• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara AKNOP Irigasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tata Cara AKNOP Irigasi"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL STUDI DAN KAJIAN

TERDAHULU

Studi terdahulu yang sudah dilakukan terkait penyusunan AKNOP irigasi permukaan, irigasi Rawa dan irigasi tambak yaitu studi tahun 2013 Tata Cara Penyusunan AKNOP OP Irigasi, Rawa dan Tambak, dan Tahun 2014 Konsep SE Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi. Hasil studi dan kajian terdahulu diuraikan pada bab ini, selanjutnya studi kali ini adalah dalam rangka menyiapkan rancangan pedoman Tata Cata Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak, sehingga diperlukan review hasil studi agar hasil studi ini dapat menjadi rancangan pedoman yang siap diaplikasikan untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan khususnya Tata Cara Penyusunan AKNOP Irigasi Permukaan, Irigasi Rawa dan Irigasi Tambak.

4.1 Studi dan Kajian Terdahulu AKNOP Irigasi Permukaan

Kajian AKNOP Irigasi Permukaan sudah dilakukan dua kali yaitu studi tahun 2013 dan dilanjutkan studi tahun 2014, sehingga hasil kajian yang digunakan adalah hasil studi terakhir yaitu SE Tata Cara Penyusunan AKNOP.

4.1.1 Konsep Dasar

Berdasarkan teoritis operasi dan pemeliharaan irigasi, maka AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) didefinisi sebagai berikut :

AKNOP (Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan) merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan jaringan irigasi primer dan sekunder didasarkan atas kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi

(2)

jaringan irigasi berdasarkan penelusuran jaringan dengan memperhatikan kontribusi perkumpulan petani pemakai air.

Rencana kegiatan Operasi dan Pemeliharaan dalam AKNOP berbasis kinerja dan berbasis outcome dalam indikator kegiatan dan pelaksana kegiatan dinyatakan dalam suatu matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan. Matriks pendanaan operasi dan pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Biaya langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan aktual pembiayaan operasi dan pemeliharaan tiap bangunan dan tiap ruas saluran untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi.

Biaya yang diperlukan untuk kebutuhan dari tingkat UPT/Pengamat ke bawah merupakan biaya langsung.

2. Biaya tidak langsung merupakan biaya yang diperlukan untuk kebutuhan pembiayaan operasi dan pemeliharaan tidak langsung.

Biaya ini merupakan pembiayaan dan UPT/Pengamat ke atas guna mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan irigasi. Pemisahan biaya langsung dan tidak langsung ini diwujudkan dalam suatu matriks pendanaan AKNOP.

A. Matriks Pendanaan AKNOP

Matriks Pendanaan AKNOP merupakan suatu matriks pendanaan yang menggambarkan komponen pendanaan operasi dan pemeliharaan, indikator kegiatan, tolak ukur, kelembagaan dan cara pelaksanaan pekerjaan.

AKNOP merupakan perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan guna mewujudkan pelayanan publik irigasi. Perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan selain merencanaan pembiayaan aktivitas kegiatan juga hams didukung oleh aktivitas kantor atau administrasi. Oleh karena itu, perencanaan pembiayaan pengelolaan operasi dan pemeliharaan terbagi manjadi aktivitas sebagai berikut :

1. Manajemen Administrasi

Manajeman administrasi merupakan aktivitas pengelolaan yang harus dilaksanakan untuk merencanakan, melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi kegiatan operasi dan pemeliharaan. Aktivitas pengelolaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

(3)

a. Gaji/Upah/Honorer Profesi b. Operasional Kantor

Bahan Alat Tulis Kantor

Bahan alat tulis kantor merupakan peralatan atau bahan alat tulis yang dipergunakan sekali habis peralatan kantor tersebut setelah digunakan, maka akan langsung habis atau tidak dapat digunakan lagi.

Prasarana Kantor

Perabot kantor dan interor kantor Operasional Kantor

Operasional Kantor meliputi (i) biaya listrik, air minum, telepon, pengiriman surat dan lain; (ii) biaya fotocopy laporan dan lain-lain; dan biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan lain-lain).

c. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan Perangkat Komputer dan Software

Komunikasi (komunikasi HT/jaringan internet) Perlengkapan Survai dan Operasi

d. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi

Penelitian - Satuan Kebutuhan Air - Awal Tanam Buku Puma Laksana dan Buku Pedoman

e. Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A Pendampingan P3A/GP3A/IP3A

Fasilitasi Rapat Fasilitasi Dokumen Studi Lapang Pelatihan

(4)

2. Perencanaan AKNOP Operasi Jaringan Irigasi

Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan operasi :

a. Perencanaan Operasi Hak Guna Air

Penyediaan Air Tahunan

Perencanaan Tata Tanam Tahunan • Usulan Rencana Tata Tanam • Rekapitulasi Tata Tanam • Pembahasan RTT • Penetapan RTT • Sosialisasi RTT

Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan b. Pelaksanaan Operasi

Laporan Keadaan Air dan Tanaman

Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan Pencatatan Debit Saluran

Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder clan. Primer Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan

Pencatat Debit Sungai

Penetapan Sistem Pembagian Air

Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi Pengoperasian Bangunan Utama

Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Provinsi

c. Monotoring dan Evaluasi

Monitoring Pelaksanaan Operasi Kalibrasi Bangunan Ukur

(5)

3. Perencanaan AKNOP Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Perencanaan AKNOP dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan operasi jaringan dimulai rencana alokasi air dalam DAS sampai pelaksanaan operasi

a. Inspeksi dan Penelusuran Inspeksi

Penelusuran

b. Rencana Pelaksanaan Pemeliharaan Pengamanan Jaringan Irigasi

Pemeliharaan Rutin (Perbaikan Ringan)

• Pemberian minyak pelumas pada bagian pintu.

• Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar • Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan

kotoran.

• Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur.

• Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan. • Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran

yang retak atau beberapa batu muka yang lepas. Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perawatan

• Pengecatan pintu

• Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran Pemeliharaan Berkala yang Bersifat Perbaikan

• Perbaikan Bendung, Bangunan Pengambilan dan Bangunan Pengatur

• Perbaikan Bangunan Ukur dan kelengkapannya • Perbaikan Saluran

• Perbaikan Pintu-pintu dan Skot Balk • Perbaikan Jalan Inspeksi

• Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan PPB, kendaraan dan peralatan

(6)

• Penggantian pintu • Penggantian alat ukur • Penggantian peil schall

Penanggulangan/Perbaikan Darurat Evaluasi Kinerja Pemeliharaan

B. Prosedur dan tahapan Penyusunan AKNOP

Pada dasarnya AKNOP merupakan prakiraan kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan setiap tahun berdasarkan penelusuran. Di sisi lain, AKNOP harus terpisah dari kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan darurat tetap. Kegiatan rehabilitasi (perbaikan berat), peningkatan dan perbaikan darurat tetap direncanakan dalam Pengelolaan Aset Irigasi dalam PPSIP 5 Tahunan.

Oleh karena itu, prosedur yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Inspeksi dan Penelusuran

Inspeksi dan penelusuran merupakan kegiatan mengidentifikasi kondisi dan keberfungsian sistem irigasi. Masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :

a. Inspeksi

Inspeksi merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem irigasi. Kegiatan ini dilakukan dalam :

inspeksi rutin (inspeksi yang yang dilakukan secara rutin oleh juru setiap periode minimal setiap aset satu kali)

inspeksi berkala (inspeksi berkala yang dilakukan berkala oleh UPT dan Juru minimal dua kali setahun).

Hasil inspeksi dicatat dalam Blangko-01, Blangko-02 dan Blangko¬03 (kondisi darurat), serta diinterpretasikan atau mengupdate rencana operasi dan rencana pemeliharaan.

b. Penelusuran

Penelusuran merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem irigasi, tetapi dilaksanakan dengan melibatkan P3A/GP3A/IP3A dan "stake holder" yang terlibat.

(7)

Penelusuran hendaknya dilaksanakan dua kali, yaitu saat kondisi air berlimpah dan kondisi kekurangan air. Jika dalam peneluruan diperlukan pengeringan, maka saat pengeringan sudah dikordinasi dengan semua pihak, termasuk petani.

Hasil penelusuran hendak telah memisahkan penyelesaian permasalah menjadi menjadi dua tindak lanjut, yaitu :

Program kerja Usulan perbaikan.

2. Perencanaan Program Pemeliharaan

Inspeksi dan penelusuran merupakan masukan bagi perencanaan program pemeliharaan. Perencanaan Program Pemeliharaan menetapkan penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam tiga program pemeliharaan, yaitu :

a. Program rutin b. Program berkala c. Program rehabilitasi d. Perbaikan darurat tetap.

Penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam program rutin dan berkala, serta kebutuhan dihitung dalam AKNOP. Sedangkan penyelesaian kerusakan dan ketidakberfungsian jaringan irigasi dalam rehabilitasi dan perbaikan tetap direncanakan dalam PAI (Pengelolaan Aset Irigasi).

3. Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Penyelesaian oleh dinas pengelolaan irigasi dilakukan dengan berbagai cara pemeliharaan dalam suatu Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi periode 5 Tahunan dalam mendukung keberlanjutan sistem irigasi.

4. Implementasi Rencana Lima Tahunan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi

(8)

Penerapan Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi periode 5 Tahunan diwujudkan dalam :

a. Program Operasi dan Pemeliharaan sebagai implementasi Rencana AKNOP

b. Biaya Peningkatan dan Rehabilitasi sebagai implementasi Program Pengelolaan Aset Irigasi.

5. Kinerja Jaringan Irigasi

Kinerja jaringan irigasi akan ditentukan oleh : a. Realisasi AKNOP

Realiasasi AKNOP diimplementasikan dalam mewujudkan Rencana Operasi

Rencana Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan dalam (i) pengamanan, (ii) pemeliharaan rutin; (iii) pemeliharaan berkala bersifat perawatan. Penanggulangan darurat bersifat sementara

b. Realisasi Rencana Rehabilitasi, Peningkatan dan Penanggulangan Tetap

Evaluasi capaian kinerja jaringan irigasi merupakan feed back bagi kondisi dan fungsi sistem irigasi di tahun yang ada.

Perencanaan AKNOP terdiri dan tiga kegiatan, yaitu : 1. Identifikasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi

Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi diidentifikasi dengan inspeksi dan penelusuran.

2. Rencana OP

Rencana OP yang dilaksanakan di setiap daerah irigasi harus mengacu pada Permen PU Nomor 32 Tahun 2007 tentang penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. (sekarang Permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 Tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pengganti Permen PU No. 32 Th.2007)

(9)

3. Perhitungan AKNOP

Perhitungan AKNOP didasarkan atas kondisi dan keberfungsian sistem irigasi hasil penelusuran dan rencana OP yang akan dilaksanakan. Hasil perhitungan AKNOP dipergunakan sebagai dasar usulan pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga perhitungan AKNOP harus dilaksanakan sebelum perencanaan anggaran.

4.1.2 Inventarisasi Kondisi dan Keberfungsian Sistem Irigasi Permukaan

Perencanaan pembiayaan wilayah yang efektif dan efisien harus berbasis kinerja dan berbasis outcome. Sedangkan sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan (Global Positioning System) merupakan prasarana manajamen yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat dan akurat.

Oleh karena itu, inventarisasi kondisi dan keberfungsian sistem diterapkan dengan memperhatikan komponen sistem irigasi serta menerapkan sistem teknologi informasi berbasis GPS. Pelaksanaan inventarisasi jaringan irigasi dan penyusunan AKNOP dilaksanakan dengan mengisi dan mengolah blangko AKNOP dengan didukung oleh Sistem Informasi Geografis (GIS) Inventarisasi Jaringan Irigasi.

Blangko AKNOP dipisahkan menjadi dua bagian, yaitu blangko identifikasi (Blangko AKNOP-01) dan perhitungan AKNOP (Blangko AKNOP-02). Adapun masing-masing Blangko masing dirinci sebagai berikut :

Blangko Inventarisasi AKNOP

Blangko Inventarisasi AKNOP terdiri dari :

1. Blangko - AKNOP 01-A : Blangko yang dipergunakan untuk data petak tersier.

2. Blangko - AKNOP 01-C : Blangko yang dipergunakan untuk

mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi bangunan irigasi, baik pembawa atau pembuang.

3. Blangko - AKNOP 01-D : Blangko yang dipergunakan untuk

mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi saluran irigasi, balk pembawa atau pembuang.

(10)

4. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan UFT/Pengamat.

5. Blangko - AKNOP 01-E : Blangko yang dipergunakan untuk

mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan dinas pengelola (dinas kabupaten/provinsi/BBWS/ BWS)

6. Blangko - AKNOP 01-F : Blangko yang dipergunakan untuk

mengiden-tifikasi kondisi dan fungsi kelembagaan petani (P3A/GP3A/IP3A).

Blangko Perhitungan AKNOP

1. Blangko - AKNOP 02-A

2. Blangko - AKNOP 02-B

3. Blangko - AKNOP 02-C :

:

:

Blangko yang dipergunakan untuk perhitungan biaya koordinasi dan peningkatan kelembagaan mengidentifikasi kondisi dan fungsi bangunan irigasi, baik pembawa atau pembuang.

AKNOP 02-A1 : UPT

AKNOP 02-A2 : Dinas Pengelola/BBWS Blangko yang dipergunakan untuk biaya operasi jaringan irigasi.

Blangko yang dipergunakan untuk biaya pemeliharaan.

Blangko ini pada dasarnya bukan suatu pekerjaan yang tersendiri, tetapi dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan.

Prosedur yang dilakukan dalam mengidentifkasi sebagai berikut : 1. Inventarisasi Jaringan Irigasi

2. Inspeksi dan Penelusuran

3. Interpretasi Kerusakan dan Keberfungsian

4.1.3 Tata Cara Kegiatan dan AKNOP Aspek Manajemen Admnistrasi

Biaya manajemen administrasi dihitung dalam satu tahun dalam satu daerah irigasi

(11)

A. Gaji/Upah/Jasa Profesi

Dalam operasi dan pemeliharaan, pelaksana kegiatan dilaksanakan oleh pegawai negeri sipil, pekerja dan tenaga profesional. Pelaksana kegiatan operasi dan pemeliharaan ini mendapatkan imbalan kerja atas jasa/kerja yang dilakukan. Imbalan kerja dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Gaji : Hak pegawai negeri sipil yang diberikan sesuai beban pekerjaan dan tanggungjawabnya (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Pasal 7)

Misal : Gaji Kepala/Staf UPT/Pengamat, Gaji Juru/ Mantri Pengairan dan lain-lain.

2) Upah : Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dan pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekeda/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan (Undang-Undang tenaga kerja nomor 13 tahun 2003, Bab 1, Pasal 1)

Misal : Upah pekerja konstruksi (pekerja, mandor, juru ukur dan lain-lain)

3) Jasa Profesi : Jasa atas keahlian yang dimiliki dan diberikan kepada Pegawai PNS dan non PNS sebagai narasumber, pembicara, praktisi, pakar dalam kegiatan di luar Direktorat atau Eselon I pegawai yang bersangkutan untuk kepentingan dinas. Bisa juga dibayarkan pada PNS Direktorat yang bersangkutan selama kegiatan yang dilakukan tersebut juga melibatkan PNS Direktorat lainnya.

(12)

Misal : Narasumber OP/Pemetaan dan lain-lain Tenaga pelaksana ini pada umumnya mempunyai wilayah kerja.

Oleh karena itu biaya operasi dan pemeliharaan untuk tenaga pelaksana :

1 = Pembina Tk. I 2 = Pembina 3 = Penata Tk. I 4 = Penata 5 = Penata Muda Tk. I 6 = Pnata Muda 7 = Pengatur Tk. I 8 = Pengatur 9 = Pengatur Muda Tk. I 10 = Pengatur Muda 11 = Juru Tk. I 12 = Juru 13 = Juru Muda Tk.1 14 = Juru Muda 15 = Harian/TPOP

(13)

n j m

= Jumlah pelaksana pengelola irigasi = 1, 2, 3, ... ,

= nomor indeks daerah irigasi

B. Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor

Bahan Alat Tulis, Peralatan, Prasarana dan Operasional Kantor dalam mendukung pelaksanaan operasional kantor dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor Bahan alat tulis kantor merupakan peralatan atau bahan alat tulis yang dipergunakan sekali habis atau tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan peralatan kantor merupakan peralatan yang dibutuhkan dalam mendukung aktivitas kantor (misal komputer, printer dan lain-lain).

Bahan alat tulis kantor dan peralatan kantor disesuaikan dengan kebutuhan administrasi kepegawaian, umum dan keuangan. Sedangkan bahan untuk aktivitas operasi dan pemeliharaan direncanakan pada setiap kegiatan/aktivitas.

Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor dihitung lumpsum setiap bulan berdasarkan kebutuhan rata-rata bahan alat tulis dan peralatan kantor, sehingga biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor setiap tahun : BMOP2.1 = BODI x 12 x BBPATK dimana : BM 2,1 BBPATK BODI ADI AKNOP ADI i i m = = = = = = =

Biaya bahan alat tulis dan peralatan kantor (Rp/tahun)

Biaya lumpsum bahan alat tulis dan peralatan kantor (Rp/bulan)

Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP

∑ ADI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha)

Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha) 1, 2, 3, ... ,m

(14)

nomor indeks daerah irigasi jumlah daerah irigasi

2) Prasarana Kantor

Perabot kantor merupakan furniture yang diperlukan dalam aktivitas kantor. Furniture ini meliputi meja, kursi, lemari penyimpanan, dan berbagai perabotan lainnya.

Furniture tidak hanya dipergunakan untuk karyawan bekerja, tetapi juga untuk pelayanan masyarakat.

3) Papan Peraga OP

Secara umum papan peraga OP merupakan papan yang berisi informasi OP, sehingga OP dapat dipahami lebih baik. Secara khusus, fungsi papan peraga adalah :

a. Sebagai sarana komunikasi antara petani dengan pelaksana pengelola irigasi.

b. Menjelaskan dan mengontrol mekanisme operasi jaringan irigasi. c. Pemantauan kondisi dan keberfungsian jaringan irigasi

(15)

Oleh karena itu, papan peraga OP yang diperlukan dalam operasi dan pemeliharaan.

a. Peta Wilayah Kerja

Peta wilayah kerja hendaknya dapat menampilkan

(i) potensi sumberdaya alam (jenis tanah, hidrogeologi, dan lain-lain),

(ii) zona iklim (awal musim hujan dan kemarau); (iii) produktivitas pertanian; dan

(iv) daerah genangan banjir/kekeringan. b. Skema Irigasi

Skema irigasi yang perlu ditampilkan (i) skema jaringan irigasi;

(ii) skema bangunan irigasi;

(iii) skema pembagian dan pemberian air. Biaya papan peraga OP sebagai berikut :

dimana : BM 2,3 i BODI = = = =

Biaya papan peraga (Rp/tahun) 1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks peraga 1 = Peta Wilayah Kerja

2 = Peta Tematik Jenis Tanah 3 = Peta Tematik Hidrogeologi 4 = Peta Tematik Zona Iklim 5 = Skema Jaringan Irigasi 6 = Skema Bangunan Irigasi

7 = Skema Pembagian dan Pemberian Irigasi Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP

(16)

ADI AKNOP ADI i n HBMperagai VBMperagai i n j m = = = = = = = =

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha) Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-i (Ha) Jumlah jenis peraga yang dibutuhkan Harga peraga OP (Rp/unit)

Jumlah kebutuhan peraga ke - i (unit) 1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks perabot 1 = Kursi

2 = Meja

3 = Almari, dan seterusnya jumlah jenis perabot

1, 2, 3, ... ,n

nomor indeks daerah irigasi jumlah daerah irigasi wilayah kerja

4) Operasional Kantor

Operasional Kantor meliputi :

(i) biaya listrik, air minum, telepon, pengiriman surat dan lain-lain; (ii) biaya fotocopy laporan dan lain-lain;

(iii) biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan lain-lain).

Biaya operasional kantor dihitung lumpsum setiap bulan berdasarkan kebutuhan rata-rata operasional per bulan, sehingga biaya operasional kantor setiap tahun :

dimana : BM2,4 i = = =

Biaya operasional kantor (Rp/tahun) Nomor indeks komponen operasional 1, 2, 3

1. biaya listrik, air minum, telepon, pengirim-an surat dpengirim-an lain-lain

(17)

BODI ADI AKNOP ADI i BLOOK i j m = = = = = =

3. biaya pemeliharaan peralatan kantor (servis perangkat komputer dan lain-lain) Bobot DI AKNOP

ADI AKNOP

∑ ADI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha) Luas Wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha) Biaya lumpsum operasional komponen Operasional kantor ke-j (Rp/bulan) 1, 2, 3, ... ,m

nomor indeks daerah irigasi jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan operasional kantor dalam dimana : BMOP2 BMOP2,i i = = =

Total biaya bahan Alat Tulis, peralatan, prasarana dan operasional Kantor (Rp/tahun)

biaya bahan alat tulis, peralatan, prasarana dan operasional kantor untuk komponen ke- i (Rp/tahun)

1, 2, 3, 4…nomer indeks biaya komponen 1 : Bahan Alat Tulis dan Peralatan Kantor 2 : Prasarana Kantor

3 : Papan Peraga OP 4 : Operasional Kantor

C. Sarana Pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

Sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan merupakan sarana yang diperlukan dalam pelaksanaan operasi :

(18)

1) Kendaraan Operasi dan Pemeliharaan

Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan

dimana : BMOP3,1 HBMkendaraan,j VBMkendaraan,j VBOLBBM,j HBOLSK,j HBOLSGO,j j = = = = = = =

Biaya kendaraan operasi dan pemeliharaan (Rp/tahun)

Harga jenis kendaraan ke-j Jumlah tambahan kebutuhan jenis kendaraan ke-j

Harga BBM jenis kendaraan ke-j (Rp/bulan)

Harga biaya surat kendaraan bermotor untuk kendaraan ke-j

Harga biaya servis dan ganti olie untuk ken-daraan ke - i (Rp/ 3 bulan)

1, 2..nomor indeks jenis kendaraan 1 : Kendaraan Roda Empat

2 : Kendaraan Roda Dua

Kendaraan disesuaikan dengan jumlah Kepala UPTD/Pengamat untuk mobil pickup, sepeda motor untuk juru pengairan dan sepeda untuk POB/PPA.

2) Perangkat Komputer dan Software OP

Perangkat Komputer dan Software OP dipergunakan untuk (i) mengolah data OP; (ii) pengolahan aset irigasi; (iii) memperbaiki peta; (iv) mengakses internet.

Oleh karena, kecepatan komputer dan software komputer hendaknya mempunyai kemampuan tersebut.

Blangko OP dan laporannya selain tercetak dalam ukuran A4, juga diperlukan pencetakan A3, sehingga diperlukan printer ukuran A4 dan A3.

(19)

Biaya perangkat komputer dan software OP, serta operasionalnya dihitung berdasarkan : dimana : BM3,2 HBMkomp,i VBMkomp,i i HBMprinter,i VBMprinter,i j BBOL1 BBOLinternet HBHNj = = = = = = = = = =

Biaya komputer/printer/software operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi (Rp / tahun) Harga pembelian jenis komputer ke - i Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis komputer ke - i

1, 2, dan 3…spesifikasi computer 1. Komputer Serve

2. Komputer Stand Alone Pengolahan Data (CPU + Monitor 17" Wide + Software Microsoft Office)

3. Komputer Stand Alone Technical Drawing dan Mapping (CPU + Monitor 22" Wide + Software Microsoft Office + Autocad + Map Infow)

Harga pembelian jenis printer ke - j Jumlah tambahan/baru kebutuhan jenis komputer ke - i

1 dan 2, nomor indeks jenis printer 1 : Printer Berukuran A4

2 : Printer Berukuran A3

Biaya operasional komputer (Rp/bulan) Biaya akses internet (Rp/Bulan)

Biaya lumpsum bahan habis pakai printer jenis ke-j (Rp/bulan)

3) Komunikasi

Komunikasi diperlukan dalam koordinasi pada saat operasi normal, banjir, kekeringan dan konstruksi. Komunikasi mempergunakan HT dengan kemampuan 5 km.

(20)

dimana : BM3,2 HMOkomunikasi,j JALkomunikasi, j j BOPkomunikasi, j = = = = = =

Biaya komunikasi operasi dan

pemeliharaan jaringan irigasi (Rp/tahun) Harga alat komunikasi jenis ke-j

jumlah alat komunikasi jenis ke-j (unit) j 1 dan 2… jenis komunikasi

1 : Handy Talky 2 : Rig

Biaya lumpsum alat komunikasi jenis ke-j (Rp/bulan)

4) Perlengkapan Kerja

Perlengkapan kerja merupakan sarana yang diperlukan pelaksana dalam menjalankan tugasnya. Kebutuhan perlengkapan kerja ini ditentukan oleh jumlah pelaksana operasi dan pemeliharaan.

dimana: BMOP3,3 VUPTp2 P2 HBOLperlengkapan, k k = = = = = =

Biaya perlengkapan kerja operasi dan peme-liharaan (Rp/tahun)

Jumlah personil UPT/Pengamat dengan jabatan ke - i (orang)

nomor indeks jabatan personil UPT/Pengamat

1 = Kepala UPT 2 = Staf UPT Operasi 3 = Staf UPT Pemeliharaan 4 = Juru/Mantri Pengairan 5 = POB

6 = PPA 7 = POB

Harga perlengkapan kerja ke - k 1, 2, 3, 4 dan 5

(21)

nomor indeks perlengkapan. Kerja 1 = Pakaian Kerja 2 = Sepatu Kerja 3 = Topi lapangan 4 = Jas Hujan 5 = Sepatu Boot

5) Perlengkapan Survey dan Operasi

Perlengkapan survey dan operasi merupakan peralatan yang dipergunakan untuk survey dan pelaksanaan operasi.

Perlengkapan survai yang dibutuhkan adalah GPS, kamera digital, safety belt (pembersihan pintu gerak/bendung), kalkulator, senter, roll meter 5 m, roll meter 50 m dan current meter (kalibrasi bangunan ukur). Masing-masing juru mendapat satu alat setiap jenis perlengkapan, kecuali current dimiliki oleh UPTD.

Biaya perlengkapan survey dan operasi adalah sebagai berikut :

Dimana : BMOP3,5 VBOL1+4 HBOLsurvey (k) k = = = = =

Biaya perlengkapan survai dan operasi (Rp /tahun)

Jumlah unit kejuron (UPT ke - 4 juru pengairan) + unit UPT

harga perlengkapan survai dan operasi ke -k 1,2,3, ... , 7

Nomor indeks perlengkapan survey dan operasi 1 = GPS 2 = Kamera Digital 3 = Safety Belt 4 = Kalkulator 5 = Senter 6 = Roll Meter 5 m

(22)

BODI ADI AKNOP ADI i j m = = = = = = 7 = Roll Meter 50 m Bobot DI AKNOP ADI AKNOP ∑ ADI

Luas wilayah kerja daerah irigasi AKNOP (Ha) Luas wilayah kerja daerah irigasi ke-j (Ha) 1, 2, 3, ... ,m

nomor indeks daerah irigasi jumlah daerah irigasi wilayah kerja

Total biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan sebagai berikut :

Dimana : BM3 BM3,i i = = = =

Total biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan (Rp/tahun)

biaya sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan untuk komponen ke - i (Rp /tahun)

1, 2, 3, 4

nomor indeks sarana pelaksana operasi dan pemeliharaan

1 = kendaraan operasi dan pemeliharaan 2 = perangkat komputer dan software OP 3 = komunikasi

4 = perlengkapan kerja

5 = perlengkapan survai dan operasi

D. Kegiatan Pendukung Operasi dan Pemeliharaan

Kegiatan pendukung operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan melakukan aktivitas sebagai berikut :

(23)

D.1 Pemetaan dan Skema Jaringan Irigasi

1) Koordinasi Pelaksanaan

Koordinasi pelaksanaan merupakan aktivitas menilai kondisi data pendukung operasi dan pemeliharaan, serta merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi sebagai berikut :

dimana : BM4,1

VBOLp2

=

=

Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah personil OP pada jabatan ke-i p2

HBOLrapat

=

=

nomor indeks jabatan personil OP 1 = Kabid OP Dinas Pengelola 2 = Kasi OP Dinas Pengelola 3 = Staf OP Dinas Pengelola 4 = Kepala UPT

5 = Staf UPT Operasi 6 = Staf UPT Pemeliharaan 7 = Juru/Mantri Pengairan

Biaya konsumsi rapat (Rp/orang)

2) Inventori Spatial (GPS)

Inventori spatial dilakukan dengan mengamati potensi bangunan dan trase saluran.

Indikator Pekerjaan : Diperolehnya data

a . Data Koordinat GPS Bangunan

b . Trase GPS Saluran

Ke-dua data ini terekam dalam GPS dan dapat dibaca/transfer ke komputer dengan software transfer (misal Map Source)

(24)

Biaya inventori spatial (GPS) sebagai berikut : dimana : BM 4,2 VSPJp2 p 2 HSPJlocal VSPJkendaraan HSPJBBM LHRIS Catatan = = = = = = = = :

Biaya inventori spatial dalam pemetaan dan skema jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah personil OP pada jabatan ke-i nomor indeks jabatan personil OP 4 = Kepala UPT

5 = Staf UPT Operasi 6 = Staf UPT pemeliharaan 7 = Juru/Mantri Pengairan

Biaya perjalanan dinas lokal (orang)

Jumlah kendaraan yang dipergunakan (buah)

Biaya bahan bakar motor (Rp/Hari) Lama inventori spatial (hari)

LSAL 4000

LSAL = Total panjang saluran (m)

lama inventori diasumsikan setiap 4.000 m

(4 km) membutuhkan 1 (satu) hari kerja

3) Pembuatan/Update Peta dan Skema Digital

Pembuatan/update peta dan skema digital dilakukan secara swakelola dengan nara sumber dan instansi lain (jika diperlukan).

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya/update pada

a. Peta Wilayah Kerja

b. Skema Irigasi

• Skema Jaringan Irigasi • Skema Bangunan Irigasi

(25)

Biaya pembuatan/update peta dan skema digital adalah sebagai berikut : dimana : BMOP 4,3 LJM GU3 HSPJlocal BBHNATK

BPOLpetadasar, (i)

i JIPIJ j k = = = = = = = = = = =

Biaya pembuatan/upgrade peta dan skema digital (Rp/Tahun)

Lama pertemuan dengan narasumber (jam) ADI x 2 jam

1000

ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

Honor jasa profesi (jam pertemuan)

Biaya perjalanan dinas lokal untuk mengkalibrasi koordinat peta (hari), asumsi 2 (dua) hari kerja biaya lumpsum alat tulis kantor dalam

pembuatan/upgrade peta dan skema digital (Rp) Pembelian peta dasar ke – 1

1,2,3, dan 4,.. nomor indeks peta dasar 1 = Peta Rupa Bumi Indonesia (No Lembar) 2 = Peta Hidrogeologi (No Lembar)

3 = Peta Jenis Tanah (No Lembar) Jumlah instansi pengelola irigasi ke – j 1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi 1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi 3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten 4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron 1 dan 2

nomor indeks jenis penggandaan 1 = Digital printing (peraga) 2 = Fotocopy A3/A4

(26)

D.2. Penelitian Satuan Kebutuhan Air dan Awal Tanam

Penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dipergunakan mengkaji satuan kebutuhan air irigasi untuk menentukan Faktor K dalam pembagian dan pemberian air irigasi.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengolahan data berupa :

a. Nilai Satuan Kebutuhan (1/detik/Ha) pada berbagai pertumbuhan tanaman

• Padi : - Pengolahan Tanah

− Persemaian − Pertumbuhan

• Polowijo : - Perlu banyak air

− Perlu sedikit air

• Tebu, dan komoditi unggulan wilayah

b. Periode/Waktu awal tanam golongan (jika diperlukan)

Perhitungan satuan kebutuhan air dan awal tanam berdasarkan Kriteria Perencanaan Irigasi (PU, 1986. KP-01 Jaringan Irigasi). Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam dihitung berdasarkan persamaan : dimana : BMOP 4,4 LJM GU3 = = = =

Biaya penelitian satuan kebutuhan air dan awal tanam (Rp/Tahun)

Lama pertemuan dengan nara sumber (jam) ADI x 2 jam

1000

ADI = Luas layanan daerah irigasi AKNOP (Ha)

(27)

HSPJlocal BBHNATK JPOj JIPIj BPOLpenggandaan(2) j k = = = = = = = = =

biaya perjalanan dinas lokal untuk pengumpulan data klimatologi dan data hujan (hari)

(di asumsikan 2 hari kerja)

biaya lump sum alat tulis kantor dalam pene-litian satuan kebutuhan air dan awal tanam (Rp)

Jumlah wakil dari instansi pengelola irigasi ke - j (orang)

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit) Biaya penggandaan laporan dengan jenis penggandaan jenis fotocopy A3/A4

1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi 1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi 3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten 4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron 1 dan 2

nomor indeks jenis penggandaan 1 = Digital printing (peraga) 2 = Fotocopy A3/A4

D.3. Buku Purna Laksana dan Buku Pedoman

Buku purna laksana merupakan buku yang berisikan gambar teknik bangunan/saluran, sedangkan buku pedoman merupakan buku yang dipakai sebagai pedoman dalam melakukan operasi dan pemeliharan. Buku puma laksana dipergunakan sebagai pedoman dalam perbaikan kerusakan ban.gunan/saluran, agar perbaikan sesuai dengan disain awal.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh hasil pengumulan : a. Buku Puma Laksana

(28)

b. Buku Pedoman

Biaya pengumpulan puma laksana dan buku pedoman sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,5 HSPJ BBHNATK JIPIj BPOLpenggandaan(2) j k = = = = = = = = = =

Biaya pengumpulan buku puma laksana dan buku pedoman (Rp/Tahun)Lama pertemuan

biaya perjalanan dinas untuk pengumpulan buku puma laksana dan buku pedoman (hari)

(di asumsikan 2 hari kerja)

biaya lump sum alat tulis kantor dalam penelitian satuan kebutuhan

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit)

Biaya penggandaan laporan dengan jenis penggandaan jenis fotocopy A3/A4 1, 2, 3, 4 dan 5

nomor indeks instansi pengelola irigasi 1 = Satker BBWS

2 = Dinas pengelola irigasi provinsi 3 = Dinas pengelola irigasi kabupaten 4 = UPT/Pengamat

5 = Kejuron 1 dan 2

nomor indeks buku/laporan 1 = Buku Puma Laksana

2 = Buku Pedoman OP Kejuron

3 = Buku Pedoman OP UPT/Pengamat 4 = Buku Pedoman OP Provinsi

(29)

D.4 Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A

Masyarakat petani dapat berperan serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya yang disalurkan melalui P3A/GP3A/IP3A.

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat diwujudkan dalam

1) Operasi : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat berpartisipasi dalam operasi jaringan irigasi pada

(Permen Nomor 30 Tabun 2007 Pasal 22 Ayat (2)) : a . pengajuan usulan rencana tata tanam;

b . pengajuan kebutuhan air;

c . pemberian masukan mengenai pengubahan rencana tata tanam, pengubahan pola tanam, pengubahan jadwal tanam, dan pengubahan jadwal

d . pemberian/pembagian air dalam hal terjadi perubah-an ketersediaan air pada sumber air.

2) Pemeliharaan : Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat berpartisi pasi dalam pemeliharaan jaringan irigasi pada :

a. Pengamanan jaringan irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 25 Ayat (1) dan (2))

b. Penelusuran Jaringan. Irigasi (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 23 Ayat (2))

• penyampaian usulan prioritas pekerjaan atau /dan • cara pelaksanaan pekerjaan.

c. Penyusunan kebutuhan biaya

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat memberi-kan usulan kontribusi berupa material atau dana untuk membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cara swakelola (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 23 Ayat (3)).

(30)

d. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 15 Ayat (2) dan (3))

Masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dapat perpartisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan sekunder berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan dan wakil masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3A.

Nota kesepahaman berisikan (i) rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan; dan (ii) bentuk partisipasi masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A dalam pekerjaan pemba-ngunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi primer dan sekunder yang akan dilaksanakan.

e. Masyarakat petani baik secara perseorangan maupun berkelompok dapat melakukan pekerjaan perbaikan darurat dan melaporkan pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada penanggung jawab kegiatan pemeliharaan. Jika terjadi kerusakan jaringan irigasi akibat bencana atau kejadian lain yang tidak dapat ditangani sendiri, masyarakat petani/ P3A/ GP3A/ IP3A segera menyampaikan laporan kerusakan dimaksud kepada penanggung jawab kegiatan melalui pengamat untuk perbaikan lebih lanjut (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 25 Ayat (3) dan (4)).

Partisipasi P3A/GP3A/IP3A dapat dicapai jika P3A/GP3A/IP3A mempunyai kemampuan dalam aspek kelembagaan, teknis dan pembiayaan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberdayaan.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengembangan Dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif, Pemberdayaan P3A merupakan upaya pembentukan, penguatan, dan

(31)

peningkatan kemampuan P3A yang meliputi aspek kelembagaan, teknis, dan pembiayaan dalam persiapan operasi dan pemeliharaan.

Pemberdayaan dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus melalui metode lapangan dan klasikal, antara lain : (i) sosialisasi; (ii) motivasi; (iii) kunjungan lapangan; (iv) pertemuan berkala; (v) fasilitasi; (vi) studi banding; (vi) bimbingan teknis; (vii) pendidikan dan pelatihan; dan (viii) pendampingan. Metode pemberdayaan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setempat dari basil profil sosioekonomi, teknik, kelembagaan, serta hasil pemantauan dan evaluasi kinerja yang dilakukan secara berkala (Permen Nomor 30 Tahun 2007 Pasal 21 Ayat (1) dan (2)).

Pemberdayaan P3A/ GP3A/IP3A dilaksanakan dengan kegiatan - kegiatan sebagai berikut :

1) Rapat Koordinasi Evaluasi Kebutuhan P3A/GP3A/IP3A

Rapat koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A dilakukan pada awal tahun. Rapat ini dihadiri oleh instansi pengelola irigasi, wakil P3A/GP3A/IP3A dan komisi irigasi.

Indikator Pekerjaan : Terbentuknya rencana kerja pemberdayaan P3A/ GP3A/ IP3A

Biaya koordinasi evaluasi potensi dan kebutuhan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut : dimana : BMOP 4,6 JIPIj JOPi i = = = =

Biaya koordinasi pemetaan dan skema jaringan irigasi (Rp/tahun)

Jumlah instansi pengelola irigasi ke - j (unit) Jumlah personil wakil kelembagaan pengelola irigasi ke-i

nomor indeks kelembagaan pengelola irigasi 1 = Komisi Irigasi

2 = Kelompok Pemandu Lapang (KPL) 3 = UPT/Pengamat

(32)

HOPrapat =

4 = P3A 5 = GP3A 6 = IP3A

Biaya konsumsi rapat (orang)

2) Sosialisasi, Motivasi, Kunjungan Lapang dan Pertemuan Berkala

Sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok pemandu lapang atau komisi irigasi untuk pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan wacana, kemauan dan kemampuan P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi,

kunjungan lapang dan pertemuan berkala secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A pasif.

b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/ IP3A aktif.

Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,7

JP3A i j

=

=

Biaya sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala P3A/ GP3A/IP3A (Rp / tahun)

(33)

j i n = = = =

jumlah P3A/GP3A/IP3A pada tingkat P3A ke – j dalam wilayah kejuron ke-i

1, 2, 3

nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A 1 = P3A

2 = GP3A 3 = IP3A 1, 2, 3, ..., n

nomor indeks kejuron jumlah kejuron

3) Fasilitasi P3A/ GP3A/ IP3A

Secara umum pengertian fasilitasi dapat diartikan sebagai suatu proses "mempermudah" sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A dilakukan fasilitasi adalah sebagai berikut :

a. Fasilitasi Rapat

Rapat dalam operasi yang perlu dilakukan oleh P3A/GP3A/IP3A adalah :

• Rapat Usulan Dan Sosialisasi Rencana Tata Tanam • Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

• Rapat Pembuatan Rencana Ketja P3A/GP3A/IP3A

b. Fasilitasi Dokumen

Fasilitasi dokumen yang perlu dilaksanakan adalah :

• Buku Anggota • Buku Kas

• Buku Notulen Rapat • Buku Agenda Surat • Buku Tamu

• Buku Program Kerja • Buku Keuangan • Buku Keuangan IPAIR

(34)

• PSETK

• Program Kerja

Indikator Pekerjaan : Peningkatan aktivitas dan administrasi P3A/ GP3A/ IP3A.

Kegiatan : a.

Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi, Kunjungan lapang dan pertemuan berkala secara rutin bulanan untuk P3A/GP3A/IP3A pasif.

b. Melakukan kegiatan sosialisasi, motivasi, kunjungan lapang dan pertemuan berkala secara rutin setiap musim untuk P3A/ GP3A/ IP3A aktif.

Biaya Fasilitasi P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,8

JP3Anon-rapat, i

JP3Anon-dokumen, i

JOP3Anon-rapat (i,k)

HPOPLj i = = = = = =

Biaya fasilitasi P3A/GP3A/IP3A

(Rp/tahun)jumlah P3A/GP3A/IP3A pada tingkat P3A ke – j dalam wilayah kejuron ke-i Jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak melaksanakan rapat ke - i

jumlah P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak melaksanakan dokumen ke - j

Jumlah pengurus P3A/ GP3A/ IP3A yang tidak melaksanakan rapat ke - i (orang)

biaya konsumsi rapat (Rp/orang) 1, 2, 3, ..., ni

nomor indeks rapat P3A/GP3A/IP3A 1 = Rapat Usulan

(35)

ni nj = = = = = =

2 = Rapat Pembagian dan Pemberian Air Irigasi 3 = Rapat Pembuatan Rencana Kerja

P3A/GP3A/IP3A

jumlah jenis rapat P3A/GP3A/IP3A 3

1, 2, 3, ..., nj

nomor indeks dokumen P3A/GP3A/IP3A 1 = Buku Anggota

2 = Buku Kas

3 = Buku Notulen Rapat 4 = Buku Agenda Surat 5 = Buku Tamu

6 = Buku Program Kerja 7 = Buku Keuangan 8 = Buku Keuangan IPAIR 9 = PSETK

10= Program Kerja

jumlah jenis dokumen P3A/GP3A/IP3A 10

4) Studi Lapang

Studi lapang adalah melakukan kunjungan ke lokasi P3A/GP3A/IP3A yang mempunyai kemampuan kelembagaan, teknis dan keuangan lebih baik daripada P3A/GP3A/IP3A dalam wilayah kabupaten. Studi lapang ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pengurus P3A/GP3A/IP3A dengan menimba pengetahuan dan bertukar pengalaman secara langsung dengan P3A/GP3A/IP3A lainnya.

Setiap tahun, setiap kelembagaan P3A/GP3A/IP3A hendaknya diwakili oleh satu atau dua wakil.

Indikator Pekerjaan : Peningkatan kompetensi dan daya swing P3A/ GP3A/IP3A.

(36)

Biaya Study Lapang P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut : dimana : BMOP 4,9 JOP3AStudyLapang, i i i BOPLStudyLapang = = = = = =

Biaya study lapang P3A/ GP3A / IP3A (Rp/tahun)

jumlah personil P3A/GP3A/IP3A ke – i yang melaksanakan study lapang

1, 2, 3

nomor tingkat P3A/GP3A/IP3A 1 = P3A

2 = GP3A 3 = IP3A 1, 2, 3, ..., n

nomor indeks kejuron

biaya study lapang (Rp/orang)

5) Pelatihan

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A dimaksud untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sumberdaya manusia pengurus P3A/GP3A/IP3A, sehingga P3A/GP3A/IP3A dapat berpartisipatif dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.

Pelatihan P3A/GP3A/IP3A hendaknya merupakan konsep pengembangan sumberdaya manusia pengurus P3A/GP3A/IP3A yang terencana dengan hambatan keterbatasan pendanaan dan masa periode kepengurusan P3A/GP3A/IP3A pada umumnya 4 – 5 tahun. Oleh karena itu perlu direncana-kan semua pengurus mendapat pelatihan dan jika terjadi perubahan pengurus, pengurus baru mendapat pelatihan juga.

Pelatihan yang dibutuhkan oleh pengurus P3A/GP3A/IP3A dalam peningkatan partisipatif adalah :

(37)

a. Pelatihan OP Partisipatif

Pelatihan OP partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A memahami peran serta dalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Materi pelatihan meliputi (i) Pengembangan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif, (ii) Peran P3A/GP3A/IP3A Operasi Jaringan Irigasi; (iii) Peran P3A/GP3A/IP3A Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

b. Konstruksi Partisipatif

Pelatihan Konstruksi Partisipatif dimaksudkan P3A/GP3A/IP3A memahami tata cara konstruksi dalam pemeliharaan jaringan irigasi. Materi pelatihan meliputi (i) Program pemeliharaan partisipatif (ii) Kerusakan Bangunan/Saluran Irigasi; (iii) Rencana Konstruksi Perbaikan Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi; (iv) Rencana Biaya Konstruksi Bangunan/Saluran Irigasi; (v) Jadwal dan Evaluasi Pelaksanaan Konstruksi; (vi) Laporan.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,10

JOP3APelatihan (i)

i

BOPL Pelatihan (i)

= =

= =

=

Biaya pelatihan P3A/ GP3A/ IP3A (Rp/tahun) Jumlah personil P3A/GP3A/IP3A yang mengikuti pelatihan ke - i

1, 2, 3

Nomor indeks pelatihan

1 = OP Partisipatif

2 = Konstruksi Partisipatif

Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

6) Pendampingan P3A/GP3A/IP3A

Pendampingan merupakan suatu aktivitas pendampingan sosial guna mencapai tujuan tertentu. Pendampingan tidak hanya melakukan penyampaian informasi dan teknologi kepada masyarakat semata, tetapi pendampingan juga mendampingi aktivitas kegiatan. Pendampingan

(38)

hendaknya bersifat fasilitator masyarakat (community facilitator/CF) karena tugasnya lebih sebagai pendorong, penggerak, katalisator, motivator masyarakat, sementara pelaku dan pengelola kegiatan adalah masyarakat sendiri.

Pendampingan P3A/GP3A/IP3A dalam operasi dan pemeliharaan diutamakan dilakukan pada aktivitas kegiatan rencana tata tanam, pembagian air irigasi, penelusuran dan pembuatan program kerja.

Biaya Pelatihan P3A/GP3A/IP3A sebagai berikut :

dimana : BMOP 4,11

JP3A Pendampingan (i)

BOPL Pendampingan (i)

=

=

=

Biaya pendampingan P3A/ GP3A/ IP3A (Rp/tahun)

Jumlah P3A/GP3A/IP3A yang dilakukan pendampingan (unit)

Biaya pelatihan ke - i (Rp/Orang)

4.1.4 Tata Cara Rencana Kegiatan dan AKNOP Aspek Operasi

A. Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi

Air dibutuhkan berbagai keperluan baik untuk irigasi, maupun non-irigasi. Di sisi lain, ketersediaan air terbatas. Oleh karena itu, perlu selalu dilakukan tindakan melestarikan dan menjaga lingkungan, agar ketersediaan air terjaga; dan melakukan pengelolaan air yang baik; dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien.

Pengelolaan air yang baik dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien ini perlu dilakukan rencana alokasi air. Rencana alokasi air ini diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air pada Pasal 43 ayat 3 butir a dan Pasal 71 ayat 3. Pelaksanaan rencana alokasi air sementara dilaksanakan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal

(39)

Sumber Daya Air Nomor 04/SE/D/2012 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Air dan Penyelenggaraan Alokasi Air.

Indikator Pekerjaan : Diperoleh Hak Guna Pakai Irigasi

Kegiatan : Berperan aktif dalam rencana alokasi air dengan kegiatan a. Tahap Perencanaan

• Penyediaan data statis (skema jaringan irigasi dan peta

daerah irigasi untuk mendukung peta lokasi prasarana sumber daya air pengatur air)

• Penyediaan data dinamis (Peta Lokasi Titik

Pengambilan, daerah Layanan, Kurva karateristik waduk, dan data debit rata-rata harian minimum 10 tahun)

b. Pelaksanaan alokasi air

Mengikuti Standar Operasi Prosedur (SOP) dengan melakukan kegiatan persiapan, operasional dan pelaksanaan sesuai rencana alokasi air rinci yang telah ditetapkan.

c. Pengawasan alokasi air

Periode pengawasan dilakukan minimal dua kali dalam satu tahun yang dilaksanakan pada awal musim hujan dan awal musim kemarau. Bentuk pengawasan dilakukan dengan cara (i) kontrol pelaksanaan alokasi air di lapangan; (ii) penilaian kinerja sarana dan prasarana sumber daya air; penertiban penggunaan air.

d. Pemantauan dan Evaluasi

Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan melaksanakan:

• Koreksi terhadap pelaksanaan alokasi air, dilakukan

apabila penyimpangannya masih dalam batas toleransi yang telah disepakati, dengan melakukan upaya

(40)

• Koreksi terhadap rencana alokasi air rinci, dilakukan

apabila terjadi penyimpangan yang melebihi batas toleransi yang telah disepakati, antara lain yang disebabkan oleh perubahan kondisi cuaca, bencana alam, serta perubahan kebijakan.

Penyusunan neraca air dan penyelenggaraan alokasi air dikoordinasi dalam lembaga koordinasi (Tim Koordinasi Pengelola Sumberdaya Daya Air, TKPSDA).

Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi sebagai berikut: dimana : BO1 BSPJd nspi VSPJpersonil p2 BBOLDataStatis = = = = = =

Biaya Rencana Alokasi Air dan Sosialisi Hak Guna Pakai Irigasi (Rp/tahun)

Biaya perjalanan dinas untuk perjalanan dinas tipe-d (Rp/kali)

Status DI : Pernerintah

1 = Site - Ibukota

Status DI : Provinsi

2 = Site - Ibukota Provinsi

Status DI : Kabupaten/Kota

3 = Perjalanan lokal

Jumlah koordinasi dalam Rencana Alokasi Jumlah personil wakil instansi (orang) nomor indeks jabatan pegawai

1 = Kabid OP Dinas Pengelola 2 = Kasi OP Dinas Pengelola 3 = Staf OP Dinas Pengelola

(41)

BBOLDataDinamis VBOLP3A BBOLRapat = = =

Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen statis (Rp/Tahun)

Biaya pengumpulan dan fotocopy dokumen statis (Rp/Tahun)

Jumlah personil wakil P3A/GP3A/IP3A Biaya konsumsi rapat (orang)

B. Perencanaan Operasi

Perencanaan Operasi Jaringan Irigasi dalam Lampiran I Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007 dilaksanakan sebagai berikut :

1) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

2) Perencanaan Tata Tanam

3) Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Perencanaan operasi dilaksanakan dengan biaya sebagai berikut :

dimana : BO BOi i = = =

Biaya Rencana Operasi (Rp/Tahun)

Biaya rencana operasi pada kegiatan ke – i Nomor indeks kegiatan operasi

1 = Perencanaan Penyediaan Air Tahunan 2 = Perencanaan Tata Tanam

3 = Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

B.1 Perencanaan Tata Tanam

Penyusunan rencana tata tanam dilaksanakan oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan usulan perkumpulan petani pemakai air (PP Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 38).

(42)

Rencana tata tanam dibahas di komisi irigasi dan ditetapkan oleh Bupati/Gubernur sesuai kewenangannya.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Rencana Tata Tanam Global (RTTG) disahkan oleh

Bupati/Gubernur sesuai kewenangan dan tindasan RTTG disosialisasikan kepada P3A/GP3A/IP3A.

a. Perencanaan Tata Tanam Detail

Perencanaan. Tata Tanam Detail dilaksanakan mulai dan usulan dari P3A/GP3A/IP3A (Blangko 01-0), rekapitulasi oleh juru/pengamat (Blangko 02-0 dan Blangko 03-0).

b . Rapat Komisi Irigasi untuk Menyusun Rencana Tata Tanam

c . SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam

d . Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau Gubernur Rencana Tata Tanam

Biaya Perencanaan Tata Tanam adalah sebagai berikut :

1 ) Perencanaan Tata Tanam Detail

BO2,1 = VSPJp3Ap3 x HSPJlokal VBOLLbrx HBOLFotocopy

2 ) Rekapitulasi Rencana Tata Tanam

BO2,2 = ∑ VBOLBO-i x HBOLFotocopy

3 ) Pembahasan RTT

BO2,3 = VSPJ x HSPJlokal x nspj

4 ) Sosialisasi RTT

BOP2,4 = BOPLRapatx (∑VBOLp3A,p3 +∑VBOLUPT,p2) + VSPJP3Ax

(43)

Biaya Perencanaan Tata Tanam BOP2 = ∑BOP2,1 dimana : B0P2 BOP3,1 i VBOLBO-i i VBOLP3A,p3 p3 VBOLpersonil,p2 P2 HSPJlokal = = = = = = = = = =

Biaya perencanaan tata tanam (Rp/tahun) Biaya perencanaan tata tanam pada kegiatan ke-i

1,2,3 dan 4

1 = Perencanaan tata tanam detail 2 = Rekapitulasi Tata Tanam 3 = Pembahasan RTT

4 = Sosialisasi RTT (setahun dua kali) jumlah blangko operasi ke-i

nomor indeks blangko

02-0 Usulan Rencana Tata Tanam 03-0 Rekapitulasi Usulan Rencana Tata Tanam

jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A nomor indeks blangko

1 = P3A 2 = GP3A 3 = IP3A

Jumlah pelaksana kegiatan nomor indeks jabatan pegawai 5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT Pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

B.2.

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi

Rancangan rencana tahunan pembagian dan pemberian air irigasi disusun oleh dinas kabupaten/kota atau dinas provinsi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana tahunan penyediaan air irigasi dan usulan perkumpulan petani pemakai air mengenai kebutuhan air dan rencana tata tanam, kemudian disepakati oleh komisi irigasi kab/kota atau provinsi ditetapkan melalui keputusan bupati/walikota, gubernur, atau

(44)

menteri sesuai kewenangannya dan atau penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah yang bersangkutan (PP Nomor 6 Tahun 2006 Pasal 41).

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi menunjukkan Para pemberian air yang dilakukan pada berbagai periode pembagian dan pemberian air (10 harian atau 15 harian), yaitu :

1) Pembagian dan pemberian air secara terus-menerus (continous flow), jika debit lebih besar dan 70% debit rencana air irigasi.

2) Pembagian dan pemberian air secara rotasi, jika kondisi debit 50-70% dari debit rencana air irigasi

3) Pembagian dan pemberian air secara terputus-putus ("intermitten") dilaksanakan dalam rangka efisiensi penggunaan air pada jaringan irigasi yang mempunyai sumber air dari waduk atau dan sistem irigasi pompa

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disahkan oleh Bupati/Gubernur sesuai kewenangan dan disosialisasikan kepada P3A/ GP3A/ IP3A.Perencanaan Tata Tanam Detail

a. Pengumpulan Data Rencana Penyediaan Air Tahunan dan Rencana Tata Tanam

b. Estimasi Efisiensi Jaringan Irigasi

c. Perhitungan Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air

d. Pembahasan Komisi Irigasi

e. SK Bupati/Walikota atau Gubernur Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air f. Sosialisasi SK Bupati/Walikota atau

Gubernur Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air

(45)

Biaya penyediaan air tahunan adalah sebagai berikut :

BOP24 = BOPLRapat x (∑VBOLP3A,p3 + ∑VBOLUPT.p2) + VSPJP3A x

HSPJlokal dimana : BOP2,4 VBOLP3A,p3 p3 VBOLpersonil, p2 p2 HSPJlokal = = = = =

Biaya penyediaan air tahunan (Rp/tahun) Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A

nomor indeks kelembagaan P3A 1 = P3A

2 = GP3A 3 = IP3A

Jumlah pelaksana kegiatan nomor indeks jabatan pegawai 5 = Staf UPT Operasi

6 = Staf UPT Pemeliharaan

7 = Juru/Mantri Pengairan HSPJ lokai Biaya perjalanan dinas lokal (kali)

C. Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi

Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi merupakan kegiatan membagi air yang tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Ketersediaan air irigasi tidak sesuai kebutuhan air irigasi. Jika ketersediaan air irigasi berlebihan, harus dibuang dan jika kekurangan harus dibagi secara adil (proposional sesuai kebutuhan) dan merata (seluruh daerah layanan terairi). Oleh karena itu, dilakukan perhitungan kebutuhan air berdasarkan luas tanaman, kemudian ditentukan faktor/unit pembagian air irigasi (Faktor K/LPR-FPR) dan jatah air diatur dengan operasi bangunan pengatur.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan

:

:

Ketersediaan air yang ada dapat dibagi sesuai kebutuhan tanaman.

(46)

1 ) Pencatatan realisasi keadaan air dan tanaman di masing-masing wilayah kerja juru pengairan/mantri pada Blangko 04-0 setiap periode 2 (dua) mingguan.

Detail Kegiatan : a. Penyediaan Blangko 04-0 b. Pengisian Blangko 04-0

2 ) Perhitungan kebutuhan air di tiap pintu pengambilan sesuai dengan realisasi pada periode 2 (dua) mingguan dengan menggunakan Blangko 05-0.

3 ) Pencatatan debit saluran dengan menggunakan Blangko 06-0 dilakukan oleh petugas operasi bendung (POB)/petugas pintu air (PPA) pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder, dan bangunan sadap tersier yang dilaksanakan setiap 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detil yang dialirkan setiap luas saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian air.

4 ) Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer Setelah diketahui realisasi keadaan air dan tanaman pada tiap petak tersier serta kebutuhan air di pintu pengambilan maka dengan menggunakan Blangko 07-0 dapat ditetapkan pembagian air pada jaringan sekunder dan primer yang merupakan jumlah kebutuhan air di petak-petak tersier di masing-masing jaringan sekunder dan primer ditambah dengan kehilangan air.

5 ) Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan

Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 kali setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan Blangko 08-0 oleh petugas pintu air baik yang dialirkan ke jaringan primer maupun yang limpas bendung.

6 ) Perhitungan faktor K

Dan hasil pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan terjadi kekurangan air (pada tanggal tertentu) maka pembagian

(47)

dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan perhitungan faktor K dengan persamaaan :

K = Q

a

QR

Dimana : Qa = Debit yang tersedia di bendung (l/detik) QR

= Debit yang diperlukan di bendung (l/detik)

Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan Blangko 09-0. Untuk daerah yang telah menggunakan cara perhitungan/metode lain dalam pembagian air (pasten, FPR, dll) tetap dapat digunakan.

7) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Daerah Irigasi

Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat pengamat/ cabang dinas/ ranting/ pengamat/UPTD / cabang dinas/ korwil/korwil PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam dan pembagian serta pemberian airnya per daerah irigasi dengan melakukan pencatatan per musim tanam selama satu tahun dengan menggunakan Blangko 10-0.

8) Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Kabupaten/Kota

Petugas dinas kabupaten/kota yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA melaksanakan pencatatan realisasi luas tanam per daerah irigasi per musim tanam (MT) per kabupaten/kota. Dengan menggunakan Blangko 11-0 yang dilaksanakan oleh petugas Dinas Kabupaten yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.

9) Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Provinsi

Petugas dinas provinsi yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA melaksanakan pencatatan rekapitulasi dan Blangko 12-0 yang diisi oleh petugas Dinas Provinsi/Balai yang membidangi irigasi/sumber daya air. Pencatatan ini dilakukan setiap satu

(48)

tahun sekali setelah MT-III. Blangko ini adalah informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam, dan areal terkena musibah.

10) Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

Bangunan pengatur irigasi merupakan bangunan yang berfungsi untuk mengatur air ke jaringan irigasi, membagi air antar saluran dan menyadap air ke petak tersier. Secara fungsional bangunan pengatur irigasi dapat berbentuk bendung, bangunan bagi, bangunan bagi-sadap dan bangunan sadap. Pada umumnya bangunan pengatur ini dilengkapi dengan pintu air dan bangunan ukur.

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi pada dapat dibedakan menjadi dua kondisi, yaitu (i) kondisi normal dan kekurangan air; dan (ii) kondisi banjir (kelebihan air); dan kondisi khusus (misal : kantung lumpur penuh dan lain-lain).

a. Kondisi Normal atau kekurangan air

Pengoperasian bangunan pengatur irigasi dilakukan guna mengalir-kan air irigasi sesuai dengan kebutuhan.

Bukaan pintu air diatur sesuai nilai jatah debit dengan terukur di bangunan ukur. Pengaturan ini pada kondisi normal dilakukan setiap periode pembagian air (2 mingguan atau sepuluh harian), sedangkan pada saat kekurangan air dilakukan sesuai dengan periode giliran.

Pengaturan dilakukan pada pintu pengambilan bangunan utama dan semua pintu bangunan bagi, bangunan bagi-sadap dan bangunan bagi-sadap.

b. Kondisi Air Berlebihan (Banjir)

Kondisi air berlebihan pada sungai pada umumnya air sungai membawa kandungan endapan lumpur yang cukup tinggi, sehingga dilakukan operasi:

(49)

• penutupan pintu pengambilan bangunan guna mencegah

kandungan lumpur masuk ke jaringan irigasi;

• setelah banjir mereda/ surut dengan ketinggian muka air

yang cukup, dilakukan pembilasan lumpur di depan pintu pengambil-an dengan operasi pintu bilas.

Pembilasan lumpur dilakukan dengan dengan tiga cara, yaitu:

• operasi kolam tenang (still pond regulation); • operasi kolam semi tenang;

• operasi pengaliran terbuka. Ketiga cara ini dilakukan pada

kondisi pintu pengambilan tertutup. c. Kondisi Khusus

Operasi bangunan pada kondisi khusus dimaksudkan operasi bangunan yang mempunyai kemampuan membuang endapan saluran. Bangunan ini pada umumnya bangunan penguras kantung lumpur atau pintu pelimpah pada bangunan pelimpah/ siphon/ talang. Jika endapan lumpur pada saluran/kantung telah melebihi kapasitas normal, maka dilakukan operasi pengurasan.

Operasi ini dapat dibedakan :

• Operasi pengurasan kantung lumpur

Operasi pengurasan kantung lumpur dapat dilakukan dengan cara pengurasan secara berkala atau pengurasan terus menerus (jika debit selalu berlebihan)

• Operasi pintu pelimpah

Pada umumnya pintu pelimpah pada bangunan pelimpah/ siphon/talang didisain dapat membuang kelebihan endapan di saluran. Oleh karena itu perlu direncanakan pengglontoran saluran tiap ruas pada kebutuhan air minimum.

(50)

Pelaksanaan Operasi Jaringan Irigasi adalah sebagai berikut : 1) Pengadaan Formulir Pelaksanaan Operasi

2) Koordinasi Pembagian Air Irigasi

3) Pengoperasian Bangunan Pengatur/Bangunan. Utama

4) Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa

5) Penanggulangan Banjir Pompa Genangan

dimana : BO3 BO3,k k VBOLBO-i i = = = = =

Biaya pelaksanaan operasi (Rp/tahun)

Biaya pelaksanaan operasi pada kegiatan ke – i (Rp/tahun)

1,2,3,4 dan 5

i = 1 Pengadaan Formulir i = 2 Koordinasi pembagian air

i = 3 Pengoperasian Bangunan Pengatur/ Bangunan Utama/Bangunan khusus

i = 4 Penanggulangan Kekeringan Suplesi Pompa i = 5 Penanggulangan Banjir Pemompaan

Genangan

Jumlah lembar blangko operasi ke-i nomor indeks jabatan pegawai

(51)

V41BOLpompa,j T4j V51BOLpompa,j T5j HBOLbbm VBOLP3A,p3 p3 VBOLUPT,p2 p2 HBOLFotocopy BBOLRapat = = = = = = = = = = =

i = 5 Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan

i = 6 Pencatatan Debit Saluran i = 7 Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer

i = 8 Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan Pencatat Debit Sungai i = 9 Perhitungan faktor K

i =10 Pencatatan Realisasi Luas Tanam Per Daerah Irigasi)

Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j

yang dipergunakan untuk penanggungan keringan (1/jam)

Lama pemakaian pompa ke-j (jam/tahun) Kebutuhan bahan bakar pompa air ke-j

yang dipergunakan untuk pengurasan genangan untuk pompa ke-j (1/jam)

Lama pemakaian pompa ke-j untuk pengurasan genangan (jam/tahun) Harga bahan bakar

Jumlah wakil P3A/GP3A/IP3A nomor indeks kelompok P3A p3 = 1 P3A

p3 = 2 GP3A p3 = 3 IP3A

Pelaksana kegiatan pelaksana pembagian air

Indeks kegiatan pelaksanaan operasi p2 = 4 Kepala UPT

p2 = 5 Staf UPT Operasi p2 = 7 Juru/Mantri Pengairan Biaya fotocopy (Rp/lbr) Biaya konsumsi (Rp/orang)

(52)

D. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan memonitor pelaksanaan operasi, kalibrasi bangunan ukur dan menilai kinerja operasi.

Indikator Pekerjaan

Kegiatan :

: Tersedianya rencana monitoring pelaksanaan operasi, kalibrasi bangunan ukur dan evaluasi kinerja jaringan irigasi.

1) Monitoring Pelaksanaan Operasi

Monitoring pelaksanaan operasi dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.

Sub Kegiatan : a. Penyediaan Blanko Daftar Simak Bagan Alir Blangko Operasi

b. Pengisian Blanko Daftar Simak Bagan Alir Blangko Operasi

2) Kalibrasi Alat Ukur

Kalibrasi alat ukur merupakan kegiatan mengoreksi debit hasil pengukuran bangunan ukur dengan debit alat pengukur debit standard (current meter). Hasil kabrasi berupa tabel debit berdasarkan ketinggian peilscall (rating curva).

Kalibrasi harus dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan dari alat ukur atau minimal lima tahun sekali.

Rencana Kegiatan : a. Penilaian kondisi keberfungsian bangunan ukur

b. Kalibrasi Bangunan Ukur

3) Evaluasi Kinerja Sistem Irigasi

Evaluasi kinerja sistem irigasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi.

(53)

Rencana Kegiatan : a. Pengumpulan data • Prasarana fisik • Produktivitas tanaman • Sarana penunjang • Organisasi personalia • Dokumentasi

• Kondisi kelembagaan P3A

b. Pengisian data pada formulir 1 (untuk DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)

c. Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai : • 80-100 : kinerja sangat baik • 70-79 : kinerja baik

• 55-69

: kinerja kurang dan perlu perhatian

• < 55

: kinerja jelek dan perlu perhatian

Penilaian kinerja sistem irigasi mempunyai nilai maksimum 100 dan nilai minimal 55, diharapkan sistem irigasi mempunyai nilai optimum 77,5.

Biaya Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi adalah sebagai berikut : 1) Kordinasi pelaksanaan monitoring dan evaluasi

BO4,1 = { BBOLRapat x ( VBOLP3A,p3 + VBOLUPT,p2 ) + VSPJP3A x HSPJlokal} x n

+ ( VBOLDaftarSimak + VBOLBO-Kinerja ) x HBOLFotocopy 2) Kalibrasi Bangunan Ukur

Gambar

Tabel 4.1.  Kebutuhan Minyak Pelumas
Gambar 4.1.  Komponen  Biaya  Operasi  Jaringan  Reklamasi  Rawa  Pasang  Surut dan Lebak
Tabel 4.3.  Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Rutin Irigasi Rawa
Tabel 4.4.  Daftar Kebutuhan Biaya Operasi Berkala Irigasi Rawa
+7

Referensi

Dokumen terkait

640/15/SKULP/POKJA/SBD/III/2016 tanggal 15 Maret 2016, untuk paket pekerjaan PENGAWASAN PEMBANGUNAN/REHABILITASI JARINGAN IRIGASI TAHUN ANGGARAN 2016, mengundang

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian kinerja jaringan irigasi tetes untuk budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) dengan sistem hidroponik di PT Saung

Dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur Penyusunan Peraturan Kepolisian Tentang Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) bertujuan sebagai penjabaran tugas pokok dan

Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi selanjutnya disingkat P3-TGAI adalah program perbaikan, rehabilitasi atau peningkatan jaringan irigasi dengan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian kinerja jaringan irigasi tetes untuk budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) dengan sistem hidroponik di PT Saung

FGD dilaksanakan dalam rangka membahas program infrastruktur pengembangan Kota Batam dan Kota Medan untuk merumuskan tata cara penyusunan MPDP berdasarkan masukan

Evasari Hutajulu: Tata Cara Penyelesaian Kredit Macet Pada PT... Evasari Hutajulu: Tata Cara Penyelesaian Kredit Macet

Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air