• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAK Tata Cara MPDP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAK Tata Cara MPDP"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DOKUMEN PEMILIHAN

KU 03 01/POKJA_PPKP_BPIW/RKS/2018/P02-01

Tanggal: 7 Februari 2018

untuk

Seleksi Umum Pekerjaan

Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan

Pokja Satker Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat

(2)

BAB IV.

BAB IV.

BAB IV.

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)

(KAK)

(KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCEKERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE (KAK/TOR)

(KAK/TOR) (KAK/TOR) (KAK/TOR)

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Unit Eselon I/II : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah/Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

Program : Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah

Hasil (Outcome) : Meningkatkan Keterpaduan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dengan Kebijakan Pengembangan di Kawasan Perkotaan Kegiatan : Tata Cara Penyusunan Master Plan dan

Development Plan (MPDP) Kawasan Perkotaan

Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Dokumen Keterpaduan Program Jenis Keluaran (Output) : Laporan

Volume Keluaran (Output) : 1 (Satu) laporan

Satuan Ukuran dan Jenis Kegiatan : Kegiatan, Laporan Penyelenggaraan

A. A.A.

A. LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG 1. Dasar Hukum

a. UndangCUndang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pangairan, beserta peraturan pelaksanaannya;

b. UndangCUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;

c. UndangCUndang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta peraturan pelaksanaannya;

d. UndangCUndang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005C2025, beserta peraturan

pelaksanaannya;

e. UndangCUndang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, beserta peraturan pelaksanaannya;

f. UndangCundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

(3)

g. UndangCUndang Nomor 13 Tahun 2017 perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

h. Peraturan Presiden RI Nomor 2 Tahun 2015, tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015C2019;

i. Peraturan Menteri PUPR Nomor 15 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,; dan j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015C2019.

2. Gambaran Umum

Ruang adalah wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan kehidupannya

dalam suatu kualitas hidup yang layak. Kualitas hidup yang layak dapat dicapai dengan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakatnya, yang bisa ditunjang

melalui infrastruktur. Pembangunan infrastruktur hakekatnya harus didasarkan

oleh penataan ruang.

Pembangunan infrastruktur terutama infrastruktur bidang PUPR harus diletakkan pada konteks pengembangan wilayah berdasarkan rencana tata

ruang. Rencana Tata Ruang pada dasarnya merupakan bentuk intervensi yang dilakukan agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan

berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan

keseimbangan antar wilayah. Proses perencanaan tata ruang sendiri dapat dijelaskan dengan pendekatan sistem yang melibatkan input, proses dan output.

Input yang digunakan adalah keadaan fisik seperti kondisi alam dan geografis, sosial budaya seperti demografi sebaran penduduk, ekonomi seperti lokasi pusat kegiatan perdagangan yang ada maupun yang potensial dan aspek strategis

nasional lainnya. Keseluruhan input ini diproses dengan menganalisis input

tersebut secara integral baik kondisi saat ini maupun kedepan untuk masingC masing hirarki tata ruang Nasional, Provinsi maupun Kabupaten atau Kota

(4)

Berdasarkan arah kebijakan utama pembangunan wilayah Nasional dalam Rencana Pengembangan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015C2019 yang

mencakup pengembangan kawasan strategis, pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan dimana difokuskan pada pengembangan pusatCpusat

pertumbuhan ekonomi wilayah, membangun kota berkelanjutan dan berdaya

saing menuju masyarakat yang sejahtera, penigkatan keterkaitan perkotaan dan perdesaan yang bertujuan mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan perdesaan, dimana untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan penyediaan dan

pemerataan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. Arah kebijakan tersebut menjadi salah satu tujuan dalam penyusunan kebijakan teknis dan strategi

keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan

umum dan perumahan rakyat yang tercantum dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 tahun 2015 mengenai tugas dan fungsi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW). Hasil

akhir dari kebijakan yang di susun berupa Master Plan dan Development Plan

yang mampu mengakomodir kebutuhan perencanaan dan program

pembangunan infrastruktur PUPR pendukung kawasanCkawasan perkotaan

maupun kawasanCkawasan strategis untuk jangka panjang (10 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1C3 tahun).

Penyusunan Master Plan dan Development Plan (MPDP) diperlukan sebagai

basis data spasial dalam penyusunan kegiatan, sumber data informasi dalam menentukan kebijakan pengembangan kawasan, sebagai dokumen

pengembangan kawasan dalam menyusun kegiatan dan anggaran di daerah

kawasan secara multiyear. Mengingat pentingnya hal tersebut, maka diperlukan suatu tata cara yang baku dalam penyusunan MPDP, sehingga dapat menjadi

sebuah panduan yang dapat diikuti oleh pemangku terkait untuk membangun sebuah sistem informasi perencanaan yang baik.

Kawasan Perkotaan Batam merupakan salah satu pusat pertumbuhan dalam

WPS Batam – Tanjung Pinang. Untuk mendukung fungsi dari Kota Batam

sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Batam didukung oleh sistem perkotaan di sekitarnya yakni Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Tanjung Pinang, PKW

(5)

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan sektor unggulan industri, perdagangan, dan jasa.

Infrastruktur primer yang mendukung pengembangan kawasan perkotaan Batam antara lain Pelabuhan Batam International Ferry Terminal, Pelabuhan

Sekupang, Harbour Bay Batam, Pelabuhan Nongsapura, Pelabuhan Batu Ampar,

Kabil Marine & Oil Base Port yang merupakan pelabuhan internasional, serta Pelabuhan Telaga Punggur yang melayani pelayaran domestik. Selain pelabuhan, terdapat Bandar Udara Hang Nadim yang melayani penerbangan

domestik dan internasional. Melalui pendekatan kewilayahan, arah pengembangan Kawasan Perkotaan Batam di atas akan diintegrasikan secara

komprehensif dengan kebutuhan infrastrukturnya. Adapun cakupan

infrastruktur perkotaan dalam rencana pengembangan (development plan) kawasan meliputi infrastruktur PUPR (infrastruktur pada sektor Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan), serta infrastruktur strategis

lainnya (nonCPUPR).

B. B.B.

B. MAKSUDMAKSUD MAKSUDMAKSUD

Maksud dari kegiatan ini adalah tersusunnya Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan lainya, dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembangunan infrastruktur PUPR melalui perwujudan keterpaduan perencanaan antara infrastruktur dan pengembangan wilayah/kawasan. Selain itu juga tersusunnya MPDP Kawasan Perkotaan Batam untuk memberikan dukungan perencanaan infrastruktur PUPR dalam rangka meningkatkan fungsi perkotaan untuk mewujudkan lokasi prioritas pembangunan Kota Batam yang mandiri dan terpadu sebagai pusat industri skala global yang juga merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang didukung oleh keberadaan jaringan jalan sebagai pendukung aktivitas industri. Pekerjaan ini juga dimaksudkan dalam rangka meningkatkan fungsi Kawasan Perkotaan Batam sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang terintegrasi dengan infrastruktur strategis lainnya (nonCPUPR) dengan wilayah pengaruhnya (hinterland), kotaCkota di sekitarnya sehingga memperkuat posisi Kota Batam sebagai kawasan perdagangan global, serta sebagai salah satu pusat pertumbuhan baru dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 3 BatamC Tanjung Pinang.

C. C.C.

C. TUJUANTUJUAN TUJUANTUJUAN

(6)

tata cara penyusunan MPDP untuk mendukung Kawasan Perkotaan Batam yang terpadu antarsektor, antarwilayah, dan antar pemerintahan berdasarkan kebutuhan jangka panjang (10 tahun), jangka menengah (5 tahunan), dan jangka pendek (1 tahun).

D. D.D.

D. SASARANSASARAN SASARANSASARAN

Sasaran dari kegiatan ini meliputi:

1. Terlaksananya Public Lecture dengan topik ”Best Practice Pelaksanaan Perencanaan Perkotaan di Asia Tenggara”;

2. Terlaksananya Site Visit atau kunjungan ke Singapura dan Malaysia sebagai

best practice di Asia Tenggara;

3. Tersusunnya Buku Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan.

4. Tersusunnya MPDP Kota Batam sebagai case study.

E. E.E.

E. RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP RUANG LINGKUPRUANG LINGKUP

1. Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah pada kegiatan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan meliputi Kota Medan sebagai bagian dari Kawasan Metropolitan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro) yang telah menerapkan MPDP sebagai tools perencanaan perkotaan, Malaysia dan Singapura sebagai

best practice di Asia Tenggara, serta Kota Batam sebagai case study penyusunan MPDP yang mengacu pada tata cara yang telah disusun.

2. Lingkup Kegiatan dan Tahapan Kerja

Lingkup kegiatan dan tahapan kerja dilaksanakan sebagai berikut::::

a. Persiapan dan Organisasi Kerja

1) Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung;

2) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praktis di Indonesia atau negara lain yang berhasil terkait pengembangan infrastruktur

wilayah dan perkotaan, serta urban redevelopment;

3) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praktis di negara

lain di Asia Tenggara terkait regulasi perencanaan pengembangan infrastruktur perkotaan dan pelaksanaannya termasuk land banking;

4) Review terhadap kebijakan pengembangan kawasan perkotaan serta pembangunan infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan dan

rencana tata ruang baik nasional (RPJPN, RPJMN dan RTRWN), pulau/kepulauan (RTR Pulau/Kepulauan), provinsi (RPJPD, RPJMD ,

(7)

Kabupaten/Kota), serta kebijakan sektoral seperti Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Strategi Pembangunan Permukiman

dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), Rencana Kawasan Permukiman Kumuh

Perkotaan (RKPCKP), Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Perumahan Dan Kawasan Pemukiman (RP3KP), Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), Rencana Induk Pengembangan Ruang Terbuka Hijau, Rencana Induk

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan, Rencana Induk Penyelenggaraan Prasarana

dan Sarana Persampahan, Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran,

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA), Rencana PSDA, dll;

5) Review terhadap kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan infrastruktur keCPUPRCan (SDA, Bina Marga, Cipta

Karya, Penyediaan Perumahan);

6) Review terhadap nomenklatur program dan sumber pendanaan masingC

masing unit organisasi di Kementerian PUPR;

7) Identifikasi stakeholder pusat dan daerah terkait;

8) Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan; 9) Penyusunan peta dasar;

10)Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan;

11)Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat

survei;

12)Penyusunan rencana kerja dan jadwal rinci mingguan pelaksanaan pekerjaan;

13)Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK).

b. Pembahasan Laporan Pendahuluan

 Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan dengan paket

halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan

pada bulan ke 2 (dua) dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan

stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya

(8)

 Kelengkapan pembahasan terdiri dari materi, uang saku, dan transport dalam kota untuk masingCmasing peserta.

c. Pembahasan Laporan Antara

 Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan dengan paket halfday

sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan pada

bulan ke 5 (lima) dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan

stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya

dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta; dan

 Kelengkapan pembahasan terdiri dari materi, uang saku, dan transport dalam kota untuk masingCmasing peserta.

d. Pembahasan Laporan Akhir

 Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan pada bulan ke 8 (delapan) dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit

organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan

stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya

dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta; dan

 Kelengkapan pembahasan terdiri dari materi, uang saku, dan transport dalam kota untuk masingCmasing peserta.

a. Seminar

Seminar dilaksanakan dalam rangka sosialisasi Tata Cara Penyusunan

MPDP Kawasan Perkotaan serta finalisasi rencana dan program pengembangan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastruktur

strategis lainnya (nonCPUPR) di Kota Batam dan sekitarnya yang terpadu antarsektor, antarwilayah, dan antar pemerintahan berdasarkan kebutuhan

masterplan/jangka panjang (10 tahun), development plan/jangka menengah (5 tahunan), dan program utama/jangka pendek (1 tahun)

(9)

- Seminar diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan pada bulan ke 7

(tujuh);

- Seminar ini mengundang pemangku kepentingan terkait dan sekurangC kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh) peserta;

- Menghadirkan narasumber pakar (1 orang selama 4 Jam Pelajaran (JP)), narasumber dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah (1

orang setingkat Eselon II selama 4 JP dan 1 orang setingkat Eselon III selama 2 JP), serta moderator (2 orang);

- Biaya transportasi, akomodasi narasumber yang berasal dari Batam dibiayai oleh penyedia jasa maksimal 2 (dua) orang;

- Kelengkapan Seminar sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta, serta spanduk

untuk keperluan acara.

Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan PerkotaanTata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan

b. Pengumpulan Data

1) Pengumpulan data sekunder di tingkat daerah baik provinsi,

kabupaten/kota terkait Rencana Tata Ruang (RTRW Provinsi, RTRW Kota/Kabupaten, dan RDTR), Rencana Pembangunan (RPJPD dan

RPJMD), Rencana Induk Sektor (Jaringan infrastruktur, Persampahan, Drainase, Sanitasi, Perumahan, Penanganan Kumuh, dan lainnya);

2) Data primer melalui survey ke Kota Medan;

3) Data primer melalui site visit ke Singapura dan Malaysia sebagai best practice di Asia Tenggara;

c. Analisa penyusunan MPDP dalam aspek ekonomi, kebutuhan ruang, dan

sebagainya berdasarkan MPDP kawasan perkotaan yang telah disusun di Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, dengan tambahan review best practice di Asia Tenggara yakni Singapura dan Malaysia.

d. Public Lecture dengan topik ”Best Practice Pelaksanaan Perencanaan

Perkotaan di Asia Tenggara” dalam rangka pengumpulan informasi dari para pakar, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya terkait

(10)

 Public Lecture diselenggarakan secara Fullday selama 2 (dua) hari setingkat Eselon II di Jakarta sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 3 (tiga);

 Public Lecture ini mengundang pemerintah daerah (bappeda, sekretariat daerah, dan dinas terkait), satuan kerja pelaksana jalan nasional, balai

perwakilan kementerian pusat, dan stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 50 (lima puluh) peserta,

termasuk membiayai perjalanan dinas ke Jakarta selama 2 (dua) hari untuk minimal 2 (dua) orang peserta perwakilan dari Pemerintah Kota

Batam;

 Menghadirkan narasumber dari pakar dalam negeri (1 orang selama 2 jam), pakar urban design luar negeri (1 orang selama 6 JP), pakar urban planning luar negeri (1 orang selama 6 JP) narasumber dari

kementerian/pemerintah daerah (1 orang setingkat Eselon II selama 2 JP), dan moderator (2 orang);

 Biaya transportasi PP, sewa kendaraan selama 3 (tiga hari) di Jakarta dan akomodasi narasumber/pakar yang berasal dari luar negeri dibiayai oleh penyedia jasa;

 Kelengkapan acara Public Lecture sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta serta

sekurangCkurang 2 (dua) spanduk, backdrop, 4 (empat) standing banner

dan sewa 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) untuk keperluan acara.

e. Focused Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Jakarta sebanyak 1 (satu)

kali untuk memperoleh masukan dari para pakar, pemerintah daerah dan

pemangku kepentingan lainnya terkait rumusanawal tahapan dan tata cara penyusunan MPDP kawasan perkotaan.

- FGD diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan pada bulan ke 3 (tiga);

- FGD ini mengundang stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta;

(11)

Eselon II selama 4 JP dan 1 orang setingkat Eselon III selama 2 JP) , serta moderator (2 orang);

- Kelengkapan FGD sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta, serta spanduk

untuk keperluan acara.

f. Focused Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Medan sebanyak 1 (satu)

kali untuk memperoleh masukan dari para pakar, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya terkait draft tata cara penyusunan MPDP

kawasan perkotaan.

- FGD diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II sesuai ketentuan peraturan yang berlaku pada bulan ke 5 (lima);

- FGD ini mengundang stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta;

- Menghadirkan narasumber dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah (1 orang setingkat Eselon II selama 6 jam pelajaran dan 1 orang

setingkat Eselon III selama 2 jam pelajaran), serta moderator (1 orang);

- Kelengkapan FGD sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta, sewa kendaraan roda 4 (empat) serta spanduk untuk keperluan acara.

g. Penyusunan Dokumen Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan

berdasarkan analisa terhadap data yang telah terkumpul dan

mempertimbangkan berbagai masukan yang diperoleh dari para pakar, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

Penyusunan MPDP Kota Batam Penyusunan MPDP Kota BatamPenyusunan MPDP Kota Batam Penyusunan MPDP Kota Batam a. Pengumpulan Data

1) Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat:

Rencana Tata Ruang Nasional, Rencana Pembangunan (RPJPN dan RPJMN), Rencana Induk Sektor (pola dan rencana PSDA, Jaringan infrastruktur, Pelabuhan, Bandar Udara, Perkeretaapian, Pariwisata, Industri, dan lainnya)

2) Survei primer pengumpulan data tahap 1, ke Kota Batam dan Medan dilakukan dalam rangka:

(12)

Kota/Kabupaten, dan RDTR), Rencana Pembangunan (RPJPD dan RPJMD), Rencana Induk Sektor (Jaringan infrastruktur ,

Persampahan, Drainase, Sanitasi, Perumahan, Penanganan Kumuh, dan lainnya)

- Pengumpulan random sampling pengumpulan data primer infrastruktur;

- Kegiatan survey tahap 1 dilakukan bersamaan dengan Rakor 1, sekurangCkurangnya selama 5 (lima) hari oleh minimal 3 (tiga) orang Tim Tenaga Ahli.

3) Survei pengumpulan data tahap 2, ke Kota Batam dan Kota Medan

dimaksudkan untuk melakukan survey untuk melengkapi kekurangan

data yang sudah dilakukan pada survei tahap 1, dilakukan sekurangC kurangnya selama 4 (empat) hari oleh minimal 2 (dua) orang Tim

Tenaga Ahli;

4) Penyusunan profil dan kinerja Perkotaan Batam;

- Nama, luas, dan delineasi kawasan perkotaan (ditentukan delineasinya berdasarkan survey sekunder dan primer) serta

koordinasi dengan pemda;

- Posisi kawasan dalam konstelasi regional sekurangCkurangnya meliputi: peran kota/kawasan perkotaan pada skala global, nasional, provinsi, dan WPS; kontribusi PDRB kawasan ke nasional dan

regional; sektor unggulan dan peluang investasi utama;

- Karakteristik kawasan strategis eksisting, yang mencakup kawasan industri (jenis industri, lokasi koleksi dan distribusi, orientasi pasar), kawasan pariwisata budaya dan religi, kawasan sumber daya alam,

kawasan permukiman, serta kawasan perdagangan dan jasa;

- Karakteristik perekonomian yang meliputi pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi khususnya kontribusi tiap sektor, beserta komoditas unggulan dan skala pemasarannya;

- Karakteristik bencana, mencakup jenis bencana, intensitas bencana, sebaran lokasi bencana, dan sebagainya;

- Karakteristik sosial kependudukan termasuk social capital (fungsiC fungsi pranata sosial, tradisi budaya, persepsi, dan nilaiCnilai lokal);

(13)

- Karakteristik lingkungan.

5) Penyusunan profil dan kinerja infrastruktur Kota Batam

- Kondisi, sebaran, dan gap infrastruktur PUPR dan infrastrutur strategis lainnya (nonCPUPR); dan

- Kinerja pelayanan infrastruktur, khususnya pada subCsektor SDA, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan.

6) Penyusunan Strategi Keterpaduan Pengembangan Kawasan dan

Infrastruktur, sekurangCkurangnya meliputi:

- Prioritisasi dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan infrastruktur;

- Keterpaduan antarsektor, Keterpaduan antara pusat dan daerah dan antardaerah;

- Skema pembiayaan; dan Kelembagaan.

7) Rapat Koordinasi keC1 dalam rangka identifikasi Isu Strategis dan perumusan strategi keterpaduan pengembangan kawasan secara fungsi,

lokasi, besaran, biaya, antar pemerintahan, antarsektor, kelembagaan dan pembiayaan.

- Rapat Koordinasi diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II di Kota Batam sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang

dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 2 (dua);

- Rapat Koordinasi ini mengundang pemerintah daerah (bappeda, sekretariat daerah, dan dinas terkait), satuan kerja pelaksana jalan nasional, balai perwakilan kementerian pusat, dan stakeholder

terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta;

- Menghadirkan narasumber dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah (1 orang setingkat Eselon II selama 6 jam pelajaran dan 1

orang setingkat Eselon III selama 4 jam pelajaran), dan moderator (2 orang);

- Biaya transportasi, akomodasi narasumber dan moderator yang berasal dari Jakarta dibiayai oleh penyedia jasa minimal 1 orang;

(14)

spanduk dan sewa 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) untuk keperluan acara; dan

- Rapat Koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian kegiatan survey di Kota Batam (jadwal terlampir).

b. Analisis Pengembangan Kawasan Perkotaan

Analisis dilakukan dalam rangka perumusan konsep, tematik, dan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastrutur strategis lainnya (nonCPUPR) dalam pengembangan Kawasan Perkotaan, meliputi: 1) Analisis posisi kawasan dalam konstelasi regional dan global;

2) Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan;

3) Analisis lingkungan fisik (built environment) struktur dan bentuk kota

(urban form and structure) serta kecenderungan perkembangan

kawasan perkotaan beserta indikasi urban sprawl dan konurbasi; 4) Analisis arahan pengembangan wilayah,

5) Analisis daya dukung dan daya tampung; 6) Analisis kependudukan dan intensitas ruang;

7) Analisis peran, sektor, dan komoditas unggulan Kota Batam;

c. Penyusunan Rencana dan Program

Proses ini dilakukan dalam rangka perumusan rencana dan program pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung infrastrutur strategis lainnya (nonCPUPR) pendukung kawasanCkawasan pengembangan perkotaan, meliputi:

1) Analisis penentuan kebutuhan pengembangan infrastruktur;

2) Analisis keterpaduan program dan sinkronisasi pembangunan

infrastruktur;

3) Analisis sumber pembiayaan dan kelayakan ekonomi/investasi;

4) Penyusunan Masterplan Infrastruktur Pengembangan Kota Batam.

d. Rapat Koordinasi keC2 dalam rangka penyusunan Masterplan dan Program Pembangunan Infrastruktur.

- Rapat Koordinasi diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II di Kota Batam dan Kota Medan sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 4 (empat);

- Rapat Koordinasi ini mengundang pemerintah daerah (bappeda, sekretariat daerah, dan dinas terkait), satuan kerja pelaksana jalan

(15)

terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta;

- Menghadirkan narasumber dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah (1 orang setingkat Eselon II selama 6 jam pelajaran dan 1

orang setingkat Eselon III selama 4 jam pelajaran), dan moderator (2

orang);

- Biaya transportasi, akomodasi narasumber dan moderator yang berasal dari Jakarta dibiayai oleh penyedia jasa minimal 1 orang;

- Kelengkapan sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta serta

spanduk dan sewa 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) untuk

keperluan acara; dan

- Rapat Koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan rangkaian kegiatan survey di Kota Medan (jadwal terlampir) sekurangC kurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta.

5) Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR berdasarkan kebutuhan jangka panjang/masterplan (10 tahun), jangka

menengah/development plan (5 tahunan), dan jangka pendek/program utama (1 tahun) dilengkapi dengan pembagian kewenangan sektor

pusat, provinsi, kabupaten/kota, kemajuan pemenuhan readiness criteria (lahan, FS, DED, Dokumen Lingkungan). Infrastruktur PUPR

sekurangCkurangnya meliputi:

- Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air, dengan sasaran strategis meningkatnya dukungan untuk kedaulatan pangan dan energi, serta meningkatnya ketahanan air;

- Infrastruktur Bidang Jalan dan Jembatan, dengan sasaran strategis meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing,

serta meningkatnya kemantapan jalan nasional; dan

- Infrastruktur Bidang Permukiman dan Perumahan, dengan sasaran strategis meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman dan perumahan, meningkatnya kualitas dan cakupan

(16)

Tabel 1. Contoh Tabel Usulan Program Infrastruktur PUPR Isu

Strategis Bidang Kegiatan Volume Tahun Pekerjaan

Biaya Satuan

Total

Biaya Lokasi Kewenangan Readiness

SDA

SDA Pembangunan Irigasi,

Rawa, Tambak Ha

SDA Rehabilitasi Irigasi,

Rawa, Tambak Ha

Pengendali Banjir Km

Tahun /

Pengaman Pantai Km

Tahun /

Peningkatan Jembatan m

Tahun /

Bebas Hambatan Ha

Tahun /

CK Pembangunan Kawasan

Kumuh Perkotaan Ha

Tahun /

CK Revitalisasi Kawasan

(Kawasan Tematik) Lokasi

Tahun /

Rumah Swadaya unit

Tahun /

Perumahan Umum unit

Tahun /

(17)

T TT

Tabel 2. Contoh Tabel Key Performance Indikator (KPI)

No. Bidang Indikator

Target capaian Deviasi/Backlog

2020 2025 2030 2020 2025 2030

h. Penyusunan Studi Kelayakan Jaringan infrastruktur dan Pra Desain Kawasan Prioritas

(18)

zonasi), dan luas dengan pendetailan pra desain untuk menunjukkan siteplan dan rancangan 3 dimensi (perumahan, fasilitas umum, fasilitas sosial, ruang terbuka, bangunan komersial, dll) seluas 30C50 ha. Lokasi, penentuan batas, dan luasan kawasan prioritas harus disetujui oleh pemerintah daerah setempat.

Jumlah lokasi untuk studi kelayakan dan pra desin kawasan prioritas adalah 1 (satu) lokasi di Kota Batam. Adapun tahapannya sebagai berikut: 1) Analisis potensi kawasan/sub kawasan strategis/prioritas;

2) Analisis penentuan kriteria kawasan prioritas;

3) Analisis penetapan kawasan prioritas;

4) Survei primer alternatif pemilihan kawasan prioritas Batam;

5) Penyajian hasil survei primer;

6) Survei primer dalam rangka studi kelayakan kawasan prioritas; 7) Penyusunan Program Bangunan dan Lingkungan

- Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan (sosial kependudukan, prospek ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal, daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan, nilai historis

kawasan);

- Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat; dan

- Konsep Dasar Pra Desain Kawasan berdasarkan hasil analisis kawasan dan wilayah perencanaan.

8) Penyusunan Rencana Umum dan Rancangan;

- Rencana Umum (struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur perhubung, sistem ruang terbuka dan tata hijau, tata kualitas lingkungan, sistem

prasarana dan utilitas lingkungan); dan

- Rancangan 3 Dimensi (tiap blok pengembangan, dan simulasi rancangan tiga dimensional) dengan memperhatikan tipologi dan standar bangunan atau fasilitas.

9) Penyusunan Rencana Investasi dan Pembiayaan;

- Indikasi Biaya Pembangunan Kawasan yang dapat digunakan untuk menyiapkan DED;

- Sumber Pembiayaan;

- Tahapan Pembangunan; dan

(19)

10)Penyusunan Studi Kelayakan dan Key Performance Indicators (KPI);

- Kelayakan dan KPI finansial;

- Kelayakan dan KPI ekonomi;

- Kelayakan dan KPI sosial; dan

- Kelayakan dan KPI lingkungan. 11)Penyusunan Kebutuhan Business Plan;

- Identifikasi kebutuhan business plan yang perlu dilakukan oleh sekurangCkurangnya meliputi: manajemen perizinan, manajemen pertanahan, manajemen perencanaan, manajemen produksi,

manajemen penjualan, manajemen pengelolaan properti, manajemen pengendalian/pengawasan, manajemen personalia, dan

manajemen pembiayaan/pendanaan.

12)Penyusunan Pra Studi Kelayakan Jaringan infrastruktur Pekerjaan

umum dan perumahan

13)Survei primer dalam rangka penyusunan studi kelayakan sistem

jaringan infrastruktur di Kota Batam;

14)Penyusunan Pra Studi Kelayakan Sistem Jaringan Infrastruktur Kota

Batam

Studi kelayakan sistem jaringan infrastruktur ini ditujukan untuk menghasilkan kelayakan dan konsep rencana pembangunan/penanganan/ peningkatan pada beberapa ruas jalan di Kota Batam, metodologi teknis yang digunakan dalam studi ini yaitu:

- Pengumpulan dan analisis data dan informasi eksisting, termasuk Topografi, Geologi, and Hidrologi

- Identifikasi PusatCPusat Kegiatan dan Simpul Transportasi Nasional Identifikasi Pusat – Pusat Kegiatan yang meliputi PKN, PKW, PKSN, KSN, KEK, KSPN, KI, dll. Identifikasi simpul C simpul transportasi yang meliputi pelabuhan, bandar udara, ASDP dan terminal yang belum terakses oleh jalan nasional, berdasarkan dokumen rencana induk pengembangan infrastruktur simpul transportasi.

- Identifikasi dan Analisa Kebijakan Nasional dan Daerah yang Terkait Pengembangan Jaringan infrastruktur

Identifikasi kebijakan nasional dan daerah yang terkait dengan pengembangan kawasan perbatasan, membuka keterisolasian daerah terpencil dan solusi konflik, dan lainClain.

- Analisis Keterpaduan Jaringan Transportasi dan Logistik Nasional/Regional.

(20)

menunjang sistem transportasi nasional/regional yang efektif dan efisien serta mendukung sistem pergerakan logistik yang memadaidentifikasi kebutuhan transportasi dan pergerakan logistik. Analisa bentuk keterpaduan optimum antar moda transportasi guna menunjang sistem transportasi nasional/regional yang efektif dan efisien serta mendukung sistem pergerakan logistik yang memadai.

- Diskusi tentang ruang lingkup dan metode Studi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah;

- Identifikasi Pengembangan Jaringan infrastruktur

Berdasarkan analisa rencana tata ruang dan integrasi transportasi multi moda, konsultan mengidentifikasi rencana pengembangan jaringan infrastruktur yang optimal dalam mendukung pengembangan wilayah. Beberapa alternatif jaringan infrastruktur disusun dengan mempertimbangkan keefektifan dan efisiensi penggunaan jaringan infrastruktur tersebut.

- Analisa Biaya dan Manfaat

Berdasarkan rencana pengembangan jaringan infrastruktur yang telah disusun, konsultan mengidentifikasi estimasi kebutuhan biaya pengembangan jaringan infrastruktur tersebut. Konsultan kemudian mengidentifikasi ragam manfaat yang diperoleh dari hasil pengembangan jaringan infrastruktur. Manfaat dapat berupa manfaat bagi pengguna jalan, perindustrian, masyarakat, maupun pemerintah. Hasil kajian manfaat tersebut kemudian dikorelasikan dengan analisa biaya yang telah disusun guna menghasilkan skenario – skenario pendanaan yang efektif dan efisien.

- Prioritasi dan Perencanaan Pengembangan Jaringan infrastruktur Berdasarkan seluruh analisa yang telah dilaksanakan sebelumnya, konsultan menyusun perencanaan pengembangan jaringan infrastruktur berdasarkan prioritas kebutuhan sistem transportasi dan pengembangan wilayah serta skenario pendanaan yang paling optimum serta mudah untuk dilaksanakan.

i. Focused Group Discussion (FGD) dilaksanakan di Kota Batam dan Kota Medan sebanyak 1 (satu) kali dalam rangka membahas konsep pengembangan, studi kelayakan sistem jaringan infrastruktur dan pra desain kawasan prioritas.

- FGD diselenggarakan secara fullday setingkat Eselon II sesuai ketentuan peraturan yang berlaku pada bulan ke 4 (empat);

- FGD ini mengundang stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurangCkurangnya dihadiri 25 (dua puluh lima) peserta;

- Menghadirkan narasumber dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah (1 orang setingkat Eselon II selama 6 jam pelajaran dan 1 orang

(21)

- Kelengkapan FGD sekurangCkurangnya meliputi materi, seminar kit, uang saku, dan transport untuk masingCmasing peserta, sewa

kendaraan roda 4 (empat) serta spanduk untuk keperluan acara.

F. F.F.

F. METODOLOGIMETODOLOGI METODOLOGIMETODOLOGI

Metodologi untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan ini, terdiri atas: 1) Desk Study

Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui pemeriksaan dan analisis data dan informasi yang menggunakan data sekunder, baik berupa dokumenCdokumen data, hasil studi terdahulu, dan peraturan perundangCundangan baik yang diperoleh dalam bentuk buku maupun hasil pencarian di internet.

2) Rapat Pembahasan Laporan

Rapat pembahasan laporan meliputi pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan Laporan Akhir sesuai kemajuan pekerjaan. Pembahasan laporan dilakukan bersama antara Tim Konsultan dan Tim Supervisi dengan mengundang pembahas dari internal maupun eksternal Kementerian PUPR dan dihadiri sekurangCkurangnya oleh 25 orang peserta.

3) Pengumpulan Data Sekunder

Pelaksanaan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode kunjungan ke instansi Pemerintah, Swasta baik pusat dan daerah hasil identifikasi stakeholder. Penyedia jasa wajib menyusun perangkat survei. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui:

a. Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;

b. Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data sekunder;

c. Pengumpulan dokumen kebijakan/kajian terdahulu terkait pekerjaan serupa;

d. Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang menarik seperti grafik (chart), peta, dan infografis.

4) Site Visit

Kunjungan langsung ke Singapura dan Malaysia sebagai best practice di Asia Tenggara, dalam rangka mempelajari penerapan kebijakan dan penyusunan masterplan dan development plan sebagai tools perencanaan perkotaan yang terpadu, sebagai masukan tata cara penyusunan MPDP kawasan perkotaan di Indonesia.

5) Public Lecture

Pembahasan dengan topik ”Best Practice Pelaksanaan Perencanaan Perkotaan di Asia Tenggara” oleh para pakar perkotaan baik di dalam negeri maupun luar negeri dalam rangka mengumpulkan masukan lebih lanjut terkait penajaman masterplan dan development plan sebagai tools

(22)

pandangan, dan saran dari berbagai pihak antara lain pemerintah daerah, pemerintah pusat, lembaga masyarakat, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

6) Penyusunan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan

Pengolahan data yang telah terkumpul melalui diskusi internal maupun dengan para pakar perkotaan untuk merumuskan tata cara penyusunan

masterplan dan development plan kawasan perkotaan sehingga lebih efektif dalam mewujudkan kawasan perkotaan yang berkelanjutan.

7) Rapat Koordinasi

Rapat Koordinasi dimaksudkan untuk menggali informasi, pandangan, saran, masukan, pemikiran dengan fokus dari berbagai stakeholder, pakar, kelompok masyarakat mengenai perencanaan infrastruktur di kawasan perkotaan dan isu strategis di wilayah perencanaan.

8) Focused Group Discussion (FGD)

FGD dilaksanakan dalam rangka membahas program infrastruktur pengembangan Kota Batam dan Kota Medan untuk merumuskan tata cara penyusunan MPDP berdasarkan masukan dari best practice di Asia tenggara, serta menyepakati rumusan konsep pengembangan, studi kelayakan dan pra desain kawasan prioritas yang sebelumnya telah disiapkan.

9) Pengumpulan Data Primer Infrastruktur melalui Survey

Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunjungi lokasi kawasan dan infrastruktur utama kawasan perkotaan dengan melakukan pengambilan gambar foto dan gambar video, pencatatan koordinat lokasi kawasan kumuh perkotaan, infrastruktur, dan kawasan prioritas menggunakan GPS, dan wawancara dengan stakeholder setempat untuk.

a. Infrastruktur Jalan dan Jembatan khususnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;

b. Infrastruktur Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai khususnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;

c. Infrastruktur Permukiman, termasuk kawasan kumuh perkotaan yang ditetapkan dalam SK Bupati/Walikota;

d. Perumahan Umum.

Informasi yang diperoleh untuk tiap infrastruktur adalah informasi umum, spesifikasi umum, kondisi umum, dan lokasi point GPS.

10)Pengumpulan Data Primer Kawasan Prioritas

Kegiatan yang dilakukan yaitu Survei Pemetaan Sosial Ekonomi Lingkungan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan Sosial Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan penyajian peta.

(23)

Citra satelit diperoleh dari LAPAN dan pengolahan citra peta dengan ketelitian mendekati 1:50.000 s.d. 1:10.000. Interpretasi dan pengolahan peta citra serta handling peta dengan ketelitian 1:10.000 pada bagian

urban area dapat dilakukan penyesuaian pada bagian nonCurbanarea

dengan peta SPOT/ALOS atau sejenisnya. Pengolahan peta dilakukan untuk menghasilkan peta topografi yang memuat tutupan lahan, kontur, jaringan infrastruktur, fasilitas. Output dari pengadaan ini adalah:

a. Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file

: GeoTIF, TIF atau filecompress .ECW; dan

b. Peta Topografi, Tutupan Lahan dan Infrastruktur Utama dalam format

shapefile.

12)Pengadaan dan Pengolahan Peta Rupa Bumi

a. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di

http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI

skala 25K, 50K dan 250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh

peta dengan skala 1: 25.000. Sementara pulau di luar Pulau Jawa tercover peta dengan skala 1: 50.000 dan 1:250.000.

b. Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal

http://tanahair.indonesia.go.id meliputi Utilitas, Penutupan Lahan,

Transportasi, Hidrografi, Toponimi, Lingkungan Terbangun dan Hipsografi. Untuk Garis Pantai dan Batas Wilayah hanya tercover pada

skala 1:250.000.

13)Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping), Foto Udara (Aerial Photography),

dan Video Udara (Aerial Videography) pada Kawasan Prioritas Urban Redevelopment

a. Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara atau fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara

Tanpa Awak / UAV (Unmenned Aerial Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta Orthophoto Mosaic dan Peta Garis/Peta Topografi

yang detail dengan skala antara 1:500 s.d. 1:1.000 untuk kawasan

prioritas. Pengadaan Foto Udara (Aerial Photography) dan Video Udara (Aerial Videography) digunakan sebagai bahan dasar pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi 3 (tiga) dimensi.

(24)

1) Print out format *pdf yaitu peta mosaic orthophoto dan peta topografi berikut kontur interval 1 meter dengan skala disesuaikan

dengan ukuran kertas A3.

2) Softcopy data processing meliputi:

- Laporan Data dan Pengukuran GCP (Ground Control Point) dengan menggunakan GPS Geodetic;

- Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file : GeoTIF, TIF atau filecompress .ECW;

- Peta Topografi berikut dengan kontur interval 1 meter dalam format file: .shp dan .dwg; dan

- Data digital ketinggian DEM (Digital Elevation Model) dalam format file : .GeoTif atau TIF terdiri dari DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain Model).

3) Video aerial dalam bentuk dokumenter (5C7 menit) yang disertai alur cerita, narasi, dan infografis/text.

14)Pembuatan Peta Digital Sistem Informasi Geografis

Pembuatan peta digital menggunakan software sistem informasi geografis yang memuat shapefile (view) dan file siap cetaknya (layout). Skala peta yang digunakan minimal adalah 1:10.000 untuk kawasan perkotaan dan 1:50.000 untuk wilayah antar kota. Pembuatan peta digital dipadukan antara perolehan data sekunder, survei GPS untuk infrastruktur, dilengkapi dengan atribut basis data sesuai dengan data infrastruktur. Peta yang diproduksi sekurangCkurangnya:

1. Peta Wilayah Administrasi;

2. Peta Deliniasi;

3. Peta Profil Infrastruktur Jalan dan Jembatan;

4. Peta Profil Infrastruktur Sumber Daya Air;

5. Peta Profil Infrastruktur Permukiman (Cipta Karya);

6. Peta Profil Perumahan;

7. Peta Masterplan Infrastruktur PUPR/Ultimae Tahun 2030;

8. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2020;

9. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2021;

10. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2023; dan

11. Peta Program Pembangunan Infrastruktur PUPR Tahun 2020C2025.

(25)

Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

15)Penyusunan Pra Desain Kawasan Prioritas

Prinsip yang digunakan di dalam pra desain kawasan prioritas

menggunakan pendekatan 10 prinsip smart growth, yaitu: a. Penggunaan lahan campuran (mixed use);

b. Pengambilan keuntungan dari desain bangunan yang kompak; c. Membuat ukuran untuk pilihan dan kesempatan perumahan;

d. Membuat jalur pedestrian yang baik;

e. Membantu perkembangan komunitas yang atraktif dan berciri khas

dengan rasa kepemilikan yang tinggi;

f. Mempertahankan ruang terbuka, lahan pertanian, keindahan alam dan

lahan kritis;

g. Memperkuat dan menghubungkan secara langsung pengembangan

komunitas yang ada;

h. Menyediakan pilihan moda transportasi yang bervariasi;

i. Membuat keputusan pengembangan yang terprediksi, adil, dan efektif; j. Mendorong kolaborasi antara komunitas dengan stakeholders dalam

pengembangan keputusan.

16)Penyusunan Studi Kelayakan Sistem Jaringan infrastruktur

Studi kelayakan sistem jaringan infrastruktur ini ditujukan untuk menghasilkan kelayakan dan konsep rencana

pembangunan/penanganan/peningkatan pada beberapa ruas jalan di Kota Batam.

Secara teknis metodologi yang dikembangkan akan mengaitkan antara variabel sistem transportasi dan tata ruang wilayah ke dalam bentuk model.

17)Penyusunan dan Penyerahan Laporan a. Rencana Mutu Kontrak;

b. Laporan Bulanan; c. Laporan Pendahuluan;

d. Laporan Antara; e. Prosiding;

(26)

g. Buku Deluxe Executive Summary Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan;

h. Album Peta dan Foto Udara Kota Batam; i. DVD Laporan.

G. G.G.

G. KELUARANKELUARAN KELUARANKELUARAN

Keluaran dari kegiatan ini meliputi: 1. Laporan Pendahuluan;

2. Laporan Antara;

3. Laporan Akhir; 4. Buku Prosiding;

5. Laporan AkhirTata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan;

6. Laporan Pra Studi Kelayakan Jaringan Infrastruktur;

7. Buku Deluxe Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan;

8. Dokumen MPDP Kota Batam, memuat sekurangCkurangnya kebijakan, profil

dan kinerja kawasan serta infrastruktur, rencana ultimate, dan program pembangunan infrastruktur, termasuk hasil studi kelayakan dan pra desain kawasan prioritas urban redevelopment serta studi kelayakan sistem

jaringan infrastruktur Kota Batam; 9. Album Peta dan Foto Udara A3;

10.Laporan dalam bentuk Compact Disk (CD).

H. H.H.

H. TENAGA AHLITENAGA AHLI TENAGA AHLITENAGA AHLI

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dibutuhkan layanan jasa tenaga ahli

yang dapat mengerjakan kegiatan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan. Adapun bidang keahlian, masa penugasan, dan kualifikasi dari masingCmasing tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini

dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3. Tenaga Ahli

No.

(27)

No.

Pendidikan KeahlianKeahlianKeahlianKeahlian PengalamanPengalamanPengalamanPengalaman

dan Kota (Ketua Tim) Utama/

Madya

48 bulan

2. Ahli Rancang Kota/ Arsitektur

S1 Teknik Arsitektur/ PWK SKA Ahli Madya/

4. Ahli Lingkungan S1 Teknik Lingkungan SKA Ahli Madya/

S1 Ekonomi Pembangunan/ PWK

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut : a.

a. a.

a. Ahli Perencanaan Wilayah Kota (Team Leader)

Merupakan tenaga ahli utama dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli madya dengan pengalaman paling sedikit 48 (empat puluh delapan) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

Ketua tim merupakan lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang perencanaan wilayah, khususnya terkait pengembangan kawasan perkotaan

Ahli Perencanaan Wilayah Kota memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan hingga aspek perencanaan kawasan prioritas. Sebagai ketua tim, Tenaga Ahli PWK bertanggungjawab mengkoordinir tugasCtugas tenaga ahli lainnya, menerima laporan, perkembangan dari aktivitas setiap anggota tim, dan soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai tujuan, sasaran, output, outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.

(28)

Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli muda dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

Merupakan Sarjana lulusan Teknik Arsitektur/ PWK dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dibuktikan dengan sertifikasi dibidangnya yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penyusunan program dan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah, serta berpengalaman dalam penyusunan studi kelayakan perumahan.

Ahli Rancang Kota memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan, dalam aspek design/gambarCgambar arsitektur dan perancangan kota, beserta detilCdetilnya yang diperlukan serta bertanggungjawab memberikan laporan kepada ketua tim terhadap perkembangan dari aktivitasnya sehingga dicapai tujuan, sasaran, output, outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.

Ahli Rancang Kota bekerja dalam jangka waktu 7 (tujuh) bulan. c.

c. c.

c. Ahli Manajemen Sumber Daya Air

Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli muda dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

Tenaga ahli Sumber Daya Air/ Hidrologi merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang teknik Sumber Daya Air/ hidrologi dan studi kelayakan sistem jaringan infrastruktur sumber daya air.

(29)

Tenaga Ahli Sipil merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penyusunan program dan kegiatan pengembangan infrastruktur wilayah. Tenaga Ahli Sipil memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan, dalam aspek infrastruktur terhadap rencana pembangunan kawasan perkotaan. Selain itu juga bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi eksisting infrastruktur, pengolahan dan analisis kebutuhan infrastruktur PUPR, dan penyampaian laporan hasil analisis kebutuhan infrastruktur PUPR kepada ketua tim.

Ahli Sipil bekerja dalam jangka waktu 6 (enam) bulan. e. 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

Tenaga Ahli Teknik Lingkungan merupakan sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang teknik lingkungan.

Tenaga Ahli Teknik Lingkungan memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan, dalam aspek pengendalian lingkungan yang menyangkut penyediaan air minum, sistem pembuangan limbah, sistem drainase perkotaan dan sanitasi lingkungan, pengendalian pencemar dan pengelolaan kualitas air, tanah, dan udara, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan.

Sebagai anggota tim, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan kawasan, pengolahan dan analisis data kondisi lingkungan, dan penyampaian laporan hasil analisis lingkungan kepada ketua tim.

Ahli Teknik Lingkungan bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) bulan.

f. f. f.

f. Ahli Ekonomi Pembangunan

Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli muda dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

(30)

Tenaga Ahli Ekonomi pembangunan memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan, dalam aspek analisis, interpretasi dan evaluasi data ekonomi terhadap rencana pembangunan kawasan perkotaan. Tenaga Ahli Ekonomi pembangunan juga bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi ekonomi kawasan, pengolahan dan analisis data kondisi ekonomi, dan penyampaian laporan hasil analisis ekonomi kepada ketua tim.

Ahli Ekonomi Pembangunan bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) bulan. g.

g. g.

g. Ahli Pemetaan (GIS)

Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli muda dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang besaran Remunerasi Minimal tenaga kerja konstruksi pada jenjang jabatan Ahli untuk layanan Jasa Konstruksi.

Tenaga ahli pemetaan merupakan sarjana lulusan Teknik Geodesi/Teknik Geografi/PWK dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 dengan pengalaman dalam pengolahan peta spasial dan peta kawasan, untuk sarjana PWK dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya.

Ahli pemetaan memiliki tugas menjabarkan konsep pengembangan kawasan perkotaan dalam peta pengembangan. Selain itu juga membantu seluruh tenaga ahli yang berhubungan dengan pengolahan dan analisis data spasial. Sehingga seluruh kebutuhan pemetaan dalam kegiatan dapat terpenuhi dan seluruh output kegiatan yang diharapkan dapat terpetakan dengan baik dan informatif.

Ahli Pemetaan/GIS bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) bulan. h.

h. h.

h. Ahli Pembiayaan dan Investasi Infrastruktur

Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman 12 (dua belas) bulan atau Tenaga ahli muda dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.

Merupakan Sarjana lulusan Ekonomi/Manajemen Keuangan/Bisnis Manajemen/PWK/Arsitektur/Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 yang dibuktikan dengan sertifikasi dibidangnya yang dilengkapi dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang perencanaan pembiayaan (financing) infrastruktur dan manajemen investasi infrastruktur, serta berpengalaman dalam penyusunan studi kelayakan pembiayaan infrastruktur.

(31)

Sebagai anggota tim, Ahli Pembiayaan dan Investasi Infrastruktur bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai pembiayaan, kondisi dan prospek investasi kawasan, pengolahan dan analisis pembiayaan dan investasi kawasan, dan penyampaian laporan hasil analisis pembiayaan dan analisis investasi kawasan kepada ketua tim.

Ahli Pembiayaan dan Investasi Infrastruktur dan Perumahan bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) bulan.

i. i.i.

i. Tenaga Sub Profesional Perencanaan Wilayah dan Kota

Merupakan sarjana lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.

Tenaga Sub Profesional PWK memiliki tugas membantu dan melaksanakan arahan dari tenaga ahli perencanaan wilayah dan kota dalam aspek perencanaan spasial kawasan perencanaan dan kawasan prioritas. Selain itu, Tenaga Sub Profesional perencanaan wilayah juga terlibat langsung dalam penyusunan laporan, merumuskan tujuan, sasaran, output, outcome, benefit dan dampak positif dari kegiatan ini.

Tenaga Sub Profesional PWK bekerja dalam jangka waktu 7 (tujuh) bulan.

j. j. j.

j. Tenaga Sub Profesional Sipil

Merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.

Tenaga Sub Profesional Transportasi memiliki tugas membantu dan melaksanakan arahan dari tenaga ahli transportasi dalam merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek infrastruktur transportasi terhadap rencana pembangunan kawasan perkotaan.

Tenaga Sub Profesional Sipil bekerja dalam jangka waktu 5 (lima) bulan.

Untuk mendukung kinerja dari tenaga ahli dan mendukung pencapaian target output dari pekerjaan ini, diperlukan adanya peran tenaga penunjang yakni sekretaris.

I. I.I.

I. WAKTU PELAKSANAANWAKTU PELAKSANAAN WAKTU PELAKSANAANWAKTU PELAKSANAAN

Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2018 dan seluruh pekerjaan harus dapat diselesaikan dalam waktu 8 (delapan) bulan kalender.

Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan

No Tahapan Pekerjaan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

A. Persiapan dan Organisasi Kerja

1. Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga

pendukung  

2. Kajian literatur, teori, dan benchmark perencanaan perkotaan

di negara lain di Asia Tenggara  

3. Review Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Pusat dan

Daerah, serta Sektoral  

4. Review Kewenangan Pemerintah Daerah dan Pusat terkait

(32)

No Tahapan Pekerjaan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

5. Review nomenklatur program dan sumber pendanaan  

6. Identifikasi Stakeholder Pusat dan Daerah  

7. Pengumpulan Data dan Informasi Awal Wilayah

Perencanaan  

8. Penyusunan Peta Dasar  

9. Penajaman Metodologi pelaksanaan pekerjaan  

10. Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan perangkat

survei  

11. Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Rinci Pelaksanaan

Pekerjaan  

B. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat  

2. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Daerah  

3. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur (Survey)

4. Pelaksanaan Rapat Koordinasi  

C. Perumusan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan

1.

Review terhadap kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terkait pelaksanaan infrastruktur ke-PUPR-an (SDA, Bina Marga, Cipta Karya, Penyediaan Perumahan)

 

2.

Review terhadap nomenklatur program dan sumber pendanaan masing-masing unit organisasi di Kementerian PUPR

 

3.

Analisa penyusunan MPDP dalam aspek ekonomi, kebutuhan ruang, dan sebagainya berdasarkan MPDP kawasan perkotaan yang telah disusun di Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, dengan tambahan review best practice di Asia Tenggara yakni Singapura dan Malaysia

 

4. Kunjungan studi ke Singapura dan Malaysia sebagai best

practice di Asia Tenggara;  

5. Pelaksanaan Public Lecture dengan topik ”Best Practice

Pelaksanaan Perencanaan Perkotaan di Asia Tenggara”; 

6. Penyusunan Draft Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan

Perkotaan   

7. Pelaksanaan FGD 

8. Penyusunan Buku Deluxe  

C. Penyusunan MPDP Kota Batam:

Analisis Pengembangan Kawasan Perkotaan

1. Analisis Posisi Kawasan dalam Konstelasi Regional dan

Global  

2. Analisis basis ekonomi pengembangan kawasan  

3. Analisis Lingkungan Fisik (built environment) dan

Kecenderungan Perkembangannya  

4. Analisis Arahan Pengembangan Wilayah  

5. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung  

6. Analisis Kependudukan dan Intensitas Ruang  

7. Analisis Penentuan Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur  

(33)

No Tahapan Pekerjaan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 7 8

Pembangunan Infrastruktur

9. Analisis Sumber Pembiayaan dan Kelayakan

Ekonomi/Investasi  

10. Analisis Potensi Kawasan/Sub Kawasan Strategis/Prioritas  

11. Penentuan Kriteria Kawasan Prioritas 

12. Penetapan Kawasan Prioritas 

13. Penyusunan Profil dan Kinerja Kawasan Perkotaan  

14. Penyusunan Profil dan Kinerja Infrastruktur  

15. Pelaksanaan FGD 

D. Penyusunan MPDP Kota Batam: Penyusunan Rencana dan Program

1. Penyusunan Rencana Ultimate Pengembangan Kawasan dan

Infrastruktur 

2. Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR &

Non-PUPR 

3. Perumusan Key Performance Indicators (KPI)

4. Penyusunan Strategi Keterpaduan Pengembangan Kawasan 

5. Pelaksanaan FGD

E.

Penyusunan MPDP Kota Batam:

Penyusunan Studi Kelayakan Pra Desain Kawasan Prioritas dan Sistem Jaringan Jalan

1. Survei Primer Kawasan Prioritas, sistem jaringan jalan

2. Penyajian Hasil Survei Primer 

3. Penyusunan Program Bangunan dan Lingkungan

4. Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan 

5. Penyusunan Rencana Investasi dan Pembiayaan 

6. Penyusunan Studi Kelayakan dan Key Performance

Indicators (KPI)

7. Analisa kelayakan dan pemilihan rute atau jalur  

8. Penyusunan konsep sistem jaringan jalan

9. Penyusunan Kebutuhan Business Plan  

F. Finalisasi Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan Perkotaan dan Pembahasan MPDP Kota Batam

1. Pelaksanaan Seminar 

G. Penyusunan dan Penyerahan Laporan

1. RMK 

2. Laporan Bulanan       

3. Laporan Pendahuluan 

4. Laporan Antara 

5. Prosiding 

6. Laporan Akhir 

7. Buku Deluxe Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan

Perkotaan 

8. Buku Deluxe MPDP Kota Batam 

9. Album Peta dan Foto Udara Kota Batam

(34)

J. J.J.

J. PENANGGUNG JAWABPENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWABPENANGGUNG JAWAB

Penanggung jawab kegiatan Tata Cara Penyusunan MPDP Kawasan

Perkotaan adalah Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat.

K. K.K.

K. BIAYA YANG DIPERLUKANBIAYA YANG DIPERLUKAN BIAYA YANG DIPERLUKANBIAYA YANG DIPERLUKAN

Untuk dapat mencapai keluaran ini dibutuhkan biaya sebesar Rp. 1.900.000.000.C (Satu Miliar Sembilan Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN

dan dibiayai dari APBN Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Perkotaan.

L. L.L.

L. PELAPORANPELAPORAN PELAPORANPELAPORAN

Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:

1. 1.1.

1. Dokumen Rencana Mutu KontrakDokumen Rencana Mutu Kontrak Dokumen Rencana Mutu KontrakDokumen Rencana Mutu Kontrak

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2009 tentang Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum, Rencana Mutu Kontrak (RMK) adan rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh Penyedia Jasa merupakan jaminan mutu terhadap tahapan proses kegiatan dan hasil kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam pekerjaan.

Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus diserahkan selambatClambatnya 1 (satu) bulan sejak setelah ditandatangani kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. RMK memuat:

a. Cover RMK;

b. Lembar Pengesahan; c. Sejarah Dokumen;

d. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan); e. Informasi proyek (pekerjaan);

f. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan); g. Lokasi Proyek;

h. PihakCpihak yang terlibat; i. Struktur organisasi proyek;

j. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang; k. Metode kerja pelaksanaan;

(35)

n. Jadwal pelaporan; o. Progress Kerja;

p. Jadwal pengetesan (pembahasan); dan

q. Cash flow.

2. 2. 2.

2. Laporan BulananLaporan Bulanan Laporan BulananLaporan Bulanan

Laporan Bulanan memuat uraian kegiatan yang dilaksanakan oleh penyedia jasa baik yang dilaksanakan di kantor maupun di luar kantor sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan setiap bulannya.

Laporan harus diserahkan selambatClambatnya setiap bulan sejak SPMK sebanyak 3 (tiga) rangkap disertai dengan RMK (rencana mutu kontraknya), selama 8 (delapan) bulan pekerjaan.

3. 3. 3.

3. Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan Laporan PendahuluanLaporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan memuat sekurangCkurangnya: mengenai latar belakang dan konteks pekerjaan, hasil kajian literatur, teori, kebijakan dan benchmark, gambaran awal wilayah pekerjaan, metodologi pelaksanaan pekerjaan, jadwal rencana kerja rinci dan hasil identifikasi awal stakeholder yang akan terlibat dalam pekerjaan.

Laporan harus diserahkan selambatClambatnya 2 (dua) bulan setelah sejak SPMK dan mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Pendahuluan dan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.

4. 4. 4.

4. Laporan AntaraLaporan Antara Laporan AntaraLaporan Antara

Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di setengah waktu pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi: permasalahan, lokasi, kebijakan dan strategi, serta programCprogram sektor terkait.

Laporan diserahkan selambatClambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK dan mendapatkan persetujuan dalam pembahasan Laporan Antara dan dibuat rangkap rangkap 5 (lima) eksemplar dengan ukuran kertas A4 portrait dan beberapa bagian dapat dilengkapi dengan ukuran kertas A3.

5. 5.5.

5. ProsidingProsiding ProsidingProsiding

Prosiding merupakan kumpulan hasil pelaksanaan rapat, workshop

dan seminar termasuk paparan/makalah narasumber.

Gambar

Tabel 1. Contoh Tabel Usulan Program Infrastruktur PUPR
Tabel 3. Tenaga Ahli
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING OLEH WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN KOTA.. TUGAS AKHIR

Dalam tata cara pelaksanan penagihan dan pemungutan pajak hiburan di Dinas Pendapatan kota Medan,penulis menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan penagihan pajak hiburan Dinas

Sebagai masukan bagi pihak pengelola atau manajemen Akademi di Kecamatan Medan Tuntungan khususnya akademi Kebidanan Senior Medan dalam rangka merumuskan kebijakan untuk

tentang “PERANAN DINAS TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN KOTA MEDAN ( Studi Tentang Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan Di. Kecamatan Medan

Pelaksanaan KLHS bagi pemerintah kabupaten/kota dalam rangka penyusunan atau evaluasi kebijakan, rencana, dan/atau program (sektoral pembangunan daerah kabupaten/kota)

1) Telah dilaksanakan FGD “Mengukur Daya Saing Daerah” di Yogyakarta untuk mendapatkan masukan dari pihak eksternal guna penyempurnaan dalam penyusunan kajian

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan adalah sebagai pedoman untuk:. ƒ Perumusan kebijakan pokok pemanfaatan ruang di Wilayah

Sebagai masukan bagi pihak pengelola atau manajemen Akademi di Kecamatan Medan Tuntungan khususnya akademi Kebidanan Senior Medan dalam rangka merumuskan kebijakan untuk