Nama dr. Nurnaningsih, Sp.A(K)
Tempat, tgl. lahir Bantul, 15 April 1960
Pangkat & Golongan Pembina Utama Muda / IV c
Unit Kerja
- IRIA RSUP Dr. Sardjito
- Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM / SMF Anak RSUP Dr. Sardjito
RIWAYAT PENDIDIKAN TAHUN LULUS
1 Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1983 2 Spesialis Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1997 3 Konsultan Pediatric Gawat Darurat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta 2009
RIWAYAT PEKERJAAN TAHUN
1 Kepala PUSKESMAS Rawalo, Banyumas 1984 – 1992
2 RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 1992 – 2000
3 Staf RS Umbu Rara Meha, NTT 2000 – 2001
4 Staf DINKES Kab. Bantul 2001 – 2004
5 Staf Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM, Yogyakarta 2004 – Sekarang 6 Kepala Instalasi Rawat Intensif Anak RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta 2007 – Sekarang 7 Kepala Subbag. PGD Bagian IKA FK UGM, Yogyakarta 2008 – Sekarang
PEMAKAIAN INOTROPIK DAN
VASOAKTIF PADA SYOK SEPTIK
Nurnaningsih
Curah Jantung & intervensi Terapetik
Manajemen hemodinamik pada syok sepsis : 3
1. resusitasi cairan
2. terapi inotropik → me ↑ Cardiac Output (CO)
3. terapi vasopresor → me ↑ Tekanan Darah (TD)
• Syok septik yang belum teratasi dengan
resusitasi cairan
Obat simpatomimetik :
Obat yang mempunyai efek seperti transmitter pada sistem saraf simpatis
↓
obat adrenergik :
Sesuai dengan jenis transmiter ujung syaraf sismpatis yaitu noradrenalin
↓
secara kimiawi tersusun dari cathecol (benzen dg 2 gugus hidroksil) dan amine obat golongan katekolamin
↓
Bekerja pada reseptor yang sesuai :
• α – adrenergic (agonis α) : pada reseptor α • β-adrenergic (agonis β): pada reseptor β
• Dopaminergic : pada reseptor DA
Terminologi
Reseptor Adrenergik
• Target dari obat simpatomimetis reseptor adrenergik mengatur respons fisiologis sesuai jenis reseptornya
Reseptor α Reseptor β Reseptor DA
-Pembuluh darah ↓ Vasokonstriksi sistemik Reseptor β1 Reseptor β2 - otot jantung ↓ inotropik Kronotropik dromotropik - otot jantung : Relaksasi - pembuluh darah koroner :Dilatasi - Pembuluh darah otot : dilatasi
- relaksasi otot polos
- me ↑ aliran darah ginjal - me↑ ekskresi Na
Obat-obat simpatomimetik
(katekolamin)
INOTROPIK :
Obat yg memodulasi kekuatan kontraksi otot jantung
VASOPRESOR
Obat yg menyebabkan kontraksi otot arteri dan kapiler
diklasifikasikan NATURAL : - EPINEFRIN - NOREPINEFRIN - DOPAMIN SINTETIS : -DOBUTAMIN -FENYLEFRIN -EFEDRIN Dopamin Dobutamin Epinefrin
Dopamin dosis tinggi Norepinefrin
Dopamin
• Katekholamin endogen yang berfungsi sebagai
neurotransmiter sentral dan merupakan
prekursor NE & epinefrin
• Efeknya ditentukan dosis
• Dosis rendah <5 µg/kg/mnt : dopaminergik
pada mesenterika dan ginjal
Dopamin
• Pilihan pertama pada syok refrakter cairan
• Vasopresor / inotrop, bergantung dosis
• 2-5 µg/kg/mnt : ekskresi ginjal ↑ sampai 50%,
Natrium sampai 100%
• 5-10 µg/kg/mnt : rangsangan reseptor ß1 :
kontraktilitas, HR & CO ↑ (inotropik &
kronotropik)
• > 10 µg/kg/mnt : α1 : vasokonstriksi arteri,
SVR↑, disritmia.
• Syok + → perlu ditambah inotropik lain,
vasopresor/vasodilator
• Sifat : me↑ MAP & CO ( SV↑ & HR ↑)
• Syok septik & sepsis berat : CI↑ karena SV↑
• Dosis > 20 µg/kg/mnt : tekanan jantung kanan
↑, HR↑
Dobutamin
• Katekolamin agonis ß
1& antagonis α
• Efek inotrop kuat
• Efek kronotrop & vasopresor terbatas
• Dapat dikombinasi dengan NE
• Fungsi :
– memperbaiki kontraktilitas jantung → tekanan
atrium kiri ↓, SVR ↓, PVR ↓.
• Isomer D : efek ß1 & 2
• Isomer L : ß1 & α1
• Efek yang dominan : stimulasi ß1
• Dosis syok : 2-28 µg/kg/menit
Farmakodinamik :
• Dosis < 5 µg/kg/menit : PVR ↓ , CO ↑, TD ↑
• Dosis > 5 µg/kg/menit : HR ↑, SVR tidak
berubah / ↓
• Pada syok septik & syok kardiogenik : 2,5 -10
µg/kg/menit
• Efek samping : menghambat fungsi trombosit,
• Dosis > 10 µg/kg/menit dapat menurunkan
afterload, SVR ↓ → hipotensi
Norepinefrin
• Mediator endogen
• Efek: agonis α, kurang pada agonis ß → MAP
• Lebih efektif menghilangkan hipotensi
• 0,01 – 3,3 µg/kg/mnt meningkatkan MAP
sesudah cairan dan dopamin.
• Efek terhadap ginjal : terjadi ischemia ginjal
pada hipotensi dan hipovolemia.
• NE meningkatkan TD tanpa memperburuk CI
dan fungsi organ.
• Penelitian :
Martin C et al. Chest 1993;103:1826-31 :
32 pasien diresusitasi dg dopamin atau NE.
Diamati 6 jam kemudian :
31% pada dopamin, 93% NE (1,5±1,2
µg/kg/mnt )
Epinefrin
• Disintesa, disimpan dan dilepaskan dari sel
khromafin di medulla adrenal.
• Efek : α & ß : meningkatkan CI dan tonus
vaskuler perifer → MAP↑
• Dosis rendah : efek ß
• 0,1-0,5 : CI↑
• Meningkatkan DO2 dan VO2
• Laktat dapat meningkat
• Berpotensi menurunkan aliran darah regional
terutama pada splanchnic
• Dapat meningkatkan TD pada kasus yang tidak
respon terhadap obat lain.
• Meningkatkan HR dan takhiaritmia, iskhemia
dan hipoglikemia
Kombinasi katekholamin
• Bila dopamin tak respon, bisa dikombinasi
dengan NE
– Bentuk eksogen ADH
– Bekerja pada ginjal – menahan air
– Vasokonstriksi pembuluh darah perifer
– Reseptor V
1– Untuk severe shock
– Dosis untuk syok pada anak :
– 0,3-2 miliunit/kgBB/menit (pada pasien syok
setelah bedah jantung)
• Adalah obat yang bekerja untuk menurunkan SVR dengan cara mendilatasikan (melebarkan diameter pembuluh darah)
• Contoh :
– Nitroprusid – Nitrogliserin – Prostaglandin – Prostasiklin
• Indikasi : Bila volume sekuncup kurang tetapi terjadi
vasokonstriksi sitemis contoh : kasus syok dengan tekanan darah normal dan SVR tinggi, tidak membaik dengan cairan dan inotropik
• Nitroprusid
– Dosis : 0,5 mcg/kgBB/mnt dinaikkan bertahap
hingga 10 mcg/kgBB/mnt hati – hati
hipotensi!!!
• Nitrogliserin
– Dosis < 1 mcg/kgBB/mnt : vasodilatasi arteri
koroner
– Dosis 1 mcg/kgBb/mnt : vasodilatasi paru
• Obat yang bekerja sebagai inotrop dan vasodilator
• Contoh : golongan Phosphodiesterase Inhibitors (PDEIs)
Non-selektif Selektif - Kafein - Aminofilin - Pentoksifilin - dll - PDE3 : milrinon - PDE5 : sildenafil - dll
• PDE3
• Cara kerja : menghambat hidrolisa cAMP kadar cAMP tetap tinggi protein kinase A tetap tinggi fosforilasi Ca influks actin-miosin kontraktilitas ↑
• Indikasi :
• Waktu paruh 2 – 5 jam
• Dosis : 50 -75 mcg/kgBB/mnt dalam 5 menit dilanjutkan titrasi 0,25 – 0,75 mcg/kgBB/mnt
• Efek samping :
– Disritmia
EFEK α & ß terhadap vasoaktif
Efek vasoaktif terhadap tekanan dan aliran darah
APLIKASI PEMAKAIAN INOTROPIK DAN
VASOAKTIF PADA SYOK SEPTIK
Syok refrakter cairan 15min
BeMulai doberikan inotropik IV/IO, gunakan ketamin & atropin IV/IM/IO untuk akses vena sentral dan kalau perlu intubasi . Kelola
syok dingin dengan titrasi dopamin dengan dosis sampai 10 µg/kg/mnt
Titrasi Adrenalin untuk syok dingin dan noradrenalin untuk syok hangat untuk mencapai normal MAP-CVP normal dan saturasi
SVC >70%. Dosis epinefrin 0,05-0,3 µg/kg/mnt
Syok resisten katekolamin 60 min
Ada risiko insufisiensi adrenal- berikan hidrokortison
Bila tidak ada risiko - jangan beri hidrokortison
Dosis dopamin yang diberikan : 5-10 µg/kg/menit secara titrasi. Cara pembuatan larutan dopamin :
Berat badan (kg) x 6 mg, dilarutkan dalam 100 mL Dekstrosa 5% atau 10%. Dalam 1 mL larutan/jam ∞ 1 µg/kg/menit
atau
Berat badan (kg) x 15 mg dilarutkan dalam 50 mL D 5% atau 10%, dalam 1 mL larutan /jam ∞5 µg/kg/menit
BeMulai diberikan inotropik IV/IO, gunakan ketamin & atropin IV/IM/IO untuk akses vena sentral dan kalau perlu intubasi . Kelola syok dingin dengan titrasi dopamin dengan
Dosis epinefrin : 0,05 – 0,3 µg/kg/menit diberikan secara titrasi
Cara pembuatan larutan :
0,6 mg x BB dilarutkan dalam 100 ml D5% atau 10%. Infus 1 mL/jam ∞0,1 µg/kg/menit
Dosis noradrenalin :
titrasi mulai 0,1 µg/kg/menit (untuk vasopresor) 0,01 – 3,3 µg/kg/mnt meningkatkan MAP sesudah cairan dan dopamin
Titrasi Adrenalin untuk syok dingin dan noradrenalin untuk syok hangat untuk mencapai normal MAP-CVP normal dan saturasi SVC >70%. Dosis epinefrin
Ada risiko insufisiensi adrenal- berikan hidrokortison
Bila tidak ada risiko - jangan beri hidrokortison
Tekanan darah normal Syok dingin (Cold Shock) - SVC > 70% dan Hb>10 : beri cairan & epinefrin
Tekanan darah rendah, Syok dingin (Cold Shock),
- SVC > 70% dan Hb>10 : beri cairan & epinefrin, bila masih hipotensif tambah norepinefrin
Syok hangat (Warm Shock) dengan tekanan darah
rendah: ScvO2>70%: titrasi cairan &norepinefrin
Bila masih hipotensif berikan vasopresin,
terlipresin atau angiotensin - SVC < 70% :
Tambahkan vasodilator atau PDE inhibitor tipe III dan cairan loading
SVC < 70%, berikan dobutamin, milrinon, enoximone atau
levosimendan
Bila ScvO2 masih <70%, berikan epinefrin dosis rendah
ECMO
- SVC < 70% : Tambahkan vasodilator atau PDE inhibitor tipe III dan cairan loading
Vasodilator :
Nitroprusid : 0,5 -10 mcg/kgBB/mnt , hati – hati hipotensi!!!
Nitrogliserin :
< 1 mcg/kgBB/mnt : vasodilatasi arteri koroner 1 mcg/kgBb/mnt : vasodilatasi paru
SVC < 70%, berikan dobutamin, milrinon, enoximone atau levosimendan
Dosis dobutamin: 2,5 -10 µg/kg/menit Cara pembuatan larutan dobutamin :
6 mg x BB dilarutkan dalam 100 ml dekstrosa 5% atau 10% , tiap 1 ml larutan /jam ∞ 1
µg/kg/menit Dosis milrinon :
50 -75 mcg/kgBB/mnt dalam 5 menit