• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Fisika dan Aplikasinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Fisika dan Aplikasinya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

J F A

J F A

Jurnal Fisika dan Aplikasinya

ISSN : 1858-036X

VOLUME 10, NOMOR 1 (2014)

JURUSAN FISIKA, FMIPA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

DAFTAR ISI

R. Prasetya, As’ari, dan Wan Dayantolis:

Analisis Dampak Siklon Tropis Nangka,

Parma dan Nida terhadap Distribusi Curah Hujan di Sulawesi Utara ... 1 - 9

Aisyah Yohanella, Budi Legowo, dan Darsono:

Identifikasi Batuan Dasar menggunakan Metode

Seismik Refraksi untuk Pondasi Bangunan di Universitas Sebelas Maret Kentingan Surakarta .. 10 - 13

R. Kristiani, Iwan Yahya, dan Harjana:

Kinerja Serapan Bunyi Komposit Ampas Tebu Berdasarkan

Variasi Ketebalan dan jumlah

Quarter Wavelength Resonator

terhadap Kinerja Bunyi ... 14 - 18

M. Arief Bustomi, Hasan Bisri, dan Endah Purwanti:

Desain Perangkat Lunak Berbasis

Jaringan Syaraf Tiruan

Backpropagation

untuk Klasifikasi Citra Rontgen Paru-Paru ... 19 - 23

A. Fadholi, F.Puspita Sari, Purwo Aji, dan R. Dewi:

Pemanfaatan Model

Weather Research and

Forecasting

(WRF) dalam Analisis Cuaca terkait Hujan Lebat Batam 30-31 Januari 2011 ... 24 - 30

E.Y. Devitasari, A. Chorida, E. Muqowi, N. Haryanti, Harjana, dan Iwan Yahya:

Pengaruh

Sisipan Resonator Celah Sempit pada Serapan dan Respon Spasial Quadratic Residue Diffuser 31 - 36

S. Hadiati, A.H. Ramelan, V.I Variani, M. Hikam, B. Soegijono, D.F. Saputri, dan Y. Iriani:

Kajian Variasi Temperatur

Annealing

dan

holding time

pada Penumbuhan Lapisan Tipis

BaZr

0,15

Ti

0,85

O

3

dengan Metode Sol-Gel ...

....

... 37 - 43

E.K. Pramartaningthyas, Endarko, dan Melania Suweni Muntini:

Optimasi Adsorpsi

ion-ion NaCl pada Elektroda

Capacitive Deionization

dengan Membran Pertukaran Ion ... 44 - 48

A. Purwanto, B.A. Subagyo, and E. Rani:

Texture Dirac Mass Matrices and Lepton Asymmetry

in the Minimal Seesaw Model with Tri-Bimaximal Mixing ... 49 - 52

Idon Joni dan Darminto:

Penerapan Metode Sol-Gel dengan Variasi Temperatur dan Waktu Kalsinasi

pada Sintesis Barium M-Heksaferit (BaFe

12

O

19

) ...

.

... 53 - 56

(2)

Jurnal Fisika dan Aplikasinya

Penanggung Jawab

Ketua Jurusan Fisika FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.

Dewan Redaksi

Ketua:

G

ATUT

Y

UDOYONO

, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

Anggota:

Internal:

A

GUS

P

URWANTO

, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

D

ARMINTO

, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

M

ELANIA

S

UWENI

M, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

B

AGUS

J

AYA

S, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya

Eksternal:

A

BARRUL

I

KRAM

, Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PT BIN), Badan Tenaga Atom

Nasional (BATAN), PUSPIPTEK Serpong, Tangerang.

C

UK

I

MAWAN

, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Jakarta

H

ERMAN

, Jurusan Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung

W

AHYUDI

, Jurusan Fisika, Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.

PENGANTAR REDAKSI

Alhamdulillah, Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA) Volume 10 Nomer 1 Edisi Januari 2014, atas

ijin-Nya telah dapat kami terbitkan. Dalam edisi kali ini JFA menyajikan artikel ilmiah yang terkait dengan

bidang Material, Instrumentasi, Geofisika, dan Fisika Teori. Redaksi menyampaikan ucapan terimakasih

kepada Prof. Dr. Suasmoro yang telah membantu redaksi dalam proses penilaian kelayakan naskah, serta

penulis artikel ilmiah yang telah memberi kepercayaan pada JFA sebagai media untuk mengkomunikasikan

hasil penelitian dan kajian ilmiah sehingga dapat tersebar-luaskan kepada pemerhati fisika.

Pada kesempatan ini, Redaksi kembali mengundang dan memberi kesempatan pada para peneliti

dibidang terkait untuk mempublikasikan hasil penelitiannya melalui jurnal ini. Semoga artikel-artikel dalam

jurnal ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu fisika dan aplikasinya.

Dewan Redaksi

ALAMAT REDAKSI:

Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA)

Jurusan Fisika, FMIPA, Kampus ITS, Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Telp.:(031)5943351; Fax.: (031)5943351

E-mail: [email protected], [email protected]

website: http://jfa.physics.its.ac.id/

(3)

JURNALFISIKA DANAPLIKASINYA VOLUME10, NOMOR1 JANUARI2014

Kinerja Serapan Bunyi Komposit Ampas Tebu

Berdasarkan Variasi Ketebalan dan Jumlah

Quarter Wavelength Resonator terhadap Kinerja Bunyi

Restu Kristiani,∗ Iwan Yahya,† dan Harjana

Laboratorium Riset Akustik (iARG), Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret, Ir. Sutami No.36 A Surakarta 57126

Intisari

Telah dilakukan pengujian kinerja serapan bunyi dari komposit ampas tebu dikaitkan dengan pengaruh konfigurasi ketebalan dan konfigurasi quarter wavelength resonator. Pengujian kinerja dilakukan secara eksperimen menggunakan tabung impedansi dua mikrofon mengacu kepada prosedur ASTM E-1050-98. Dalam penelitian ini dilakukan variasi tiga dan enam konfigurasi resonator serta variasi air cavity yakni 1, 2, dan 3 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposit ampas tebu dengan konfigurasi enam resonator memiliki kinerja serapan bunyi terbaik. Adapun pengaruh ketebalan sampel adalah menggeser penyerapan bunyi efektif pada frekuensi rendah sementara penggunaan resonator efektif akan melebarkan rentang frekuensi penyerapan sehubungan dengan bertambahnya mekanisme redaman viskous bersamaan dengan mekanisme serapan resonasi.

ABSTRACT

Sound absorption performance of bagasse composite has been conducted in associated with effect of thickness configuration and quarter wavelength resonator configuration. The testing was conducted experimentally refer to ASTM E-1050-98 standard procedure. In this measurement there are three variations and six resonator configuration and air cavity variations is 1, 2, and 3 cm. The results showed that bagasse composite with six resonators configuration has the best sound absorption performance. As for sample thickness affect and shifts the effective absorption to lower frequency band while the use of resonators effectively widen sound absorption range due to increased viscous damping mechanism simultaneously with resonance absorption mechanism.

KATA KUNCI: bagasse, absorption coefficient, quarter wavelength resonators, impedance tube method.

I. PENDAHULUAN

Tebu (Saccharum officinarum) adalah tumbuhan jenis rumput-rumputan yang tumbuh di daerah tropis yang diman-faatkan sebagai bahan baku pembuatan gula. Dari proses pen-golahan gula tersebut dihasilkan limbah padat yakni ampas tebu (bagasse) yang mengandung serat sebanyak 35-40% dari berat tebu. Ampas tebu dapat diolah lebih lanjut dan akan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, antara lain diman-faatkan sebagai bahan dasar pembuatan produk kulit kapal [1], furfural [2], dan papan partikel [3].

Pemanfaatan lain dari bagasse disajikan pada makalah ini sebagai salah satu alternatif material penyerap bunyi dalam bentuk komposit. Pengaruh ketebalan sampel dan peng-gunaan konfigurasi resonator terhadap kinerja akustik kom-posit bagasse telah dikaji berdasarkan pengujian eksperimen.

E-MAIL:serly [email protected]

E-MAIL:[email protected]

Pilihan kajian atas dampak perubahan kinerja akustik kom-posit ampas tebu didasarkan pertimbangan bahwa komkom-posit

bagasse merupakan panel akustik dinding yang dapat

diap-likasikan pada bangunan. Oleh karena itu, maka perilaku dan respon akustiknya menjadi sangat penting untuk memenuhi standar yang berlaku untuk panel penyerap bunyi yang digu-nakan untuk bangunan ISO 11654.

Penelitian karakteristik akustik banyak dilakukan seperti pada bahan komposit jerami dan kayu [4], serat daun teh segar [5], serat polyster daur ulang [6], serta papan wol kayu [7]. Penelitian karakteristik akustik dengan variasi kete-balan dilakukan pada alumunium busa [8], sampah industrial daun teh [9], serta jerami [10]. Hasil penelitian pada bahan-bahan tersebut menunjukkan kinerja akustik khususnya koe-fisien serapan bunyi meningkat sejalan dengan penambahan ketebalan. Ketebalan dapat menggeser kinerja akustik pada rentang frekuensi rendah. Penambahan ketebalan adalah salah satu metode yang sangat lazim dilakukan untuk reduksi bising khususnya pada rentang frekuensi rendah.

Kinerja serapan bunyi adalah fungsi frekuensi yang umum-nya dengan bertambahumum-nya kinerja serapan bunyi efektif pada

(4)

J. FIS.DANAPL., VOL. 10, NO. 1, JANUARI2014 R. KRISTIANI, dkk.

frekuensi tertentu dapat ditingkatkan salah satunya dengan menambahkan ketebalan [9] dan jumlah quarter wavelength

resonator [11]. Ketebalan dan konfigurasi resonator menjadi

pilihan kajian yang dominan dalam makalah ini didasarkan pertimbangan bahwa pengaruhnya dapat meningkatkan kin-erja serapan bunyi. Karakteristik batas serapan pada sam-pel dapat dioptimalkan dengan tiga parameter yakni panjang resonator untuk menentukan frekuensi utama dimana bunyi diserap, jari-jari resonator dan porositas dari sampel untuk menentukan ketinggian dan lebar dari puncak batas serapan [11]. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa bunyi yang menyebar dari panel dapat direduksi dengan aplikasi tabung resonator [12, 13]. Pilihan ragam konfigurasi jum-lah resonator di atas didasarkan pada penelitian terdahulu an-tara lain Wang et al [14] yang menyajikan kajian yang bersifat teoritik atas respon array resonator di dalam pipa yang mana diperoleh hasil bahwa pemakaian resonator ini dapat mem-berikan kemampuan reduksi bising yang lebih efektif diband-ingkan dengan resonator tunggal.

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran koefisien sera-pan bunyi sampel komposit ampas tebu dengan variasi kete-balan dan jumlah quarter wavelength resonator. Metode yang digunakan adalah metode tabung impedansi dua mikrofon sesuai dengan standar pengukuran ASTM E 1050-98 [15].

II. METODOLOGI

Pembuatan Model Komposit Ampas Tebu

Konfigurasi sampel yang digunakan dalam penelitian dis-ajikan pada Gambar 1. Strukturnya terbuat dari kompo-sisi ampas tebu, lem PVAC dan air. Pada pembuatan sam-pel digunakan perbandingan komposisi massa. Perbandin-gan komposisi massa yang digunakan berdasarkan beberapa kali eksperimen dengan menggunakan komposisi massa yang berbeda. Dari eksperimen tersebut ditentukan perbandingan massa yang sesuai berdasarkan hasil yang didapat dari segi kerapatan, kerekatan dan proses pengepresannya. Perbandin-gan komposisi massa ampas tebu : lem fox : air adalah 1 : 3 : 1,5. Bahan yang sudah tercampur kemudian dimasukkan ke dalam cetakan. Proses pengepresan dilakukan selama se-hari, kemudian sampel dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan mengering secara alami. Setelah sampel kering, sampel dipo-tong dengan diameter ±2,9 cm. Hal ini dimaksudkan agar sampel dapat tepat dimasukkan kedalam tabung impedansi untuk diukur koefisien serapan bunyinya.

Pengujian komposit dengan penambahan resonator di-lakukan dengan memberikan tambahan resonator dengan vari-asi lubang yaitu tiga lubang pada sampel A1, A3 dan A5, dan enam lubang pada sampel A2 dan A4. Dimensi kelima sampel ditunjukkan Tabel I.

Pengujian Koefisien Serapan Bunyi

Pengujian koefisien serapan bunyi dari model komposit ampas tebu ditempuh dengan prosedur pengujian tabung

Gambar 1: Konfigurasi sampel a) komposit ampas tebu, b) kom-posit ampas tebu dengan quarter wavelength resonator tiga lubang, c) komposit ampas tebu dengan quarter wavelength resonator enam lubang.

TABEL I: Data massa, diameter, tebal, dan volume. Kode Massa Diameter Tebal

Sampel (gram) (cm) (cm) A1 3,69 2,92 1,90 A2 3,73 2,91 1,70 A3 2,37 2,92 1,10 A4 1,76 2,92 1,00 A5 1,70 2,92 0,80

impedansi dua mikrofon. Metode ini mengacu pada prose-dur standar ASTM E 1050-98 yang berbasis analisis fungsi transfer terhadap sinyal oleh dua mikrofon [16]. Set up alat disajikan dalam Gambar 2.

Bunyi berupa random noise dibangkitkan dengan Genera-tor B&K 3160-A-042 yang kemudian diperkuat dengan am-plifier B&K 2716C. Sebagian gelombang datang akan diserap dan sebagian dipantulkan kembali. Gelombang datang dan gelombang pantul akan ditangkap dengan dua buah mikrofon B&K 4187. Setelah diperkuat, sinyal yang ditangkap oleh ke-dua mikrofon akan diteruskan ke 4-ch mikrofon module B&K 3160-A-042 dan dilakukan analisis frekuensi untuk menda-patkan fungsi respon frekuensi H12, fungsi respon frekuensi

gelombang datang Hi, dan fungsi respon frekuensi gelom-bang pantul Hr. Pada Gambar 3 merupakan skema tabung impedansi dua mikrofon. Untuk mendapatkan nilai digunakan metode transfer function [17].

Tekanan bunyi dirumuskan :

P1 = pi ejk(h+s)+pie−jk(h+s) (1)

P2 = pi ejkh+pie−jkh (2)

Gambar 2: Konfigurasi dalam pengujian koefisien serapan bunyi dengan ASTM E 1050-98.

(5)

J. FIS.DANAPL., VOL. 10, NO. 1, JANUARI2014 R. KRISTIANI, dkk.

Gambar 3: Skema tabung impedansi dua mikrofon.

Transfer function diantara dua sinyal mikrofon menjadi

[18]: H12= P2 P1 = e jkh+R e−jkh ejk(h+s)+e−jk(h+s) (3)

Koefisien refleksi dirumuskan:

R=H12−e

−jks

ejksH

12

ej2k(h+s) (4) dengan k adalah bilangan gelombang, h dan s berturut-turut merupakan jarak mikrofon pertama ke sampel uji dan jarak antar mikrofon.

Dengan menggunakan nisbah impedansi ternormalisasi, maka diperoleh:

z ρ c =

1 +R

1−R (5)

sehingga dapat dihitung koefisien serapan bunyi:

α= 1− |R|2 (6)

Pengolahan data pada eksperimen dikerjakan dengan kom-puter menggunakan perangkat lunak B&K Labshop Software versi 16 serta Pulse Material Testing yang memang digunakan untuk analisis serapan akustik. Grafik yang disajikan diolah menggunakan Origin 8.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Konfigurasi komposit ampas tebu dengan variasi ketebalan

Pada variasi ketebalan ini menggunakan konfigurasi sampel Gambar 1 (a). Hasil pengujian konfigurasi komposit ampas tebu dengan variasi ketebalan disajikan pada Gambar 4 yang menyajikan nilai koefisien serapan bunyi terhadap frekuensi dengan bentang frekuensi 250-4000 Hz. Pada Gambar 4, nilai puncak koefisien serapan bunyi pada sampel dengan ketebalan 1,90 cm, 1,70 cm, 1,10 cm, 1,00 cm, dan 0,80 cm berturut-turut adalah 0,52 pada frekuensi 1000-1352 Hz, 0,43 pada frekuensi 968-1224 Hz, 0,50 pada frekuensi 1500-1700 Hz, 0,57 pada frekuensi 2096-2376 Hz, dan 0,56 pada rentang frekuensi 2056-2320 Hz.

Terdapat perbedaan pengaruh ketebalan pada penelitian ini dengan penelitian Ersoy dan Kucuk [9] yakni bahan sampah

Gambar 4: Grafik koefisien serapan bunyi dengan variasi ketebalan.

industri daun teh. Pada bahan sampah industri daun teh, se-makin tebal sampel maka koefisien serapan bunyi sese-makin meningkat. Sedangkan pada penelitian ini, nilai koefisien ser-apan bunyi tertinggi pada sampel dengan ketebalan yang lebih tipis. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kerapatan sampel. Pada penelitian ini komposit ampas tebu mendapatkan per-lakuan tekanan yang belum bisa diukur besarnya, porositas pada komposit yang cukup besar memberikan kontribusi bagi penyerapan bunyi yang baik pada frekuensi tinggi.

Pada sampel A1 dan sampel A2 dengan ketebalan 1,90 cm dan 1,70 cm mempunyai rentang frekuensi yang lebih lebar dibandingkan dengan sampel A3, A4 dan sampel A5 pada saat nilai koefisien serapan bunyinya 0,4. Hasil tersebut se-jalan dengan teori Everest [15] dengan ketebalan sampel akan menggeser frekuensi ke frekuensi rendah dengan nilai koe-fisien serapan bunyi yang tinggi. Pada Gambar 4 dapat dike-tahui bahwa semakin tebal sampel maka koefisien serapan bunyi semakin bergeser ke frekuensi yang lebih rendah.

Konfigurasi komposit ampas tebu dengan quarter wavelength resonator tiga lubang dan enam lubang

Resonator dapat mempengaruhi nilai koefisien serapan bunyi suatu material. Pada penelitian ini, terjadi peningkatan nilai koefisien serapan bunyi pada komposit ampas tebu yang telah diberi resonator. Pada Gambar 5 terlihat peningkatan nilai koefisien serapan bunyi dengan quarter wavelength res-onator tiga lubang dan enam lubang. Nilai koefisien serapan bunyi lebih tinggi saat resonator enam lubang. Pada Gambar 5, menunjukkan bahwa konfigurasi resonator dengan enam lubang merupakan kinerja serapan bunyi terbaik. Hasil terse-but sejalan dengan penelitian Wang and Mak [14] dimana pe-makaian resonator jamak dapat memberikan kinerja serapan yang baik. Hal ini disebabkan penggunaan resonator teraku-mulasi sebesar dua kali lipat pada konfigurasi resonator tiga lubang sehingga akan efektif meningkatkan penyerapan bunyi karena meningkatnya mekanisme redaman viskous. Redaman viskous adalah mekanisme peredam paling umum digunakan untuk analisis getaran. Ketika sistem mekanik bergetar dalam medium gas, perlawanan yang diakibatkan oleh gas bergerak ke arah material sehingga terjadi perubahan energi, dari energi getar menjadi energi panas.

(6)

J. FIS.DANAPL., VOL. 10, NO. 1, JANUARI2014 R. KRISTIANI, dkk.

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 5: Grafik koefisien serapan bunyi dengan variasi quarter wavelength resonator (b) dan (d) 6 lubang; (a), (c) dan (e) 6 lubang.

Nilai koefisien serapan bunyi juga dipengaruhi oleh diame-ter lubang pada resonator karena mekanisme penyerapan reso-nansi akan meningkat. Dalam penelitian ini menggunakan di-ameter lubang 0,5 cm. Semakin besar didi-ameter lubang maka akan semakin besar kemungkinan gelombang bunyi menum-buk permukaan lapisan porous, dengan demikian maka energi bunyi yang diserap juga akan semakin banyak sehingga ni-lai koefisien serapan bunyi akan meningkat. Seni-lain itu koe-fisien serapan bunyi dapat meningkat karena pada konfig-urasi quarter wavelength resonator ini terjadi redaman visk-ous bersamaan dengan mekanisme resonansi.

Pada Gambar 5, ketika konfigurasi resonator ditambahkan

air cavity maka terjadi perubahan respon resonator ke

ben-tang frekuensi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan air

cav-ity dianalogikan sebagai massa dalam osilator dan resonator

sebagai pegasnya. Konfigurasi ini memberikan peluang yang lebih baik untuk terjadinya penyerapan energi bunyi melalui

TABEL II: Hasil Penelitian Nilai Koefisien Serapan Bunyi. Sampel Frekuensi (Hz) 250 500 1000 2000 4000 A1 0,08 0,24 0,43 0,43 0,47 A2 0,07 0,22 0,51 0,45 0,52 A3 0,06 0,13 0,37 0,48 0,55 A4 0,04 0,07 0,17 0,55 0,44 A5 0,04 0,07 0,17 0,55 0,43 AP1 0,04 0,11 0,60 0,54 0,53 AP2 0,03 0,08 0,34 0,86 0,57 AP3 0,03 0,06 0,22 0,74 0,40 AP4 0,03 0,04 0,09 0,40 0,76 AP5 0,03 0,05 0,11 0,60 0,50

mekanisme redaman viskous karena terdapat tiga dan enam

(7)

J. FIS.DANAPL., VOL. 10, NO. 1, JANUARI2014 R. KRISTIANI, dkk.

TABEL III: Nilai Koefisien Standar Serapan Bunyi. Kelas Frekuensi (Hz) 250 500 1000 2000 4000 A 0,70 0,90 0,90 0,90 0,80 B 0,60 0,80 0,80 0,80 0,70 C 0,40 0,60 0,60 0,60 0,50 D 0,10 0,30 0,30 0,30 0,20 E 0,00 0,17 0,17 0,17 0,05

elemen massa yang berayun di dalam struktur leher resonator. Nilai koefisien serapan bunyi minimum bahan untuk dapat dikategorikan sebagai peredam bunyi menurut ISO 11654:1997 untuk Acoustical Sound Absorbers For Use In

Buildings-Rating of Sound Absorption sebesar 0,15 pada

rentang frekuensi 500-4000 Hz [19]. Hasil pengujian sampel disajikan pada Tabel II dengan nilai koefisien standar serapan bunyi ditunjukkan dalam Tabel III.

Komposit ampas tebu yang dikembangkan memenuhi syarat ISO 11654 yang berada pada kelas D dimana nilai koe-fisien serapan akustik berkisar antara 0,10 hingga 0,30 pada rentang frekuensi 250-4000 Hz.

IV. SIMPULAN

Berdasarkan analisis di atas dapat dikemukakan kesimpu-lan bahwa ketebakesimpu-lan sampel mempengaruhi nilai koefisien serapan akustik yang secara efektif bergeser pada frekuensi rendah, sementara penggunaan resonator secara efektif dapat menyebabkan nilai koefisien serapan bunyi meningkat den-gan rentang frekuensi yang lebih lebar sehubunden-gan denden-gan bertambahnya mekanisme redaman viskous bersamaan den-gan mekanisme serapan resonansinya. Kinerja akustik terbaik dapat dicapai pada konfigurasi model C dengan penambahan quarter wavelength resonator dengan enam lubang.

[1] H. Yudo, dan S. Jatmiko, KAPAL, 5 (2), 95-101 (2008). [2] A. Wijanarko, J.A. Witono., dan M.S. Wiguna, Journal of the

Indonesian Oil and Gas Community (ISSN:1829-9466), 1, 1-8 (2006).

[3] R. Widyorini, et al., J. Wood Sci., 51, 648-654 (2005).

[4] H.S. Yang, D.J. Kim, and H.J. Kim, Bioresource Technology, 86, 117-121 (2003).

[5] M. Fukuhara, et al., JARQ, 39, 45-49 (2005).

[6] Y. Lee, and J. Changwan, AUTEX Research Journal, 3 (2), 78-84 (2003).

[7] L. Karlinasari, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan, 4 (1), 8-13 (2011).

[8] O. Jae-Eung, et al., KSME Inernational Journal, 12, 1017-1025 (1998).

[9] S. Ersoy, and H. Kucuk., Applied Acoustics, 70, 215-220 (2009). [10] C.E. Mediastika, DIMENSI (Journal of Architecture and Built

Environment), 36 (2), 127-134 (2008).

[11] M.H.C. Hannink, Acoustic resonator for the reduction of sound

radiation and transmission, PhD. Thesis, University of Twente,

Enschede, the Netherland, 2007.

[12] M.H.C. Hannink, et al., Application of acoustically tuned

res-onators for the improvement of sound insulation in aircraft,

Pro-ceeding of Internoise, Rio de Janeiro, Brazil, 2005.

[13] M.H.C. et al., A finite element approach to the prediction of

sound transmission through panels with acoustic resonators,

Proceeding of ICSV13, Vienna, Austria, 2006.

[14] X. Wang, and C. Mak, Journal Acoustical Society of America,

131, 1-3 (2012).

[15] F.A. Everest, Master Handbook of Acoustics (Fourth Edition, United Stated of America, McGraw-Hill Companies, 2001). [16] ASTM E 1050-98, Standard Test Method for Impedance and

Absorption of Acoustical Materials Using Tube, Two Micro-phones and A Digital Frequency Analysis System, American

So-ciety for Testing and Materials (1998).

[17] P. Law Lok Yin, A Study of Perforated Panels for Sound

Ab-sorption, Thesis, The Hongkong Polytechnic University, 2003.

[18] F.P. Mechel, Formula of Acoustics (2nd Edition, Springer-Verlag, Berlin, 2008).

[19] STD ISO 11654, Acoustics - Sound absorbers for use in

build-ings - Rating of sound absorption, English: The International

Organization For Standardization, 1997.

(8)

Jurnal Fisika dan Aplikasinya

Informasi untuk Penulis

Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA) hanya menerbitkan hasil penelitian yang orisinil, belum pernah diterbitkan ditempat lain serta tidak dalam proses pertimbangan untuk diterbitan ditempat lain, dalam bahasa apapun.

NASKAH

Naskah hendaknya ditulis dengan spasi ganda pada kertas a4 dengan margin: kiri 3cm, atas 2,5cm, kanan 2,5cm, bawah 2,5cm, dengan layout satu kolom (layout dua kolom akan dilakukan oleh tim editor), dan sangat disarankan untuk menggunakan LATEX dengan REVTEX 4-style. Namun

demikian makalah yang ditulis menggunakan word-processor seperti MS-word tetap kami terima.

Bahasa. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.

Nama Penulis. Nama Penulis ditulis lengkap (tanpa gelar/sebutan apapun) disertai instansi dan alamat lengkap. Penulis yang bertanggung jawab untuk berkorespondensi diharapkan dapat mencantumkan alamat e-mailnya.

Intisari/Abstract. Intisari/Abstract ditulis dengan jumlah kata

tidak lebih dari 200 kata, dan berisi aspek penting dan hasil pokok penelitian tersebut. Intisari/Abstract ditulis dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Kata Kunci/Keywords. Setiap naskah harus disertai kata kunci/keyword, maksimal 4 (empat) kata kunci. Keywords ditulis dalam Bahasa Inggris.

GAMBAR DAN TABEL

Setiap gambar dan tabel harus diberi keterangan yang je-las dan dibuat pada kertas tersendiri (tidak ditempelkan pada naskah). Gambar dan table harus diberi nomor secara urut sesuai urutan pemunculannya. Catatan kaki untuk isi tabel harus ditulis tepat dibawah tabel. Jika mengutip gambar, tabel atau foto dari penerbit lain, penulis wajib menyebutkan sum-bernya.

PERSAMAAN

Setiap persamaan harus diberi nomor secara urut sesuai urutan pemunculannya.

DAFTAR ACUAN

Daftar acuan diletakkan pada akhir naskah, diberi nomor urut dengan angka arab yang selaras dengan urutan perujukkannya dalam naskah, misalnya, ”According to a recent experimental results [1]...” dan dengan pola sebagai berikut:

[1] V. Folli, et al., Phys. Rev. Lett., 108, 2480021-5 (2012).

[2] T. Mahmood, et al., Physica B, 420, 74-80 (2013). [3] J. D. Joannopoulos, R. D. Maede, and J. N. Winn,

Photonic Crystals (Princenton University Press, 1995).

[4] D. Williams, D. West, and T. King, in

Quasi-phasematched Third-Harmonic Generation in Doped Sol-gel Derived Multilayer Stacks, edited by E.

Gia-cobino and O. Poulsen, Technical Digest of the Euro-pean Quantum Electronics Conference, Hamburg, Ger-many, 1996.

[5] B.M. Curtin, Photonic crystal back-reflectors for light

management and enhanced absorption in a-Si:H solar cells, Thesis M.Sc, Iowa State University Ames, Iowa,

2009.

Data yang tidak dipublikasikan atau hanya hasil komunikasi pribadi, tidak boleh dimasukkan dalam daftar acuan.

REVISI

Naskah akan dinilai oleh Dewan Redaksi. Kriteria penilai-an meliputi orisinalitas, kebenarpenilai-an isi, kejelaspenilai-an uraipenilai-an, dan kesesuaian dengan sasaran jurnal. Dewan Redaksi berwenang untuk menerima atau menolak, maupun meminta penulis untuk memperbaiki naskahnya. Apabila naskah diki-rimkan kembali ke penulis untuk diperbaiki, maka hendaknya penulis merevisinya sesuai dengan komentar/saran dari dewan redaksi. Namun demikian, penulis berhak memberikan banta-han atas komentar/saran dewan redaksi tersebut.

ALAMAT REDAKSI

Naskah hendaknya dikirim ke alamat:

Jurnal Fisika dan Aplikasinya (JFA)

Jurusan Fisika, FMIPA, Kampus ITS, Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Telp.:(031)5943351; Fax.: (031)5943351

E-mail: [email protected]

[email protected]

Web site: http://jfa.physics.its.ac.id/

Surat menyurat mengenai naskah hendaknya dikirim ke ala-mat di atas, dengan menyebutkan judul lengkap, nama pe-ngarang, dan tanggal pengiriman. Sangat disarankan dalam pengiriman naskah dan surat-menyurat menggunakan e-mail.

Gambar

Gambar 2: Konfigurasi dalam pengujian koefisien serapan bunyi dengan ASTM E 1050-98.
Gambar 3: Skema tabung impedansi dua mikrofon.
Gambar 5: Grafik koefisien serapan bunyi dengan variasi quarter wavelength resonator (b) dan (d) 6 lubang; (a), (c) dan (e) 6 lubang.

Referensi

Dokumen terkait

(EULAR), serta Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) telah merekomendasikan pemberian hidroksiklorokuin sebagai terapi ajuvan pada nefritis lupus untuk

Prosedur pengukuran kinerja Industri Kecil Menengah (IKM) dapat dilakukan dengan penilaian terhadap persepsi responden (Lechner dan Gudmundsson, 2014) berdasarkan

Haramnya hukum transplantasi yang diambil dari donor non muslim, melihat pada nash-nash yang berhubungan dengan jantung kemudian dibuktikan dengan penelitian para

Dalam konteks Sulalatus Salatin atau lebih dikenali sebagai Sejarah Melayu, unsur-unsur mitos yang terdapat dalam penulisan tersebut sedikit sebanyak

(2) Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta

1. Pedagang angkringan asal Kota Klaten Provinsi Jawa Tengah telah melakukan mobilisai horisontal ke kotakota di Provinsi Jawa Timur karena didorong oleh tiga faktor,

Informasi mengenai kamar kosong dan jadwal dokter yang terbatas mengakibatkan masyarakat sulit mengetahui informasi tersebut. Pada penelitian ini merancang aplikasi

Awalnya e- University berada pada ranah pembelajaran secara online , tapi seiring semakin banyaknya proses di perguruan tinggi yang harus terintegrasi dan