Primastoria Studio
Taman Alamanda Blok BB2 No. 55-59, Bekasi 17510 November 2015
Pengenalan
Alat
Lab
Konservasi
Oleh: Puji Yosep Subagiyo
KAIN 2 1 3 4 5 6 7 8 9 10 TOBI Steamer
Penjelasan Singkat Tentang : Profesi Konservator - Pekerjaan Konservasi Benda Cagar Budaya - Cagar Budaya Tak Benda Lembar Inventaris - Kondisi - Survai Klimatologi Alat Lab Konservasi - Penanggalan Kronometrik
Ref.: Institute of Asian Culture - Sophia Univ. (1989) Non Hayati (non-bio diversity) 1. GEOLOGI/ GEOGRAFI * Museum Geologi 2. ASTRONOMI 3. LAIN-LAIN * Pemandangan Alam Nyata (tangible) 1. BERGERAK a. Benda Etnografi b. Benda Sejarah c. Benda Senirupa 2. TIDAK BERGERAK a. Komplek Candi b. Situs Purbakala Tidak Nyata (intangible) 1. KONSEP a. Religi 2. TATALAKU 3. TEKNOLOGI a. Teknik Pewarnaan b. Teknik Tenun a. Adat b. Seni Hayati (bio diversity) 1. BIOLOGI a. Zoologi * Kebun Binatang * Insektarium b. Botani * Kebun Raya * Herbarium * Museum Etnobotani
Kekayaan Alam
[natural property]
Kekayaan Budaya
[cultural property]
Kekayaan/ Aset Bangsa
B.
A.
2
1
2
1
Konservator : Definisi – Syarat Minimum – Uraian Tugas
Konservator adalah orang yang mampu melakukan pengamatan (kajian), berpikir analitik, dan melaksanakan konservasi karya seni, artefak, relik, dan benda lain dengan menggunakan metode atau teknik yang benar. Konservator harus memiliki pengetahuan cukup tentang metode dan teknik konservasi; serta dapat memilih dan menerapkan bahan (materials) atau alat dalam proses konservasi dengan baik. Mereka dapat pula mengkhususkan diri pada satu atau lebih bidang konservasi, seperti: batu, logam, kayu, tekstil, lukisan, karya seni bermedia kertas, buku, (pita) film, pita perekam suara, foto, atau benda lain bermedia komplek (campuran).
Uraian tugas berikut merupakan ciri dari Konservator.
Melaksanakan penelitian dan analisis karya seni, artifak, relik, benda-benda koleksi lain dalam sebuah institusi konservasi untuk mempertimbangkan keadaan dan kebutuhan konservasinya.
Melaksanakan konservasi karya seni, artifak, relik, benda-benda koleksi lain dalam sebuah institusi konservasi dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik yang memadai; dan melaporkan perlakuan konservasi yang dilaksanakan.
Konservasi : Definisi – Cakupan Pekerjaan
Konservasi adalah suatu tindakan yang bersifat kuratif – restoratif (penghentian proses kerusakan dan perbaikannya) dan tindakan yang bersifat preventif (penghambatan dari kemungkinan proses kerusakan).
Konservasi menurut American Association of Museums (AAM 1984:11) dirujuk ke dalam 4 tingkatan.
Pertama adalah perlakuan secara menyeluruh untuk memelihara koleksi dari kemungkinan suatu kondisi yang tidak berubah; misalnya dengan kontrol lingkungan dan penyimpanan benda yang memadai, didalam fasilitas penyimpanan atau displai.
Kedua adalah perawatan benda, yang memiliki sasaran pokok suatu pengawetan atau penghambatan suatu proses kerusakan pada benda.
Ketiga adalah konservasi restorasi secara aktual, atau perlakuan yang diambil untuk mengembalikan artifak rusak atau ‘deteriorated artifact’ mendekati bentuk, desain, warna dan fungsi aslinya. Tetapi proses ini mungkin merubah tampilan luar benda.
Keempat adalah kajian (riset ilmiah) secara mendalam dan pengamatan benda secara teknis.
TENUN NIR-TENUN PENCELUPAN PIGMENTASI
KOLORASI FABRIKASI
Alur Kajian Tehnis dan
Tata Urut Penamaan
Kain Jumputan/ Plangi (Ikat Kain) Crepe-like
Effect
Tabby 1/1, 16/22, Z Tabby 2/2, 24/24, Z Twill 2/2, 20/24, Z
NOTASI PENULISAN TEKNIK TENUN & KERAPATAN KAIN
Sila
ng Po
lo
s
Permadani
Kelim Rep Sungkit
Sulam
(Bo
rdir)
Sulam Cucuk Sulam Bant
al So ngket Perca Bat ik Ikat Jumputan Trit ik Prada Sablo n Colet
Damas Pilih Bro
kat ATRIBUT TEKNOLOGIS
3
ATRIBUT STILISTIK2
ATRIBUT FORMAL1
Atribut Formal = segala sesuatu yang bisa diukur (ukuran panjang dan lebar, volume, garis-tengah, berat, dll.); Atribut Stilistik = segala hal yang berhubungan dengan rasa atau estetika, seperti: bentuk, pola hias kain
(tata-letak hiasan), motif (bentuk hiasan), warna, dsb.;
Atribut Teknologis = segala hal yang berhubungan dengan proses pembuatan (bahan dan teknik). PROVENANCE
Ethnographic Features: origin, function, etc.
COMPLETE OBJECT Description Orientation
SUBJECTS ANALYTICAL METHODS
(object and their attributes: formal, stylistic and technical)
Socio Cultural Anthropology, Ethnography, Art History, Semiotic
- Iconography, etc.
STRUCTURAL OR TEXTURAL GREATER THAN 0.1 MM
(fabric construction, metal thread structure, etc.)
Visual Examination (eye, glass, microscope) Ultra-Violet Light Examination
Diffraction (x-ray, neutron, optical and
electron) Optical Examination (transmission, reflection) Electron Microscopy (SEM, TEM, STEM)
Electron Microbeam Analysis
Spectroscopic Examination (neutron, infra-red, optical & x-ray)
Chromatographic Analysis (paper, TLC, GC, PyGC and HPLC)
OBJECT STRUCTURE COMPLETE STRUCTURE(form, design/ layout, etc.) Typology, Stylistic Analysis, etc.
MACRO STRUCTURE MICRO STRUCTURE CRYSTAL STRUCTURE ELEMENTAL STRUCTURE and COMPLEX COMPOUNDS STRUCTURAL OR TEXTURAL SMALLER THAN 0.1 MM
(fiber morphology, cross-section materials, etc.)
METALLIC ELEMENTS AND OTHERS
(weighting metal salts, mordant, corrossion products, etc.)
METALLIC ELEMENTS, DYES AND OTHERS
(pigments, dyes, adhesives, polymers, etc.)
METODE ANALISIS BENDA DAN BAHAN
ATRIBUT TEKNOLOGIS
3
ATRIBUT STILISTIK2
ATRIBUT FORMAL1
TRIBUT (3 Atribut)V
s
Portable XRF SpectrometerAlat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
04
05 Chroma Meter
(Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data Warna
Digital Microscope
Alat Perekam Gambar Mikro
02
03 01
Rumus ABC-PQR Age = Umur; Beauty = Keindahan; Condition = Kondisi; Price = Harga; Quality = Kualitas; Rarity = Kelangkaan
1
2
3
4
5
6
No
No. In v.: 13234 (L okasi: 21/01), Tahun 1900, A ceh, Sulam-cucuk, 65X . 918 μm 137 μm 1.781 μm No. In v.: 21669 (L okasi: 03/02), Tahun 1936, Sumsel , Sulam, 65X . 681 μm 113 μm 1.177 μm 500 μm = 0,5 mm
NOTASI PENULISAN KATEGORI APLIKASI LOGAM
K-3a Sumbu benang Lempeng logam K-1. Kain jadi Bubuk/ L empeng Logam K-5a Sumbu benang Str ip or ganik selulosik (ker tas , dll .) Lempeng logam
K-1
No . In v.: 13091 (L ok asi: 55/03), Tahun ?, ?, P rada, 65X . K-4a Sumbu benang Pembungk us or ganik selulosik (ker tas , dll .) Lempeng logam K-2aLempengan panjang logam
K-2b Ka w at bundar logam
K-2
Sk ala C etak + 28:1K-5
K-3
Z
K-3
No. In v.: 20323 (L okasi: 15/03), Tahun 1932, A ceh, S ongket, 65X 308 μm 313 μm 10 μm 665 μmS
Z
K-5
S
ceh, S Tahun 1937, A okasi: 15/03), v.: 21883 (L No. Inongket, 65X 300 μm 30 μm 771 μm 0,5 cm 0,5 cm 495 μm 223 μm 238 μm No . In v.: 04594 (L ok asi: 03/01), Tahun 1932?, A ceh, Silang P olos ( Tabb y) 22/18, 30X . 513 μm 366 μm Lungsi ( Warp ) Pak an ( We ft ) weft w arp (in)or gani c pi gments synthetic/ natur al dy es 1.000 μm (1 mm) 0,5 cm (5 mm atau 5.000 μm) 440 μm 165 μm
NOTASI PENULISAN TEKNIK FABRIKASI - KOLORASI & KERAPATAN KAIN Depan.
No . In v.: 20455 (L ok asi: ?), Tahun ?, ?, S ablon (Tabb y 34/21) , 30X . Belak ang . No . In v.: 20455 (Lok asi: ?), Tahun ?, ?, S ablon (Tabb y 34/21) , 30X . Penc elupan Ik at , Ba tik Pig men tasi Sablon, P rada Sk ala C etak +10:1 No . In v.: 05819c (L ok asi: ?), Tahun 1887, M adur a, Ika t G anda ( Tabb y 18/22), 30X .
LEMBAR KONDISI KOLEKSI
Form. LKKo-Umum/PSI/2015
No. No. Inv. Nama Benda Keterangan Ukuran Kondisi
I. BAHAN : A. Non Logam 1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Plester 5. Semen 6. Lain B. Logam 1. Emas 2. Perak 3. Timah 4. Tembaga 5. Besi 6. Lain C. Selulose 1. Kayu 2. Kulit 3. Bambu 4. Rotan 5. Anyaman 6. 7. Lain D. Protein 1. Kulit 2. Bulu 3. 4. Lain E. Lain-lain 1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik 5. Resin 6. Lain O RGANIK ANO RGANIK
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : A. Fisik 01. Rapuh 02. Kotor 03. Lemak 04. Kelupas 05. Gores 06. Retak 07. Patah 08. Hilang 09. Basah 10. Kering 11. Lain B. Kimiawi 1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi garam 8. Lain 5. Bau 6. Noda 7. Kristal C. 1. Jamur (Fungi) 2. Serangga (Insect) 3. Ganggang (Algae) 4. Lumut (Moss) 5. Lumut-kerak (Lichens) 6. Lain [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] No. Foto: D. Catatan: ...
III. KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :
A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ---H. Polusi Udara ---I. Catatan: ... = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...)
IV. USULAN PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :
...
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat)
B. Kaca Pembesar
C. Mikroskop. ... X
D. ...
E. ...
F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... ... ... F. Catatan Prioritas Tindakan :
Lokasi Benda : A. Segera B. Sedang C. Rendah
Biotis
Tekstil Tekstil
Baik Cukup Rusak
...
Hancur Aktif
7.
Perunggu
A. Pembersihan
1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara:
3. 4.
B. Penguatan/ konsolidasi 1. Perlakuan benda rapuh dengan:
2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi
1. Pengembalian bentuk/ warna (pendempulan, araldite, tusir warna, dll)
2. Perbaikan fungsi / mekanis benda (reparasi mekanis, penggantian bahan, dll)
3. Lain
D. Pengawetan
1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan proses korosi, dll.)
2. 3. 4.
5. Lain
E. Treatmen Tambahan dan Catatan
... ...
Mematikan jamur, insek dengan: Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.: larutan 1% Hivar XL, atau ...
Coating/ laminasi dengan: Lain
lemak/ minyak dengan:
Lain
a. kwas b. vacuum c. pelarut air d. pelarut kimia e. mekanis f. lain ...
a. mekanis b. kimia c. elektrolisis d. lain ... a. air + deterjen b. etanol + deterjen c. pelarut kimia d. lain ...
...
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.) a. penguatan konstruksi (mounting,
pendobelan kain, dll.)
c. lain ...
...
...
a. fumigasi b. pendinginan (freezing) c. lain ...
a. lilin mikrokristalin
b. Paraloid B72 (... % w/v in ...) c. lain ...
a. uap air b. minyak
d. lain ...c. meratakan ... ... ... ... ... ... ... E.
2. Bahan.
Bahan pembentuk koleksi dikelompokkan menjadi : Logam, Non-Logam, Selulose, Protein dan Lain-lain. Logam dan Non Logam dapat masuk kategori Anorganik, sedang Selulose dan Protein masuk kategori
Organik. Bahan-bahan organik dari binatang dimasukkan dalam kelompok Protein, sedangkan yang dari
tumbuh-tumbuhan masuk ke dalam kelompok Selulose. Dilain kondisi, ada sementara bahan yang masuk kelompok Lain-lain karena bahan tersebut memiliki komponen organik dan anorganik, seperti tanduk rusa. Bahan tekstil tidak bisa dikelompokkan hanya di satu kelompok Organik, tetapi harus dipisahkan ke Protein (tekstil yang berbahan dasar sutera atau wol) atau ke Selulose (tekstil yang berbahan dasar kapas, rami, atau goni). Pengelompokkan yang tepat menjadi penting, sehingga saat konservator menggunakan bahan pembersih yang bersifat asam agak kuat bisa menghindari kerusakan kain yang terbuat dari kapas. Walaupun bahan yang sama (bahan bersifat asam) aman bagi kain yang terbuat dari sutera.
Penjelasan Lembar Kondisi
1. Keterangan Pokok.
Keterangan Pokok adalah isian data (data field) yang harus diisi pada saat akan memulai pengamatan (observasi) koleksi. Isian-isian data ini meliputi: No. Inv., Nama Benda, Keterangan (Asal Benda, dll.), Ukuran, Kondisi dan Lokasi Benda. Berikut ini hanya akan dijelaskan mengenai Kondisi, Lokasi dan Prioritas Konservasi.
a. Kondisi: Baik artinya keadaan benda kuat (tidak rapuh), utuh atau mendekati utuh, ada lubang (ada bagian yang hilang) atau sobek tapi sedikit;
Cukup artinya keadaan benda agak kuat (sedikit rapuh), mendekati utuh, ada lubang (ada
bagian yang hilang), ada sedikit bagian yang lepas atau sobek tapi sedikit;
Rusak artinya keadaan benda rapuh, tidak utuh, ada banyak lubang, ada bagian yang lepas,
atau sobekan/ patahan;
Hancur artinya keadaan benda sangat rapuh, tidak/ mendekati utuh, ada banyak lubang, ada
bagian yang hilang/ lepas, banyak sobekan/ patahan;
Aktif artinya sedang atau akan terjadi kerusakan aktif, misalnya adanya karat aktif pada logam,
adanya jamur/ serangga yang masih hidup, keasaaman (pH) atau kadar air benda tinggi; b. Prioritas Konservasi: A (Segera) = semua benda yang berkondisi Rusak atau Hancur, dan sedang atau
akan mengalami kerusakan Aktif (walaupun kondisi benda saat pengamatan Baik atau Cukup (baik));
B (Sedang) = benda yang berkondisi Cukup; C (Rendah) = benda yang berkondisi Baik.
c. Lokasi. Lokasi benda harus menginformasikan lokasi gedung (GB), lokasi ruang (ST5), nomor lemari (004), dan nomor laci (04).
KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
No. No. Inv. Nama Benda Keterangan Ukuran Kondisi
Prioritas Tindakan :
Lokasi Benda : GB.ST5.004.02 A. Segera B. Sedang C. Rendah
KETERANGAN POKOK
KETERANGAN KHUSUS
PENGELOMPOKAN BAHAN A. Non Logam 1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Terakota 5. Plester 6. Lain B. Logam 1. Emas 2. Perak 3. Timah 4. Tembaga 5. Besi 6. Lain C. Selulose 1. Kayu 2. Kulit 3. Bambu 4. Rotan 5. Anyaman 6. 7. Lain D. Protein 1. Kulit 2. Bulu 3. 4. Lain E. Lain-lain 1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik 5. Resin 6. Lain ORGANIK ANORGANIK Catatan:1. Kain terbuat dari kapas masuk kategori Selulose (C.6.) dan yang terbuat dari sutera masuk Protein (D.3.). 2. Tulang (E.1.) dan kerang (E.2.) bisa masuk kategori Anorganik dan Organik.
Tekstil
Tekstil
7.
(MATERIALS)
BAHAN
A. Organik: dari Mamalia, Burung, Ikan, Serangga dan Reptil
pelapis kayu bermotif belat/ eplat kayu kayu keras kayu lunak resin untuk varnis kayu merambat bambu goni rami rotan (serat) sisal rami halus linen
minyak biji rami kapas/ katun kertas bubur kertas getah perca tempurung (kelapa) resin fosil karet (perekat) kanji emas perak tembaga besi (iron) aluminium timbal timah seng perunggu kuningan timah+timbal timah+tembaga+antimony tembaga+timah/ emas tiruan lempengan emas
lempengan perak
lempengan imitasi/ sintetis nikel (nickel) kaca porselain terakota keramik plaster semen biru batu pualam putih batu granit batu marmer batu mutiara kerang laut permata tulen batu pasir cinnabar
bahan komposisi (dekorasi bingkai) pigmen mica talek/ gip cat varnis lak papan hardboard formica celluloid (plastik) bakelit polyester vinyl epoksi nilon
gading beruang laut gading gajah tulang ikan paus
tempurung/ kulit kura-kura kulit kasar/ bersisik (dari ikan pari, hiu, anjing laut)
kulit ular
(resin) laka/ shellac gelatin
ancur 2/ animal glue tempera/ kuning telur kasein (pospoprotein) lilin/ malam
perkamen/ kertas kulit kulit mentah
kulit berpenyamak sebagian kulit berpenyamak kulit berbulu rambut
rambut kaku/ kasar bulu ayam
bulu burung halus (liur ulat) sutera wool
lakan (wool, rambut) tulang
angga/ tanduk bercabang tanduk
gading/ taring ikan paus
B. Organik: dari Pohon, Perdu, Tumbuhan, Rumputan
C. Anorganik: Logam dan Campurannya
D. Anorganik: Buatan dan Yang Terjadi Secara Alami
E. Bahan Buatan Lain
A. Organic: from Mamals, Birds, Fish, Insects and Reptils
parchment raw hide semi-tanned leather tanned leather pelts/ fur hair bristle quill feathers/ down silk wool
felt (wool, fur, hair) bone* antler* horn whale ivory walrus ivory* elephant ivory* baleen* tortoise shell shagreen (ray, seal,
shark skin) snake skin shellac gelatin animal glue egg tempera casein waxes
B. Organic: from Trees, Shrubs, Plants, Grasses
decorative wood veneers oak/ ash splints hard woods soft woods resin for varnish willow bambo jute (burlap) hemp rattan sisal linen linsed oil cotton paper papier-mache guttapercha
vegetable ivory (palm nut) amber
rubber
starch adhesive C. Inorganic: Metals and Their Alloys
gold silver cooper iron aluminum lead tin zinc bronze brass pewter Britannia metal ormolu gold leaf silver leaf immitation leaf nickel
D. Inorganic: Man-made and Naturally Occuring glass porcelain ceramics plaster portland cement alabaster granite marble mother-of-pearl marine shell gem stone sand stone
cinnabar (red mercuric sulphide) composition (frame decoration) pigments mica soap stone E. Other Man-made Materials
paints varnishes lacquer Masonite Formica celluloid Bakelite polyester vinyl epoxies nylon
* These materials also have an inorganic component; besides the organic protein
collagen, the inorganic calcium phosphate (hydroxy apatite) is present. Ref.: Bachmann, K., Edit. (1992:131-133)
Tabel 1.
unfired clay
flax
fish glue (isinglass)
3. Kondisi Benda Pada Saat Pengamatan.
Kondisi keterawatan koleksi dikelompokkan menjadi Fisik (1. Rapuh, 2. Kotor, 3. Lemak, 4. Kelupas, 5. Gores, 6. Retak, 7. Patah, 8. Hilang, 9. Basah, 10. Kering, 11. Lain), Kimiawi (1. Lapuk, 2. Pudar, 3. Korosi, 4. Oksidasi, 5. Bau, 6. Noda, 7. Kristal garam, 8. Lain) dan Biotis (1. Jamur, 2. Insek, 3. Ganggang, 4. Lumut, 5. Lichens, 6. Lain). Kondisi rapuh pada kelompok kerusakan fisik dibedakan dengan lapuk pada kelompok kerusakan kimiawi, karena dalam pengertian ini rapuh bisa dimungkinkan menjadi agak kuat setelah proses kontrol kelembaban, sedangkan lapuk cenderung ke arah hancur dan tidak bisa direkondisi lagi. Catatan: Rapuh atau getas berarti brittle (easily broken because it is hard (stiff) & not flexible). Lapuk atau mubut berarti fragile (easily broken or damaged).
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat)
B. Kaca Pembesar
C. Mikroskop. ... X
D. ...
E. ...
F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ---H. Polusi Udara ---I. Catatan: ... = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...)
PENGELOMPOKAN KONDISI BENDA DAN IKLIM A. Kerusakan Fisik 7. Patah 8. Hilang 9. Basah 10. Kering 11. Lain B. Kerusakan Kimiawi 1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi 5. Bau 6. Noda garam 8. Lain 7. Kristal C. 1. Jamur 2. Insek 3. Ganggang 4. Lumut 5. Lumut kerak 6. Lain [ ... cm2] [ ... cm2] [ ... cm2] [ ... cm2] [ ... cm2] Catatan: 1. 1. Rapuh 2. Kotor 3. Lemak 4. Kelupas 5. Gores 6. Retak Kerusakan Biotis
Kondisi rapuh (brittle) pada kelompok kerusakan fisik dibedakan dengan lapuk (fragile) pada kelompok kerusakan kimiawi, karena dalam pengertian ini rapuh bisa dimungkinkan menjadi agak kuat setelah proses kontrol kelembaban, sedangkan lapuk cenderung ke arah hancur dan tidak bisa direkondisi lagi.
KONDISI BENDA PADA SAAT PENGAMATAN
KETERANGAN KHUSUS
4. Kondisi Benda Dan Iklim Pada Saat Pengamatan.
Kondisi Benda dan Iklim Pada Saat Pengamatan diisi dengan mempertimbangkan Lembar Data Klimatologi (LDK), serta memperhitungkan alat-alat ukur dan prosedur kalibrasi.
5. Teknik Pengamatan.
Teknik pengamataan adalah penjelasan dengan cara dan alat bantu apa pada saat seseorang mengamati kondisi keterawatan koleksi di museum.
KETERANGAN TAMBAHAN
Kondisi saat
Penjelasan Usulan Perawatan dan Pengawetan
Perhatikan Tabel 2 sampai 10, untuk mengenal sifat bahan terhadap faktor internal (interaksi bahan) dan faktor lingkungan (suhu, kelembaban, cahaya dan polusi).
Tabel 2. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Tinggi (Materials Sensitive to High Relative Humidity)
Tabel 3. Bahan Sensitif Terhadap Kelembaban Rendah (Materials Sensitive to Low Relative Humidity)
mengkerut (checks/ dries out)
pelapukan, lapuh, kering (embrittlement)
mengkerut, rapuh (shrinkage, embrittlement)
rapuh (embrittlement)
rapuh (embrittlement)
kering, merapuh (dries out, weakens)
retak, melengkung (cracks, warps)
retak, melengkung (splits, warps)
lepas, melengkung ments, warps) 50 - 55% RH, constant/ stable 45 - 55% RH 50 - 55% RH, constant 45 - 55% RH, constant 60 - 65% RH, constant 50 - 55% RH, constant 45 - 55% RH, constant 50 - 55% RH, constant 50 - 55% RH, constant kayu (wood)
kulit mentah, kulit olahan (rawhide, leather skins)
perkamen (parchment)
bulu ayam (quill)
serat keranjang
ancur, lem nabati (animal glue)
kulit kura-kura (tortoise shell)
semua gading (all ivory)
permukaan tatakan (inlaid surface)
Bahan
(Materials) Akibatnya(Result) Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition) Bahan (Materials) 40% RH, or lower 45 - 55% RH 45 - 55% RH 50 - 55% RH, constant/ stable 50 - 55% RH, constant 40% RH, or lower 50 - 55% RH, constant 50 - 55% RH, constant 50 - 55% RH, constant 45 - 55% RH, constant 60 - 65% RH, constant 50 - 55% RH, constant
Kondisi yang direkomendasi (Recommended Condition) Akibatnya (Result) logam (metal) kertas (paper) tekstil (textile) kayu (wood)
kayu bercat (painted wood)
logam bercat (painted metal)
tatakan, pelapis kayu (inlay, veneer)
bahan penyempurna
perkamen, gading (parchment, ivory)
bubur kertas (papier-mache)
bahan keranjang/ anyaman
(basket materials)
kolase kertas (decoupage surface)
korosi/ karat (corrosion)
jamuran, noda (mold, stains)
jamuran, noda (mold, stains)
jamuran, bengkok (fungal attack, warping)
cat mengelupas
korosi/ karat, cat mengelupas lepas/ copot bagian-bagiannya
(detachment)
jamuran/ noda (mold, stains)
melengkung/ gelombang, jamur
(warping, mold)
jamuran/ noda (mold, stains)
jamuran (mold)
lepas/ copot, jamuran
(detachment, mold) (finishes)
(flaking paint) (corrosion, flaking paint)
(basket fibers) beludru (velvet) tekstil (textile) serat alam kayu (wood) kertas (paper)
perekat kanji (starch)
gelatin (gelatin)
tempera telor (egg tempera)
kulit (leather, skins)
kulit berbulu (felts, furs)
bulu ayam (feathers)
sutera (silk)
wol (wool)
Tabel 4. Bahan Yang Sering Dirusak Oleh Serangga dan Binatang Pengerat (Materials Commonly Damaged by Insects and Rodents)
Tabel 5. Bahan Sensitif Terhadap Fluktuasi Kelembaban~Suhu
(Materials Sensitive to Humidity & Temperature Fluctuation)
keramik, batu (ceramics, stone) 45 - 55% RH, 10 - 300C Catatan: Bahan
(Materials) Akibatnya(Result) Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
Notes:
recrystallization of soluble salts resulted surface flaking and spalling can occur, causing sections of a ceramic/ stone to break off.
rekristalisasi garam yang kemudian mengakibat- kan permukaan glasir mengelupas, retak-retak, bahkan mungkin benda menjadi pecah.
Some modern clays have a high salt content, and there have been instances where recently purchased objects have fallen to pieces with the absorption in the summer and subsequent drying in the winter. Ceramics with signs of salt deposit on the surface should should be maintained in a stable environment, and fluctuation relative humidity can lead to breakdown of the objects.
Beberapa lempung masakini yang banyak digunakan untuk membuat keramik dan berbagai pernik-pernik untuk hiasan tekstil mengandung garam-garaman yang mudah menyerap air. Jika benda ini dimasukkan dalam ruang dingin secara mendadak, maka akan muncul deposit garam yang menempel pada permukaannya. Jika garam-garam yang mengkristal terdapat pada bagian dalam benda, maka akibatnya benda tersebut akan retak-retak, bahkan mungkin pecah.
Tabel 6. Rekomendasi untuk Penyinaran dan Suhu Udara (Recommendations for Light and Temperature)
rapuh, gelap (embrittlement, darkening)
persenyawaan, gelap
(crosslinking, darkening)
mengeras, kering (hardening, drying)
rapuh, pucat/ pudar ment, fading)
rapuh, pucat (embrittlement, fading)
pudar/ pucat (fading)
pucat, kerusakan struktural (fading, structural damage)
buram, pucat (develops haze, fading)
pucat/ pudar (fading)
pucat/ pudar (fading)
menguning, rapuh (yellowing, embrittlement)
hancur (deterioration crumbles)
rapuh, pucat (embrittlement, fading)
rapuh/ lapuk (embrittlement)
pucat (fading)
retak, buram (cracks, hazing)
kertas (paper)
media cat (paint media)
ancur/ lem nabati (animal glue)
kulit berbulu, bulu, rambut (furs, feather, hair)
kulit, kulit olahan (skins, leather)
pigmen, bahan celup
(pigment, dyes)
sutera, beludru (silk, velvet)
permukaan lak (lacquered surface)
permukaan cat (painted surface)
bahan dicelup warna (dyed materials)
celluloid karet (rubber)
serat alam
tanduk 1, tulang, tanduk 2 (horn, bone, antler)
kayu (wood)
kayu olahan
50 luxs, 180C [1 foot. candle= 10 luxs] 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C 150 luxs, 180C 50 luxs, 180C 50 luxs, 180C Bahan
(Materials) Akibatnya(Result) Kondisi yang direkomendasi(Recommended Condition)
(natural fibers)
Tabel 7. Bahan Sensitif Terhadap Bahan Fumigasi (Materials Sensitive to Fumigant)
Nama Bahan Kimia
(Chemical Names) (Materials)Bahan
karet, bulu, rambut, wool, kulit olahan, dan bahan lain yang mengandung sulfur
kayu (wood)
perekat kanji (tapioca glue)
kulit olahan, kertas lembab, cat, varnis
kuningan, tembaga, emas, perak (brass, copper, gold, silver)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
logam, foto (metal/photo)
rusak, bau merkuri yang sangat menyengat
noda kecoklatan, tetapi tidak merusak (brown stained, but not destroy)
susah dilarutkan lagi
dissolve)
rusak/ larut (damage/ dissolve)
rusak/ tarnish/ korosi rusak (logam berkarat, foto
menjadi buram/ gelap) rusak (karat, gelap)
rusak (karat, gelap) rusak (karat, gelap) rusak (karat, gelap)
Methyl bromide
Methyl bromide
Methyl bromide, ethylene oxide Ethylene oxide Phosphine Carbon tetrachloride Paradichlorbenzene Paraformaldehide Akibatnya (Result)
(rubber, fur, hair, wool, tanned leather, and other materials content of sulphur)
damage (rusty metal, photo become blurly/dark)
damage (rust, dark) damage (rust, dark) damage (rust, dark) damage (rust, dark) (damage, tarnish/corrotion) damage, strong smelt of mercury
Thymol Naphthaline
DDVP (dimethyl diethyl vinyl posfat) + ethanol
leather finishes, wet paper, paint, varnish
Carbon disulfida
(difficult to
perubahan ukuran, regang, patah kertas menjadi rapuh, gelap, noda tekstil ternoda, rapuh
logam menjadi berkarat serat menjadi lemah, putus
saat kayu mengembang, cat mengelupas terjadi reaksi elektrokimia (efek galvanis, korosi) logam berkarat, kain ternoda
logam berkarat, kertas ternoda logam berkarat, cat mengelupas
tanin (bahan penyamak) pada kulit menyebabkan karat pada logam plaster yang bersifat basa/ alkaline menyebabkan karat pada logam
Kombinasi Bahan
(Materials Combination) (Conservation Problems)Masalah Konservasi (wood/wood) (wood/paper) (wood/textile) (wood/metal) (wood/paint) (metal/metal) (metal/cloth) (metal/paper) (metal/paint) (metal/leather) (metal/plaster)
(dimensional changes, stress, breaks) (paper becames brittle, dark, stained) (textile became stained, brittle) (metal corrodes in contact with wood)
(possible electrochemical corrosion) (metal corrodes, cloth becames stained) (metal corrodes, paper becames stained)
(tannins in leather can corrode metals) (alkaline materials corrode metals)
kayu/ kayu kayu/ kertas kayu/ tekstil kayu/ logam kayu/ serat alam kayu/ cat logam/ logam logam/ kain logam/ kertas logam/ cat logam/ kulit logam/ plaster
logam/ ancur ancur (lem nabati) sedikit bersifat asam, higroskopis yang kemudian menyebabkan karat logam.
(glue slightly acidic, hydroscopic, can corrode certain metals) (metals/animal glue)
Tabel 8. Bahan-bahan Reaktif (Reactive Materials)
(wood/natural fibers) (fibers become weak, break)
(wood expand and contracts, paint flakes)
(metal corrodes, paint flakes)
... ...
... ...
Tabel 9. Prosedur Pembasmian Serangga~Jamur Dengan Freezer (Freezing Method for Killing Insect & Fungus)
No. Nama Serangga
Sebagian besar larva
Pupa & Kumbang 1. dewasa
Telur Kumbang 1.
Ngengat kain
Telur Kumbang 7.
(Semua fase) Kumbang 7.
(Semua fase) Kumbang 5.
Suhu dan Waktu Catatan:
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. -100C, 2H. -100C, 1H. -100C, 2H. -50C, 3H. -100C, 3 H. -100C, 2H. -100C, 3H. 0C= derajat celcius, H = hari.
Tabel 10. Prosedur Pembasmian Serangga~Jamur Dengan Bahan Kimia (Fumigation Method for Killing Insect & Fungus)
No. 8 -10 gram 1 - 2 tablet 50 - 100 gram, 50-60 0C 40 gram 4 - 13 gram 1 liter 15 - 30 gram 35 - 50 gram 100 gram 100 gram
Konsentrasi/ Meter Kubik
01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. Naphthaline Phosphine Thymol + ethanol Paradichlorobenzene Paraformaldehide Carbon tetrachloride + Methyl bromide
Methyl bromide + Ethylene Oxide (14:86)
Methyl bromide + Ethylene Oxide (14:86)
DDVP (dimethyl diethyl vinyl posfat) + ethanol
Nama Bahan Kimia
serangga serangga + jamur jamur jamur + serangga jamur jamur + serangga serangga serangga serangga jamur + serangga Pembasmi 14 hari 3 - 5 hari 2 hari 2 hari 2 hari 1 minggu 2 hari 2 hari 2 hari 2 hari Waktu Carbon disulfide (1:1)
Penjelasan Usulan Perawatan dan Pengawetan
A. Pembersihan
1. kotoran/ debu dengan:
2.
karat, noda, dll. dengan cara: 3.
4.
B. Penguatan/ konsolidasi
1. Perlakuan benda rapuh dengan: 2. Penguatan benda rapuh dengan:
3.
C. Restorasi
1. Pengembalian bentuk/ warna
(pendempulan, araldite, tusir warna, dll) 2. Perbaikan fungsi / mekanis benda
(reparasi mekanis, penggantian bahan, dll) 3. Lain
D. Pengawetan
1. Stabilisasi karat (menghambat, menghentikan proses korosi, dll.)
2. 3. 4.
5. Lain
E. Treatmen Tambahan dan Catatan
... ...
Mematikan jamur, insek dengan:
Mematikan ganggang, lumut, jamur kerak dg.: larutan 1% Hivar XL, atau ... Coating/ laminasi dengan:
Lain
lemak/ minyak dengan:
TINDAKAN UMUM
Lain
a. uap air b. minyak
b. konsolidan (penyemprotan perekat, dll.) a. kwas b. vacuum c. pelarut air d. pelarut kimia e. mekanis
f. lain
a. air + deterjen b. etanol + deterjen c. pelarut kimia d. lain
a. mekanis b. kimia c. elektrolisis d. lain ... ... ... ... c. lain ... a. penguatan konstruksi (mounting,
pendobelan kain, dll.)
c. lain ...
...
...
a. fumigasi b. pendinginan (freezing) c. lain ... a. lilin mikrokristalin
b. Paraloid B72 (... % w/v in ...) c. lain ... b. meratakan
1. Pembersihan debu, lemak atau cat
a. Debu: 1-2% v/v (non-ionik) deterjen, Lissapol atau Teepol.
b. Lemak/ minyak: ethanol atau acetone, white spirits, petrolium spirits atau toluene.
c. Cat: 2% w/v sodium hydroxide (logam yang ada campuran aluminium atau seng tidak boleh menggunakan bahan ini) atau methylene oxide.
d. Coating: pertimbangkan dengan pelarut yang dipakai untuk melarutkan bahan dasar coatingnya, seperti: toluene.
2. Pembersihan mekanis
Dengan tusuk sate yang ujungnya dibuat pipih, scalpel plastik, dan hati-hati jika terpaksa menggunakan scalpel besi atau pisau.
3. Pembersihan kimiawi
BESI
a. Larutan: 10% w/v citric acid,
4% w/v thiourea (sebagai inhibitor), 86% w/v air distilasi/ deionisasi. atau
b. Larutan: 10% w/v citric acid dibuffer dengan ammonium hydroxide (pH 4).
Kegunaan inhibitor adalah untuk mencegah kerusakan dasaran logam pada saat pembersihan karat. Larutan a. Lebih keras dibandingkan dengan larutan b. Untuk perlakuan lokal (terbatas), kedua larutan dapat dibuat pasta dengan menambahkan 20% w/v CMC (Carboxy Methyl Cellulose).
TEMBAGA
c. Larutan: 1,5% w/v sodium hydroxide,
15% w/v sodium potassium tartrate, 83,5% w/v air distilasi/ deionisasi.
PERUNGGU
d. Larutan: 10% formic acid dengan air distilasi.
Inhibitor: 10% BTA (Benzotriazole) dengan air distilasi. 4. Elektrolisis
Jika adanya khlorit pada karat besi, elektrolisis dilakukan dengan anoda baja dan larutan elektrolit 2% w/v sodium hydroxide.
Penjelasan Konservasi Logam
...
... ...
LEMBAR KONDISI LOGAM
Form. LKLo-Logam/PSI/2015
No. No. Inv. Nama Benda Keterangan Ukuran Kondisi
I. BAHAN : II. KONDISI SAAT PENGAMATAN :
No. Foto:
D. Catatan : ...
III. KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :
IV. USULAN PERAWATAN DAN PENGAWETAN :
...
A. Pembersihan B. Penguatan/ konsolidasi
1. Penguatan benda rapuh
2. Penguatan konstruksi
3. Lain
C. Restorasi
1. Pengembalian bentuk/ warna
2. Perbaikan fungsi benda
3. Lain
D. Pengawetan 1. Stabilisasi karat
2.
3. Lain
E. Treatmen Tambahan dan Catatan
...
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :
... ...
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat)
B. Kaca Pembesar
C. Mikroskop. ... X
D. ...
E. ...
F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... Prioritas Tindakan :
Lokasi Benda : A. Segera B. Sedang C. Rendah
Coating/ laminasi
Baik Cukup Rusak
...
Hancur Aktif
Pembersihan lemak Pencucian biasa (dg. air) Pencucian dg. bahan pelarut Pencucian dg. etanolik deterjen Pencucian dg. larutan basa Pencucian dg. larutan asam
Pengkelatan (dg. tannin)
Pembersihan mekanis Pembersihan dg. ultrasonik Pembersihan dg. abrasif udara Perlakuan elektrolitik Pencucian inhibitor 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. A. Non Logam 1. Batu 2. Kaca 3. Keramik 4. Plester 5. Semen 6. Lain B. Logam 1. Emas 2. Perak 3. Timah 4. Tembaga 5. Besi 6. Lain C. Selulose 1. Kayu 2. Kulit 3. Bambu 4. Rotan 5. Anyaman 6. 7. Lain D. Protein 1. Kulit 2. Bulu 3. 4. Lain E. Lain-lain 1. Tulang 2. Kerang 3. Pigmen/ Cat 4. Manik-manik 5. Resin 6. Lain O RGANIK ANO RGANIK ... ... F. Catatan Tekstil Tekstil 7. Perunggu A. Fisik 01. Rapuh 02. Kotor 03. Lemak 04. Kelupas 05. Gores 06. Retak 07. Patah 08. Hilang 09. Basah 10. Kering 11. Lain B. Kimiawi 1. Lapuk 2. Pudar 3. Korosi 4. Oksidasi garam 8. Lain 5. Bau 6. Noda 7. Kristal C. 1. Jamur (Fungi) 2. Serangga (Insect) 3. Ganggang (Algae) 4. Lumut (Moss) 5. Lumut-kerak (Lichens) 6. Lain [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] [ ... %] Biotis ...
A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ---H. Polusi Udara ---I. Catatan: ... = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) E.
Inorganic Spot Test for Metal Objects
(Tes Spot Anorganik untuk Benda Logam)
Tujuan tes spot (semi-mikro kualitatif analisis) ini adalah untuk mengenal kation logam dan anion
utama yang berhubungan dengan besarnya karat.
1. Ion-ion Logam (Cations)
1). Bahan yang dibutuhkan.
Merck Test Strips dengan ion-ion sebagai berikut: Cu+ / Cu2+, Co2+, Fe2+, Al3+, Ca2+, Ni2+, Zn2+, CrO2--, NO
3--, NO2--, SO32--.
Metode A. (Analisis dengan Merck Test Strips)*
2). Pengetesan.
Permukaan logam harus sudah dibersihkan dengan acetone sebelum melakukan tes ini. Semua Strip Tes bisa langsung ditempelkan pada permukaan logam yang telah dilembabi dengan air distilasi. Warna akan nampak (sebagai indikasi adanya logam) setelah kira-kira 20 detik ditempelkan.
Ada beberapa catatan yang perlu diketahui:
a). Strip Tes Zn2+ tidak akan berfungsi saat mengetes kuningan (brass), karena akan terjadi interferensi ion-ion Cu2+ dengan lainnya.
b). Penampakan warna pada Strip Tes Ni2+ berjalan sangat lambat, dengan intesitas warna yang muncul hanya sedikit. Untuk meningkatkan penampakan, basahi Strip Tes dengan larutan 0,1 M HCl, dan gosok-gosokkan larutan ini pada permukaan selama 20 detik.
Strip Tes Ni2+ digunakan dengan teknik elektrolisis pada Metode B berikut ini, ganti kertas lembab (Gambar 1) dengan Strip Tes yang dibasahi dengan larutan NaCl. Elektrolisis berlangsung sekitar 5 detik, warna yang akan nampak adalah:
Ni2+ : merah jambu / merah (pink/ red)
Strip Tes Ni2+ dapat juga digunakan untuk mendeteksi ion-ion Fe2+, Cu2+ dan Au2+. Dengan prosedur yang sama dan warna yang akan nampak adalah:
Fe2+ : coklat (pink/ red) Cu2+ : hijau (hijau) Au2+ : kuning (kuning)
+
+
Benda Bate rai Kertas Lembab Tweezers Klip LogamGambar 1: Perangkat Elektrolisis (Laver 1978).
Puji Y
. Subagiy
o, Studio Primas
toria 2015.
1). Bahan yang dibutuhkan. * Baterai 9V;
* Timbal dengan penjepit (klip); * Pinset (tweezers) logam;
Metode B.
* Kertas saring;
* Pipet dan mangkok kecil; * Bahan kimia.
2). Persiapan.
Metode ini memanfaatkan arus listrik bervoltase kecil yang dihubungkan ke benda yang akan dites, dengan memindahkan secara elektrolisis sejumlah kecil sampel ke kertas saring yang sudah dilembabi larutan asam tertentu. Kertas saring ini ditreatmen dengan reagen yang selanjutnya menampilkan warna sebagai indikasi adanya logam tertentu. Ilustrasi dari penerapan metode B ini dapat dilihat pada Gambar 1 diatas. Pada saat menghubungkan arus positif ke benda yang akan dites harus dilakukan dengan hati-hati. Sebelum proses pengetesan dilakukan, permukaan logam harus dibersihkan dari kemungkinan adanya debu, lemak/ minyak dan sidik jari dengan acetone.
3). Pengetesan. Nickel
(Nikel) : Rendam kertas saring ke dalam larutan 1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes Dimethylglyoxime dalam 1% ethanol ke kertas. Warna merah sebagai indikasi adanya Ni2+.
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,5 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan pekat Diphenyllcarbazide dalam ethanol. Warna violet sebagai indikasi adanya Cr2+.
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 1,0 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 30 detik. Tambahkan 2 tetes larutan pekat (aq.) Cacotheline. Warna merah/ purple sebagai indikasi adanya Sn2+.
Chromium (Khrom) Tin (Timah)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 2 detik. Tambahkan 1 tetes larutan Alisarin S. Warna merah sebagai indikasi adanya Al3+.
Aluminium
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 1 M H2SO4 dan lakukan elektrolisis selama 5 detik. Campurkan 1 tetes 10% (aq.) Ammonium Thiocyanate dengan 1 tetes Mercuric Chloride. Rendamkan dalam kertas saring dan penampakan kristal putih menyerupai jarum sebagai indikasi adanya Zn2+. Zinc
(Seng)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,1% Rubeanic acid dalam ethanol. Warna hijau/ abu-abu sebagai indikasi adanya Cu2+.
Copper (Tembaga)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 2 tetes larutan 5% (aq.) Potassium Ferricyanide. Warna biru sebagai indikasi adanya Fe2+ / Fe3+.
Iron (Besi)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,5 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 5 detik. Tambahkan 2 tetes larutan 10% (aq.) Potassium Iodide. Warna kuning sebagai indikasi adanya Pb2+.
Lead (Timbal)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HNO3 dan lakukan elektrolisis selama 1 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,5% p-Dimethylaminobenzyl rhodamine dalam ethanol. Warna merah jambu/ merah sebagai indikasi adanya Ag+. Dengan reagen 10% w/w Dichromic Acid, warna merah gelap mengindikasiklan adanya perak sterling. Warna merah darah menunjukkan adanya perak murni.
Silver (Perak)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan 0,1 M HCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Tambahkan 1 tetes larutan 0,01% (aq.) Rhodamine B. Warna violet sebagai indikasi adanya Sb3+.
Antimony (Antimoni)
: Rendam kertas saring ke dalam larutan jenuh NaCl dan lakukan elektrolisis selama 15 detik. Penampakan warna menjadi agak gelap bukti adanya unsur Cu. Diamkan sebentar sampai kertas menjadi agak kering sehingga ada Au menempel di kertas, dan selanjutnya rendamkan larutan campuran 20% SnCl2 dalam 15% HCl). Au akan dengan cepat mengakibatkan warna gelap tanpa interferensi dari Cu atau Ag.
Gold (Emas)
2. Ion-ion Non-Logam (Anions)
Garam-garam dalam larutan akan cepat dikenali dengan tes spot berikut ini. Jika dalam bentuk padat, garam-garam tersebut harus dilarutkan terlebih dahulu.
Sulphate
(Sulfat) : Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNOterbentuk setelah penambahan larutan 10% Barium Chloride menunjukkan 3. Adanya endapan warna putih yang adanya SO42--.
Chloride
(Khlorit) : Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNOterbentuk setelah penambahan larutan 0,5 M Silver Nitrate menunjukkan 3. Adanya endapan warna putih yang adanya Cl--.
Carbonate
(Karbonat) : Karbonat umumnya tidak larut dalam air. Dengan meneteskan beberapa larutan 1 M HCl akan menyebabkan desisan (evolusi dari CO2), dan akan melarutkan karbonat.
Sulphide
(Sulfit) : Larutkan padatan dalam larutan 1 M HNOlarutan pekat HCl dengan menambahkan sedikit 0,1 M CH3. Tumbuk halus sampel dalam larutan 3COOH (acetic acid) dan larutan 10% Lead Acetate. Endapan warna hitam yang terbentuk mengindikasikan adanya sulfit.
Pengertian Pengkelatan Logam
These are negatively charged or oxygen containing molecules that react with positively charged metal ions to form a stable complex. They have multiple locations in the molecule to react with multiple positive charges that may be present on multivalent metal ions that have more than one positive charge on them. An example of a chelating agent is EDTA, ethylene diamine tetraacetic acid. EDTA has four acetic acid groups giving it a potential for four negatively charged acetates to bond with up to four positively charged sites on metal ions with multiple positive charges, such as calcium which has two (2) positive charges associated with it.
EDTA is a versatile chelating agent. It can form four or six bonds with a metal ion, and it
forms chelates with both transition-metal ions and main-group ions. EDTA is frequently used in soaps and detergents, because it forms a complexes with calcium and magnesium ions.
LEMBAR KONDISI TEKSTIL
Form. LKTe-Tekstil/PSI/2015
B. Restorasi, Penguatan dan Konsolidasi
Kotor/ debu Sobek Lubang Lipatan Penguningan Warna berubah Rapuh/ getas Perekat/ label Lain-lain A. KERUSAKAN FISIK Pembersihan penyedotan kwas cuci basah kering/ kimia lokal/ spot kelantang A. lain-lain pendobelan kain
pelembab-rataan kain pembingkaianpenempelan benang
1. Rapuh, getas = brittle (easily broken
because it is hard (stiff) & not flexible). 2. Lapuk, mubut = fragile (easily broken
or damaged). i s i d n o K a d n e B l a s A a d n e B a m a N . v n I . o N o N D. KERUSAKAN LAIN No Foto : Ukuran
USULAN TINDAKAN KONSERVASI (diisi oleh Konservator)
Kulit Binatang Bulu Serat Sutera Serat Wol Other... BAHAN PEMBENTUK BENDA PROTEIN Jamur Serangga Bubuk, kumbang Laba-laba Ngengat kain Rayap
Gegat (silver fish) Kecoa Kumbang Binatang pengerat Lain-lain B. KERUSAKAN BIOTIS Pucat/pudar Noda (stains) Berlemak/minyak Korosi Kristal garam Oksidasi Lapuk/ mubut Pudar Bau Lain-lain C. KERUSAKAN KIMIAWI Catatan : Tulang Kerang Pigmen/ Cat Manik-manik Kaca Resin LAIN-LAIN Lokasi: CATATAN: Teknik: Warna: Usia Relatif: K-1a K-1b K-2a K-2b K-2c K-3a K-3b K-3c K-4a K-4b K-5a K-5b Kategori Aplikasi Logam Tekstil Historis 1 : emas; 2 : perak; 3 : lgm lain.
Prioritas Tindakan : A. Segera B. Sedang C. Rendah
Pengawetan dan Perlakuan Lain Pembersihan bekas jamur/ insek C.
Fumigasi
Freezing Perlakuan lain
Benang Logam Benang Emas Benang Perak Percik Logam Prada Other... Kulit Kayu Anyaman Serat Kapas Serat Linen Serat Nanas Serat Koffo Other... LOGAM SELULOSE
KONDISI IKLIM DAN
BENDA SAAT PENGAMATAN :
A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) ---G. Keasaman (pH) ---H. Polusi Udara
---USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN CATATAN
= ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) --- = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) I. III. IV. C. B. A. D. E. V.
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat)
B. Kaca Pembesar
C. Mikroskop. ... X
D. ...
E. ...
F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. 2. 3. 7. 8. 9. 4. 5. 6. 10.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
I. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. ... Lain-lain Lain-lain Lain-lain Lain-lain Perlakuan lain 5.
Penguatan dan Konsolidasi
penguatan cat dengan perekat: lilin, dsb. penguatan kanvas/ substrat dg. perekat. perbaikan kanvas/ substrat. perbaikan/ konsolidasi cat, dll.
LEMBAR KONDISI LUKISAN
Form. LKLu-Lukisan/PSI/2015 i s i d n o K Nama Seniman Judul Karya . v n I . o N
No. Ukuran dan Tahun
BAHAN PEMBENTUK BENDA
Lokasi: Prioritas Tindakan : A. Segera B. Sedang C. Rendah
C.minyak Cat air Tinta Akrilik Pastel Krayon Other... Kanvas Kertas Kayu Kaca Logam Other... C.minyak Aquarel Pastel Guase Tempera Litografi Batik Fresco Enkaustik Kolase Graffito Frottage Other... Lain-lain Lain-lain Lain-lain JENIS CAT JENIS MEDIA (SUBSTRAT) TEKNIK Kotor Lemak Deposit Rapuh Patah Retak Distorsi Gelombang Gores Sobek Kelupas Lubang Basah Kering Jamur
Serangga BusukOther... Karat Kristal Oksidasi Pudar Lapuk Bau Noda Other... FISIK: BIOTIS: LAIN: KIMIAWI: No Foto : Lain-lain Lain-lain Lain-lain Baik Rusak Ringan Rusak Rusak Berat Other... KONDISI SPANRAM: Lain-lain Baik Rusak Ringan Rusak Rusak Berat Other... KONDISI PIGURA: Lain-lain
Pembersihan ringan (kwas, vacuum, dll.) air
white-spirit turpentin air sabun (amonia)
2-ethoxy ethanol petrolium alkohol 2-aceton alcohol Penyempurnaan (finishing treatment)
isolating (varnish)
inpainting (+mixing varnish) dressing/ retouching (varnish) (re)varnishing
Perlakuan biotis (fumigasi, dsb.) Perlakuan lain.
CATATAN:
USULAN TINDAKAN KONSERVASI :
KONDISI IKLIM DAN BENDA SAAT PENGAMATAN :
A. Intensitas Cahaya (Lux)
B. Radiasi UV (μW/Lmn) -C. Suhu Udara (0C) ---D. Suhu Permukaan (0C) --E. Kelembaban Udara (%) F. Kandungan Air (%) --G. Keasaman (pH) ---H. Polusi Udara ---I. Catatan: ... = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...) = ... (...)
Pembersihan lemak, varnis, dsb. dengan pelarut:
I.
III.
IV.
...
V. USULAN UJI BAHAN (LAB) DAN TAMBAHAN :
...
VI. TEKNIK PENGAMATAN A. Mata biasa (tanpa-alat)
B. Kaca Pembesar
C. Mikroskop. ... X
D. ...
E. ...
F. ...
VII. TANGGAL PENGAMATAN
Tandatangan Observator, Konservator, dll. Nama : ... (DD/MM/YYYY)... A. B. C. C. B. A. D. E. F. G. 5. 6. 7. 8.
II. KONDISI SAAT PENGAMATAN : Baik Cukup Rusak Hancur Aktif
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5. 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. A. B. C. D. E. F. G. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. ... Grattage
LEMBAR DATA KLIMATOLOGI - KELEMBABAN & SUHU
Kelembaban Suhu Keterangan Gedung dan Ruang
Waktu Tanggal Catatan : Tgl. Pelaporan : Tandatangan Nama Pelapor : Form. LDK-KS/PSI/2015 Nama Alat : Tgl. Terakhir Kalibrasi: Minggu : Prosedur Kalibrasi :
LEMBAR DATA KLIMATOLOGI - CAHAYA & UV - SP, KA & pH
Catatan: Tgl. Pelaporan:
Tandatangan
Nama Pelapor :
Intensitas Radiasi Keterangan Jenis Lampu
[Merk, Watt, Pijar/ Pendar/ LED]
Waktu Gedung, Ruang,
Lemari
Tanggal : Nama Alat :
INTENSITAS CAHAYA (IC) dan RADIASI ULTRA VIOLET (RUV)
Form. LDK-IC,RUV,SP,KA,pH/PSI/2015
Keterangan
Tanggal : Nama Alat :
SUHU PERMUKAAN BENDA
Nama, No. Inv dan Jenis Benda
Waktu Jenis Lampu Jarak Suhu
Gedung, Ruang, Lemari
Keterangan
Tanggal : Nama Alat :
KANDUNGAN AIR dan KEASAMAN (pH) BENDA
Nama, No. Inv dan Jenis Benda
Waktu Kandungan Air pH
Gedung, Ruang, Lemari
Ada 3 jenis lampu : 1. Pijar (incandescent); 2. Pendar
(fluorescent); 3. LED (light-emitting diode). Intensitas
cahaya lampu pijar hanya 15 lumen per watt, dan 90% energi listrik diubah ke panas. Usia hidup lampu hanya 1.000 jam atau 4 bulan (pemakaian 8 jam per hari). Intensitas lampu pendar 67 lumen per watt & usia rata-rata
lampu 10.000 jam. Intensitas lampu LED 70 - 100 lumen
Ilustrasi Teknis Restorasi Lukisan
Melamin B
oar
d
glass fabr
ic
pain
ting
Seb elum P emb ersihan Sesudah P emb ersihan, Seb elum P engua tan C at Kanvas Cat{
PrimingGAMBAR ANATOMI LUKISAN
Rongga bawah retakan terisi varnis/ linseed oil
Sesudah Pembersihan, Sebelum Penguatan Cat
Sesudah Pembersihan, Sesudah Penguatan Cat, Sesudah Relaksasi Cat & Kanvas
Varnis/ linseed oil begitu tebal & mengkilap
1
2
2
4
5
FINISHING TREATMENTS:
Priming, Tusir warna (inpainting),
Retouching & protecting varnish.
Detail
illustrated by Primastoria 2015
for academic use
3
SUPPORTS:
Back-up lukisan dengan
melamin board yang
warna merah ini seperti warna merah pada umumnya. bagian ini tidak menunjukkan adanya restorasi.
warna merah pendar menunjukkan cat tertentu. warna gelap ini menunjukkan bagian cat yang telah ditusir.
Lampu (TL) Ultra Violet
PENGAMATAN LUKISAN DENGAN
SINAR MATAHARI (POLIKROMATIS). PENGAMATAN LUKISAN DENGAN ULTRA VIOLET.
Tekstil dan Lukisan
Meja Lesehan
Mikroskop Digital
Fume Hood Portabel
Te
mpat Pe
rkakas
Rak Bahan & Alat untuk pembuatan replika/ model lemari simpan/ displai, replika benda, mounting, dll.
Fume Hood Portabe
l
Penerapan untuk Koleksi Lukisan, Tekstil, Kertas, dsb.
Pengenalan Alat Ukur Klimatologi
Untuk konversi satuan, kunjungi situs: http://www.easyunitconverter.com/
Mode/ pengatur besarnya sinar yang terbaca.
Displai/ monitor harga hasil pengamatan. Sensor/ cell penangkap sinar.
Lux Meter
(Alat pengukur intensitas cahaya)1. Kuat Penerangan (Illumination, E) E = F (Fluks)A (Luas) = Lumen
m2 = Lux.
2. Dosis Kuat Penerangan = Lux x jam = Joule.
3. Fluks Cahaya (F) = Energi (Joule/m2)
Waktu (Jam) J
T =
4. Kuat Cahaya (I) = E.RCos Q = Lumen.m = Candela2
Kuat penerangan (lux): Penerangan pada permukaan benda
secara merata seluas 1 m2, berjarak 1 m dari titik sumber
cahaya berkekuatan 1 kandela.
Kuat cahaya (foot candle): Banyaknya (jumlah) sinar yang jatuh
pada permukaan benda seluas 1 kaki persegi (=0,0029 m2) dari
sumber cahaya yang berjarak 1 kaki (=0,3048 m = 12 inci).
Sensor suhu dan kelembaban udara
Sensor radiasi UV dan Intensitas cahaya.
Panel monitor menunjuk-kan besaran angka dan satuan
-Ultra Violet Monitor (4 in 1)
(Alat pengukur radiasi ultra violet, kuat cahaya, suhu dan kelembaban)
KONVERSI ENERGI: 1 Joule = 107 erg.
Kelembaban Udara (RH) = % Suhu Udara (T) = 0C
Kuat Penerangan (E) = Lux
Kuat Radiasi UV (UVR) = μW/Lumen
1 kwh = 3.600.000 J. 1 Kalori = 4,1868 J. KONVERSI DAYA: 1 watt = 1 Joule/ detik. 1 HP = 0,746 watt
Energi = kekuatan untuk melakukan usaha. Daya = kekuatan tenaga.
Lampu TL Ultra Violet, National, 100 volt/ 50 Hz., Type FL 205, Panjang gelombang = 263 nm. Energi = 2 μW/cm2.
Tombol untuk suhu, kelembaban udara, kuat cahaya dan radiasi ultra violet.
Catatan :
1 μ (mikro) = 1 / 1.000.000 atau 10-6 1 n (nano) = 1 / 1.000.000.000 atau 10-9
CATATAN :
E = kuat penerangan, bersatuan Lux; F = fluks cahaya, bersatuan Lumen; A = luas bidang, bersatuan m2;
J = energi, bersatuan Joule/m2;
T = waktu, bersatuan jam;
R = jarak sumber penerangan dan benda, bersatuan m;
Q = menyatakan besarnya sudut antara sumber cahaya dan titik benda yang diterangi, tetapi jika sudutnya tegak lurus maka Q = 0 dan harga Cos Q dapat diabaikan.
Wet & Dry Bulb Psychrometer
Alat Pengukur
Suhu dan Kelembaban Udara
Banyak digunakan untuk kalibrasi alat-alat pengukur RH & T jenis lain.
INAKURASI + 2%
Kain selalu bersih dan harus dengan air distilasi/ deionisasi
selisih
har
ga
“Wet & Dry Psychrometer” sangat cocok digunakan untuk kalibrasi, spot reading dan pendataan data klimatologi harian. Kita dapat mengetahui besarnya suhu udara secara langsung pada bagian thermometer yang kering (kiri). Sedangkan RH-nya dapat dicari dengan merujuk selisih harga dengan thermometer yang basah (kanan). Selanjutnya besar- nya RH dapat dicari pada Tabel RH yang biasa disertakan pada saat pembelian alat tersebut.
Maintenans Alat:
Kain yang digunakan untuk melembabi (dengan air distilasi) thermometer merkuri diusahakan selalu bersih, dan air yang digunakan selalu air distilasi.
Sling Psychrometer
Alat ini menyerupai Wet & Dry Psychrometer, tetapi badan yang ditempeli thermometer (baik yang dry ataupun wet) dapat diputar, guna melewatkan udara pada thermometer. Belakangan perangkat ini telah dimodifikasi dengan tenaga baterai untuk memutar kipas angin yang melewatkan udara yang akan diukur suhu ataupun kelembab- annya.
Thermohygrometer
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Hasil pengukuran dari alat ini dapat dilihat/ dibaca langsung.
Besarmya RH merujuk pada “perubahan ukuran benda/ bahan higroskopis”, seperti: rambut, polymer atau garam kristal.
Tanganan pemegang pena pencatat
Tabung berputar menurut waktu (1, 7 atau 31 hari Pena pencatat
RH dan T
Mengalami “shock” perubahan RH dan T yang sangat
mencolok.
INAKURASI (INACCURACY): + 2 ~ 4% (sering dikalibrasi)
+ 30 ~ 60% (jarang/ tidak dikalibrasi) Referensi:
Bachmann (1992:15-22) Thermohygrograph
Kertas grafis
Besarnya RH dan T yang tertulis pada kertas grafis tidak sinkron dengan waktu yang tertera. Waktu sesungguhnya terlambat (dikurangi) sekitar 30 menit.
Catatan:
Satu orang yang sedang istirahat selama satu jam setara dengan 60 ml air, dan menghasil- kan panas setara dengan 100 watt lampu pijar.
Cara Penggunaan Psychrometer
dan membaca Tabel Klimatologi
Dry Bulb (oC)
Depression of the web bulb (oC)
selisih
har
ga
KELEMBABAN DAN SUHU UDARA
RH = kelembaban absolut suatu udara
kelembaban absolut udara jenuh pada suhu sama
x 100%
2. Satuan-satuan Satuan Suhu (T)
Celcius (C) ===> F = {(C x 9/5) + 32} Reamur (R)
Fahrenheit (F) => C = {(F-32) x 5/9} Kelvin (K) ===> C = (K-273)
Satuan Kelembaban Relatif (RH) = Persen (%)
Thermohygrometer elektronik
Sen
sor suhu dan
kelem
baban uda
ra.
1. Pengertian/ Definisi
Alat ini dipakai untuk mengukur suhu dan kelembaban udara pada suatu ruangan tanpa kita harus masuk kedalam ruangan yang akan kita ukur. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat ditarik dan dilewatkan pada dinding.
Jumlah uap air pada volume tertentu sering disebut sebagai “kelembaban absolut” (absolute humidity/ AH), yang jumlah maksimumnya tergantung dari suhu udaranya. Kejenuhan dari uap ini disebut sebagai titik embun (dew point/ DP)-nya. Jika suhu diturunkan, suatu ruang dapat menampung lebih banyak uap air (dalam volume tetap). Tetapi jika suhu dinaikkan akan terjadi pengembunan.
Jika pada udara tidak jenuh tanpa terdapat penambahan air, maka besarnya kelembaban absolut akan tetap/ konstan, selama perubahan suhu sampai suhu udara diturunkan ke titik embun.
Kelembaban retatif (relatif humidity/ RH) pada suhu tertentu adalah perbandingan kelembaban absolut aktual dengan kelembaban absolut potensial pada titik jenuhnya.
Climate Datalogger Alat ini dapat merekam data kelembaban dan suhu per hari,
minggu atau bulan.
Contoh:
Satu meter kubik udara pada suatu wadah tertutup (kedap) pada suhu 20 oC dapat menampung sampai 17 ml uap air. Tetapi jika di wadah tersebut ada hanya 8.5 ml. uap air, maka kelembaban relatifnya = 8.5/17 x 100 = 50%.
Jika suhu udara dinaikkan menjadi 25 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 23 ml. Apabila uap air yang ada cuma 8.5 ml., maka RH = 8.5/23 x 100% = 37%. Contoh tersebut menunjukkan “mengapa jika suatu ruangan tertutup dipanaskan menjadi kering”.
Jika suhu udara diturunkan menjadi 5 oC pada wadah dan volume yang sama, maka uap air yang dapat ditampung menjadi 8.5 ml. Apabila uap air yang ada sama, yaitu 8.5 ml., maka RH = 8.5/ 8.5 x 100% = 100%. Ini menunjukkan “mengapa kondensasi terjadi”.
Handheld XRF Spectrometer
Alat Identifikasi Unsur/ Elemen Logam
Digital Microscope
Alat Perekam Gambar Mikro
Moisture Meter
Alat Pengukur Kadar Air
pH Meter
Alat Pengukur Keasaman
Chroma Meter
(Konica-Minolta R-410) Alat Perekam Data WarnapH paper ini harus selalu dipakai untuk mengecek pH larutan apakah aman terhadap benda yang akan dibersihkan
ataupun terhadap alat steamer. Perhatikan tabel terlampir untuk mengetahui aman tidaknya suatu
larutan kimia. Weather Station
Gambar 1.: Meja untuk penyedotan debu. Tekstil harus berkondisi agak kuat
dan permukaan tekstil harus dilapisi semacam kain kasa/ nylon net.
Gambar 2.: Alat penyedot debu dapat diatur kekuatan hisapnya. Gerakan sedotan debu harus mendatar dan tidak
pernah ada tarikan yang mendadak.
Gambar 3.: Komponen utama (meja + kaso bingkai kayu) ditutup plastik sebagai bak airnya dan kain kasa sebagai alat untuk mengangkat kain yang akan
dikeringkan. Bak cuci tekstil sudah siap dipakai.
Gambar 4: Tekstil diletakkan diatas kain kasa yang kedua ujungnya dipasang (dirol) tongkat kayu.
Tongkat kayu ini berfungsi sebagai pegangan pada saat mengangkat kain.
Penanganan Koleksi Kuat - Agak Kuat (Metode PKK-AK)
KAIN 2 1 3 4 5 6 7 8 9 Gambar 5.: Perlengkapan Untuk Pencucian Tekstil:
(1). Ember air; (2). Pompa hisap kolam; (3). Selang shower; (4). Shower; (5). Ember bilas; (6). Meja; (7). Plastik bak cuci;
(8). Busa pemisah kain dan endapan kotoran; (9). Kain kasa; dan (10) Tobi Steamer .
TOBI Steamer10 Created by Puji Y. Subagiyo 2015
Penanganan Koleksi Rapuh Mendekati Hancur (Metode PKR-MH)
Kain Ulos dari Sumatera Utara?,
Kondisi: Hancur, Perkiraan Usia: 82 tahun.
Hot Steamer mengkondisikan kain lapuk
menjadi agak kuat dan steril. Steamer dalam kotak dengan udara mengalir dimungkinkan untuk menetralkan keasaman kain.
Kain lapuk mendekati hancur telah menjalani proses
pelembab-rataan (moist-flattening).
Kain yang telah dibuat agak kuat, diratakan dan steril dimungkinkan juga untuk dimounting, yang mana
dasar mountingnya dibuat agak melengkung untuk menghindari beban dan kuat konstruksinya.
KAIN ULOS Plexiglass Atas
Kayu pembentuk
kelengkungan dasar kain rapuh
Stainless
berlubang halus yang dibalut busa dan kain bertenun longgar
untuk mensirkulasi udara dan penyedotan
Steamer
Kawat Stainless ULOS
Kotak Akrilik/ Plexiglass
Udara Keluar
(kain dialasi nylon net)
Hot Steamer 1 2 3 4 5 Humidifier u/ udara kering 6 Dehumidifier u/ udara basah 7