• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Izzuddin Mahali, M. Cs.,dkk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Muhammad Izzuddin Mahali, M. Cs.,dkk."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

IV

(5)

V

SAMBUTAN KETUA PANITIA

Sambutan Ketua Panitia

Assalamualaikum Wr. Wb.

(6)

VI

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK

UNY

Sambutan Dekan Fakultas Teknik UNY

Assalamualaikum Wr.Wb.

(7)

VII

DAFTAR ISI

Daftar Isi

COVER

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ... IV

SAMBUTAN KETUA PANITIA ... V

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNY ... VI

DAFTAR ISI ... VII

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY DAN PENDIDIKAN VOKASIONAL ABAD 21

Putu Sudira ... 1

EMPLOYABILITY SKILL PADA ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (Bahan

Kajian Untuk Pengembangan Pendidikan Vokasi)

Sumarno ... 10

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU

PROFESIONAL DI SMK DALAM MENYONGSONG MEA

Mujahid Wahyu ... 21

GURU BAHASA INGGRIS VOKASI DI ERA GLOBAL: PERLUNYA PERUBAHAN

ORIENTASI PEMBELAJARAN

Kun Aniroh Muhrofi-Gunadi ... 28

IDENTIFIKASI KOMPETENSI SMK JURUSAN TEKNIK SEPEDA MOTOR

Bambang Sulistyo, Tawardjono Usman, Ibnu Siswanto ... 37

IMPLEMENTASI

FLATE RATE

DAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR PADA

MATA KULIAH PRAKTIK TEKNOLOGI PEMBENTUKAN DASAR (TPD)

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FT UNY

Amir Fatah ... 45

IMPLEMENTASI LESSON STUDY GUNA PENINGKATAN KUALITAS PROSES

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEJURUAN

Sudarwanto ... 52

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COMPETENCE BASED TRAINING

(CBT) BERBASIS KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PROSES PEMESINAN

DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FT UNY

Paryanto ... 61

IMPLEMENTASI MODEL

PROJECT BASED LEARNING

PADA MATA KULIAH

TUNE-UP

MOTOR BENSIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNM

Muhammad Yahya

1

, Darmawang

2

... 69

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN

FLIPPED CLASSROOM

PADA

PEMBELAJARAN CNC DASAR

(8)

VIII

KEMAMPUAN MENGENAL HURUF ANAK USIA DINI MELALUI MULTIMEDIA

PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Martha Christianti ... 86

KESIAPAN GURU SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA DALAM MENGHADAPI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Martubi, Lilik Chaerul Yuswono, dan Sukaswanto ... 90

KESIAPAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DALAM IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 Di KABUPATEN SLEMAN DIY

Herminarto Sofyan, Moch. Solikin, Zainal Arifin, dan Kir Haryana ... 96

KOMBINASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD/

E-LEARNING

MATAKULIAH KIMIA FISIKA I PADA SEKOLAH VOKASI

Yuli Rohyami dan Reni Banowati Istiningrum ... 102

KOMPETENSI MECHANICAL DRAFTER PADA INDUSTRI PERMESINAN

IMPLIKASINYA PADA PENGEMBANGAN KURIKULUM MENGGAMBAR MESIN

PADA PENDIDIKAN VOKASI

Pardjono

1

dan Murdani

2

... 108

LITERASI INFORMASI DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

PEMBELAJARAN JARAK JAUH

Satrianawati ... 120

MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIK PERMESINAN BERBASIS

COLLABORATIVE

SKILL

SEBAGAI UPAYA PENYIAPAN KESIAPAN KERJA MAHASISWA DI

INDUSTRI MANUFAKTUR

Dwi Rahdiyanta

1

, Putut Hargiyarto

2

, Asnawi

3

... 127

MODEL UNIT PRODUKSI SMK

THREE WHEELS

SEBAGAI WAHANA

PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI

KREATIF

Raswa ... 137

OPTIMALISASI IQ EQ DAN SQ BERBASIS SINERGI POTENSI OTAK KIRI OTAK

KANAN ALAM BAWAH SADAR PADA GELOMBANG OTAK YANG SESUAI

Subiyono ... 147

PEDAGOGI VOKASI: PENGEMBANGAN METODE PENGAJARAN DAN

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEJURUAN UNTUK MENINGKATKAN

PROFESIONALISME GURU

Sutopo ... 158

PELAKSANAAN PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI DI JURUSAN PENDIDIKAN

TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI

YOGYAKARTA

Noto Widodo, Bambang Sulistyo, Kir Haryana ... 168

PERBEDAAN PENGEMBANGAN

HIGHER ORDER THINKING SKILL

PADA

PEMBELAJARAN PRAKTIK MENGGUNAKAN GI DAN JIGSAW II

Pipit Utami

1

dan Pardjono

2

... 175

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HYBRID LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

VOKASI DI POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF

(9)

IX

PENDIDIKAN VOKASI, KKNI, DAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERJA

Budi Tri Siswanto

1

... 192

PENERAPAN ANDROID LOGIC SIMULATOR DENGAN PENDEKATAN

SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN SISTEM KONTROL TERPROGRAM

Fhatarani Hasya Adila, dan Mukhidin ... 199

PENERAPAN PRIVENTIVE MAINTENANCE BERBASIS MAHASISWA PADA

PROSES PEMBELAJARAN PRAKTIK PEMESINAN FT – UNY

Thomas Sukardi

1

... 216

PENGARUH INJEKSI

BIOFUEL TERPENTINE

SEBAGAI

SOLUSI

BAHAN BAKAR

ALTERNATIF BENSIN YANG RAMAH LINGKUNGAN PADA SEPEDA MOTOR

Bambang Sulistyo ... 226

PENGATURAN SISTEM KENDALI ROBOT

INTELLIGENT DIRECTION DETECTOR

DENGAN LOGIKA FUZZY

Haryanto ... 233

PENGEMBANGAN E-MODUL PRAKTIK MESIN BUBUT SEBAGAI SUMBER

BELAJAR KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Widodo

1

... 241

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BENGKEL KERJA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Syahrina Ramadhina ... 250

PENGEMBANGAN SISTEM TES DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

KOMPETENSI DASAR KEJURUAN SISWA SMK

Samsul Hadi

1

, K. Ima Ismara

2

, dan Effendie Tanumihardja

3

... 262

PENGEMBANGAN TES KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMK BIDANG

KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN

Zulkifli Matondang

1

... 268

PENGEMBANGAN TES MINAT DAN BAKAT DENGAN METODE JARINGAN

SYARAF (JST) TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SISWA BIDANG

ROBOTIKA

Andik Asmara

1

dan Haryanto

2

... 275

PENGUATAN LINI SISTEM PENDIDIKAN KEJURUAN BERBASIS

PENGEMBANGAN KAPABILITAS DAN PENILAIAN Imtikhanah

1

Pramudi Utomo

2

... 287

PENINGKATAN AKURASI HASIL PENGUKURAN UNTUK PENINGKATAN

KUALITAS PENILAIAN HASIL BELAJAR DENGAN PENDEKATAN

COMPUTERIZED INTELLIGENT MEASUREMENT

MODEL LOGIKA

FUZZY

Haryanto ... 294

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN VOKASI MELALUI SISTEM

PEMBELAJARAN DAN SISTEM PENILAIAN (STUDI KASUS PADA POLITEKNIK

UBAYA SURABAYA)

(10)

X

PENYIAPAN GENERASI KREATIF, INOVATIF DAN PRODUKTIF MELALUI

KOMUNIKASI YANG KONSTRUKTIF PADA PROSES PEMBELAJARAN Amir

Fatah ... 306

PENYIAPAN GURU PRODUKTIF MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU

Sunaryo Soenarto ... 314

PENYIAPAN PROFESIONALISME GURU KEJURUAN MELALUI PROGRAM

INDUKSI GENERASI KELIMA

Pramudi Utomo

1

... 322

PERAN PENDIDIKAN VOKASI DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI

PROFESIONAL PADA GURU SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Agus Budiman

1

... 330

PERMAINAN MOTORIK HALUS SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN MENULIS

ANAK USIA DINI

Nur Hayati ... 337

KEMAMPUAN MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN BERDASAR KURIKULUM

2013 GURU SMK DI KOTA YOGYAKARTA

Hartoyo

1

, Nur Kholis

2

, dan Muhamad Ali

3

... 345

PROFIL PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN GURU SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Istanto Wahju Djatmiko

1

, Samsul Hadi

2

, dan Haryanto

3

... 352

KINCIR ANGIN POROS HORISONTAL DENGAN SISTEM ANBALANCE

Widodo

1

Erric Yulistyono

2

, Adhitya Wahyu P

2

, Muh. Iskandar

2

, Tika Novita Sari

3

,

Mujiyono

4

, Muslikhin

5

... 358

MOBIL LISTRIK PROTOTYPE SEBAGAI CITY CAR MASA DEPAN

Widodo

1 ,

Adhitya Wahyu P

2

, Erric Yulistyono

2

,Mujiyono

3

... 365

RANCANG BANGUN RANGKAIAN SENSOR

COMPASS

DAN

ACCELEROMETER

BERBASIS MIKROKONTROLER SEBAGAI MODUL PRAKTEK MATA KULIAH

SENSOR DAN TRANSDUSER

Ilmawan Mustaqim

1

dan Yuwono Indro Hatmojo

2

... 371

RECOGNITION OF WORK EXPERIENCE AND LEARNING OUTCOME (ReWELO)

BERBASIS KKNI PADA BIDANG TEKNIK LISTRIK

Zamtinah ... 378

SMK BERBASIS PONDOK PESANTREN : SUATU ALTERNATIF PENDIDIKAN

KEJURUAN DI INDONESIA

Umi Rochayati

1

... 385

STUDI KOMPARASI

CLASSROOM SEATING ARRANGEMENT

SESUAI MAZHAB

McCROSKEY PADA PEMBELAJARAN SAINTIFIK DI SMK

Bayu R. Setiadi

(1)

, Sulaeman Deni R.

(2)

, Azas Ramang P.

(3)

... 394

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DERET GEOMETRI TAK

HINGGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN REALISTIK PADA

PESERTA DIDIK PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF KELAS X SMK NEGERI 2

GEDANGSARI, GUNUNGKIDUL TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(11)

186

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HYBRID LEARNING DALAM

PEMBELAJARAN VOKASI DI POLITEKNIK NEGERI MEDIA

KREATIF

Misbah Fikrianto

1

1Program Studi Periklanan Jurusan Desain Grafis Politeknik Negeri Media Kreatif

Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Telp: 021-7864751

Abstrak

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Kekayaan tersebut harus dikelola dengan baik sehingga memberikan daya saing yang luar biasa. Pasca reformasi, Indonesia mengalami perubahan baik dari sisi budaya, perilaku masyarakat, ekonomi, dan perkembangan teknologi. Kekayaan budaya baik dari sisi warisan budaya, tradisi, nilai, perilaku, dan hubungan antar manusia sangat berpengaruh untuk kemajuan bangsa Indonesia. Perubahan budaya yang tadinya masih tradisional sebagai berubah menjadi modern. Pemanfaatan teknologi yang tadinya masih manual sekarang sudah digital, bahkan hybrid learning yang memudahkan aktivitas masyarakat. Pada bidang Pendidikan, setelah reformasi terlihat perubahan yang drastis, dari mulai desentralisasi pendidikan, penganggaran, pengakuan guru menjadi Profesi yang Profesional (based on undang-undang guru dan dosen), pendidikan karakter, perubahan Kurikulum, dan Grand Desain Pendidikan yang lebih komprehensif. Berdasarkan penelitian saya, Perubahan perilaku peserta didik terutama dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran sekitar 78%. Pada proses pembelajaran sangat dibutuhkan teknologi hybrid learning untuk memudahkan pencapaian tujuan. Pembelajaran vokasi sangat penting dalam memberikan kompetensi terapan yang dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan. Proses pembelajaran vokasi dengan menggunakan hybrid learning akan lebih memberikan motivasi, inovasi, dan output yang berkualitas. Pada Program studi Periklanan Politeknik Negeri Media Kreatif proses pembelejaran sudah mayoritas memanfaatkan sumber belajar yang beragam. Modal tersebut sangat menjadi kekuatan untuk proses pembelajaran hybrid learning. Secara faktual proses pembelajaran vokasi dituntut untuk mengunakan media pembelajaran yang beragam dan aktual, sehingga menghasilkan kualitas pembelajaran yang baik. Kualitas baik dari sisi proses, output, dan tenaga pendidiknya.

Kata kunci : Pembelajaran Vokasi, Teknologi Hybrid Learning, Kualitas Pembelajaran

Pendahuluan

Pemerintah Indonesia menganggap sektor pendidikan sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa secara menyeluruh dan merata. Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) RI sampai dengan tahun 2009 tercatat angka partisipasi sekolah pada tingkat SD/MI (7-12 tahun) sebesar 97,95%; tingkat SMP/MTs (13-15 tahun) sebesar 85,47%; tingkat SMA/MA/SMK (16-18 tahun) sebesar 55,16%; dan tingkat perguruan tinggi (19-24 tahun) sebesar 12,72%. Angka-angka tersebut mengindikasikan bahwa hingga akhir 2009 masih terdapat anak tidak bersekolah pada usia wajib belajar yaitu 2,05% anak SD/MI yang tidak bersekolah atau putus sekolah, dan 14,53%

anak SMP/MTs tidak bersekolah. Untuk pendidikan tinggi angka partisipasi kasar pada tahun 2014 masih sekitar 29,90 %, hal tersebut masih sangat rendah jika dibanding dengan negara-negara lain.

Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi yang menjelaskan bahwa jalur pendidikan akademik, vokasi, dan profesi sama pentingnya dan sama sederajat. Oleh karena itu, pembelajaran vokasi harus sudah menjadi pilihan masyarakat untuk mendapatkan layanannya.

Efektivitas pembelajaran ditentukan oleh perencanaan yang dibuat guru. Perencanaan pembelajaran tidak hanya sekedar untuk melengkapi kebutuhan administrasi dan kurikulum, tetapi harus melibatkan komponen-komponen desain instruksional meliputi: tujuan

(12)

187

instruksional yang diawali dengan analisis

instruksional, analisis siswa dan kontek, merumuskan sasaran kinerja, pengembangan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih materi, dan mengembangkan serta melakukan evaluasi formatif dan sumatif.1

Pendidikan vokasi saat ini menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk mesyarakat, karena memberikan bekal kemampuan terapan yang unggul, pengalaman praktek kerja lapangan di industri yang mendekatkan antara pendekatan konseptual dengan pendekatan praktek, dan sesuai dengan harapan orang tua yang ingin anaknya dapat langsung bekerja. Pendidikan vokasi telah dikembangkan sampai dengan jenjang pascasarjana. Politeknik Negeri Media Kreatif merupakan perguruan tinggi negeri dibidang vokasi yang memberikan layanan khususnya untuk pengembangan industri kreatif. Industri kreatif sedang berkembang dan dibutuhkan untuk memenuhi pembangunan ekonomi Indonesia. Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) memiliki 10 Program Studi, diantaranya Program Studi Teknik Grafika, Penerbitan, Desain Grafis, Periklanan, Fotografi, Teknik Kemasan, Animasi, Multimedia, Desain Mode, dan Broadcast. Pada program studi Periklanan proses belajar mengajar lebih interaktif dan membutuhkan bantuan media audio visual sehingga dapat memberikan dorongan yang lebih baik. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk mencapai kurang lebih 250 juta jiwa memiliki potensi industri kreatif yang sangat besar. Indonesia sangat kaya dengan local wisdom dan local genius yang dapat dikembangkan baik seni, budaya maupun warisan budaya. Menurut Departemen Perdagangan tahun 2007, industri kreatif indonesia saat ini menyumbang PDB sekitar 6,3%. Nilai pasar (sales) tahun 2007 mencapai Rp19 triliun. Sementara pemasukan devisa dari pengembangan industri ini baru sekitar USD2 miliar.

Kajian Pustaka

Pembelajaran vokasi dilakukan dengan pendekatan dan metode yang beragam. Metode yaitu strategi, pendekatan, teknik atau taktik

1 Dick and carey, The Systemstic Design of Instruction, Sixth Edition (New York: Pearson, 2005) hh 7-361.

dalam pembelajaran. Strategi kadang-kadang dipahami sebagai keseluruhan rencana yang mengarahkan pengalaman belajar, seperti mata pelajaran, mata kuliah, atau modul. Hal ini mencakup cara yang direncanakan oleh pengembang pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.Pemanfaatan teknologi hybridlearning akan memberikan dampak terhadap peningkatan kompetensi baik kepada Dosen maupun mahasiswa. Pendekatan (approach) menetapkan arah umum atau lintasan yang jelas untuk pembelajaran yang mencakup komponen yang lebih tepat atau rinci. Perhatikan istilah problem-based learning (pembelajaran berbasis masalah), experiential learning

(pembelajaran berbasis pengalaman), direct instruction (pembelajaran langsung), dan simulation (simulation). Semua istilah ini merujuk pada pendekatan pembelajaran umum di mana metode (komponen). Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005). Menurut Muhibbin Syah kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhui syarat menurut ketentuan hukum2.

Bahan pengajaran adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang di gunakan Dosen dan Mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dalam modul wawasan pengembangan bahan pengajaran mengungkapkan bahwa bahan pengajaran adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Modul instruksional dalam sistem pembelajaran mandiri ini mempunyai ciri-ciri: 1) self instruction, bahan dapat dipelajari sendiri; 2)

self-explanatory power, bahan pengajaran mampu menjelaskan sendiri dengan bahasa yang sederhana, runut dan tersusun sistematis; 3) self-paced learning, peserta didik dapat mempelajari bahan pengajaran dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu menunggu peserta didik lainnya; 4) self-contained, bahan pengajaran lengkap dengan sedirinya sehingga peserta didik tidak perlu tergantung pada bahan

2 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cetakan 15; Februari 2011, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)

(13)

188

lain; 5) individualized learning materials, bahan pengajaran didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik; 6) flexible and mobile learning materials, bahan pengajaran dapat dipelajari oleh peserta didik kapan saja, di mana saja, dalam keadaan diam, atau bergerak; 7) communicative and interactive learning materials, bahan pengajaran didesain sesuai dengan prinsip komunikasi yang efektif; 8)

multimedia, computer-based materials, bahan pengajaran didesain berbasiskan multimedia termasuk pendayagunaan komputer secara optimal; 9) supported by tutorials, and study group, bahan pengajaran masing mungkin membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.3

Hybrid learning dapat didefinisikan menurut Jay Caulfield, sebagai berikut:

Hybrid learning that have reduced “face time” that is replaced by time spent outside the traditional classroom.10Hybrid focus on the percentage of time spent learning in the classroom and the percentage of time spent learning outside the classroom.) Hybrid courses place the primary responsibility of learning on the learner, thus making it the teacher’s primary responsibility to create opportunities and foster environment that encourage student learning, rather than simply telling student what they need to know. Hybrid Teaching adalah the signature pedagogy of hybrid teaching, refers to the interwoven higher level cognitive process involved in structured, outcome-based, student-centered teaching, and learning occuring in multiple environments.4Pengembangan bahan pengajaran hybrid learning merupakan bahan pengajaran yang dikembangkan untuk sistem pembelajaran mandiri bagi siswa sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan mandiri. Menurut Harding, Kaczynski dan Wood, 2005, Blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang

3 M. Atwi Suparman, Desain Instruksional Modern

(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012). hh. 283-285

4 Jay Caulfied, How to Design and Teach a Hybrid Course, (Virginia: Stylus Publising, 2011), h.187.

5 Christopher Butcher, Clara Davies, dan Melissa

Highton, From Module Outline to Effective Teaching (New York: Routledge, 2006), h.130.

mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh Dosen dan Mahasiswa. Pelaksanaan pembelajaran ini memungkinkan penggunaan sumber belajar online, terutama yang berbasis web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan tatap muka. Dengan pelaksanaan

blended learning, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena keragaman sumber belajar yang mungkin diperoleh. bahan pengajaran juga disebut learning materials

(materi ajar) yang mencakup alat bantu visual seperti handout, slides/ overheads, yang terdiri atas teks, diagram, gambar dan foto, dan media lain seperti audio, video, dan animasi.5 Selain

instructional material, material, learning materials, bahan pengajaran juga dikenal dengan istilah teaching materials (bahan pengajaran) yang dipandang sebagai materi yang disediakan untuk kebutuhan pembelajaran yang mencakup buku teks, video dan audio tapes, software computer, dan alat bantu visual.6 Jadi, yang dimaksud dengan bahan pengajaran di sini adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis untuk kebutuhan pembelajaran baik bersifat bahan cetak (printed material) maupun yang berwujud audio, visual, video, multimedia, dan materi yang berbasis web.

Pada kinerja guru merujuk pada unjuk kerja yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas dan profesinya. Tugas dan profesi guru mencakup (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials)

atau disebut dengann RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure), dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).7 Penilaian terhadap kinerja guru juga dapat diukur melalui delapan indikator, seperti: (1) pengelolaan waktu pembelajaran, (2)

6 Doshisha Kenji Kitao and Doshisha S. Kathleen

Kitao, Selecting and Developing Teaching/ Learning Materials (Osaka: Kitao Press, 2009, h. 4.

7

Direktorat Tenaga Kependidikan. Penilaian Kinerja Guru (Jakarta: Direktoral Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 22.

(14)

189

pengelolaan prilaku peserta didik, (3) penyajian

pembelajaran, (4) monitoring pembelajaran, (5) umpan balik, (6) menfasilitasi pembelajaran, (7) komunikasi dalam lingkungan pendidikan, (8) melakukan tugas-tugas noninstruksional. Terdapat dua kriteria penting yang perlu dipahami yang membedakan antara aktivitas pembelajaran dengan berbagai bentuk aktivitas lainnya. Kedua kriteria yang dimaksud adalah (1) aktivitas pembelajaran harus dirancang secara sengaja (intention) sebagai suatu tindakan yang didesain berdasarkan tujuan pembelajaran (sebagai kebalikan dari kegiatan yang dipilih secara acak), (2) harus dikelola dengan berbagai cara, termasuk yang dipersiapkan oleh peserta didik untuk mentrasfer informasi dalam pengertian yang seluas-luasnya (pesan, ide, pengetahuan dan strategi).

Politeknik Negeri Media Kreatif sangat fokus pada pengembangan sumber daya manusia dibidang indutsri kreatif. Industri kreatif adalah industri yang berfokus pada penciptaan dan eksploitasi produk yang memiliki hak kekayaan intelektual, seperti buku, musik, film, fashion, desain, periklanan, dan games (Depdag, 2007). Industri kreatif juga bisa dipahami sebagai industri yang menyediakan layanan kreatif bisnis, seperti periklanan, public relations

(kehumasan), meeting, incentive, conference, dan exhibition, dan lainnya. Adapun yang termasuk dalam kelompok industri kreatif adalah periklanan, desain fashion, kerajinan, desain, permainan interaktif (game), musik, video-film dan fotografi, layanan komputer dan piranti lunak (software), arsitektur, musik, seni pertunjukan, televisi dan radio, penerbitan dan percetakan serta riset dan pengembangan.

Pembahasan

Pemanfaatan Teknologi berbasis

Hybridlearning diharapkan mampu menjadi pemacu untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang ada. Model ini sangat membantu mahasiswa untuk mendukung pengembangan kreativitas, motivasi, dan kebutuhan pembelajaran. Teknologi

Hybridlearning akan dapat menggantikan peran Dosen sebagai sentral pembelajaran. Pembelajaran dapat dilakukan oleh Dosen, Dosen dan media, media, dan terintegrasi. Pada Program studi Periklanan saya telah mencoba menerapkan teknologi hybridlearning pada

pembelajaran mata kuliah pengantar ilmu komunikasi dan kewirausahaan.

Proses pemanfaatan teknologi hybridlearning yang saya lakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: Analisis kebutuhan, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan sistem online dan offline, serta melakukan evaluasi peembelajaran dengan sistem tugas mandiri lewat email. Secara umum proses pemanfataan teknologi hybridlearning akan lebih mudah diterapkan untuk mahasiswa yang sudah sadar akan manfaat teknologi.

Penggunaan teknologi pendidikan dalam pembelajaran vokasi harus didukung dengan beberapa kondisi yang ada, diantaranya: kolaborasi antara dosen dan mahasiswa, fasilitas yang ada, dan komponen pembelajaran vokasi. Tahapan yang dapat dilihat, secara umum peningkatan motivasi dan proses pembelajaran sekitar 10% sampai dengan 20%. Pengendalian dan evaluasi masih bergantung pada Dosen yang melakukan proses pembelajaran. Pengembangan teknologi hybridlearning dapat dilakukan baik secara proses, pendekatan, learning material, maupun dengan evaluasinya. Tahapan yang dilakukan secara bertahap, sebagai berikut: melakukan pengkondisian mahasiswa sesuai dengan karakteristik dan potensinya, setelah itu membuat pendekatan pembelajaran berbasis media cetak dan elektronik, penggunaan metode pembelajaran langsung (tatap muka) dan elektronik, penggunaan media komputer yang berisikan progran presentasi, video, foto, dan website, merupakan strategi untuk memanfaatkan teknologi hybridlearning. Simpulan

Proses pemanfaatan teknologi hybridlearning harus dilakukan secara optimal dan membutuhkan proses. Semua komponen pembelajaran pada progran studi Periklanan harus dapat diberdayakan dengan baik dan optimal. Dosen harus melakukan perubahan untuk meningkatkan kualitasnya, oleh karena itu segala usaha harus dilakukannya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan teknologi hybrid learning sebagai sarana komunikasi dan informasi kepada peserta didik. Perubahan yang dilakukan harus secara berkala dilakukan evaluasi agar terus terjadi peningkatan dan pengembangan. Peningkatan kualitas tersebut akan berdampak pada peningkatan mutu pembelajaran.

(15)

190

Prinsip Teknologi Pendidikan dalam pembelajaran harus dapat diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan. Pemanfaatan teknologi hybridlearning harus dilakukan secara komprehensif dan kolaboratif agar pencapaian mutu pembelajaran dapat dicapai. Pembelajaran vokasi dapat menggunakan teknologi hybridlearning untuk proses pembelajaran, praktek dilaboratorium, dan proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan. Pemanfaatan teknologi

hybridlearning mengedepankan pendekatan

student centre learning. Student-centered instruction [SCI] is an instructional approach in which students influence the content, activities, materials, and pace of learning. This learning model places the student (learner) in the center of the learning process. The instructor provides students with opportunities to learn independently and from one another and coaches them in the skills they need to do so effectively. The SCI approach includes such techniques as substituting active learning experiences for lectures, assigning open-ended problems and problems requiring critical or creative thinking that cannot be solved by following text examples, involving students in simulations and role plays, and using self-paced and/or cooperative (team-based) learning. Properly implemented SCI can lead to increased motivation to learn, greater retention of knowledge, deeper understanding, and more positive attitudes towards the subject being taught.8 Proses pembelajaran akan semakin lebih bermakna dan memenuhi kebutuhan mahasiswa. Pada dasarnya pembelajaran tersebut mengedepankan pola komunikasi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Pada Program Studi Periklanan pola pembelajaran sudah mulai mengarah ke student center learning. Diharapkan mutu pembelajaran dapat ditingkatkan dan dievaluasi secara berkala dan berkelanjutan. Saran yang diberikan baik kepada manajemen jurusan dan program studi agar secara aktif dilakukan evaluasi dan peningkatan secara terus menerus. Pemenuhan kebutuhan akan sarana prasarana yang harus ditingkatkan. Peranan guru sebagai elemen penting dalam penyelenggaraan pendidikan yang setiap saat bersentuhan langsung dengan peserta didik, di

8 J. W Collins dan N. P. O'Brien, dalam Jeffrey

Froyd & Nancy Simpson, “Student-Centered Learning Addressing Faculty Questions about Student-centered Learning,” Ccliconference

samping sebagai fasilitator, pengembang, kolaborator, dan evaluator. Pembelajaran vokasi juga diharapkan dapat mengintegrasikan aktivitas pembelajaran berbasis kecerdasan jamak yang berorientasi pada tugas ke dalam pembelajaran sebaiknya dapat diwujudkan agar potensi peserta didik teraktualisasi dengan baik. Keterlibatan mahasiswa dalam mengubah paradigma masyarakat tentang kehidupan seharusnya dapat difasilitasi sehingga peserta didik mampu berkontribusi untuk menyelesaikan persoalannya sendiri dan juga persoalan umum yang terjadi dalam masyarakat pada umumnya. Masyarkat memilih pendidikan vokasi agar mampu memberikan solusi terhadap masalah di masyarakat dan menjadi sumber daya manusia yang siap pakai. Secara umum mahasiswa terdapat ketertarikan dan minat yang lebih besar untuk bisa membuat dan mengembangkan bahan ajar hybrid learning

serta mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar mengajar. Sikap ini semestinya senantiasa dipelihara dan dikembangkan. Artinya sekalipun infrastruktur sekolah belum memungkinkan hybrid learning diterapkan sepenuhnya dikelas. Pihak Politeknik Negeri Media Kreatif juga mampu melakukan pengembangan dan perbaikan infrastruktur berupa penambahan unit komputer, perlengkapan multimedia dikelas, dan bersama dosen terus melakukan pengembangan dan penggunaan bahan ajar berbasis digital maupun

hybrid learning dalam proses pembelajaran. Pelatihan penggunaan dan pemanfaatan ICT bagi mahasiswa yang diajarkan sedini mungkin sehingga mereka terbiasa dengan bahan ajar tersebut.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Teori dan Praktek Rineka Cipta.

Armstrong, M., 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia. Seri Pedoman Manajemen. Cikmat Sofyan, Alih Bahasa. Jakarta: Elex Media Komputindo, Gramedia

Online

http://ccliconference.org/files/2010/03/Froyd_Stu-CenteredLearning.pdf(diakses 24 Maret 2011).

(16)

191

Branner, Julia. Mixing Methods: Qualitative

and Quantitative Research. Ashgate USA: Publishing Company. 2003. Byrnes, James P. Cognitive Development and

Learning in Instructional Contexts.

Boston: Allyn and Bacon. 2001.

Betrus, Antony Karl. dalam Alan Januszewski dan Michael Molenda,

Educational technology: A Definition with Commentary. New York: Lawrence Erlbaum Associates. 2008.

Dick, W And Carey, L. The Sistematic Desain Of Instruktional. Boston: Allyn And Bacon.2005

Ely, Donald P dalam Barbara Seels dan Rita Richey. The Defination And Domain of The Field. Washington DC:Association For Educational Communication And Technonology.2001.

Heinich, R., Molenda, M., Russell, J. D., & Smaldino, S. E. Instructional media and technologies for learning. Seventh edition. New Jersey: Pearson Education.2002. Biro Pusat Statistik, 2002. Statistik Indonesia.

Statistical Year Book of Indonesia. Jakarta-Indonesia: Biro Pusat Statistik.

Donnely. Ivancevich dan Gibson. 1993.

Organisasi dan Manajemen.

Perilaku Struktur Proses. Jakarta: Erlangga.

Gibson, et al, 1993. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur. Proses. Penerjemah: Djoerban Wahid. Jakarta: Erlangga.

Departemen Perdagangan, Survey Industri Kreatif di Indonesia Tahun 2007

Esterberg, Kristin G: Qualitative Methods in social research, Mc Grawhill, New York, 2002

Jhon Howkins, Economy Creative

Martaniah, Mulyani. S, 1964. Peranan Orang Tua dalam Perkembangan Kepribadian. Yogyakarta: Jiwa Baru 11/12 Th XII.

Permendiknas RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang “Perubahan Atas Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2008 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) Richard Florida, The rise of Creative Class

Robert Woods, Printing Production for Promotional Materials

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung; 2006

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003

Undang-Undang Perpustakaan, yaitu Undang-Undang No 43 Tahun 2007

Undang-undang Pendidikan Tinggi nomor 12 Tahun 2012

Dick and carey, The Systemstic Design of Instruction, Sixth Edition (New York: Pearson, 2005) hh 7-361. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan

Teoretis dan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), p. 139 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Cetakan 15; Februari 2011, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011

Murdoch University, A Competency Framework for Effective Teaching. (WWW.murdoch.edu.au/planning/ docs/acfet/index.html), p.11 School Support Services Norther Territory

Department of Education –

Operation South

(WWW.interactivetaching/cs/inde x.html), p. 3

Referensi

Dokumen terkait

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerja Sama ini adalah perjanjian dimana PIHAK PERTAMA mengikat PIHAK KEDUA sebagaimana pula PIHAK KEDUA telah sepakat untuk

Dengan begitu akan diketahui jenis seberapa besar penghematan daya jika dilakukan penggantian lampu menjadi lampu LED yang akan lebih efisien dalam hal penghematan energi

Penetapan susut pengeringan pada ekstrak merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam standardisasi tumbuhan yang berkhasiat obat dengan tujuan dapat

Melati Budi Srikandi, D0212069, KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA PENDUDUK PENDATANG DENGAN PENDUDUK ASLI: Studi Kasus di Dusun Wanasari Kota Denpasar Provinsi Bali,

fi ndings in this study indicated that the foals had DOD lesions, including osteochondral fragmentation, subchondral bone cysts, and physitis.. These fi ndings indicate that there

Berdasarkan hasil analisis data dan grafik di atas dapat dilihat bahwa laju resapan biopori dari sejak sampah berumur 7 hari, laju resapan yang terjadi semakin menurun dan

Pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2014 adalah adanya tambahan pendapatan (THR dan gaji ke-13), namun masih didukung ekspektasi konsumen yang