gigi
danMulut
(RSGM)
Prof
Soedomo Fakultas KedokteranGigi (FKG)
Universitas
GadjahMada,
Yogyakarta. Penelitian
ini
telah mendapatkan keterangankelaikan
etik
dariUnit
Etika dan Advokasi, FKGUGM.
Adapun
region
of
interest
(ROI)
yang digunakandalam penelitian
ini
adalah arearahang
yang
mengalami
kondisi
patologis tumor ganas (maligna) yang tercitrakanpac:
radiograf
panoramik. Penentuanlokasi
RO-dilakukan dengan bantuan
ahli
radioloS
kedokteran
gigi.
Interpretasihasil
ekstrai-..informasi
fisis
dari citra
radiograf
c-metode
pengenalan
pola
dibandingk,-dengan interpretasidari
doktergigi.
Adapun parameteranalisis yang
digunakanmeliputi
bentuk
lesi,
batastepi lesi,
danisi
lesi,
sertapengaruhnya pada
jaringan
di
sekitarnya.Analisis
dilakukan
berdasarkanplot
profile
dan visualisasi citra biner dari ROL7 a
I
a I II
T xI
Karalrterisasi Squamous Cell Carcinoma pada Rahang Bawah dengan Metoda Pengenalan (Sri Lestari dkk)
4.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. PengolahanCitra
Dari
seleksicitra
radiograf
panoramicdigital,
diperoleh citra radiograf sebanyak 25(dua
puluh lima)
buah
citra
yang
dapatdijadikan data dalam
penelitian.
Citra radiografpanoramic digital
yang digunakandalam
penelitian
ini
adalah
citra
originalyang belum dilakukan
proses pengolahancitra. Citra
asli
adalahcitra
8-bit,
disimpandalam format bitmap (*.bmp)
berukuran 2963x
1446 piksel.Citra
radiograf
asli memiliki
intensitastinggi
tetapi
kontras yang rendah, sehinggatidak
memungkinkan
untuk
dilakukan diagnosis terhadap citra tersebut. Oleh karenaitu
dilakukan perbaikan kualitas citra dengan image enhancement, sehingga diperoleh citra dengan kontras yang lebih baik.Perbaikan kontras yang dilakukan dalam penelitian
ini
menggunakanteknik
ekualisasi histogram. Denganteknik
ini,
tidak
te{adi
perubahannilai
piksel. Tujuan dariteknik
ini
adalah
untuk
menghasilkanhistogram
citravang
seragam.Hasil
ekualisasiakan
tetapmemiliki
puncak dan lembah intensitas greylevel.
Akan
tetapi
puncak
dan
lembahtersebut
akan
digeser. Histogram
hasil ekuali sasi akan I eb ih di seb arkan (s p r e a d in g).Gambar 1. Analisis Plot Profil (a) Region
of
Inlerest dari citra rudiog"af panoramic digital yang merepresentasikan lesi pada rahang bawah(b) Hasil Plot Profil Sepanjang Garis Linear yang Diseleksi.
Distribusi ulang terhadap histogram awal
diiakukan
dengan memetakan
setiap nilai
piksel
pada histogram
awal menjadi nilai
piksel
baru
dengan
cara
sebagaimana dinyatakan dalam persamaan 2.'t
i
1 /n
.[,,
,'
li.q'l
.i
n,,qj=ru,'litJ,rnilltill{,1-ljr;l-iJ
...(2)
i
I
i]
,/"""
dengan
n(d
adalah
nilai
piksel
baru, N
menyatakan banyaknya
piksel
pada
citra,g
menyatakan
nilai gray
level awal
yangnilainya dari
t
hingga
L-1
(L
menyatakannllai gray level
maksimum). Sedangkan c(g) menyatakan banyaknyapiksel
yangmemiliki
nilai
sama dengang
atau kurang yang secaramatematis
dapat
dinyatakan
sebagai persamaan 3.rfui
=
If=,*1i3,
...(3)dengan
g:
1,2,
....,
L-1,
h(i)
menyatakan histogram awal.Seleksi
region
of
interest
(ROI)
dilakukan
untuk
lebih
focus mengamati lesipada rahang.
Ukuran
ROI
berbeda-bedauntuk
masing-masing
citra.
Hal
ini
dikarenakan ukuran lesi yang berbeda
-
bedauntuk
masing-masing
subyek.
Citra
ROI
hasil seleksi menjadi citra input dalam proses pengolahancitra
selanjutnya.Gambar
1
(a)menunjukkan
hasil
seleksi
ROI dari
citraradiograf
panoramic
digital
yang merepresentasikan lesi pada r ahang bawah.Profil grey level
dapat
dituniukkandengan
menggunakan
plot
profile.
Plot
profile
memperlihatkangrafik dua
dimensidari
intensitas
dan
piksel
sepanjang garisyang telah
dibuat
pada
citra yang
diamati. Sumbu-X merepresentasikan j arak sepanjang garis seleksi dan sumbu-Y merepresentasikanintensitas
piksel.
Adapun
proses
yang
dilakukan
untuk
membuat
plot
profile
ditunjukkan oleh Gambar 1.Teknoin VoL 22 No. I Maret 20I 6 : 60-67
Gambar2. Proses Deteksi Tepi dan Binerisasi Citra ROI (a) Deteksi Tepi, (b) Citra Biner.
Hasil
plot
profile
digunakan
untuk menganalisispola
batas arearadiopak
dan radiolusendari lesi
dan
isi
lesi.
Analisisdilakukan
dengan mengamatipola
gradasigrey
level yang
membentuk
puncak
danlembah dalam
plot
profile.
Gradasi
yangsignifikan menunjukkan
adanya perubahan intensitas yangrelatif
signifikan antara piksel yang berdekatan.Gambar
2
(a)
merupakanhasil
deteksitepi
dai
citra
ROI.
Deteksi batas
lesidilakukan
denganmelakukan deteksi
tepi. Adapun proses deteksitepi
dalam penelitianini
menggunakan detektor tepi Sobel. DeteksiSobel
dilakukan
untuk
mempertegas perubahan intensitas yangtajart pada citra.Citra hasil
deteksi
tepi
digunakan sebagaiinput untuk dijadikan citra
biner.Citra biner
adalahcitra digital
yang
hanyamemiliki
dua kemungkinannilai
piksel yaituhitam
dan
putih. Citra biner
juga
disebut sebagaicitra black and
white (B&W)
ataucitra
monokrom.Binerisasi
citra
dilakukanuntuk
mempertegas bataslesi
dan
melihat kondisi tulangkortikal
akibat pengaruh lesi. Gambar2
menunjukkancitra hasil
deteksitepi
dancitra biner.
Dari
citra hasil
deteksitepi
belum
dapatdilakukan
analisis secara detail.Analisis
dapat dilakukan setelah citra hasil deteksi tepi dijadikan citra biner.Analisis Hasil
Dalam
penelitianini
ditemukan2
(dua) byek dengan lesitumor
ganas pada rahang ah. Kedua kasus tumor ganas didiagnosisdokter
gigi
sebagai metastase maligna squamouscell
carcinoma.
Gambar 3menunjukkan
ROI
dari lesi
tumor
ganasberikut
profil
garisnya. Secara umum, tumorganas
akan
menyebabkan kerusakan padatrabekula
dan
korteks
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3 (a). Isi lesi tumorganas menunjukkan intensitas
campuranradiopak
dan radiolusen.Jika ditinjau
bataslesi,
maka batas
lesi
memiliki
intensitas,:::r:l:"::opak)
namun tidak jelas batasnya.ltt 301 4ii!r
DiglanIE irir€1s]
Karalcterisasi Squamous Cell Carcinoma pada Rahang Bawah dengan Metoda Pengenalan (Sri Lestari dkk)
:00 4!!
0istnn.i tFix.isl
(d)
Gambar 3. ROI Dari Lesi Tumor Ganas dan Plot Profil Berdasarkan Garis Seleksi.
Gambar
3
(a) dan (b) menunjukkan citraROI
dari
lesi
tumor
ganas.
Berdasarkan kedua gambar tersebut dapat diamati bahwa lesimemiliki
batas yang tidak jelas.Di
dalamlesi
terdapat
gambaran
radiopak
danradiolusen. Pada bagian
tulang
kortikal,terlihat
bahwa tulang korteks
tidak
beradapada
kondisi kompak (solid)
sebagaimana kondisi normal.Gambar
3
(c)
merupakanprofil
garisyang
diperolehjika
ditarik
garislinear
darikiri
ke kanan dari Gambar 3 (a). Berdasarkanprofil
garis, dapat diamati bahwapola
yangterbentuk menunjukkan
banyak
puncakintensitas.
Hal
ini
menunjukkan
bahwaterdapat
bagian-bagian
radiopak
dan radiolusen di dalam lesi.Gambar
3
(d)
merupakanprofil
garis dari Gambar3
(b).Profil
garis menunjukkan adanyakenaikan atau
penurunan intensitas yang signifikan pada jarak piksel yangrelatif
pendek,
sehingga menunjukkan
adanyagradasi intensitas
yang
tajam.
Misal
pada Gambar3
(c)
antarajarak
piksel 200 hingga300
intensitas
rata-ratanyaadalah
74,89.Intensitas mengalami
kenaikan
secarasignifikan
darijarak piksel
300-350 dengannilai
intensitas puncaknya
adalah
I95,28 padajarak piksel
347.
Pada Gambar3
(d)Intensitas derajat keabuan
antara 200-300rata-rata adalah 182,92, dengan
puncak intensitas 231,09 padajarak
374piksel
darititik
awal garis seleksi.radiografi
dalam (b)Gambar 4. Citra Biner Dari Lesi Tumor Ganas.
Gambar
4
merupakan
citra biner
dariROI
subyek
yang
mengalami
metostasemaligna,
squamous
cell
carcinoma
yang
termasukke
dalamklasifikasi tumor
ganas. Berdasarkan4
(a)
dan
(b),
tidak
terlihat
gambaran
korteks
yang solid.
Hal
ini
merupakan
salah satu karakteristik
tumor
ganas,yaitu
mengakibatkan kerusakan padajaringan
di
sekitarnya. Berdasarkan gambar,dapat diamati
pula
bahwa
di
dalam
lesi terdapat batas - batas yang tidak jelas.4.3.
Diskusi
Pemeriksaanpemeriksaan
kedokteran
gigi
meliputi
berbagai kasus
yang terjadi
pada
gigi
danmulut. Tumor
pada rahang merupakan salahsatu
kondisi
patologis
yang
t'nenreriukanpemeriksaan
radiografi
dalam
upaya penegakan diagnosanya.Dalam kondisi
di
lapangan, kasustumor
pada rahang
adalahkasus
yang
tidak
seialu ada dalam
kurunwaktu tertentu.
Oleh
karenaitu,
data
yang diperoleh padapenelitian
ini
relatif
sedikit.Kejadian kasus
tumor
jinak
relatif
lebihTeknoin Vol. 22 No. I Maret 2016 : 60-67
banyak ditemukan daripada
tumor
ganas.Dalam
prosespenelitian
ini,
kasus
tumor ganashanya
ditemukan2
(dua) dari
total keseluruhan data.Hal
ini
menjadi
kendala dalam pelaksanaan penelitian ini.Analisis
yang
dilakukan
pada
hasilpengolahan
untuk
kasus
tumor
ganasmenunjukkan karakteristik
tumor
ganassebagaimana
yartg
dijelaskan
dalamf3]. Tumor ganasmemiliki
bataslesi
yangtidak
tegas.
Pada
umumnya
disertai
dengandestruksi
tulang
secaracepat. Pada
hasil pengolahancitra
juga
diperoleh
gambaran berupa kerusakan tepi tulang (korteks).Citra yang digunakan sebagai data dalam
penelitian
ini
adalah
citra
original
yangbelum
mengalami
pengolahan.
Hal
ini
dimaksudkanagar
pengolahancitra
dapatdilakukan
dengan
metode
yang
dapatditerapkan
secara umum
denganmempertahankan
nilai
-
nilai
data yang asli. Analisis yang dilakukan terhadapprofil
garis dan citra biner, pada umumnya sesuai dengan interpretasi yang diberikan oleh dokter gigi.Hasil penelitian
ini
merupakan data awalyang masih
perlu
dilanjutkan
dalampenelitian berikutnya.
Data
karakteristikturnor pada
rahang
masih
perlu
untuk ditambah.Hal ini
memerlukanlebih
banyakdata
dan
studi yang
lebih
komprehensif.Adapun
hasil
pengolahan
citra
dalam penelitianini
secara umum memberikan hasil yang mendukung interpretasi lesi tumor pada rahang yang dilakukan oleh doktergigi.
Oleh karenaitu,
metode pengolahancitra
dalampenelitian
ini
dapat
digunakan
untukpenelitian
selanjutnyadalam
upaya
untukmelengkapi data karakteristik
tumor
pada rahang. Data karakteristik tumor pada rahang menjadihal
mendasaryang
sangat penting dalam upaya membangun sistem berbantuan komputer untuk deteksi tumor rahang.Data numerik yang dapat dijadikan
nilai
parameter sangat diperlukan
untuk
dijadikan sebagaiinput
sistern berbantuan computeryang
ingin
dibangun.Nilai
numerik
yang dimaksud dapat berupa ketegasantepi
lesi dan batas lesi untuk menentukan bentuk lesi.Adapun
dari
hasil
plot
profile
dat'r metodeini,
maka
dapat diamati
pola lesi
dariradiograf
pasien.Perlu
adanya penyesuaianatau
pelatihan
bagi
user untuk
dapatmenganalisis status
tumor
dari hasil
plot
profil.
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian,
dapatditarik
beberapa kesimpulan,yaitu
metodepengenalan
pola
yang
dilakukan
adalah serangkaian pengolahancitra
yangmeliputi
ekualisasi histogram,
deteksi
tepi,
danbinerisasi
citra.
Metode
pengenalan polayang
dilakukan
cukup efektif,
ditunjukkandengan
kesesuaian
analisis
hasil
dengan interpretasi yang diberikan olehdokter
gigi. Datakarakteristik tumor
ganas pada rahangmeliputi
kasus
metastase
maligna
atau squamous cell carcinoma.Adapun saran
yang
dapat
diusulkan berdasarkanhasil
penelitian
adalah
perlu penelitianlebih lanjut
menggunakan metodedeteksi
tepi
yang
lain
agar
diperoleh gambaran batas yang jelas. Halini
mengingat bahwa bataslesi
adalah parameter penting dalam penentuan karakter lesi.DAFTAR PUSTAKA
Araki
M.,
Matsumoto
N.,
Matsumoto K.,
Ohnishi
M.,
HondaK.,
and KoniyamaK.
"Asymptomatic
radiopaque lesionsof
thejaws:
a radiographic study usingcone-beam computed
tomography;',Journal
of
Oral
Science,Vol
53,No.4,
439-444,2011.Devlin
CV,
Horner
K,
and Devlin,
K."Variability
in
measurement of
radiomorphometric indicesby
generaldental
practitioners", DentomaxillofacialRadiologt 30,
120-r25,200r.
Dunfee
B.L.,
Sakai O., Pistey R., and GohelA.."Radiologic
and
pathologic characteristicsof
benign and malignant\
Kqraherisasi Squamous Cell Carcinoma pada Rahang Bawah dengan Metodo Pengenalan (Sfi Lestari dkk)
mandible",RadioGraphics;
26:
l75l-t768,2006.
Hartati,
S.,
"Soft
Computing
ApplicationDevelopment
for
Diagnosing
HeavYProtein
Deficiency
Using
NeuralNetwork
Technique",
ProceedingsJogja Intemational
PhYsicsConference,
Yogyakarta,
SePtember 2007.Krane,
K.S.,
1992.Fisika Modern.
Jakarta: UI-Press,1992.Langaroodi,
A.J.,
Lari,
S.S.,
Ahokri,
A.,
Zarch, S.H.H.,
Jamshidi,
S.,
danAkbari,
P.
2014.
Intraosseous Benign Lesionsof
the
Jaws:A
Radiographic Study.Iran
J
Radiol:
l1(1):
e7683, January 2014.Lestari, S., Nugroho,
W.,
dan Suparta, G. B.,"Metode
ekstraksi informasi
fisismulti-citra radiografi digital".
Jurnal
Fisika
Indonesia No.38,
Vol
XIII,
hal.48-56,2009.Meyer,
K.A.,
Bancroft
L.W., Dietrich
T.J.,Krandsdorf
M.J.,
and
Peterson
J.J.2011. "Imaging
characteristics
of
benign,
malignant,
and infectiousjaw
lessions: apictorial
revrew"t4JR;I97:
W412-W421,
2011 White
danPharoah,2000.
White
S.C,
and
Pharoah
M.J.,
Oral
Radiologt Principles
andInterpretations,
4n' od.,
Mosby Toronto, 2000.Widyaningrum R, "Radiografi Dental
Digital
pada'
Praktek KedokteranGigi",Proceeding
Ceramah llniah
dalam Rangka Dies Natalis