• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/06/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/06/I/MP.15 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TERBAKARNYA KLM. ANUGRAH BAHARI DI DERMAGA NIPAH KUNING PONTIANAK

Pada tanggal 18 Februari 2014, KLM. Anugrah Bahari berangkat dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Pontianak, awak kapal 10 (sepuluh) orang dengan muatan general cargo 700 Ton, tanggal 28 Februari 2014 pukul 04.30 WIB, tiba di Pontianak dan sandar di Dermaga Nipah Kuning, pukul 04.55 WIB, terlihat asap dari kamar mesin dan selanjutnya kapal terbakar, pukul 08.15 WIB api dapat dipadamkan. Dalam peristiwa kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun kapal terbakar di bagian kamar mesin.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/3/6/DN-14, tanggal 27 Maret 20KL.205/3/6/DN-14, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL.208/1/4/KSOP.PTK/2014, tanggal 11 Maret 2014, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 11 Maret 2014, terhadap Nakhoda, Zaenal Arifin;

3. Berita Acara Pendapat (Resume), dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 12 Maret 2014;

(2)

4. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

a. Surat Laut, Nomor PK.205/4291/SL-PM/DK-13, diterbitkan di Jakarta oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 27 Agustus 2013;

b. Surat Ukur Internasional (1969), Nomor 3654/HHa, diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 18 April 2011, dengan nomor dan tanggal pengukuhan PK.202/15/20/DK-11 tanggal 01 Agustus 2011;

c. Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor Sampai Dengan 500GT, diterbitkan di Pontianak, oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, tanggal 21 Nopember 2013 berlaku sampai dengan 20 Mei 2014;

d. Daftar Anak Buah Kapal, dibuat oleh Nakhoda di Sunda Kelapa, tanggal 18 Februari 2014;

e. Surat Keterangan Susunan Perwira, Surat Keterangan Susunan Perwira, Nomor PK.304/08/XII/KSOP.Gsk-2013, diterbitkan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik, tanggal 17 Desember 2013; f. Surat Persetujuan Berlayar, Nomor J.2/AP.III/147/II/2014, diterbitkan oleh

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sunda Kelapa, tanggal tanggal 18 Februari 2014.

5. Sertifikat Keahlian Pelaut :

a. Surat Kecakapan Mualim Pelayaran Rakyat Tingkat I, atas nama Zaenal Arifin, diterbitkan Administrator Pelabuhan Cirebon, tanggal 15 September 2003; b. Surat Kecakapan Mualim Pelayaran Rakyat Tingkat I, atas nama Abdul Malik,

diterbitkan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 07 Juni 2005;

c. Surat Kecakapan Juru Motor Pelayaran Rakyat Tingkat I, atas nama Kadir, diterbitkan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 02 April 2005;

d. Surat Kecakapan Juru Motor Pelayaran Rakyat Tingkat II, atas nama Nasrun, diterbitkan Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, tanggal 04 April 1986.

Dari berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :

(3)

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

Nama : KLM. Anugrah Bahari

Jenis/Konstruksi : KLM/ Kayu

Bendera : Indonesia

Pembuatan : Tahun

Isi kotor : GT. 334

Tanda Selar : GT. 334 No. 3654/HHa Tenaga Penggerak Utama : Mesin Merk Nissan 420 PK

Panjang : 34,27 M

Lebar : 12,90 M

Dalam : 4,50 M

Sarat Terbesar : 3,375 M

Pemilik : Marsono Hanafi

Nakhoda : Zaenal Arifin

Awak Kapal : 10 (sepuluh) orang 2. Jalannya Peristiwa.

a. Tanggal 18 Februari 2014, kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Pontianak;

b. Tanggal 28 Februari 2014, kapal tiba di Muara Jungkat pukul 01.30 WIB, kapal langsung masuk, tiba di Dermaga Nipah Kuning/TPS pukul 03.30 WIB dan pukul 04.30 WIB kapal sandar, selesai sandar mesin penggerak utama dimatikan;

c. Kemudian pukul 04.55 WIB terlihat asap keluar dari kamar mesin melalui anjungan, Nakhoda langsung melakukan pengecekan ruang muatan yang berada di atas kamar mesin, didapati ruangan telah dipenuhi asap;

d. Selanjutnya Nakhoda dengan membawa alat pemadam kebakaran melanjutkan pemeriksaan ke kamar mesin, namun tetap tidak didapatkan titik api/sumber kebakaran;

e. Asap di kamar mesin semakin tebal, Nakhoda naik kembali untuk mengambil selang pemadam kebakaran dan menyemprotkan ke seluruh bagian kamar mesin, asap semakin pekat, titik api tidak terlihat, setelah satu jam Nakhoda tidak mampu lagi bertahan akibat sesak napas;

f. Untuk keselamatan jiwanya Nakhoda keluar dari kamar mesin dan setibanya di atas Nakhoda jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit; g. Setelah di rawat 3 hari di rumah sakit, Nakhoda kembali ke kapal dan

melihat kapal kondisi telah terbakar dan miring ke kanan.

(4)

3. Dalam peristiwa Terbakarnya KLM. Anugrah Bahari tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

Tersangkut : Nakhoda, Zaenal Arifin Saksi-saksi : 1) Mualim I, Abdul Malik;

2) KKM, Kadir; 3) Masinis, Nasrun.

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal Terbakarnya KLM. Anugrah Bahari, tanggal 28 Februari 2014, pukul 04.55 WIB, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak pada tanggal 11 Nopember 2014, dan pada tanggal 08 Desember 2014 di Kantor Mahkamah Pelayaran Jakarta, namun yang bersangkutan tidak hadir sebagaimana surat pernyataan PT. Pelayaran Sumber Bahari Pontianak tertanggal 11 Nopember 2014 dan 08 Desember 2014. Keterangan bersumber dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) adalah sebagai berikut :

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Zaenal Arifin, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal baik Sidang ke I maupun sidang ke II, dan keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dokumen lainnya sesuai berkas Kecelakaan Kapal yang diterima dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut adalahsebagai berikut :

a. Lahir di : Zaenal Arifin Tanggal : 30 Oktober 1966 Agama : Islam

Alamat : Jl. Kapt. Samadikun Gg. Sontong Pesisir Utara Cirebon Pendidikan

Kepelautan : MPR I, ijasah tahun 2003 di Cirebon

Pengalaman Berlayar :

12 (dua belas) tahun, namun tidak ada penjelasan apakah hanya pada PT. SUMBER BAHARI atau pada perusahan lain sebelumnya.

b. Tanggal 18 Februari 2014, kapal bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Pelabuhan Pontianak;

c. Tanggal 28 Februari 2014, kapal tiba di Muara Jungkat pukul 01.30 WIB, kapal langsung masuk, tiba di Dermaga Nipah Kuning/TPS pukul 03.30 WIB dan pukul 04.30 WIB kapal sandar, selesai sandar mesin penggerak utama dimatikan;

d. Kemudian pukul 04.55 WIB terlihat asap keluar dari kamar mesin melalui anjungan, Nakhoda langsung melakukan pengecekan ruang muatan yang berada di atas kamar mesin, didapati ruangan telah dipenuhi asap;

(5)

e. Selanjutnya Nakhoda dengan membawa alat pemadam kebakaran melanjutkan pemeriksaan ke kamar mesin, namun tetap tidak didapatkan titik api/sumber kebakaran;

f. Asap di kamar mesin semakin tebal, Nakhoda naik kembali untuk mengambil selang pemadam kebakaran dan menyemprotkan ke seluruh bagian kamar mesin, asap semakin pekat, titik api tidak terlihat, setelah satu jam Nakhoda tidak mampu lagi bertahan akibat sesak napas;

g. Untuk keselamatan jiwanya Nakhoda keluar dari kamar mesin dan setibanya di atas Nakhoda jatuh pingsan dan dilarikan ke rumah sakit; h. Setelah di rawat 3 hari di rumah sakit, Nakhoda kembali ke kapal dan

melihat kapal kondisi telah terbakar dan miring ke kanan.

2. Saksi KKM, Saudara Kadir, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal baik Sidang ke I maupun sidang ke II, dan tidak ada Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), oleh karena itu Majelis Hakim tidak dapat melakukan pemeriksaan lanjutan yang didasari keterangan saudara Saksi Kadir pada saat Pemeriksaan Pendahuluan maupun pada pemeriksaan lanjutan, dan dari berkas perkara yang ada hanya didapatkan SURAT KECAKAPAN JURU MOTOR PELAYARAN RAKYAT TINGKAT I yang diterbitkan Tahun 2005 di Semarang.

Lahir : Sumbawa

Tanggal : 10 Desember 1969 Pendidikan

Kepelautan : JMPR TK I, ijasah tahun 2005 di Semarang.

3. Saksi Mualim I, Saudara Abdul Malik, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal baik Sidang ke I maupun sidang ke II, dan tidak ada Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), oleh karena itu Majelis Hakim tidak dapat melakukan pemeriksaan lanjutan yang didasari keterangan saudara Saksi Abdul Malik pada saat Pemeriksaan Pendahuluan maupun pada pemeriksaan lanjutan, dan dari berkas perkara yang ada hanya didapatkan SURAT KECAKAPAN MUALIM PELAYARAN RAKYAT TINGKAT I yang diterbitkan Tahun 2005 di Semarang adalah sebagai berikut:

Lahir : Lab. Mapin Tanggal : 01 Juli 1956 Pendidikan

Kepelautan : MPR Tk. I, tahun 2005, di Semarang.

3. Saksi Masinis II, Saudara Nasrun, tidak hadir dalam Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal baik Sidang ke I maupun sidang ke II, dan tidak ada Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), oleh karena itu Majelis Hakim tidak dapat melakukan pemeriksaan lanjutan yang didasari keterangan saudara

(6)

Saksi Kadir pada saat Pemeriksaan Pendahuluan maupun pada pemeriksaan lanjutan, dan dari berkas perkara yang ada hanya didapatkan SURAT KECAKAPAN JURU MOTOR PELAYARAN RAKYAT TINGKAT I yang diterbitkan Tahun 1986 di Sunda Kelapa.

Lahir : Sumbawa Tanggal : 1966 Agama : Islam Pendidikan

Kepelautan : JMPR Tk. II tahun 1986 di Sunda Kelapa. C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, adalah sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif, dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap para Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan Awak Kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Kapal.

KLM. Anugrah Bahari adalah kapal layar motor, konstruksi kayu berbendera Indonesia dengan ukuran PxLxD = 34,27x 12,90x 4,50 atau GT. 334, NT. 262, tahun pembuatan 2005 di Pontianak. Digerakkan dengan penggerak utama layar yang dibantu dengan mesin Nissan 420 PK dengan jumlah geladak satu dan berbaling-baling tunggal serta berlayar untuk daerah pelayaran lokal.

Saat bertolak dari Pelabuhan Sunda Kelapa Draft depan: 3,6 meter, draft belakang: 4,6 meter, rata-rata/tengah: 4,1 meter. Dock terakhir 10-11-2013 s/d 20-11-10-11-2013, pemeriksaan Nautis/Teknis, Perlengkapan dan Layar tanggal 20-11-2013, dock akan datang Tahun 2014.

b. Surat Kapal.

KLM. Anugrah Bahari telah memiliki surat-surat kapal sesuai ketentuan dan masih dalam keadaan berlaku.

c. Awak Kapal

KLM. Anugrah Bahari diawaki oleh 10 (sepuluh) orang termasuk Nakhoda, dengan susunan perwira sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira yang diterbitkan oleh KSOP KELAS II GRESIK nomor: PK.304/08/XII/KSOP.GSK-2013 sebagai berikut :

(7)

Bagian Deck

Nakhoda : Zaenal Arifin Ijasah MPR I Mualim I : Abdul Malik Ijasah MPR I Bagian Mesin

KKM : Kadir Ijasah JMPR I

Masinis II : Nasrun Ijasah JMPR II

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal bertolak dengan kondisi kapal baik, surat kapal sesuai ketentuan dan masih dalam keadaan berlaku serta diawaki sesuai ketentuan berlaku.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, dan berdasarkan keterangan para Tersangkut pada BAPP, maka mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian kecelakaan kapal di lokasi kejadian adalah sebagai berikut :

Menurut Badan Meteorologi, dan Geofisika (BMG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Nopember 2014, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 28 Februari 2014, pukul 04.55 WIB, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

Arah dan Kecepatan Angin : Utara – Timur Laut, 4,1 – 5,8 knots Arah dan Kecepatan Arus : Tenggara - Selatan, 13,3 – 14 Cm/det Cuaca : Berawan sebagian - Berawan banyak Jarak Penglihatan : 4 – 7 Mil

Tinggi Gelombang : 0,2 m – 0,3 M

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan cuaca tidak terkait langsung dengan kecelakaan kapal.

3. Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Muatan.

KLM. Anugrah Bahari dengan Surat Ukur Internasional (1969) Nomor 3654/HHA diterbitkan oleh Kantor Administrator Pelabuhan Pontianak, memiliki Ukuran-ukuran Pokok sebagai berikut :

Panjang : 34,27 meter Lebar : 12,90 meter

(8)

Dalam : 4,50 meter

Sertifikat Keselamatan Kapal Layar Motor (KLM) yang menerangkan Garis Muat No. PK.001/149/1/KSOPP TK 2013 tanggal 21 November 2013 oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, menerangkan sebagai berikut :

- Lambung Timbul dari Garis Geladak ke Garis Muat Air Laut : 56 cm - Pengurangan Lambung Timbul untuk Air Tawar : 5 cm

- KLM. Anugerah Lestari tercatat

Draft Depan = 3,60 meter Draft Belakang = 4,60 meter

Sehingga Lambung timbul pada kondisi tersebut adalah sebagai berikut : Draft rata-rata = 4,10 M

Lambung Timbul pada kondisi tersebut = 4,50 - 4,10 = 0,40 M

KLM. Anugrah Bahari dari kondisi diatas mengalami kelebihan muatan. b. Stabilitas Kapal.

KLM. Anugrah Bahari sebelum kejadian kondisi stabilitas positif dan setelah kejadian kapal tidak mengalami perubahan stabilitas.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan untuk KLM. Anugrah Bahari tidak terkait dengan kecelakaan kapal.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

a. Tentang Navigasi.

KLM. Anugrah Bahari sedang sandar di dermaga BJM Nipah Kuning Pontianak, tidak sedang bernavigasi.

b. Tentang Olah Gerak.

KLM. Anugrah Bahari sedang sandar di dermaga BJM Nipah Kuning Pontianak, tidak sedang berolah gerak.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KLM. Anugrah Bahari sedang sandar di dermaga BJM Nipah Kuning Pontianak, tidak sedang bernavigasi dan berolah gerak. Tidak terkait dengan kebakaran kapal/ kecelakaan kapal.

(9)

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kecelakaan kapal terbakar KLM. Anugrah Bahari tersebut, maka penyebab terjadinya adalah sebagai berikut :

a. Asap pekat dari kamar mesin dan tidak terlihat titik api/sumber api pada umumnya adalah kebakaran material yang banyak mengandung minyak (Fuel dan atau pelumas);

b. Sumber kebakaran/titik api tidak terlihat kemungkinan adalah kebakaran yang belum menimbulkan lidah api (flame) yang biasanya hanya membara pada material terbakar dan menimbulkan banyak asap;

c. Material terbakar diakibatkan adanya sumber api yang dapat diakibatkan percikan bunga api dari hubungan pendek listrik, kecil kemungkinan akibat puntung rokok dari Anak Buah Kapal (ABK) karena kamar mesin adalah daerah dilarang merokok;

d. Hubungan arus pendek listrik yang menimbulkan percikan api tidak segera diketahui Anak Buah Kapal (ABK) karena kapal telah sandar, mesin penggerak utama telah dimatikan, semua awak kapal bagian mesin (KKM, Masinis I dan Juru Minyak) telah tidak berada di kamar mesin dan tidak ada tugas jaga;

e. Kebakaran yang sejak awal tidak diketahui mengakibatkan kebakaran sampai pada kondisi ruang terbakar dipenuhi asap dan akan mengakibatkan kesulitan pemadaman karena kapal tidak dipersyaratkan dilengkapi fireman outfit (fire brathing apparatus) sehingga tidak memungkinkan mencari sumber api untuk segera dipadamkan;

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa penyebab terjadinya kebakaran KLM. Anugrah Bahari dikarenakan adanya percikan api dari hubungan pendek listrik dari mesin genset yang masih hidup dan tidak terjaga.

6. Tentang Upaya Penyelamatan.

Berdasarkan pemeriksaan data dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Nakhoda yang turun ke kamar mesin untuk mengetahui sumber kebakaran tanpa di dampingi awak kapal lain;

b. Nakhoda menyemprotkan air ke seluruh bagian kamar mesin, tidak fokus kepada sumber api karena Nakhoda tidak dapat mengetahui sumber api;

(10)

c. Pemadaman dilakukan oleh Nakhoda sendiri tanpa tim yang harusnya sudah dibentuk Nakhoda dalam rol kondisi darurat;

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda KLM. Anugrah Bahari tidak maksimal, karena Nakhoda tidak memanfaatkan ABK lainnya dalam mengatasi kebakaran.

7. Kesalahan dan Kelalaian.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dalam kasus kecelakaan kapal terbakar KLM. Anugrah Bahari, tanggal 28 Februari 2014 pukul 04.55, sandar di Dermaga Nipah Kuning Pontianak, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut :

a. Nakhoda bersalah karena lalai melaksanakan tugasnya sebagai penanggung jawab umum terhadap kapal yang menjadi tanggung jawabnya tidak bertindak sesuai kebiasaan pelaut yang baik;

b. Nakhoda tidak mengatur tugas jaga di kamar mesin.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda KLM. Anugrah Bahari tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), dan dinilai tidak memenuhi kewajibannya sesuai amanat Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

D. Putusan.

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas, berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD), Pasal 253 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran :

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa Terbakarnya KLM. Anugrah Bahari, tanggal 28 Februari 2014 pukul 04.55, sandar di Dermaga Nipah Kuning Pontianak, disebabkan karena faktor kelalaian Nakhoda dalam mengatur tugas jaga Anak Buah Kapal.

II. Menyatakan bahwa Tersangkut Nakhoda KLM. Anugrah Bahari tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan kebiasaan pelaut yang baik, dan dinilai tidak memenuhi kewajibannya sesuai Pasal 342 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

(11)

III. Menghukum Tersangkut Nakhoda KLM. Anugrah Bahari, bernama Zaenal Arifin, tanggal lahir 30 Oktober 1966, memiliki sertifikat keahlian Pelaut MPR I, Tahun 2003, dengan 2 (dua) bulan.

IV. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Selasa, tanggal 13 Januari 2015, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris, serta tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : ... Capt. Yan Risuandi, M. Sc.

Anggota : ... Capt. Supardi, M. M.

Anggota : ... Iswandi, ATT I.

Anggota : ... Ir. Budi Prasetyo

Anggota : ... Asril Pasaribu, S. H.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis wah target peningkata ce improvem kan bagia Perwakilan dap kinerj gan targe dengan ket aratur Neg tikberatkan menyempu utama (IKU gi BPKP gsung. maksudka ksanaan g telah

1. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disingkat Satpol PP adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota Yogyakarta. Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja

Logo dibuat bukan sekedar sebagai merek dagang atau simbol perusahaan melainkan harus mampu mempresentasikan korporasi dan mampu memberikan kepercayaan (trust) dalam tempo

Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari

Promosi dengan jalur periklanan memerlukan orang- orang yang kreatif agar dapat memikat massa untuk tertarik pada produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan

dalam matriks.Kebutuhan ruangan merupakan masukan ketiga.Masukan ini mengambil bentuk tataletak yang telah ada.Untuk tataletak yang baru, harus dikembangkan sebuah

Aktivitas yang dilakukan oleh koperasi pada skenario ini adalah sebatas pengiriman susu segar kepada PT ISAM, pengambilan susu yang telah diolah menjadi susu

Ruang lingkup pekerjaan secara garis besar adalah pengumpulan data-data lapangan dan data pendukung dalam rangka penyusunan perencanaan teknis, pembuatan gambar desain serta