1
OBSERVASI Corypha umbraculifera KOLEKSI KEBUN RAYA PURWODADI
Rony Irawanto
1* (Author)
1
BKT Kebun Raya Purwodadi – LIPI
Jl Surabaya Malang Km 65 Purwodadi Pasuruan Jawa Timur
*Corresponding author : No tlp. 081332669932, email: [email protected]
___________________________________________________________________________________________________
ABSTRACT
Kebun Raya Purwodadi sebagai lembaga konservasi tumbuhan ex-situ memiliki tugas konservasi, penelitian, pendidikan, pelayanan wisata dan jasa lingkungan. Salah satu upaya penelitian adalah melakukan pengamatan (observasi) terhadap salah satu tumbuhan koleksi yang dimiliki. Salah satu jenis menarik, khas dan unik di
koleksi Kebun Raya Purwodadi adalah Corypha umbraculifera. Jenis ini termasuk dalam suku Arecaceae,
dimana Indonesia memiliki keanekaragaman jenis suku Arecaceae yang tinggi sehingga perlu upaya
konservasi. Corypha umbraculifera memiliki pertumbuhan yang lambat dengan siklus hidup yang sekali
berbunga-berbuah kemudian mati. Sehingga regenerasi tumbuhan ini hanya bergantung dari biji. Oleh karena
itu observasi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil observasi Corypha
umbraculifera koleksi Kebun Raya Purwodadi yang telah dilakukan dari fenologi berbunga-berbuahnya sampai karakteristik buah dan bijinya. Pengamatan fenologi dilakukan di kebun dari mulai berbunga, berbuah sampai buah masak mulai dari April 2014 sampai September 2015. Sedangkan karakterisasi buah dan biji dilakukan di
unit Bank Biji dari selama Agustus 2015. Koleksi Corypha umbraculifera Kebun Raya Purwodadi diketahui
berumur sekitar 60 tahun. Hasil pengamatan fenologi mulai menunjukan perbungaan pada April 2014, bunga mekar di Juli 2014, dan mulai berbuah pada September 2014, buah masak mulai Juni 2015, dan selesai berbuah akhir September 2015. Puncak berbuah pada Agustus 2015 dengan kisaran buah jatuh (masak pohon) 35-50 buah per hari. Ukuran buah rata-rata, panjang: 37,33 cm, lebar: 38,15 cm dan tebal: 38,39 cm. Ukuran biji rata-rata, panjang: 26,92 cm, lebar: 24,93 cm dan tebal: 24,91 cm. Rata-rata berat buah 36,06 gram, berat biji 11, 24 gram, dan kadar air biji 92,67%.
Kata Kunci: Observasi, Fenologi, Karakteriasi, Corypha umbraculifera, Kebun Raya Purwodadi
PENDAHULUAN
Kebun raya didefinisikan sebagai kawasan konservasi tumbuhan secara ex-situ yang memiliki koleksi tumbuhan
terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan (Perpres 93/2011). Dimana karakteristik utama suatu kebun raya adalah tersedianya koleksi tumbuhan yang terdokumentasi, dilengkapi dengan biji dan herbarium sebagai koleksi penunjang (Irawanto, 2011). Koleksi tumbuhan kebun raya dicatat pada bagian registrasi agar menjadi jelas asal-usul tumbuhan tersebut (Yuzammi, dkk. 2006).
Salah satu kebun raya di Indonesia adalah Kebun Raya Purwodadi (KRP), yang memiliki tugas melakukan konservasi tumbuhan, termasuk inventarisasi, eksplorasi, penanaman koleksi dan pemeliharaan tumbuhan dataran rendah kering yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan berpotensi untuk dikonservasi (Asikin dan Sujono, 2006). Tumbuhan yang sudah ditanam dan menjadi koleksi di Kebun Raya Purwodadi saat ini sejumlah 11.748 spesimen, 1.925 jenis, 928 marga dan 175 suku (Lestarini dkk., 2012). Salah satu koleksi yang menarik dari segi botani, maupun keindahan bentuknya, juga keanekaragaman jenis dan kegunaannya adalah suku Arecaceae.
2
Jenis-jenis palem (Arecaceae) telah banyak dikenal dan diketahui memiliki beragam kegunaan dalam kehidupan manusia, sebagai bahan bangunan, peralatan rumah tangga, kerajian, sumber pangan, sumber minyak, sumber energi, tanaman obat, tanaman hias dan tanaman konservasi lingkungan. Arecaceae merupakan jenis tumbuhan tertua yang telah dijumpai sejak jaman Cretaceus, kurang lebih 120 juta tahun yang lalu (Widyatmoko, dkk., 2005). Palem di dunia diperkirakan 200 - 300 genus atau bahkan lebih, dan sekitar 2000 - 3000 jenis tersebar di daerah tropis dan sub tropis (LBN, 1978; Witono, 1998; Sharma 2002; Chin, 2003; Widyatmoko, dkk., 2005). Dari jumlah palem yang terdapat di dunia 46 genus (576 jenis) diantaranya terdapat di Indonesia dan 29 genus merupakan palem endemik (Witono, 1998).
Koleksi Arecaceae KRP, tercatat 325 spesimen dari 86 jenis (54 marga). Ditanam pada 7 vak (III A, B, D, E, F, G, H) seluas 2,03 ha (Irawanto, 2010). Dimana 12 jenis dari koleksi palem tersebut berpotensi sebagai obat (Irawanto, 2008). Salah satu jenis palem yang berkhasiat obat, langka dan unik serta memiliki beberapa potensi
adalah Corypha umbraculifera.
Corypha umbraculifera memiliki berbagai kegunaan, sebagai tanaman hias (Brink dan Escobin, 2003), daunnya untuk material menulis, ilalang, payung, ember, keranjang, topi, tali, dan lainnya (Witono, 1998), batangnya digunakan sebagai sumber serat (Natalie dan Dransfield, 1987), akarnya sebagai obat nyeri perut, diare, dan batuk, getahnya mengobati batuk rejan, tbc, obat luka (Burkill, 1966), umbutnya dapat dimakan (Yoshitake, 1995). Buah yang masih muda setelah ditumbuk digunakan untuk mencari ikan di sungai. Buah yang setengah masak enak dimakan mentah. Biji yang masak, lama kelamaan menjadi hitam dibuat sebagai tasbih. Bijinya hampir sekeras gading dan digunakan untuk membuat kancing di Eropa (Heyne, 1988).
Mengingat jenis Corypha umbraculifera memiliki kegunaan dalam kehidupan serta pertumbuhan yang lambat
dan regenerasi yang bergantung dari biji dengan tipe pertumbuhan yang sekali berbunga-berbuah tumbuhan tersebut akan mati. Selain itu KRP hanya memiliki dua individu koleksi jenis ini, dimana satu tumbuhan telah mencapai masa / siklus akhir perkembangannya. Oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan hasil observasi Corypha umbraculifera koleksi Kebun Raya Purwodadi yang
telah dilakukan dari fenologi berbunga-berbuahnya sampai karakteristik buah dan bijinya. Informasi dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengelolaan koleksi dan upaya konservasi tumbuhan tersebut.
.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif, berdasarkan studi literatur dan observasi / pengamatan di lapangan. Studi literatur dilakukan terkait deskripsi botani, ekologi dan potensinya, sedangkan pengamatan langsung
dilakukan untuk observasi fenologi Corypha umbraculifera koleksi Kebun Raya Purwodadi. Pengamatan fenologi
dari mulai berbunga, berbuah sampai buah masak dilakukan dari bulan April 2014 sampai September 2015, data dan informasi tumbuhan koleksi diperoleh dari unit Registrasi - KRP. Sedangkan karakterisasi biji berupa pengukuran berat biji, kadar air dan viabilitas dilakukan pada unit Bank Biji – KRP dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2015. Alat dan bahan yang digunakan untuk observasi/pengamatan di lapangan berupa alat tulis, peta/buku kebun, dan kamera, serta untuk karakterisasi biji di laboratorium bank biji mengunakan kaliper, oven, desikator dan neraca analitik. Data yang diperoleh kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel dan atau gambar.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Marga Corypha
Corypha terdiri dari 8 jenis (Witono, 1998), sumber lain menyebutkan 6 jenis (Hong dkk., 1998) dan menurut Natalie dan Dransfield, 1987 terdapat 8 jenis yang dikenali, tetapi mungkin lebih sedikit. Berdasarkan pencarian dalam IPNI (The International Plant Names Index) ditemukan 61 record, sedangkan pada WCSP (World Checklist of Selected Plant) Kew ditemukan 44 record dengan nama yang diterima 5 jenis yaitu Corypha lecomtei, Corypha microclada, Corypha taliera, Corypha umbraculifera, dan Corypha utan. Sehingga marga Corypha masih memerlukan klarifikasi secara taksonomi. Di Jawa hanya terdapat Corypha utan (sinonim: Corypha elata, Corypha gebanga, Corypha gembanga, Corypha sylvestris), dan Corypha umbraculifera (Backer dan Brink, 1968).
Deskripsi Corypha
Corypha termasuk palem, pohon, tumbuh tegak, tinggi 15-25 m atau 10-30 m, diameter 35-75 cm bahkan sampai 1 m, ruas terlihat jelas. Daun lebar, helai daun berbentuk kipas, diameter sampai 3 m, tebal, kaku, bagian ujung terpecah-pecah dengan ujung yang runcing. Tangkai panjang, berduri dibagian tepinya, pada pangkalnya dekat batang utama tersusun rapi. Perbungaan berbentuk malai, panjang dan bercabang sampai 7 m, tumbuh diujung batang/tajuk, memiliki seludang yang kokoh. Bunga berwarna putih krem dan mengeluarkan aroma yang kuat. Buah bulat, berwarna hijau, diameter sampai 2 - 3,5 cm dan berbiji satu. Biji bulat, diameter 1-1,5 cm, bulat, dengan hilus basal, dan alur yang dangkal, endosperma homogen, dengan atau tanpa lubang (Heyne, 1988; Brink dan Escobin, 2003; Burkill, 1966; Yoshitake, 1995; Natalie dan Dransfield, 1987).
Siklus Hidup Corypha
Periode tumbuh berkisar 25 - 30 tahun bahkan sekitar 100 tahun tergantung pada kondisi lingkungan, umumnya pada 30 tahun atau 60 - 70 tahun akan berbunga-berbuah dan setelah itu mati (Brink, 2003; Becker dan Brink, 1968; Yoshitake, 1995; Natalie dan Dransfield, 1987). Corypha termasuk tumbuhan hepaksantik, karena setelah berbunga dan berbuah tumbuhan tersebut mati. Pertumbuhannya sangat lambat karena memerlukan waktu hingga 20 tahun sampai munculnya batang (Witono, 1998). Pada sekitar 33 tahun berbunga yang dikendalikan oleh kondisi iklim. Corypha tampak mencolok pada semua tahap pertumbuhannya, daun yang sangat besar, batang yang besar, ketika keluar perbungaan berbentuk piramida besar, berbunga dan buah yang sangat banyak (Burkill, 1966).
Koleksi Corypha di Kebun Raya Purwodadi
Koleksi KRP saat ini memiliki 2 jenis Corypha yaitu: Corypha umbraculifera dan Corypha utan (Lestarini dkk., 2012), seperti pada Tabel 1. Meskipun Corypha memiliki siklus hidup sekali berbuah kemudian mati, namun menghasilkan biji yang sangat banyak.
4 Tabel 1. Koleksi Corypha di Kebun Raya Purwodadi
No Jenis Habitus Asal / Distribusi Vak dan No Pohon
1 Corypha umbraculifera L. Pohon India, Sri Lanka III.A.I. 35; III.D. 61
2 Corypha utan Lam. Pohon S.E. Asia III.F. 10
Mengingat jenis Corypha umbraculifera pada Vak III.A.I. 35 ditanam pada tanggal 16 Desember 1958 dengan
nomor registrasi P19570763, jadi sudah berumur lebih dari 58 tahun. Sedangkan herbarium dari 18 spesimen
Arecaceae dari marga Corypha hanya terdapat Corypha umbraculifera yang ada pada hortus botanicus
purwodadiensis (Irawanto, 2011).
Dari penelusuran katalog KRP tahun 1976 jenis Corypha umbraculifera dari semula 3 atau 4 tanaman, tinggal 1
tanaman. Penurunan ini disebabkan oleh faktor kematian (siklus hidup). Sehingga meskipun hanya 1 tumbuhan
Corypha umbraculifera koleksi KRP yang saat ini berbuah. Dapat dijumpai banyak bibit / anakan jenis Corypha umbraculifera yang tumbuh liar pada Vak I, II, IV, V, VII, X, XII dan XXIV. Pertumbuhan anakannya bervariasi dan sering ditemukan tumbuh di daerah terbuka (taman mexico), tergenang (koleksi pisang), berserasah (kompos, koleksi bambu) dan agak lembab (koleksi paku, arboretum).
Gambar 1. Koleksi tumbuhan Corypha: Corypha umbraculifera (kiri) dan Corypha utan (kanan) serta sebarannya di KRP
Dari kedua jenis Corypha yang dimiliki KRP, seperti pada Gambar 1. Jenis Corypha umbraculifera pada saat ini
telah mengalami fase terakhir dalam masa perkembangan / siklus hidupnya. Sehingga pengamatan fenologi buah dan karakterisasi biji sangat perlu dilakukan, secara singkat diuraikan dibawah ini.
Fenologi Corypha umbraculifera
Fenologi merupakan ilmu yang mempelajari penampakan aktivitas tumbuhan yang terjadi secara berkala pada waktu tertentu. Secara ekologi data fenologi ini sangat penting, seperti perilaku jenis pada suatu daerah tertentu atau respon terhadap perubahan iklim yang merupakan proses adapatasi tumbuhan tersebut di alam. Fenologi
Corypha umbraculifera mulai menunjukan perbungaan pada bulan April 2014, bunga mekar di bulan Juli 2014, kemudian rontok dan mulai muncul buah pada September 2014. Sehingga untuk fase berbunga memerlukan sekitar 6 bulan. Sedangkan dari mulai berbuah kecil, muda, sampai masak memerlukan waktu 10 bulan dari Oktober 2014 s/d Juli 2015. Selanjutnya dari buah masak yang jatuh (masak pohon) sampai buah tinggal sedikit
5
diatas pohon (belum jatuh) sekitar 3 bulan. Pengamatan fase ini memerlukan waktu selama satu setengah tahun (18 bulan) untuk observasi fenologi berbunga dan berbuah, secara visual dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Fenologi berbunga-berbuah Corypha umbraculifera di Kebun Raya Purwodadi selama 18 bulan
Karakterisasi Biji Corypha umbraculifera
Jenis Corypha umbraculifera hanya diperbanyakan dengan biji. Sehingga biji merupakan alat
perkembangbiakan yang utama jenis ini, oleh karena itu perlu karakterisasi biji untuk mengupayakan bagaimana agar biji tetap berkualitas, apabila disemai memberikan prosentase viabilitas yang tinggi. Namun menurut Hong, dkk. (1998) viabilitas bijinya dapat hilang secara cepat, sehingga masuk biji intermediate. Dimana bijinya dapat dipertahankan selama 6 bulan atau lebih. Sedangkan prilaku penyimpanan bijinya belum diketahui secara pasti.
6
Gambar 3. Proses Karakterisasi Buah dan Biji Corypha umbraculifera.
Pada proses karakterisasi ini diambil sampel sebanyak 25 buah dan 100 biji. Rata-rata berat buah 36,06 gram, berat biji 11, 24 gram, dan kadar air biji 92,67%. Untuk ukuran buah rata-rata, panjang: 37,33 cm, lebar: 38,15 cm dan tebal: 38,39 cm. Sedangkan ukuran biji rata-rata, panjang: 26,92 cm, lebar: 24,93 cm dan tebal: 24,91 cm. Secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ukuran Buah-Biji Corypha umbraculifera
Karakterisasi Panjang Lebar
Min Max Min Max
Buah 31,07 41,4 30,14 41,95
Rata-rata 37,33 38,15
Biji 23,06 30,04 21,58 28,67
Rata-rata 26,92 24,93
Karakterisasi Tebal Berat
Min Max Min Max
Buah 32,64 42,56 20,92 46,36
Rata-rata 38,39 36,06
Biji 21,39 28,25 7,42 15,41
Rata-rata 24,91 11,24
Perkecambahan Biji Corypha umbraculifera
Jenis palem secara umum memiliki perkecambahan hypogeal. Perkecambahan biji ditandai dengan munculnya tunas baru. Pada palem tipe perkecambahannya dapat dikelompokan menjadi tiga tipe yaitu: (1) remote non-ligular, (2) remote non-ligular, dan (3) adjacent non-ligular, seperti dapat dilihat pada Gambar 4.
Tipe perkecambahan termasuk remote jika ditandai dengan perluasan poros kotiledon yang berkembang secara geotropis positif. Dimana perluasan kotiledon berkembang menjadi plumule beberapa jarak dari biji. Keuntungan perluasan semacam ini dapat memperkuat perakaran. Ketidak-munculan ligule disebut perkecambahan remote non-ligular, jika ligule ada/muncul disebut perkecambahan remote ligular. Sedangkan adjacent ligular adalah
7
tidak ditandai dengan perluasan poros kotiledon pada tipe ini lapisan kotiledon tumbuh bersama dengan ligule (Tomlinson, 1990).
Gambar 4. Tipe Perkecambahan Biji Palem (Arecaceae).
Pada jenis Corypha umbraculifera tipe perkecambahannya menurut Tomlinson (1990) termasuk remote ligular.
Hal ini sama dengan yang disebutkan menurut Natalie and Dransfield (1987) tipe perkecambahannya remote
tubular, lanset pada seluruh eophyll. Pada pengamatan viabilitas biji Corypha umbraculifera diketahui bahwa biji
baru mucul perluasan poros kotiledon (remote) setelah 40 hari semai pada media pasir, seperti Gambar 5.
Gambar 5. Uji Viabilitas Biji Corypha umbraculifera
Kemunculannya dapat dipersingkat hanya 14 hari dengan melakukan pemeraman biji dalam akar pakis. Namun
sampai 2 bulan pengamatan biji Corypha umbraculifera belum muncul tunas. Hal ini disebabkan karena masa
berkecambah jenis Corypha umbraculifera memilki rentang waktudalam 3 - 8 bulan (Brink, 2003). Diketahui biji
Corypha umbraculifera memiliki dormasi secara MPD (Morpho Physiological Dormancy), dengan embrio berkecambah mulai 4 minggu atau lebih dalam inkubasi (Baskin and Baskin, 1998).
8 KESIMPULAN
Kebun Raya Purwodadi memiliki 2 jenis Corypha, yaitu : Corypha umbraculifera dan Corypha utan yang telah
berumur sekitar 60 tahun. Fenologi Corypha umbraculifera, menunjukan berbunga pada April 2014, mulai
berbuah September 2014, buah masak mulai Juni 2015, dan selesai buah akhir September 2015. Puncak berbuah pada Agustus 2015 dengan kisaran buah jatuh (masak pohon) 35-50 buah per hari. Karakterisasi buah dan biji, dimana ukuran buah rata-rata, panjang: 37,33 cm, lebar: 38,15 cm dan tebal: 38,39 cm, sedangkan ukuran biji rata-rata, panjang: 26,92 cm, lebar: 24,93 cm dan tebal: 24,91 cm. Rata-rata berat buah 36,06 gram, berat biji 11, 24 gram, dan kadar air biji 92,67%.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Panitia Seminar Nasional Biodiversitas VI – Universitas Airlangga, dan Bpk. Roif Marsono dari subunit Bank Biji serta skema in-garden riset pada UPT. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwadadi – LIPI.
DAFTAR PUSTAKA
Asikin, D., dan Sujono, 2006, Peranan Kebun Raya Purwodadi dalam Konservasi dan
Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Daerah Kering, Prosiding Seminar Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Daerah Kering II, Pasuruan.
Backer, C.A., dan R.C.B.V.D. Brink, 1968, Flora of Java (Spermatophytes), Vol III, The Rijksherbarium
Leyden, Groningen - Netherlands.
Baskin, C.C., dan J.M. Baskin, 1998, Seed Ecology Biogeography and Evolution of Dormancy and
Germination, Academic Press, San Diago.
Brink, M., dan R.P. Escobin (Editors), 2003, Plant Resources of South East Asia (PROSEA) No.17
Fibre Plants, Prosea Foundation, Bogor, Indonesia.
Burkill, I.H., 1966, A Dictionary of The Economic Products of The Malay Peninsula, Vol I.2, Menistry
of Agriculture, Kuala Lumpur, Malaysia.
Chin, W.Y., 2003, Tropical Trees and Shrubs : A selection for Urban Plantings, Sun Tree Publishing
Limited, Singapore.
Heyne, K., 1988, Tumbuhan Berguna Indonesia I, Balitbang Kehutanan, Jakarta.
Hong, T.D., S. Linington, dan R.H. Ellis, 1998, Compendium of Information on Seed Storage
Behavior, Vol II (i-z), The Royal Botanic Gardens, Kew.
Irawanto, R., 2008, Koleksi Arecaceae yang Berpotensi Obat di Kebun Raya Purwodadi, Prosiding
Seminar Kebun Raya Eka Karya, Bali.
Irawanto, R., 2010, Penelusuran Data Registrasi Koleksi Arecaceae Kebun Raya Purwodadi,
Prosiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian Ilmu Hayati ke 3, LSIH – Universitas Brawijaya, Malang.
Irawanto, R., 2011, Koleksi Biji dan Herbarium Arecaceae di Kebun Raya Purwodadi. Prosiding
Seminar Green Technology 2, UIN. Malang.
LBN, 1978, Palem Indonesia, Proyek Sumber Daya Ekonomi, Lembaga Biologi Nasional – LIPI, Bogor.
Lestarini, W., Matrani, Sulasmi, Trimanto, Fauziah, dan A.P. Fiqa, 2012, An Alphabetical List of Plant
Species Cultivated in Purwodadi Botanic Garden. Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan.
9
Perpres 93/2011, Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya.
Sharma, 2002, Plant Taxonomy, Tata Mc Draw-Hill Publishing Company Limited, Departement of
Botany, New Delhi.
Tomlinson, P.B., 1990, The Struktural Biology of Palms, Clarendon Press, Oxford.
Widyatmoko, D., S. Wuryani dan A. Suprapto, 2005, Koleksi Palem Kebun Raya Purwodadi, Kebun
Raya Purwodadi LIPI, Pasuruan.
Witono, J.R., 1998, Koleksi Palem Kebun Raya Bogor, UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI,
Bogor.
Yoshitake, 1995, Medicinal Herb Index in Indonesia, PT. Eisai, Jakarta.
Yuzammi, Sutrisno, dan Sugiarti, 2006, Manual Pembangunan Kebun Raya, Kebun Raya Bogor –
LIPI, Bogor.