• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK METODE TOPSIS DAN BORDA UNTUK EVALUASI KEGIATAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR JALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK METODE TOPSIS DAN BORDA UNTUK EVALUASI KEGIATAN PENANGANAN INFRASTRUKTUR JALAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK METODE

TOPSIS DAN BORDA UNTUK EVALUASI KEGIATAN PENANGANAN

INFRASTRUKTUR JALAN

Renny Puspita Sari1, Alb. Joko Santoso2, dan Ernawati3

Program Studi Magister Teknik Informatika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari No. 44, Yogyakarta 55281, Indonesia

Telp (0274) 487711

Email1: rhennysari@gmail.com, albjoko@mail.uajy.ac.id, ernawati@mail.uajy.ac.id

ABSTRAK

Salah satu bagian dari sistem transportasi yang merupakan prasarana umum/infrastruktur adalah jalan, masyarakat mempunyai hak untuk melewatinya tanpa diperlukannya izin khusus. Penanganan jalan bertujuan untuk menjaga kondisi fisik dan operasional dari jaringan jalan agar tetap dalam kondisi baik sehingga dapat dioperasikan atau memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Kondisi prasarana jalan yang baik sangat dibutuhkan untuk mendukung kemajuan perkembangan perekonomian di kota Pontianak, sehingga diharapkan kegiatan penanganan infrastruktur jalan dilakukan secara tepat. Para pengambil keputusan melibatkan Pemerintah Kota, Dinas Pekerjaan Umum serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan dari metode Tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution (TOPSIS) dan BORDA. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sistem yang dibangun memiliki kemampuan untuk membantu para pengambil keputusan dalam mengevaluasi jalan yang ada di kota Pontianak dan memutuskan alternatif solusi yang dapat diambil dalam menetukan kegiatan penanganan yang berkaitan dengan kegiatan infrastruktur jalan.

Kata Kunci: Topsis, Borda, Infrastruktur jalan. ABSTRACT

One part of the transportation system is a public utility / infrastructure is the way , the public has the right to pass through without the need for special permission . Handling the way aims to maintain the physical condition and operation of the road network in order to remain in good condition so that it can be operated or provide services as appropriate . Good condition of the road infrastructure is needed to support the advancement of economic development in the city of Pontianak , so expect road infrastructure management activities carried out appropriately . The decision involving the City Government , Public Works and Regional Planning and Development Agency . The method used in this study is a combination of methods tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution ( TOPSIS ) and BORDA . The results of this study indicate that the system has the ability to assist decision makers in evaluating the existing road in the city of Pontianak and decide which alternative solutions can be taken in determining the handling activities related to road infrastructure activities.

Kata Kunci: Topsis, Borda, Road infrastructure.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004, definisi jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air. Penanganan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan adalah kegiatan yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pembangunan jalan yang mencakup penetapan rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta perkiraan biaya yang diperlukan. Penanganan jalan bertujuan untuk menjaga prasarana jalan sehingga fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan penyelenggaraan prasarana jalan itu sendiri (Tanan, 2005).

Pontianak merupakan Ibukota Kalimantan Barat. Kondisi prasarana jalan yang baik sangat dibutuhkan untuk mendukung kemajuan perkembangan perekonomian di kota Pontianak, sehingga diharapkan kegiatan penanganan masalah infrastruktur jalan dilakukan secara tepat . Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan jalan di Pontianak misalnya : jalan yang berlubang, jenis tanah yang mudah rapuh, kurang lebarnya badan jalan, kendaraan angkutan barang yang melebihi kapasitas dan terakhir pertambahan volume kendaraan dari tahun ke tahun yang menyebabkan kapasitas kendaraan di jalan menjadi sangat padat sehingga memberikan beban yang melebihi dari beban jalan. Masalah – masalah tersebut merupakan sebagian dari masalah yang harus diselesaikan untuk meningkatkan infrastruktur jalan di kota Pontianak .

(2)

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun beberapa tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Menerapkan metode Technique for Order Pereference by to Ideal Solution (TOPSIS) dan Borda sebagai pemodelan sistem pendukung keputusan kelompok.

b. Membangun sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat membantu Decision makers (para pembuat keputusan) dalam mengambil sebuah keputusan secara lebih baik lagi.

1.3 Batasan Masalah

Persoalan penelitian ini masih terbuka luas dan melebar dilihat dari berbagai aspek dan sisi. Oleh karena itu, agar penelitian tetap menjadi fokus diberikan beberapa batasan dan asumsi sebagai berikut :

a. Pengambil keputusan (Decision Makers) terdiri dari : Pemerintah Kota , Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Kepala Dinas Badan Pengawasan Daerah (Bapeda). Masing-masing pihak pengambil keputusan menentukan kriteria dan nilai preferensi yang berbeda.

b. Metode yang digunakan adalah gabungan dari Technique for Order Pereference by to Ideal Solution (TOPSIS) dan Borda.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Group Decision Support System

GDSS (Group decision support system) adalah sebuah sistem berbasis komputer yang mendukung sekelompok orang yang tegabung dalam satu tugas atau sasaran yang sama dan memiliki satu sarana tertentu yang berfungsi saling menghubungkan orang-orang yang ada dalam kelompok tersebut (McLeod dan Schell, 2007).

2.2 Metode TOPSIS

TOPSIS (Technique For Orders Reference by Similarity to Ideal Solution) merupakan salah satu metode pemecahan masalah pengambilan keputusan yang memiliki banyak kriteria atau atribut, dimana berdasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memilki jarak terpendek dari solusi ideal positif, melainkan juga harus memilki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif(Cheng, 2000). TOPSIS banyak digunakan dikarenakan memiliki konsep sederhana dan mudahdipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana. Secara umum prosedur Topsis mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Menghitung matriks ternormalisasi

Topsis membutuhkan rating pada setiap kriteria atau subkriteria yang ternormalisasi.

Matriks ternormalisasi terbentuk dari persamaan di bawah ini :

rij= xij

m (1) ∑ xij2

i=1 Keterangan :

- rij adalah nilai normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,...,m; dan j=1,2,...,n.

- Xij adalah nilai dari suatu alternatif (i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,..,m; dan j=1,2,...n.

2. Menghitung matriks ternormalisasi terbobot Setelah menghitung nilai ternormalisasi, tahap selanjutnya adalah menghitung nilai normalisasi terbobot dengan mengalikan nilai pada setiap alternatif dari matrik ternormalisasi dengan bobot yang diberikan pengambil keputusan. Persamaan yang di gunakan sebagai berikut:

yij =wi rij

(2) Keterangan simbol :

- yij adalah nilai ternormalisasi terbobot - wi adalah bobot masing-masing kriteria - rij adalah nilai ternormalisasi

masing-masing alternatif dimana rij adalah nilai normalisasi dari tiap alternatif(i) terhadap kriteria(j) dengan i=1,2,...,m; dan j=1,2,...,n.

3. Mengidentifikasi solusi ideal positif dan solusi ideal negatif

Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat dihitung berdasakan nilai normalisasi terbobot sebagai berikut :

A+ = (y1+ ,y2+ ,....yn+ (3) A- = (y1- ,y2- ,....yn- (4)

min yij ; jika ij atribut keuntungan Yj- ={

max yij ; jika ij atribut biaya

max yij ; jika ij atribut keuntungan Yj+ ={

min yij ; jika ij atribut biaya j= 1,2,...n

Keterangan simbol :

(3)

normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan mencari nilai minimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut biaya.

- Solusi Ideal negatif (A-) diperoleh dengan mencari nilai minimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut keuntungan dan menacai nilai maksimal dari nilai normalisasi terbobot(yij) jika atributnya adalah atribut biaya.

4. Menghitung jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dirumuskan sebagai berikut :

n

Di+= ∑ (yi+ - yij)2 (5) j=1

i= 1,2,...,m.

Jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal negatif di rumuskan sebagai :

n

Di-= ∑ (yij - yi-)2 (6) j=1

i= 1,2,...,m. Keterangan simbol :

- Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal positif (yj+) yang dinyatakan dalam simbol Di+ diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif yang diperoleh dengan solusi ideal positif(yi+) dikurangi nilai normalisasi terbobot untuk setiap laterntif(yij) kemudian di pangkat dua. - Jarak antar alternatif Ai dengan solusi ideal

positif (yj-) yang dinyatakan dalam simbol Di- diperoleh dari nilai akar dari jumlah nilai tiap alternatif yang diperoleh dengan nilai normalisasi terbobot untuk setiap laterntif(yij) dikurangi solusi ideal positif (yi-) kemudian di pangkat dua.

5. Menentukan nilai kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal (preferensi).

Nilai Prefensi untuk setiap alternatif( Vi) sebagai berikut: Vi = Di (7) Di- + 1 Keterangan simbol :

- Vi ( nilai preferensi untuk setiap alternatif) di peroleh dari nilai jarak solusi ideal negatif(Di-) dibagi dengan jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di

-) di tambah jumlah nilai jarak solusi ideal negatif(Di+) 2.3 BORDA

Prinsip metode borda adalah memberikan peringkat pada alternatif-alternatif yang ada (Bouyssou,2006).Alternatif yang mempunyai peringkat teratas diberinilai tertinggi, demikian seterusnya secara menurundiberikan nilai lebih rendah untuk peringkatdibawahnya sampai pada peringkat terendah diberinilai 0 atau 1. Ide dari metode Borda adalah mengharuskan para pemilih memberikan rangking kepada tiap kandidat, serta memberikan nilai untuk tiap-tiap peringkat misalnya, yaitu peringkat pertama diberikan nilai 2, peringkat kedua diberikan nilai 1,dan peringkat ketiga diberikan nilai 0(Silva,2009).

Pengertian lain borda merupakan suatu metode voting yang digunakan pada pengambilan keputusan kelompok untuk pemilihan single winner ataupun multiple winner. Borda menentukan pemenang dengan memberikan sejumlah nilai tertentu untuk masing -masing alternatif. Selanjutnya pemenang akan ditentukan oleh banyaknya jumlah nilai yang dikumpulkan alternatif. Pada sistem pendukung keputusan kelompok salah satu masalah yang sering dihadapi adalah bagaimana mengagregasikan opini-opini dari para pengambil keputusan untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat.

Tabel 2.1 Pengambilan keputusan dengan Borda

Prioritas DM 1 DM 2 DM 3 Bobot

1 Alternatif 1 Alternatif 1 Alternatif 3 3

2 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 2 2

3 Alternatif 3 Alternatif 2 Alternatif 1 1

Untuk penilaian Decision

Maker

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

DM 1 3 2 1

DM 2 3 1 2

DM 3 1 2 3

(4)

Jadi alternatif 1 merupakan pilihan terbaik dari para Decision Maker (DM).

2.4 Infrastruktur Jalan

Jalan sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara sehingga akan mendorong perkembangan antar daerah yang semakin merata. Artinya infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah, hal ini disebabkan

perannya dalam menghubungkan serta

meningkatkan pergerakan manusia dan barang. (Departemen permukiman dan prasarana, 2002). 2.5 Kegiatan Penanganan Jalan

Penanganan jalan menurut PP No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan adalah kegiatan yang merupakan bagian dari penyelenggaraan pembangunan jalan yang mencakup penetapan rencana tingkat kinerja yang akan dicapai serta perkiraan biaya yang diperlukan. Program penanganan jaringan jalan disusun oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan dengan mengacu pada rencana jangka menengah jaringan jalan dengan memperhatikan pedoman yang ditetapkan oleh menteri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Tujuan penanganan jalan adalah untuk menjaga jalan agar fungsinya dalam sistem infrastruktur jalan (atau lebih dikenal sebagai jaringan jalan) dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai tujuan penyelenggaraan jalan itu sendiri.

2.6 Jenis Kegiatan Penanganan Jalan

Banyaknya permasalahan yang harus ditangani dalam penanganan jalan, namun secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a) Pemeliharaan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh pengaruh cuaca, waktu dan kelelahan akibat beban lalulintas.

b) Penyesuaian lebar jalan untuk memenuhi peningkatan volume lalulintas.

c) Penyesuaian kekuatan struktur jalan untuk memenuhi tuntutan perkembangan beban lalulintas dan teknologi kendaraan angkutan barang.

d) Pembuatan jalan baru untuk meningkatkan aksesibilitas untuk wilayah yang berkembang cepat maupun untuk daerah yang masih terisolir.

Dalam kondisi penyediaan dana yang terbatas maka prioritas untuk kegiatan penanganan jalan yang sifatnya untuk mempertahankan aset yang ada merupakan suatu langkah yang wajar untuk dilakukan, dan jika kondisi keuangan

memungkinkan maka dapat dilakukan

penyempurnaan terhadap kondisi yang dan jika benar – benar dana yang tersedia sangat besar maka perlu adanya penambahan aset baru.

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian

Tahapan proses metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdapat pada gambar berikut:

Gambar 1 Diagram alir metodologi penelitian 3.2 Arsitektur Sistem

Proses perancangan awal untuk

mengidentifikasisistem dan menetapkan kerangka kerja untuk kontrol dan komunikasinya disebut perancangan arsitektural dan output proses perancangan ini merupakan deskripsi dari arsitektur perangkat lunak. Proses perancangan arsitektural berhubungan dengan penetapan kerangka kerja struktur dasar untuk suatu sistem. Proses ini melibatkan identifikasi komponen-komponen tersebut (Sommerville, 2003). Arsitektur GDSS ini terdapat 3 decision maker yang terlibat yaitu Pemerintah kota, Dinas Pekerjaan Umum dan Badan Perencanaan dan Pengawasan Daerah. Hubungan antara para decision maker, dihubungkan oleh suatu koneksi jaringan internet, dimana semua data nya disimpan pada database server pusat database. Arsitektur GDSS sistem pendukung keputusan kelompok kegiatan penanganan infrasrtuktur jalan di kota Pontianak dapat lihat pada gambar 2.

Mulai Analisis kebutuhan Perangkat lunak Penelitian Kepustakaan Observasi dan wawancara Perancangan Perangkat Lunak Implementasi Perangkat Lunak Pengujian Perangkat lunak Penarikkan Kesimpulan Selesai

(5)

Pemerintah kota Admin Database

Dinas PU Aplikasi GDSS

BAPPEDA Server

Gambar 2 Arsitektur GDSS Kegiatan penanganan infrastruktur jalan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemodelan Data Kriteria

Pengolahan data mentah menjadi model adalah untuk menentukan kriteria pengambilan keputusan yang akan dijadikan penilaian yang telah dibuat rule masing-masing pengambilan keputusan. Variabel input yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Biaya Pelaksanaan = C1 2. Kondisi Jalan = C2 3. IRI/Kerataan Jalan =C3 4. Volume Lalu Linta Harian= C4 5. Tingkat Penanganan Kegiatan =C5

Keluaran yang dihasilkan adalah urutan alternatif mulai dari yang tertinggi ke alternatif terendah. Hasil akhir diperoleh nilai untuk setiap kriteria, karena didalam kriteria memiliki rentang nilai serta bobot kepentingan yang berbeda beda.

Alternatif yag dimaksud adalah kegiatan penanganan infrasrtuktur jalan. Data yang telah dijadikan sebuah model untuk kemudian dipilih pengambil keputusan. Kriteria penilaian beserta rentang nilai dan bobot kepentingan rating dari tiap-tiap nilai sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penilaian Pengambil Keputusan

Kriteria Rentang Nilai Bobot

kepentingan Biaya Pelaksanaan (C1) C1<=200 juta 5 200juta< C1<=1M 4 1M< C1<=5M 3 5M< C1<=8M 2 C1>8M 1 Kondisi Jalan(C2) Rusak Berat 4 Rusak 3 Sedang 2 Baik 1 IRI/Kerataa n Jalan (C3) C3 <=4.5 4 4.5 < C3 <= 8.0 3 8.0 < C3 <= 12 2 C3 > 12 1 Volume Lalu Lintas Sangat Padat 4 Padat 3 Harian(C4) lancar 2 Sepi 1 Tingkat Mudah 4 Penanganan sedang 3 Kegiatan Sulit 2 Sangat Sulit 1

4.2 Perhitungan Metode TOPSIS 1. Menentukan kriteria

Proses penilaian dilakukan berdasarkan data yang diperoleh, berikut merupakan contoh penilaian data kepala dinas Pekerjaan Umum yang akan mengevaluasi penanganan terhadap salah satu jalan di pontianak yaitu jalan Tanjung Pura.Adapun sample data kegiatan penangan pada suatu jalan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Sample data perhitungan manual

Alternatif Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

Pemeliharaan

jalan rutin 800 juta Rusak 3.5 lancar sulit Pemeliharaan

jalan berkala 4M Baik 5.2 Sangat padat sedang Pelebaran jalan 7 M Rusak Berat 9.8 padat Sangat sulit Peningkatan

struktur jalan 3 M Sedang 4.3 sepi mudah

Peningkatan kapasitas

jalan

2 M Rusak 16.4 padat sulit

Pembangunan kontruksi

jalan baru 10 M Baik 11.8 lancar mudah

Sebelum data dihitung menggunakan model decision Topsis untuk memudahkan perhitungan maka data akan dikonversi terlebih dahulu menggunakan range penilaian pada tabel 4.1 sehingga menghasikan nilai seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Hasil konversi Sample data

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Pemeliharaan jalan rutin 4 3 4 2 2 Pemeliharaan jalan berkala 3 1 3 4 3 Pelebaran jalan 2 4 2 3 1 Peningkatan struktur jalan 3 2 4 1 4 internet

(6)

Peningkatan

kapasitas jalan 3 3 1 3 2

Pembangunan

kontruksi jalan baru 1 1 2 2 4

2. Matrik Ternomalisasi R dan Y.

Perhitungan terhadap data jalan akan membentuk perbandingan berpasangan setiap altenatif di setiap kriteria (xij). Nilai ini harus dinormalisasikan ke dalam suatu skala yang dapat diperbandingkan (rij). Dengan menggunakan persamaan 1, maka sistem akan melakukan normalisasi terhadap data yang sudah dikonversi. Hasil dari Matriks normalisasi (R) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Matrik Normalisasi R

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Pemeliharaan jalan rutin 1 0,8 1 0,5 2 0,5 Pemeliharaan jalan berkala 0,75 0,27 0,7 5 1,0 3 0,75 Pelebaran jalan 0,5 1,07 0,5 0,7 7 0,25 Peningkatan struktur jalan 0,75 0,53 1 0,2 6 1 Peningkatan kapasitas jalan 0,75 0,8 0,2 5 0,7 7 0,5 Pembangunan kontruksi jalan baru 0,25 0,27 0,5 0,5 2 1

Setelah mendapatkan nilai dari matrik normalisasi R Selanjutnya pengambil keputusan harus memberikan faktor kepentingan (bobot) pada setiap kriteria yang mengekspresikan kepentingan relatifnya (wi). Menggunakan Persamaan 2, Hasil dari Matriks ternormalisasi(Y) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Matrik Normalisasi Y

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Pemeliharaan jalan rutin 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 Pemeliharaan jalan berkala 0,4 0,32 0,4 0,21 0,2 Pelebaran jalan 0,3 0,11 0,3 0,41 0,3 Peningkatan struktur jalan 0,2 0,43 0,2 0,31 0,1 Peningkatan kapasitas jalan 0,3 0,21 0,4 0,1 0,4 Pembangunan kontruksi jalan baru 0,3 0,32 0,1 0,31 0,2 Pembangunan kontruksi jalan baru 0,1 0,11 0,2 0,21 0,4

3. Solusi Ideal Positif dan Negatif

Setelah mendapatkan nilai dari matrik normalisasi Y Selanjutnya menggunakan persamaan 3 dan 4, sistem akan melakukan proses perhitungan untuk menentukan solusi ideal positif dan solusi ideal negatif. Untuk Hasil dari Solusi ideal positif dan solusi ideal negatif jalan tanjung Pura Pontianak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Solusi ideal positif dan Negatif

Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Solusi Ideal Positif (A+) 0,4 0,43 0,4 0,41 0,4 Solusi Ideal Negatif (A-) 0,1 0,11 0,1 0,1 0,1 4. Jarak antara nilai terbobot setiap alternatif terhadap solusi ideal positif Si+ dan negatif Si-Selanjutnya menggunakan Persamaan 5 dan 6, sistem akan melakukan proses perhitungan untuk menentukan jarak antara alternatif Ai dengan solusi ideal positif dan negatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Jarak nilai Solusi ideal positif dan Negatif

Alternatif positif negatif

Pemeliharaan jalan rutin 0,5033 0,4957

Pemeliharaan jalan berkala 0,4737 0,467

Pelebaran jalan 0,6245 0,4061

Peningkatan struktur jalan 0,3884 0,4804

Peningkatan kapasitas jalan 0,3144 0,3721

Pembangunan kontruksi jalan baru 0,5251 0,3337 5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif

Selanjutnya menggunakan persamaan 7 pada dasar teori, sistem akan melakukan proses perhitungan yang akan menghasilkan nilai preferensi untuk setiap alternatif. Nilai preferensi inilah yang dijadikan hasil kegiatan penanganan jalan yang akan di evaluasi seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Nilai preferensi

Alternatif Nilai

Preferensi

Pemeliharaan jalan rutin 0,5038

(7)

Pelebaran jalan 0,606

Peningkatan struktur jalan 0,447

Peningkatan kapasitas jalan 0,458

Pembangunan kontruksi jalan baru 0,6114

Nilai pada Tabel 4.7 memperlihatkan bahwa alternatif pembangunan kontruksi jalan baru memiliki nilai preferensi paling tinggi yaitu 0,6114 dibandingkan dengan 5 alternatif yang lain. Maka berdasarkan nilai preferensi tersebut, alternatif yang dipilih Dinas pekerjaan umum untuk masalah evaluasi kegiatan penanganan jalan adalah pembangunan kontruksi jalan baru.

Setelah mendapatkan alternatif yang dipilih Dinas pekerjaan umum untuk masalah evaluasi kegiatan penanganan jalan adalah pembangunan kontruksi jalan baru, Selanjutnya dapat di hitung dengan cara yang sama untuk hasil masing-masing penilaian dari Pemerintah Kota dan Badan Perencanaan Pembangunan daerah. Sehingga di dapatkan hasil evaluasi yang berbeda dari masing masing pengambil keputusan seperti contoh data sampel tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasi Evaluasi Pengambilan Keputusan

Alternatif Penilaian Pemerintah Kota Dinas PU BAPPEDA Pemeliharaan jalan rutin 0,6572 0,5038 0,4561 Pemeliharaan jalan berkala 0,5893 0,5036 0,5672 Pelebaran jalan 0,6231 0,606 0,6022 Peningkatan struktur jalan 0,4132 0,447 0,4521 Peningkatan kapasitas jalan 0,5091 0,458 0,5632 Pembangunan kontruksi jalan baru 0,4781 0,6114 0,6324 4.3 Perhitungan Borda

Setelah diperoleh perangkingan pada masing -masing pengambil keputusan, selanjutnya dilakukan perhitungan voting borda untuk penggabungan penilaian para decision maker yang berbeda-beda. Perhitungan jumlah nilai dilakukan dengan menghitung banyaknya jumlah nilai bobot dari setiap alternatif yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Perhitungan Borda Prioritas Pemerintah

Kota

Dinas PU BAPPEDA Bobot

1 Pemelihara an jalan rutin Pembang unan kontruksi jalan baru Pembang unan kontruksi jalan baru 6 2 Pelebaran jalan Pemeliha raan jalan berkala Pelebara n jalan 5 3 Pemelihara an jalan berkala Pelebaran jalan Pemeliha raan jalan berkala 4 4 Peningkatan kapasitas jalan Pemeliha raan jalan rutin Peningkat an kapasitas jalan 3 5 Pembangun an kontruksi jalan baru Peningkat an kapasitas jalan Pemeliha raan jalan rutin 2 6 Peningkatan struktur jalan Peningkat an struktur jalan Peningkat an struktur jalan 1

Setelah mendapatkan nilai perhitungan Borda dari masing-masing pengambilan keputusan kemudian dilanjutkan dengan hasil voting borda yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Hasil Voting Borda Alternatif Pemerin tah Kota Dinas PU BAPPEDA Nilai Pemeliharaan jalan rutin 6 3 2 11 Pemeliharaan jalan berkala 4 5 4 13 Pelebaran jalan 5 4 5 13

(8)

Peningkatan struktur jalan 1 1 1 3 Peningkatan kapasitas jalan 3 2 3 8 Pembangunan kontruksi jalan baru 2 6 6 14

Dari hasil perhitungan menggunakan metode voting borda di dapatkan alternatif untuk kegiatan penanganan suatu jalan dalam contoh kasus ini jalan Tanjung pura adalah pembangunan kontruksi jalan baru dengan nilai tertinggi yaitu 14.

Urutan perangkingan alternatif kegiatan penanganan pada masing - masing decision maker mempengaruhi terhadap hasil akhir pada perhitungan borda, karena semakin tinggi urutan rangking dari sebuah alternatif, maka semakin banyak jumlah nilai yang diperoleh.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian sistem pendukung keputusan kelompok untuk evaluasi kegiatan penanganan infrastruktur jalan maka beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dibangunnya sistem pendukung keputusan untuk kegiatan penanganan infrastruktur jalan dengan menggunakan metode Tecnique For Order Preference by similiarity to ideal solution (TOPSIS) dan BORDA yang dapat mempercepat proses menentukan kegiatan penanganan jalan dengan perhitungan yang akurat dalam memberikan alternatif penanganan jalan.

2. Pemberian nilai konversi berupa bobot kepentingan dari setiap bobot kriteria mempengaruhi penilaian dari hasil perhitungan TOPSIS sedangkan hasil pada perhitungan voting borda dipengaruhi oleh urutan rangking yang dimiliki tiap alternatif, karena akan semakin banyak jumlah nilai yang diperoleh maka akan memberikan hasil alternatif kegiatan penanganan insfrastruktur jalan .

3. Hasil akhir yang diperoleh dari sistem adalah menampilkan nilai kalkulasi perhitungan masing-masing decision maker sehingga menghasilkan alternatif solusi kegiatan penanganan infrastruktur jalan yang dipilih melalui voting borda .

PUSTAKA

Bouyssou, D., Marchant, T., Pirlot, M., Tsoukias, A. And Incke, P., 2006, Evaluation and Decision Models With Multiple Criteria,Springer-Verlag, Inc., New York

Cheng, S.K., 2000, Development of a Fuzzy Multi-Criteria a Decision Support System for Municipal Solid Waste Management, Thesis, Master of Applied Science in Advanced Manufacturing and Production Systems University of Regina, Saskatchewan.

Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah 2002, “Modul Pelatihan Manajemen Prasarana dan Sarana Perkotaan”, Jakarta

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2004, ”Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan”, Jakarta

Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia, 2006, “Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 Tentang Jalan”, Jakarta

Gavish, B, and Gerdes, J.H.,1997, Voting Mechanisms and Their Implications in A GDSS Environment, Annals of Operations Research Science Publisher.

Hao, L., Qing-sheng, X., 2006, Aplication of TOPSIS in the bidding Evaluation of Manufacturing Enterprises, 5th International Conference on e-Engineering & Digital Enterprise Technology 16th-18th August, 2006, Guiyang, China

Helmi, L., Roosmini, D.,2008, Evaluation of water supply and domestic wasterwater sanitation infrastructure in cileunyi subdistrict Bandung regency, Bandung Instutite of Technology (ITB). Kusumadewi, S., Hartati,S. Harjoko, A., dan

Wardoyo, R., 2006, Fuzzy Multi Attribute Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu, Yogyakarta.

McLeod, R. Dan Schell, G.P., 2007, Sistem Informasi Manajemen, Edisi kesembilan, (diterjemahkan oleh : Heri Yuliyanto, Indeks,Bandung).

Mulyono, A.T., 2010, Model Monitoring dan Evaluasi Penerapan SNI Bidang Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil dalam Penyelenggaran Jalan Daerah, Prosiding PPI Standarisasi 2010.

Pressman, R.S., 2002, Rekayasa Perangkat Lunak, Buku satu,(diterjemahkan oleh : CN Harnanimgrum), Andi, Yogyakarta.

Saaty, T.L 1990, Multicriteria Decision Making : The Analytic Hierarchy Process RWS Publications.Pittsburgh.

Silberschatz, A., Korth, H. F., dan Sudarshan, S., 2002, Database System Concepts, 4th ed., McGraw-Hill.

Silva, Vanessa B.S., Morais, D.C., Almeida,D. and Adiel, T.,2009, Prioritizing Complex Issues of Hydrographic Basin Committees by Group Decision Approach, Brazilian Journal Of Operation & Production Management, No 1, Vol 7, Brazil

(9)

Sismarwiyanti, 2011. Group Decision support System evaluasi produktivitas cabang-cabang perusahaan menggunakan metode TOPSIS dan Copeland Score, Thesis Master , Program Megister Ilmu Komputer Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sommerville, I., 2003, Software

Engineering(Rekayasa Perangkat Lunak), Edisi kekenam,(diterjemahkan oleh : Yuhilza Hanum), Erlangga, Jakarta.

Tanan, Natalia, 2005, “Kajian Lanjut Penanganan Jalan Propinsi Dalam Kondisi Constrain Budget (Studi Kasus Propinsi Nusa Tenggara Timur)” , Tesis Magister, ITB

Turban, E., Sharda, R., dan Delen, D., 2011, Decision Support And Business Intelligence Systems, Ninth Edition, Pearson NewJersey.

Gambar

Tabel 2.1 Pengambilan keputusan dengan Borda  Prioritas  DM 1  DM 2  DM 3  Bobot
Gambar 1 Diagram alir metodologi penelitian  3.2  Arsitektur Sistem
Tabel 4.2 Sample data perhitungan manual
Tabel 4.6 Jarak nilai Solusi ideal positif dan Negatif  Alternatif  positif  negatif  Pemeliharaan jalan  rutin  0,5033  0,4957  Pemeliharaan jalan berkala  0,4737  0,467
+2

Referensi

Dokumen terkait

   Pemenang adalah partai atau perorangan yang mendapat suara.

Sebelumnya, terdapat enam variabel strategi maritim yang dapat digunakan untuk menelaah strategi kemaritiman yang digunakan Indonesia, antara lain: (1) latar

Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. 1.2

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK 03. TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN

Hasil penelitian ini senada dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa pasien DM dengan neuropati yang dilakukan perawatan kaki dengan menjaga

 Inflasi terjadi karena naiknya semua indeks yang ada pada kelompok pengeluaran yaitu berturut turut: kelompok bahan makanan naik 3,04 persen, kelompok makanan

M P2A0 Akseptor Suntik Depo Provera dengan Menoragia di Puskesmas Mojolaban Sukoharjo”, sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti pendidikan di Program Studi D III

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas kepuasan kerja baik karena karyawan puas akan pekerjaan sesuai target mereka, akan tetapi dalam penilaian teamwork