• Tidak ada hasil yang ditemukan

JARINGAN KERJA PENGRAJIN ROTAN (KATIDIANG) DI JORONG LAKUEK NAGARI BUKIT SILEH KEC. LEMBANG JAYA KAB. SOLOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JARINGAN KERJA PENGRAJIN ROTAN (KATIDIANG) DI JORONG LAKUEK NAGARI BUKIT SILEH KEC. LEMBANG JAYA KAB. SOLOK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JARINGAN KERJA PENGRAJIN ROTAN (KATIDIANG)

DI JORONG LAKUEK NAGARI BUKIT SILEH

KEC. LEMBANG JAYA KAB. SOLOK

ARTIKEL

SILFIA MAIYUNITA

NPM: 12070082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

JARINGAN KERJA PENGRAJIN ROTAN (KATIDIANG) DI JORONG LAKUEK

NAGARI BUKIT SILEH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK

Silfia Maiyunita¹, Rinel Fitlayeni², Irwan³

¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

²Pembimbing I, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ³Pembimbing II, Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Silfia Maiyunita (12070082), Network Craftsmen Rotan (Katidiang) In Jorong Lakuek Nagari fanning Sileh Bukit Jaya, Solok regency. Essay. Education Studies program as Sociology. High School Teacher Training and Education (STKIP PGRI) of West Sumatra. 2016.

This thesis examines the Network of Craftsmen Rotan (Katidiang) in Jorong Lakuek Nagari fanning Sileh Bukit Jaya, Solok regency. Rattan craft industry (katidiang) in JorongLakuek is one of the economic activities that are categorized as a traditional society, because it makes the craft of rattan is a hereditary efforts undertaken by furniture makers in Jorong Lakuek. This study aimed to describe the Network of Craftsmen Rotan (Katidiang) in Jorong Lakuek Nagari fanning Sileh Bukit Jaya, Solok regency.

The theory in this research is the rational choice theory proposed by James S. Coleman. Rational choice theory is a theory that basically that if you want to achieve certain goals actors perform certain actions then have a reasonable or rational as possible and adapted to the resources milliki actor. The approach used in this study is a qualitative approach, with descriptive research type, informants retrieval technique is purposive sampling with 14 informants. This type of data is a primary and secondary. Data collected by observation, interview and document research. Analysis of the data using the model of Miles and Huberman namely data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.

Results from field research can be concluded that the network of rattan craftsmen (katidiang) in Jorong Lakuek Nagari fanning Sileh Bukit Jaya, Solok regency is (1). Judging from the network is in the process of craft activities rattan (katidiang), among others: a) raw materials such as rattan, b) membilah rattan done by Mother, c) smoothing performed by Mr, d) webbing done by children and Mother, e) provision frame, made by Mr. (2). Judging from meso network is an association or bonding, among others: a) family relationships, b) neighbor relationships.

Keywords: Network, Craftsman.

PENDAHULUAN

Industri kecil merupakan satu sektor yang memegang peranan penting tarutama bila dikaitkan dengan tenaga kerja yang mampu yang di serap

sebagai tenaga kerja. Dengan demikian

perekonomian rakyat seperti ini mampu membantu pemerintah untuk mengurangi pengangguran, turut mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, serta berperan penting dalam industrialisasi. Selain memiliki arti strategis bagi pembangunan juga sebagai upaya untuk memeratakan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai (Panji, 2009 : 44).

Industri yang terdapat dipedesaan akan menjadi alternatif yang penting dalam penyerapan tenaga kerja dan pemenuhan kebutuhan. Dalam

industri kecil terdapat sistem jaringan kerja, dalam antar jaringan suatu sistem kontrol proyek dengan cara menguraikan pekerjaan menjadi komponen yang dinamakan kegiatan (activity) pada jaringan ini kegiatan-kegiatan disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan proyek tersebut dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan ekonomis dalam waktu yang sesingkat mungkin dan dengan jumlah tenaga kerja yang minimum. Salah satunya adalah industri kecil yang terdapat di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok yaitu industri kerajinan rotan.

Jaringan kerja yang terdapat di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok berawal dari suatu kegiatan

(4)

(activity) yang dilakukan atau yang telah ditekuni oleh penduduk Jorong Lakuek. Kegiatan merupakan bagian dari proyek yang menggunakan waktu, tenaga, usaha, dana dan sumber lainnya. Kegiatan dalam proyek ini termasuk dalam bidang industri, dimana industri kerajinan rotan (katidiang) muncul dari keinginan untuk mengikuti usaha yang telah diijalankan warga sebelumnya (nenek moyang) yang telah lebih dahulu menjalankan usaha sebagai pengrajin kerajinan rotan di Jorong Lakuek, ini diturunkan secara turun menurun.

Usaha mengolah rotan yang dilakukan masyarakat Jorong Lakuek merupakan aktivitas kerajinan. Usaha yang dirintis ini mendorong masyarakat luas di Jorong Lakuek untuk mengikuti jejak menjadi pengrajin rotan. Banyak dari mereka mendirikan usaha industri rotan sebagai mata pencaharian penduduk jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Produk yang dihasilkannya adalah (katidiang).

Kerajinan rotan yang ada pada Jorong Lakuek tersebut tidak dikerjakan di pabrik namun dikerjakan dengan anyaman tangan sendiri sehingga berbentuklah (katidiang). Dalam konteks ini masyarakat berperan semuanya baik dari segi modal, bekerja, sampai dengan menjual produk tersebut. Jadi usaha kerajinan rotan (katidiang) yang dirintis oleh masyarakat Jorong Lakuek ini dapat membantu perekonomian mereka walaupun kecil. Namun dalam hal ini kerajinan rotan (katidiang) dapat dikatakan sebagai mata pencaharian utama bagi masyarakat Jorong Lakuek selain dari sektor pertanian, karena tidak semua masyarakat Jorong Lakuek mempunyai lahan untuk bertani dan juga ketiadaan modal untuk bertani. Dari observasi lapangan sebanyak 80 kartu keluarga (KK) yang ada di Jorong Lakuek, terdapat 16 keluarga yang melakukan usaha kerajina rotan (katidiang). Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini.

Tabel 1.1. Data Keluarga Pengrajin Rotan

(Katidiang) di Jorong Lakuek N

O

NAMA LAMA USAHA

1 Tina 38 Tahun 2 Iyu 23 Tahun 3 Ides 19 Tahun 4 Aluh 21 Tahun 5 Sinni 50 Tahun 6 Idel 27 Tahun 7 Inir 18 Tahun 8 Siel 25 Tahun 9 Kimma 50 Tahun 10 Niuh 31 Tahun 11 Andah 15 Tahun 12 Dewi 18 Tahun 13 Iyan 22 Tahun 14 Susi 5 Tahun 15 Linda 15 Tahun 16 Iris 15 Tahun

Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas pengrajin rotan yang ada pada Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok ini terdapat 16 keluarga yang melakukan kerajinan rotan (katidiang), didalam mengerjakan kerajinan rotan (katidiang) ini, semua anggota keluarga ikut terlibat dalam membuat usaha katidiang tersebut, baik dari ayah, ibu, dan juga anak yang ikut membantu melakukan pembuatan kerajinan rotan. Dalam mengerjakan kerajinan rotan (katidiang) ini memerlukan atau membutuhkan proses, proses membuat kerajinan rotan ini selama kurang lebih 5-6 hari. Bahkan semakin banyak selesai semakin menyibukan hari mereka untuk melakukan kerajinan tersebut.

Proses kerajinan rotan (katidiang) tersebut melalui 4 tahap yaitu :

1. Membilah-bilah rotan menjadi 3-4 bagian, tergantung besar dan kecilnya ukuran rotan. 2. Menghaluskannya setelah membilah-bilah

rotan tersebut.

3. Mulai menganyam dasar sampai menjadi katidiang.

4. Memberi bingkai setiap sudut katidiang tersebut.

Berdasarkan observasi awal penulis yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bahan baku, bahan bakunya berupa rotan. Dimana untuk mendapatkan bahan baku tersebut didapat dari daerah-daerah lain atau di luar Kabupaten Solok, seperti: di daerah Muaro Labueh (Solok Selatan), dan didaerah Sikabau (Damasraya) serta ada pula di daerah Sijunjung, cuma yang lebih banyak mendapatkan bahan baku tersebut di daerah Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Damasraya.

Terus kendala lain dalam pemasaran yang belum terlaksana dengan baik adalah industri tersebut belum mampu mengembangkan kedaerah lain. Sehingga banyak masyarakat yang berada diluar Kabupaten Solok masih banyak yang belum mengetahui adanya produksi (katidiang) tersebut. Pemasaran produksi rotan dilakukan di daerah Sijunjung, Sawah Lunto, dan Silungkang, selain dari itu ada pula yang menjual hasil Produksi rotan tersebut ke Padang, Cuma hanya sebagian kecil masyarakat padang yang tahu atau mengenal produksi (katidiang) tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan Jaringan Kerja Pengrajin Rotan (Katidiang) di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Teori yang terdapat atau teori yang

(5)

digunakan dalam penelitian ini adalah teori pilihan rasional yang dijelaskan oleh James Coleman. Teori pilihan rasional memusatkan perhatiannya pada aktor. Actor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dikategorikan kedalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 14) metedologi penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural setting): disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Pendekatan ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Noor, 2011: 33-34). Digunakan pendekatan dan tipe penelitian ini karena dapat mengungkap permasalahan secara tajam dan mendalam sehingga didapat data yang akurat dan informasi sebanyak-banyaknya melalui pertanyaan penelitian, dengan tujuan untuk memperoleh informasi secara lisan berupa ungkapan dan penuturan langsung tentang Jaringan Kerja Pengrajin Rotan (Katidiang) Di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya.

Informan penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu teknik pengambilan informan dengan pertimbangan tertentu, orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang sesuatu yang kita harapkan sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti (Sugiyono, 2011:300). Informan berjumlah 14 orang. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara mendalam, study dokumen, unit analisis dalam penelitian yang dilakukan ialah kelompok. Analisis data berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilakukan di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1. Aktor Yang Bermain

Aktor merupakan individu yang terlibat dalam suatu interaksi dengan individu atau beberapa (sekelompok) individu lainnya, dalam artian aktor tidak hanya dapat dikatakan dengan individu tapi dapat juga dikatakan dengan kelompok (Damsar, 2009:38). Aktor tidak dapat bertindak menurut kepentingan mereka sendiri, melainkan menurut kepentingan bersama. Keduanya dapat dianggap sebagai aktor karena mereka “Mengendalikan

Sumber-Sumber daya dan peristiwa-peristiwa, berminat pada sumber-sumber daya dan peristiwa-peristiwa, dan mempunyai kecakapan mengambil tindakan-tindakan untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan melalui pengendalian itu. ditemukan ada aktor-aktor yang bermain dan berperan penting pada jaringan kerja pengrajin rotan di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok diantaranya pengrajin sekaligus pemilik industri rotan tersebut, pemasok, dan pemasaran

.

1.1. Pengrajin Sekaligus Pemilik Industri Rotan

Pengrajin dalam penelitian ini adalah orang yang membuat barang-barang kerajinan atau orang yang mempunyai keterampilan dalam menciptakan suatu produk berupa kerajinan rotan. Pengrajin rotan (katidiang)berada di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.Pengrajin merupakan aktor terpenting dalam kelangsungan hubungan yang terbina dalam kegiatan (aktivity) pengrajin rotan. Tanpa adanya pengrajin pembentukan dan pengolahan rotan tidak mungkin terjadi, sehingga dalam penelitian ini peneliti melihat aktor-aktor terpenting dalam kegiatan kerajinan rotan (katidiang) tersebut. Pengrajin adalah tumpuan dalam menciptakan barang produk yang dihasilkan dan sebagai penentu kualitas barang yang diciptakan.

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga pengrajin rotan (katidiang) yang ada dijorong lakuek umumnya bermata pencaharian sebagai buruh tani, jika hanya sebagai pekerja buruh tani yang diandalkan oleh keluarga pengrajin rotan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dengan keterbatasan lahan yang mereka miliki dan sulitnya lapangan pekerjaan, memicu mereka untuk melakukan kerajinan rotan dan juga untuk mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan membuat industri rotan. Mereka melakukan kegiatan ini jika tidak ada orang yang membutuhkan mereka untuk menjadi buruh tani dalam 1 hari sampai 1 minggu atau tidak menetap, mereka menggunakan kesempatan ini untuk membuat kerajinan rotan.

Pengrajin industri rotan merupakan keluarga pengrajin yang mempunyai keterampilan dalam membuat barang-barang atau menciptakan suatu produk yang berupa industri kerajinan rotan (katidiang). Dimana didalam keluarga tersebut mereka bekerja sama melakukan atau membuat industri kerajinan rotan (katidiang) tersebut. Dalam membuat kerajinan ini setiap keluarga terdiri dari 2-6 orang dalam keluarga yang saling bekerjasama dalam membuat kerajinan rotan (katidiang).

Pengrajin sekaligus pemilik industri rotan umumnya melakukan kegiatan ini mereka saling

(6)

berkumpul, dimana pengrajin ini rumahnya saling berdekatan antara keluarga satu dengan keluarga lainnya. Sehingga mereka saling mengunjungi rumah

untuk mengerjakan kerajinan rotan

(katidiang)tersebut. Pengunjungan rumah dalam mengerjakan industri rotan ini dilakukan oleh para perempuan (ibu rumah tangga), karena biasanya mereka melakukan hal ini sambil menggosip dan saling berbagi menceritakan masalah mengenai keluarganya. Dalam artian sambil mereka membuat kerajinan rotan mereka juga berbincang-bincang.

Pada dasarnya pengrajin rotan (katidiang) yang ada di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh menyalurkan atau memasarkan hasil produksinya kepada para konsumen, dimana pengrajin rotan ini langsung memasarkan hasil produksinya dilokasi industri kerajinan rotan (katidiang) tersebut. Dimana ada (toke)yang datang menjemput atau membeli langsung ke lokasi industri kerajinan rotan tersebut. Dan kelancaran pemasaran industri kerajinan rotan ini bisa dikatakan lancar karena setiap 2 kali dalam seminggu (toke) terus datang dan menanyakan hasil produksi rotan. Serta uang pembelian kerajinan rotan (katidiang) tersebut langsung diterima oleh si pengrajin rotan atau kontan dibayar oleh sipembeli (toke).

Pemasaran yang dilakukan oleh pengrajin rotan (katidiang) kebanyakan dilakukan langsung dilokasi industri kerajinan rotan tersebut dimana ada toke yang datang menjemput atau membeli langsung kerumah industri rotan, tapi ada juga sebagian kecil orang yang menjual hasil produksinya kepasar.

1.2. Pemasok Bahan Baku

Pemasok adalah orang yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh individu (kelompok) atau orang yang memasukkan bahan baku atau bahan setengah jadi kepada para pengrajin rotan yang ada di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, pemasok dapat dikatakan dengan aktor. Dimana aktor ini dapat saling mempengaruhi dalam hubungan tenaga kerja yang terbentuk dengan konsumen sehingga tenaga pemasok merupakan penyalur terhadap penjualan barang yang dihasilkan dan penentu target pasar yang akan dijual

.

Pemasok bahan baku ini bernama Bapak Sulaiman yang sering atau akrab dipanggil dengan (Bang Keok) beliau tinggal di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, beliau memasok barangnya hanya kepada pengrajin rotan (katidiang) yang ada di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, dalam artian pemasok dengan pengrajin rotan (katidiang) berada dalam 1 kampung yang sama yakni Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh

Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Bahan baku yang di antar oleh pemasok ke Jorong Lakuek ini tidak menetap waktunya tidak ditentukan, beliau memasok barang hanya 1 kali dalam 20 hari, atau 2 kali dalam 1 bulan jadi dapat dikatakan kurang tersedianya bahan baku yang dibawa oleh pemasok ke Jorong Lakuek tersebut.

Pemasok menjual bahan baku tersebut kepada pengrajin rotan (katidiang) 1 batang rotan seharga Rp.500, pengrajin rotan (katidiang) kebanyakan membutuhkan rotan 200 batang dalam 1 minggu, jadi 200 batang seharga Rp. 100.000. Pemasok mengambil bahan baku dari berbagai luar daerah Kabupaten Solok yakni Muaro Labueh (Kabupaten Solok Selatan) dan Sikabau (Kabupaten Damasraya).

Selain dari Bang Keok yang menyediakan bahan baku yang berupa rotan ini, ada juga 1 orang lagi yang menyediakan bahan baku kepengrajin rotan (katidiang)yang ada di Jorong Lakuek Nagarai Bukit Sileh, yakni Bapak Radialman. Bapak Radialman juga pemasok bahan baku di Jorong Lakuek tapi bertahan hanya sementara dan kembali membeli bahan bakunya ke Bang Keok, itu semua disebabkan karena Bapak Radialman membawa bahan baku nya hanya sedikit itupun pengrajin rotan (katidiang) sebagian tidak mendapatkan bahan baku tersebut, selain dari itu bahan baku yang bapak Radialman jual cukup mahal, dalam artian lebih mahal dibandingkan dengan harga yang Bang Keok jual kepada pengrajin rotan (katidiang). Maka dari itu para pengrajin rotan berfikir lebih baik membeli bahan baku kepada Bang Keok saja.Dan Ketersediaan bahan baku yang ada di Jorong Lakuek Nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok bisa dikatakan kurang tersedia karena bahan baku berupa rotan tersebut tidak rutin datang atau tidak tetap.

2. Jaringan kerja pengrajin rotan (katidiang)

Pada dasarnya jaringan kerja merupakan jaringan suatu kontrol proyek dimana proyek tersebut diuraikan dalam suatu pekerjaan yang dinamakan kegiatan atau aktivitas. Dimana kegiatan bagian dari proyek yang menggunakan waktu, usaha, tenaga, dana dan sumber lainnya. Didalam kelompok pengrajin rotan (katidiang) ini merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan sehari-hari oleh kelompok pengrajin rotan (katidiang) tersebut.

Untuk melakukan kegiatan ini harus ada perencanaan terlebih dahulu atau harus ada penyusunan dalam kegiatan atau pekerjaan tersebut. Dimana pekerjaan apa yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai, dan pekerjaan apa yang kemudian mengikutinya. Dalam mengerjakan suatu kegiatan membuat kerajinan rotan (katidiang) ini juga ada penyusunan agar dapat

(7)

menyelesaikan kerajinan rotan dengan waktu dan penyelesaian yang semaksimal mungkin.

Dalam jaringan kerja atau aktivitas yang terjadi dalam proses pembuatan kerajinan rotan (katidiang) yang dilakukan oleh kelompok pengrajin, harus berdasarkan urutan-urutan sistematis agar penyelesaiannya tersusun. Dimana pekerjaan apa yang harus diselesaikan dahulu sebelum pekerjaan yang lain dimulai.

2.1. Jaringan Meso

Pada dasarnya jaringan meso merupakan hubungan yang dibangun para aktor dengan atau didalam kelompok sehingga terbentuk suatu ikatan. Dimana ikatan antara penjual dan pembeli terjalin hubungan yang cukup akrab karena adanya rasa persaudaraan dan kekerabatan antara kedua belah pihak. Pada penelitian ini ditemukan jaringan meso antara pemilik industri rotan (katidiang) dengan pemasok bahan baku yang saling bekerjasama dalam sebuah transaksi. Fungsi jembatan pada tataran meso jaringan dapat dilihat melalui daya hubungan atau kekuatan relasi yang dimiliki seseorang karena keanggotaannya pada suatu kelompok untuk dipergunakan dalam menjalani kehidupan dan memanfaatkan sumber daya yang ada, melalui interaksi dan komunikasi yang baik sehingga terbentuknya ikatan atau terbangunnya sebuah hubungan kerja antara pemasok bahan baku dengan pengrajin rotan sekaligus pemilik industri tersebut.

3. Pembagaian Tugas Kelompok Pengrajin Rotan

(Katidiang)

Pembagian tugas adalah pembagian-pembagian pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang ataupun kelompok dengan tujuan agar kegiatan atau proyek tersebut dapat terselesaikan dengan perencanaan waktu yang sebaik-baik mungkin.

Pembagian tugas yang dilakukan oleh kelompok pengrajin (katidiang) merupakan suatu perencanaan waktu, tenaga, dan usaha yang dapat menyelesikan proyek atau kegiatan proses pembuatan kerajinan rotan (katidiang) tersebut terselesaikan dengan waktu dan hari yang telah ditentukan. Dimana pembagian tugas ini dapat menyelesaikan proyek atau kegiatan ini sebaik-baik mungkin

.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 28 Mei 2016. Peneliti melihat dan mengamati proses pembuatan kerajinan rotan (katidiang). Dimana peneliti mengamati keluarga pengrajin rotan (katidiang) membagi tugas dalam mengerjakan katidiang tersebut, dimana seorang istri (Ibu) tugasnya adalah membilah-bilah rotan menjadi 3-4 bagian dan menganyam dasar menjadi katidiang. Dan tugas suami (ayah), menghaluskan rotan sehalus-halusnya setelah membilah-bilah rotan tersebut dan

memberi bingkai setiap sudut katidiangtersebut. Seorang anak tugasnya membantu menganyam yang paling dasar dan menganyam setengah berbentuk katidiang tersebut ini bagi anak perempuan, bagi anak laki-laki tugasnya hanya (mengaki) atau dengan artian memberi bingkai dibagian bawah katidiang tersebut.

4. Harapan Pengrajin Rotan (Katidiang) Kepada Pemasok

Harapan adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Harapan merupakan suatu yang ingin dicapai seseorang atau harapan berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, agar dapat terjadi. Dalam hal ini supaya tercapainya tujuan antara para aktor (kelompok) maka harus ada harapan-harapan dari masing-masing pihak yaitu harapan pengrajin/pemilik industri kerajinan rotan dan pemasok bahan setengah jadi tersebut. Disini peneliti hanya menuliskan harapan-harapan pengrajin rotan kepada pemasok bahan setengah jadi hanya perantara saja.

Dengan harapan yang dimiliki oleh pengrajin membuat pengrajin akan selalu melakukan kegiatan industri ini selagi bahan baku masih ada dibawa oleh pemasok dan selalu lancar maka dari itu pengrajin tidak akan menghentikan kerajinan rotan tersebut karena pemenuhan kebutuhan keluarga yang mereka butuhkan juga berasal dari hasil produksi industri tersebut. harapan-harapan yang disampaikan oleh pemilik industri rotan kepada pemasok adalah. 1) agar bahan baku/setengah jadi selalu dilancarkan, 2) agar bahan baku /setengah jadi selalu banyak keluarnya, 3) dan agar bahan baku/setengah jadi agar dapat menurun (murah).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa motivasi pengrajin rotan (katidiang) untuk melakukan industri rotan ini untuk mengisi waktu luang dan untuk menambah pendapatan keluarga karena tidak ada pilihan pekerjaan lain. Dan bahan baku yang mereka gunakan untuk kerajinan rotan (katidiang) tersebut didatangkan didaerah Solok Selatan dan Damasraya, dalam melakukan kerajinan rotan (katidiang) bahan bakunya dapat dikatakan kurang tersedia karena bahan baku berupa rotan ini datang tidak tetap atau tidak rutin.

Selain dari itu jaringan kerja/aktivitas pengrajin rotan dalam proses produksi industry kerajinan rotan (katidiang) dilihat dari lamanya

(8)

proses produksi adalah satu minggun, proses pembuatannya dengan anyaman tangan sendiri yang diawali dari bahan baku yang berupa rotan, kemudian membilah-bilah rotan, ini dilakukan oleh Ibu. Kemudian menghaluskan, dilakukan oleh Bapak. Kemudian menganyam dasar sampai menjadi katidiang, ini dilakukan oleh anak maupun Ibu,. Kemudian memberi bingkai, yang dilakukan oleh anak maupun Bapak. Pemasaran industri kerajinan rotan katidiang bisa dipasarkan secara langsung ditempat lokasi industry rotan tersebut dan bisa juga dipasarkan secara tidak langsung yaitu ditempat keramaian (pasar).

Saran

1. Untuk pemilik industri kerajinan rotan (katidiang). Produknya dipertahankan dan harus ditingkatkan lagi kreativitas seni pengrajin serta menghasilkan bentuk karya anyaman yang lebih menarik sebelumnya.

2. Untuk pemasok bahan baku dan bahan setengah jadi tolong beri kemudahan kepada pemilik industri kerajinan rotan (katidiang) di Jorong Lakuek untuk menstabilkan harga bahan baku tersebut agar mereka bisa berkembang.

3. Untuk pemerintah, tolong bantu para pemilik industri kecil seperti pengrajin rotan (katidiang) ini untuk bisa memperluas tempat penampungan hasil produksinya (pasarnya) dan berikan mereka pelatihan-pelatihan agar mereka bisa melakukan inovasi-inovasi terhadap produk-produk sebelumnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian bisa dijadikan bahan rujukan, acuan serta pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan peneliti sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: kencana.

Moraga, Panji. 2009 . Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.

Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi manajerial. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Sugiyono .2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1.1. Data Keluarga Pengrajin Rotan  (Katidiang) di Jorong Lakuek

Referensi

Dokumen terkait

yaitu jenis herbisida yang diaplikasikan pada lahan pertanian setelah tanaman budidaya tumbuh di lahan tersebut, dengan tujuan untuk menekan pertumbuhan gulma yang tumbuh

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Fungsi penting sebuah transistor adalah kemampuannya untuk menggunakan sinyal yang sangat kecil yang masuk dari satu terminal transistor tersebut untuk

Dengan adanya sistem e-grocery maka konsumen yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu dapat memanfaatkan jaringan internet yang terhubung ke website untuk

Apabila seseorang dilarang meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi, maka secara rasional lebih baik ia meminjamkannya kepada kalangan menengah dan

Hubungan antara kemampuan memori konsep struktur atom dengan hasil belajar siswa pada materi ikatan kimia kelas X IPA 5 SMA Terpadu Wira Bhakti Gorontalo

Penelitian ini bertolak dari kurangnya motivasi peserta didik pada pembelajaran sehingga nilai peserta didik pada materi klasifikasi makhluk hidup rata-rata di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan merek dan kepercayaan merek terhadap loyalitas merek pada perusahaan leasing sepeda motor di kota