TENTANG TENTANG
KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Menimbang : a. : a. bahwa bahwa untuk untuk membentuk membentuk tata tata kelola kelola pelayanan pelayanan yangyang baik, serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan baik, serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien di rumah sakit dibutuhkan keselamatan pasien di rumah sakit dibutuhkan komitmen yang tinggi dalam memberikan pelayanan, komitmen yang tinggi dalam memberikan pelayanan, bersikap dan bertindak dengan empati, jujur dan bersikap dan bertindak dengan empati, jujur dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi yang didasarkan memiliki kepedulian sosial yang tinggi yang didasarkan pada nilai etika dan profesionalitas;
pada nilai etika dan profesionalitas; b.
b. bahwa pelayanan kesehatan rumah sakit yang kompleksbahwa pelayanan kesehatan rumah sakit yang kompleks cenderung menimbulkan permasalahan baik antara cenderung menimbulkan permasalahan baik antara pasien, rumah sakit, dan/atau tenaga kesehatan selaku pasien, rumah sakit, dan/atau tenaga kesehatan selaku pemberi pelayanan kesehatan;
pemberi pelayanan kesehatan; c.
c. bahwa bahwa berdasarkan berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagaimanasebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Peraturan Menteri Menteri Kesehatan tKesehatan tentang entang Komite Komite Etik Etik dandan Hukum Rumah Sakit;
Hukum Rumah Sakit;
Mengingat
Mengingat : 1. : 1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 29 29 Tahun Tahun 2004 2004 tentang tentang PraktikPraktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2.
2. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 36 36 Tahun Tahun 2009 2009 tentangtentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Indonesia Nomor 5063); 3.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang RumahUndang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
Indonesia Nomor 5072); 4.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang TenagaUndang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 289, Tambahan Lembaran Negara Republik 2014 Nomor 289, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);
Indonesia Nomor 5607); 5.
5. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentangPeraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159); 6.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Berita Negara Republi
Negara Republik Indonesia k Indonesia Tahun 2014 Tahun 2014 Nomor Nomor 1221);1221); 7.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Nomor 1508) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 945);
Indonesia Tahun 2018 Nomor 945); 8.
8. Keputusan Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan NomorNomor 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar Pelayanan 129/MENKES/PER/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
Minimal Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN: MEMUTUSKAN: Menetapkan
Menetapkan : : PERATURAN PERATURAN MENTERI MENTERI KESEHATAN KESEHATAN TENTANG TENTANG KOMITE KOMITE ETIKETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT.
BAB I BAB I KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1.
1. Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang selanjutnyaKomite Etik dan Hukum Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi disebut Komite Etik dan Hukum adalah unsur organisasi nonstruktural yang membantu kepala atau direktur nonstruktural yang membantu kepala atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan rumah sakit untuk penerapan etika rumah sakit dan hukum perumahsakitan.
hukum perumahsakitan. 2.
2. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yangRumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 3.
3. Kepala atau Direktur Rumah Sakit adalah pimpinanKepala atau Direktur Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas memimpin tertinggi di Rumah Sakit yang bertugas memimpin penyelenggaraan Rumah Sakit.
penyelenggaraan Rumah Sakit. 4.
4. Tata Kelola Tata Kelola Etika Etika dan dan Hukum Hukum adalah adalah serangkaian serangkaian prosesproses yang
yang terkait terkait dengan dengan tindakan tindakan yang yang bersifat bersifat mengatur,mengatur, membina, mengendalikan, dan mengawasi perilaku membina, mengendalikan, dan mengawasi perilaku pemberi pelayanan dan pengelola Rumah Sakit agar pemberi pelayanan dan pengelola Rumah Sakit agar sesuai dengan nilai-nilai etika dan hukum Rumah Sakit. sesuai dengan nilai-nilai etika dan hukum Rumah Sakit. 5.
5. Panduan Etik dan Perilaku (Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)Code of Conduct) adalahadalah serangkaian petunjuk yang berisikan etika perilaku serangkaian petunjuk yang berisikan etika perilaku umum, etika pelayanan, dan etika penyelenggaraan umum, etika pelayanan, dan etika penyelenggaraan rumah sakit sebagai suatu standar perilaku sumber daya rumah sakit sebagai suatu standar perilaku sumber daya manusia dan pengelola dalam menjalankan pelayanan manusia dan pengelola dalam menjalankan pelayanan kesehatan dan penyelenggaraan Rumah Sakit untuk kesehatan dan penyelenggaraan Rumah Sakit untuk mewujudkan perilaku dan budaya kerja yang sesuai mewujudkan perilaku dan budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit.
dengan visi dan misi Rumah Sakit. 6.
6. Etika Pelayanan Rumah Sakit yang selanjutnya disebutEtika Pelayanan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Etika Pelayanan adalah sistem nilai atau kaidah perilaku Etika Pelayanan adalah sistem nilai atau kaidah perilaku dalam pelayanan klinis di Rumah Sakit.
dalam pelayanan klinis di Rumah Sakit. 7.
7. Etika Penyelenggaraan Rumah Sakit yang selanjutnyaEtika Penyelenggaraan Rumah Sakit yang selanjutnya disebut Etika Penyelenggaraan adalah sistem nilai atau disebut Etika Penyelenggaraan adalah sistem nilai atau kaidah perilaku institusi dalam penyelenggaraan Rumah kaidah perilaku institusi dalam penyelenggaraan Rumah Sakit.
8.
8. Pedoman Etika Pelayanan adalah serangkaian petunjukPedoman Etika Pelayanan adalah serangkaian petunjuk yang berisikan Etika Pelayanan.
yang berisikan Etika Pelayanan. 9.
9. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusanMenteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
pemerintahan di bidang kesehatan.
Pasal 2 Pasal 2 (1)
(1) Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan etika RumahSetiap Rumah Sakit wajib melaksanakan etika Rumah Sakit.
Sakit. (2)
(2) Etika Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Etika Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk Panduan Etik dan Perilaku dituangkan dalam bentuk Panduan Etik dan Perilaku ((Code of Conduct Code of Conduct ).).
Pasal 3 Pasal 3 (1)
(1) Pelaksanaan penerapan etika Rumah Sakit sebagaimanaPelaksanaan penerapan etika Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan melalui dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilakukan melalui pembentukan Komite Etik dan Hukum sesuai dengan pembentukan Komite Etik dan Hukum sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja rumah sakit.
kebutuhan dan beban kerja rumah sakit. (2)
(2) Pembentukan Komite Etik dan Hukum sebagaimanaPembentukan Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk meningkatkan dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan Rumah Sakit. keselamatan pasien dan mutu pelayanan Rumah Sakit. (3)
(3) Dalam hal rumah sakit belum mampu membentukDalam hal rumah sakit belum mampu membentuk Komite Etik dan Hukum, peningkatan keselamatan Komite Etik dan Hukum, peningkatan keselamatan pasien dan mutu pelayanan Rumah Sakit sebagaimana pasien dan mutu pelayanan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Rumah Sakit dapat memperkuat dimaksud pada ayat (2), Rumah Sakit dapat memperkuat fungsi unsur organisasi Rumah Sakit.
fungsi unsur organisasi Rumah Sakit. (4)
(4) Fungsi unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimanaFungsi unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan fungsi organisasi dimaksud pada ayat (3) merupakan fungsi organisasi Rumah Sakit yang membidangi hukum dan/atau etika. Rumah Sakit yang membidangi hukum dan/atau etika.
BAB II BAB II ORGANISASI ORGANISASI Bagian Kesatu Bagian Kesatu Umum Umum Pasal 4 Pasal 4 (1)
(1) Komite Etik dan Hukum dibentuk oleh Kepala atauKomite Etik dan Hukum dibentuk oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit melalui surat keputusan.
Direktur Rumah Sakit melalui surat keputusan. (2)
(2) Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud padaKomite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Kepala atau Direktur Rumah Sakit. (3)
(3) Pembentukan Komite Etik dan Hukum sebagaimanaPembentukan Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh Rumah dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh Rumah Sakit.
Sakit.
Bagian Kedua Bagian Kedua
Susunan Organisasi dan Keanggotaan Susunan Organisasi dan Keanggotaan
Pasal 5 Pasal 5 (1)
(1) Susunan organisasi Komite Etik dan Hukum palingSusunan organisasi Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas:
sedikit terdiri atas: a.
a. ketua;ketua; b.
b. sekretaris; dansekretaris; dan c.
c. anggota.anggota. (2)
(2) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayatKetua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merangkap sebagai anggota.
(1) merangkap sebagai anggota. (3)
(3) Ketua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidakKetua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak merangkap jabatan lain di Rumah Sakit.
merangkap jabatan lain di Rumah Sakit. (4)
(4) Selain susunan organisasi sebagaimana dimaksud padaSelain susunan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibentuk subkomite etik penelitian sesuai ayat (1), dapat dibentuk subkomite etik penelitian sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.
dengan kebutuhan Rumah Sakit.
Pasal 6 Pasal 6 (1)
(1) Keanggotaan Komite Etik dan Hukum paling sedikitKeanggotaan Komite Etik dan Hukum paling sedikit terdiri atas:
a.
a. tenaga medis;tenaga medis; b.
b. tenaga keperawatan;tenaga keperawatan; c.
c. tenaga kesehatan lain;tenaga kesehatan lain; d.
d. unsur yang membidangi mutu dan keselamatanunsur yang membidangi mutu dan keselamatan pasien;
pasien; e.
e. unsur administrasi umum dan keuangan, pengelolaunsur administrasi umum dan keuangan, pengelola pelayanan hukum; dan
pelayanan hukum; dan f.
f. unsur administrasi umum dan keuangan, pengelolaunsur administrasi umum dan keuangan, pengelola sumber daya manusia.
sumber daya manusia. (2)
(2) Jumlah Jumlah personil personil keanggotaan keanggotaan Komite Komite Etik Etik dan dan HukumHukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kemampuan Rumah Sakit.
kemampuan Rumah Sakit. (3)
(3) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufKeanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf d diusulkan oleh masing-masing a sampai dengan huruf d diusulkan oleh masing-masing komite.
komite. (4)
(4) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufKeanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf f diusulkan oleh pimpinan unit sumber daya e dan huruf f diusulkan oleh pimpinan unit sumber daya manusia di rumah sakit.
manusia di rumah sakit. (5)
(5) Dalam hal dibutuhkan, keanggotaan Komite Etik danDalam hal dibutuhkan, keanggotaan Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melibatkan unsur masyarakat.
melibatkan unsur masyarakat.
Pasal 7 Pasal 7
Keanggotaan Komite Etik dan Hukum diangkat dan Keanggotaan Komite Etik dan Hukum diangkat dan diberhentikan oleh Kepala atau Direktur Rumah
diberhentikan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.Sakit.
Pasal 8 Pasal 8 (1)
(1) Untuk diangkat menjadi anggota Komite Etik dan HukumUntuk diangkat menjadi anggota Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus dipenuhi persyaratan:
persyaratan: a.
a. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;tidak pernah melakukan perbuatan tercela; b.
b. sehat jasmani dan jiwa;sehat jasmani dan jiwa; c.
c. memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerjamemiliki pengetahuan dan/atau pengalaman bekerja di bidang etik dan/atau hukum;
di bidang etik dan/atau hukum; d.
d. mengikuti pelatihan etik dan hukum rumah sakit;mengikuti pelatihan etik dan hukum rumah sakit; e.
e. bersedia bekerja sebagai anggota Komite Etik danbersedia bekerja sebagai anggota Komite Etik dan Hukum; dan
f.
f. memiliki memiliki kepedulian kepedulian dan dan kepekaan kepekaan terhadapterhadap masalah etik, hukum, sosial lingkungan dan masalah etik, hukum, sosial lingkungan dan kemanusiaan.
kemanusiaan. (2)
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dPersyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dapat dipenuhi paling lambat 1 (satu) tahun setelah dapat dipenuhi paling lambat 1 (satu) tahun setelah diangkat menjadi anggota Komite Etik dan Hukum diangkat menjadi anggota Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit.
Rumah Sakit.
Pasal 9 Pasal 9 (1)
(1) Kepala Kepala atau atau Direktur Direktur Rumah Rumah sakit sakit dapatdapat memberhentikan anggota Komite Etik dan Hukum memberhentikan anggota Komite Etik dan Hukum sebelum habis masa kerjanya disertai dengan alasan sebelum habis masa kerjanya disertai dengan alasan pemberhentian.
pemberhentian. (2)
(2) Alasan pemberhentian sebagaimana dimaksud padaAlasan pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
ayat (1) meliputi: a.
a. tidak melaksanakan tugas dan fungsi Komite Etiktidak melaksanakan tugas dan fungsi Komite Etik dan Hukum;
dan Hukum; b.
b. melanggar Panduan Etika dan Perilaku (melanggar Panduan Etika dan Perilaku (Code ofCode of Conduct
Conduct );); c.
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumahterlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit; dan/atau
Sakit; dan/atau d.
d. dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatandipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
memperoleh kekuatan hukum tetap. (3)
(3) Pemberhentian anggota Komite Etik dan HukumPemberhentian anggota Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit secara tertulis oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit kepada ketua dan/atau anggota yang diberhentikan. kepada ketua dan/atau anggota yang diberhentikan.
Pasal 10 Pasal 10
Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan dan Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Komite Etik dan Hukum sebagaimana pemberhentian anggota Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 9 dan masa dimaksud dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 9 dan masa kerja keanggotaan Komite Etik dan Hukum ditetapkan oleh kerja keanggotaan Komite Etik dan Hukum ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Tugas, Fungsi, dan Kewenangan
Pasal 11 Pasal 11 (1)
(1) Komite Etik dan Hukum bertugas meningkatkan danKomite Etik dan Hukum bertugas meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan hukum di menjaga kepatuhan penerapan etika dan hukum di Rumah Sakit, dengan cara:
Rumah Sakit, dengan cara: a.
a. menyusun Panduan Etik dan Perilaku (menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code ofCode of Conduct
Conduct );); b.
b. menyusun pedoman Etika Pelayanan;menyusun pedoman Etika Pelayanan; c.
c. membina membina penerapan penerapan Etika Etika Pelayanan, Pelayanan, EtikaEtika Penyelenggaraan, dan hukum perumahsakitan;
Penyelenggaraan, dan hukum perumahsakitan; d.
d. mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayananmengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan;
dan Etika Penyelenggaraan; e.
e. memberikan analisis dan pertimbangan etik danmemberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal kasus pengaduan hukum pada pembahasan internal kasus pengaduan hukum;
hukum; f.
f. mendukung bagian hukum dalam melakukanmendukung bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa (
pilihan penyelesaian sengketa (alternative disputealternative dispute resolution
resolution ) ) dan/atau dan/atau advokasi advokasi hukum hukum kasuskasus pengaduan hukum; dan
pengaduan hukum; dan g.
g. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayananmenyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang
yang tidak tidak dapat dapat diselesaikan diselesaikan oleh oleh komite komite etikaetika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit.
Rumah Sakit. (2)
(2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komite Etik dan Hukum bertugas:
Komite Etik dan Hukum bertugas: a.
a. memberikan pertimbangan kepada Kepala ataumemberikan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai kebijakan, Direktur Rumah Sakit mengenai kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau hukum; dan
dampak etik dan/atau hukum; dan b.
b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasimemberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan hukum dan rehabilitasi terkait pemberian bantuan hukum dan rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah sakit.
Pasal 12 Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Komite Etik dan Hukum memiliki fungsi:
Pasal 11, Komite Etik dan Hukum memiliki fungsi: a.
a. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumahpengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit;
Sakit; b.
b. pengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasukpengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasuk masalah profesionalisme, interkolaborasi, pendidikan, masalah profesionalisme, interkolaborasi, pendidikan, dan penelitian serta nilai-nilai bioetika dan humaniora; dan penelitian serta nilai-nilai bioetika dan humaniora; c.
c. sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (CodeCode of Conduct
of Conduct ) dan pedoman etika pelayanan;) dan pedoman etika pelayanan; d.
d. pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilakupencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku ((Code of Conduct Code of Conduct ) dan pedoman Etika Pelayanan;) dan pedoman Etika Pelayanan;
e.
e. monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduanmonitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku (
Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan pedoman Etika) dan pedoman Etika Pelayanan;
Pelayanan; f.
f. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduanpembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan Perilaku (
Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan pedoman Etika) dan pedoman Etika Pelayanan;
Pelayanan; g.
g. penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etikapenelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan sesuai dengan Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal Rumah Sakit; dan
peraturan internal Rumah Sakit; dan h.
h. penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yangpenindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yang tidak dapat diselesaikan oleh komite profesi yang tidak dapat diselesaikan oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi.
bersangkutan atau kasus etika antar profesi.
Pasal 13 Pasal 13
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 , Komite Etik dan dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 , Komite Etik dan Hukum berwenang:
Hukum berwenang: a.
a. menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikanmenghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit;
masalah etik Rumah Sakit; b.
b. melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagaimelakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan rekomendasi; dan
penyusunan bahan rekomendasi; dan c.
c. memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direkturmemberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai sanksi terhadap pelaku Rumah Sakit mengenai sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (
pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct )) dan pedoman Etika Pelayanan.
Pasal 14 Pasal 14 (1)
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimanaDalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 Komite Etik dan dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 Komite Etik dan Hukum dapat membentuk panitia
Hukum dapat membentuk panitia adhoc.adhoc. (2)
(2) PanitiaPanitia adhoc adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit berdasarkan usulan ketua Komite Etik dan Hukum.
berdasarkan usulan ketua Komite Etik dan Hukum. (3)
(3) PanitiaPanitia adhoc adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berasal dari Komite Etik dan Hukum Rumah
berasal dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit lain.Sakit lain.
Pasal 15 Pasal 15
Komite Etik dan Hukum harus melaporkan kegiatannya Komite Etik dan Hukum harus melaporkan kegiatannya secara berkala kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit secara berkala kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit paling sedikit setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu bila paling sedikit setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu-waktu bila diperlukan. diperlukan. BAB III BAB III PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Bagian Kesatu Tata Hubungan Kerja Tata Hubungan Kerja
Pasal 16 Pasal 16 (1)
(1) Kepala/direktur rumah sakit menetapkan kebijakan,Kepala/direktur rumah sakit menetapkan kebijakan, prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan fungsi Komite Etik dan Hukum. menjalankan tugas dan fungsi Komite Etik dan Hukum. (2)
(2) Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud padaKomite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala atau Direktur ayat (1) bertanggung jawab kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Rumah Sakit.
Pasal 17 Pasal 17 (1)
(1) Komite Etik dan Hukum merupakan unit yang bersifatKomite Etik dan Hukum merupakan unit yang bersifat memberikan kajian, pertimbangan, dan rekomendasi. memberikan kajian, pertimbangan, dan rekomendasi. (2)
(2) Kajian, pertimbangan, dan rekomendasi sebagaimanaKajian, pertimbangan, dan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipergunakan Kepala atau dimaksud pada ayat (1) dapat dipergunakan Kepala atau Direktur Rumah Sakit dalam menyusun perencanaan Direktur Rumah Sakit dalam menyusun perencanaan dan pengambilan keputusan.
Pasal 18 Pasal 18 (1)
(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite EtikDalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Komite Etik dan Hukum dapat berkoordinasi dengan unsur komite dan Hukum dapat berkoordinasi dengan unsur komite medik, komite keperawatan, atau komite/unit lain di medik, komite keperawatan, atau komite/unit lain di rumah sakit.
rumah sakit. (2)
(2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tata hubungan kerja penyelenggaraan dilakukan melalui tata hubungan kerja penyelenggaraan etika dan hukum di rumah sakit yang ditetapkan oleh etika dan hukum di rumah sakit yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Kepala atau Direktur Rumah Sakit. (3)
(3) Tata Tata hubungan hubungan kerja kerja sebagaimana sebagaimana dimaksud dimaksud pada pada ayatayat (2) meliputi:
(2) meliputi: a.
a. tata hubungan kerja dalam penerapan etikatata hubungan kerja dalam penerapan etika pelayanan dan etika penyelenggaraan; dan
pelayanan dan etika penyelenggaraan; dan b.
b. tata tata hubungan hubungan kerja kerja dalam dalam penerapan penerapan hukumhukum perumahsakitan.
perumahsakitan.
Bagian Kedua Bagian Kedua
Pengaduan dan Pelaporan Pengaduan dan Pelaporan
Pasal 19 Pasal 19 (1)
(1) Pengaduan dan pelaporan terhadap persoalan etik danPengaduan dan pelaporan terhadap persoalan etik dan hukum Rumah Sakit dapat disampaikan secara langsung hukum Rumah Sakit dapat disampaikan secara langsung melalui tatap muka atau secara tertulis/surat kepada melalui tatap muka atau secara tertulis/surat kepada unit pelayanan pengaduan yang terdapat di Rumah unit pelayanan pengaduan yang terdapat di Rumah Sakit.
Sakit. (2)
(2) Pengaduan dan pelaporan sebagaimana dimaksud padaPengaduan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat dipertanggungjawabkan dan ayat (1) harus dapat dipertanggungjawabkan dan dilakukan penanganan secara tepat.
dilakukan penanganan secara tepat. (3)
(3) Penanganan pengaduan dan pelaporan sebagaimanaPenanganan pengaduan dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi pencatatan, penelaahan, dimaksud pada ayat (2) meliputi pencatatan, penelaahan, penanganan lebih lanjut, pelaporan, dan pengarsipan. penanganan lebih lanjut, pelaporan, dan pengarsipan.
Pasal 20 Pasal 20 (1)
(1) Unit pelayanan pengaduan sebagaimana dimaksud dalamUnit pelayanan pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) melakukan pemilahan terhadap Pasal 19 ayat (1) melakukan pemilahan terhadap pengaduan dan pelaporan yang meliputi persoalan:
pengaduan dan pelaporan yang meliputi persoalan: a.
b.
b. etika nonprofesi; atauetika nonprofesi; atau c.
c. di luar etika profesi dan/atau etika ndi luar etika profesi dan/atau etika nonprofesi.onprofesi. (2)
(2) Hasil pemilahan yang dilakukan oleh unit pelayananHasil pemilahan yang dilakukan oleh unit pelayanan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada unit terkait di Rumah Sakit untuk disampaikan kepada unit terkait di Rumah Sakit untuk ditindaklanjuti.
ditindaklanjuti. (3)
(3) Persoalan etika profesi sebagaimana dimaksud pada ayatPersoalan etika profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditindaklanjuti oleh komite masing-masing (1) huruf a ditindaklanjuti oleh komite masing-masing tenaga kesehatan di Rumah Sakit sesuai dengan tenaga kesehatan di Rumah Sakit sesuai dengan bidangnya.
bidangnya. (4)
(4) Persoalan etika nonprofesi sebagaimana dimaksud padaPersoalan etika nonprofesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, ditindaklanjuti oleh bagian sumber daya ayat (1) huruf b, ditindaklanjuti oleh bagian sumber daya manusia dan/atau Komite Etik dan Hukum.
manusia dan/atau Komite Etik dan Hukum. (5)
(5) Persoalan di luar etika profesi dan/atau etika nonprofesiPersoalan di luar etika profesi dan/atau etika nonprofesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum.
ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum. (6)
(6) Dalam hal persoalan etika profesi sebagaimana dimaksudDalam hal persoalan etika profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melibatkan antar profesi di Rumah Sakit, pada ayat (3) melibatkan antar profesi di Rumah Sakit, ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum.
ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum.
Bagian Ketiga Bagian Ketiga
Panduan Etika dan Perilaku Panduan Etika dan Perilaku
Pasal 21 Pasal 21 (1)
(1) Setiap Rumah Sakit harus memiliki Panduan Etik danSetiap Rumah Sakit harus memiliki Panduan Etik dan Perilaku (
Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika Pelayanan.) dan Pedoman Etika Pelayanan. (2)
(2) Panduan Etik dan Perilaku (Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan) dan Pedoman Etika Pelayanan sebagaimana dimaksud pada Pedoman Etika Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mampu mengatur dan mendorong seluruh ayat (1) harus mampu mengatur dan mendorong seluruh sumber daya manusia di Rumah Sakit bekerja sesuai sumber daya manusia di Rumah Sakit bekerja sesuai etika umum, etika profesi, Etika Pelayanan, dan Etika etika umum, etika profesi, Etika Pelayanan, dan Etika Penyelenggaraan.
Penyelenggaraan. (3)
(3) Panduan Etik dan Perilaku (Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) ) dandan Pedoman Etika Pelayanan sebagaimana dimaksud pada Pedoman Etika Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Komite Etik dan Hukum dan ayat (1) disusun oleh Komite Etik dan Hukum dan ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sa
(4)
(4) Dalam hal rumah sakit memiliki keterbatasan sumberDalam hal rumah sakit memiliki keterbatasan sumber daya manusia, penyusunan Panduan Etik dan Perilaku daya manusia, penyusunan Panduan Etik dan Perilaku ((Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika Pelayanan) dan Pedoman Etika Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat disusun oleh sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat disusun oleh tim yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah tim yang ditetapkan oleh Kepala atau Direktur Rumah Sakit.
Sakit.
Pasal 22 Pasal 22 Panduan Etik dan Perilaku (
Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman) dan Pedoman Etika Pelayanan harus dilakukan pengkajian dan peninjauan Etika Pelayanan harus dilakukan pengkajian dan peninjauan ulang secara berkala paling lama setiap 2 (dua) tahun sekali ulang secara berkala paling lama setiap 2 (dua) tahun sekali disesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan pelayanan, disesuaikan dengan perkembangan, kebutuhan pelayanan, dan dinamika Rumah Sakit.
dan dinamika Rumah Sakit.
Pasal 23 Pasal 23 (1)
(1) Rumah Sakit harus melakukan sosialisasi kepadaRumah Sakit harus melakukan sosialisasi kepada pengelola dan seluruh sumber daya manusia Rumah pengelola dan seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit dalam rangka penegakan Panduan Etik dan Sakit dalam rangka penegakan Panduan Etik dan Perilaku (
Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika Pelayanan.) dan Pedoman Etika Pelayanan. (2)
(2) Sumber daya manusia Rumah Sakit sebagaimanaSumber daya manusia Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pegawai Rumah Sakit, dimaksud pada ayat (1) meliputi pegawai Rumah Sakit, mitra, peserta didik, dan tenaga alih daya (
mitra, peserta didik, dan tenaga alih daya (outsourcing).outsourcing). (3)
(3) Sosialisasi dan promosi sebagaimana dimaksud padaSosialisasi dan promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan:
ayat (1) bertujuan: a.
a. mewujudkan rasa memiliki terhadap Panduan Etikmewujudkan rasa memiliki terhadap Panduan Etik dan Perilaku (
dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika) dan Pedoman Etika Pelayanan sehingga melahirkan kesadaran dari Pelayanan sehingga melahirkan kesadaran dari seluruh sumber daya manusia rumah sakit untuk seluruh sumber daya manusia rumah sakit untuk melaksanakannya;
melaksanakannya; b.
b. meningkatkan pengetahuan dan wawasan seluruhmeningkatkan pengetahuan dan wawasan seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit mengenai arti sumber daya manusia Rumah Sakit mengenai arti penting Panduan Etik dan Perilaku (
penting Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct )) dan Pedoman Etika Pelayanan bagi pelayanan etik dan Pedoman Etika Pelayanan bagi pelayanan etik yang baik
c.
c. memberikan kesadaraan kepada seluruh sumbermemberikan kesadaraan kepada seluruh sumber daya manusia Rumah Sakit bahwa Panduan Etik daya manusia Rumah Sakit bahwa Panduan Etik dan Perilaku (
dan Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika) dan Pedoman Etika Pelayanan merupakan bagian tak terpisahkan dari Pelayanan merupakan bagian tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan dan penilaian kinerja.
pelayanan kesehatan dan penilaian kinerja.
Pasal 24 Pasal 24 (1)
(1) Setiap sumber daya manusia Rumah Sakit yangSetiap sumber daya manusia Rumah Sakit yang mengetahui terjadinya pelanggaran Panduan Etik dan mengetahui terjadinya pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (
Perilaku (Code of Conduct Code of Conduct ) dan Pedoman Etika Pelayanan) dan Pedoman Etika Pelayanan wajib melaporkan kepada Komite Etik dan Hukum, wajib melaporkan kepada Komite Etik dan Hukum, komite lain yang bertanggung jawab terhadap komite lain yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika profesi, dan/atau atasan langsung. pelaksanaan etika profesi, dan/atau atasan langsung. (2)
(2) Komite Etik dan Hukum atau komite yang bertanggungKomite Etik dan Hukum atau komite yang bertanggung jawab
jawab terhadap terhadap pelaksanaan pelaksanaan etika etika Rumah Rumah SakitSakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melindungi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melindungi identitas pengadu atau pelapor sepanjang pengaduan identitas pengadu atau pelapor sepanjang pengaduan atau pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan.
atau pelaporannya dapat dipertanggungjawabkan.
BAB IV BAB IV PENDANAAN PENDANAAN Pasal 25 Pasal 25 (1)
(1) Pendanaan penyelenggaraan Komite Etik dan HukumPendanaan penyelenggaraan Komite Etik dan Hukum berasal dari dana anggaran Rumah Sakit.
berasal dari dana anggaran Rumah Sakit. (2)
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi, serta dipergunakan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi, serta insentif anggota Komite Etik dan Hukum.
insentif anggota Komite Etik dan Hukum.
BAB V BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 26 Pasal 26 (1)
(1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraanPembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit dilakukan oleh Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit dilakukan oleh Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, kepala Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, kepala
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
tugas dan fungsinya masing-masing. (2)
(2) Dalam Dalam melakukan melakukan pembinaan pembinaan dan dan pengawasanpengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, kepala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, kepala dinas kesehatan dinas kesehatan daerah provinsi, kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dapat melibatkan daerah kabupaten/kota dapat melibatkan perhimpunan/asosiasi perumahsakitan, kolegium profesi perhimpunan/asosiasi perumahsakitan, kolegium profesi yang terkait, dan/atau asosiasi di bidang etik dan
yang terkait, dan/atau asosiasi di bidang etik dan hukumhukum Rumah Sakit.
Rumah Sakit.
Pasal 27 Pasal 27 (1)
(1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksudPembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 diarahkan untuk meningkatkan kinerja dalam Pasal 26 diarahkan untuk meningkatkan kinerja Komite Etik dan Hukum.
Komite Etik dan Hukum. (2)
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksudPembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:
pada ayat (1) dilaksanakan melalui: a.
a. advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis;advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis; b.
b. pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber dayapelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
manusia; dan c.
c. monitoring dan evaluasi.monitoring dan evaluasi. (3)
(3) Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri,Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, kepala dinas kesehatan daerah provinsi, dan kepala kepala dinas kesehatan daerah provinsi, dan kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dapat dinas kesehatan daerah kabupaten/kota dapat memberikan sanksi administratif berupa teguran lisan memberikan sanksi administratif berupa teguran lisan dan teguran tertulis.
dan teguran tertulis.
BAB VI BAB VI KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Pasal 28
Rumah Sakit yang telah menyelenggarakan Komite Etik dan Rumah Sakit yang telah menyelenggarakan Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit sebelum Peraturan Menteri Kesehatan Hukum Rumah Sakit sebelum Peraturan Menteri Kesehatan ini diundangkan harus mengikuti ketentuan dalam Peraturan ini diundangkan harus mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
BAB VII BAB VII KETENTUAN PENUTUP KETENTUAN PENUTUP Pasal 29 Pasal 29
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2018 pada tanggal 29 Agustus 2018
MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, ttd ttd
NILA FARID MOELOEK NILA FARID MOELOEK
Diundangkan di Jakarta Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 September 2018 pada tanggal 18 September 2018
DIREKTUR JENDERAL DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA, ttd ttd WIDODO EKATJAHJANA WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1291NOMOR 1291
Telah Diperiksa dan disetujui Telah Diperiksa dan disetujui
Kepala Biro Kepala Biro Hukum dan Hukum dan Organisasi Organisasi Sekretaris Ditjen Sekretaris Ditjen Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Direktur Jenderal Direktur Jenderal Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Sekretaris Sekretaris Jenderal Jenderal tanggal
tanggal tanggal tanggal tanggal tanggal tanggaltanggal Paraf