• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

23-1

2016

Keselamatan Nuklir

2016

PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT

TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR – BADAN TENAGA

NUKLIR NASIONAL

Dany Poltak Marisi

1

, Miki Arian Saputra

2

, Tajudin Noor

3

1,2,3 Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir - Badan Tenaga Nuklir Nasional dany.poltak.m@batan.go.id

ABSTRAK

PENGENDALIAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN GALIAN NUKLIR – BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada organisasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah melindungi dan menjamin keselamatan setiap pekerja, menjamin setiap bahan baku digunakan secara selamat dan efisien, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas.Tujuan dari pengendalian keselamatan kerja yang dilakukan oleh Sub Bidang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi (KKPR) - Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir adalah melindungi pekerja radiasi, masyarakat sekitar dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi akibat kegiatan di lingkungan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir sehingga tercapai zero accident.Metode pengendalian keselamatan yang digunakan adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) mengacu pada OHSAS 18001:2007.Kegiatan pengendalian keselamatan yang dilakukan diantaranya: Pemantauan Paparan Radiasi Ruang Kerja; Pemantauan Paparan Radiasi Lingkungan; Pemantauan Tingkat Kontaminasi Permukaan; Pemantauan Paparan Radiasi Terowongan dan sekitarnya; Pemantauan Gas Radon; Pemantauan Terowongan Remaja Kalan; Pemantauan Dosis TLD Pekerja Radiasi; dan Pemeriksaan Kesehatan Pekerja Radiasi Tahun 2015.Hasil dari setiap kegiatan pengendalian keselamatan ditampilkan dalam bentuk grafik maupun tabel paparan radiasi dan dibandingkan dengan nilai batas paparan radiasi yang ditentukan dalam Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 4 Tahun 2013. Hasil perbandingan menunjukkan paparan radiasi akibat kegiatan yang dilakukan di lingkungan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir masih berada dibawah nilai batas yang diizinkan. Dengan demikian pengendalian keselamatan yang dilakukan sudah cukup baik dan kegiatan yang dilakukan di Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir dalam kondisi selamat.

Kata kunci : Pemantauan, Radiasi, Keselamatan

ABSTRACT

SAFETY CONTROL AT CENTER OF NUCLEAR MINERALS TECHNOLOGY - NATIONAL NUCLEAR ENERGY AGENCY. Implementation of occupational health and safety in the organization has several goals, such as protecting and ensuring the safety of workers, guaranteeing every raw material used safely and efficiently, improving well-being and improve productivity.The objective of the safety control done by the Sub Division of Safety and Radiation Protection (KKPR) Center of Nuclear Minerals Technology is to protect radiation workers, surrounding communities and the environment from radiation hazards arising from activities in Center of Nuclear Minerals Technology.Safety control method used is the Plan-Do-Check-Act (PDCA) refers to the OHSAS 18001: 2007.Safety control activities undertaken include: Workspace Radiation Exposure Monitoring; Environmental Radiation Exposure Monitoring; Surface Contamination Level Monitoring; Tunnel Radiation Exposure Monitoring; Radon Gas Monitoring; Monitoring of Terowongan Remaja Kalan; TLD; and Worker Medical Check Up 2015.The results of any safety control activities are displayed in a graph or table of radiation exposure and compared with the limit values specified in Peraturan Kepala BAPETEN No. 4:2013. The comparison showed radiation exposure due to activities in Center of Nuclear Minerals Technology is still below the limit values allowed. Thus the safety control has been well conducted and activities carried at the Center for Nuclear Minerals Technology are in good condition.

Keywords: Commissioning, Radioisotope, Radiopharmaceutical

I. PENDAHULUAN

Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir (PTBGN) merupakan salah satu unit di lingkungan BATAN dengan tugas pokok melaksanakan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan dan bimbingan di bidang pengembangan teknologi eksplorasi, penambangan dan pengolahan bahan galian nuklir[4].

Sesuai dengan Keputusan Kepala BAPETEN No. 12 Tahun 1999 tentang ketentuan keselamatan kerja penambangan dan pengolahan bahan galian radioaktif, PTBGN yang juga telah menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari BAPETEN, menunjuk Sub Bidang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi sebagai penyelenggara keselamatan radiasi[1].

(2)

23-2

Sebagai penyelenggara keselamatan radiasi, Subbidang Keselamatan Kerja dan Proteksi Radiasi (KKPR) mempunyai tugas melakukan pemantauan keselamatan kerja dan proteksi radiasi di lingkungan PTBGN dengan rincian tugas sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 204 ayat (1) Peraturan Kepala BATAN No 21 Tahun 2014 tentang rician tugas unit kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional.

II. METODE/METODOLOGI/LANDASAN TEORI/POKOK BAHASAN

Metode yang dilakukan pada pengendalian keselamatan ini berdasarkan pada OHSAS 18001 : 2007 berbasis pada metodologi Plan-Do-Check-Act (PDCA)[6].Tahapan PDCA ini secara singkat dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Plan, menetapkan:

Visi : Menjadi Pusat acuan dalam aplikasi K3 pada kegiatan eksplorasi penambangan dan pengolahan bahan galian nuklir

Misi :

1. Merencanakan semua kegiatan dan

mengidentifikasi segala potensi bahaya yang ditimbulkan

2. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur keselamatan dan perundang-undangan yang berlaku dan dilakukan oleh SDM yang kompeten

3. Melakukan evaluasi ketidaksesuaian K3 dan mencegah terjadinya kecelakaan

Do, melakukan kegiatan pengendalian keselamatan berupa:

a. Pemantauan Paparan Radiasi Ruang Kerja b. Pemantauan Paparan Radiasi Lingkungan c. Pemantauan Tingkat Kontaminasi Permukaan

Ruang Kerja

d. Pemantauan Paparan Radiasi Trowongan dan sekitarnya

e. Pemantauan Gas Radon Terowongan Remaja Kalan

Check, melakukan pemeriksaan terhadap para Pekerja Radiasi melalui:

a. Medical Check Up (MCU) per tahun

b. Monitoring TLD para Pekerja Radiasi per triwulan

Action, adanya wilayah kerja yang memiliki laju paparan radiasi di atas laju paparan radiasi yang telah ditentukan.Batas laju paparan radiasi didapatkan dari NBD dibagi jam kerja pekerja radiasi. Tindakan proteksi radiasi yang dilakukan yaitu:

a. Penahan, Jarak dan Waktu

 Penahan : memberikan penahan (shielding) pada sumber radioaktif atau wilayah kerja yang memiliki laju dosis diatas NBD

 Jarak : memberikan jarak aman bekerja untuk para pekerja radiasi terhadap sumber

radioaktif atau wilayah kerja yang memiliki laju dosis diatas NBD

 Waktu : waktu bekerja untuk para pekerja radiasi dibatasi agar dosis radiasi yang diterima tidak melebihi NBD

b. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.Pemantauan Paparan Radiasi Ruang Kerja PTBGN

Pemantauan paparan radiasi ruang kerja ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat paparan radiasi ruang kerja instalasi nuklir PTBGN-BATAN, guna untuk pengendalian keselamatan pekerja terhadap radiasi dan menghitung kemungkinan dosis yang diterima pekerja radiasi serta membandingkan nilai batas dosis (NBD) yang ditentukan yaitu 20 mSv/tahun[3].

Pada pengendalian keselamatan ini digunakan APD yang sesuai dengan prosedur. APD yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu masker, baju lapangan, sepatu lapangan, sarung tangan, dan helm. Penggunaan APD tersebut dimaksudkan agar dapat mencegah peluang terjadinya potensi bahaya pada kegiatan ini. Risiko bahaya pada kegiatan ini seperti terjatuh, tersengat listrik, terpapar dan terkontaminasi zat radioaktif, terhirup debu, dan lain-lain. Berikut hasil pemantauan paparan radiasi triwulan I sampai triwulan IV tahun 2015.

Gambar 3.1 Grafik Laju Paparan Radiasi di Ruang Kerja PTBGN

Dari grafik pemantauan paparan radiasi ruang kerja di atas dapat diketahui paparan radiasi terbesar yang ada di ruang kerja PTBGN adalah 1,3 mSv/Triwulan yang berada di bidang TPP pada Triwulan II. Jika kita bandingkan dengan NBD pekerja radiasi yang telah ditetapkan yaitu 20 mSv/tahun atau 5 mSv/Triwulan maka dapat dikatakan bahwa ruang kerja PTBGN dalam kondisi selamat untuk bekerja[3].

0 5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV KKIP TPP Eksplorasi NBD laju aaran R ad ias i (mS vT ri w u lan )

Pemantauan Paparan Radiasi Di Ruang Kerja PTBGN Tahun 2015 (mSv/triwulan)

(3)

23-3

3.2. Pemantauan Paparan Radiasi Lingkungan

PTBGN

Pemantauan paparan radiasi lingkungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat paparan radiasi lingkuran instalasi nuklir PTBGN-BATAN, guna untuk pengendalian keselamatan pekerja terhadap radiasi dan menghitung kemungkinan dosis yang diterima pekerja radiasi dan masyarakat sekitar serta membandingkan nilai batas dosis (NBD) yang ditentukan yaitu 20 mSv/Tahun untuk pekerja radiasi dan 1 mSv/Tahun untuk masyarakat[3].

Gambar 3.2 GrafikLaju Paparan Radiasi di Lingkungan PTBGN

Dari grafik pemantauan paparan radiasi lingkungan di atas dapat diketahui paparan radiasi terbesar yang ada di lingkungan PTBGN adalah 1,82 mSv/Triwulan yang berada di wilayah area pengelolaan limbah, sedangkan paparan radiasi terkecil sebesar 0.078 mSv/Triwulan dan 0.024 mSv/Triwulan yang berada diluar area pengelolaan limbah tersebut. Jika kita bandingkan dengan NBD pekerja radiasi yang telah ditetapkan pada Perka Bapeten No. 04 Tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir yaitu 20 mSv/Tahun atau 5 mSv/Triwulan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan PTBGN dalam kondisi aman untuk bekerja. Sedangkan jika dibandingkan dengan NBD masyarakat yang telah ditetapkan yaitu 1 mSv/Tahun atau 0.25 mSv/Triwulan maka dapat dikatakan bahwa lingkungan PTBGN untuk masyarakat dalam kondisi selamat.

3.3. Pemantauan Tingkat Kontaminasi Permukaan Ruang Kerja

Pemantauan tingkat kontaminasi permukaan ruang kerja ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya kontaminasi pada permukaan area, bahan, atau peralatan kerja sehingga pekerja radiasi dapat dipastikan aman dari bahaya radiasi di

area kerja tersebut selama tingkat kontaminasi tidak melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan dalam Keputusan Kepala Bapeten No.12/Ka-BAPETEN/VI-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Penambangan dan Pengolahan Bahan Galian Radioaktif yaitu sebesar 4 Bq/cm2 untuk nuklida uranium and thorium pemancar alpha, sedangkan untuk area tertentu dapat ditoleransi hingga 37 Bq/cm2[1].

Tabel 3.2 Pemantauan Tingkat Kontaminasi Permukaan Ruang Kerja

Triwulan I Triwulan II Triwulan III

Ruang Pengolahan 1 0 - 0,312 0 - 1,310 0,026 - 0,104 Ruang Pengolahan 2 0 - 5,004 0 - 4,992 0,065 - 5,005 Ruang Analis Kontrol 0 - 0,208 0,026 - 7,618 0,026 - 6,799 Gudang Bidang TPP 0 - 10,244 0,026 - 10,218 0,026 - 4,030 R. Pemisahan MB dan R. Asam 0 - 0,312 0 - 0,104 0,026 - 0,182 R. Pemotongan / Pesayatan 0 - 15,47 0 - 0,702 0 - 0,312 R. Lab. Geokimia 0 - 0,182 0 - 0,234 0,026 - 0,104 R. Preparasi geokimia 0 - 0,364 0 - 0,104 0 - 0,130 Eksplorasi Lab. Analis Pengolahan 0 - 0,260 0 - 0,052 0 - 052 Lokasi Pengukuran

Tingkat Kontaminasi Permukaan (Bq/cm2) KKIP

TPP

Dari tabel diatas dapat diketahui tingkat kontaminasi permukaan terbesar yaitu 15,47 Bq/cm2di area gudang Bidang TPP pada Triwulan I. Ruang kerja yang memiliki tingkat kontaminasi melebihi batas tingkat kontaminasi yakni sebesar 4 Bq/cm2, maka perlu dilakukan tindakan dekontaminasi.

3.4.Pemantauan Paparan Radiasi Terowongan EFKA Kalan

Pemantauan paparan radiasi di trowongan dan sekitarnya ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat paparan radiasi lingkuran di sekitar Terowongan Eksplorasi Remaja Kalan.

Gambar 3.4Grafik Pemantauan Paparan Radiasi Trowongan

NBD mak min Triwulan I 5 1.82 0.078 Triwulan II 5 1.82 0.078 Triwulan III 5 1.04 0.078 Triwulan IV 5 0.4 0.024 0 1 2 3 4 5 6 Laju P ap aran R ad ias i (mS v/T ri w u lan )

Pemantauan Paparan Radiasi Lingkungan PTBGN 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Laju P aparan R adi asi (m Sv /Tahun) Lokasi Pengukuran

(4)

23-4

Dari grafik pemantauan paparan radiasi di Trowongan dapat diketahui bahwa ada 3 tempat laju paparan radiasinya melebihi NBD yang telah di tentukan yaitu 20 mSv/Tahun, diantaranya area Batuan Mineral (BM) 154 sebesar 20,48 mSv/Tahun, Batuan Mineral (BM) 179 sebesar 40,95 mSv/Tahun, dan Batuan Mineral (BM) 291 sebesar 30,23 mSv/Tahun. Sedangkan di area selain itu laju paparan radiasinya dalam kondisi aman untuk pekerja radiasi (jauh dibawah NBD yang telah ditentukan). Untuk daerah BM 154, BM 179, dan BM 291 merupakan daerah mineralisasi uranium sehingga wajar jika paparan radiasinya melebihi batasan yang diizinkan. Dalam kondisi ini para pekerja radiasi dan pemegang izin harus benar-benar mengaplikasikan sistem proteksi radiasi (penahan, jarak, dan waktu) yang benar agar paparan yang berada di ke tiga area tersebut dapat diminimalkan.

3.5. Pemantauan Gas Radon di Terowongan Eksplorasi Remaja Kalan

Pemantauan gas radon di Terowongan Eksplorasi Remaja Kalan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat gas radon di Terowongan Remaja Kalan serta sebagai pengendaliankeselamatan lingkungan dan keselamatan kerja terhadap pekerja radiasi serta anggota masyarakat disekitar.

Berikut hasil Pemantauan Gas Radon di Terowongan Eksplorasi Remaja Kalandan hasil pemantauan gas radon di akses masuk trowongan tahun 2015.

Gambar 3.5.1Grafik Konsentrasi Gas Radon di Area Kerja Dalam Trowongan

Dari grafik konsentrasi gas radon di area kerja dalam trowongan di atas dapat diketahui konsentrasi gas radon terbesar adalah 60,4 pCi/liter yang berada di Trowongan Utama (TU) 612, sedangkan konsentrasi gas radon terkecil sebesar 6,79 pCi/liter yang berada di rest area. Jika kita bandingkan dengan batas maksimal konsentarsi gas radon yang diizinkan yaitu 300 pCi/liter maka dapat dikatakan bahwa area kerja dalam trowongan dalam kondisi aman untuk bekerja.

Gambar 3.5.2 Grafik Konsentrasi Gas Radon Pada Akses

Masuk Trowongan

Dari grafik konsentrasi gas radon pada akses masuk trowongan di atas dapat diketahui konsentrasi gas radon terbesar adalah 93,5 pCi/liter yang berada di Trowongan Utama (TU) 500, sedangkan konsentrasi gas radon terkecil sebesar 17,4 pCi/liter yang berada di Trowongan Utama (TU) 350. Jika kita bandingkan dengan batas maksimal konsentarsi gas radon yang diizinkan yaitu 300 pCi/liter maka dapat dikatakan bahwa area kerja dalam trowongan dalam kondisi aman untuk bekerja.

3.6.Monitoring TLD Para Pekerja Radiasi

Pemonitoringan TLD para pekerja radiasi ini dilakukan pertriwulan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengevaluasi dosis radiaisi yang diterima pekerja radiasi dalam 1 Tahun dan kemudian dibandingkan dengan nilai batas dosis (NBD) yang ditentukan yaitu 20 mSv/Tahun[3]. Berikut hasil monitoring dosis radiasi pekerja radiasi PTBGN Triwulan I sampai Triwulan IV Tahun 2015.

Gambar 3.6 GrafikMonitoring TLD Para Pekerja Radiasi

Dari grafik Monitoring TLD Para Pekerja Radiasi, dapat diketahui bahwa dosis yang didapatkan oleh semua pegawai PTBGN masih jauh dibawah batas yang telah ditentukan yaitu 20 mSv/Tahun.

300 45.5 60.4 18.3 6.79 12.5 9.64 14.5 0 50 100 150 200 250 300 350 Batas Maksimal Gas Radon

TU-612 Rest Area Dinding Kiri

K ons e nt rasi G as R adon (pC i/l it e r) Tempat Pengukuran

Konsentrasi Gas Radon di Area Kerja Dalam Trowongan EFKA Kalan

0 50 100 150 200 250 300 350 Ko n se n tr as i G as R ad o n ( p Ci/l ite r) Tempat Pengukuran

Konsentrasi Gas Radon Pada Akses Masuk Trowongan

20.00 20.00 20.00 20.00 20.00 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00

Grafik Perbandingan Dosis Pekerja Radiasi Maks. dan Min. Terhadap NBD Tahun 2015 (Triwulan I - IV)

Dosis Radiasi Maksimum (mSv) Dosis Radiasi Minimum (mSv) NBD (mSv)

(5)

23-5

3.7.Medical Check Up (MCU)

Medical Check Up (MCU) para pekerja radiasi dilakukan 1 tahun sekali[2]. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa tidak ada kondisi klinik yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja yang timbul pada saat bekerja dengan radiasi. Berikut hasil Medical Check Up (MCU) para pekerja radiasi tahun 2015.

Grafik 3.7.1 Hasil Medical Check Up (MCU) Secara Umum

Secara keseluruhan hasil Medical Check Up untuk pemeriksaan darah pekerja radiasi PTBGN yang dilakukan setahun sekali dapat dilihat kondisi normal hanya 48,7% sedangkan kondisi abnormal lebih besar yaitu 51,3% di seluruh pekerja radiasi PTBGN.

Gambar 3.7.1Grafik Hasil Medical Check Up (MCU)

Dari grafik diatas diperoleh kelainan dalam pemeriksaan pada pekerja radiasi PTBGN keseluruhannya, menurut hasil MCU yang telah dilakukakan banyaknya pekerja dengan Gamma GT yang tinggi, dan tingginya trigliserida, juga tingginya kolestrol serta beberapa kelainan yang terjadi pada darah seperti; glukosa darah, glukosa puasa, lekosit, SGOT, SGPT, asam urat, trombosit dan hemoglobin.

IV. KESIMPULAN

Kegiatan yang dilakukan oleh Sub. bidang keselamatan kerja dan proteksi radiasi tahun 2015 yaitu pemantauan paparan radiasi ruang kerja, pemantauan paparan radiasi lingkungan, pemantauan tingkat kontaminasi permukaan, pemantauan gas radon

terowongan remaja kalan, pemantauan paparan radiasi di trowongan, dilakukan medical check up (MCU) para pegawai PTBGN per tahun dan monitoring TLD para pekerja radiasi per triwulan.

Hasil perbandingan menunjukkan paparan radiasi akibat kegiatan yang dilakukan di lingkungan Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir masih berada dibawah nilai batas yang diizinkan. Dengan demikian pengendalian keselamatan yang dilakukan sudah cukup baik dan kegiatan yang dilakukan di Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir dalam kondisi selamat.

DAFTAR PUSTAKA

1. PERKA BAPETEN No. 12 Tahun 1999 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Penambangan dan Pengolahan Bahan Radioaktif

2. PERKA BAPETEN No. 06 Tahun 2010 tentang Pemantauan Kesehatan untuk Pekerja Radiasi 3. PERKA BAPETEN No.04 Tahun 2013 tentang

Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir

4. PERKA BATAN No.14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja

5. PP No.33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif

6. SB 006Tahun 2008 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

TANYA JAWAB DISKUSI

Penanya

: Pratiwi Dian

Pertanyaan

:

Alat ukur yang digunakan dalam kegiatan

pemantauan apakah sama satu kegiatan dengan

yang lain? Apa saja?

Jawaban:

Tidak sama, pada pemantauan paparan radiasi

ruang kerja & lingkungan menggunakan SPP2NF.

Pemantauan kontaminasi permuakaan ruang kerja

menggunakan Ludlum Model 3. Pemantuan

kesehatan pekerja radiasi menggunakan TLD.

7 7 14 2 16 1 5 5 3 18 4 3 0 5 10 15 20

Gambar

Gambar 3.1 Grafik Laju Paparan Radiasi di Ruang Kerja  PTBGN
Tabel 3.2 Pemantauan Tingkat Kontaminasi Permukaan  Ruang Kerja
Gambar 3.5.1Grafik Konsentrasi Gas Radon di Area Kerja  Dalam Trowongan
Gambar 3.7.1Grafik Hasil Medical Check Up (MCU)  Dari  grafik  diatas  diperoleh  kelainan  dalam  pemeriksaan  pada  pekerja  radiasi  PTBGN  keseluruhannya,  menurut  hasil  MCU  yang  telah  dilakukakan  banyaknya  pekerja  dengan  Gamma  GT  yang  ting

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok keluarga yang sangat miskin, justru tingkat pengangguran rendah karena sebagian besar anggota keluarga bekerja untuk bisa bertahan hidup, terkadang anak-anak

(1) HASIL TINDAK PIDANA ADALAH HARTA KEKAYAAN YANG DIPEROLEH DARI TINDAK PIDANA : KORUPSI, PENYUAPAN, NARKOBA, PSIKOTROPIKA, PENYELEUNDUPAN TENAGA KERJA, PENYELUNDUPAN MIGRAN, DI

Dalam tulisan ini dibahas bioavailibilitas, manifestasi sistemik steroid inhalasi, pengaruhnya terhadap metabolisme dan densitas tulang, serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan

Perhitungan dengan menggunakan keempat persamaan tersebut dengan input gelombang sinusoidal dan pada kedalaman konstan sebesar 5 m juga memberikan hasil dimana gelombang

adalah “Apakah terdapat hubungan antara usia, pendidikan, status pernikahan, kualitas hidup, dan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien gagal ginjal kronik

Butena juga dikenal sebagai butilena, butilena adalah gas tidak berwarna yang terkandung dalam minyak mentah sebagai konstituen kecil dalam jumlah yang terlalu kecil untuk

Pengembangan desa mandiri energi (DME) berbasis sumber daya lokal ditujukan untuk mengurangi kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi penggunaan energi

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung. Pembimbing: Dwi Astuti Wahyu Nurhayati, SS. Kata kunci: kesulitan, pelafalan, tehnik latihan. Pelafalan merupakan salah satu