• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah Pembangunan Jalan Tol Surabaya - Mojokerto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Masalah Pembangunan Jalan Tol Surabaya - Mojokerto"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Lahan adalah bagian dari bentang alam (

Lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape landscape ) yang mencakup pengertian) yang mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi lingkungan fisik termasuk iklim, topografi, tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan

alami yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO(FAO 1976 dalam Niin 2010) 

1976 dalam Niin 2010) . Penggunaan lahan merupakan setiap bentuk campur tangan. Penggunaan lahan merupakan setiap bentuk campur tangan manusia terhadap sumber daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik manusia terhadap sumber daya lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materil maupun spiritual

materil maupun spiritual (Vink 1975 dalam Gandasasmita 2001) (Vink 1975 dalam Gandasasmita 2001) . Setiap bentuk campur. Setiap bentuk campur tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung dapat berupa pemanfaatan lahan tangan manusia baik langsung maupun tidak langsung dapat berupa pemanfaatan lahan yaitu seperti pertanian, permukiman, fasilitas umum, industri, rekreasi dan transportasi, yaitu seperti pertanian, permukiman, fasilitas umum, industri, rekreasi dan transportasi, sehingga dapat dikatakan bahwa lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting sehingga dapat dikatakan bahwa lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.

bagi kelangsungan hidup manusia.

Saat ini tidak dapat dielakkan bahwa bentuk pengadaan lahan di suatu wilayah Saat ini tidak dapat dielakkan bahwa bentuk pengadaan lahan di suatu wilayah berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya  jumlah

 jumlah penduduk penduduk dan dan semakin semakin intensif intensif aktivitas aktivitas penduduk, penduduk, maka maka akan akan berdampak berdampak padapada makin meningkatnya kebutuhan terhadap pengadaan lahan. Namun tidak hanya itu, makin meningkatnya kebutuhan terhadap pengadaan lahan. Namun tidak hanya itu, pengadaan lahan juga disebabkan karena adanya kebutuhan akan pergerakan dari tempat pengadaan lahan juga disebabkan karena adanya kebutuhan akan pergerakan dari tempat asal ke tempat tujuan. Pergerakan ini akan semakin meningkat, yang kemudian harus asal ke tempat tujuan. Pergerakan ini akan semakin meningkat, yang kemudian harus diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya seperti diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana transportasi, diantaranya seperti penambahan jaringan jalan dan peraturan lalu lintas.

penambahan jaringan jalan dan peraturan lalu lintas.

Pada pembahasan ini, penulis lebih menitikberatkan pada pengadaan lahan untuk Pada pembahasan ini, penulis lebih menitikberatkan pada pengadaan lahan untuk fasilitas umum yaitu transportasi. Dan studi kasus yang dipilih adalah pengadaan lahan bagi fasilitas umum yaitu transportasi. Dan studi kasus yang dipilih adalah pengadaan lahan bagi pembangunan Jalan Tol Mojokerto. Proyek pembangunan Jalan Tol pembangunan Jalan Tol Mojokerto. Proyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto ini dimaksudkan sebagai jalan alternatif lain untuk menggantikan peran dari jalan Mojokerto ini dimaksudkan sebagai jalan alternatif lain untuk menggantikan peran dari jalan yang lama dan mempermudah aksesibilitas antar wilayah di Jawa Timur.

yang lama dan mempermudah aksesibilitas antar wilayah di Jawa Timur.

Jawa Timur merupakan propinsi yang mengalami perkembangan lalu lintas yang Jawa Timur merupakan propinsi yang mengalami perkembangan lalu lintas yang sangat pesat, sehingga dengan adanya pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto akan sangat pesat, sehingga dengan adanya pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto akan berdampak positif pada pertumbuhan Jawa Timur, terutama di bidang ekonomi. Dengan berdampak positif pada pertumbuhan Jawa Timur, terutama di bidang ekonomi. Dengan demikian diperlukan adanya pengadaan lahan untuk merealisasikan proyek tersebut, di demikian diperlukan adanya pengadaan lahan untuk merealisasikan proyek tersebut, di samping perencanaan metode pelaksanaan, waktu, serta perhitungan anggaran biaya.

(2)

1.2

1.2 Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah: Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

 Mengidentifikasi kasus pengadaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mengidentifikasi kasus pengadaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto

Mojokerto

 Menganalisis isu, potensi, dan permasalahan kasus pengadaan lahan untukMenganalisis isu, potensi, dan permasalahan kasus pengadaan lahan untuk pembanguna

pembangunan n Jalan Tol Jalan Tol Surabaya-MojSurabaya-Mojokertookerto

 Merumuskan strategi dan program penanganan kasus pengadaan lahan untukMerumuskan strategi dan program penanganan kasus pengadaan lahan untuk pembanguna

pembangunan n Jalan Tol Jalan Tol Surabaya-MojSurabaya-Mojokertookerto

1.3

1.3 Sistematika PenulisanSistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan makalah ini adalah: Sistematika dari penulisan makalah ini adalah:

 BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang yang memberikan gambaran singkat mengenai pokok bahasan, Berisi latar belakang yang memberikan gambaran singkat mengenai pokok bahasan, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan yang menjabarkan substansi tujuan penulisan, dan sistematika penulisan yang menjabarkan substansi dimasing-masing bab.

masing bab.

 BAB II TINJAUAN PUSTAKABAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi teori-teori dan kajian dari

Berisi teori-teori dan kajian dari berbagai literature yang berhubungan dengan pengadaanberbagai literature yang berhubungan dengan pengadaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol

lahan untuk pembangunan Jalan Tol Surabaya-MojoSurabaya-Mojokerto.kerto.

 BAB III GAMBARAN UMUMBAB III GAMBARAN UMUM

Berisi orientasi wilayah studi dan identifikasi berbagai potensi dan permasalahan Berisi orientasi wilayah studi dan identifikasi berbagai potensi dan permasalahan pengadaan lahan untuk

pengadaan lahan untuk pembangunapembangunan Jalan n Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.Tol Surabaya-Mojokerto.

 BAB IV ANALISISBAB IV ANALISIS

Berisi hasil analisis disertai dengan skema penanganan terkait pengadaan lahan untuk Berisi hasil analisis disertai dengan skema penanganan terkait pengadaan lahan untuk pembanguna

pembangunan n Jalan Tol Jalan Tol Surabaya-MojSurabaya-Mojokerto.okerto.

 BAB V PENUTUPBAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan rekomendasi yang merupakan usulan Berisi kesimpulan dari hasil pembahasan dan rekomendasi yang merupakan usulan strategi dan program penanganan pengadaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol strategi dan program penanganan pengadaan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto.

(3)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

2.1 Pola Pola Pembatasan Pembatasan PemiliPemilikan kan Tanah Tanah Menurut Menurut UUPAUUPA

Sebagai landasan hukum di bidang pertanahan adalah UU No. 5 Tahun 1960 yang Sebagai landasan hukum di bidang pertanahan adalah UU No. 5 Tahun 1960 yang dikenal dengan UUPA yang mendasarkan pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Sesuai dengan dikenal dengan UUPA yang mendasarkan pada pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Sesuai dengan dasar falsafahnya maka ketentuan pertanahan ditujukan untuk tercapainya keadilan sosial dasar falsafahnya maka ketentuan pertanahan ditujukan untuk tercapainya keadilan sosial bagi seluruh masyarakat dalam kaitannya

bagi seluruh masyarakat dalam kaitannya dengan perolehan dan pemanfaatan sumber dayadengan perolehan dan pemanfaatan sumber daya alam, khususnya tanah.

alam, khususnya tanah.

Pada bagian penjelasan umum UUPA ditegaskan bahwa tujuan dibentuknya UUPA Pada bagian penjelasan umum UUPA ditegaskan bahwa tujuan dibentuknya UUPA adalah:

adalah:

 Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakanMeletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat, terutama rakyat tani, dalam

rakyat, terutama rakyat tani, dalam rangka mencapai masyarakat yang adil dan makmur;rangka mencapai masyarakat yang adil dan makmur;

 Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukumMeletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan;

pertanahan;

 Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atasMeletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.

tanah bagi rakyat seluruhnya.

Kepastian hukum hak-hak atas tanah itu, khususnya mengenai pemilikan tanah dan Kepastian hukum hak-hak atas tanah itu, khususnya mengenai pemilikan tanah dan penguasaannya akan memberikan kejelasan mengenai orang atau badan hukum yang penguasaannya akan memberikan kejelasan mengenai orang atau badan hukum yang menjadi pemegang hak atas tanah (subyek hak), maupun kepastian mengenai letak, menjadi pemegang hak atas tanah (subyek hak), maupun kepastian mengenai letak, batas-batasnya, luasnya dan sebagainya (obyek hak). Beberapa hal penting terkait pola batasnya, luasnya dan sebagainya (obyek hak). Beberapa hal penting terkait pola pembatasan pemilikan tanah menurut UUPA adalah:

pembatasan pemilikan tanah menurut UUPA adalah:

 Konsep pemilikan hak atas tanah menurut UUPA adalah bersifat “komunalistik”, yangKonsep pemilikan hak atas tanah menurut UUPA adalah bersifat “komunalistik”, yang senantiasa memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan senantiasa memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum sesuai dengan esensi tanah bersifat sosial.

umum sesuai dengan esensi tanah bersifat sosial.

 Pola pembatasan pemilikan tanah secara umum yang telah diamanatkan UUPA bersifatPola pembatasan pemilikan tanah secara umum yang telah diamanatkan UUPA bersifat kualitatif dengan membatasi kewenangannya maupun bersifat kuantitatif dengan kualitatif dengan membatasi kewenangannya maupun bersifat kuantitatif dengan membatasi luasnya, pengaturannya lebih lanjut dalam bentuk UU maupun Peraturan membatasi luasnya, pengaturannya lebih lanjut dalam bentuk UU maupun Peraturan Pemerintah.

Pemerintah.

 Pembatasan terhadap pemilikan tanah pertanian telah dilakukan dengan UU No. 56 PRPPembatasan terhadap pemilikan tanah pertanian telah dilakukan dengan UU No. 56 PRP Tahun 1960, tentang “Penetapan Luas Tanah Pertanian” dengan memperhatikan jumlah Tahun 1960, tentang “Penetapan Luas Tanah Pertanian” dengan memperhatikan jumlah kepadatan penduduk daerah Tk. II

(4)

 Pembatasan terhadap pemilikan tanah non-pertanian masih bersifat parsial dan Pembatasan terhadap pemilikan tanah non-pertanian masih bersifat parsial dan insidentalinsidental yakni berupa perijinan serta dalam bentuk ketentuan yang belum sesuai dengan amanat yakni berupa perijinan serta dalam bentuk ketentuan yang belum sesuai dengan amanat UUPA sendiri yang harus berbentuk UU ataupun PP.

UUPA sendiri yang harus berbentuk UU ataupun PP.

2.2

2.2 Pengadaan Pengadaan Tanah Tanah bagi bagi Pelaksanaan Pelaksanaan Pembangunan Pembangunan untuk untuk KepentinganKepentingan Umum menurut PP No. 65 Tahun 2006

Umum menurut PP No. 65 Tahun 2006

Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara Pengadaan tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Beberapa ketentuan tentang tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. Beberapa ketentuan tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut PP No. 65 Tahun 2006 adalah:

pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut PP No. 65 Tahun 2006 adalah: Pasal 2

Pasal 2 1.

1. Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum olehPengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

penyerahan hak atas tanah. 2.

2. Pengadaan tanah selain bagi Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembanpelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum olehgunan untuk kepentingan umum oleh Pemerintah atau Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilakukan dengan cara jual beli, Pemerintah atau Pemerintah atau Pemerintah Daerah dilakukan dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang tukar menukar, atau cara lain yang disepakati secara sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

bersangkutan. Pasal 5

Pasal 5

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan Pemerintah atau Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, yang selanjutnya dimilki oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, yang selanjutnya dimilki oleh Pemerintah atau Pemeritah Daerah, meliputi :

Pemerintah atau Pemeritah Daerah, meliputi : a.

a. Jalan umum da jalan tol, rel kereta api (diatas tanah, di ruang atas tanah, ataupun diJalan umum da jalan tol, rel kereta api (diatas tanah, di ruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi;

sanitasi; b.

b. Waduk, bendungan, bendungan irigasi dan Waduk, bendungan, bendungan irigasi dan bangunan pengairan lainnya;bangunan pengairan lainnya; c.

c. Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal;Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal; d.

d. Fasilitas keselamatn umum, seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar, danFasilitas keselamatn umum, seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana;

lain-lain bencana; e.

e. Tempat pembuangan sampah;Tempat pembuangan sampah; f.

f. Cagar alam dan cagar budaya;Cagar alam dan cagar budaya; g.

(5)

Pasal 6 Pasal 6 1.

1. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum di wilayah Kabupaten/Kota dilakukanPengadaan tanah untuk kepentingan umum di wilayah Kabupaten/Kota dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh dengan bantuan panitia pengadaan tanah Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh Bupati/Walikota.

Bupati/Walikota. 2.

2. Panitia Pengadaan Tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk olehPanitia Pengadaan Tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk oleh Gubernur.

Gubernur. 3.

3. Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah Kabupaten/kota atau lebih, dilakukanPengadaan tanah yang terletak di dua wilayah Kabupaten/kota atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi

dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh Gubernur.yang dibentuk oleh Gubernur. 4.

4. Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan denganPengadaan tanah yang terletak di dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri atas unsur Pemerintah dan nsur Pemerintah Daerah terkait.

atas unsur Pemerintah dan nsur Pemerintah Daerah terkait. 5.

5. Susunan keanggotaan panitia pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Susunan keanggotaan panitia pengadaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) terdiri atas unsur perangkat daerah terkait dan unsur Badan ayat (2), dan ayat (3) terdiri atas unsur perangkat daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional.

Pertanahan Nasional. Pasal 7

Pasal 7

Panitia pengadaan tanah bertugas: Panitia pengadaan tanah bertugas: a.

a. mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;

diserahkan; b.

b. mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskanmengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang yang mendukungnya;

atau diserahkan dan dokumen yang yang mendukungnya; c.

c. menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan ataumenetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan;

diserahkan; d.

d. memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencanamemberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah menegnai rencana dan tujuan pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah menegnai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut dalam bentuk konsultasi publik baik melalui tatap muka, pengadaan tanah tersebut dalam bentuk konsultasi publik baik melalui tatap muka, media cetak, maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat media cetak, maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat yang terkena rencana

yang terkena rencana pembangunapembangunan dan/atau pemegang hak n dan/atau pemegang hak atas tanah;atas tanah; e.

e. mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansimengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti rugi;

menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti rugi; f.

f. menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atasmenyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di atas tanah;

tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di atas tanah; g.

(6)

h.

h. mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah danmengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada pihak

menyerahkan kepada pihak yang berkompeten.yang berkompeten. Pasal 10

Pasal 10 1.

1. Dalam hal kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak dapat dialihkanDalam hal kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum yang tidak dapat dialihkan atau dipindahkan secara teknis tata

atau dipindahkan secara teknis tata ruang ketempat atau lokasi lain, maka ruang ketempat atau lokasi lain, maka musyawarahmusyawarah dilakukan dalam jangka waktu paling lama 120 (seratuh dua puluh ) hari kalender dilakukan dalam jangka waktu paling lama 120 (seratuh dua puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal undangan pertama.

terhitung sejak tanggal undangan pertama. 2.

2.  Apabila  Apabila setelah setelah diadakan diadakan musyawarah musyawarah sebagimana sebagimana dimaksud dimaksud pada pada ayat ayat (1) (1) tidaktidak tercapai kesepakatan, panitia pengadaan tanah menetapkan besarnya ganti rugi tercapai kesepakatan, panitia pengadaan tanah menetapkan besarnya ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf a dan menitipkan ganti rugi uang kepada sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 huruf a dan menitipkan ganti rugi uang kepada Pengadilan Negeri wilayah hukumnya meliputi lokasi

Pengadilan Negeri wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkutan.tanah yang bersangkutan. 3.

3.  Apabila  Apabila terjadi terjadi sengketa sengketa kepemilikan kepemilikan setelah setelah penetapan penetapan ganti ganti rugi rugi sebagaimanasebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka panitia menitipkan uang ganti rugi kepada Pengadilan dimaksud pada ayat (2), maka panitia menitipkan uang ganti rugi kepada Pengadilan Negeri yang wilayah

Negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkubersangkutan.tan. Pasal 13

Pasal 13

Bentuk ganti rugi dapat berupa: Bentuk ganti rugi dapat berupa: a.

a. Uang; dan/atauUang; dan/atau b.

b. Tanah pengganti; dan/atauTanah pengganti; dan/atau c.

c. Pemukiman kembali; dan/atauPemukiman kembali; dan/atau d.

d. Gabungan dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalamGabungan dari dua atau lebih bentuk ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c;

huruf a, huruf b, dan huruf c; e.

e. Bentuk lain yang Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan.disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pasal 15

Pasal 15 1.

1. Dasar perhitungan besarnya ganti rugi Dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas:didasarkan atas: a.

a. Nilai Jual Obyek pajak (NJOP) atau nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikanNilai Jual Obyek pajak (NJOP) atau nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Obyek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai Nilai Jual Obyek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia.

harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia. b.

b. Nilai jual Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggunbertanggung jawab dig jawab di bidang bangunan.

bidang bangunan. c.

c. Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab diNilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian.

bidang pertanian. 2.

2. Dalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, Lembaga/Tim Penilai hargaDalam rangka menetapkan dasar perhitungan ganti rugi, Lembaga/Tim Penilai harga Tanah ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus Tanah ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau Gubernur bagi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(7)

Pasal 18A Pasal 18A

 Apabila yang

 Apabila yang berhak berhak atas tanah atas tanah atau atau benda-bendbenda-benda a yang yang ada di ada di atasnya yang atasnya yang haknyahaknya dicabut tidak bersedia menerima ganti rugi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan dicabut tidak bersedia menerima ganti rugi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan presiden, karena dianggap jumlahnya kurang layak, maka yang bersangkutan dapat presiden, karena dianggap jumlahnya kurang layak, maka yang bersangkutan dapat menerima banding kepada Pengadilan Tinggi agar menetapkan ganti rugi sesuai menerima banding kepada Pengadilan Tinggi agar menetapkan ganti rugi sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda Undang Nomor 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada di Atasnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1973 tentang Acara yang Ada di Atasnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1973 tentang Acara Penetapan Gati Kerugian oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan dengan Pencabutan Hak-Hak Penetapan Gati Kerugian oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan dengan Pencabutan Hak-Hak  Atas Tanah dan Be

 Atas Tanah dan Benda-Bendnda-Benda yang ada di Atasa yang ada di Atasnya.nya.

2.3

2.3 Pengadaan Pengadaan Tanah Tanah bagi bagi Pembangunan Pembangunan untuk untuk Kepentingan Kepentingan Umum Umum menurutmenurut UU No.

UU No. 2 2 Tahun Tahun 20122012

Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti Pengadaan tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. Beberapa ketentuan tentang kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak. Beberapa ketentuan tentang pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut UU No. 2 Tahun

pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut UU No. 2 Tahun 2012 adalah:2012 adalah: Pasal 4

Pasal 4 1.

1. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untukPemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk Kepentingan Umum.

Kepentingan Umum. 2.

2. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendanaan untukPemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendanaan untuk Kepentingan Umum.

Kepentingan Umum. Pasal 5

Pasal 5

Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan Pihak yang berhak wajib melepaskan tanahnya pada saat pelaksanaan pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum setelah pemberian ganti kerugian atau berdasarkan tanah untuk Kepentingan Umum setelah pemberian ganti kerugian atau berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum

putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.tetap. Pasal 6

Pasal 6

Pengadaan tanah untuk Kepentingan

Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan oleh Pemerintah.Umum diselenggarakan oleh Pemerintah. Pasal 7

Pasal 7 1.

1. Pengadaan tanah untuk Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan:Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan: a.

a. Rencana Tata Ruang Wilayah;Rencana Tata Ruang Wilayah; b.

b. Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan Nasional/Daerah;Nasional/Daerah; c.

c. Rencana Strategis; danRencana Strategis; dan d.

d. Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah.Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. 2.

2. Dalam hal pengadaan tanah dilakukan untuk Dalam hal pengadaan tanah dilakukan untuk infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi,infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi, pengadaannya diselenggarakan berdasarkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja pengadaannya diselenggarakan berdasarkan Rencana Strategis dan Rencana Kerja

(8)

Instansi yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dan huruf Instansi yang memerlukan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c dan huruf d.

d. 3.

3. Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui perencanaanPengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui perencanaan dengan melibatkan semua pengampu

dengan melibatkan semua pengampu dan pemangku kepentingan.dan pemangku kepentingan. Pasal 8

Pasal 8

Pihak yang berhak dan pihak yang menguasai Obyek Pengadaan Tanah untuk Pihak yang berhak dan pihak yang menguasai Obyek Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum wajib mematuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Kepentingan Umum wajib mematuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini. Pasal 9

Pasal 9 1.

1. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum memperhatikanPenyelenggaraan pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat.

keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat. 2.

2. Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan Ganti Kerugian yangPengadaan tanah untuk Kepentingan Umum dilaksanakan dengan Ganti Kerugian yang layak dan adil.

layak dan adil. Pasal 10

Pasal 10

Tanah untuk Kepentingan Umum sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 Tanah untuk Kepentingan Umum sebagimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 digunakan untuk

digunakan untuk pembangupembangunan:nan: a.

a. Pertanahan dan keamanan nasional;Pertanahan dan keamanan nasional; b.

b. Jalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitasJalan umum, jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api;

operasi kereta api;

c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan c. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan

sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya; sanitasi, dan bangunan pengairan lainnya;

d. pelabuhan, bandar udara, dan

d. pelabuhan, bandar udara, dan terminal;terminal;

e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi; e. infrastruktur minyak, gas, dan panas bumi;

f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga

f. pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik;listrik;

g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah; g. jaringan telekomunikasi dan informatika Pemerintah;

h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah; h. tempat pembuangan dan pengolahan sampah;

i. rumah sakit

i. rumah sakit Pemerintah/PPemerintah/Pemerintah Daerah;emerintah Daerah;

 j. fasilitas kesela

 j. fasilitas keselamatan umum;matan umum;

k. tempat

k. tempat pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;pemakaman umum Pemerintah/Pemerintah Daerah;

l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau

l. fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik;publik;

m. cagar alam dan cagar budaya; m. cagar alam dan cagar budaya;

n. kantor

n. kantor Pemerintah/PePemerintah/Pemerintah Daerah/desa;merintah Daerah/desa;

o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan

untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa; untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa;

(9)

p. prasarana pendidikan atau sekolah

p. prasarana pendidikan atau sekolah Pemerintah/PPemerintah/Pemerintah Daerah;emerintah Daerah;

q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan q. prasarana olahraga Pemerintah/Pemerintah Daerah; dan

r. pasar umum dan lapangan parkir umum. r. pasar umum dan lapangan parkir umum. Pasal 11

Pasal 11 1.

1. Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya selanjutnya dimiliki Pemerintah wajib diselenggarakan oleh Pemerintah dan tanahnya selanjutnya dimiliki Pemerintah dan tanahnya selanjutnya dimiliki Pemerintah

dan tanahnya selanjutnya dimiliki Pemerintah atau Pemerintah Daerah.atau Pemerintah Daerah. 2.

2. Dalam hal instansi yang memerlukan pengadaan tanah untuk Kepentingan UmumDalam hal instansi yang memerlukan pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum sebagiamana dimaksud dalam Pasal 10 adalah Badan Usaha Milik Negara, tanahnya sebagiamana dimaksud dalam Pasal 10 adalah Badan Usaha Milik Negara, tanahnya menjadi milik Badan Usaha Milik

menjadi milik Badan Usaha Milik Negara.Negara. Pasal 12

Pasal 12 1.

1. Pembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaskud dalam Pasal 10 hurufPembangunan untuk Kepentingan Umum sebagaimana dimaskud dalam Pasal 10 huruf b sampai dengan huruf r wajib diselenggarakan Pemerintah dan dapat bekerja sama b sampai dengan huruf r wajib diselenggarakan Pemerintah dan dapat bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, atau Badan Usaha Swasta.

Swasta. 2.

2. Dalam hal pembangunan pertanahan dan keamanan nasional sebagaimana dimaksudDalam hal pembangunan pertanahan dan keamanan nasional sebagaimana dimaksud Pasal 10 huruf a, pembangunannya diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Pasal 10 huruf a, pembangunannya diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan

peraturan perundang-uperundang-undangan.ndangan. Pasal 13

Pasal 13

Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan: Pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan melalui tahapan: a.

a. Perencanaan;Perencanaan; b.

b. Persiapan;Persiapan; c.

c. Pelaksanaan; danPelaksanaan; dan d.

d. Penyerahan hasil.Penyerahan hasil. Pasal 17

Pasal 17

Pemberitahuan rencana pembangunan disampaikan kepada masyarakat pada rencana Pemberitahuan rencana pembangunan disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik langsung maupun tidak langsung.

lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik langsung maupun tidak langsung. Pasal 27 Ayat 2

Pasal 27 Ayat 2

Pelaksanaan pengadaan tanah untuk

Pelaksanaan pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum meliputi:Kepentingan Umum meliputi: a.

a. inventarisasi dan identifikasi penguasaan pemilikan, penggunaan, dan pemanfaataninventarisasi dan identifikasi penguasaan pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah;

tanah; b.

b. penilaian Ganti Kerugian;penilaian Ganti Kerugian; c.

c. musyawarah penetapan Ganti Kerugian;musyawarah penetapan Ganti Kerugian; d.

d. pemberian Ganti Kerugian; danpemberian Ganti Kerugian; dan e.

(10)

Pasal 33 Pasal 33

Penilaian besarnya nilai Ganti

Penilaian besarnya nilai Ganti Kerugian oleh Penilai dilakukan bidang per Kerugian oleh Penilai dilakukan bidang per bidang tanah,bidang tanah, meliputi:

meliputi: a.

a. tanah;tanah; b.

b. ruang atas tanah dan bawah tanah;ruang atas tanah dan bawah tanah; c.

c. bangunan;bangunan; d.

d. tanaman;tanaman; e.

e. benda yang berkaitan dengan tbenda yang berkaitan dengan tanah; dan/atauanah; dan/atau f.

f. kerugian lain yang dapat dinilai.kerugian lain yang dapat dinilai. Pasal 36

Pasal 36

Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan

Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk:dalam bentuk: a.

a. uang;uang; b.

b. tanah pengganti;tanah pengganti; c.

c. permukiman kembali;permukiman kembali; d.

d. kepemilikan saham; ataukepemilikan saham; atau e.

e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.pihak.

2.4

2.4 Batasan Batasan Jalan Jalan TolTol

Definisi jalan terdapat dalam Pasal 1 butir 4 Undang-undang No. 38 tahun 2004 Definisi jalan terdapat dalam Pasal 1 butir 4 Undang-undang No. 38 tahun 2004 Tentang Jalan. Yang dimaksud dengan jalan adalah prasarana transportasi darat yang Tentang Jalan. Yang dimaksud dengan jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan / atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan tanah, di bawah permukaan tanah dan / atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Dalam Pasal 1 Undang - Undang No. 38 Tahun 2004, kereta api, jalan lori dan jalan kabel. Dalam Pasal 1 Undang - Undang No. 38 Tahun 2004,  jalan dibagi men

 jalan dibagi menjadi 3(tiga) macamjadi 3(tiga) macam, yaitu :, yaitu :

 Jalan umum, yaitu jalan yang Jalan umum, yaitu jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum (Pasal 1butir 5).diperuntukkan bagi lalu lintas umum (Pasal 1butir 5). 

 Jalan khusus, yaitu jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atauJalan khusus, yaitu jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri (Pasal 1butir 6).

kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri (Pasal 1butir 6).

 Jalan Tol, yaitu jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagaiJalan Tol, yaitu jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai  jalan nasional yang

 jalan nasional yang penggunapenggunaannya diwajibkan annya diwajibkan membayar tol.membayar tol.

Jalan tol diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan pemerataan Jalan tol diselenggarakan dengan maksud untuk mewujudkan pemerataan pembanguna

pembangunan dan n dan hasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah denganhasil-hasilnya serta keseimbangan dalam pengembangan wilayah dengan memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya memperhatikan keadilan, yang dapat dicapai dengan membina jaringan jalan yang dananya berasal dari pengguna jalan. Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi berasal dari pengguna jalan. Penyelenggaraan jalan tol bertujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di

(11)

wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya (Pasal 2 ayat (1) dan (2) Peraturan wilayah yang sudah tinggi tingkat perkembangannya (Pasal 2 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah RI No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol).

Pemerintah RI No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol).

Wewenang penyelenggaraan jalan tol berada pada pemerintah yang meliputi Wewenang penyelenggaraan jalan tol berada pada pemerintah yang meliputi pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan pengawasan, yang kesemuanya dilaksanakan pengaturan, pembinaan, pengusahaan, dan pengawasan, yang kesemuanya dilaksanakan oleh suatu badan pemerintah yaitu Badan Pengatur Jalan Tol, dibentuk oleh Menteri, ada di oleh suatu badan pemerintah yaitu Badan Pengatur Jalan Tol, dibentuk oleh Menteri, ada di bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri.

bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri.

Masyarakat pengguna jalan tol diwajibkan untuk membayar tol, yaitu sejumlah uang Masyarakat pengguna jalan tol diwajibkan untuk membayar tol, yaitu sejumlah uang tertentu yang dibayar untuk penggunaan jalan tol. Ketentuan mengenai tarif tol terdapat tertentu yang dibayar untuk penggunaan jalan tol. Ketentuan mengenai tarif tol terdapat dalam Pasal 48 Undang-undang No. 38 Tahun 2004, bahwa tarif tol dihitung berdasarkan dalam Pasal 48 Undang-undang No. 38 Tahun 2004, bahwa tarif tol dihitung berdasarkan kemampuan bayar pengguna jalan, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kemampuan bayar pengguna jalan, besar keuntungan biaya operasi kendaraan, dan kelayakan investasi. Tarif tol yang besarnya tercantum dalam perjanjian pengusahaan jalan kelayakan investasi. Tarif tol yang besarnya tercantum dalam perjanjian pengusahaan jalan tol ditetapkan pemberlakuannya bersamaan dengan penetapan pengoperasian jalan tol ditetapkan pemberlakuannya bersamaan dengan penetapan pengoperasian jalan tersebutsebagai jalan tol. Tarif tol mengalami evaluasi dan penyesuaian yang dilakukan tersebutsebagai jalan tol. Tarif tol mengalami evaluasi dan penyesuaian yang dilakukan setiap 2 (dua) tahun

setiap 2 (dua) tahun sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi.sekali berdasarkan pengaruh laju inflasi.

Jalan Tol yang dibangun memiliki ketentuan yang berbeda dengan jalan umum Jalan Tol yang dibangun memiliki ketentuan yang berbeda dengan jalan umum lainnya. Dalam hal syarat teknis, jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan lainnya. Dalam hal syarat teknis, jalan tol mempunyai tingkat pelayanan keamanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas  jarak

 jarak jauh jauh dengan dengan mobilitas mobilitas tinggi. tinggi. Untuk Untuk jalan jalan tol tol yang yang digunakan digunakan untuk untuk lalu lalu lintaslintas antarkota didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 kilometer per jam, dan antarkota didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 kilometer per jam. Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 menentukan kilometer per jam. Pasal 6 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 menentukan spesifikasi, yaitu:

spesifikasi, yaitu:

 Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan prasaranaTidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan prasarana transportasi lainnya

transportasi lainnya

 Jumlah jalan masuk dan jalan keluar je dan dari Jumlah jalan masuk dan jalan keluar je dan dari jaln tol dibatasi secara efisien dan semuajaln tol dibatasi secara efisien dan semua  jalan masuk dan jala

 jalan masuk dan jalan keluar harus terken keluar harus terkendali secara penuhndali secara penuh

 Jarak antarsimpang susun, paling rendah 5 kilometer untuk jalan tol luar perkotaan danJarak antarsimpang susun, paling rendah 5 kilometer untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 kilometer untuk

paling rendah 2 kilometer untuk jalan tol dalam perkotaanjalan tol dalam perkotaan

 Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arahJumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah 

 Menggunakan pemisah tengah atau medianMenggunakan pemisah tengah atau median 

 Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalu lintasLebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalu lintas sementara dalam keadaan darurat

(12)

2.5

2.5 Badan Pengatur Jalan Tol menurut PP No. 15 Tahun 2005Badan Pengatur Jalan Tol menurut PP No. 15 Tahun 2005

Badan Pengatur Jalan Tol yang selanjutnya disebut BPJT adalah badan yang dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol yang selanjutnya disebut BPJT adalah badan yang dibentuk oleh Menteri, ada di

oleh Menteri, ada di bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri.bawah, dan bertanggung jawab kepada Menteri. Pasal 72

Pasal 72

BPJT merupakan badan non struktural yang dibentuk oleh, berada di bawah dan BPJT merupakan badan non struktural yang dibentuk oleh, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

bertanggung jawab kepada Menteri. Pasal 73

Pasal 73

BPJT berkedudukan di Ibukota Negara

BPJT berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.Republik Indonesia. Pasal 74

Pasal 74

BPJT mempunyai wewenang melakukan sebagian pengaturan, pengusahaan, dan BPJT mempunyai wewenang melakukan sebagian pengaturan, pengusahaan, dan pengawasan Badan Usaha jalan tol untuk memberikan manfaat yang maksimal bagi negara pengawasan Badan Usaha jalan tol untuk memberikan manfaat yang maksimal bagi negara dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal 75

Pasal 75 1.

1. Dalam menjalankan wewenang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 74, BPJTDalam menjalankan wewenang sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 74, BPJT mempunyai tugas dan fungsi:

mempunyai tugas dan fungsi: a.

a. merekomendasmerekomendasikan tarif awal dan ikan tarif awal dan penyesuaian tarif tol kepada Menteri;penyesuaian tarif tol kepada Menteri; b.

b. melakukan pengembilalihan hak pengusahaan jalan tol yang telah selesai masamelakukan pengembilalihan hak pengusahaan jalan tol yang telah selesai masa konsesinya kepada Menteri;

konsesinya kepada Menteri; c.

c. melakukan pengambilalihan hak sementara pengusahaan jalan tol yang gagal dalammelakukan pengambilalihan hak sementara pengusahaan jalan tol yang gagal dalam pelaksanaan konsesi, untuk kemudian

pelaksanaan konsesi, untuk kemudian dilelangkan kembali pengusahaannya;dilelangkan kembali pengusahaannya; d.

d. melakukan persiapan pengusahaan jaan tol yang melakukan persiapan pengusahaan jaan tol yang meliputi analisa kelayakan finansila,meliputi analisa kelayakan finansila, studi kelayakan, dan penyiapan amdal;

studi kelayakan, dan penyiapan amdal; e.

e. melakukan pengadaan investasi jalan tol melalui pelelangan secara transparan danmelakukan pengadaan investasi jalan tol melalui pelelangan secara transparan dan terbuka;

terbuka; f.

f. membantu proses pelaksanaan pembebasan tanah dalam hal kepastian tersedianyamembantu proses pelaksanaan pembebasan tanah dalam hal kepastian tersedianya dana yang berasal

dana yang berasal dari Badan Usaha dari Badan Usaha dan membuat mekanisme penggunaannya;dan membuat mekanisme penggunaannya; g.

g. memonitor memonitor pelaksanaan pelaksanaan perencanaan perencanaan dan dan pelaksanaan pelaksanaan kontruksi kontruksi sertaserta pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol yang dilakukan Badan Usaha; dan

pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol yang dilakukan Badan Usaha; dan h.

h. melakukan pengawasan terhadap Badan Usaha atas pelaksanaan seluruh kewajibanmelakukan pengawasan terhadap Badan Usaha atas pelaksanaan seluruh kewajiban perjanjian pengusahaan jalan tol dan melaporkannya secara periodik kepada perjanjian pengusahaan jalan tol dan melaporkannya secara periodik kepada Menteri.

Menteri. 2.

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang BPJTKetentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang BPJT ditetapkan oleh Menteri.

(13)

BAB III

BAB III

GAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM

3.1

3.1 Orientasi Orientasi Wilayah Wilayah StudiStudi

Jalan Tol Surabaya-Mojokerto adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya Jalan Tol Surabaya-Mojokerto adalah jalan tol yang menghubungkan Kota Surabaya dengan Kota Mojokerto sepanjang 37 kilometer atau melewati 37 desa/kelurahan dengan dengan Kota Mojokerto sepanjang 37 kilometer atau melewati 37 desa/kelurahan dengan kebutuhan lahan seluas 310.55 hektare. Ruas jalan tol ini merupakan salah satu ruas dari kebutuhan lahan seluas 310.55 hektare. Ruas jalan tol ini merupakan salah satu ruas dari proyek Jalan Tol Trans-Jawa dan tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan Jalan Tol proyek Jalan Tol Trans-Jawa dan tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa dari Cikampek, Jawa Barat sampai Surabaya, Jawa Timur dianggap sebagai Trans-Jawa dari Cikampek, Jawa Barat sampai Surabaya, Jawa Timur dianggap sebagai kunci bagi perkembangan ekonomi di pulau

kunci bagi perkembangan ekonomi di pulau Jawa khususnya sektor industri. Para perencanaJawa khususnya sektor industri. Para perencana dan pengambil keputusan menganggap bahwa dengan kondisi prasarana transportasi saat dan pengambil keputusan menganggap bahwa dengan kondisi prasarana transportasi saat ini, khususnya jalan raya, tidak mendukung perkembangan sektor industri untuk bersaing ini, khususnya jalan raya, tidak mendukung perkembangan sektor industri untuk bersaing global. Kondisi jalan raya saat ini dianggap penghambat daya saing sektor industri di pulau global. Kondisi jalan raya saat ini dianggap penghambat daya saing sektor industri di pulau Jawa.

Jawa.

Seiring dengan jalannya waktu, kota

Seiring dengan jalannya waktu, kota  – –  kota di Jawa Timur terutama yang dekat  kota di Jawa Timur terutama yang dekat dengan kota Surabaya terkena pengaruh perkembangan kota sedikit demi sedikit.

dengan kota Surabaya terkena pengaruh perkembangan kota sedikit demi sedikit. Kota-kotaKota-kota tersebut beranjak meningkat pada sektor ekonomi, karena diakibatkan oleh pertumbuhan tersebut beranjak meningkat pada sektor ekonomi, karena diakibatkan oleh pertumbuhan ekonomi global secara internasional. Dan dalam kurun dua dasawarsa terakhir ini ekonomi global secara internasional. Dan dalam kurun dua dasawarsa terakhir ini peningkatan perekonomian Jawa Timur telah menjadi pesat, terutama di kota

peningkatan perekonomian Jawa Timur telah menjadi pesat, terutama di kota  – –  kota di  kota di kabupaten Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan.

kabupaten Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, Mojokerto dan Lamongan. Dengan a

Dengan adanya hal danya hal tersebut dtersebut diatas maka iatas maka secara simsecara simultan peningultan peningkatan lalu katan lalu lintaslintas kendaraan yang melalui jaringan jalan juga menjadi sangat padat hingga melampaui kendaraan yang melalui jaringan jalan juga menjadi sangat padat hingga melampaui kapasitas jalan yang tersedia, walau Bina Marga secara periodik telah meningkatkan kelas kapasitas jalan yang tersedia, walau Bina Marga secara periodik telah meningkatkan kelas serta kapasitas jalan yang ada. Pemerintah daerah dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol serta kapasitas jalan yang ada. Pemerintah daerah dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol (B.P.J.T.) dengan seksama selalu mengamati hal tersebut, sehingga menurut hasil survey (B.P.J.T.) dengan seksama selalu mengamati hal tersebut, sehingga menurut hasil survey disimpulkan perlunya pembangunan jalan tol disekitar kota Surabaya, salah satunya adalah disimpulkan perlunya pembangunan jalan tol disekitar kota Surabaya, salah satunya adalah ruas Jalan Tol Surabaya

ruas Jalan Tol Surabaya – – Mojokerto ini. Maksud dan Tujuan pemerintah membangun Jalan Mojokerto ini. Maksud dan Tujuan pemerintah membangun Jalan Tol Surabaya

Tol Surabaya – – Mojokerto adalah: Mojokerto adalah:

 Untuk meningkatkan pelayanan para pengguna jasa transportasi, yang pada akhirnyaUntuk meningkatkan pelayanan para pengguna jasa transportasi, yang pada akhirnya demi meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat terutama di sekitar daerah demi meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat terutama di sekitar daerah yang dilalui jalan tol

yang dilalui jalan tol tersebut.tersebut.

 Untuk mengalihkan arus lalu lintas dari jalur utama supaya tidak mengalamiUntuk mengalihkan arus lalu lintas dari jalur utama supaya tidak mengalami overloadoverload atau kemacetan yang

(14)

Jalan

Jalan Tol Tol SurabayaSurabaya – –Mojokerto melewati 4 Daerah Tingkat II yaitu Kota Surabaya,Mojokerto melewati 4 Daerah Tingkat II yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Mojokerto. Jalan Tol Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Mojokerto. Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dibagi dalam dua karakter,

Mojokerto dibagi dalam dua karakter, yaitu:yaitu:

 Jalan tol dalam kota (urban section Jalan tol dalam kota (urban section ) yang dimulai dari km 8+800 sampai dengan km) yang dimulai dari km 8+800 sampai dengan km 14+200.

14+200.

 Jalan tol luar kota (rural section Jalan tol luar kota (rural section ) ) yang yang dimulai dari dimulai dari km km 14+200 sampai 14+200 sampai dengan kmdengan km 42+840 dan mulai dari

42+840 dan mulai dari km 50+00 sampai dengan km 52+470.km 50+00 sampai dengan km 52+470.

Gambar 1. Trase Jalan Tol

Gambar 1. Trase Jalan Tol Surabaya-MojokertoSurabaya-Mojokerto Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.id loketpeta.pu.go.id 

3.2 Permasalahan 3.2 Permasalahan

Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto terbagi dalam 5 seksi yaitu Seksi IA Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto terbagi dalam 5 seksi yaitu Seksi IA (Waru-Sepanjang) dengan jarak 2,3 kilometer, Seksi IB (Sepanjang

(Waru-Sepanjang) dengan jarak 2,3 kilometer, Seksi IB (Sepanjang  – –  Western Ring Road,  Western Ring Road, WRR) dengan jarak 4,3 kilometer, Seksi II (WRR

WRR) dengan jarak 4,3 kilometer, Seksi II (WRR – – Driyorejo) dengan jarak 5,1 kilometer, Driyorejo) dengan jarak 5,1 kilometer, Seksi III (Driyorejo-Krian) dengan jarak 6,1 kilometer, dan Seksi IV (Krian-Mojokerto) Seksi III (Driyorejo-Krian) dengan jarak 6,1 kilometer, dan Seksi IV (Krian-Mojokerto) sepanjang 18,47 kilometer. Jalur tol Seksi IA sudah selesai dan memiliki 4 gerbang tol yaitu sepanjang 18,47 kilometer. Jalur tol Seksi IA sudah selesai dan memiliki 4 gerbang tol yaitu Gerbang Tol Waru-4, Gerbang Tol Waru-6, Gerbang Tol-3, dan Gerbang Tol-5

Gerbang Tol Waru-4, Gerbang Tol Waru-6, Gerbang Tol-3, dan Gerbang Tol-5 (Kepala BPN(Kepala BPN Sidoarjo Yusuf Purnama) 

Sidoarjo Yusuf Purnama) . Sedangkan untuk seksi yang lain masih sangat memprihatinkan. Sedangkan untuk seksi yang lain masih sangat memprihatinkan dikarenakan pembebasan lahan yang belum sepenuhnya, seperti pembebasan lahan pada dikarenakan pembebasan lahan yang belum sepenuhnya, seperti pembebasan lahan pada Seksi IB masih sekitar 58%, pada Seksi II masih sekitar 41%, pada Seksi III masih sekitar Seksi IB masih sekitar 58%, pada Seksi II masih sekitar 41%, pada Seksi III masih sekitar 54% dan seksi IV sekitar 74%

54% dan seksi IV sekitar 74% (Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul(Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul Hadi).

(15)

Gambar 2: Eksisting Seksi I.A.1 Gambar 2: Eksisting Seksi I.A.1

Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.idloketpeta.pu.go.id

Gambar 3: Rencana Seksi I.B.1 dan Seksi I.B.2 Gambar 3: Rencana Seksi I.B.1 dan Seksi I.B.2

Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.idloketpeta.pu.go.id

Gambar 4: Rencana Seksi II A dan Seksi II B Gambar 4: Rencana Seksi II A dan Seksi II B

Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.id loketpeta.pu.go.id  100 % Selesai

100 % Selesai

Pembebasan tanah masih sekitar 58 % Pembebasan tanah masih sekitar 58 %

Pembebasan tanah masih sekitar 41 % Pembebasan tanah masih sekitar 41 %

(16)

Gambar 5: Rencana Seksi III A dan Seksi III B Gambar 5: Rencana Seksi III A dan Seksi III B

Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.idloketpeta.pu.go.id

Gambar 6: Rencana Seksi IV Gambar 6: Rencana Seksi IV

Sumber:

Sumber: loketpeta.pu.go.id loketpeta.pu.go.id 

Penyelengaraan pengadaan lahan untuk Jalan Tol Surabaya-Mojokerto telah dimulai Penyelengaraan pengadaan lahan untuk Jalan Tol Surabaya-Mojokerto telah dimulai pada tahun 2007 yang mencakup 4 wilayah pemerintah daerah, yaitu Kota Surabaya, pada tahun 2007 yang mencakup 4 wilayah pemerintah daerah, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Mojokerto. Namun dalam Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Kabupaten Mojokerto. Namun dalam pelaksanaannya

pelaksanaannya terjadi penghambterjadi penghambatan pengadaan atan pengadaan lahan yang diseblahan yang disebabkan oleh bebeabkan oleh beberaparapa hal, yaitu:

hal, yaitu:

 Warga/pemilik lahan enggan melepaskan aset yang dimiliki karena besaran harga tanahWarga/pemilik lahan enggan melepaskan aset yang dimiliki karena besaran harga tanah yang disodorkan oleh pemerintah dianggap kecil. Harga yang diperoleh pemilik tanah yang disodorkan oleh pemerintah dianggap kecil. Harga yang diperoleh pemilik tanah tidak memungkinkan untuk memperoleh tanah didaerah yang sama. Beberapa kasus tidak memungkinkan untuk memperoleh tanah didaerah yang sama. Beberapa kasus seperti ini, meliputi:

seperti ini, meliputi:

Pembebasan tanah masih sekitar 54 % Pembebasan tanah masih sekitar 54 %

Pembebasan tanah masih sekitar 74 % Pembebasan tanah masih sekitar 74 %

IV A

IV A IV IV B B IV IV CC IV DIV D

IV E

(17)

a.

a. Desa Penompo Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto, adanya pemilik tanah yangDesa Penompo Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto, adanya pemilik tanah yang menghendaki tanahnya dibeli pemerintah dengan harga di atas Rp 250 ribu/m menghendaki tanahnya dibeli pemerintah dengan harga di atas Rp 250 ribu/m22.. Namun, pemerintah mau membeli tanah mereka antara Rp 80 ribu/m2 hingga Rp Namun, pemerintah mau membeli tanah mereka antara Rp 80 ribu/m2 hingga Rp 150 ribu/m2, yang mana berdasarkan perhitungan Nilai Jual Obyek Pajak dan 150 ribu/m2, yang mana berdasarkan perhitungan Nilai Jual Obyek Pajak dan harga umum tanah yang berlaku di wilayah itu. Karena, kedua belah pihak tidak harga umum tanah yang berlaku di wilayah itu. Karena, kedua belah pihak tidak menemukan kata sepakat, akhirnya pemerintah menempuh pembelian tanah menemukan kata sepakat, akhirnya pemerintah menempuh pembelian tanah warga itu dengan menerapkan sistem konsinyasi yang pembayarannya melalui warga itu dengan menerapkan sistem konsinyasi yang pembayarannya melalui Pengadilan Negeri.

Pengadilan Negeri. b.

b.  Adanya  Adanya 5 5 bidang bidang tanah tanah kas kas desa desa yang yang belum belum bisa bisa dibebaskan dibebaskan karena karena belumbelum ditemukan lokasi pengganti lahan tersebut.

ditemukan lokasi pengganti lahan tersebut. c.

c.  Adanya warga  Adanya warga yang secara yang secara sengaja mengganti lahan sengaja mengganti lahan basah menjadi lahan basah menjadi lahan keringkering yang harganya lebih mahal, sehingga Tim P2T tidak bisa membebaskan lahan yang harganya lebih mahal, sehingga Tim P2T tidak bisa membebaskan lahan tersebut karena status lahan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah lahan tersebut karena status lahan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah lahan basah.

basah.

 Status kepemilikan tanah, seperti tanah berstatus Letter C dan tanah yang telahStatus kepemilikan tanah, seperti tanah berstatus Letter C dan tanah yang telah diwakafkan oleh pemilik terdahulu hanya melalui lisan tanpa ada perubahan sertifikat. diwakafkan oleh pemilik terdahulu hanya melalui lisan tanpa ada perubahan sertifikat. Tanah berstatus Letter C adalah tanah yang belum bersertifikat dan hanya terdaftar Tanah berstatus Letter C adalah tanah yang belum bersertifikat dan hanya terdaftar dalam peta kelurahan setempat dimana letak tanah

dalam peta kelurahan setempat dimana letak tanah tersebut berada.tersebut berada.

 Proses administrasi pembebasan tanah milik TNI AL, tanah milik Dinas Pekerjaan UmumProses administrasi pembebasan tanah milik TNI AL, tanah milik Dinas Pekerjaan Umum Pengairan dan tanah milik Perusahaan Jawatan Kereta Api

Pengairan dan tanah milik Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA).(PJKA).

  Adanya  Adanya penguasaan penguasaan lahan lahan oleh oleh 2 2 warga warga seluas seluas 12 12 hektare hektare yang yang dibeli dibeli setelah setelah suratsurat persetujuan penetapan lokasi pembangunan (SP2LP) diterbitkan

persetujuan penetapan lokasi pembangunan (SP2LP) diterbitkan (Direktur(Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul Hadi) 

Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul Hadi) ..

3.3 Potensi 3.3 Potensi

Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa Jalan tol diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pelayanan jasa distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang distribusi guna menunjang peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama di wilayah yang tinggi tingkat perkembangannya. Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto membawa tinggi tingkat perkembangannya. Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto membawa harapan pada peningkatan ekonomi di Jawa Timur

harapan pada peningkatan ekonomi di Jawa Timur (Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa(Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul Hadi) 

Marga Tbk Abdul Hadi) . Keberadaan jalan tol nantinya akan dirasakan masyarakat yang. Keberadaan jalan tol nantinya akan dirasakan masyarakat yang wilayahnya dilintasi jalan tol, dimana roda perekonomian mereka akan semakin cepat wilayahnya dilintasi jalan tol, dimana roda perekonomian mereka akan semakin cepat berputar atau berkembang. Selain itu, arus pergerakan barang dan penumpang pun juga berputar atau berkembang. Selain itu, arus pergerakan barang dan penumpang pun juga akan semakin cepat, sehingga semakin banyak pengusaha dan masyarakat yang akan semakin cepat, sehingga semakin banyak pengusaha dan masyarakat yang diuntungkan dengan adany

(18)

Dampak positif pembangunan jalan tol, bukan hanya ketika jalan tol tersebut selesai Dampak positif pembangunan jalan tol, bukan hanya ketika jalan tol tersebut selesai dibangun dan dioperasikan, tapi pada

dibangun dan dioperasikan, tapi pada saat pembangunan pun sudah memberi manfaat bagisaat pembangunan pun sudah memberi manfaat bagi banyak pihak. Ribuan tenaga kerja akan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam banyak pihak. Ribuan tenaga kerja akan terlibat langsung maupun tidak langsung dalam pembangunan jalan tol ini. Industri yang berkaitan dengan kebutuhan material jalan tol, pembangunan jalan tol ini. Industri yang berkaitan dengan kebutuhan material jalan tol, seperti semen atau besi,

seperti semen atau besi, juga akan semakin meningkat. Bahkan untuk juga akan semakin meningkat. Bahkan untuk memenuhi kebutuhanmemenuhi kebutuhan pasir pun melibatkan banyak pekerja, mulai dari penambangan pasir sampai dengan pasir pun melibatkan banyak pekerja, mulai dari penambangan pasir sampai dengan pembongkaran di lokasi proyek

pembongkaran di lokasi proyek (Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul(Direktur Pengembangan Usaha PT Jasa Marga Tbk Abdul Hadi) 

Hadi) . Apalagi seluruh material dan . Apalagi seluruh material dan tenaga kerja yang terlibat tenaga kerja yang terlibat dalam pembangundalam pembangunan jalan tolan jalan tol ini semuanya berasal dari dalam negeri. Dan tidak ada campur tangan asing dalam ini semuanya berasal dari dalam negeri. Dan tidak ada campur tangan asing dalam pembanguna

(19)

BAB IV

BAB IV

 ANALISIS

 ANALISIS

4.1

4.1 Analisis

Analisis Permasalahan

Permasalahan

Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto yang telah direncanakan sejak 2007 dan Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto yang telah direncanakan sejak 2007 dan dipastikan beroperasi pada tahun 2014, saat ini justru terhambat. Hal ini dikarenakan dipastikan beroperasi pada tahun 2014, saat ini justru terhambat. Hal ini dikarenakan adanya beberapa lahan yang belum dibebaskan di setiap seksi (dari seksi II sampai IV). adanya beberapa lahan yang belum dibebaskan di setiap seksi (dari seksi II sampai IV). Sulitnya pembebasan lahan tersebut dikarenakan beberapa hal,

Sulitnya pembebasan lahan tersebut dikarenakan beberapa hal, yaitu:yaitu:

  Adanya warga y Adanya warga yang meminta gang meminta ganti rugi lebih tinganti rugi lebih tinggigi

Pengadaan lahan bagi kepentingan umum merupakan tuntutan yang tidak dapat Pengadaan lahan bagi kepentingan umum merupakan tuntutan yang tidak dapat dielakkan oleh pemerintah mana pun. Semakin maju masyarakat, semakin banyak dielakkan oleh pemerintah mana pun. Semakin maju masyarakat, semakin banyak diperlukan lahan-lahan untuk kepentingan umum. Sebagai konsekuensi dari hidup

diperlukan lahan-lahan untuk kepentingan umum. Sebagai konsekuensi dari hidup bernegarabernegara dan bermasyarakat, jika hak milik individu berhadapan dengan kepentingan umum maka dan bermasyarakat, jika hak milik individu berhadapan dengan kepentingan umum maka kepentingan umumlah yang harus didahulukan. Pada penjelasan UUPA dinyatakan dengan kepentingan umumlah yang harus didahulukan. Pada penjelasan UUPA dinyatakan dengan tegas, bahwa tanah-tanah di daerah-daerah dan pulau-pulau tidak semata-mata menjadi tegas, bahwa tanah-tanah di daerah-daerah dan pulau-pulau tidak semata-mata menjadi hak rakyat secara individual dari rakyat yang tinggal di daerah itu. Namun demikian, negara hak rakyat secara individual dari rakyat yang tinggal di daerah itu. Namun demikian, negara harus tetap menghormati hak-hak warga negaranya kalau tidak ingin dikatakan melanggar harus tetap menghormati hak-hak warga negaranya kalau tidak ingin dikatakan melanggar hak azasi manusia.

hak azasi manusia.

Pengadaan lahan bagi kepentingan umum di Indonesia dilaksanakan dengan cara Pengadaan lahan bagi kepentingan umum di Indonesia dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah (pasal 2 PP No. 65 Tahun 2006). Dimana alur pelepasan atau penyerahan hak atas tanah (pasal 2 PP No. 65 Tahun 2006). Dimana alur pelaksanaan pengadaan lahan tersebut meliputi inventarisasi dan identifikasi penguasaan pelaksanaan pengadaan lahan tersebut meliputi inventarisasi dan identifikasi penguasaan pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; penilaian ganti kerugian; musyawarah pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; penilaian ganti kerugian; musyawarah penetapan ganti kerugian; pemberian ganti kerugian; dan pelepasan tanah instansi (pasal penetapan ganti kerugian; pemberian ganti kerugian; dan pelepasan tanah instansi (pasal 27 ayat 2

27 ayat 2 UU No. 2 UU No. 2 Tahun 2012). Namun saat ini, proyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Tahun 2012). Namun saat ini, proyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto masih

Mojokerto masih tersendat pada tahap musyawarah terkait penetapan gantitersendat pada tahap musyawarah terkait penetapan ganti kerugian.

kerugian.

Musyawarah dengan berbagai pihak terkait telah dilaksanakan, namun belum ada kata Musyawarah dengan berbagai pihak terkait telah dilaksanakan, namun belum ada kata sepakat terkait nilai ganti

sepakat terkait nilai ganti rugi. Dengan kondisi demikian, pemerintah dapat menitipkan gantirugi. Dengan kondisi demikian, pemerintah dapat menitipkan ganti rugi tersebut kepada Pengadilan Negeri (10 PP No. 65 Tahun 2006). Penitipan ganti rugi ini rugi tersebut kepada Pengadilan Negeri (10 PP No. 65 Tahun 2006). Penitipan ganti rugi ini dilakukan karena tidak ada kesepakatan nilai ganti rugi sedangkan musyawarah telah dilakukan karena tidak ada kesepakatan nilai ganti rugi sedangkan musyawarah telah melewati jangka waktu 120 hari dan tanah yang bersangkutan masih dipersengketakan melewati jangka waktu 120 hari dan tanah yang bersangkutan masih dipersengketakan kepemilikannya.

(20)

Besarnya ganti rugi yang diajukan pemerintah dalam pengadaan lahan bagi Besarnya ganti rugi yang diajukan pemerintah dalam pengadaan lahan bagi pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dirasa sudah layak dan adil (pasal 9 ayat 2 UU pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dirasa sudah layak dan adil (pasal 9 ayat 2 UU No.2 Tahun 2012) yaitu telah didasarkan pada NJOP, nilai jual bangunan dan tanaman atau No.2 Tahun 2012) yaitu telah didasarkan pada NJOP, nilai jual bangunan dan tanaman atau harga pasar (pasal 15 PP No.65 Tahun 2006). Namun, warga tetap enggan melepaskan harga pasar (pasal 15 PP No.65 Tahun 2006). Namun, warga tetap enggan melepaskan tanahnya. Hal ini dikarenakan besaran ganti rugi tersebut dirasa kurang (tidak cukup untuk tanahnya. Hal ini dikarenakan besaran ganti rugi tersebut dirasa kurang (tidak cukup untuk memperoleh tanah didaerah yang sama).

memperoleh tanah didaerah yang sama).

Dengan demikian, kiranya dibutuhkan musyawarah sekaligus sosialisasi kepada Dengan demikian, kiranya dibutuhkan musyawarah sekaligus sosialisasi kepada masyarakat sekali lagi, terkait poyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dan masyarakat sekali lagi, terkait poyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dan keputusan besarnya ganti rugi. Apabila dari pihak masyarakat tetap tidak bersedia keputusan besarnya ganti rugi. Apabila dari pihak masyarakat tetap tidak bersedia menerima ganti rugi karena dianggap jumlahnya kurang layak, maka yang bersangkutan menerima ganti rugi karena dianggap jumlahnya kurang layak, maka yang bersangkutan dapat menerima banding kepada Pengadilan Tinggi agar menetapkan ganti rugi sesuai dapat menerima banding kepada Pengadilan Tinggi agar menetapkan ganti rugi sesuai Undang-Undang Nomor 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang Ada di Atasnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1973 tentang Benda-Benda yang Ada di Atasnya dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1973 tentang  Acara

 Acara Penetapan Penetapan Gati Gati Kerugian Kerugian oleh oleh Pengadilan Pengadilan Tinggi Tinggi Sehubungan Sehubungan dengan dengan PencabutanPencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang ada di Atasnya (pasal 18A PP No.65 Tahun Hak-Hak Atas Tanah dan Benda-Benda yang ada di Atasnya (pasal 18A PP No.65 Tahun 2006).

2006).

  Adanya tanah kas  Adanya tanah kas desa yang belum desa yang belum bisa dibebasbisa dibebaskankan

Tanah kas desa merupakan tanah bengkok bagian dari tanah desa, yang mana Tanah kas desa merupakan tanah bengkok bagian dari tanah desa, yang mana diperuntukkan bagi gaji pamong desa, yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa. Mereka diperuntukkan bagi gaji pamong desa, yaitu Kepala Desa dan Perangkat Desa. Mereka mempunyai

mempunyai hak untuk mhak untuk memperoleh pemperoleh penghasilan daenghasilan dari tanah tersebut, ri tanah tersebut, untuk memuntuk memeliharaelihara kehidupan keluarganya dengan cara mengerjakan hasilnya dari hasil tanah itu karena kehidupan keluarganya dengan cara mengerjakan hasilnya dari hasil tanah itu karena  jabatannya, jika di lain waktu yang bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai pamong desa,  jabatannya, jika di lain waktu yang bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai pamong desa, maka tanah bengkok tersebut menjadi tanah kas desa. Tanah ini adalah bagian dari maka tanah bengkok tersebut menjadi tanah kas desa. Tanah ini adalah bagian dari kekayaan des

kekayaan desa yang ma yang menjadi milik enjadi milik desa. Kekadesa. Kekayaan desa yaan desa tersebut dibtersebut dibuktikan uktikan dengandengan dokumen kepemilikan yang sah atas nama desa.

dokumen kepemilikan yang sah atas nama desa.

Kekayaan desa yang berupa tanah kas desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan Kekayaan desa yang berupa tanah kas desa tidak diperbolehkan dilakukan pelepasan hak kepemilikan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum. Pelepasan hak kepemilikan kepada pihak lain, kecuali diperlukan untuk kepentingan umum. Pelepasan hak kepemilikan

hak kepemilikan tanah kas tanah kas desa untudesa untuk kepentingak kepentingan umum n umum dilakukan seteladilakukan setelah mendapah mendapatt ganti rugi

ganti rugi sesuai harga yang menguntungkan desa dengan memperhatikan harga pasar dansesuai harga yang menguntungkan desa dengan memperhatikan harga pasar dan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Penggantian ganti rugi berupa uang harus digunakan untuk Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). Penggantian ganti rugi berupa uang harus digunakan untuk membeli tanah lain yang lebih baik dan berlokasi di desa setempat (pasal 15 Permendagri membeli tanah lain yang lebih baik dan berlokasi di desa setempat (pasal 15 Permendagri 4/2007).

4/2007).

Tanah kas desa yang belum bisa dibebaskan pada proyek pembangunan Jalan Tol Tanah kas desa yang belum bisa dibebaskan pada proyek pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto ini lebih dikarenakan

Gambar

Gambar 1. Trase Jalan Tol
Tabel 1. Matriks SWOT dan Alternatif StrategiTabel 1. Matriks SWOT dan Alternatif Strategi
Tabel 2. Solusi Non Tunai dalam Pengadaan Lahan untuk PembangunanTabel 2. Solusi Non Tunai dalam Pengadaan Lahan untuk Pembangunan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dengan teknik observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan tepatnya di lokasi habitat bertelur burung Mamoa (Eulipoa wallecei) yang berada

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Kajian ini bertujuan mengkaji masalah yang dihadapi pelajar dalam pembelajaran mereka dari aspek penggunaan ABBM bagi mata pelajaran Sains Bahan lalu menghasilkan suatu

‫بسم الله الرحمن الرحي‬ Segala puji syukur selalu kita panjatkan kepada Allah yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga atas rahmat

Jika di rumah kamu menemukan berbagai jenis larutan, contohnya sirop, cuka dapur, sabun cair, dan shampo, bagaimana kamu dapat menentukan larutan tersebut ke dalam larutan asam

Kegiatan tindak pidana penangkapan ikan telah memberikan banyak kerugian bagi Negara sehingga pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session (FDS) di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan

[r]