• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ilmuwan Indonesia Harus Munculkan Pemikiran Alternatif Dunia Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ilmuwan Indonesia Harus Munculkan Pemikiran Alternatif Dunia Islam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Ilmuwan

Indonesia

Harus

Munculkan

Pemikiran

Alternatif Dunia Islam

UNAIR NEWS – Kunjungan Prof. Abdul Al-Fattah M. El-Awaisi ke

Universitas Airlangga dalam Kuliah Umum tentang Baitul Maqdis, mendorong ilmuwan Indonesia untuk melahirkan kerangka pemikiran guna mengatasi permasalahan dunia Islam.

Guru Besar Ilmu Sejarah dan Hubungan Internasional Universitas Istanbul Sabahattin Zaim Turki tersebut memaparkan gagasan di hadapan ratusan sivitas akademika di Aula Amerta Kampus C UNAIR, Selasa (22/8).

Sebelum Prof. Awaisi menyampaikan materi, terlebih dahulu Santi Soekanto selaku perwakilan dari Institut Study for Al Aqso (ISA) menyampaikan beberapa hal seputar latar belakang kuliah umum diberikan. Santi mengatakan bahwa adanya kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai Baitul Maqdis kepada muslim di Indonesia, utamanya kalangan akademisi.

“Karena ada beberapa hal yang belum dipahami mengenai Baitul Maqdis, sehingga membuat umat muslim di Indonesia binggung dalam mengambil sikap. Tidak sekedar memberikan bantuan saja. Ada beberapa hal yang masih perlu didalami,” paparnya.

Di awal paparannya, Awaisi mengatakan umat Islam tidak memiliki kerangka teori dan gagasan untuk memecahkan permasalahan di dunia Islam sendiri. Akibatnya, mereka sulit mengkaji permasalahan dunia Islam.

“Selama ini kita masih menggunakan kerangka orang Barat, bahkan dalam menyelesaikan permasalahan umat Islam. Dalam pengalaman studi internasional, dunia akademisi butuh kerangka dari perspektif Islam untuk menyelesaikan permasalahan dunia,”

(2)

terangnya.

“Dan selama ini saya belum menemukan teori dari sumbangan kaum muslimin Indonesia untuk problem dunia,” tambahnya.

Awaisi juga menilai, penggunaan kerangka berpikir Barat dalam penyelesaian masalah muslim adalah kesalahan besar. Ia sungguh berharap bahwa kalangan muslim sendiri yang mampu mengatasi permasalahan dunia Islam.

“Sungguh kita membutuhkan kerangka berfikir kaum muslim untuk memecahkan hal yang terjadi di kalangan umat sendiri,” harapnya.

Permasalahan Baitul Maqdis

Memandang permasalahan di Baitul Maqdis, Awaisi memecahnya menjadi beberapa hal. Pertama, adanya banyak literatur tentang Baitul Maqdis utamanya mengenai permasalahan di Al-Aqsa yang berasal dari sekolah Israel dan orientalis.

Ia juga menambahkan bahwa banyak permasalahan disekitar Al-Aqsa yang diterbitkan jurnal internasional dari para pemikir Israel. Bahkan Alquran, hadis, sejarah Islam, dan fikih Islam semua sudah dipelajari orang Israel.

“Dari sekian hal tersebut bertujuan untuk mengubah cara pandang umat Islam agar menilai bahwa Al-Aqsa tidak penting bagi muslim. Jadi pada prinsipnya mereka akan menghilangkan hubungan muslim dengan Masjidil Aqsa,” terangnya.

“Lebih jauh lagi hal ini bertujuan untuk melegitimasi secara religi dan historis berdirinya negara Israel,” imbuhnya.

Perihal banyaknya artikel dan jurnal yang ditulis baik dalam Scopus atau jurnal bereputasi lainnya, Awaisi menyayangkan minimnya pemikir muslim yang menulis mengenai Al-Aqsa. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa tidak ada pemikiran muslim yang berdampak pada dunia internasional.

(3)

“Bencana intelektual yang melanda Israel dan Palestina adalah bencana yang lebih besar dampaknya,” tandasnya.

Untuk menjawab permasalahan tersebut, Awaisi melahirkan Teori Lingkaran Barakah. Teori yang sudah digunakan diberbagai kampus di Malaysia, Turki, dan Inggris ini berdasarkan surat Al-Isra’ ayat satu.

“Teori yang saya kemukakan ini, saya fokuskan pada kata di sekelilingnya. Yang di dalam ayat disebut dikatakan dibarakahi,” terangnya.

Berbicara Baitul Maqdis, Awaisi berkali-kali menegaskan bahwa Baitul Maqdis tidak sekedar Al Aqso atau Palestina. Lebih dari itu Baitul Maqdis adalah pusat barakah yang ada di dunia. Jika pusat hidayah ada di Masjidil Haram Mekkah, pusat rahmah ada di Madinah, maka pusat barakah ada di Baitul Maqdis.

“Apakah Indonesia bisa merasakan keberkahan dari Baitul Maqdis? Iya, sudah tentu,” terangnya.

Peran Indonesia

Mengenai perkembangan propaganda barat terhadap dunia Islam di timur tengah, Awaisi mengatakan bahwa misi barat sudah berhasil menghancurkan negara-negara Islam yang punya andil penting di Timur Tengah. Negara-negara penting di Timur Tengah seperti Irak, Mesir, dan Syiria sudah berhasil dihancurkan. Untuk mengatasi permasalahan umat Islam di dunia, Awaisi berharap ada peran lebih dari ilmuwan muslim di Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia.

“Indonesia apakah ada peran? Sangat. Karena menjadi negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia. Bahkan jika negara-negara Islam di timur tengah digabung menjadi satu belum bisa melebihi penduduk muslim di Indonesia,” paparnya.

Terakhir, Awaisi kembali menegaskan bahwa menjadi suatu hal yang aneh jika sebuah negara muslim terbesar di dunia tidak

(4)

ada perguruan tinggi yang membahas tentang kajian seputar Baitul Maqdis.

“Semoga UNAIR menjadi pilar untuk hal itu,” pungkasnya. Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Defrina Sukma S

UNAIR Lanjutkan Kerjasama

Internasional dengan Monash

University

UNAIR NEWS – Monash University kembali bertandang ke Universitas Airlangga. Selain membahas hubungan kerja sama antara keduanya, kedua kampus ini terus meningkatkan tiga bidang potensi yang selalu dilakukan dalam kerjasama internasional. Ketiga bidang tersebut adalah publikasi jurnal internasional, pertukaran mahasiswa dan staf, serta international mobility, terutama untuk visiting professor.

Pada kesempatan yang dilakukan di Ruang Sidang Pleno Gedung Rektorat UNAIR, Wakil Rektor I UNAIR Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM., memaparkan, saat ini UNAIR terus menjalani kerja sama dengan berbagai universitas di luar negeri.

”Kerja sama dengan Monash University telah terjalin sejak beberapa tahun lalu dan telah habis masa berlakunya pada tahun 2017. Kunjungan kali ini dapat menjadi kesempatan untuk mempertimbangkan perpanjangan perjanjian kerjasama yang pernah dibuat,” terang Djoko.

Menambahkan pernyataan Djoko, sekretaris Airlangga Global Engagement UNAIR Dian Ekowati SE., M.Si., M.AppCom(OrgCh).,

(5)

Ph.D., mengatakan, kerjasama yang terjalin dengan Monash University sudah cukup banyak. Mulai dari level individu maupun untuk level kelompok.

Pada tahun 2005 silam, Dian menjelaskan bahwa UNAIR dan Monash University telah menjalin kerjasama dalam hal pengembangan universitas. Hal itu diwujudkan melalui Technological and Profesional Skill Development Projek (TPSDP).

“Waktu itu sebanyak 12 orang perwakilan dari UNAIR dikirim ke Monash University untuk mendapatkan pelatihan di bidang research management university leadership, quality insurance, curiculum development,” terangnya.

Secara aktual, menurut Dian, pihak rektorat mendorong semua bagian di lingkungan UNAIR baik di level departemen, prodi, maupun fakultas untuk menjajaki kerjasama dengan Monash University. Selanjutnya, untuk mengejar internasionalisasi universitas, dibutuhkan langkah-langkah yang dinyatakan dengan kerja bersama-sama.

“Misalnya faculty exchange, bisa visiting profesor, exchange staff baik itu akademik maupun staf pendidikan maupun juga mahasiswa. Itu langkah yang harus dilakukan,” pungkasnya.

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Nuri Hermawan

⁠⁠⁠Himpunan Mahasiswa D3

Kepariwisataan Kenalkan Prodi

Melalui Pameran

UNAIR NEWS – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengenalkan

program studi kepada masyarkat. Mulai dari sosialiasi ke sekolah-sekolah, pengabdian di tengah masyarakat, hingga menggelar sebuah pameran. Himpunan Mahasiswa Diploma Tiga (D3)

(6)

Kepariwisataan (Himapar) Universitas Airlangga salah satunya, himpunan yang berada dalam lingkungan Fakultas Vokasi tersebut turut berupaya melakukan promosi prodi melalui pameran dalam acara Majapahit Travel Fair 2017.

Acara yang berlangsung mulai Kamis (13/4) hingga Minggu (16/6), dilangsungkan di Grand City Surabaya. Dalam kurun waktu tersebut, selain pameran, Himapar juga menggelar Talkshow with PINK HIKER Community dan Loma Tour Guide. Mohamad Rizki Eka Putra selaku ketua panitia acara mengatakan, kegiatan tersebut memang bagian dari upaya Himapar untuk mengenalkan Prodi D3 Kepariwisataan kepada khalayak luas.

“Tujuannya memang untuk memperkenalkan Prodi kami. Karena waktu di stan banyak pengunjung yang belum tahu kalau UNAIR memiliki D3 Kepariwisataan,” jelas mahasiswa angkatan 2016 tersebut.

Selanjutnya, Rizki juga mengatakan bahwa kegiatan semacam pameran tersebut rutin dikuitn oleh Himapar setiap tahunnya. “Ini sudah kali keempat,” tegasnya.

Tidak hanya mahasiswa aktif yang mendapat manfaat dari kegiatan tersebut. Bahkan, tambah Rizki bahwa alumni juga merasakan banyak manfaat dari kegiatan pameran tersebut.

“Banyak alumni yang hadir dalam pameran tersebut, jadi sekalian mempromosikan travel milik mereka juga,” katanya. “Jadi mahasiswa yang aktif bisa belajar dan bertemu dengan alumni dan alumni yang hadir bisa promosi,” pungkasnya.

(7)

UKM Seni Religi Sabet Juara I

Ajang Loop Fun Ramadhan

Telkomsel

UNAIR NEWS – Sepuluh mahasiswa yang tergabung dalam anggota

Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Religi Universitas Airlangga, berhasil menjadi yang terbaik pada lomba Loop Fun

Ramadhan Telkomsel Tingkat Jawa Timur tahun 2017.

Dalam acara yang diadakan oleh Telkomsel di Gedung Sport Center Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Minggu (04/06), tim UKM Seni Religi UNAIR membawakan satu lagu diajang lomba sholawat al-banjari ini.

“Kami membawakan satu lagu yakni Rohman Ya Rohman,” ungkap salah satu anggota UKM Seni Religi Ervanada Cahya.

Ervan juga mengungkapkan bahwa keikutsertaan UKM Seni Religi UNAIR pada ajang ini merupakan kali pertama. Namun, keikutsertaan diajang perdana ini, Ervan dan tim berhasil membawa pulang gelar juara

“Ini baru pertama kali dan alhamdulillah dapat juara satu dari 50 peserta se Jawa Timur,” paparnya.

Meski mendapat juara, perjalanan Ervan dan tim bukan tanpa kendala. Sewaktu awal di tempat perlombaan, Ervan dan tim sempat banyak kendala mengumpulkan full team untuk memulai gladi bersih.

“Awalnya juga hampir tidak bisa mengikuti lomba karena tidak membawa tiket yang diberikan waktu technical meeting, namun berkat bantuan salah satu event organizer bisa ikut,” kenangnya.

Ervan juga menjelaskan bahwa dalam ajang ini hanya satu kategori yang dilombakan yakni sholawat al-banjari. UKM Seni

(8)

religi UNAIR mengirim satu tim yang terdiri atas sepuluh anggota dari berbagai jurusan.

“Dengan keikutsertaan kami diajang ini, kami belajar bagaimana melatih kedisiplinan dalam perlombaan dan UKM Seni Religi UNAIR lebih istiqomah dalam melantunkan sholawat di UNAIR maupun diajang perlombaan serta meraih lebih banyak prestasi,” tutup mahasiswa D3 Perpajakan 2014.

Penulis: Akhmad Janni Editor : Nuri Hermawan

Problem Sekitar Bisa Jadi Ide

Merintis Start-up Digital

UNAIR NEWS – Guna mengoptimalkan potensi pemuda untuk membangun perusahaan rintisan (start-up), komunitas Start-up Geeks menggelar Start-up Geeks go to Campus di Universitas Airlangga. Acara digelar pada Jumat dan Sabtu 5–6 Mei 2017 di lingkungan Kantor Manajemen UNAIR.

Roadshow ke kampus-kampus ini dilakukan untuk mendorong para pemuda mengoptimalkan perkembangan teknologi digital sekaligus mensukseskan program pemerintah, gerakan seribu start-up digital. Lebih dari seratus peserta hadir dalam talkshow yang dilangsungkan komunitas start-up. Perintis start-up digital Riliv, Audrey Maximilian, menerangkan untuk memulai usaha rintisan berbasis digital harus diawali dari permasalahan yang ada di sekitar.

(9)

juga lulusan UNAIR.

Audrey menyebutkan, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk pengembangan start-up. Ia berpendapat, bila pasar di Indonesia sudah dikuasai, maka bukan barang susah untuk menguasai pasar dunia.

“Riliv salah satu start-up yang bergerak di bidang jasa psikologi. Saya melihat peluang bahwa setiap orang pasti memiliki masalah. Riliv membuat sistem yang memadukan dunia digital dan dunia psikologi,” ucap Audrey.

UNAIR merupakan kampus keempat yang disambangi oleh komunitas Start-up Geeks. Lainnya adalah Universitas Negeri Surabaya, Universitas Ciputra, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya.

Dalam talkshow tersebut, peserta dan narasumber berdiskusi mengenai gagasan-gagasan yang bisa dijadikan embrio start-up digital. Mulai dari gagasan rumah impian, menjual perlengkapan hewan, dan urusan pemerintahan.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

Rektor Resmikan

Indonesia-Taiwan Education Center

UNAIR NEWS – Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. Mohammad

Nasih bersama Wakil Rektor Universitas Asia Professor Huei-Chen Ko resmi membuka Indonesian-Taiwan Education Center (ITEC). Pembukaan ITEC ditandai dengan pengguntingan bunga rampai di ruangan ITEC, Kantor Manajemen UNAIR, Selasa (12/9).

(10)

Seremoni peresmian ITEC yang dilangsungkan di lantai satu Rektorat UNAIR dihadiri oleh pejabat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, representatif Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei Indonesia dan Surabaya, serta para pimpinan perguruan tinggi di Indonesia.

Usai sambutan-sambutan dari para petinggi, acara dilanjutkan dengan peninjauan ruangan ITEC. Ruangan ITEC terletak di lantai satu Kantor Manajemen UNAIR. Setelah pintu masuk ruangan, terpampang sejumlah potret yang menggambarkan kebudayaan negara yang beribukota di Taipei.

Kantor ITEC di UNAIR menjadi satu-satunya urusan perwakilan universitas Taiwan yang ada di Indonesia. Huei-Chen Ko menuturkan, dipilihnya UNAIR sebagai lokasi kantor ITEC karena reputasi UNAIR sebagai perguruan tinggi terkemuka di Tanah Air.

Senada dengan Huei-Chen Ko, Nasih mengatakan bahwa keberadaan I T E C d i U N A I R a k a n d i m a n f a a t k a n u n t u k m e n d o n g k r a k internasionalisasi pendidikan. Menurutnya, Taiwan merupakan negara dengan jumlah mahasiswa maupun alumnus UNAIR terbanyak kedua yang melanjutkan studi di sana. Karena itulah peresmian ITEC menjadi peluang bagi UNAIR untuk mempererat dan memperluas bidang kerja sama pendidikan.

“Taiwan dan Indonesia kurang lebih setara termasuk segi cost (pembiayaan). Taiwan termasuk yang murah daripada Australia. Saya pikir, Taiwan merupakan salah satu destinasi tujuan kita (UNAIR), nomor dua terbesar mahasiswa UNAIR di sana. Karena lingkungan, budaya, value (nilai), dan harga-harga relatif terjangkau dan kualitas terbaik,” tutur Nasih.

Bidang kerja sama pendidikan yang dilakukan di antaranya pengajaran, riset, dan pengabdian masyarakat. Di bidang pengajaran, UNAIR akan menambah jumlah mahasiswa yang mengikuti pertukaran di Taiwan. Begitu pula sebaliknya, diharapkan mahasiswa Taiwan akan semakin banyak yang dikirim

(11)

ke UNAIR.

Mahasiswa UNAIR yang akan dikirimkan untuk belajar ke Taiwan berasal dari seluruh kelompok rumpun ilmu medis, hayati, dan sosial.

Direktur Airlangga Global Engagement Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih menambahkan, targetnya tahun 2018, UNAIR akan mengirimkan 50 mahasiswa untuk mengikuti pertukaran ke Taiwan, dan menerima 50 mahasiswa asal Taiwan di UNAIR. Selain itu, Nyoman berharap ada pertambahan program studi yang menjalin kerja sama gelar ganda (double degree) dengan perguruan tinggi di Taiwan.

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Meningkatkan Etos Kerja di

Era MEA

U N A I R N E W S – F a k u l t a s H u k u m U n i v e r s i t a s A i r l a n g g a

menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Perlindungan Hukum Tenaga Kerja dalam Kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Acara yang dilaksanakan di Gedung A FH UNAIR ini dihadiri mahasiswa S-1, mahasiswa S-2 FH UNAIR, dosen, maupun kalangan umum.

Ada empat pakar yang mengulas persoalan ketenagakerjaan dalam seminar yang dilangsungkan pada Rabu (17/5). Mereka adalah Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Timur Totok Nurhandajanto, Sekretaris Umum Dewan Perwakilan Pusat Asosiasi Pengusaha Indonesia Jatim Heribertus Gunawan, dan akademisi FH

(12)

UNAIR Dr. Lanny Ramli.

Menurut Lanny, dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN para Tenaga Kerja Indonesia dan Tenaga Kerja Asing perlu meningkatkan etos kerja agar kesejahteraan meningkat.

“Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh, budaya serta sistem nilai yang diyakininya. Dalam etos tersebut terkandung gairah semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal lebih baik. Upaya tersebut untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin,” tegas Lanny.

Totok selaku perwakilan dari pihak pemerintah mengatakan, bahwa Indonesia terlibat dalam perkembangan kebijakan ketenagakerjaan di tingkat regional atau ASEAN. “Pada tahun 2015 sepuluh negara-negara ASEAN mewujudkan MEA untuk menciptakan sebuah pasar tunggal berbasis produksi yang sangat kompetitif. Tujuannya, untuk mendorong pembangunan ekonomi yang adil bagi seluruh negara anggota serta memfasilitasi integrasi dengan masyarakat global,” ungkap Totok.

Selain kedua pembicara, Heribertus memberikan pemaparan mengenai kebijakan penggunaan tenaga kerja asing yang meliputi pelayanan penggunaan dan rencana penggunaan tenaga asal luar negeri.

Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

(13)

yang Aktif Menulis

UNAIR NEWS – Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas

Airlangga menyelenggarakan lokakarya publikasi ilmiah hasil penelitian dalam bentuk tulisan ilmiah populer. Lokakarya yang diselenggarakan pada Rabu (26/4) ini dihadiri oleh tak kurang dari 75 peneliti maupun staf pengajar di UNAIR.

Dalam lokakarya itu, LPI mengundang dua pembicara dari media massa nasional. Yakni, redaktur kolom opini Media Indonesia Sitria Hamid, dan Republika Irfan Junaidi. Keduanya menyampaikan materi tentang tips menembus tulisan di media massa serta memilih sudut pandang dan topik yang menarik untuk diterbitkan sebagai artikel ilmiah populer.

Sekretaris LPI Dr. Ir. Sri Hidanah, M.S menyatakan, acara ini merupakan serangkaian lokakarya penulisan artikel ilmiah yang pernah diselenggarakan pada 7 April lalu. Pada lokakarya sebelumnya, para dosen diberi materi penulisan ilmiah populer oleh redaktur opini Jawa Pos.

Selain itu, usai lokakarya diselenggarakan, muncullah minat para dosen UNAIR untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tulisan bergenre ilmiah populer di media massa.

“Kita berpikir kalau banyak penulis dari UNAIR yang mengisi tulisan-tulisan di media massa, tentu akan meningkatkan reputasi positif bagi UNAIR,” ujar Sri Hidanah.

Melalui lokakarya ini, paling tidak, ada jalinan silaturahmi antara UNAIR dan redaktur di media terkait. Lokakarya ini juga menjadi ajang bagi para dosen yang hadir untuk berkonsultasi mengenai ‘calon’ tulisan maupun ide-ide yang ingin mereka tuliskan.

Tentunya, mereka adalah dosen dari berbagai bidang keilmuan yang siap mengisi beragam topik terkini yang sedang in di media tingkat nasional.

(14)

“Target kita dari lokakarya ini adalah munculnya penulis-penulis baru yang akan menghiasi berbagai topik tulisan di media massa,” ujar Sri Hidanah.

Sri Hidanah menambahkan, komitmen UNAIR agar para dosen menulis di media massa juga diwujudkan dalam bentuk pemberian

reward. Selain reward yang didapat penulis dari media massa

terkait, UNAIR juga memberikan reward untuk mereka yang karya ilmiah populernya berhasil dimuat di media massa nasional.

“Rektorat punya target agar para dosen menulis di koran-koran. Ini bukti bahwa UNAIR serius ngasih penghargaan terhadap penulis-penulis. Semakin banyak yang nulis, maka reputasi UNAIR semakin bagus,” tambah Sri Hidanah. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S

FK

Komitmen

Lakukan

Pemutakhiran Data

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR berkomitmen untuk

melakukan pemutakhiran data di website tiap program studi (Prodi). Langkah itu diyakini akan berpengengaruh pada ranking webometric maupun akreditasi. “Pemutakhiran data adalah bentuk kepedulian kita pada Prodi yang ada di FK,” kata Wakil Dekan I FK UNAIR Prof. Dr. David Sontani Perdanakusuma, dr., Sp.BP-RE(K) dalam pembukaan acara pendampingan dan sosialisasi pemutakhiran data di gedung AMEC lantai 4 Jum’at (10/3).

Dalam event tersebut, hadir sebagai pendamping pihak Direktorat Sistem Informasi UNAIR dan Pusat Informasi dan

(15)

Humas UNAIR. Rencananya, event itu bakal dilaksanakan hingga sepuluh hari. Tak kurang dari 43 perwakilan Prodi di FK UNAIR yang akan diberi pembekalan. Tampak dalam sesi pembukaan itu Direktur Sistem Informasi Eko Supeno dan Ketua PIH Suko Widodo.

Eko menjelaskan, data yang perlu dimutakhirkan mencakup semua aspek. Mulai dari biodata dan riwayat pengajaran dosen, prestasi Prodi, hingga capaian di level fakultas. Artinya, perlu keseriusan dan ketekunan. Mengingat, begitu banyaknya elemen yang harus disentuh. “Kami siap memberikan pendampingan secara intensif,” ujar dia.

Sementara itu, Suko Widodo menilai, aspek lain seperti cerita-cerita unik di kampus juga perlu dituangkan di website. Hal itu terkait dengan upaya branding kampus dan promosi. Jangan sampai, FK UNAIR yang memiliki kualitas luar biasa, justru kurang pemberitaan. “Silakan tulis kabar atau berita menarik di website kampus. Dengan demikian, FK bisa lebih eksis. Mutu kita sudah sangat bagus. Pasti punya banyak kisah unik dan menarik,” kata dia. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Dokter Anak Tangani Puluhan

Kasus Bibir Sumbing di

Myanmar

UNAIR NEWS – Bekerja sebagai relawan telah menjadi bagian

hidup Dr. Irwanto, dr., Sp.A (K). Hatinya tergerak untuk menjadi relawan di negara-negara lain.

(16)

Di bulan Februari 2017, ratusan kilometer ditempuh dokter Irwanto demi menjumpai bocah-bocah penderita bibir sumbing di Myanmar. Dengan niatan membantu meringankan penderitaan para bocah di sana, dokter Irwanto tergerak menjadi relawan di negeri orang.

Tanpa pikir panjang, dokter Irwanto memutuskan untuk menerima tawaran jadi relawan kegiatan pengabdian masyarakat berupa operasi bibir sumbing gratis yang didanai oleh Smile Asia dan the Kanbawza’s Bright Future Myanmar Foundation (BFM).

Dokter Irwanto merupakan satu-satunya dokter spesialis anak dari Indonesia yang bergabung bersama yayasan yang menangani anak-anak penderita bibir sumbing. Bersama 30 tenaga medis lainnya, dokter Irwanto bergabung dengan perawat, dokter spesialis bedah, dokter spesialis anestesi dari sejumlah negara seperti Amerika, Tiongkok, Jepang, Korea, Singapura dan Filiphina.

Selama sepekan di sana, mereka menggelar kegiatan pengabdian masyarakat, yakni mengoperasi sebanyak 85 anak penderita bibir sumbing di Women and Children’s Special Hospital in Taunggyi, Shan State, Myanmar. Pasien anak-anak penderita bibir sumbing ini berasal dari ratusan etnik, seperti Shan, Pao, Kayah, Kayan, Larhu, Danu, Palaung, Kachin dan Bamar.

Sebagai dokter anak satu-satunya disana, dokter Irwanto bertugas mempersiapkan kondisi fisik pasien seperti menyaring pasien yang layak dioperasi, sekaligus bertanggung jawab atas proses pengobatan pascaoperasi.

“Awalnya ada lebih dari 100 anak yang terdaftar, namun setelah saya screening, yang layak dilakukan operasi hanya 85 anak,” ungkapnya.

Menurutnya, tidak semua pasien bibir sumbing siap dioperasi pada saat itu. Ada sejumlah anak yang kondisi hemoglobinnya kurang mencukupi maupun dalam kondisi sakit.

(17)

Angka prevalensi bibir sumbing di Myanmar ternyata lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Kasus bibir sumbing terjadi per satu orang setiap 800 hingga 1.000 kelahiran. Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi anak bibir sumbing usia 24-59 bulan adalah 0,08 persen dari 0,53 persen anak dengan kelainan bawaan di Indonesia.

Selain di Myanmar, dokter Irwanto memiliki pengalaman lain saat menjadi relawan di di Jepang tahun 2013. Saat itu, pria kelahiran 27 Februari 1967 ini bekerjasama dengan Universitas Kobe mengadakan penyuluhan penanganan korban gempa untuk anak-anak disabilitas.

Menjadi relawan memberinya banyak pengalaman berharga. Salah satu yang berkesan di antaranya adalah menjaga kekompakan dan semangat selama menangani puluhan pasien dalam hitungan hari. “Cara kerja mereka yang membuat saya terkesan,” ungkapnya.

Penerima penghargaan Global Travel Award oleh Bill and Melinda Gates tahun 2015 bahkan akan menjalani hari-hari sebagai relawan di India pada Desember 2017 mendatang.

“Itu artinya kompetensi kami sebagai dokter Indonesia diakui negara lain. Ini bukan hal yang mudah, karena harus memenuhi kualifikasi yang cukup ketat,” ungkap wisudawan terbaik UNAIR tahun 2013 ini.

Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

M.leprae yang menyebabkan gangguan dalamkeseimbangan sistem imunologi.Penderita penyakit kusta dapat mengalami reaksi kusta, yang merupakan suatu reaksi kekebalan

Menyampaikan cara pembuatan kerangka untuk menulis dan presentasi Memperhatikan Membuat catatan Bertanya Papan Tulis Spidol Laptop Layar LCD Modul Penyajian

Cara Strategis Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Masyarakat Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas terutama dalam kegiatan UKM ( Usaha Kesehatan Masyarakat )

Dalam salah satu bab pengantar tafsīr nya ada satu bab yang Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy sebut dengan istilah penggerak usaha. Pada bab ini beliau menuliskan beberapa

merupakan suatu bagian atau salah satu elemen penting dalam iklan karena dapat menjadi alat persuasi yang mudah melekat di benak konsumen, mengingat adanya kondisi yang disebut

Pada tahap uji coba lapangan ini akan diberikan kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas VII.9 di SMP Negeri 18 Palembang yang berjumlah 36 siswa dengan

Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Semarang dalam melaksanakan tugasnya selalu berpedoman pada kebijakan BPPI dan SK Menteri Perindustrian RI Nomor

Abstrak: Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar mahasiswa dalam Menyajikan Data ke Bentuk Grafik melalui penggunaan metode diskusi Pada Prodi Bahasa Inggris