• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan EKMA4116 Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ringkasan EKMA4116 Manajemen"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EKMA4116 MANAJEMEN

Dadang Supriyatna Andi Sylvana

4 sks / modul 1-12: ill.; 21 cm / Edisi 1 ISBN : 9790112459

DDC : 658

Copyright (BMP) © Jakarta: Universitas Terbuka, 2007

Mata kuliah ini membicarakan topik-topik yang bertalian dengan upaya manajemen suatu organisasi dalam kegiatannya agar tujuan organisasi tercapai dengan efisien dan efektif. Materi yang dibahas antara lain mengenai: planning, organizing, actuating, dan controlling. Selain itu dibahas pula bahasan tentang pengelolaan perubahan, globalisasi, good corporate governance, dan etika bisnis.

TINJAUAN MATA KULIAH

Manajemen merupakan konsep yang paling sering diperbincangkan, baik dalam kancah akademik maupun praktik. Hal ini dapat dimengerti karena keberhasilan suatu organisasi sangat bergantung pada efektivitas manajemen organisasi tersebut. Salah satu kunci sukses pengembangan dan prestasi manajemen adalah para manajer, mereka dituntut untuk mampu menguasai keilmuan, kepekaan dan mampu menganalisis lingkungan serta menjalankan fungsi-fungsi manajemen seperti: perencanaan, pengorganisasi-an,

pengarahan dan pengawasan. Oleh karena itulah, dalam buku ini kami mencoba membahas materi-materi tersebut.

Dengan mempelajari buku materi pokok ini, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar manajemen dan sejarah perkembangannya, lingkungan yang mempengaruhi organisasi, proses

perencanaan manajemen, pengorganisasian, pengarahan dan pengkoordinasian, pengawasan,

pem-belajaran organisasi dan budaya organisasi, manajemen global/internasional, manajemen perubahan, etika manajemen, komunikasi dalam organisasi serta good corporate governance.

Untuk mencapai kemampuan tersebut, maka materi dalam buku ini disusun dalam 12 modul dengan topik sebagai berikut:

1. Konsep Dasar dan Sejarah Manajemen. 2. Lingkungan Organisasi.

3. Perencanaan dan Pengambilan Keputusan. 4. Pengorganisasian.

5. Pendelegasian dan Pemberdayaan. 6. Pengawasan.

7. Strategi Bersaing, Organisasi Belajar dan Budaya Organisasi. 8. Globalisasi.

9. Manajemen Perubahan.

10. Pemahaman Dasar-dasar Etika manajemen. 11. Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi.

12. Good Governance dan Good Corporate Governance.

MODUL 1

KONSEP DASAR DAN SEJARAH MANAJEMEN Kegiatan Belajar 1: Sejarah Manajemen

Rangkuman

(2)

dan mengurus uang sehingga manajemen dapat didefinisikan sebagai mengawasi/mengatur orang bekerja dan mengurus/mengatur administrasi keuangan dengan baik. Makna manajemen dapat dipahami melalui dua hal, yaitu teori dan praktik manajemen. Hal yang bersifat teoretis berpijak pada pandangan tentang aspek tertentu dari organisasi, antara lain tentang efektivitas, pencapaian tujuan, pengambilan keputusan, efisiensi, ekuilibrium (keseimbangan), interaksi antara organisasi dan lingkungan sekitarnya, dan

sebagainya. Di lain pihak praktik manajemen memandang organisasi sebagai sebuah sistem terbuka. Manajemen merupakan ilmu dan juga seni. Suatu organisasi akan berhasil apabila dikelola melalui proses yang sistematis dan mampu mengendalikan individu yang terlibat di dalamnya sehingga mereka dapat bekerja secara maksimal untuk mencapai tujuan.

Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengatur, mengkoordinasikan dan menggerakkan para bawahan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan organisasi. Kemampuan ini lahir dari suatu proses yang panjang yang terjadi secara perlahan-lahan melalui proses pengamatan dan belajar.

Penilaian keberhasilan kinerja seorang manajer sangat tergantung dari kinerja bawahannya karena seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri. Oleh karena itu seorang manajer harus mampu memimpin

bawahannya berprestasi dalam pekerjaannya.

Dalam era globalisasi, perusahaan harus memiliki staf dan karyawan yang mampu melayani pasar global sekaligus pasar lokal yang ingin dilayani dengan cara yang sama. Fungsi manajer pun perlu diredefinisi. Manajer yang semula berperan ”memerintah dan mengawasi” saat ini harus berperan menjadi ”pelatih” agar setiap karyawan mampu diberdayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu manajer juga harus menyesuaikan strategi perekrutan, penyeleksian, pemberian kompensasi, pengembangan karier, teknik memotivasi, serta teknik mengawasi karyawan agar semuanya secara terintegrasi mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.

Manajer yang diharapkan dalam era global adalah manajer yang mempunyai karakteristik fleksibel, yaitu memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi terhadap lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya yang efisien. Di samping itu juga mereka harus memiliki wawasan global serta menguasai proses decision making, interpersonal relation, dan goal setting. Itu berarti seorang manajer saat ini harus memiliki peran sebagai interpersonal roles (kepemimpinan, komunikasi), informational roles (pengawas, pengendali, penyerap, dan penyebar informasi), dan decisional roles (entrepreneur, menangani perubahan, alokasi sumber daya, negosiator). Manajer era globalisasi harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan menjadikannya sebagai solusi daya saing bagi bisnisnya karena sudah terbukti bahwa bisnis yang dikelola dengan memanfaatkan teknologi informasi akan memiliki daya saing yang handal.

Kegiatan Belajar 2: Konsep Dasar Manajemen

Rangkuman

Sejarah manajemen telah tercatat dalam berbagai kegiatan politik, kenegaraan, sosial, dan budaya kehidupan masa lalu. Memang, kita tidak menemukan catatan lengkap tentang aktivitas mereka apalagi tentang keilmuan manajemen namun kita dapat melakukan interpretasi dan menarik kesimpulan dari aktivitas para nenek moyang manusia tersebut. Misalnya, salah satu hasil interpretasi para ahli manajemen adalah tulisan peninggalan zaman Mesir kuno pada tahun 1300 sebelum Masehi. Interpretasi tersebut menyebutkan bahwa negara-negara birokratis di zaman kuno mengakui betapa pentingnya organisasi dan administrasi untuk kelangsungan hidup negara.

Dalam sejarah manusia lainnya, institusi keagamaan dan militer juga telah menggunakan prinsip-prinsip penting manajemen. Gereja Roma katolik adalah organisasi formal keagamaan yang paling efektif dalam sejarah peradaban barat. Organisasi ini dapat bertahan lama karena tujuan organisasi, dan keefektifan menggunakan teknik organisasi dan manajemennya. Begitu juga dengan organisasi kemiliteran yang memiliki pengalaman tersendiri dalam menerapkan sejumlah prinsip dan praktek bidang manajemen. Bentuk organisasi yang dipilihnya telah membuat institusi militer tetap kuat hingga kini. Mereka mampu mencetak para pemimpin bermoral dengan teknik-teknik kepemimpinan mereka.

(3)

zaman dahulu dengan praktik manajemen zaman modern. Di samping persamaan-persamaan tersebut kita juga dapat menemukan perbedaan dalam pelaksanaannya, yaitu bahwa para pemimpin proyek masa lalu menggunakan paksaan, menerapkan perintah layaknya antara budak dengan majikan, menggunakan kebijakan dan peraturan yang membuat takut penduduk, dan memanfaatkan maklumat penguasa sebagai perintah yang tidak boleh ditolak.

Revolusi industri telah mengakibatkan munculnya para kapitalis. Mereka mengeksploitasi para pekerja untuk memperkaya diri sendiri. Terjadinya pertumbuhan ekonomi yang cukup baik mendorong para pemikir

menemukan cara yang lebih baik dalam meningkatkan produktivitas. Mereka ingin melakukan perubahan, yang semula berdasarkan pemaksaan terhadap pekerja menjadi manajemen yang berdasarkan kepada pendekatan ilmiah. Keinginan akan adanya perubahan mulai nampak ketika James Watt Jr. (1769-1848), Robert Owen (1771-1858), dan Charles Babbage (1792-1871), memulai masa pencarian dan pemetaan tentang berbagai cara baru untuk mengelola suatu perusahaan.

Jika Babbage dikenal sebagai bapak komputer maka Taylor dikenal sebagai ”Bapak Manajemen Ilmiah”. Pendekatan baru yang diperkenalkannya sangat mempengaruhi praktik manajemen. Setelah itu banyak para ahli yang mengemukakan teori-teorinya dalam bidang manajemen dan organisasi perusahaan.

Perkembangan berikutnya, aspek-aspek manajemen dipelajari, dianalisis, dan dipraktikkan secara khusus. Saat ini sudah ratusan lembaga, baik dalam bentuk lembaga laba maupun nirlaba, yang mengembangkan berbagai aspek khusus dalam manajemen, seperti pengendalian kualitas, teknik industri, perawatan pabrik, pemasaran, periklanan, pengemasan, pekerjaan kantor, komputerisasi, sibernatika, hubungan industrial, dan masih banyak yang lainnya lagi. Organisasi-organisasi ini telah menyumbangkan sekumpulan

pengetahuan yang semakin tumbuh dan sangat membantu pekerjaan para manajer. DAFTAR PUSTAKA

Daft, L. Richard. (2006). Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Hanafi, Mamduh. (2003). Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Handoko, T. Hani. (1996). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Jakarta: Indeks.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter. (2005). Management. Jakarta: Indeks.

Stoner, James A.F., R. Edward Freeman dan Daniel R. Gilbert, Jr. (1995). Management. Englewood Cliffs: Prentice Hall.

Williams, Chuch. (2001). Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

MODUL 2

LINGKUNGAN ORGANISASI

Kegiatan Belajar 1: Lingkungan Organisasi

Rangkuman

1. Lingkungan dapat diartikan sebagai seluruh elemen yang terdapat di luar batas-batas organisasi yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi sebagian atau keseluruhan organisasi.

2. Lingkungan dapat dikelompokkan dalam lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

3. Sedangkan lingkungan eksternal dapat dikelompokkan menjadi elemen aksi langsung (direct-action elements) dan elemen aksi tidak langsung (indirect-action elements)

4. Elemen aksi langsung (stakeholder) di antaranya terdiri dari pemegang saham, serikat pekerja, pemasok dan lain-lain yang secara langsung mempengaruhi organisasi

5. Lingkungan internal di mana para pimpinan perusahaan bekerja meliputi karyawan, pemegang saham dan dewan direksi.

6. Variabel sosial terdiri dari aspek demografi, gaya hidup dan nilai-nilai sosial. 7. Penulis lain membagi elemen lingkungan ke dalam lingkungan umum vs

8. Lingkungan umum mencakup kondisi yang mungkin mempunyai dampak terhadap organisasi, tetapi relevansinya tidak begitu jelas.

(4)

9. Sedangkan lingkungan khusus adalah elemen lingkungan yang secara langsung relevan bagi organisasi dalam mencapai tujuannya.

Kegiatan Belajar 2: Hubungan Organisasi Dengan Lingkungan

Rangkuman

1. Ketidakpastian lingkungan menunjukkan suatu kondisi di mana pimpinan perusahaan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kondisi lingkungannya

2. Suatu lingkungan dinyatakan stabil jika elemen-elemennya sangat jarang mengalami perubahan atau relatif tetap selama bertahun-tahun

3. Tekstur lingkungan organisasi terdiri dari empat tipe, yaitu: Lingkungan Tenang-Acak, Lingkungan Tenang-Mengelompok, Lingkungan Terganggu-Bereaksi, dan Lingkungan Kacau.

4. Ada berbagai strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam menciptakan hubungan yang baik antara organisasi dengan elemen-elemen utama yang mempengaruhinya, antara lain: (1) Integrasi dengan perusahaan, lain; (2) Kontrak Jangka Panjang atau Join Ventur

5. Ada beberapa strategi dalam mengendalikan lingkungan agar tidak berbahaya dan dapat menguntungkan organisasi, yaitu (1) Merubah bidang usaha; (2) Bergabung dengan asosiasi perusahaan sejenis; (3) Aktivitas politik.

Kegiatan Belajar 3: Lingkungan Global

Rangkuman

Untuk memasuki bisnis global, suatu perusahaan biasanya melalui empat tahapan, yaitu: 1. Tahap Domestik.

2. Tahap Internasional. 3. Tahap Multinasional. 4. Tahap Global.

Strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk memasuki pasar-pasar luar negeri antara lain: 1. Outsourcing.

2. Kegiatan Ekspor. 3. Lisensi.

4. Investasi Langsung. DAFTAR PUSTAKA

Berhard N. James G. Hunt & Lawrence K. Jauch. (1980). Organization Theory: An Integrated Approach. New York: John Willey and Sons.

Donald C. Mosley, Leon C. Megginson, Paul H. Pietri. (1985). Supervisory Management; The Art of Working with and Through People. Cincinnati: South Western Publishing Co.

Gary Dessler. (2001). Management: Leading People and Organization in the 21st Century. New Jersey: Prentice Hall inc.

Gibson, Rowan. (I997). Rethinking the Future. Harvard Business School.

Harold Koontz, Cyril O'Donnel, Heinz Weichrich. (1984). Management. London: Mc Graw - Hill International Book Company.

Helene S. Donelly & Jeanne M. Servais, Connie Vick Dianne Gibson. (1987). Fundamental Manager-rents. Texas: Business Publication Inc.

Lubis, Hari, S.B., Huseini, Martani. (1987). Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta. Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Richard L. Daft. (2006). Management. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Robbins, Stephen P and Mary Coulter. (2002). Management. New Jersey: Prentice Hall.

Robins, Stephen P. (1990). Organization Threory: Structure, Design, and Applications. New York: Englewood Cliffs.

Stoner. James A.F. Freeman. R, Edward. Gilbert, Jr. Daniel. (1995). Management. New Jersey: Englewood Cliffs.

(5)

MODUL 3

PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Kegiatan Belajar 1: Perencanaan

Rangkuman

Perencanaan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu upaya untuk menentukan tujuan serta sasaran yang ingin diraih serta mengambil sejumlah langkah strategis untuk mencapai tujuan tersebut. Melalui perencanaan yang baik seorang manajer akan mampu mengetahui apa saja yang harus

dilaksanakan dan bagaimana cara melakukannya. Misalnya saja menentukan tingkat penjualan dalam kurun waktu tiga bulan ke depan, kebutuhan modal tambahan untuk menambah kuantitas produksi, pengurangan persediaan sebagai akibat menurunnya permintaan, prediksi kebutuhan karyawan sebagai dampak

perluasan kapasitas produksi dan sebagainya.

Organisasi tanpa perencanaan ibarat orang yang melakukan terjun payung tanpa menggunakan parasut. Atau seperti seorang eksekutif berkata bahwa apa yang tidak direncanakan hari ini tidak akan terlaksana besok. Apabila ada orang yang menyatakan “bagaimana besok saja” maka jangan berharap orang atau organisasi tersebut mencapai kesuksesan. Mereka yang hanya menggantungkan diri kepada harapan dan tindakan improvisasi di saat mereka menghadapi situasi di lapangan maka mereka sebenarnya adalah orang dan organisasi yang tidak mampu memaknai kehidupan secara lebih luas. Jadi, untuk mencapai kesuksesan maka mereka harus membuat perencanaan dari yang global sampai rinci, sehingga mudah untuk

memvisualisasikan pencapaian target di masa depan. Pembuatan rencana menjadi kompleks karena

rencana kerja dan interaksi yang melibatkan antar anggota tim perlu diatur sedemikian rupa sehingga bisa saling mendukung untuk mencapai target.

Kegiatan Belajar 2: Pengambilan Keputusan

Rangkuman

Pembuatan keputusan adalah fungsi mendasar dari manajemen, seperti halnya dengan kepemimpinan dan komunikasi. Pembuatan keputusan adalah salah satu kemampuan utama yang harus dikuasai setiap

manajer. Hal ini disebabkan pembuatan keputusan sangat diperlukan pada semua tahap kegiatan administrasi dan manajemen. Misalnya saja di saat proses perencanaan berlangsung, berbagai proses pembuatan keputusan dilakukan untuk memilih alternatif dan prioritasnya. Pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan mengidentifikasi dan menganalisis masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan,

mempertimbangkan kriteria, mengembangkan alternatif, membandingkan dan mengevaluasi semua alternatif pemecahan, menilai risikonya, memilih alternatif terbaik dan mengimplementasikan keputusan. Untuk memperlancar proses pengambil keputusan tersebut kita harus mengetahui kunci pokok keberhasilan implementasi keputusan. Kunci kesuksesan tersebut adalah komitmen, penyampaian hasil keputusan berupa pengumuman, jumlah dan kualitas personalia yang akan melaksanakan keputusan, fasilitas yang

mendukung pelaksanaan keputusan, waktu pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan keputusan. Saat ini telah banyak berkembang berbagai teknik pembuatan keputusan. Teknik Curah Pendapat Temu Muka, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi, Teknik Curah Pendapat Elektronik adalah empat teknik yang biasa dimanfaatkan pada pengambilan keputusan dalam kelompok. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah, Budiyono, Harts. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu. Drummond, Helga. (1991). Effective Decision Making. London: Kogan Page.

Kasim, Azhar. (1995). Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Adair, John. (1996). Pembuatan Keputusan Manajemen (terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara. Jones, R. Gareth, George, M. Jennifer, Hill, Charles W.L. (1998). Contemporary Management. Irwin McGraw-Hill.

(6)

Koontz, Harold dan Heinz Weirich. (1988). Management. Singapore: Me Grow Hilal.

Koontz, Harold, O’Donnell, Cyril, Weihrich, Heinz. (1984). Management, alih bahasa Alfonsus Sirait. Jakarta, Erlangga.

Nawawi, Hadari. (2000). Manajemen Stratejik. Yoyakarta: Gajah Mada University Press. Robbins, P. Stephen. (2004). Manajemen (terjemahan). Jakarta: Indeks Gramedia. Robbins, P. Stephen. (1996). Perilaku Organisasi (terjemahan). Jakarta: Prenhallindo. Sukirno, Sadono. (2004). Pengantar Bisnis. Jakarta: Prenada Media.

Williams, Chuck. (2001). Manajemen (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat. Handoko, T. Hani. (1996). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Daft. Richard. L. (2006). Manajemen. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Wilson, Graham. (1993). The fast Track MBA Series-Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan (terjemahan). Jakatrta: Elex Media Komputindo.

MODUL 4

ENGORGANISASIAN

Kegiatan Belajar 1: Struktur Organisasi

Rangkuman

Pengorganisasian merupakan fungsi perencanaan manajerial. yang dilaksanakan baik dalam lingkungan internal maupun eksternal organisasi. Pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen dapat diartikan sebagai suatu sistem kerja sama sekelompok orang yang dilakukan dengan pembidangan dan pembagian seluruh pekerjaan atau tugas, dengan membentuk sejumlah satuan kerja yang menghimpun pekerjaan sejenis dalam satu unit kerja.

Untuk mengimplementasikan dan mengembangkan kerja sama antarkaryawan, organisasi membutuhkan aktualisasi dasar-dasar pengorganisasian yaitu: Asas kejelasan tujuan, pembagian kerja, kesatuan perintah, asas fleksibilitas organisasi, dan asas fungsional.

Terbentuknya sebuah organisasi disebabkan oleh berbagai hal yang berbeda-beda. Macam organisasi dapat terbentuk berdasarkan proses pembentukannya, keterkaitan hubungan dengan pemerintah, berdasarkan ukuran organisasi, tujuan, bagan organisasi.

Struktur organisasi adalah suatu sistem jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan, dan

komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan

desentralisasi sertaukuran satuan kerja.

Struktur organisasi ada dua macam, struktur organisasi formal dan struktur organisasi informal yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Struktur organisasipun mempunyai tipe-tipe seperti organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi lini staf dan fungsional, organisasi proyek dan matriks.

Kegiatan Belajar 2: Pengorganisasian

Rangkuman

Koordinasi merupakan suatu proses yang menghubungkan atau mengintegrasikan berbagai bagian dalam suatu organisasi agar tujuannya bisa tercapai dengan efektif. Tingkat ketergantungan antar bagian tersebut dan kebutuhan komunikasi dalam melaksanakan pekerjaan akan menentukan sejauh mana membutuhkan koordinasi.

Rentang kendali atau rentang manajemen merupakan posisi jumlah bawahan yang berada dalam

pengawasan seorang manajer. Konsep ini merujuk pada seberapa banyak bawahan yang mungkin masih bisa di bawah kendali atasan secara efektif dan efisien.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu, SP. (2006). Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah (edisi revisi). Jakarta: Bumi Akasara.

Sukirno, Sadono, et,al. (2004). Pengantar Bisnis, Edisi Pertama. Jakarta: Prenada Media.

Amstrong, Michael. (1990). How ro an Evan Better Manager (terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara. Amirullah, Budiyono, Haris. (2004). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Daft, L. Richard. (2006). Manajemen (terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, P. Stephen. (2005). Perilaku Organisasi (terjemahan). Jakarta: Prenhallindo.

MODUL 5

PENDELEGASIAN DAN PEMBERDAYAAN Kegiatan Belajar 1: Pendelegasian

Rangkuman

Pendelegasian adalah suatu analisis menyeluruh atas salah satu tugas yang paling penting bagi seorang atasan, yaitu mendelegasi tugas. Sebagai seorang atasan, sebagian besar waktunya seharusnya dihabiskan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, penempatan karyawan, pengendalian, inovasi, dan mewakili perusahaannya. Atasan tidak boleh menghabiskan waktunya untuk pekerjaan rutin saja seperti menjawab setiap telepon dan surat yang masuk, mengikuti rapat yang berprioritas rendah, atau sering mencari arsip surat yang harus segera dijawab. Peraturan,umum untuk melaksanakan delegasi adalah: (a) jika suatu pekerjaan tidak perlu, maka buanglah, (b) jika perlu namun masih bisa dikerjakan orang lain, maka delegasikanlah, (c) jika tidak bisa didelegasikan dan sangat perlu untuk pencapaian sasaran organisasi, maka kerjakanlah sendiri seefektif mungkin.

Kegiatan Belajar 2: Pemberdayaan Karyawan

Rangkuman

Pemberdayaan karyawan berangkat dari keinginan untuk menggali seluruh potensi yang terdapat dalam diri seluruh karyawan untuk diarahkan dalam rangka memajukan organisasi. Oleh karena ini pemberdayaan hanya bisa dilakukan melalui pengembangan kompetensi karyawan, pembangunan lingkungan kerja berkualitas, dan penyediaan sumber daya yang dibutuhkan guna mewujudkan kompetensi mereka.

Pemberdayaan karyawan merupakan pendekatan pengelolaan terhadap sumber daya manusia yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan dan orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Tujuan utama

pemberdayaan karyawan adalah untuk penyediaan produk dan jasa yang mampu menghasilkan value bagi customer dengan memanfaatkan teknologi secara optimal. Dengan kata lain, pemberdayaan karyawan pada intinya adalah suatu usaha untuk menjadikan karyawan produktif dan berkomitmen.

Pemberdayaan karyawan akan berhasil dengan baik apabila organisasi berhasil menanamkan kesadaran dalam diri setiap manajernya bahwa (a) karyawan adalah sesama manusia, b) manusia pada dasarnya baik, (c) birokrasi membunuh inisiatif, (d) manajer adalah orang yang menyediakan pelatihan, teknologi, dan dukungan bagi karyawan, (e) nilai-nilai kejujuran dan kerendahan hatian harus dijunjung tinggi. Di sisi lainnya, dalam diri karyawan juga harus diyakinkan bahwa (a) pemberdayaan karyawan hanya dapat diwujudkan berdasarkan kepercayaan yang tumbuh dari dalam diri manajer terhadap karyawan, (b) kepercayaan manajer tumbuh oleh karena kompetensi yang dimiliki karyawan, dan (c) di samping ini kepercayaan manajer tumbuh karena karyawan memiliki nilai-nilai kejujuran, keberanian, integritas, kesabaran, dan mental yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Michael. (1995). How to be an Even Better manager (terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara.

(8)

Black, Jtmes Menzies. (1994). Manajemen dan Supervisor (terjemahan). Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Freemantle, David. (1992). Superbos: Mencapai Sukses melalui Karyawan Anda. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Gondokusumo, AA. (1995). Komunikasi Penugasan. Jakarta: Toko Gunung Agung. Heller, Robert. (2004). How to Delegate (terjemahan). Jakarta: Dian Rakyat.

Huppe, Frank F. (1994). Successful Delegation. Singapore: National Press Publications.

Ladew, Donald P. (2003). How to Supervise People:Techniques for Getting Results Through Others (terjemahan). Jakarta: Pustaka Tangga.

Mulyadi, Setiawan, Johny. (2001). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Taylor, Harold L. (1989). Delegasi, Kunci Sukses Praktek Manajemen. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.

Uris, Auren. (1993). Kiat Bisnis Eksekutif. Pendelegasian (terjemahaan). Jakarta: BPK Gunung Mulia. Wingfield, Barb and Berry Janice. (2002). Retaining your Employees (terjemahan). Jakarta: PPM.

MODUL 6 PENGAWASAN

Kegiatan Belajar 1: Dasar-dasar Pengawasan

Rangkuman

Pengawasan adalah satu fungsi dalam manajemen yang dilakukan dengan cara menetapkan standar kinerja tertentu dengan tujuan merencanakan, mendesain sistem umpan balik informasi untuk membandingkan kinerja yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditentukan, untuk menentukan apakah terjadi

penyimpangan dan mengukur apakah penyimpangan itu berarti (signifikan), dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

Pada dasarnya ada tiga dasar pengawasan, yaitu pengawasan pendahuluan (feedforward control atau steering control), pengawasan concurrent (Yes/No), pengawasan umpan balik dan pengawasan multiple atau multiple control system.

Proses pengawasan biasanya terdiri atas empat tahap atau aktivitas. Keempat aktivitas tersebut secara umum bertujuan untuk membawa perusahaan mendekati tujuannya dengan cara yang paling efektif dan efisien. Aktivitas-aktivitas tersebut dapat adalah menetapkan standar dan metode pengukuran, melakukan pengukuran kinerja, membandingkan apakah kinerja yang dicapai sesuai dengan standar dan proses terakhir adalah melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

Kegiatan Belajar 2: Jenis dan Metode Pengawasan

Rangkuman

1. Secara garis besar terdapat dua metode pengawasan, yaitu Metode Non-kuantitatif dan Metode Kuantitatif

2. Metode Pengawasan Non-kuantitatif merupakan metode yang digunakan para manajer dalam melaksanakan fungsi pengawasan

3. Ada berbagai teknik yang digunakan dalam melakukan pengawasan non-kuantitatif ini, antara lain: melakukan observasi, mengadakan inspeksi secara langsung dan rutin, mengkaji laporan, baik secara lisan atau tertulis, melakukan brainstorming dengan bawahan

4. Metode Pengawasan Kuantitatif biasanya memerlukan data-data khusus dan menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk mengolah data tersebut sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengawasan

5. Metode pengawasan yang lain adalah dengan menggunakan Balance Scorecard (BSC) DAFTAR PUSTAKA

(9)

Berhard N. James G. Hunt & Lawrence K. Jauch. (1980). Organization Theory : An Integrated Approach. New York: John Willey and Sons.

Donald C. Mosley, Leon C. Megginson, Paul H. Pietri. (1985). Supervisory Management; The Art of Working with and Throgh People. Cincinnati : South Western Publishing Co.

Gary Dessler. (2001). Management : Leading People and Organization in the 21 st Century. New Jersey: Prentice Hall inc.

Gauges,Cynthia A. Montgomery & Michael L. Poter. (1991). Strategy: Seeking and Securing Competitive Advantage. Boston: Harvard Business Review.

Hanafi, M. Mamduh. (2003). Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Handoko, T. Hani. (1996). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Harold Koontz, Cyril O’ Donnel, Heinz Weichrich. (1984). Management. London: Mc Graw - Hill International Book Company.

Heather Pierce. (2005). Persuasive Proposal and Presentations. Jakarta: Buana Ilmu Populer. Helene S. Donelly & Jeanne M. Servais, Connie Vick Dianne Gibson. (1987). Fundamental Managements. Texas: Business Publication Inc.

Joe Tidd, Joe Bessant, Keith Pavitt. (1997). Managing Innovation. New York: John Willey and Sons. Kaplan, R.S. & Norton, D.P. (1996). The Balanced Scorecard: Translating Strategy into Action. Boston: MA Harvard Business School Press.

Lubis,Hari,S.B., Huseini, Martani. (1987). Teori Organisasi (Suatu Pendekatan Makro). Jakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Daft, L. Richard. (2002). Management. New York: the Dryden Press.

Robins, Stephen. (1990). Organization Theory: Structure, Design, and Applications. New York: Englewood Cliffs.

Robins, P. Stephen, dan Coulter, Mary. (2005). Manajemen. Jakarta: Indeks Gramedia.

Stoner, James A.F. Freeman, R, Edward, Gilbert, Jr. Daniel. (1995). Management. New Jersey: Englewood Cliffs.

Susili,Willy. (2003). Audit Mutu Internal. Jakarta: Vorqistatama Binamega.

MODUL 7

STRATEGI BERSAING, ORGANISASI BELAJAR DAN BUDAYA ORGANISASI Kegiatan Belajar 1: Strategi Bersaing, Inovasi, dan Organisasi Belajar

Rangkuman

1. Untuk memenangkan bisnis saat ini harus didukung kegiatan inovasi

2. Untuk terwujudnya berbagai inovasi, maka syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah sumber daya manusia yang terus-menerus ’belajar’

3. Menurut Peter Senge, pengertian organisasi belajar adalah organisasi yang secara terus-menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik

4. Ada beberapa ciri organisasi belajar

5. Ada beberapa faktor yang sangat berperan dalam mendukung terwujudnya organisasi belajar, antara lain: penguasaan individu, pembelajaran dalam kelompok, visi bersama, budaya pembelajaran dalam organisasi dan struktur dan sistem yang mendukung.

Kegiatan Belajar 2: Budaya Perusahaan

Rangkuman

1. Budaya perusahaan adalah suatu filosofi, norma, kepercayaan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman seluruh jajaran anggota organisasi dalam menghadapi masalah eksternal dan internal sehingga semua jajaran anggota organisasi menerima dan memahami filos

2. Menurut Schein, ada tiga tingkatan budaya, yaitu: artifak (artifact), nilai-nilai yang didukung (espoused values), dan asumsi yang mendasari (underlying assumptions).

3. Budaya perusahaan mengimplikasikan adanya karakteristik tertentu di perusahaan tersebut

(10)

terjadinya krisis yang dramatik, penggabungan perusahaan, pergantian pimpinan, kondisi internal yang tidak kondusif, memasuki industri yang berbeda, budaya per

5. Untuk menggerakkan suatu perubahan, pimpinan perusahaan dapat mengkomunikasikan perubahan pada unsur-unsur budaya tersebut

Kegiatan Belajar 3: Manajemen Multibudaya

Rangkuman

1. Dengan semakin intens-nya globalisasi, maka akan semakin intens pula hubungan kita dengan masyarakat multibudaya, multi ras

2. Sulit bagi kita untuk memahami masyarakat lain jika sangat etnosentrik

3. Bentuk pandangan-pandangan etnosentrik antara lain stereotip, yaitu generalisasi terhadap sekelompok orang atau objek yang secara luas dianut suatu budaya.

4. Menurut Bhawuk dan Triandis (1995), ada beberapa pemikiran yang melatarbelakangi munculnya konsep multibudaya ini, yaitu (1) beragamnya orang-orang yang berada dalam lingkungan organisasi di satu negara, (2) derasnya pengaruh globalisas

5. Untuk menghindari kecenderungan seorang manajer berpikir etnosentris, maka mereka harus menjadi manajer berwawasan multibudaya

DAFTAR PUSTAKA

Bhawuk, D.P.S, and Triandis, H.C. (1995). Diversity in the Workplace: Emerging Corporate Strategies. The Labor Market and the Changing Workforce.

D’Aveni,Richard A. (1995). Hypercompetition:Managing The Dynamics of Strategic Maneuvering. Toronto, Mcmillan: The Free Press.

Deal, Terrence E, Allen A.Kennedy. (1982). Corporate Culture:The Rites and Rituals of Corporate Culture Life. Massachusetts: Addison-Wesley Publishing Company, Inc.

Elashmawi, Farid, R. Harris, Philip. (1993). Multicultural Management: New Skills for Global Success. Houton, Texas: Gulf Publishing Company.

Kasali, Rhenald, Change. (2005). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kotter, P. John, Heskett L. James, Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press. Marquardt,Michael and Reynold, Hangus. (1994). The Global Learning Organization:Gaining

Competitive Advantage through Contionuous Improvement. Burr Ridge II:Irwin Inn

Mulyana, Deddy, Rakhmat, Jalaluddin. (1998). Komunikasi Antar Budata:Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang berbeda Budaya. Edisi Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nonaka, Ikujiro, Takeuchi, Hirotaka. (1995). The Knowledge Creating Company:How Japanese Create The Dynamic of Innovation. New York: Oxford University Press.

Richard L. Daft. (2002). Management. New York: the Dryden Press.

Robins, Stephen. (1990). Organization Theory: Structure, Design, and Applications. New York: Englewood Cliffs.

Senge, Peter M. (1990). The Fifth Discipline: The Art and Practice of The Learning Organization. New York: Doubleday.

Schein, E. (1981). An Organizational Culture. Research Paper, MIT Sloan School Management. Stoner, James A.F. Freeman, R, Edward, Gilbert, Jr. Daniel. (1995). Management. New Jersey: Englewood Cliffs.

MODUL 8 GLOBALISASI

Kegiatan Belajar 1: Pengertian dan Sejarah Globalisasi

Rangkuman

Bagi sebagian kalangan, globalisasi adalah perpanjangan ekspansi imperialisme terhadap negara berkembang dan miskin. Berbagai pihak lain menganggap sebagai masa depan yang penuh harapan; sebagian lagi cenderung meramalkan sebagai masa depan yang penuh ketidakpastian dan bahkan sering

(11)

dikatakan bahwa yang pasti itu adalah ketidakpastian itu sendiri. Terlepas dari perbedaan pandangan tentang globalisasi, kita menganggap globalisasi adalah suatu proses dalam pengorganisasian sosial, politik dan ekonomi, seperti industrialisasi, ekonomi pasar, rule of law dan liberalisme. Kita berusaha melihat globalisasi sebagai fenomena tanpa preseden dan pihak yang melihatnya semata sebagai modernisasi, imperialisme, atau kapitalisme global dengan wajah baru.

Globalisasi membawa konsekuensi tertentu dalam kehidupan manusia, termasuk aktivitas bisnis. Salah satu konsekuensi globalisasi dalam dunia bisnis adalah terciptanya pasar global. Dalam pasar global setiap negara akan bertarung menawarkan keunggulannya. Ini adalah suatu fenomena yang akan semakin

menampakkan proses pengintegrasian pasar barang, jasa, investasi, serta jaringan dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge network and competency of organisation), baik inter, intro-firms maupun across the nations. Barang dan jasa itu dirancang, dibuat dan dipasarkan ke seluruh penjuru dunia dengan melalui tatanan mata rantai produksi yang dinamis dan mampu melampaui batas negara (cross-border dynamic value-chain) serta lintas industri menuju era ekonorni informasi dan dari era manufaktur menuju era mentofacture (Marquardt, 1994). Implikasi perubahan ini jelas sampai pada sendi-sendi kehidupan manusia dalam berbangsa.

Sekedar mengingatkan seluruh komponen bangsa maka hendaknya kita semua jangan main-main dengan terminologi ekonomi pasar, liberalisasi, ataupun globalisasi. Jika mantan Presiden Perancis Charles de Gaulle dan penulis besar Prancis Jean-Jacques Servan-Schreiber saja pernah menyerukan pada bangsanya agar membendung serbuan modal asing pada dekade 1960-an padahal nota-bene Perancis adalah dedengkot imperialisme dan kolonialisme, maka sungguh kita jangan terlalu gembira memasuki era pasar bebas. Hati-hati pula dengan terminologi nasionalisme ekonomi, ekonomi kerakyatan. atau kemandirian ekonomi. Sejarah telah mencatat, terminologi indah ini tak kalah ganasnya dalam mengeksploitasi penderitaan rakyat sebagai akibat manipulasi elite-politik dan kapitalis-semu dalam memanfaatkan sentimen anti asing yang berlebihan. Kebijakan Mobil Nasional Timor dan Industri Pesawat Terbang Nusantara adalah salah satu contohnya. Jika bangsa kita tidak ingin tersandung untuk yang kesekian kalinya, sudah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk merenung dan mawas diri apakah kebijakan ekonomi nasional saat ini sudah sejalan dengan cita-cita kemerdekaan.

Kegiatan Belajar 2: Arti Penting Pasar Global dan Cara menjadi Mitranya

Rangkuman

Beberapa contoh sebagai pemicu (trigger) Anda sebagai mahasiswa untuk mengupas lebih jauh sektor yang bisa membantu negara kita menjadi semakin maju dan sejahtera antara lain:

1. Peningkatan kualitas sektor dan teknologi pertanian - negara kita mempunyai potensi terbesar di bidang pertanian, maka kebijakan teknologi harus berbasis pada tangguhnya sektor pertanian. 2. Peningkatan daya saing di bidang agri bisnis - sektor agro bisnis hingga saat ini masih merupakan

bagian andalan ekonomi negara

3. Kemitraan korporasi kunci peningkatan daya saing produk kemitraan korporasi dengan usaha kecil menengah merupakan kunci utama untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global.

4. Pengembangan potensi lokal - secara teoritis, globalisasi menjanjikan integrasi pasar domestik dengan pasar internasional, sehingga komoditas (omi maupun budaya) lokal diharapkan dapat terserap oleh pasar internasional.

5. Restrukturisasi ruang lingkup organisasi industri - resiko mengikuti arus globalisasi menjadikan Pemerintah harus membuat susunan dan ruang lingkup organisasi industri secara internasional menjadi lebih kompleks, sehingga menjadikan persaingan internasi

6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia - merupakan hal yang penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan IPTEK.

7. Peran strategi manajemen SDM dalam pergulatan di kancah Globalisasi - perubahan-perubahan yang mendasar dalam lingkungan bisnis telah menyebabkan pergeseran dalam urutan pentingnya

manajemen sumber daya manusia dan fungsi sumber daya manusia.

8. Peningkatan profesionalisme - penerapan konsep profesionalisme pada usaha swasta maupun pemerintah merupakan fenomena mutakhir yang tidak terhindarkan, dan hal ini berdampak kepada kualitas, tenaga pelaksana profesional mulai dari tingkat klerikal sampa

(12)

adalah ketidakseimbangan komposisi jumlah perusahaan besar, menengah, kecil.

10. Peningkatan penggunaan teknologi dan IPTEK - Pemerintah dan dunia usaha perlu lebih

memperhatikan penerapan IPTEK dalam meningkatkan daya saing ekspor produk Indonesia di pasar internasional.

11. Pengembangan Industri berbasis lokal - pertumbuhan bisnis, industri dan perdagangan berjalan begitu cepat, sehingga memaksa kita untuk dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.

12. Pemantapan desentralisasi dan otonomi - pemberian otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keleluasaan kepada daerah dalam pembangunan daerah melalui usaha-usaha yang sejauh mungkin mampu meningkatkan partisipasi aktif masyarakat.

13. Pembentukan masyarakat informasi - dalam masyarakat informasi, kemampuan mengakses dan kepandaian memanfaatkan informasi sebagai faktor produksi yang strategis menentukan kegagalan atau sukses dalam persaingan.

14. Peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja pemerintah daerah - untuk mendukung perubahan struktural dari ekonomi tradisional yang subsistem menuju ekonomi modern diperlukan pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan

15. Peningkatan kemampuan dan kinerja individu melalui organisasi belajar - organisasi belajar/OB bisa diandalkan untuk menjawab atas semakin meningkatnya dinamika dan ketidakpastian di lingkungan bisnis.

16. Privatisasi BUMN - perlu melakukan langkah transformasi BUMN ke dalam prinsip korporatisasi dan profitisasi BUMN.

Cara memasuki pasar internasional

1. Aktifkan intelijen Bisnis, intelijen pemasaran dan riset bisnis 2 2. Riset bisnis

3. Mengenal dan menganalisis potensi pasar suatu negara. 4. Optimalisasi kontak melalui hubungan pribadi

5. Mengembangkan keharmonisan hubungan pengusaha kecil, menengah, besar. 6. Membangun pranata bisnis untuk UKM.

7. Membangun kemitraan strategis.

8. Menggiatkan promosi dan teknik penjualan. 9. Pameran dagang internasional

10. Peningkatan upaya diplomasi Pemerintah dan swasta dalam hidang industri dana perdagangan internasional serta struktur industri Indonesia.

11. Pemanfaatan HAM kadaluwarsa. 12. Analisis pasar.

13. Mencetak SDM berkualitas.

14. Pemanfaatan Business Technology Center (BTC). 15. Perbaikan profesionalisme pimpinan perusahaan. 16. Penciptaan wira usaha yang tangguh.

Kegiatan Belajar 3: Kesepakatan-kesepakatan International

Rangkuman

Efektivitas dan efisiensi akan sangat penting, artinya dalam meningkatkan daya sainGlobalisasi dunia ditandai oleh derasnya arus komunikasi yang mampu menerobos dan melintasi dinding pemisah antar daerah, pulau, dan bahkan antar negara. Pada era ini, jarak yang membatasi posisi antar negara di belahan dunia bukan lagi merupakan kendala atau hambatan yang sulit untuk ditembus dalam proses komunikasi. Dunia yang begitu luas ini dapat ditransformasikan seolah-olah menjadi sebuah desa atau perkampungan kecil yang dapat dijangkau dengan cepat dari segala arah, sehingga setiap peristiwa yang terjadi pada suatu daerah atau negara dapat didengar atau dilihat dengan mudah oleh negara lain seketika itu juga. Jagat raya ibarat sebuah globe yang berupa peta dunia berbentuk seperti bola yang berada di atas sebuah meja, sehingga dengan hanya memutar posisi bola tersebut, suatu daerah atau negara-negara lain dapat dilihat berkali-kali dengan mudah. Kondisi ini dapat terjadi karena adanya perkembangan teknologi

komunikasi yang cukup pesat dan cenderung spektakuler.

(13)

Perdagangan bebas antar kawasan Asia (Asia Free Trade Area) akan diberlakukan pada tahun 2003, sedangkan NAFTA (North Afrika Free Trade Area) akan diberlakukan sekitar tahun 2020. Pada sistem perdagangan bebas tersebut, suatu negara dapat menunjukkan dan sekaligus mempromosikan segala kehebatannya kepada negara lain secara leluasa. Produk-produk dari pengembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni, masing-masing negara akan saling berkompetisi demi merebut dan menguasai pangsa pasar lokal maupun global. Dengan demikian, akan terjadi persaingan produk dari segi fisik maupun

finansial.

Sebagai salah satu dari negara yang ikut terlibat dalam sistem perdagangan bebas, Indonesia harus memiliki strategi untuk menghadapi era yang sarat dengan kompetisi tersebut. Strategi tersebut tentunya disusun dan dibuat berdasarkan pada kemampuan bangsa Indonesia dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Kita tidak hanya memperkuat dan berfokus pada sektor pertanian sebagai unsur industri primer (pertanian, kehutanan, dan perikanan) saja melainkan juga pada industri sekunder (pertambangan, konstruksi, dan manufaktur) serta industri tersier yang meliputi listrik, gas, air dan uap, transportasi, komunikasi, perdagangan besar dan eceran, keuangan, asuransi, perumahan, jasa, pemerintah, dan lain-lainnya. Semua sektor bila bersinergi dengan baik maka akan mampu menjawab tantangan globalisasi.

Dalam era globalisasi itu pula masalah daya saing dan keunggulan bersaing menjadi fokus kunci dan sekaligus sebagai tantangan yang sangat berat. Apabila negara kita beserta aparatnya dan para pelaku bisnis tidak dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk Indonesia tidak akan mampu menembus pasar internasional, bahkan posisi pasar domestiknya pun akan menjadi incaran produk impor. Dengan kata lain, daya saing atau keunggulan kompetitif merupakan faktor yang menentukan dalam upaya meningkatkan volume perdagangan dan menarik minat investasi. Dengan demikian, usaha untuk meningkatkan daya saing dan kerja keras membangun keunggulan

Kompetitif tidak dapat ditunda-tunda lagi dan sudah selayaknya menjadi perhatian berbagai pihak, bukan saja bagi para pelaku bisnis tetapi juga bagi aparat birokrasi dan organisasi atau anggota masyarakat lainnya yang merupakan lingkungan kerja institusi bisnis.

Bagi para pelaku bisnis, faktor produktivitas, efisiensi, kualitas produk dan layanan prima merupakan ujung tombak dalam menghadapi persaingan. Faktor produktivitas dan efisiensi menjadi komponen dasar dalam membangun harga produk yang bersaing. Tetapi harga murah bukan komponen satu-satunya dalam menghadapi persaingan. Kualitas produk dan layanan prima kepada pelanggan merupakan faktor dominan dalam menciptakan customer satisfaction dan memenuhi consumers' need.

Di luar lembaga bisnis, lingkungan usaha yang kompetitif harus juga diciptakan. Makna penting dari daya saing, kemampuan saing dan lingkungan persaingan yang kondusif perlu ditransformasikan secara terus-menerus kepada masyarakat luar dan aparatur pemerintah. Kesamaan persepsi bahwa persaingan akan memberikan keuntungan kepada masyarakat, yaitu dengan tersedianya berbagai alternatif pilihan jenis dan kualitas produk serta harga murah perlu dibangun. Dengan cara ini diharapkan berbagai kelembagaan yang ada dan anggota masyarakat akan ikut memiliki tanggung jawab moral dalam memberikan dukungannya terhadap terciptanya lingkungan persaingan yang sehat.

Lingkungan pasar sudah banyak dan terus mengalami perubahan. Globalisasi secara konsisten mengarah menjadi salah satu kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan manusia, kegiatan bisnis dan lingkungan kerja. Kekuatan ekonomi global menyebabkan dunia usaha perlu melakukan reorientasi terhadap struktur dan strategi usaha dengan melandaskan strategi manajemen pada basis entrepreneurship dan cost efficiency. Reorientasi ini harus diikuti dengan perubahan-manajemen (management of change), yaitu manajemen yang mengarah pada konsep 5 'f', yakni membuat usaha menjadi lebih "focus" (jelas sasarannya), "fast" moving (bergerak lebih cepat), "flexible" (lebih lincah), "friendly" (lebih ramah terhadap mitra), dan "free" (lebih bebas dari pengaruh birokrasi) dan 3 "c": concept, competence dan connection. Walaupun sebagian organisasi berbeda pendapat dengan konsep tersebut namun dengan lingkungan pasar yang berubah, mau-tidak-mau harus meninggalkan pola lama dan

menerapkan konsep 5"f" dan 3 "c" ini. Di samping aplikasi dari konsep 5 "f" dan 3"c" tersebut, semua pihak juga perlu melaksanakan reorientasi: (i) praktek manajemen dari "kepemimpinan pemilik" ke "manajer profesional" yang mampu menjalankan perusahaan ibarat mesin, dapat dikendalikan dan diramalkan, (ii)

(14)

praktek manajemen yang diwarnai pada kerancuan sasaran menuju pada kejelasan target, pengukuran keberhasilan, penerapan pola reward dan punishment yang efektif dalam meningkatkan produktivitas kerja, dan mobilisasi sumber daya secara efisien dan komunikatif atau transparan, (iii) praktek manajemen yang berwawasan pada wewenang karena jabatan menjadi wewenang karena eksistensi. dan (iv) praktek yang berlandaskan pada disiplin korporat menjadi spint korporat. Perubahan praktek dan perilaku manajemen tersebut akan berakibat pada perubahan visi dan strategi usaha.

Perbaikan ekonomi secara keseluruhan dalam produktig Indonesia. Meningkatnya pemintaan buruh serta reformasi ekonomi yang sangat agresif di negara berkembang lainnya dapat mengikis daya saing Indonesia dalam produk yang padat karya, sehingga perhatian yang lebih besar harus diberikan untuk memperbaiki penggunaan teknologi yang menghasilkan nilai tambah produksi yang lebih tinggi. Kompetensi profesional merupakan kunci daya saing dalam era percepatan kemajuan teknologi secara eksponensial seperti yang menjadi kecenderungan akhir-akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Bachtiar, Nopember. (2003). Tantangan dan Kiat Indonesia Mengoptimalkan Kompetensi Profesi dan Pemberdayaan SDM Indonesia Luar Negeri. Orasi Ilmiah IASI Open House di KJRI Hamburg, Jerman.

Ananta, Aris. Analisis. Demografis Perekonomian Indonesia. Jawa Pos Cyber Media, 27 Agustus 1996. Bagis, Hasan. (2003). Mengenal Pasar Jepang. Bidang Perindustrian dan Perdagangan KBRI Tokyo. Basri, Faisal. (1997). Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XII. Jakarta: Penerbit Erlangga. Basri, Faisal. (1999). Krisis Ekonomi Indonesia Di Tengah Gelombang Globalisasi. UI-Jakarta. (Disarikan dari makalah Ir Coen Husain Pontoh yang disampaikan dalam Diskusi Nasional dengan tema "Globalisasi: Peluang Atau Ancaman" yang diselenggarakan Ikatan Solidaritas Mahasiswa Kristen (ISMK) Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area, pada tanggal 24 Juni 2003.

BBC lndonesia.com, 30 November, 2004.

Bello, Walden, 27 Juni 2002. Krisis Proyek Globalis dan Ekonomi Baru George W. Bush. Mc Planet Conference, Berlin.

Widyahartono, Bob. (1999). Strategi Pemasaran Dalam Krisis Moneter: Faktor Sukses Utama Memasuki Pasar Global. Asia Pacific Management Forum and Orient Pacific Century.

Bob Goudzwaard dan Harry de Lange. (1998). Dibalik Kemiskinan dan Kemakmuran. Cetakan 1. Yogyakarta: Kanisius.

Widyahartono, Bob. (1999). Strategi Pemasaran Dalam Krisis Moneter: Faktor Sukses Utama Memasuki Pasar Global. Asia Pacific Management Forum and Orient Pacific Century.

Bulletin Resrni Vol. LXXIIII, 2000 ,Seri A No. 3 DEKLARASI TRIPARTIT TENTANG PRINSIP-PRINSIP MENGENAI PERUSAHAAN MULTINASIONAL DAN KEBIJAKSANAAN SOSIAL, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO)(Jenena, November 2000)

Darmadi. Z. Bambang. Menuju SDM Berkualitas dan Miliki Keunggulan. Pikiran Rakyat Cyber Media, Jumat, 27 Mei 2005.

Djunaedi, AS, Juni. (2002). Birokrasi yang Amanah. Pemeriksa No. 85. Ekonomi Kerakyatan Cuma Retorika?, 7 Oktober 2001. Kompas Cyber Media.

Fakih Mansor. (2003). Menegakkan Keadilan dan Kemanusiaan. Insist Press, Yogyakarta. Fatmawati, Indah. Karir Mancjerial Abad 21, Usahawan NO. 07 TH XXVIII Juli, 1999.

Feith, Herb. (1999). Globalisasi Politik Dunia dan Keharusan Reformasi PBB. Melbourne: Monash University.

George, Susan. (2001). Republik Pasar Bebas: Menjual Kekuasaan Negara, Demokrasi dan Civil Society kepada Kapitalisme Global. Jakarta: International NGO Forum on Indonesia Development. Gunaryadi. (2004). Dunia Pendidikan Indonesia di Tengah Arus Globalisasi: Tantangan, Harapan dan Ketidakpastian. Nederlands: Alterra Building, Wageningen University.

Halim,Gunawan, Universitas Indonesia, Depok, e-gagas.com.

Harsono, Adi. Globalisasi: Tidak Seburuk Mereka Duga. Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia. Harun, Cut Zahri. (2001). Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Merupakan Kunci Keberhasilan Suatu Lembaga di Era Globalisasi dan Otonomi Daerah. Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang - Depdiknas.

Harold Kooutz/Cyril O. Donnell/Hain Weihrich, "Manajemen" Edisi Kedelapan.

(15)

Jurnalislam.com,

Hutasoit, Erix S. (2005). Globalisasi dan Pemilu, Sebuah Kajian Korelasi, Independent Media Center. Hutasoit, Erix S. (2005). Mendefinisikan Ulang Globalisasi, Makalah yang dibawakan pada diskusi ilmiah, "Peran Mahasiswa dalam Era Globalisasi'; dalam rangka kunjungan Universiti Institut Teknologi Mara (UiTM) Negeri Kelantan - Malaysa ke Fakultas Ekonomi Universitas Medan Area, Sabtu 12 Juni 2004, Independent Media Center.

http://www. skyrme.coin/insights/21 gke.htm.

Iwantono, Sutrisno. (1996). Politik Kemitraan. Majalah Berita Mingguan GATRA, 13 Januari (No.9/II). Masalah Kependudukan di Era Pasar Bebas. Kompas Cyber Media, Selasa, 28 Nopember 1995

Indonesia Tak Ramah terhadap Investor. Kompas Cyber Media, Kamis, 19 April 2001. James A.F.Stoner "Management" Edisi 3.

Kartasasmita, Ginandjar. Strategi Pengembangan Usaha Kecil. Kesempatan dan Tantangan dalam Proses Transformasi Global dan Nasional. Disampaikan pada Seminar Nasional dalam rangka HUT ke -20 HIPPI, Jakarta, 26 September 1996.

Kebijakan Industri Baru Nasional: Siapkah Industri Nasional Hadapi Globalisasi?, Kompas Cyber Media, Senin. 21 Agustus 2000.

Kiat Masuk Pasar Jepang. KADIN Surabaya 19 Oktober 2005. Kompas Cyber Media, 18 Maret 2003

Kompas Cyber Media, 13 Oktober 2003

Kompetensi dan Integritas Sarjana Ekonomi Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel - Th. I - No. 12 Februari 2003.

Krisnamurthi, Bayu. Kecenderungan Proses Pembaruan Pembangunan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel - Th. I - No. 8 - Oktober 2002

Lontoh, Lucky. A Quo Vadis Diknas dalam Liberalisasi Perdagangan Jasa GATS? Suara Pembaruan Cybeer Media, 11 Agustus 2003.

Majalah Gatra.com 24 Oktober 2000. Majalah Gatra.com. 2002-04.

Maszudi, Eddy. G-8. Paradoks Globalisasi & Dunia Ketiga. Suara Merdeka Cyber Media, Jumat, 20 Juli 2001.

Mardiasmo. Otonomi Daerah Sebagai Upaya Memperkokoh Basis Perekonomian Daerah. Jurnal Ekonomi Rakyat Artikel - Th. I - No. 4 - Juni 2002.

Mas'oed, Mohtar. Perpolitikan untuk Mendukung Ekonomi Alternatif. Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel -Th. I - No. 8 - Oktober 2002.

Mengapa Diperlukan Pengamanan Perdagangan? (2003). Komite Anti Dumping Indonesia. Millman, J. (1999) Wall Street Journal, October 29.

Mubyarto, Prof Dr. Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan melalui Gerakan Koperasi: Peran Perguruan Tinggi, Makalah untuk Seminar Hari Koperasi dan 100 Tahun Bung Hatta, Kosudgama Yogyakarta, 18 Juli 2002.Jurnal Ekonomi Rakyat, Artikel - Th. I - No. 6 - Agustus 2002.

Mubyarto. Prof. Dr. Ekonomi Rakyat dan WTO. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Edisi Januari 2004.

Mubyarto, Prof. Dr. Ekonomi Rakyat dan UKM. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Edisi Maret 2003.

Mubyarto, Prof. Dr. Ekonomi Rakyat dalam Era Globalisasi,\. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Edisi September 2002.

Mubyarto, Prof. Dr. Liberalisasi dan Globalisasi Melemahkan Daya Juang Ekonomi Rakyat. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Edisi November 2003.

Nugroho, Hery. Penjalanan Panjang Ekonomi Indonesia: dari Isu Globalisasi Hingga Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Artikel - Th. I - No. 3 - Mei 2002.

Petras, James. (2003). Di Ambang Revolusi. C-Books, Jakarta. Pikiran Rakyat Cyber Media, 05 November 2002

Pontoh, Coen. (2003). Akhir Globalisasi; Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa. Jakarta: C-Books.

Priyono, B Herry. Atlas Globalisasi, Kompas Cyber Media Selasa, 09 Maret 2004.

Soekartawi. WTO dan Globalisasi Pendidikan. Kompas Cyber Media, Selasa, 07 Januari 2003. Sugihardjanto, Ali. (2003). Globalisasi Perspektif Sosialis Jakarta: C- Boks.

Husodo, Siswono Yudho. Membangun Kemandirian di Bidang Pangan: Suatu Kebutuhan Bagi Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Artikel Th. II - No. 6 - September 2003.

(16)

Mubyarto, Prof. Dr. Kualitas Manusia Indonesia. Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Edisi Agustus 2004.

Mubyarto, Prof. Dr. Perubahan, Jurnal Ekonomi Rakyat, Yogyakarta, Editorial Oktober 2004.

Muhandri, Tjahja. (2002). Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah yang Tangguh. Larangan Impor Udang, Senjata Makan Tuan. Kompas Cyber Media, Selasa, 01 Februari 2005.

Lewis, D, Richard. (1996). Menjadi Manajer Era Global. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nilai Ekspor Produk Rumah Tangga Naik 16 Persen. 2004, The Embassy Of The Republic Indonesia, Washington DC - USA.

Rasyid, Arwin, Transforinasi BUMN Tidak Harus dengan Privatisasi, Kompas Cyber Media, Rabu, 02 Februari 2005.

Rhinesmith, H. Stephen. (2001). Panduan Bagi Manajer Menuju Globalisasi. Interaksara, Jakarta. Rimbert Hemmer, Hans Prof. Dr. (2001). Globalisasi Akan Dapat Meningkatkan Kemakmuran. Tempo Interaktif.

Ruru, Bacelius. Reorientasi Pengelolaan BUMN dalam Upaya Mencari Format baru Pengelolaan yang Efisien dan Modern. disampaikan dalam seminar Nasional Sehari yang diselenggarakan oleh PAN ASIA Research & Communication Services, Jakarta, 23 Juli 1998.

Suara Merdeka Cyber Media. (1996)

Supriadi, Dedi, Prof. Dr. Perubahan Pendidikan Harus Bertahap. Pikiran Rakyat Cyber Media, Karnis, 19 Desember 2002.

Setiawan, Usep. (2003). Pertanian di Era Globalisasi, Sayap Imaji. Suara Pembaruan Daily 22/6/04 Suhardjo, Susongko. (2002). Saatnya Daerah Bangkit: Panduan Praktis Pembangunan Ekonomi Daerah. CERDA dan The Asia Foundation, Jakarta.

Swasono Sri-Edi. Prof. Dr. (2003). Sebuah Alternatif Organisasi Belajar. Pikiran Rakyat Cyber Media, Kamis, 16 Oktober 2003.

Tanuhito, Janardono. (2000). Si Kecil SME dalam Era Liberalisasi dan Globalisasi Perdagangan: Pro dan Kontra Tentang Liberalisasi dan Globalisasi. Divisi Penelitian & Pengembangan, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero).

Townsend, K. (2004). Globalization & Global History. University of South Florida.

The History of Globalization. (2005). Yale Center for the Study of Globalization. YaleGlobal Online. Tumiwa, Fabby. (2002). Listik yang Menyengat Rakyat; Menggugat Peranan Bank-Bank Pembangunan Multilateral. NGO Working Group on Power Sector Restructuring, Jakarta.

UKM, Tulang Punggung Ekonomi Kerakyatan. Pikiran Rakyat Cyber Media, Kamis, 20 Februari 2003. Waratarna, Hadi Pengembangan SDM untuk Sektor Manufaktur pada Era Pasar Bebas, (1998). Welch, Carol. (2001). Panduan Mengenai IMF. International NGO Forum on Indonesia Development, Jakarta.

K. Townsend, March. (2004). Globalization & Global History University of South Florida, St. Petersburg. Globalization. Encyclopxdia Britannica. (2004). Encyclopedia Britannica Online. 30 Mar. 2004.

MODUL 9

MANAJEMEN PERUBAHAN

Kegiatan Belajar 1: Perubahan dan Manajemen Perubahan

Rangkuman

Manajemen perubahan adalah suatu pendekatan sistematis yang berhubungan dengan perubahan dilihat dari perspektif organisasi dan tingkat individual. Artinya, kita tengah menghadapi berbagai tantangan perubahan yang sangat besar, baik, terhadap kehidupan pribadi dan keluarga dalam interaksinya dengan masyarakat di sekitar maupun terhadap organisasi dan karyawan dalam konteks persaingan bisnis. Dalam beberapa istilah yang berbeda, manajemen perubahan sedikitnya memiliki tiga aspek utama yang berbeda, yaitu mengadaptasi perubahan, mengendalikan perubahan, dan mempengaruhi perubahan.

Perubahan-perubahan itu dipicu oleh sejumlah “kekuatan penggerak” dalam berbagai arah dan dimensi. Misalnya saja, perkembangan teknologi telekomunikasi yang meningkat pesat telah mendekatkan dunia, seolah tak lagi berjarak. Komunikasi, kini, dapat dilakukan dengan berbagai perangkat, baik tetap (fixed

(17)

devices) maupun bergerak (mobile devices), dari mana dan kapan saja.

Organisasipun saat ini tak lagi hanya bertanggung jawab terhadap pemegang saham (stockholder), melainkan juga terhadap komunitas yang lebih besar (stakeholder). Akibatnya, muncul tuntutan bagi organisasi untuk menjadi lebih sensitif, fleksibel dan adaptable terhadap kebutuhan dan harapan

stakeholder. Banyak organisasi, dewasa ini, mulai menyadari hal itu, dan kemudian mengambil langkah untuk tidak lagi menerapkan organisasi tradisional yang bersifat top-down, kaku dan strukturnya sangat hierarkis, tetapi lebih berbentuk “organik” dan mencair.

Para manajer masa ini harus terkait dengan perubahan-perubahan berkelanjutan dan berjalan sangat cepat. Mereka yang menghadapi pengambilan keputusan-keputusan besar dan penting tak dapat lagi mengacu pada perencanaan pengembangan yang telah dilakukan untuk memberi arah. Mengelola

perubahan tidak berarti mengendalikannya, tetapi lebih memahami, mengadopsi di mana dibutuhkan dan mengarahkannya jika mungkin. Konsekuensinya, karena para manajer tidak mengetahui semua hal dan memahami semua situasi, maka ia harus lebih terbuka, menghargai dan mau mendengar karyawannya. Dari sinilah kemudian timbul tipe organisasi baru, yang lebih berorientasi ke karyawan: worker-centered, self-organizing, self-designing teams dan lain sebagainya.

Kegiatan Belajar 2: Mempersiapkan Perubahan

Rangkuman

Manajemen perubahan sering bermakna penyesuaian. Yang sering dilakukan dengan sengaja/berencana -namun sering juga secara tidak terasa dilakukan. Dalam menghadapi perubahan kita lalu perlu bekerja dengan mengerahkan segala kemampuan dan pengetahuan yang kita miliki. Diperlukan banyak dialog, diskusi dan berembuk untuk mencari solusi terbaik atau menghindari hal-hal yang dapat membuat pamor dan citra organisasi menjadi merosot tajam bahkan ambruk.

Terjadinya perubahan yang begitu cepat dan turbulence mengharuskan setiap organisasi di era global harus mampu menggerakkan manajemen dalam perubahan. Dalam hal perubahan itu mengandung nilai krisis, maka setiap organisasi juga harus mampu menyelenggarakan manajemen krisis. Berbagai krisis yang selama ini terjadi hanya dihadapi dengan pola tindak rutin saja. Sehingga pola tindak sering meleset dari solusi yang diharapkan.

Banyak perusahaan ambruk pada saat krisis ekonomi karena kekurangsiapan manajemen menyikapi perubahan. Mereka lupa membenahi manajemen ke dalam dan justru terlalu asyik melakukan ekspansi, sehingga beban usaha terlampau berat, sementara kondisi internal rapuh. Sejumlah struktur penting yang dapat menentukan eksistensi perusahaan seperti pengembangan sistem, sumber daya manusia (SDM), dan budaya kerja terabaikan.

Saat ini peta perusahaan berbeda jauh dari beberapa tahun lalu. Sejumlah perusahaan kini mampu bertahan hidup karena berhasil menguasai manajemen perubahan dengan membaca perubahan dan mempersiapkan ketiga struktur penting. Oleh karena itu, titik awalnya adalah kesadaran melakukan perubahan harus disuntikkan ke seluruh jajaran kunci organisasi melalui sebuah change awareness program.

Jika perusahaan tidak mampu mengikuti perubahan hendaknya berhenti sebentar atau refresh untuk membenahi dan mencari apa yang menjadi masalah, khususnya dalam manajemen perusahaan. Kondisi seperti itu patut diwaspadai pada perusahaan besar yang dulu memulai dari skala kecil, karena belum tentu mereka sudah membenahi manajemen.

Perubahan adalah suatu pembelajaran, mengganti yang lama dengan yang baru. Tanpa kesadaran itu, program perubahan akan tersendat karena landasan komitmen terhadap perubahan rapuh. Oleh karena itu perlu ada program visioning, yakni membuka jendela masa depan dengan menciptakan visi jelas dan

terfokus yang akan menuntun perubahan ke arah yang tepat. Perubahan juga membutuhkan peran teladan positif yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi. Itu dapat dilakukan oleh kalangan top management. Kegiatan Belajar 3: Peranan Organisasi Belajar dan Pengelolaan Pengetahuan dalam

(18)

Manajemen Perubahan

Rangkuman

Dewasa ini hampir semua organisasi beroperasi dalam suatu lingkungan yang sarat dengan perubahan, turbulensi, dan ketidakpastian. Cara perubahan yang terjadi juga berbeda bila dibandingkan dengan era sebelumnya, baik dalam arah dan pola, skala maupun derajatnya. Akibatnya, organisasi tidak dapat

mengandalkan pada jenis tindakan terencana yang disusun berdasarkan asumsi yang lama. Terkait dengan konstelasi ini, pengembangan organisasi yang selama ini ditempuh tidak lagi dapat menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup organisasi.

Setiap organisasi dituntut agar mampu mengubah dirinya menjadi organisasi yang terus-menerus meningkatkan pembelajarannya pada berbagai tingkatan, seperti yang diungkap Peter Senge (1995) sebagai berikut: As the world becomes more interconnected and business becomes more complex and dynamic, work must become ‘learningful’. It is no longer sufficient to have one person learning for the organization, a Ford or a sloan or a. Watson, It’s just not possible following the orders the ‘grand strategist’. The organization that will truly excel in the future will be the organizations that discover how to tap

people’s commitment and capacity to learn at all levels in an organization. U

Namun hal terpenting di era ini adalah pentingnya membangun daya saing melalui knowledge creating organization and knowledge network, yaitu bahwa daya saing sebuah organisasi perusahaan sangat

ditentukan oleh bagaimana organisasi itu dapat mentransformasikan data untuk dianalisis sehingga menjadi informasi, dan informasi diberi penilaian (judgement) hingga menjadi ide, lalu ide tersebut diberi konteks, sehingga menjadi pengetahuan (knowledge). Dari pengetahuan inilah daya saing organisasi dapat

diwujudkan. Pada akhirnya, barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang unggul akan selalu bertumpu pada strategi yang berbasis sumber daya (Resource-Based) dan knowledge-based. DAFTAR PUSTAKA

Boston, J., (1988). From Corporatisation to Privatisation: Public Sector Reform in New Zealand', Canberra Bulletin of Public Administration, 57, hal.71-86.

Burke,W.W. and Spencer, J.L. (1990). Managing Change: Participant Guide, Interpretation and Industry Comparisons. Pelham. New York. W.Warner Burke Associates, pp. 1-59.

Burke, W.W., et al (1991). Managers Get a "C" in Managing Change. Training & Development. pp. 87-92.

Champy, J. (1996). Manajemen Rekayasa-Ulang (Alih Bahasa dari Reengeneering Management oleh Agus Maulana). Jakarta: Binarupa Aksara.

Church, A.H., et al. (1996). Managing Organizational Change: What You Don't Know Might Hurt You, Career Development International. Vol.1.No.2.pp.25-30.

Church, A.H.,et al. (1996). OD Practitioners As Facilitators Of Change : An Analysis Of Survey Results, Group & Organization Management. Vol.21. No. 1. pp. 22-66.

Ferguson, Marilyn. (1993). Michael Ray and Alan Rinzler, Eds. The New Paradigm: Emerging Strategic for Leadership and Organizational Change. New Consciousness Reader.

Insa, Tharsikin (Volume I Nomor 02 - Nopember 2002) Paradigma Baru, eBizzAsia.

Jansen H Sinamo. (2005). Strategi Adaptif dalam Era Penuh Perubahan. Jansen Sinamo WorkEthos Training Center.

John H. Zenger dan Joseph Folkman. (2003). The Extraordinary Leader : Turning Good Managers into Great Leaders. McGraw Hill

Kanter, R.M. (1995). World Class: Thriving Locally in the Global Economy. New York: Simon & Schuster.

Kartajaya, Hermawan. (2003). Bridging to The Network Company: Transformasi Pos Indonesia Menuju Perusahaan Kelas Dunia. Jakarta: MarkPlus & Co.

Kartajaya, Hermawan. (2003). On Becoming A Customer-Centric Company. Jakarta: MarkPlus&Co. Kasali, Rhenald. (2005). Change! Manajemen: Perubahan dan Harapan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kay, J., Mayer, C. dan Thomson, D. (1986). Privatisation and Deregulation: The UK Experience. Oxford University Press.

(19)

L. Coch dan J.R.P.French, Jr. (1948). “Overcoming Resistance to Change”.

Lawson, Emily dan Price, Colin. (2003). ”The Psychology of Change Management”. The McKinsey Quarterly.

Lewis, Richard D. (1996). Menjadi Manajer Era Global: Kiat Komunikasi Bisnis Lintas Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majalah Swa. (15 April 2004). Mengubah Manajer Baik Menjadi Pemimpin Unggul.

Mardjana, I.K. (1995). Ownership or Management Problem?: A Case Study of Three Indonesian State Enterprises', Bulletin of Indonesian Economic Studies, vol.31, No.1, hal.73-107.

Mardjana, IK. (1994). Korporatisasi dan Privatisasi: Sebagai Alternatif Pembenahan BUMN. Jurnal Keuangan dan Moneter, vol.2, No.1, hal .1 4-27.

Michael Hammer dan James Champy. (1994). Reengineering the Corporation: A Manifesto for Business Revolution.

Millah, Saeful. (13 Februari 2003). Perubahan Birokrasi Secara Menyeluruh. Pikiran Rayat Cyber Media.

Morgan, Nicholas. (November 1996). Fastcompany.com

Muins, H. St. Makmur. (2004). Majalah Balitfo: Kebutuhan Manajemen Global, Peran Pemerintah dan Dampaknya Terhadap Pengembangan SDM. Jakarta: Depnakertrans.

Mulyadi .(1997). Manajemen Perubahan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.12. No. 3. Pikiran Rakyat Cyber Media. (Kamis, 16 Oktober 2003). Solusi Marketing & Management: Sebuah Alternatif: Organisasi Belajar.

Pikiran Rakyat Cyber Media. (31 Desember 2004). Manajemen SDM Kunci Keberhasilan. Pikiran Rakyat Cyber Media. (27 Mei 2005). Menuju SDM Berkualitas dan Miliki Keunggulan.

Peter M. Seng. (1994). The Fifth Discipline Fieldbook : Strategies and Tools for Building a Learning. Porter, E.M. (1985). Competitive Advantages Creating Sustaining Superior Performance. New York: The Free Press, hal.xv.

Pelkmans, J. dan Wagner, N. (1990). 'The Economics of Privatization and Deregulation in ASEAN and the EC', J. Pelkmans dan N. Wagner (Eds.) Privatization and Deregulation in ASEAN and the EC: Richard Karash :http://www.learning-org.com

Siegal,W. et al .(1996). Understanding The Management of Change : An Overview of Manager's Perspectives and Assumptions in The 1990s. Journal of Organizational Change Management. Vol. 9 No. 5. pp. 54-80.

Sony AK Knowledge Center. (2003 – 2005). sony-ak.com

Stephen P. Robbins. (1991). Organizational Behavior, Concepts, Controversies, and Application. Stephen H. Rhienesmith. (2001). “Panduan bagi Manajemen Menuju Globalisasi”. Batam.

Stewart, Jim. (1997). Managing Change Through Training and Development: Mengelola Perubahan Melalui Pelatihan dan Pengembangan (terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suara Merdeka Cyber Media, Selasa, 4 Juni 2002.

Susanto, A.B. (1998). Tinjauan Pendidikan Tinggi Dalam Memasuki Milenium Ketiga: Renungan Beberapa Aspek Pembaharuan Dunia Pendidikan. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Indonesia Memasuki Milenium Ke-3. Yogyakarta: Andi Offset.

Th. Agung M. Harsiwi. (2003). Pemahaman Manajemen Perubahan dalam Perspektif Agen Perubahan Pendidikan Tinggi. Pendidikan Network.

Yoshino, M.Y. dan Rangan, U.S. (1995). Strategic Alliances: An Entrepreneurial Approach to Globalization. Boston: Harvard Business School Press.

www. sekitarkita .com www.sarlito.net.ms

MODUL 10

PEMAHAMAN DASAR-DASAR ETIKA MANAJEMEN Kegiatan Belajar 1: Etika Manajemen

Rangkuman

(20)

yang berisi nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan pedoman dalam membuat setiap keputusan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Etika bisnis adalah suatu komitmen untuk melaksanakan hal yang benar dan menghindari hal yang tidak benar.

Pengembangan etika bisnis sebuah perusahaan harus memperhitungkan dan memperhatikan semua stakeholder yang terlibat, yaitu mitra usaha, pemasok bahan baku, serikat pekerja, pemerintah, bank atau institusi finansial lainnya, investor, pelanggan, konsumen, masyarakat umum serta seluruh stakeholder kunci (key stakeholder) yang meliputi para direktur, manajer, dan lainnya. Kepatuhan para stakeholder terhadap etika bisnis yang dibangun perusahaan tergantung kepada tingkat komitmen perusahaan dalam menjalankan etika bisnis tersebut.

Terdapat sejumlah prinsip etika yang mampu mengarahkan perilaku, yaitu kejujuran, integritas, memelihara janji, kesetiaan, keadilan, suka membantu orang lain, hormat kepada orang lain, tanggung jawab sebagai warga negara, meraih keunggulan, dan akuntabilitas.

Selain itu juga terdapat beberapa cara mempertahankan standar etika perusahaan, di antaranya adalah dengan menciptakan kepercayaan perusahaan, mengembangkan dan melaksanakan kode etik bisnis secara adil dan konsisten, memberikan perlindungan hak individu, menyelenggarakan pelatihan tentang etika, melaksanakan audit pelaksanaan etika secara berkala, memberikan contoh yang baik kepada bawahan, dan menciptakan budaya komunikasi dua arah untuk memperlancar arus komunikasi.

Kegiatan Belajar 2: Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Rangkuman

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membuat semua pelaku bisnis memiliki etika bisnis yang baik adalah mengajak pelaku bisnis termasuk para manajer untuk melihat pentingnya dan relevannya etika bagi kegiatan bisnis mereka. Kita semua harus bersepakat bahwa tidak benar para manajer hanya bertanggung jawab dan berkewajiban moral kepada para pemegang saham. Sebagai manusia dan sebagai manajer mereka mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral kepada banyak orang yang berkaitan dengan kegiatan dan operasi bisnis perusahaan yang dipimpinnya. Mereka mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral untuk memperhatikan hak dan kepentingan karyawan, konsumen, pemasok, penyalur, masyarakat setempat, dan seterusnya. Jadi, tanggung jawab dan kewajiban moral mereka tidak hanya tertuju kepada shareholders tetapi juga kepada stakeholders pada umumnya. Para manajer bekerja dalam sebuah dunia yang secara moral penuh dengan tanggung jawab yang beragam.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Gymnastiar. (2004). Etika Bisnis MQ. Bandung.

Alijoyo, F. Antonius, Etika Bisnis dalam Corporate Code of Conduct, Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), www.fcgi.or.id

A. Prasetyantoko. (2005). Bisnis Pascamodern. Kompas Online, 25 Juli 2002. Alma, Buchari. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchari. (2003). Dasar-dasar Etika Bisnis Islami. Bandung: Alfabeta.

Birch Paul, Brian Clegg. (1996). Business Creativity. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Daniri, Mas Achmad, Kiat Berbisnis Tanpa Suap, Kompas Online, Sabtu, 09 Juli 2005.

Ebert J. Ronald and Ricky Griffin. (2000). Business Essentials. New Jersey: Prenctice Hall, Inc. Effendi, Muh Arief. (2000). Mewujudkan Persaingan Usaha yang Sehat Lewat Good Corporate Governance. Suara Karya Online, 18 Mei 2005.

Kung, Hans. (2002). Etika Ekonomi-politik Global: Mencari Visi bagi Kelangsungan Agama di Abad XXI (terjemahan dari buku A Global ethics for Global politics and Economics). Jakarta: Qalam.

Goman, Carol Kinsey. (1991). Kreativitas dalam Bisnis. Jakarta: Binarupa Aksara. Redi Panuju. (1995). Etika Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Pikiran Rakyat Online, Guna Hindari Skandal, Terapkan Etika Bisnis, 10 September 2003.

Sonny Keraf, A, Pentingnya Etika dan Moralitas dalam Bisnis, Suara Pembaharuan online, 17 Februari 1997.

Sonny Keraf, A. (1998). Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisisus.

Referensi

Dokumen terkait

Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Perlawanan Bersenjata, melalui perlawanan di berbagai daerah yaitu peristiwa pertempuran antara pasukan Sekutu dan Belanda antara

he irst hypothesis is “there is positive and signiicant inluence of school policy, curriculum implementation, school culture and school infrastructure management collectively

Saya pernah menggunakan jasa doorsmeer ditempat lain.,menurut saya perbedaannya dengan doorsmeer lain terletak diruang tunggu Sabena yang luas dan juga

• Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mengamati gambar pada buku tema 6 Subtema 4 Pembelajaran 2, atau kalau guru, mempunyai tayangan video tentang sikap pemborosan

Kajian ini dilaksanakan bagi mengetahui keupayaan kamera digital yang digunakan dalam kaedah fotogrametri jarak dekat serta menguji perisian kalibrasi yang dapat

Pemicu biaya yang digunakan dalam perhitungan harga pokok jasa rawat inap pada RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik adalah jumlah pasien, lama hari rawat ( Long of Stay ),

Sekam padi dan daun pisang kering merupakan salah satu limbah organik yang dapat digunakan sebagai media alternatif untuk meningkatkan produktivitas jamur tiram