• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden. a. Variabel X (Profesionalisme Guru)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden. a. Variabel X (Profesionalisme Guru)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Pengolahan Data

1. Mengukur Kecenderungan Umum Skor Responden a. Variabel X (Profesionalisme Guru)

Angket penelitian yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan jawaban dari responden, sehingga diperoleh data mengenai Profesionalisme Guru. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden pada setiap item dan variabel, sebelumnya dicari skor rata-rata dari setiap variabel penelitian dengan menggunakan perhitungan Weighted Means Score (WMS). Dengan menggunakan kriteria yang telah dikelompokkan pada Bab III, diperoleh hasil perhitungan terhadap skor rata-rata instrumen setiap variabel, yaitu variabel X (Profesionalisme Guru) yang terdiri dari 36 item. Hasil perhitungan Weighted Means Score (WMS) untuk mengetahui disiplin kerja diuraikan dalam tabel berikut ini :

(2)

Tabel 4.1

Hasil Perhitungan WMS Variabel X

ITEM ALTERNATIF JAWABAN JUMLAH DIMENSI 5 4 3 2 1 RATA-RATA F X F X F X F X F X F X Pengabdian guru 1 17 85 16 64 3 9 0 0 0 0 36 192 4,39 2 20 100 15 60 1 3 0 0 0 0 36 201 4,53 3 19 95 16 64 1 3 0 0 0 0 36 198 4,5 4 32 160 4 16 0 0 0 0 0 0 36 215 4,89 5 31 155 5 20 0 0 0 0 0 0 36 213 4,86 6 27 135 9 36 0 0 0 0 0 0 36 207 4,75 4.653 Kewajiban 7 22 110 14 56 0 0 0 0 0 0 36 166 4,61 Sosial 8 33 165 3 12 0 0 0 0 0 0 36 177 4,92 Guru 9 33 165 3 12 0 0 0 0 0 0 36 177 4,92 10 33 165 3 12 0 0 0 0 0 0 36 177 4,92 11 29 145 6 24 1 3 0 0 0 0 36 172 4,78 12 31 155 4 16 0 0 0 0 1 1 36 172 4,78 13 27 135 8 32 1 3 0 0 0 0 36 170 4,72 31 12 60 17 68 7 21 0 0 0 0 36 149 4,14 4.725 Kemandirian 14 11 55 8 32 17 51 0 0 0 0 36 138 3,83 Guru 15 7 35 10 40 17 51 2 4 0 0 36 130 3,61 16 18 90 12 48 6 18 0 0 0 0 36 156 4,33 17 24 120 9 36 3 9 0 0 0 0 36 165 4,59 18 18 90 17 68 1 3 0 0 0 0 36 161 4,48 4.164 Keyakinan 19 20 100 15 60 1 3 0 0 0 0 36 163 4,52 Terhadap 20 20 100 13 52 3 9 0 0 0 0 36 161 4,47 Profesi 21 8 40 11 44 15 45 1 2 1 1 36 132 3,67 22 19 95 17 68 0 0 0 0 0 0 36 163 4,52 23 16 80 10 40 10 30 0 0 0 0 36 150 4,17 24 21 105 8 32 7 21 0 0 0 0 36 158 4,39 4.29 Hubungan 25 14 70 13 52 9 27 0 0 0 0 36 149 4,14 dengan 26 12 60 18 72 6 18 0 0 0 0 36 150 4,17

(3)

sesama 27 11 55 21 84 4 12 0 0 0 0 36 151 4,19 profesi 28 17 85 16 64 3 9 0 0 0 0 36 158 4,39 29 12 60 21 84 3 9 0 0 0 0 36 153 4.25 30 14 70 19 76 3 9 0 0 0 0 36 155 4,30 32 12 60 19 76 5 15 0 0 0 0 36 151 4,19 33 14 70 18 72 4 12 0 0 0 0 36 154 4,28 34 18 90 15 60 3 9 0 0 0 0 36 159 4,41 4.256

Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan yang digunakan untuk menyimpulkan keseluruhan item pada variabel X, dimana rata-ratanya sebesar 4,42 yang artinya bahwa responden cenderung memilih jawaban selalu pada variabel X dan itu berarti bahwa profesionalime guru di SMPN 19 Kota Bogor termasuk kedalam kategori sangat baik.

Selanjutnya dari hasil perhitungan di atas dikonsultasikan dengan tabel konsultasi hasil perhitungan uji rata-rata yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang

nilai Kriteria skala

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

4,01-5,00 Sangat baik Selalu Selalu

3,01-4,00 Baik Sering Sering

2,01-3,00 Cukup baik Kadang-kadang Kadang-kadang

1.01-2,00 Rendah Jarang Jarang

(4)

4.1

Grafik Hasil Perhitungan WMS Variabel X Profesinalisme Guru

Hasil perhitungan rata-rata tersebut dapat menggambarkan kecenderungan jawaban mengenai profesionalime guru di SMPN 19 Kota Bogor. Untuk lebih jelasnya maka dapat diketahui dari rata-rata setiap indikator pada variabel X. Adapun rinciannya yaitu sebagai berikut :

1) Pengabdian guru

Implementasi Profesionalisme Guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam pengabdian para guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan

(5)

Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.65.

2) Kewajiban sosial guru

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal pelaksanaan kewajiban sosial guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.725.

3) Kemandirian guru

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal kemandirian guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.16.

4) Keyakinan terhadap profesi

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal keyakinan guru terhadap profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.29.

Hubungan dengan sesama profesi dalam implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal hubungan sesama profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil

(6)

perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.256.

b. Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)

Angket penelitian yang telah diklasifikasikan berdasarkan jawaban dari responden, maka diperoleh data mengenai prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden pada setiap item dan variabel, sebelumnya dicari skor rata-rata dari setiap variabel penelitian dengan menggunakan perhitungan Weighted Means Score (WMS). Dengan menggunakan kriteria yang telah dikelompokkan pada Bab III, diperoleh hasil perhitungan terhadap skor rata-rata instrumen setiap variabel, yaitu variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) yang terdiri dari 36 item. Hasil perhitungan Weighted Means Score (WMS) untuk mengetahui disiplin kerja diuraikan dalam tabel berikut ini :

(7)

Tabel 4.3

Hasil Perhitungan WMS Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)

DIMENSI ALTERNATIF JAWABAN JUMLAH RATA-RATA 5 4 3 2 1 F X F X F X F X F X F X 1 29 145 7 28 0 0 0 0 0 0 36 173 4,80 2 33 165 3 12 0 0 0 0 0 0 36 177 4,92 3 25 125 11 44 0 0 0 0 0 0 36 169 4,69 4 29 145 7 28 0 0 0 0 0 0 36 173 4,80 5 31 155 5 20 0 0 0 0 0 0 36 175 4,86 6 17 85 18 72 1 3 0 0 0 0 36 160 4,44 7 19 95 17 68 0 0 0 0 0 0 36 163 4,53 8 23 115 13 52 0 0 0 0 0 0 36 167 4,64 9 13 65 12 48 11 33 0 0 0 0 36 146 4,05 10 24 120 12 48 0 0 0 0 0 0 36 168 4,67 11 24 120 12 48 0 0 0 0 0 0 36 168 4,67 12 22 110 14 56 0 0 0 0 0 0 36 166 4,61 13 24 120 12 48 0 0 0 0 0 0 36 168 4,67 14 10 50 17 68 9 27 0 0 0 0 36 145 4,03 15 7 35 13 52 15 45 1 2 0 0 36 134 3,72 16 25 125 11 44 0 0 0 0 0 0 36 169 4,69 17 15 75 18 72 3 9 0 0 0 0 36 156 4,33 18 6 30 12 48 16 48 2 4 0 0 36 130 3,61 19 17 85 14 56 5 15 0 0 0 0 36 156 4,33 20 28 140 8 32 0 0 0 0 0 0 36 172 4,78 21 21 105 15 60 0 0 0 0 0 0 36 165 4,58 22 26 130 10 40 0 0 0 0 0 0 36 170 4,72

(8)

23 30 150 6 24 0 0 0 0 0 0 36 174 4,83 24 32 160 4 16 0 0 0 0 0 0 36 176 4,89 25 18 90 6 24 12 36 0 0 0 0 36 150 4,17 26 26 130 10 40 0 0 0 0 0 0 36 170 4,72 27 33 165 3 12 0 0 0 0 0 0 36 177 4,92 28 28 140 8 32 0 0 0 0 0 0 36 172 4,78 29 17 85 12 48 7 21 0 0 0 0 36 154 4,28 30 19 95 17 68 0 0 0 0 0 0 36 163 4,53 31 14 70 16 64 6 18 0 0 0 0 36 152 4,22 32 8 40 21 84 7 21 0 0 0 0 36 145 4,03 33 12 60 15 60 9 27 0 0 0 0 36 147 4,08 34 9 45 17 68 10 30 0 0 0 0 36 143 3,98

Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh kesimpulan yang digunakan untuk menyimpulkan keseluruhan item pada variabel Y, dimana rata-ratanya sebesar 4,49 yang artinya bahwa para responden cenderung memilih jawaban selalu pada variabel Y dan itu berarti bahwa kinerja pegawai termasuk kedalam kategori sangat baik.

Hasil perhitungan rata-rata tersebut dapat menggambarkan kecendrungan jawaban mengenai prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor termasuk dalam kategori baik.

(9)

2. Mengubah skor mentah menjadi skor baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku untuk setiap variable penelitian, menurut Akdon (2008: 178) menggunakan rumus:

Berikut ini diperoleh skor mentah dan skor baku untuk variabel X dan variabel Y, yaitu sebagai berikut:

a. Skor Mentah Variable X (Profesionalisme Guru) Tabel 4.4

Skor Mentah Variabel X

Skor baku variabel X didapat dengan menggunakan rumus:

131 149 143 158 138 140 143 146 162 152 155 157 150 137 157 143 142 161 163 156 155 154 136 154 151 161 166 143 152 153 146 149 155 161 160 143

(

)

s

x

X

T

i i

+

=

50

10

.

(

)

s

x

X

T

i i

+

=

50

10

.

(10)

Dengan prosedur yang sama maka skor mentah variabel X (proesionalisme guru) berubah menjadi skor baku yang terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.5

Skor Baku Variabel X (profesionalisme guru)

24 47 39 58 33 35 39 43 63 50 54 56 48 32 56 39 38 61 64 55 54 53 30 53 49 61 67 39 50 51 43 47 54 61 60 39

b. Skor Mentah Variable Y (Prestasi Belajar Siswa) Tabel 4.6

Skor Mentah Variabel Y

140 154 148 140 136 135 156 162 159 139 167 153 159 143 138 142 149 163 163 159 168 150 150 161 161 159 161 143 159 159 145 143 159 164 151 155

Skor baku variabel Y didapat dengan menggunakan rumus:

(

)

s

x

X

T

i i

+

=

50

10

.

(11)

Tabel 4.7

Skor Baku Variabel Y (Prestasi Belajar siswa)

3. Hasil Pemeriksaan Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas dilakukan untuk menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Jika penyebaran datanya berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik, sedangkan apabila penyebaran distribusi datanya tidak normal maka akan digunakan statistik non parametrik. Penulis menggunakan bantuan komputer melalui program SPSS for window 16.0 uji data normalitas distribusi data melalui uji kolmogorov-smirnov, hasilnya dapat dilihat dibawah ini:

37 51 45 37 33 32 53 59 56 36 64 50 56 40 35 39 46 60 60 56 65 47 47 58 58 56 58 40 56 56 42 40 56 61 48 52

(12)

TABEL 4.8 Uji Normalitas

a. Perumusan Hipotesis

Ho : Data profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor tidak

berdistribusi normal.

Ha : Data profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor

berdistribusi normal.

Ho : Data prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor tidak

berdistribusi normal.

Ha : Data prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor

berdistribusi normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

x y

N 36 36

Normal Parametersa Mean 48.4722 49.5833

Std. Deviation 1.07504E1 9.55398

Most Extreme Differences Absolute .116 .194

Positive .116 .120

Negative -.108 -.194

Kolmogorov-Smirnov Z .699 1.161

Asymp. Sig. (2-tailed) .714 .135

(13)

b. Dasar Pengambilan Keputusan

1) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < α = 0,05 distribusi adalah tidak normal

2) Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > α = 0,05 distribusi adalah normal

c. Pengambilan Keputusan

Pada tabel di atas terlihat hasil perhitungan data untuk variabel X (Profesionalisme Guru) dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai sig. 0,714 > 0,05. Maka Ho untuk variabel X ditolak dan Ha

diterima, atau dalam hal ini data profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor berdistribusi normal.

Untuk variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) diperoleh nilai sig. 0,135 > 0,05. Maka Ho untuk variabel Y ditolak dan Ha diterima, atau

dalam hal ini data prestasi belajar siswa berdistribusi normal.

Dari hasil analisis data di atas, maka diambil kesimpulan bahwa: 1) Distribusi data variabel X (Profesionalisme Guru) adalah normal, yang

berarti Ha diterima. Untuk lebih jelasnya, pada variabel X diuji berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot, sebagai berikut

(14)

GAMBAR 4.2 Grafik Normalitas

Variabel X

Berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot di atas, maka terlihat sebaran data mendekati garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel X (Profesionalisme Guru) memiliki tingkat penyimpangan yang kecil dari kelinieran garis normalitas.

2) Distribusi data variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) adalah normal, yang berarti Ha diterima. Untuk lebih jelasnya, pada variabel Y diuji berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot, sebagai berikut

(15)

GAMBAR 4.3 Grafik Normalitas Variabel Y

Berdasarkan grafik normalitas Q-Q plot di atas, maka terlihat sebaran data mendekati garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel Y (Prestasi belajar siswa) memiliki tingkat penyimpangan yang kecil dari kelinieran garis normalitas.

B.Pengujian Hipotesis Penelitian

Proses pengujian hipotesis diajukan untuk menjawab besar kecilnya pengaruh dari variabel X (Profesionalisme Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) atau dengan kata lain apakah hipotesis yang telah

(16)

dirumuskan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah :

“Terdapat pengaruh yang kuat dan signifikan antara Profesionalisme Guru (X) terhadap Prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor (Y)”.

Selanjutnya secara lebih terperinci hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara profesionalisme guru

terhadap prestasi belajar siswa.

Berikut ini merupakan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik, yang dibantu dengan program SPSS for Windows 16.0.

a. Analisis Korelasi

Tabel 4.9

Korelasi Pearson Untuk Pengujian Hipotesis Correlations

Correlations x y x Pearson Correlation 1 .562** Sig. (2-tailed) .000 N 36 36 y Pearson Correlation .562** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 36 36

(17)

Tabel di atas menunjukkan besarnya korelasi antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) sebesar 0,000 besarnya korelasi dalam tabel di atas 0,562, berarti Profesionalisme Guru berkorelasi cukup kuat dengan Prestasi Belajar Siswa. Korelasi yang sedang antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa). Kesimpulan dari hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel X (Profesionalisme Guru) dengan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) yang dapat di uji lebih lanjut.

b. Analisis Koefisien Determinasi (KD)

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana keterhubungan antara variabel X (Profesionalisme Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) dapat berlaku untuk seluruh populasi guru di SMPN 19 Kota Bogor. Analisis koefisien determinasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

% 100 2 X r KD= xy

Berdasarkan rumus ini maka diperoleh koefisien determinasi X dan variabel Y sebesar 31,6%. Hal tersebut menggambarkan bahwa prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor dipengaruhi oleh profesionalisme guru tersebut sebesar 31,6%. Sedangkan sisanya 68,4% dipengaruhi variabel lain selain variabel profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor.

(18)

Perhitungan di atas, sesuai dengan hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan SPSS for Windows 16.0 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Koefisien Determinasi Model Summary(B)

c. Analisis Regresi

Analisis regresi dimaksudkan untuk mengungkapkan adanya pengaruh antara variabel X (Profesionalisme Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa). Penelitian ini dilakukan terhadap satu variabel bebas dan satu variabel terikat, maka analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .562a .316 .296 8.01636

(19)

Tabel 4.11

Koefisien Regresi Coefficients (a)

Pada tabel di atas dijelaskan nilai koefisien a dan b serta harga thitung

dan tingkat signifikansinya. Dari tabel di atas diperoleh persamaan perhitungannya yang telah dibulatkan adalah:

Ŷ = 25,364 + 0,500X Keterangan:

a. Harga 25,364 merupakan nilai konstanta (a) yang menyatakan bahwa jika tidak ada pengaruh Profesionalisme Guru (Variabel X) maka Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) akan mencapai angka 23,364 b. Sedangkan harga 0,500X merupakan koefisien regresi yang

menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan sebesar satu satuan pada Profesionalisme Guru (variabel X) maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,500 pada Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y).

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 25.364 6.254 4.056 .000 x .500 .126 .562 3.964 .000 a. Dependent Variable: y

(20)

d. Analisis Varians

Untuk menguji keberartian (signifikansi) arah koefisien dan kelinieran persamaan regresi di atas digunakan analisis varians (ANOVA) yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS for Windows 16.0. Berikut hasil perhitungannya :

Tabel 4.12 Uji ANOVA(b)

Dari tabel hasil uji ANOVA, dapat diketahui apakah variabel X secara signifikan benar-benar memepengaruhi variabel Y atau tidak. Tahapan analisis perhitungannya sebagai berikut :

• H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) antara profesionalisme guru (X) di

SMPN 19 Kota Bogor dengan prestasi belajar siswa (Y). 1. Dasar pengambilan keputusan :

• Jika nilai signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

• Jika F hitung > F tabel, maka Hi diterima.

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1009.841 1 1009.841 15.714 .000a

Residual 2184.909 34 64.262

Total 3194.750 35

a. Predictors: (Constant), x

(21)

2. Pengambilan keputusan

Dari hasil SPSS for Windows 16.0, pada uji ANOVA diperoleh bahwa Fhitung sebesar 15,714 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi 0,000

jauh lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya,

ada pengaruh secara nyata variabel X (Profesionalisme Guru) terhadap variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) di SMPN 19 Kota Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima.

C. Pembahasan Dan Hasil Penelitian

Pembahasan ini merujuk pada permasalahan penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan temuan-temuan dari hasil penelitian yang dilakukan antara lain :

1. Profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bagaimana profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor. Gambaran ini diperoleh melalui perhitungan uji kecenderungan skor umum menggunakan skor ideal yang mengacu kepada perhitungan WMS. Dari hasil perhitungan WMS diperoleh data bahwa profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor mempunyai skor rata-rata sebesar 4,43 yang menempati kategori sangat baik. Hal tersebut

(22)

memberikan gambaran bahwa, secara umum profesionalisme guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor dilihat dari dimensi pengabdian guru, kewajiban sosial guru, kemandirian guru, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesama profesi menunjukan kondisi yang inten (selalu) dilakukan atau dialami oleh guru.

a) Pengabdian guru

Implementasi Profesionalisme Guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam pengabdian para guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.65.

b)Kewajiban sosial guru

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal pelaksanaan kewajiban sosial guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.725.

c) Kemandirian guru

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal kemandirian guru berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.16 yang berarti

(23)

sangat baik. Apabila keadaan ini tetap stabil dapat berdampak kepada penurunan tingkat prestasi belajar siswa yang telah baik. Oleh karena itu kemandirian guru di SMP Negeri 19 Kota Bogor harus ditingkatkan.

Dalam melaksanakan peran guru secara baik dan meningkatkan kompetensinya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Dikutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2000) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru, yaitu :

1. Kompetensi profesional, yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

2. Kompetensi kemasyarakatan, yaitu mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.

3. Kompetensi personal, yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumus kan empat (4) jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :

1. Kompetensi pedagogik, yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi

(24)

hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi kepribadian, yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial, yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian guru dapat ditingkatkan dengan cara guru senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi satu_satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang berkembang dan berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah siswanya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau

(25)

hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus.

d)Keyakinan terhadap profesi

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal keyakinan guru terhadap profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.29.

e) Hubungan dengan sesama profesi

Implementasi profesionalisme guru di SMPN 19 Kota Bogor dalam hal hubungan sesama profesi berada pada kategori sangat baik. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil perhitungan dengan menggunakan Weighted Means Score (WMS) yang menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4.26.

2. Prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dipaparkan di atas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor menunjukkan kondisi sangat baik. Gambaran ini diperoleh melalui perhitungan uji kecenderungan skor umum menggunakan skor ideal yang mengacu kepada perhitungan WMS. Dari hasil perhitungan WMS

(26)

diperoleh data bahwa prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor mempunyai skor rata-rata sebesar 4,49 yang menempati kategori sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji kecendrungan angket prestasi belajar siswa dari segi prestasi akademik menurut persepsi guru di SMPN 19 Kota Bogor yang menunjukan bahwa prestasi siswa di SMPN 19 Kota Bogor dalam kategori sangat baik.

3. Pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor?

Berdasarkan hasil perhitungan analisis korelasi dengan menggunakan rumus Korelasi Pearson Product Moment diperoleh kesimpulan diketahui bahwa koefisien korelasi antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 0.562 berada pada angka antara 0.40–0.599. Hal ini berarti profesionalisme guru memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 19 Kota Bogor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa.

Temuan ini sesuai dengan kajian teori yang ada, bahwa profesionalisme guru dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Sebagaimana diungkapkan oleh Moh. Fakry Gaffar (2007 : 2) bahwa “Guru adalah jabatan profesional yang memiliki tugas pokok yang amat menentukan dalam proses pertumbuhan

(27)

yang memiliki tugas pokok yang amat menentukan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik”.

Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran (Jamaah Yakub, 2008: 47).

Dengan demikian sudah seharusnya profesionalisme guru harus terus ditingkatkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa yang akan memiliki dampak terhadap peningkatan kualitas proses belajar mengajar dan hasil belajar.

Dari hasil perhitungan analisis data, diperoleh profesionalisme guru memiliki derajat yang sangat baik. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa yang memiliki derajat sangat baik pula. Hal ini membuktikan bahwa profesionalisme guru yang telah dilaksanakan mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga hasil yang dicapai akan berimplikasi terhadap peningkatan professional atau kemampuan mengajar guru sehingga secara otomatis akan meningkat pula proses belajar mengajar dan beimplikasi pula terhadap mutu lulusan peserta didik. Dengan kata lain jika profesionalisme guru dilakukan dengan baik, maka prestasi belajar siswa pun akan baik pula.

Perolehan nilai Perhitungan koefisien determinasi yang mengukur persentase pengaruh dari profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa sebesar 31.6% dengan signifikansi 0,00 (< 0,05). Artinya variabel

(28)

profesionalisme guru memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa sebesar 31.6% dan sisanya 68.4% ditentukan oleh variabel atau faktor lain. Hal ini mendukung kembali hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli. Dengan dilaksanakannya profesionalisme guru maka diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa.

Dari hasil perhitungan diperoleh harga a sebesar 23,375 dan harga b sebesar 0,536. setelah diketahui harga a dan b maka didapat persamaan regresi sebagai berikut: Ŷ = 23,364 + 0,500X. Dari persamaan regresi ini dapat diartikan bahwa setiap adanya penambahan sebesar satu satuan pada Profesionalisme Guru (variabel X) maka akan diikuti kenaikan sebesar 0,500 pada Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa di SMPN 19 Kota Bogor, dikategorikan sedang. Dengan kata lain memang terdapat pengaruh antara profesionalisme guru (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa (Variabel Y).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat terlihat bahwa profesionalisme guru mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh harga sebesar 31,6%. Artinya bahwa meningkat atau menurunnya prestasi belajar ditentukan oleh profesionalisme guru sebesar 31,6%, sementara sisanya sebesar 68,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut :

(29)

a. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, meliputi dua aspek yakni:

1) Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak membekas.

2) Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

(30)

Ini bermakna, semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa mak semakin besar peluangnya untuk memperoleh sukses.

b) Sikap siswa

Muhibbin Syah (2010:135) menyatakan sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, barang,dan sebgainya, baik secara positif maupun negatif.

Sikap merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap yang akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima) terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari.

c) Bakat Siswa

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar bisa (very superior) disebut juga sebagai gifted, yakni anak berbakat intelektual.

d) Minat siswa

Muhibbin Syah (2010:165) menyatakan secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

(31)

seseorang terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualits pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:

1) Faktor-faktor Lingkungan

Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial.. 2) Faktor-faktor Instrumental

Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

Gambar

Grafik Hasil Perhitungan WMS Variabel X Profesinalisme Guru
TABEL 4.8  Uji Normalitas
GAMBAR 4.2  Grafik Normalitas
GAMBAR 4.3  Grafik Normalitas Variabel Y
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum analis memulai untuk memperoleh data manapun, suatu keputusan harus dibuat oleh manajemen atau analis ( sesuai dengan kebijakan organisasi dan penasehat hukum) atas

Yang terakhir penghormatan kepada Rato (aparat pemerintah) termasuk kepala desa (klebun) dan aparat pamong, serta pegawai pemerintah; 4). Carok sebagai

Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat perbedaan gaya hidup sehat yang terdiri dari tidak merokok, tidak konsumsi alkohol, mengatur pola makan, dan melakukan

Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Koefisien Daya Pembeda Soal Hasil Uji Coba 47 Tabel 3.10 Hasil Perhitungan KoefisienTaraf Kesukaran Soal Hasil Uji Coba 47 Tabel 3.11

Tujuan penelitian ini adalah Membuktikan ada perbedaan gambaran histopatologi ginjal mencit Balb/c yang hiperurisemia antara kelompok yang diberi ekstrak buah

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan tentang pemanfaatan e-learning Quipper School yang digunakan oleh siswa Madrasah Aliyah Negeri Jombang (MAN

37 DAK Bidang Kesehatan Pelayanan Kesehatan Dasar -Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya Lokasi Kegiatan :

Tapi kenyataannya, beberapa makanan yang memiliki IG yang rendah atau kandungan karbohidrat yang sangat kecil ternyata dapat menyebabkan suatu respons insulin yang tinggi