• Tidak ada hasil yang ditemukan

perjanjian internasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perjanjian internasional"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

A. Makna Perjanjian Internasional A. Makna Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional adalah perjanjian diadakan oleh subjek-subjek Perjanjian internasional adalah perjanjian diadakan oleh subjek-subjek hukum internasional dan bertujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum hukum internasional dan bertujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum tertentu. Contoh perjanjian internasional adalah perjanjian yang dibuat oleh tertentu. Contoh perjanjian internasional adalah perjanjian yang dibuat oleh ne

negargara a dedengngan an nenegagara ra lalainin, , nenegagara ra dedengngan an ororgaganinisassasi i ininteternrnasiasiononalal,, organ

organisasi isasi interinternasionnasional al dengdengan an organorganisasi isasi inteinternasirnasional onal lain, lain, sertserta a TahtaTahta Suci dengan negara.

Suci dengan negara.

Pengertian perjanjian internasional, diantaranya adalah sebagai berikut Pengertian perjanjian internasional, diantaranya adalah sebagai berikut ::

1.

1. KonKonvenvensi si WinWina a 19196969, , perperjanjanjijian an intinternernasiasionaonal l adaladalah ah perperjanjanjiajian n yanyangg diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untu mengadakan diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untu mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.

akibat-akibat hukum tertentu. 2.

2. KoKonvnvenensi si WiWina na 19198686, , PePerjrjanjanjiaian n ininteternrnasasioional nal sesebabagagai i pepersrsetetujujuanuan inter

internasionnasional al yang diatur yang diatur menumenurut rut hukum internasihukum internasional dan onal dan ditanditandada tangani dalam bentuk tertulis antara satu negara atau lebih dan antara tangani dalam bentuk tertulis antara satu negara atau lebih dan antara satu atau lebih

satu atau lebih organisasi internasional, antarorganisasi internasional.organisasi internasional, antarorganisasi internasional. 3.

3. UU UU No No 37 37 TaTahuhun n 191999 99 tetentntanang g HuHububungngan an LuLuar ar NeNegegeriri, , peperjrjananjijianan int

internernasiasionaonal l adaladalah ah perperjanjanjijian an daldalam am benbentuk tuk dan dan sebsebutautan n apaapapunpun yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah RI dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional pemerintah RI dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan atau subjek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah RI yang bersifat hukum publik.

kewajiban pada pemerintah RI yang bersifat hukum publik. 4.

4. UU UU NoNo. . 24 24 TaTahuhun n 202000 00 tetentntang ang PePerjrjanjanjiaian n InInteternrnasiasiononalal, , peperjrjanjanjiaiann internasional adalah perjanjian dalam bentukdan nama tertentu yang internasional adalah perjanjian dalam bentukdan nama tertentu yang dia

diatur tur daldalam am hukhukum um intinternernasiasional onal yanyang g dibdibuat uat secsecara ara tertertultulis is sersertata menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.

menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik. 5.

5. OppOppenhenheimeimer-er-LauLauterterpacpactt Perj

Perjanjian anjian interinternasionnasional al adalah adalah suatu suatu persepersetujuatujuan n antarnantarnegaregara a yangyang m

(2)

6.

6. Dr. Dr. B. SB. Schwchwarzarzenbenbergergerer Per

Perjanjanjijian an intinternernasiasional onal adaadalah lah perpersetsetujuujuan an antantara ara subjsubjek ek hukhukumum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat da

dalalam m huhukukum m ininteternrnasasioionanal, l, dadapapat t beberbrbenentutuk k bibilalateteraral l mmauaupupunn multilateral. Adapun subjek hukum yang dimaksud adalah multilateral. Adapun subjek hukum yang dimaksud adalah lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.

lembaga internasional dan negara-negara. 7.

7. ProfProf. Dr. M. Dr. Muchtuchtar Kusuar Kusumaatmmaatmaja, S.aja, S.H. LH. LLMLM Perj

Perjanjian anjian inteinternasirnasional onal adalah perjanjiadalah perjanjian an yang yang diadakadiadakan n antarantarbangsabangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat tertentu.

yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat tertentu.

Ke

Kerjrjasasamama a ininteternrnasiasiononal al sesecacara ra huhukum kum didiwuwujujudkdkan an daldalam am bebentntukuk pe

perjrjananjijian an ininteternrnasasioionanal, l, yyaiaitu tu nenegagarara-n-negegarara a dadalalam m memelalaksksananakakanan hu

hububungngan an atatau au kekerrjajasasammananya ya mmemembubuat at peperjrjananjijian an iintnteerrnanasisiononalal.. Berd

Berdasarkan asarkan beberbeberapa apa pengepengertian rtian terstersebut, ebut, disimdisimpulkapulkan n bahwa bahwa perjperjanjiananjian inte

internasiornasional nal adalah perjanjiadalah perjanjian an yang yang dilakudilakukan kan oleh oleh subjsubjek-subjek-subjek ek hukumhukum internasional dan mempunyai tujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum internasional dan mempunyai tujuan untuk melahirkan akibat-akibat hukum tertentu.

tertentu. Perj

Perjanjian antarbangsanjian antarbangsa a atau atau yang yang serisering ng disebdisebut ut sebagsebagai ai perjperjanjiaanjiann in

inteternrnasiasiononal al memerurupapakan kan pepersrsetetujujuauan n ininteternrnasiasiononal al yayang ng didiatuatur r ololeheh hubungan internasional serta ditandatangani dalam bentuk tertulis. Contoh hubungan internasional serta ditandatangani dalam bentuk tertulis. Contoh pe

perjrjananjijian an ininteternrnasasioionanal l didianantatararanynya a adadalalah ah anantatarnrnegegarara a atatau au lelebibih,h, antarorganisasi internasional atau lebih, dan

antarorganisasi internasional atau lebih, dan antarorganisasi internasional.antarorganisasi internasional. Perjanjian internasional pada hakekatnya merupakan suatu tujuan atau Perjanjian internasional pada hakekatnya merupakan suatu tujuan atau agr

agreemeementent. . BenBentuk tuk perperjanjanjijian an intinterernasinasionaonal l yanyang g dildilakuakuka ka antantarbarbangangsasa mau

maupun pun antantaroarorgarganisnisasi asi intinternernasiasionaonal l ini ini tidtidak ak harharus us berberbenbentuk tuk tertertultulis.is. Dal

Dalam am perperjanjanjiajian n intinternernasiasional onal ini ini ada ada hukhukum um yanyang g menmengatgatur ur perperjanjanjiajiann tersebut. Dalam perjanjian internasional terdapat istilah subjek dan obyek. tersebut. Dalam perjanjian internasional terdapat istilah subjek dan obyek.  Yang dimaksud subjek

 Yang dimaksud subjek perjperjanjian internaanjian internasional adalah sional adalah semusemua a subjesubjek k hukumhukum int

(3)

ke

kepepentntiningan gan yayang ng memenynyangangkukut t kekehihidudupapan n mamasysyararakakat at ininteternrnasiasiononalal,, terutama kepentingan ekonomi, sosial, politik, dan budaya.

terutama kepentingan ekonomi, sosial, politik, dan budaya.

B. Macam-Macam Perjanjian Internasional B. Macam-Macam Perjanjian Internasional

Perj

Perjanjian anjian inteinternasiornasional nal sebagsebagai ai sumbesumber r formformal al hukum hukum interinternasionasionalnal dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

1. Berdasarkan Isinya, yaitu : 1. Berdasarkan Isinya, yaitu :

a) Segi politis, seperti pakta pertahanan dan fakta perdamaian. a) Segi politis, seperti pakta pertahanan dan fakta perdamaian. b) Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. b) Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. c) Segu hukum

c) Segu hukum

d) Segi batas wilayah d) Segi batas wilayah e) Segi kesehatan. e) Segi kesehatan. Contoh :

Contoh :

- NATO, ANZUS, dan SEATO - NATO, ANZUS, dan SEATO - CGI, IMF, dan IBRD

- CGI, IMF, dan IBRD

2.Berdasarkan Proses/ Tahapan Pembuatannya, yaitu : 2.Berdasarkan Proses/ Tahapan Pembuatannya, yaitu :

a)

a) PerPerjanjanjijian an berbersifsifat at penpentinting g yanyang g dibdibuat uat melmelalualui i proproses ses perperundundingingan,an, penandatanganan, dan ratifikasi.

penandatanganan, dan ratifikasi. b)

b) PerPerjanjanjijian an berbersifsifat at sedsedererhanhana a yanyang g dibdibuat uat memelallalui ui dua dua tahtahap, ap, yaiyaitutu perundingan dan penandatanganan.

perundingan dan penandatanganan. Contoh :

Contoh :

- Status kewarganegaraan Indonesia-RRC, ekstradisi. - Status kewarganegaraan Indonesia-RRC, ekstradisi. - Laut teritorial, batas alam daratan.

- Laut teritorial, batas alam daratan.

- Masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS. - Masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS.

3. Berdasarkan Subjeknya, yaitu : 3. Berdasarkan Subjeknya, yaitu :

a)

(4)

b)

b) PerjPerjanjian inteanjian internasirnasional antara negaronal antara negara dan a dan subjesubjek hukum internask hukum internasionalional lainnya.

lainnya. c)

c) PePerjrjanjanjiaian n anantatarsrsesesamama a susubjbjek ek huhukukum m ininteternrnasiasiononal al seselalain in nenegagarara,, yaitu organisasi internasional organisasi internasional lainnya.

yaitu organisasi internasional organisasi internasional lainnya. Contoh :

Contoh : -

- PePerjarjanjinjian an antantar ar ororganiganisasi sasi intinternernasiasional onal TahtTahta a sucsuci i (Va(Vatiktikan) an) dendengangan organisasi MEE.

organisasi MEE.

- Kerjasama ASEAN dan MEE. - Kerjasama ASEAN dan MEE.

4. Berdasarkan Pihak-pihak yang Terlibat, yaitu : 4. Berdasarkan Pihak-pihak yang Terlibat, yaitu :

a)

a) PerPerjanjanjijian an bilbilateateralral, , adaadalah perjalah perjanjinjian an yanyang g diadiadakdakan an oleoleh h dua dua pihpihak.ak. Bersifat khusus (treaty contact) karena hanya mengatur hal-hal yang Bersifat khusus (treaty contact) karena hanya mengatur hal-hal yang men

menyanyangkugkut t kepkepententingingan an kedkedua ua negnegara ara sajsaja. a. PerPerjanjanjiajian n ini ini berbersifsifatat ter

tertuttutup, up, yaiyaitu tu memenutnutup up kemkemungungkinkinan an bagbagi i pihpihak ak lailain n untuntuk uk turturutut dalam perjanjian tersebut.

dalam perjanjian tersebut.

b)

b) Perjanjian Multilateral, adalah perjanjian yang diadakan oleh banyakPerjanjian Multilateral, adalah perjanjian yang diadakan oleh banyak pihak, tidak hanya mengatur kepentingan pihak yang terlibat dalam pihak, tidak hanya mengatur kepentingan pihak yang terlibat dalam perjanjian, tetapi juga mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan perjanjian, tetapi juga mengatur hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat terbuka yaitu memberi kesempatan bagi negara umum dan bersifat terbuka yaitu memberi kesempatan bagi negara lain untuk turut serta dalam

lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut, sehingga perjanjian iniperjanjian tersebut, sehingga perjanjian ini sering disebut

sering disebut law making treatieslaw making treaties.. Contoh :

Contoh :

• PerjPerjanjian anjian antarantara a IndonIndonesia esia dengan dengan FiliFilipina pina tenttentang ang pembepemberantarantasansan dan penyelundupan dan bajak laut, perjanjian Indonesia dengan RRC dan penyelundupan dan bajak laut, perjanjian Indonesia dengan RRC pada tahun 1955 tentang dwi kewarganegaraan, perjanjian ekstradisi pada tahun 1955 tentang dwi kewarganegaraan, perjanjian ekstradisi antar

antara a IndonIndonesia dan esia dan SingapSingapura yang ura yang ditandditandatangaatangani pada ni pada tanggtanggal al 2727 April 2007 di Tampaksiring, Bali.

April 2007 di Tampaksiring, Bali.

• KoKonvnvenensi si huhukukum m lalaut ut tatahuhun n 191958 58 (t(tenentatang ng LLauaut t teteriritotoririalal, , ZoZonana Berse

(5)

Wina tahun 1961 (tentang hubungan diplomatik) dan konvensi Jenewa Wina tahun 1961 (tentang hubungan diplomatik) dan konvensi Jenewa tahun 1949 (tentang perlindungan korban perang).

tahun 1949 (tentang perlindungan korban perang).

• KoKonvnvenensi si huhukukum m lalaut ut (t(tahuahun n 19195858), ), KoKonvnvenensi si WiWina na (t(tahuahun n 19196161)) tentang hubungan diplomatik, konvensi Jenewa (tahun 1949) tentang tentang hubungan diplomatik, konvensi Jenewa (tahun 1949) tentang Perlindungan Korban Perang.

Perlindungan Korban Perang.

5. Berdasarkan Fungsinya, yaitu : 5. Berdasarkan Fungsinya, yaitu :

a)

a) LaLaw w MaMakiking ng TrTreaeatities es / / peperjrjananjijian an yayang ng memembmbenentutuk k huhukukum, m, adadalalahah suatu perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau suatu perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kai

kaidadah h huhukukum m bagbagi i mamasysyararakakat at ininteternrnasiasiononal al sesecacara ra kekeseselulururuhanhan (bersifat multilateral).

(bersifat multilateral). b)

b) TreTreaty contraty contract act / / perperjanjanjiajian n yanyang g berbersifsifat at khukhusussus, , adaadalah lah perperjanjanjiajiann yan

yang g menmenimimbulbulkan kan hak hak dan dan kewkewajiajiban, ban, yanyang g hanhanya ya menmengikgikat at bagbagii negara-negara yang mengadakan perjanjian saja

negara-negara yang mengadakan perjanjian saja (perjanjian bilateral).(perjanjian bilateral). Contoh :

Contoh : Perj

Perjanjian anjian IndoneIndonesia sia dan dan RRC RRC tentatentang ng dwikedwikewargwarganegaranegaraan, aan, akibatakibat-akiba-akibatt yang timbul dalam perjanjian tersebut hanya mengikat dua

yang timbul dalam perjanjian tersebut hanya mengikat dua negara saja yaitunegara saja yaitu Indonesia dan RRC.

Indonesia dan RRC.

Pe

Perjrjanjanjiaian n ininteternrnasasioionanal l memenjnjadi adi huhukum kum teterprpenentiting ng babagi gi huhukukumm int

interernasinasionaonal l pospositiitif, f, karkarena ena leblebih ih menmenjamjamin in kepkepastastian ian hukhukum. um. Di Di daldalamam pe

perjrjananjijian an ininteternrnasiasiononal al didiatatur ur jujuga ga hahal-l-hahal l yayang ng memenynyangangkukut t hahak k dandan ke

kewwajajibiban an anantatarra a susubjbjekek-s-sububjejek k huhukukum m ininteternrnasasioionanal l (a(antntararnenegagarara).). Ked

Keduduudukan kan perperjanjanjiajian n intinterernasinasionaonal l diadianggnggap ap sansangat gat penpentinting g karkarena ena adaada beberapa alasan, diantaranya sebagai berikut :

beberapa alasan, diantaranya sebagai berikut : 1.

1. PePerjrjananjijian an ininteternrnasasioionanal l lelebibih h memenjnjamamin in kekepapaststiaian n huhukukum, m, sesebababb perjanjian internasional diadakan secara tertulis.

perjanjian internasional diadakan secara tertulis.

2. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama 2. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama diantara para subjek hukum internasional.

(6)

C. Istilah Istilah

C. Istilah Istilah Perjanjian InternasionalPerjanjian Internasional

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjanjian internasional Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, perjanjian internasional me

merurupapakan kan huhukukum m teterprpenentiting ng bagbagi i huhukum kum ininteternrnasiasiononal al poposisititif. f. HaHal l ininii disebabkan karena lebih menjamin kepastian hukum. Kedudukan perjanjian disebabkan karena lebih menjamin kepastian hukum. Kedudukan perjanjian in

inteternrnasiasiononal al jujuga ga didiananggggap ap sasangngat at pepentntining g karkarenena a seselalain in peperjrjananjijianan int

interernasinasionaonal l lelebih bih menmenjamjamin in kepkepastiastian an hukhukum, um, perperjanjanjiajian n intinterernasinasionaonall diadakan secara tertulis, dan juga karena perjanjian internasional mengatur diadakan secara tertulis, dan juga karena perjanjian internasional mengatur ma

masalsalah-ah-mamasalsalah ah kekepepentntiningan gan bebersrsamama a didianantatara ra papara ra susubjbjek ek huhukukumm internasional dalam perjanjian internasional dikenal beberapa istilah. internasional dalam perjanjian internasional dikenal beberapa istilah. Istilah-istilah tersebut diantaranya adalah sebagai

istilah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut.berikut.

1. Traktat (treaty), adalah perjanjian yang paling formal yang merupakan 1. Traktat (treaty), adalah perjanjian yang paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara atau lebih. Perjanjian ini menitikberatkan pada persetujuan dari dua negara atau lebih. Perjanjian ini menitikberatkan pada bidang politik dan bidang ekonomi.

bidang politik dan bidang ekonomi. 2.

2. KoKonvnvenensi si (c(cononveventntioion)n), , adadalalah ah peperrsesetutujujuan an foformrmal al yayang ng bebersrsififatat multilateral, dan tidak berkaitan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high multilateral, dan tidak berkaitan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy).

policy). 3.

3. DeklarDeklarasi asi (dec(declaratilaration),adon),adalah alah perjperjanjian anjian interinternasionasional nal yang yang berbeberbentukntuk traktat, dan dokumen tidak resmi.

traktat, dan dokumen tidak resmi.

4. Convenant, adalah anggaran dasar Liga Bangsa-Bangsa (LBB). 4. Convenant, adalah anggaran dasar Liga Bangsa-Bangsa (LBB).

5. Charter, adalah suatu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional 5. Charter, adalah suatu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.

untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.

6. Pakta (pact), adalah suatu istilah yang menunjukkan suatu persetujuan 6. Pakta (pact), adalah suatu istilah yang menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus (Pakta Warsawa).

yang lebih khusus (Pakta Warsawa). 7. Protokol (protocol), adalah suatu

7. Protokol (protocol), adalah suatu dokumen pelengkap instrumen perjanjiandokumen pelengkap instrumen perjanjian internasional, yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran internasional, yang mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausul-klausul tertentu.

klausul-klausul tertentu. 8.

8. PePersersetujtujuan uan (Ag(Agrereemeement)nt), , adaadalah lah perperjanjanjiajian n yanyang g berbersifsifat at tetekniknis s dandan administratif. Sifat agreement tidak seresmi traktat atau konvensi, sehingga administratif. Sifat agreement tidak seresmi traktat atau konvensi, sehingga diratifikasi.

(7)

9. Perikatan (arrangement) adalah suatu istilah yang dipakai untuk masalah 9. Perikatan (arrangement) adalah suatu istilah yang dipakai untuk masalah trans

transaksi-taksi-transaransaksi ksi yang yang bersibersifat fat semesementarantara. . Sifat Sifat periperikatan katan tidak tidak sereseresmismi traktat dan konvensi.

traktat dan konvensi.

10. Modus vivendi, adalah sebuah dokumen yang digunakan untuk mencatat 10. Modus vivendi, adalah sebuah dokumen yang digunakan untuk mencatat pe

persrsetetujujuauan n ininteternrnasasioionanal l yyanang g bebersrsififat at sesemementntarara, a, sasampmpai ai beberhrhasasilil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanen, terinci, dan sistematis serta diwujudkan perjumpaan yang lebih permanen, terinci, dan sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi.

tidak memerlukan ratifikasi.

11. Proses verbal, adalah suatu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan 11. Proses verbal, adalah suatu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan ata

atau u keskesimpimpulaulan-kn-kesiesimpumpulan lan konfkonfererensensi i dipdiplomlomatiatik k ataatau u catcatataatan-cn-catatatatanan pemufakatan yang tidak diratifikasi.

pemufakatan yang tidak diratifikasi.

12. Ketentuan penutup (final Act), adalah suatu ringkasan hasil konvensi 12. Ketentuan penutup (final Act), adalah suatu ringkasan hasil konvensi yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta yang menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konvensi.

masalah yang disetujui konvensi.

13. Ketentuan umum (general act), adalah traktat yang bisa bersifat resmi 13. Ketentuan umum (general act), adalah traktat yang bisa bersifat resmi maupun tidak resmi.

maupun tidak resmi.

D. Tahap-Tahap Perjanjian

D. Tahap-Tahap Perjanjian InternasionalInternasional Perj

Perjanjian anjian inteinternasiornasional nal biasanbiasanya ya dituandituangkan gkan dalam bentuk dalam bentuk strustrukturktur perjanjian internasional yang lengkap dan dibuat melalui tiga tahap, yaitu perjanjian internasional yang lengkap dan dibuat melalui tiga tahap, yaitu tahap perundingan, tahap penandatanganan, dan tahap ratifikasi.

tahap perundingan, tahap penandatanganan, dan tahap ratifikasi. 1. Perundingan (Negotiation)

1. Perundingan (Negotiation)   T

  Tahahapapan an iini ni mmererupupakakan an susuatatu u pepenjnjajajakakan an atatau au pepemmbibicacarraaaann pe

pendndahuahululuan an ololeh eh mamasisingng-m-masasining g pipihahak k yayang ng beberkrkepepenentitingngan. an. DaDalalamm per

perundundingingan an intinternernasiasionaonal l ini ini negnegara ara dapadapat t diwdiwakiakili li oleoleh h pejpejabat abat negnegaraara den

dengan gan memembambawa wa sursurat at kuakuasa sa penpenuh uh (fu(full ll powpowersers/cr/credeedentintialsals), ), keckecualualii apa

apabilbila a dardari i semsemula ula pespesererta ta perperundundingingan an sudsudah ah memenennentuktukan an bahbahwa wa fulfulll pow

power er tidtidak ak dipdipererluklukan. an. PejPejabat abat negnegara ara yanyang g dapdapat at memewakwakili ili negnegaranaranyaya dalam suatu perundingan tanpa membawa full power adalah kepala negara, dalam suatu perundingan tanpa membawa full power adalah kepala negara, kep

(8)

besar. Keempat pejabat tersebut dianggap sudah sah mewakili negaranya besar. Keempat pejabat tersebut dianggap sudah sah mewakili negaranya karena jabatan yang disandangnya.

karena jabatan yang disandangnya. Pe

Perurundndiningan gan dadalalam m rarangngka ka peperjrjanjanjiaian n ininteternrnasiasiononal al yayang ng hanhanyaya meli

melibatkan batkan dua dua pihak (bilaterpihak (bilateral) al) disebdisebut ut pembipembicaraan (talk), caraan (talk), peruperundingandingann yan

yang g dildilakukakukan an daldalam am ranrangka gka perperjanjanjiajian n mulmultiltilateateral ral disdisebuebut t konkonferferensensii di

diplplomomati ati (d(dipiplolomamatitik k coconfnfererenencece). ). SeSelalain in sesecacara ra reresmsmi i teterdrdapapat at jujugaga perundingan yang tidak resmi, perundingan ini disebut corridor talk.

perundingan yang tidak resmi, perundingan ini disebut corridor talk. Huk

Hukum um intinternernasiasionaonal l daldalam am tahtahap ap perperundundingingan an atau atau negnegosiosiasi, asi, memembemberiri pe

peluluanang g kekepapada da seseseseororanang g tatanpnpa a fufull ll popowewers rs ununtutuk k dadapapat t mmewewakakililii neg

negaranaranya ya daldalam am suasuatu tu perperundundingingan an intinternernasiasionalonal. . SesSeseoreorang ang tantanpa pa fulfulll powers yang ikut dalam perundingan internasional ini akan dianggap sah, powers yang ikut dalam perundingan internasional ini akan dianggap sah, apabila tindakan orang tersebut disahkan oleh pihak yang berwenang pada apabila tindakan orang tersebut disahkan oleh pihak yang berwenang pada negara yang bersangkutan. Pihak yang berwenang tersebut adalah kepala negara yang bersangkutan. Pihak yang berwenang tersebut adalah kepala neg

negara ara dandan/at/atau au kepkepala ala pempemerierintahntahan an (pr(presiesidenden, , rajraja/pa/perderdana ana memententeriri).). Apabila tidak ada pengesahan, maka tindakan orang tersebut tidak sah dan Apabila tidak ada pengesahan, maka tindakan orang tersebut tidak sah dan dianggap tidak pernah ada.

dianggap tidak pernah ada.

2. Tahap Penandatanganan (Signature) 2. Tahap Penandatanganan (Signature)

  Ta

  Tahap hap penpenandandataatangannganan an memeruprupakan akan proproses ses leblebih ih lanlanjut jut dardari i tahtahapap perundingan. Tahap ini diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the perundingan. Tahap ini diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan pengesahan bunyi naskah (authentication of the text). Penerimaan text) dan pengesahan bunyi naskah (authentication of the text). Penerimaan na

naskskah ah (a(adodoptptioion n of of ththe e tetextxt) ) yayaititu u titindndakakan an peperwrwakiakilalan n nenegargara a daldalamam per

perundundingingan an intinternernasiasional onal untuntuk uk menmenerierima ma isi isi dardari i perperjanjanjiajian n nasnasionional.al. Dal

Dalam am perperjanjanjijian an bilbilateateralral, , kedkedua ua perperwakwakililan an negnegara ara harharus us memenyenyetujtujuiui penerimaan naskah perjanjian. Sedangkan dalam perjanjian multilateral, bila penerimaan naskah perjanjian. Sedangkan dalam perjanjian multilateral, bila diatur secara khusus dalam isi perjanjian, maka berlaku ketentuan menurut diatur secara khusus dalam isi perjanjian, maka berlaku ketentuan menurut konferensi Vienna tahun 1968 mengenai hukum internasional. Penerimaan konferensi Vienna tahun 1968 mengenai hukum internasional. Penerimaan naskah ini dapat dilakukan apabila disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga naskah ini dapat dilakukan apabila disetujui sekurang-kurangnya dua pertiga peserta konferensi.

(9)

Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) dilakukan oleh para Pengesahan bunyi naskah (authentication of the text) dilakukan oleh para pe

perwrwakiakilalan n nenegagara ra yayang ng tutururut t sesertrta a daldalam am peperjrjananjijian an tetersrsebebutut. . DalDalamam perjanjian bilateral maupun multilateral pengesahan naskah dapat dilakukan perjanjian bilateral maupun multilateral pengesahan naskah dapat dilakukan pa

para ra peperwrwakiakilalan n nenegagara ra dedengngan an carcara a memelalakukukan kan pepenanandndatatananganganan an adad rreefeferrenendudum m (s(seemementntarara) a) aatatau u dedengngan an pepemmbubububuhahan n paparraf af ((ininiititialal).). Pe

Pengengesahsahan an bunbunyi yi nasnaskah kah adaladalah ah tintindakdakan an forformal mal untuntuk uk memenernerimima a bunbunyiyi naskah perjanjian.

naskah perjanjian. Pen

Penandandataatangannganan an dildilakuakukan kan oleoleh h menmenterteri i luluar ar negnegeri eri (m(menlenlu) u) ataatauu kep

kepala ala pempemerierintantahanhan. . DenDengan gan menmenandandatanatangani gani suasuatu tu nasnaskah kah perperjanjanjiajian,n, suatu negara berarti sudah menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu suatu negara berarti sudah menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian. Selain melalui penandatanganan, persetujuan untuk

perjanjian. Selain melalui penandatanganan, persetujuan untuk mengikat dirimengikat diri pada suatu perjanjian dapat dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut pada suatu perjanjian dapat dilakukan melalui ratifikasi, pernyataan turut serta (acesion) atau menerima (acceptance) suatu perjanjian.

serta (acesion) atau menerima (acceptance) suatu perjanjian.

3. Tahap Ratifikasi (Ratification) 3. Tahap Ratifikasi (Ratification)

Pe

Pengngesesahahan an atatau au raratitififikakasi si adadalalah ah pepersrsetetujujuauan n teterhrhadaadap p rerencncananaa per

perjanjanjiajian n intinterernasinasional onal agaagar r menmenjadjadi i suasuatu tu perperjanjanjiajian n yanyang g berberlaklaku u bagibagi masin

masing-masg-masing ing negarnegara a terstersebut. ebut. PengPengesahan esahan perjperjanjian anjian inteinternasirnasional onal oleholeh pemerintah dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian

pemerintah dilakukan sepanjang dipersyaratkan oleh perjanjian internasionalinternasional tersebut. Pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan tersebut. Pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan ketetapan yang telah disepakati oleh para pihak.

ketetapan yang telah disepakati oleh para pihak. Setel

Setelah ah penandpenandatanganatanganan an naskah naskah perjperjanjian anjian interinternasionnasional al dilakudilakukankan ole

oleh h parpara a wakwakil il negnegara ara pespeserterta a perperundundingingan, an, makmaka a selselanjanjutnutnya ya nasnaskahkah per

perjanjanjiajian n tertersebsebut ut dibdibawa awa pulpulang ang ke ke negnegaraaranya nya masmasinging-ma-masinsing g untuntukuk dip

dipelaelajarjari i dendengan gan sekseksamsama a untuntuk uk memenjanjawab wab perpertantanyaayaan, n, yaiyaitu tu apaapakah kah isiisi perjanjian internasional tersebut sudah sesuai dengan kepentingan nasional perjanjian internasional tersebut sudah sesuai dengan kepentingan nasional atau belum dan apakah utusan yang telah diberi kuasa penuh melampaui atau belum dan apakah utusan yang telah diberi kuasa penuh melampaui ba

batatas s wewewewenanangngnynya a atatau au titidadak. k. ApApababilila a mememamang ng teternrnyayata ta isisi i dadalalamm perjanjian tersebut sudah sesuai, maka negara yang bersangkutan tersebut perjanjian tersebut sudah sesuai, maka negara yang bersangkutan tersebut

(10)

akan

akan mermeratiatifikfikasi asi untuntuk uk memengunguatkatkan an ataatau u memengengesahsahkan kan perperjanjanjiajian n yanyangg ditandatangani oleh wakil-wakil yang berkuasa

ditandatangani oleh wakil-wakil yang berkuasa tersebut.tersebut. Rat

Ratifiifikasi kasi berbertujtujuan uan memmemberberi i keskesemempatapatan n kepkepada ada negnegara ara pespeserertata per

perjanjanjiajian n intinternernasiasional onal untuntuk uk memengadngadakan akan penpeninjinjauan auan dan dan penpengkajgkajianian se

seccarara a seseksksamama a apapakakah ah nenegagarrananyya a dadappat at didiiikakat t susuatatu u peperrjajanjnjiianan in

inteternrnasiasiononal al atatau au titidakdak. . RaRatitififikakasi si peperjrjanjanjiaian n ininteternrnasiasiononal al didibebedakdakanan m

menenjjadadi i titigaga. . HHal al inini i ununttuk uk mmeengngetetahahui ui sisiapapakakah ah yayang ng beberwrweenanangng meratifikasi suatu naskah perjanjian internasional di negara tersebut. Ketiga meratifikasi suatu naskah perjanjian internasional di negara tersebut. Ketiga sistem ratifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

sistem ratifikasi tersebut adalah sebagai berikut : a).

a). SisSistem tem ratratifiifikaskasi i oleoleh h badbadan an ekseksekuekutiftif, , yaiyaitu tu bahwbahwa a suasuatu tu perperjanjanjijianan int

interernasinasionaonal l barbaru u menmengikgikat at apaapabilbila a teltelah ah dirdiratiatifikfikasi asi oleoleh h kepkepala ala negnegaraara atau kepala pemerintahan. Misalnya saja pada pemerintahan otoriter seperti atau kepala pemerintahan. Misalnya saja pada pemerintahan otoriter seperti NAZI.

NAZI.

b). Sistem ratifikasi oleh badan

b). Sistem ratifikasi oleh badan legilegislatifslatif, , yaityaitu u bahwa suatu bahwa suatu perjperjanjian baruanjian baru men

mengikgikat at apabapabila ila tetelah lah dirdiratiatifikfikasi asi oleoleh h badabadan n leglegislislatiatif. f. MiMisalnsalnya ya adaadalahlah Honduras, Turki, dan Elsalvador.

Honduras, Turki, dan Elsalvador.

c). Sistem ratifikasi campuran (badan eksekutif dan legislatif), yaitu bahwa c). Sistem ratifikasi campuran (badan eksekutif dan legislatif), yaitu bahwa suatu perjanjian internasional baru mengikat apabila badan eksekutif dan suatu perjanjian internasional baru mengikat apabila badan eksekutif dan legislatif sama-sama menentukan proses ratifikasi. Misalnya Amerika Serikat, legislatif sama-sama menentukan proses ratifikasi. Misalnya Amerika Serikat, Perancis, dan Indonesia.

Perancis, dan Indonesia.

In

Indodonenesisia a memengnganuanut t sisiststem em raratitififikaskasi i cacampmpururanan, , yayaititu u adada a peperarann lembaga eksekutif dan legislatif dalam meratifikasi perjanjian internasional. lembaga eksekutif dan legislatif dalam meratifikasi perjanjian internasional. Dalam UU RI No. 24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional, ratifikasi Dalam UU RI No. 24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional, ratifikasi atau pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undang-undang atau pengesahan perjanjian internasional dilakukan dengan undang-undang ata

atau u kepkeputuutusan san PrPresiesidenden. . Di Di IndIndoneonesia sia ratratifiifikaskasi i dendengan gan undundang-ang-undundangang ha

harurus s teterdrdapapat at pepersrsetetujujuauan n PrPresesididen en dadan n DPDPR R sesecacara ra bebersrsamama-a-sasammaa ter

terhadahadap p perperjanjanjiajian n intinternernasiasionaonal. l. RatRatifiifikasi kasi dendengan gan kepkeputuutusan san PrPresiesidenden han

(11)

te

tersrsebebutut. . DaDasar sar huhukum kum sisiststem em raratitififikakasi si di di InIndodonenesisia, a, teterdrdapapat at daldalamam undang-undang Dasar 1945 yaitu pasa

undang-undang Dasar 1945 yaitu pasal 11 ayat (1), (2), dan l 11 ayat (1), (2), dan (3) UUD 1945.(3) UUD 1945. Per

Perjanjanjijian an intinternernasioasional nal yanyang g dapdapat at dirdiratiatifikfikasi asi dendengan gan kepkeputuutusansan Pr

Presesididenen, , didianantatararanynya a yayaititu u peperjrjananjijian an ininduduk k yayang ng beberkrkaiaitatan n dedengnganan kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan teknik kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi dan teknik per

perdagadagangangan, n, kebkebudayudayaan, aan, pelpelayaayaran ran nianiaga, ga, serserta ta penpenghighindarndaran an pajpajakak berganda dan kerjasama perlindungan penanaman modal.

berganda dan kerjasama perlindungan penanaman modal. Rat

Ratifiifikasi kasi melmelalualui i undundangang-un-undandang g dapdapat at dildilakukakukan an terterhadhadap ap perperjanjanjijianan internasional yang menyangkut materi-materi di bawah ini,

internasional yang menyangkut materi-materi di bawah ini, a)Politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara. a)Politik, perdamaian, pertahanan, dan keamanan negara. b)Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara RI. b)Perubahan wilayah atau penetapan batas wilayah negara RI. c)Kedaulatan atau hak berdaulat negara.

c)Kedaulatan atau hak berdaulat negara. d)Hak asasi manusia dan lingkungan hidup. d)Hak asasi manusia dan lingkungan hidup. e)Pembentukan kaidah hukum baru.

e)Pembentukan kaidah hukum baru. f)Pinjaman dan/atau hibah luar

f)Pinjaman dan/atau hibah luar negeri.negeri.

Contoh Perjanjian Internasional yang Dilakukan oleh Indonesia :

Contoh Perjanjian Internasional yang Dilakukan oleh Indonesia :

a. ASEAN

a. ASEAN AS

ASEAEAN N (A(Assssoociciatatiion on oof f SSououth th EaEast st AAsisia a NaNatitionons) s) atatau au PPererbabarraa (P

(Pererhihimpmpununan an BaBangngsa-sa-BaBangngsa sa AsAsia ia TeTengnggargara) a) didibebentntuk uk papada da tatangnggal gal 88 Ag

Agustustus us 19196767. . PePembmbenentutukan kan kekerjrja a sasama ma inini i diditatandndai ai dedengngan an DeDeklklararasiasi Bangkok

Bangkok

tanggal 8 Agustus 1967, yang

tanggal 8 Agustus 1967, yang ditandatangani oleh empat menteri luar negeriditandatangani oleh empat menteri luar negeri dan seorang wakil perdana

dan seorang wakil perdana menteri, yaitu:menteri, yaitu: 1. Adam Malik -

1. Adam Malik - Menteri Luar Negeri Indonesia.Menteri Luar Negeri Indonesia. 2. Thanat Khoman - Menteri Luar Negeri Thailand. 2. Thanat Khoman - Menteri Luar Negeri Thailand. 3. Narcisco Ramos - Menteri Luar N

3. Narcisco Ramos - Menteri Luar Negeri Fhilipina.egeri Fhilipina. 4. S. Rajaratnam -

4. S. Rajaratnam - Menteri Luar Negeri Singapura.Menteri Luar Negeri Singapura. 5. Tun Abdul Razak

(12)

Ke

Kerjrja a sasama ma ekekononomomi i ASASEAEAN N anantatara ra lalain in beberurupa pa memembmbukuka a pupusasatt pro

promosmosi i ASEASEAN AN untuntuk uk kegkegiatiatan an perperdagdagangaangan, n, invinvestestasi asi dan dan parpariwiwisaisata ta didi   Tokyo; menyediakan cadangan keamanan pangan ASEAN, terutama beras   Tokyo; menyediakan cadangan keamanan pangan ASEAN, terutama beras

untuk

untuk keperkeperluan luan darurdarurat; at; menymenyelenelenggarakggarakan an pembpembangunan angunan proyeproyek-prok-proyekyek ind

industustri, ri, pabpabrik rik ureurea a di di MalMalaysaysia, ia, indindustustri ri temtembagbaga a di di FhiFhiliplipinaina, , PusPusri ri didi Pal

Palembembangang-In-Indondonesiesia, a, serserta ta memembembentuntuk k kerkerja ja samsama a penpengelgelolaolaan an barbarangang sejenis, seperti karet alam dan kopra.

sejenis, seperti karet alam dan kopra.  Tujuan utama ASEAN:

 Tujuan utama ASEAN:

- Meningkatkan stabilitas finansial terutama pada tingkat regional. - Meningkatkan stabilitas finansial terutama pada tingkat regional.

- Menghindari kemungkinan krisis keuangan di masa mendatang, serta. - Menghindari kemungkinan krisis keuangan di masa mendatang, serta. - Menggalakkan perdagangan dan investasi melalui penurunan tarif. - Menggalakkan perdagangan dan investasi melalui penurunan tarif.

b. APEC b. APEC

APE

APEC(AC(Asia sia PacPacifiific c EcoEconomnomic ic CooCooperperatiation) on) ataatau u kerkerja ja samsama a ekoekonomnomii kawasan Asia Pasifik. Kerja sama ini pertama kali dicetuskan oleh mantan kawasan Asia Pasifik. Kerja sama ini pertama kali dicetuskan oleh mantan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Kerja sama ekonomi ini adalah forum Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Kerja sama ekonomi ini adalah forum kerja sama ekonomi terbuka, informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan kerja sama ekonomi terbuka, informal, tidak mengikat, dan tetap berjalan se

seararah ah dedengngan an atatururan an WTWTO O (W(Wororld ld TrTrade ade OrOrganganizizatatioion) n) sesertrta a beberbrbagagaiai perjanjian internasional.

perjanjian internasional.

• Pertemuan pertamaPertemuan pertama, diadakan pada bulan Januari 1989 di Canberra,, diadakan pada bulan Januari 1989 di Canberra,

Australia yang dihadiri oleh 12 negara, yaitu enam negara anggota Australia yang dihadiri oleh 12 negara, yaitu enam negara anggota AS

ASEAEAN, N, KaKananadada, , AuAuststraralilia, a, SeSelalandndia ia BaBaruru, , AmAmererikika a SeSeririkatkat, , KoKorereaa Selatan dan Jepang, yang secara resmi menyepakati pendirian APEC. Selatan dan Jepang, yang secara resmi menyepakati pendirian APEC. Pada waktu pertemuan tersebut telah disetujui beberapa hal, antara Pada waktu pertemuan tersebut telah disetujui beberapa hal, antara lain:

lain:

-- APEAPEC diC didirdirikan ikan bukbukan man menjenjadi adi suasuatu btu blok lok perperdagdagangaangan;n;

-- SSeeggaalla a ppeemmiikkiirraan n ddan an ppeerrttiimmbbananggaan n aakkan an ddiibbeerriikakan n ppaaddaa diversifikasi yang ada di kawasan Asia Pasifik; serta

(13)

-- KerKerja samja sama ini aka ini akan tean terpurpusat pasat pada halda hal-ha-hal pral praktiktis yang bs yang bertertujuujuanan men

menguatguatkan kan salsaling ing ketketergergantantungungan an ekoekonomnomi i di di kawkawasan asan AsiAsiaa Pasifik.

Pasifik.

• Pertemuan keduaPertemuan kedua, pada bulan Juni 1990 di Singapura, ke-12 negara, pada bulan Juni 1990 di Singapura, ke-12 negara

AP

APEC EC sesepapakakat t mmemembebentntuk uk tutujujuh h kekelolompmpok ok kekerjrja a yayang ng bebertrtugugasas mengu

mengumpulmpulkan kan data data tenttentang ang perkperkembangembangan an teraterakhir khir pereperekonomkonomianian ne

negagara ra ananggggotota, a, anantatara ra lalain in bibidadang ng jajasasa, , ininveveststasasi, i, pepengngalalihihanan teknologi, perkembangan sumber daya manusia, kerja sama energi, teknologi, perkembangan sumber daya manusia, kerja sama energi, sumber daya laut, dan telekomunikasi. Program kerja sama lain yang sumber daya laut, dan telekomunikasi. Program kerja sama lain yang tur

turut ut digdigarap arap adaladalah ah parpariwiwisatisata, a, tratranspnsportortasi, asi, dan dan penpengemgembanbangangan usaha perikanan.

usaha perikanan.

• PertPertemuan emuan ketiketigaga, , papada da bubulalan n NoNovevembmber er 191991 91 di di SeSeououl, l, KoKorereaa

Selat

Selatan, an, mengmenghasilhasilkan kan kesepkesepakatan masuknya akatan masuknya Cina, Hongkong Cina, Hongkong dandan  Taiwan sebagai anggota baru APEC.

 Taiwan sebagai anggota baru APEC.

• PertPertemuan emuan keempkeempatat, , papada da bubulalan n SeSeptptemembeber r 191992 92 di di BBanangkgkokok,,

  Thail

  Thailand. and. anggotanggota a APEC sepakat APEC sepakat membmembentuk sekretarentuk sekretariat iat APEC yangAPEC yang bermarkas di Singapura.

bermarkas di Singapura.

Pa

Pada da KTKTT-T-APAPEC EC pepertrtamama a di di SeSeatattltle, e, AmAmererikika a SeSeririkakat t papada da bubulalann November 1993 disepakati penambahan anggota baru, yaitu Mexico, Papua November 1993 disepakati penambahan anggota baru, yaitu Mexico, Papua Nugini dan Cile. Dalam KTT-APEC yang pertama ini juga dinyatakan tentang Nugini dan Cile. Dalam KTT-APEC yang pertama ini juga dinyatakan tentang vi

visi si APAPEC, EC, yaiyaitu tu untuntuk uk memewujwujudkudkan an komkomuniunitas tas ekoekonomnomi i AsiAsia a PaPasifsifik ik yanyangg berdasarkan semangat keterbukaan dan kemitraan, serta upaya kerja sama berdasarkan semangat keterbukaan dan kemitraan, serta upaya kerja sama un

untutuk k memengnghadhadapapi i tatantntangangan an peperurubahbahanan, , pepertrtukukararan an barbaranang, g, jajasa sa dadann inv

investestasi asi secsecara ara bebbebas, as, perpertumtumbuhbuhan an ekoekonomnomi i yanyang g lualuas s serserta ta stastandarndar kehidupan dan pendidikan yang jauh lebih tinggi, dan pertumbuhan yang kehidupan dan pendidikan yang jauh lebih tinggi, dan pertumbuhan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan.

berkesinambungan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan.

c. Perjanjian antara Indonesia dengan Negara Amerika Serikat c. Perjanjian antara Indonesia dengan Negara Amerika Serikat

(14)

No No .. -Jenis Jenis Kerjasama Kerjasama ..

Bentuk dan Nama Perjanjian Bentuk dan Nama Perjanjian

TempatdanTang TempatdanTang gal gal Penandatangana Penandatangana n n . . . . -Ratifikasi Ratifikasi 1 1 Di Bidang Di Bidang Perdagang Perdagang an an Agreement Agreement

a.Agricultural Commodities Agreement a.Agricultural Commodities Agreement Between the

Between the

Governmentof the Republic of Governmentof the Republic of Indonesia and the

Indonesia and the

Governmentof the United States of Governmentof the United States of America Under

America Under

Title-I of the Agricultural Trade Title-I of the Agricultural Trade Development&

Development&

Assistance Act of 1954 as Amended (a. Assistance Act of 1954 as Amended (a. Persetujuan

Persetujuan

Komoditas Pertanian antara Pemerintah Komoditas Pertanian antara Pemerintah Republik

Republik

Indonesia dan PemerintahAmerika Indonesia dan PemerintahAmerika Serikat dengan

Serikat dengan

Judul-l dan PerjanjianPerbuatandan Judul-l dan PerjanjianPerbuatandan Pengembanagan Perdaganagan Pengembanagan Perdaganagan Pertanian 1954 Pertanian 1954 sebagaimanatelah diubah) sebagaimanatelah diubah) Jakarta Jakarta 5-Nov-60 5-Nov-60 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan 2 2 Di Bidang Di Bidang Perdagang Perdagang an an Exchange of Notes Exchange of Notes

b. Pertukaran Nota Mengenai b. Pertukaran Nota Mengenai Persetujuan Tertanggal Persetujuan Tertanggal

5 November1960 (b. Exchange of notes 5 November1960 (b. Exchange of notes about about Agreementon 5 november1960) Agreementon 5 november1960) Jakarta Jakarta 23 Des 1960 23 Des 1960 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan 3 3 Di Bidang Di Bidang Perdagang Perdagang an an Agreement Agreement

Agricultural Commodities Agreement Agricultural Commodities Agreement Between the Govt of the RI and the Between the Govt of the RI and the Govt of theUSA Under Title-I of the Govt of theUSA Under Title-I of the Agricultural Trade DevelopAssistance Agricultural Trade DevelopAssistance Act as Amended

Act as Amended (( PersetujuanPersetujuan Komoditas PertanianAntara Komoditas PertanianAntara

PemerintahRepubliklnodnesiadan PemerintahRepubliklnodnesiadan Pemerintah Amerika Serikat Pemerintah Amerika Serikat

MenegenaiJudul-l Undang-Undang MenegenaiJudul-l Undang-Undang Pembantuan Pengembangan Pembantuan Pengembangan Perdagangan Pertanian Perdagangan Pertanian sebagaimantelah diperbaharui) sebagaimantelah diperbaharui) Jakarta Jakarta 26 Okt 1961 26 Okt 1961 Ratifikasitidak Ratifikasitidak diperlukan diperlukan 4 4 Di Di BidangBidang Finansial Finansial Exchange of Notes Exchange of Notes

Exchangeof Note Betweenthe Govt of Exchangeof Note Betweenthe Govt of

23-Mar-61

23-Mar-61 Ratifikasi Ratifikasi tidaktidak diperlukan diperlukan

(15)

(31 March (31 March

1961) Concerning Foreign Service 1961) Concerning Foreign Service Personnel

Personnel

(Pertukaran Nota antara Pemerintah (Pertukaran Nota antara Pemerintah Republik

Republik

Indonesia (23 Maret 1961) dan Indonesia (23 Maret 1961) dan Pemerintah Amerika

Pemerintah Amerika

Serikat (31 Maret 1961) Mengenai Serikat (31 Maret 1961) Mengenai Personil Yang

Personil Yang

Bertugas Diluar Negeri) Bertugas Diluar Negeri)

5 5 Di BidangDi Bidang Investasi Investasi Exchange of Notes Exchange of Notes

Exchange of Notes Between The Exchange of Notes Between The Governmentof The

Governmentof The

Republic of Indonesia and The Republic of Indonesia and The Governmentof The

Governmentof The

United States of America Concerning United States of America Concerning Investment in

Investment in

Indonesia (Pertukaran Nota Antara Indonesia (Pertukaran Nota Antara Pemerintah

Pemerintah

Republik Indonesia dan Republik Indonesia dan PemerintahAmerika Serikat PemerintahAmerika Serikat Mengenai Investasi di lndonesi Mengenai Investasi di lndonesi

Jakarta Jakarta 7-Jan-67 7-Jan-67 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan 6 6 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Agreement Agreement a.LoanAgreementBetweenthe Rep. of a.LoanAgreementBetweenthe Rep. of Indonesia and the United States of Indonesia and the United States of America AID Loan No. 497- N-01 4 (a. America AID Loan No. 497- N-01 4 (a. Persetujuan Pinjaman Antara

Persetujuan Pinjaman Antara

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia dan PemerintahAmerika Serikat PemerintahAmerika Serikat denganPinjamanAlD No. 497-N-014) denganPinjamanAlD No. 497-N-014) Jakarta Jakarta 14-Apr-67 14-Apr-67 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan 7 7 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Amendment Amendment

b.Amendment No.1 Loan b.Amendment No.1 Loan AgreementTanggal 14 April AgreementTanggal 14 April 1967 (AID Loan No.497-N-014) 1967 (AID Loan No.497-N-014) (b.AmandemenNo.1

(b.AmandemenNo.1

Persetujuan Pinjaman Tanggal 14 April Persetujuan Pinjaman Tanggal 14 April 1967 1967 (PinjamanAlD No.497-N-014) (PinjamanAlD No.497-N-014) Jakarta Jakarta 19-Jun-67 19-Jun-67 Ratifikasitidakdiperluka Ratifikasitidakdiperluka n n 6 6 Di Di BidangBidang Finansial Finansial Amendment Amendment

c.Amendment No.2 Loan c.Amendment No.2 Loan AgreementTanggal 14 April AgreementTanggal 14 April 1967 (AID Loan No.497-N-014) 1967 (AID Loan No.497-N-014) (c.AmandemenNo.2

(c.AmandemenNo.2

Persetujuan Pinjaman Tanggal 14 April Persetujuan Pinjaman Tanggal 14 April

Jakarta Jakarta 30-Jun-67 30-Jun-67 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan

(16)

(PinjamanAlD No.497-N-014 (PinjamanAlD No.497-N-014 9 9 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Agreement Agreement

Loan AgreementBetweenthe Rep. of Loan AgreementBetweenthe Rep. of lndonesiaand

lndonesiaand

the United States of America Al D Loan the United States of America Al D Loan No.497-H-01 5

No.497-H-01 5

(Persetujuan Pinjaman Antara (Persetujuan Pinjaman Antara Pemerintah Republik

Pemerintah Republik

Indonesia dan PemerintahAmerika Indonesia dan PemerintahAmerika Serikat Pinjaman Serikat Pinjaman AID No.497-H-015) AID No.497-H-015) Jakarta Jakarta 20 Okt 1967 20 Okt 1967 Ratifikasi tidak Ratifikasi tidak diperlukan diperlukan 10 10 Di Bidang Di Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement The

The 6th 6th SuplemSuplementarentaryAgreeyAgreement ment BetweeBetweenn The

The G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967

September1967

Agreement (g. Persetujuan Tambahan ke-6 Agreement (g. Persetujuan Tambahan ke-6 Pada

Pada

Persetujuan Tertanggal 15 September1967) Persetujuan Tertanggal 15 September1967)

Jakarta Jakarta 5-Sep-68

5-Sep-68 Ratifikasi tidak diperlukanRatifikasi tidak diperlukan

11 11 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Agreement Agreement

Loan AgreementBetweenthe Rep. of Loan AgreementBetweenthe Rep. of lndonesiaand

lndonesiaand

the United States of America Al D

the United States of America Al D Loan No.Loan No. ECAX ECAX 87-1 and 2 (AmendatoryAgreementof 87-1 and 2 (AmendatoryAgreementof December30, December30,

1967) ( Persetujuan Pinjaman Antara 1967) ( Persetujuan Pinjaman Antara Pemerintah

Pemerintah

Republik Indonesiadan Amerika Serikat Republik Indonesiadan Amerika Serikat Pinjaman

Pinjaman

Bantuan Amerika No. ECAX 87-1 dan 2 Bantuan Amerika No. ECAX 87-1 dan 2 ( Persetujuan ( Persetujuan Perubahan 30 Desember 1957)) Perubahan 30 Desember 1957)) Jakarta Jakarta 30 Des 1967

(17)

12 12 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial MoU MoU Mem

Memoraorandundum m of of AgrAgreemeement ent BetBetweeween n thethe Gov

Governernmen men of of the the RepRepublublic ic of of IndIndoneonesiasia and the Governmentof the United States of and the Governmentof the United States of Ame

Americrica a RegRegardarding ing the the ResReschechedulduling ing ofof Pa

Paymymenents ts UnUndeder r ththe e SuSurprplulus s PrPropeopertrtyy Agreem

Agreementof May entof May 28,1928,1947 47 (Memora(Memorandumndum Per

Persetsetujuujuan an antantara ara PemPemerierintantah h RepRepublublikik Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat Mengenai Penjadwalan Ulang Pembayaran Mengenai Penjadwalan Ulang Pembayaran de

dengngan an PePersrsetetujujuauan n SuSurprplulus s PrPropoperertiti Tanggal 28 Mei 1947) Tanggal 28 Mei 1947) Jakarta Jakarta 30 Des 1967 30 Des 1967

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

13 13 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Agreement Agreement Lo

Loan an AgAgrereememenentBtBetetweweenenththe e ReRep. p. ofof lndon

lndonesiaanesiaand d the the Agency for Agency for InterInternationationalnal De

DevevelolopmpmenentAtAl l D D LoLoan an NoNo. . 49497-7-K-0K-01 1 33 ((PPeerrsseettuujjuuaan n PiinPnjjaammaan n AAnnttaarraa PemerintahRepubliklndonesiadengan

PemerintahRepubliklndonesiadengan P

Peerrwwaakkiillaan n uunnttuukk Pengem

Pengembangabanganlntenlnternasiornasional nal PinjaPinjaman man AIDAID No. No. 497-K-01 3) 497-K-01 3) Jakarta Jakarta 30 Des 1967 30 Des 1967

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

14 14 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement a.A

a.Agregreemeement nt BetBetweeween n the the GovGovernernmenmentoftof the Rep. of lndonesiaand the Governmentof the Rep. of lndonesiaand the Governmentof the United States of America For Sales of the United States of America For Sales of Agricu

Agriculturaltural l CommodCommodities ities (a. (a. PersetPersetujuanujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pe

Pememeririntntah ah AmAmeeririka ka SeSeririkakat t uuntntukuk Penjualan Komoditas Pertanian)

Penjualan Komoditas Pertanian)

Jakarta Jakarta 15-Sep-67 15-Sep-67

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

15 15 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement

b.The 1st SuplementaryAgreement Between b.The 1st SuplementaryAgreement Between The

The G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967 September1967 Jakarta Jakarta 1 -Nov-67 1 -Nov-67

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

(18)

PersetujuanTertanggal 15 September1967) PersetujuanTertanggal 15 September1967) 16 16 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement c.

c.TThe he 2n2nd d SuSuplplememenentataryryAAgrgreeeemementnt B

Beettwweeeen n TThhee G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967

September1967 Agreem

Agreement (c. ent (c. PersetPersetujuan Tambahan ke-2ujuan Tambahan ke-2 Pada

Pada

Persetujuan Tertanggal 15 September1967) Persetujuan Tertanggal 15 September1967)

Jakarta Jakarta 22-Nov-67 22-Nov-67

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

17 17 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement d.

d.ThThe e 3r3rd d SuSupplelemementntararyAyAgrgreeeemementnt B

Beettwweeeen n TThhee G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967

September1967

Agreement (d. Persetujuan Tambahan ke-3 Agreement (d. Persetujuan Tambahan ke-3 Pada

Pada

Persetujuan Tertanggal 15 September1967) Persetujuan Tertanggal 15 September1967)

Jakarta Jakarta 1 5-Feb-68 1 5-Feb-68

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

18 18 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement

e.The 4th SuplementaryAgreement Between e.The 4th SuplementaryAgreement Between The

The G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967

September1967

Agreement (e. Persetujuan Tambahan ke-4 Agreement (e. Persetujuan Tambahan ke-4 Pada

Pada

Persetujuan Tertanggal 15 September1967) Persetujuan Tertanggal 15 September1967)

Jakarta Jakarta

5 Agustus 1968 5 Agustus 1968

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

(19)

19 19 Di BidangDi Bidang Perdaganga Perdaganga n n Agreement Agreement

f.The 5th SuplementaryAgreement Between f.The 5th SuplementaryAgreement Between The

The G

Gooveverrnnmemennttoof f IInnddoonneessiia a aannd d TThhee Governmentof

Governmentof U

Unniitteed d SSttaattees s oof f AAmmeerriicca a oon n 1155 September1967

September1967

Agreement (f. Persetujuan Tambahan ke-5 Agreement (f. Persetujuan Tambahan ke-5 Pada

Pada

Persetujuan Tertanggal 15 September1967) Persetujuan Tertanggal 15 September1967)

Jakarta Jakarta

16 Agustus 1968 16 Agustus 1968

Ratifikasi tidak diperlukan Ratifikasi tidak diperlukan

20 20 Di BidangDi Bidang Finansial Finansial Agreement Agreement

Loan AgreementBetweenthe Rep. of Loan AgreementBetweenthe Rep. of Indonesia

Indonesia

(Perusahaan Listrik Negara) and the United (Perusahaan Listrik Negara) and the United States of

States of

America AID Loan No. 497-H-022 America AID Loan No. 497-H-022 (Persetujuan

(Persetujuan

Pinjaman Bantuan Republik Indonesia Pinjaman Bantuan Republik Indonesia (Perusahaan

(Perusahaan

Listrik Negara) dan Amerika Serikat Listrik Negara) dan Amerika Serikat Pinjaman Pinjaman Bantuan No. 497-H-022) Bantuan No. 497-H-022) Jakarta Jakarta 19-Sep-70

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Kadar HbA1c dengan kadar profil lipid pada pasien Diabetes mellitus tipe 2 di poliklinik endokrin dan metabolik RSUP PROF.DR.R.D kandou Manado 10

Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik, mintalah para peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang

- Penyebarluasan informasi / bahan publik (jumpa pers, temu kehumasan, dialog interaktif dan advokasi di media cetak. Lokasi Kegiatan

Nilai koefisien regresi (X 3 ) yang bernilai positif dan nilai t hitung sebesar 2,450 > 1,658 t tabel berarti bahwa variabelsasosiasismerek n berpengaruhnpositif secara

Penghargaan dan sanksi yang diterima oleh karyawan selama periode penilaian atas prestasi kerjanya atau kelalaian yang dilakukannyaa. Periode Penilaian : 6 dan

Alamat Rum^ : Malinau Kota RT. Malinau Kota, Kab. Maiinau Pekeijaan/Jabatan : Anggota DPRD / Ketua Umum Tim Koalisi Kaltara Bersatu. Nama Lengkap Alamat Rumah Pekeijaan/Jabatan 3.

Penilaian estetik menurut Kant adalah sebuah filsafat keindahan yang menjelaskan kondisi-kondisi subjek dalam mengalami sesuatu yang indah, tidak hanya sebuah karya seni tetapi

Tekanan yang terdapat pada pembuluh darah memiliki prinsip kerja seperti hukum Pascal. Hal inilah yang menjadi alasan apabila bagian tubuh kita terluka darah akan mengalir