• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

(IKU)

TAHUN 2016-2021

DINAS PANGAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN BANDUNG

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

DINAS PANGAN DAN PERIKANAN

Jl. Raya Soreang Km 17 Bandung Telp. (022) 5891695 Fax (022) 5891695 e-mail dispakan@bandungkab.go.id

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG

NOMOR : 050/988/Dispakan

TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasar 3 dan Pasal 4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Pangan dan Perikanan tentang Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(3)

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/20/M.PAN/141/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

7. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12;

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 62);

10. Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung Nomor 050/2654/BKPPP tanggal 27 Oktober 2016 tentang Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Pada Tahun 2016-2021 ialah sebagai berikut :

(4)

a. Ketersediaan energi dan protein per kapita; b. Konsumsi energi dan protein per kapita; c. Produksi Ikan;

d. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah e. Persentase asset dalam kondisi baik

KEDUA : Selanjutnya Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini, merupakan acuan yang digunakan pada Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung untuk menetapkan rencana kinerja tahunan, menyampaikan rencana kerja dan anggaran, menyusun dokumen penetapan kinerja, menyusun laporan akuntabilitas kinerja serta melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai dengan dokumen perencanaan;

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini maka akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Soreang Pada Tanggal : 22 Juni 2017

(5)

5

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, dan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung, menyebabkan banyak perubahan dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan baik dalam skala Nasional maupun Penyelenggaraan Pemerintahan di daerah pada khususnya. Hal pokok dari perubahan tersebut adalah cara pandang penyelenggaraan Pemerintahan yang dahulu cenderung bersifat sentralistik menjadi pemerintahan desentralistik dengan ditandai oleh pemberian otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah, selain itu pula diarahkan pada penyelenggaraan pemerintahan dengan mengacu pada good governance. Sistem pemerintahan ini melibatkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sebagai komponen utama yang berperan secara aktif dan sejajar sebagai mitra dalam pembangunan. Salah satu langkah mewujudkan hal tersebut diperlukan upaya terpadu dan sinergis menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih, masyarakat maju dan mandiri serta dunia usaha yang tangguh. Good Governance memiliki ciri-ciri efisien, efektif, demokratis, partisipatif, transparan, akuntabel, dan berlandaskan kerangka hukum yang adil. Salah satu bentuk pertanggungjawaban dan pelaksanaan pencapaian good governance ialah dengan melaporkan pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

Dalam melakukan evaluasi dan pelaporan tentunya memerlukan suatu standar atau indikator yang dijadikan tolak ukur keberhasilan dari suatu prose pembangunan atau kinerja yang dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu disusun suatu indikator pada Dinas Pangan dan Perikanan yang dapat menggambarkan hasil kinerja dinas serta menunjukan peran serta eksistensi dinas sesuai dengan tugas dan pungsi yang dibebankan pada Dinas Pangan dan Perikanan sesuai dengan aturan yang ada. Indikator kinerja yang ditetapkan selain digunakan untuk mengukur keberhasilan kinerja suatu perangkat daerah, ukuran tersebut merupakan suatu bentuk pertanggung jawaban dinas pada masyarakat.

b. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penetapan Indikator Kinerja Utama pada Dinas Pangan dan Perikanan ialah sebagi berikut:

(6)

6

1. Mengukur tingkat keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan serta sasaran strategis dari Dinas Pangan dan Perikanan.

2. Bentuk Pertanggungjawaban Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang berdampak pada pembangunan Kabupaten Bandung serta bermanfaat untuk masyarakat Kabupaten Bandung 3. Sebagai alat evaluasi untuk perbaiikan dan peningkatan kinerja dan peningkatan

akuntabilitas/transparansi kinerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung.

c. Landasan Hukum Penyusunan

Peraturan dan dasar hukum dalam penyusunan IKU Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung ialah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor PER/20/M.PAN/141/2007 tentang Pedoman Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

7. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun

(7)

2016-7

2021;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 12);

9. Peraturan Bupati Bandung Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2016 Nomor 62);

10. Keputusan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bandung Nomor 050/2654/BKPPP tanggal 27 Oktober 2016 tentang Penetapan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021.

(8)

8

BAB II

PENGERTIAN INDIKATOR KINERJA

a. Definisi Indikator Kinerja

Dewasa ini sistem perencanaan, monitoring evaluasi, dan pelaporan suatu kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah haruslah berbasis kinerja (hasil, manfaat) bukan hanya output saja yang menjadi ukuran. Sehingga dalam rangka peningkatan kinerja serta lebih menekankan akuntabilias kinerja, setiap Instansi Pemerintah wajib menetapkan indikator kinerja utama (IKU) di lingkungan instansi masing-masing. Indikator Kinerja Utama adalah ukuran/gambaran keberhasilan dari suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian tentang indikator kinerja sangat lah banyak diantaranya:

a) lndikator adalah variabel-variabel yang mengindikasikan atau memberi petunjuk kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan (Green, 1992);

b) lndikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung (WHO, 1981).

Sehingga berdasarkan beberapa definis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa indikator ialah suatu ukuran yang memberikan informasi mengenai perubahan-perubahan yang terjadi baik yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Indikator juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan perencanaan yang lebih terarah dan sesuai dengan kondisi yang ada pada masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian-pengertian atau definisi-definisi di atas, maka pengertian indikator kinerja dapat dipahami seperti di bawah ini:

a) lndikator kinerja adalah sesuatu yang dijadikan alat ukur kinerja atau hal yang dicapai.

b) lndikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan. lndikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, mengenai apa yang diukur untuk menentukan apakah tujuan sudah tercapai. c) lndikator kinerja adalah sesuatu yang mengindikasikan terwujudnya kinerja yang

diinginkan.

d) lndikator kinerja adalah ukuran kinerja yang digunakan untuk mengetahui perkernbangan upaya dalam mencapai hasil dan hasil kerja yang dicapai .

(9)

9

e) lndikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang ditetapkan organisasi.

Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex-ante),tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (ex-post). Selain itu, indikator kinerja digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari organisasi unit kerja yang bersangkutan menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategis. Dengan demikian, tanpa indikator kinerja, sulit bagi kita untuk menilai kinerja (keberhasilan atau ketidak berhasilan) kebijakan/program/kegiatan dan pada akhirnya sulit juga untuk menilai kinerja instansi unit kerja pelaksananya.

b. Syarat dan Kriteria Indikator Kinerja

Agar suatu proses pembangunan atau kegiatan yang dilakukan kinerjanya dapat terdefinisikan dengan baik maka diperlukan indikator-indikator yang bersifat exact dan terukur dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka Indikator yang baik haruslah memiliki kriteria sebagai berikut:

a) Spesifik, yaitu jelas dan terfokus sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda;

b) Dapat dicapai (Measurable), yaitu dapat diukur/dikuantifikasi secara obyektif; c) Relevan, yaitu selaras dengan sasaran dan kegiatan yang akan

diukur menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur; d) Dicapai dalam kurun waktu tertentu yang telah ditetapkan.

Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) diharapkan dapat memberikan informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam penyelenggaraan manajemen kinerja secara baik, dan sebagai dokumen tolak ukur kinerja utama dalam pencapaian target.

c. Tipe dan Jenis lndikator Kinerja

Berdasarkan tipenya, indikator kinerja dapat dibagi menjadi: a) Kualitatif,menggunakan skala (misal: baik, cukup, kurang);

b) Kuantitatif absolut: menggunakan angka absolut (misal: 30 orang, 80 unit); c) Persentase: menggunakan perbandingan angka absolut dari yg diukur dengan

(10)

10

d) Rasio: rnembandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait (misal: rasio jumlah guru dibandingkan jumlah rnurid);

e) Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal: rata-rata biaya pelatihan per peserta dalarn suatu diklat);

f) Indeks: angka patokan dari beberapa variabel kejadian berdasarkan suatu rumus tertentu (misal: indeks harga saharn, indeks pembangunan manusia).

(11)

11

BAB III

GAMBARAN UMUM DINAS PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANDUNG

Visi dan Misi

Proses pembangunan pertanian tidak terlepas dari program pembangunan pemerintah Kabupaten Bandung. Tahun 2016 merupakan tahun awal pembangunan pada rencana jangka menengah Kabupaten Bandung yaitu tahun 2016-2021. Sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu menengah maka disusun Renstra Tahun 2016-2021 sesuai dengan yang diamanatkan dalam peraturan maupun perundang-undangan. Tujuan dari penyusunan Renstra itu sendiri ialah sebagai acuan pelaksanaan kebijakan dan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada dinas-dinas yang menangani Urusan Pertanian.

Berdasarkan peraturan perundangan yang baru maka Visi dan Misi hanya dibuat pada level kepala daerah (Kabupaten/Kota), sehingga Dinas Pangan dan Perikanan juga menggunakan Visi Misi Kepala daerah terpilih yaitu:

Visi : Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan’.

Misi :

1. Misi Pertama : Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan 2. Misi Kedua : Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan 3. Misi Ketiga : Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata

ruang wilayah dengan memperhatikan aspek kebencanaan 4. Misi Keempat : Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

5. Misi Kelima : Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif

6. Misi Keenam : Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup 7. Misi Ketujuh : Meningkatkan Kemandirian Desa

8. Misi Kedelapan : Meningkatkan reformasi birokrasi

9. Misi Kesembilan : Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah

Adapun Dinas Pangan dan Perikanan termasuk pada misi ke-lima dimana yang menjadi sasaran utamanya yaitu : ”Meningkatnya Kondisi Ketahanan

(12)

12

Dinas Pangan dan Perikanan adalah salah satu lembaga teknis daerah di Kabupaten Bandung dan dibentuk melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2016, tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung.

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 90 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung, memiliki Tugas Pokok yaitu: memimpin, mengatur, merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang Pangan dan Perikanan.

Untuk menjalankan Tugas Pokok tersebut, Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung memiliki fungsi sebagai berikut:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(13)
(14)

14

BAB IV

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Berdasarkan atas Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan merupakan kewenangan serta tanggungjawab pada Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung, maka ditetapkan beberapa indikator utama sesuai dengan visi, misi, uraian tugas pokok dan fungsi Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung yang berupa kuantitas yang lebih jelas dan nyata dari setiap program kerja dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2016 - 2021. Adapun uraian indikator Kinerja Utama yang ditetapkan ialah sebagai berikut:

(15)

15

Sasaran/Outcome

/Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penanggung Jawab

Cara Perhitungan

Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Sekretariat

Hasil Evaluasi AKIP sesuai dengan PERMENPAN No 20/2013 tentang Juklak Evaluasi AKIP

Persentase asset dalam kondisi baik

Aset dalam Kondisi Baik = 100% - (Nilai Aset Rusak x 100%) Nilai Aset Baik

Meningkatnya Kuantitas produksi dan konsumsi pangan

- Ketersediaan energi

dan protein per kapita

- Konsumsi energi dan

protein per kapita

1. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan 2. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

Ketersediaan energi (kkal/kap/hr) = kontribusi E pangan A x sasaran capaian E 100

Ketersediaan protein (gr/kap/hr) = sasaran ketersediaan pangan A (kkal/kap/hr) x 100 BDD x kandungan energi tiap gr pangan

• Perhitungan konsumsi energi dan protein dari bahan-bahan yang diketahui

kuantitasnya:

KEPRTH = jumlah (BME 7 gr/7/100 xNEPBM)

KEPRTH = Konsumsi eenrgi protein rumah tangga per hari BME 7 gr = Belanja masing-masing bahan makanan dalam 7 hari 7 = 7 hari

NEPBM = Nilai energy protein per 100 gr bahan (dari DKBM)

• Perhitungan konsumsi energy dan protein dari bahan yang hanya diketahui

harganya:

Estimasi konsumsi zat gizi (energy atau protein) = (Hbtb x Nbdb) / Hbdb Hbtb: Harga bahan yang tidak dapat diketahui beratnya

Hbdb: Harga bahan yang dapat diketahui beratnya

Nbdb: Nilai gizi bahan yang langsung maupun tidak langsung diketahui beratnya

Produksi Ikan 1. Bidang Perikanan Budidaya

2. Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha Perikanan

% Peningkatan Produksi = (Produksi akhir tahun - produksi tahun sebelumnya)/ Produksi tahun sebelumnya x 100%; dimana {Produksi Ikan Konsumsi = Luas Lahan x Produktivitas Lahan Perkomoditas Ikan}

(16)

16

BAB V PENUTUP

Indikator Kinerja Utama (IKU) di instansi pemerintah khususnya dilingkungan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung ditetapkan sebagai dasar untuk menilai atau mengukur tingkat kinerja suatu program yang dijalankan unit kerja. Pengukuran Kinerja dilakukan untuk mengelola kinerja agar organisasi dapat mencapai sasaran yang sudah ditetapkan dengan hasil yang baik dan kinerja yang tinggi.

Setelah ditetapkannya Indikator Kinerja Utama secara formal, maka diharapkan akan dapat diukur mengenai kinerja sehingga dengan IKU tersebut maka penyelenggaraan manajemen kinerja dilakukan secara baik, dengan hasil yang lebih baik. Selain itu, Informasi yang diperoleh akan dipakai acuan dalam membuat keputusan-keputusan yang dapat memperbaiki kegagalan, mempertahankan keberhasilan dan meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.

(17)

17

LAMPIRAN I

NOMOR : 050/988/dispakan TANGGAL : 22 Juni 2017

PERIHAL : INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PANGAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016-2021

Sasaran/Outcome

/Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama Penanggung Jawab Sumber data

Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Sekretariat

Inspektorat Persentase asset dalam

kondisi baik

Data asset DISPAKAN Meningkatnya kuantitas

produksi dan konsumsi pangan

- Ketersediaan energi dan protein per kapita - Konsumsi energi dan

protein per kapita

1. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan

2. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan

Data Pokok Tahunan

Produksi Ikan 1. Bidang Perikanan Budidaya

2. Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha Perikanan

Data Pokok Tahunan

(18)

18

LAMPIRAN II

NOMOR : 050/988/dispakan TANGGAL : 22 Juni 2017

PERIHAL : INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DAN TARGET KINERJA DINAS PANGAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017

Sasaran/Outcome /Kinerja

Utama Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan

Nilai Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah persen 67

Persentase asset dalam

kondisi baik Persen 80

Meningkatnya kuantitas

produksi dan konsumsi pangan

Ketersediaan energi dan protein per kapita

Kkal 2.233

Gr 66.7

Konsumsi energi dan protein per kapita

Kkal 2.000

Gr 51

Produksi Ikan Ton 13.485,82

. D A D A N G H E R M A W A N

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap terakhir adalah tahap yang menentukan perubahan sosial pada seorang salik, yaitu tahapan tindakan (internalisasi), pada tahap ini merupakan suatu hasil

Dari visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di atas kemudian dirumuskan IKU yang merupakan ukuran keberhasilan Dinas Kesehatan dalam mencapai tujuan

Dari 20 indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai pada tahun 2017 sama dengan kinerja tahun sebelumnya, 9

Untuk website yang menggunakan software open source (gratis), Anda biasanya bisa melihat ada sebuah link pada bagian footer ke website pembuat software tersebut.. Cara kedua,

- Dibandingkan dengan proses dehidrasi metanol yang berasal dari gas alam yang tidak dapat diperbaharui, bahan baku untuk proses yang dimulai dari gasifikasi

Bagaimana rancangan formula optimum dengan konsentrasi SSG sebagai bahan penghancur dan konsentrasi PVP K-30 sebagai bahan pengikat yang secara teoritis memiliki

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Nilai Gizi Komposit Tepung Sukun dan

Diterimanya H3 memiliki arti bahwa sikap evaluatif penonton yang menganggap bahwa ada kesesuaian antara aktor dengan merek yang berasosiasi dengannya selama drama