• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Penyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Penyusun"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya, maka modul untuk mata diklat Merancang Karya Ilmiah dapat diselesaikan..

Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2012 pasal 46 ayat 2 yang menyatakan bahwa, hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan oleh Perguruan Tinggi. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi seorang dosen untuk mempublikasikan karya ilmiah minimal satu artikel dalam satu semester. Selain untuk meningkatkan kualitas mengajar dosen, mempublikasikan karya ilmiah juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk kenaikan pangkat jabatan fungsional dosen sehingga dosen diwajibkan menulis dan mempublikasikan suatu karya tulis baik hasil penelitian maupun masalah yang timbul dari kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, dosen perlu mengetahui konsep, tata cara, dan kiat-kiat dalam merancang karya ilmiah.

Harapan kami, dosen sebagai salah satu civitas akademik perguruan tinggi dapat tercerahkan terkait merancang publikasi hasil penelitian. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat dan membantu mereka menjalankan perannya dengan integritas yang tinggi.

Jakarta, Juli 2018

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Deskripsi Singkat ... 3

C. Capaian Pembelajaran ... 3

D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan ... 3

BAB II MERANCANG KARYA ILMIAH ... 4

A. Merancang Buku ... 4

1. Konsep Buku ... 4

2. Tata Cara Penulisan Buku ... 7

3. Kiat-kiat Merancang Buku ... 11

4. Rangkuman ... 14

5. Latihan ... 14

B. Merancang Monograf ... 15

1. Konsep Monograf ... 16

2. Tata Cara Penulisan Monograf ... 17

3. Kiat-kiat Merancang Monograf ... 30

4. Rangkuman ... 32

5. Latihan ... 33

BAB III PENUTUP ... 34

A. Rangkuman ... 34

B. Evaluasi ... 35

C. Tindak Lanjut Pengembangan ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Revolusi industri 4.0 dan reformasi birokrasi menjadi hal yang saling berkaitan di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sesuai dengan arahan Menristekdikti. Perubahan-perubahan segala sesuatu dari yang konvensional menjadi digital diharapkan mampu mendukung reformasi birokrasi, yaitu menjadi lebih better, faster, dan cheaper. Salah satu contohnya adalah peubahan buku-buku dari yang berbahan cetak menjadi digital mampu menghemat anggaran dengan catatan sumber daya manusia untuk mengembangkannya juga harus memadai.

Dosen sebagai salah satu pihak yang berada di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi adalah pihak yang sangat terkait dengan revolusi industri 4.0 yaitu untuk membantu mengembangkan sumber daya masyarakat Indonesia ke arah yang lebih baik dalam hal ini mahasiswa agar mampu mengikuti perkembangan ke arah revolusi industri 4.0. Dosen harus memberikan layanan prima kepada masyarakat khususnya mahasiswa sesuai dengan arahan Menristekdikti.

Salah satu program untuk mengembangkan profesionalisme dosen terutama dalam peningkatan keterampilan pedagogis adalah Pekerti & AA. Pekerti atau Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional diperuntukan untuk dosen muda, sedangkan Program Applied Approach (AA) untuk dosen senior. Program AA dikembangkan sejak 1987 dan Program PEKERTI dikembangkan sejak tahun 1993. Pekerti & AA perlu dilaksanakan dalam mengembangkan profesionalisme dosen karena kurikulum yang ditetapkan oleh Dikti sejalan dengan amanat UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menyatakan bahwa, beban kerja dosen mencakup kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan proses, penilaian hasil pembelajaran, pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian. Di samping itu,

(5)

Arahan Menristekdikti bahwa dosen tidak hanya asyik mengajar, akan tetapi harus menjalankan tridharma perguruan tinggi. Program Pekerti dan AA lebih menitikberatkan pada salah satu tridharma yaitu terkait mengajar. Sedangkan untuk program pemerintah terkait penelitian dan pengabdian masyarakat belum terlaksana. Salah satu tridharma yang menjadi penting adalah penelitian. Oleh karena itu kompetensi dosen dalam penelitian perlu ditingkatkan, salah satunya dengan cara menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk jabatan fungsional dosen dalam hal penelitian.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dosen adalah melakukan penelitian sebagai unsur dari tridharma peguruan tinggi. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh dosen perlu dipublikasikan sebagai langkah dalam pengembagan keterampilan menulis dosen. Oleh karena itu diperlukan suatu bahan ajar untuk dosen dalam kaitannya dengan merancang publikasi hasil penelitian untuk dosen.

Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2012 pasal 46 ayat 2 yang menyatakan bahwa, hasil penelitian wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dan/atau dipatenkan oleh Perguruan Tinggi, kecuali hasil Penelitian yang bersifat rahasia, mengganggu, dan/atau membahayakan kepentingan umum. Oleh karena itu menjadi kewajiban bagi seorang dosen untuk mempublikasikan karya ilmiah minimal satu artikel dalam satu semester. Selain untuk meningkatkan kualitas mengajar dosen, memplubikasikan karya ilmiah juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk kenaikan pangkat jabatan fungsional dosen.

Mempublikasikan suatu karya ilmiah bagi dosen, misalnya dalam bentuk artikel untuk dipublikasikan dalam jurnal membutuhkan prosedur yang runtut yang harus dipahami oleh dosen. Oleh karena itu dengan modul ini diharapkan mampu membantu dosen dalam mempublikasikan hasil penelitiannya.

(6)

B. Deskripsi Singkat

Penelitian merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh dosen dan merupakan salah satu tridharma perguruan tinggi yang harus dipenuhi oleh dosen. Salah satu langkah awal dalam publikasi karya ilmiah adalah mengetahui konsep, tatacara, dan kiat-kiat merancang karya ilmiah. Oleh karena itu perlu untuk dipelajari dan dipahami hal yang berkaitan dengan prosedur publikasi karya tulis ilmiah.

C. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, capaian pembelajaran yang akan dicapai adalah:

1. Mampu menjelaskan konsep buku teks/buku ajar, tata cara penulisan buku ajar/buku teks, dan kiat-kiat merancang buku teks/buku ajar

2. Mampu menjelaskan konsep monograf, tata cara penulisan monograf, dan kiat-kiat merancang monograf

D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Merancang Buku

a. Konsep Buku

b. Tata Cara Penulisan Buku c. Kiat-Kiat Merancang Buku 2. Merancang Monograf

a. Konsep Monograf

b. Tata Cara Penulisan Monograf c. Kiat-Kiat Merancang Monograf

(7)

BAB II

MERANCANG KARYA ILMIAH A. Merancang Buku

1. Konsep Buku

a. Buku Teks/Buku Ajar

Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti (2017: 71) menjelaskan bahwa buku teks dan buku ajar adalah sama. Buku ajar atau buku teks (textbook) merupakan manual untuk pengajaran dalam suatu cabang ilmu sebagai pegangan untuk suatu mata kuliah dan sarana pengantar ilmu pengetahuan. Buku ajar dibuat dengan bahasa yang mudah dimengeti oleh mahasiswa dengan banyak ilustrasi untuk memperjelas konsep, biasanya tersedia soal latihan dan penugasan.

Penjelasan lain yang hampir serupa mengenai buku teks dikemukakan oleh Awaludin (2017: 6) yang mengatakan bahwa buku teks adalah buku yang berisi materi-materi yang digunakan oleh dosen sebagai pedoman dalam mengarahkan semua aktivitas mahasiswa dan mengevaluasi pencapaian keberhasilan mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran. Buku teks merupakan salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam pembelajaran di kelas. Keberadaan buku teks merupakan bagian penting dalam suatu sistem pembelajaran, karena bila keberadaannya tidak dipenuhi akan menghambat sistem lainnya. Berdasarkan

pengertian-Setelah pembelajaran selesai peserta dapat menjelaskan

Konsep Buku, Tata Cara Penulisan Buku, dan Kiat-Kiat Merancang Buku

(8)

pengertian yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa buku ajar atau buku teks adalah naskah yang ditulis oleh pakar suatu bidang sebagai pegangan dosen dalam mata kuliah tertentu sebagai sarana pengantar ilmu pengetahuan dan diterbitkan secara resmi.

Karakteristik dari buku ajar ajar menurut Pedoman Operasional Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen Tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Berusaha menimbulkan minat baca, dan memotivasi mahasiswa untuk belajar.

Dirancang dan ditulis untuk mahasiswa.

Disusun untuk digunakan oleh dosen dan mahasiswa (pasar terbatas).

Disusun secara fleksibel, sistematis, terstruktur, berdasarkan kebutuhan

mahasiswa dan kompetensi akhir yang diharapkan.

Fokus pada pemberian

kesempatan mahasiswa berlatih. Memberi rangkuman.

Gaya penulisan komunikatif. Ada umpan balik.

Mengakomodasi kesulitan belajar mahasiswa.

Memiliki penjelasan cara mempelajari bahan ajar.

(9)

b. Buku Referensi

Buku referensi merupakan buku yang memuat suatu kompendium (himpunan) informasi, biasanya spesifik, yang dikumpulkan dalam bentuk buku untuk kemudahan referensi (acuan). Orang tidak perlu membaca dari awal sampai akhir untuk mendapatkan informasi yang dicari. Gaya penulisan umumnya seperti indeks atau daftar Edisi buku dapat dimutakhirkan, umumnya tahunan. Buku referensi di perpustakaan biasanya tersimpan di bagian Reference Book dan tidak diperbolehkan dipinjam (kecuali untuk difotokopi); hanya boleh dibaca di tempat. Tulisan dalam buku referensi berisi substansi yang pembahasannya hanya pada satu bidang kompetensi penulis. Isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah yang utuh, yaitu adanya rumusan masalah yang mengandung nilai kebaruan, metode pemecahan masalah, dukungan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas, serta ada kesimpulan dan daftar pustaka (Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, 2017: 71).

c. Modul

Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh dosen mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah. Modul biasanya disusun lebih ringkas dan secara tampilan kurang professional karena tidak diterbitkan oleh penerbit buku, melainkan hanya oleh penulis atau penerbit kampus dan tanpa melalui proses penyuntingan.

Saat ini telah banyak berkembang buku dalam format pdf atau e-book, seiring dengan perkembangan zaman dan kaitannya dengan revolusi industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah. Buku yang dikemas dalam bentuk digital tersebut dapat mendukung terlaksanakan pembelajaran secara daring/online. Berkembangnya buku digital tersebut tentunya dengan tidak merubah susunan atau sistematika buku ajar atau buku teks pada umumnya. Utama (2014: 6) mengemukakan bahwa format buku ajar yang baik adalah yang

(10)

sesuai dengan ketentuan UNESCO, yaitu maksimal ukuran kertas A4 (21, 29,7 cm) dengan jumlah minimal 49 halaman. Contoh dari format buku teks/buku ajar adalah sebagai berikut:

2. Tata Cara Penulisan Buku

Unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam menulis buku menurut Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual (2017: 79-89) adalah sebagai berikut: B u k u Aj ar

Bagian Depan (Front Matter)

Sampul dan Nama Penulis

Karya Cipta

Prakata (Preface)

Daftar Isi/Daftar Tabel/Daftar Gambar

Bagian Isi (Batang Tubuh)

Bagian Belakang (Back matter)

Ungkapan Penghargaan (opsional)

Indeks

Glosarium (opsional)

Daftar Acuan

Bibliografi (opsional)

Lampiran (opsional)

Biografi Penulis (opsional)

(11)

a. Bagian Depan (Front Matter) 1) Sampul dan Nama Penulis

Sampul depan umumnya mencakup judul buku, nama penulis, dan lembaga penerbitan. Sampul luar dapat memberikan informasi sinopsis, baik mengenai isi buku maupun daftar riwayat hidup singkat penulis. Sampul dalam sama dengan sampul depan isinya, namun ada penambahan yaitu informasi nama editor/dewan editor, lembaga, kota, dan tahun penerbitan, jumlah halaman, dan informasi lainnya.

2) Karya Cipta

Karya cipta berisi informasi mengenai hak kepemilikan baik penulis maupun penerbit, International Standard Book Number (ISBN) dan apabila ada nomor call number library/International Standard

Bibliographic Description (ISBD) sesuai dengan sistem yang diadopsi

oleh badan/lembaga penerbitan yang bersangkutan. 3) Prakata (Preface)

Secara umum prakata sebuah buku ajar berisi mengapa buku itu ditulis, termasuk alasan jika buku direvisi dari terbitan sebelumnya; apa kelebihan dari buku tersebut bila dibandingkan dengan yang ada; siapa sasaran pengguna; apa prasyarat pengguna; bagaimana membagi bab; adakah pesan untuk mahasiswa agar dapat menggunakan buku dengan efektif; adakah pesan untuk dosen agar dapat menggunakan buku dengan efektif; adakah buku atau sarana pendamping lain; dan ucapan terima kasih.

4) Daftar Isi/Daftar Tabel/Daftar Gambar

Bagian ini merupakan daftar muatan sebuah buku yang dapat ditelusuri hingga ke bagian halaman, mencakup daftar bagian bab atau turunannya dari isi buku, dan apabila ada daftar pendukung lainnya, seperti daftar tabel, gambar, dan ilustrasi mulai dari halaman sampul sampai halaman penutup buku.

(12)

b. Bagian Isi (Batang Tubuh)

Bagian ini berisi keseluruhan topik yang dibicarakan, diuraikan secara runut dalam bentuk tulisan per bagian bab dan subbab serta bagian-bagian kecil bab lainnya yang disertai dengan berbagai format ilustrasi pendukung. Struktur dari setiap bab atau turunannya mencerminkan jumlah informasi yang disajikan oleh penulis, jumlah suatu perbandingan yang dibuat, baik di antara maupun di dalam setiap bab atau turunannya dan tingkat kepentingan pengungkapan dari setiap topik di dalam struktur bab badan isi buku.

c. Bagian Belakang (Back matter) 1) Ungkapan Penghargaan (opsional)

Apabila ucapan penghargaan akan ditampilkan, isinya mengungkapkan rasa terima kasih penulis terhadap berbagai pihak: individu, lembaga, narasumber, atau lainnya yang dianggap berkontribusi positif selama penyusunan dan penerbitan buku. Bagian ini juga memuat daftar narasumber sebagai pemegang hak cipta atas berbagai bentuk ilustrasi (foto, grafik, tabel, dan lain-lain) yang digunakan di dalam buku, tidak termasuk yang telah disitasi dan dicantumkan dalam daftar acuan.

2) Indeks

Indeks merupakan sederet susunan kata/istilah yang terkandung dalam buku yang menjadi kata penting/kata kunci bagi pembaca. Indeks disusun secara abjad (alfabetis) dan diikuti dengan penempatan keterangan halaman.

3) Glosarium (opsional)

Glosarium merupakan kamus singkat, berupa kumpulan penjelasan atau keterangan atas singkatan/kata-kata/istilah teknis tertentu. Glosarium disusun secara alfabetis.

(13)

4) Daftar Acuan

Daftar acuan mengandung sumber informasi yang ada di dalam buku ilmiah dan kompilasi sitasi dari berbagai sumber yang lebih dahulu terbit. Dengan demikian, informasi yang disampaikan dalam isi karya ilmiah tidak harus selalu buah pikiran penulis seluruhnya. Untuk itu semua sumber asli hasil sitasi harus dicantumkan dengan lengkap dalam daftar acuan.

5) Bibliografi (opsional)

Bibliografi merupakan kumpulan sumber informasi di luar format hasil karya tulis yang sudah dicantumkan dalam daftar acuan dan juga merupakan sumber informasi lain mengenai gagasannya yang dipelajari dan didapatkan untuk penulisannya di dalam buku.

6) Lampiran (opsional)

Lampiran merupakan suatu informasi tambahan di luar dari apa yang telah tercantum di dalam isi/badan buku. Lampiran dapat berupa tambahan informasi dengan segala bentuk format tampilannya, yang lebih memperjelas apa yang telah disitasi di dalam isi buku.

7) Biografi Penulis (opsional)

Biografi penulis biasanya berisi profil singkat penulis maupun editor buku yang mencakup latar belakang pendidikan, pengalaman penelitian, pekerjaan, publikasi, dan pengalaman lainnya yang terkait dengan bidang keahlian yang tertuang dalam buku untuk meyakinkan pembaca bahwa isi buku ditulis oleh pakar di bidangnya.

8) Sampul Belakang Buku (opsional)

Sampul buku bagian belakang biasanya berisi informasi terkait pentingnya membaca buku yang ditulis guna meyakinkan pembaca dan sebagai ajang promosi. Biasanya diberikan testimoni dari orang yang

(14)

berpengaruh dan mereka yang telah membaca buku tersebut sehingga memberikan pernyataan keunggulan buku yang diterbitkan.

3. Kiat-Kiat Menulis Buku Teks atau Buku Ajar

Dalam menulis buku teks atau buku ajar kita perlu memperhatikan banyak hal. Solikhah (2018) mengemukakan beberapa hal yang merupakan kiat-kiat atau strategi dalam menulis buku teks atau buku ajar adalah sebagai berikut:

a. Menulis dengan Bahasa Sendiri (Starting from Scratch)

Menulis dengan bahasa sendiri pada dasarnya adalah menulis dengan menggunakan gaya bahasa sendiri yang didasarkan pada hasil pemikiran dari dosen itu sendiri. Proses penulisan dengan cara ini dapat dimulai dengan pengumpulan terhadap informasi-informasi, memahaminya, kemudian melakukan kontemplasi dan kolaborasi pengertian-pengertian, kemudian menuangkannya ke dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa dosen itu sendiri.

Dosen ataupun profesi yang lain, dapat menulis dengan menggunakan cara ini, dengan asumsi bahwa dosen sebagai penulis dianggap sebagai pakar dalam bidangnya. Dalam artian memiliki kemampuan menulis sekaligus kemampuan dalam memahami kebutuhan mahasiswa, yang selanjutnya disebut sebagai pembaca.

Menulis dengan Bahasa Sendiri (Starting from Scratch)

Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging or Text Transformation)

Penataan Informasi (Compilation or Wrap Around Text)

(15)

Dosen sekaligus penulis sebagai seorang pakar dalam bidangnya dapat menulis dan menyusun bukunya sendiri. Akan tetapi dianjurkan untuk menulis dan menyusun dengan cara berkelompok atau berkolaborasi dengan beberapa dosen lain yang memiliki bidang keahlian sama (peer

group). Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas tulisan dan

pengayaan ide dalam menulis buku ajar itu sendiri.

b. Pengemasan Kembali Informasi (Information Repackaging or Text Transformation)

Menulis buku dengan cara pengemasan kembali informasi adalah cara yang paling banyak digunakan oleh dosen dalam menulis buku ajar, terutama buku ajar untuk perguruan tinggi. Dosen sebagai penulis tidak menulis dari awal (from nothing or from scratch), akan tetapi melalui pengemasan kembali informasi yang ada dengan kemasan baru dan melakukan penyuntingan terhadap buku-buku yang dipakai sebagai acuan. Dengan kata lain, menulis berdasarkan tulisan penulis lain atau sumber tulisan lain yang sudah ada sebelumnya.

Proses penulisan ini dimulai dengan melakukan pengkajian terhadap buku-buku acuan (buku referensi), menangkap pokok pikirannya, kemudian menuangkan dalam bentuk tulisan yang baru. Jika diperlukan dapat menampilkan satu pokok pikiran utuh dengan redaksi yang sama seperti dari sumbernya. Tentunya dengan menggunakan teknik-teknik pengutipan yang benar. Salah satu teknik pengutipan yang banyak digunakan dalam cara penulisan dengan mengemas kembali informasi adalah model Horward. Buku yang baik kutipannya tidak lebih dari 10 % dari keseluruhan isi buku itu sendiri. Selain itu, menjaga alur keseimbangan pemikiran yang diambil dari berbagai buku acuan adalah hal yang penting dari cara penulisan buku dengan pengemasan kembali informasi.

(16)

c. Penataan Informasi (Compilation or Wrap Around Text)

Selain kedua cara di atas, ada cara lain dalam menulis buku ajar yang menarik yaitu dengan melakukan kompilasi dari beberapa tulisan, buku, artikel, jurnal ilmiah atau bahkan majalah dengan tema tertentu yang sesuai dengan materi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Cara ini dikenal dengan cara penataan informasi (compilation or wrap

around text) atau proses pengembangan bahan ajar melalui penataan

informasi (kompilasi).

Pada dasarnya cara menulis buku ajar dengan cara penataan informasi memiliki proses penulisan yang hampir sama dengan proses pengemasan kembali informasi. Akan tetapi, dalam proses penataan informasi, dosen sebagai penulis tidak melakukan perubahan terhadap bahan tulisan diambil dari buku teks, materi audio visual dan informasi lain yang ada di lingkungan sekitar. Melainkan hanya menyusunnya kembali sesuai kebutuhan dan urutan dalam penulisan buku ajar tersebut.

Sebagai tambahan, berikut ini disediakan video tentang bagaimana cara menemukan ide dalam menulis:

Video 2.1. Kenapa Saya Menulis? (Besari, 2018). Dengan link:

https://www.youtube.com/watch?v=3ZoLtHcANXg

Video 2.2. 6 Tips Menemukan Ide dalam Menulis (Bandhu, 2017). Dengan link: https://www.youtube.com/watch?v=BjwRneJd-to

(17)

4. Rangkuman

Buku teks atau buku ajar adalah naskah yang ditulis oleh pakar suatu bidang sebagai pegangan dosen dalam mata kuliah tertentu sebagai sarana pengantar ilmu pengetahuan dan diterbitkan secara resmi. Buku referensi merupakan buku yang memuat suatu kompendium (himpunan) informasi, biasanya spesifik, yang dikumpulkan dalam bentuk buku untuk kemudahan referensi (acuan). Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh dosen mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini telah banyak buku ajar yang beralih dari cetak ke digital atau e-book. Buku tersusun dari tiga komponen, yaitu bagian depan yang berisikan sampul, karya cipta, prakata dan daftar isi/tabel/gambar; bagian isi; dan bagian belakang yang berisikan ungkapan penghargaan, indeks, glosarium, daftar acuan, bibiliografi, lampiran, biografi dan sampul belakang. Buku dapat kita rancang dengan strategi: menulis dengan bahasa sendiri; pengemasan kembali informasi yang baik; dan penataan informasi yang baik.

5. Latihan

Bentuklah kelompok dengan masing-masing kelompok berisikan 4 anggota. Carilah sebuah buku ajar/buku teks di internet (dalam format

ebook/pdf) kemudian jelaskan tiap komponennya (screenshot per

(18)

B. Merancang Monograf

1. Konsep Monograf

Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual (2017: 73) mengemukakan bahwa monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu topik dalam satu bidang ilmu. Monograf merupakan tulisan tentang satu subjek, biasanya oleh penulis tunggal dan dibedakan dari jurnal yang terbit secara berkala. Pengertian senada dikemukakan oleh Hidayat (2018: 21) bahwa monograf adalah sebuah tulisan ilmiah dalam bentuk esai atau buku pada subjek yang spesifik dan sering kali terbatas. Monograf ditulis oleh spesialis untuk kepentingan spesialis lain dan menuntut standar keilmiahan tinggi. Kebanyakan naskah monografi ditinjau dan diedit secara kritis sehingga menghasilkan buku-buku yang diharapkan memiliki umur simpan yang cukup lama.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa monograf adalah buku yang spesifik hanya membahas satu topik pada satu bidang ilmu. Sutopo (2016: 14) mengemukakan bahwa monograf memiliki kriteria sebagai berikut:

Setelah pembelajaran selesai peserta dapat menjelaskan

Konsep Monograf, Tata Cara Penulisan Monograf, dan Kiat-Kiat Merancang

(19)

Berikut ini adalah ontoh monograf di bidang pertanian yaitu monograf Teknologi Budidaya Kentang di Dataran Medium sebagai berikut:

Gambar 2.1. Contoh Monograf

Substansi pembahasannya hanya pada satu aspek atau kajian ilmu.

Memenuhi syarat-syarat sebuah karya ilmiah,

mengandung nilai kebaruan, dilengkapi dengan data atau teori mutakhir yang lengkap dan jelas.

Digunakan sebagai pengayaan pembelajaran, dilengkapi dengan daftar istilah, daftar pustaka dan indeks.

Disusun secara fleksibel, sistematis, terstruktur,

berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang diharapkan.

Diterbitkan oleh penerbit atau perguruan tinggi dan disebarluaskan.

(20)

Contoh monograf tersebut dapat diakses pada link berikut:

2. Tatacara Menulis Monograf

Menurut Sutikno (2017) dokumen pendukung monograf penelitian adalah sebagai berikut:

a. Dokumen Pendukung Monograf

Untuk penelitian Eksperimen dan Lapangan:

Laporan Penelitian Logbook Penelitian

Catatan Harian Penelitian

Sertifikat Hasil Penelitian

Artikel Hasil Penelitian Poster Hasil Penelitian

Foto-Foto Kegiatan Penelitian Foto-Foto Produk Penelitian Video Kegiatan Penelitian http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/Monografi%20No% 2034%20Teknologi%20Budidaya%20Kentang%20di%20Dataran%20Medium.pdf

(21)

Untuk penelitian Kajian Literasi:

Laporan Penelitian Logbook Penelitian

Catatan Harian Penelitian

Sertifikat Hasil Penelitian

Artikel Hasil Penelitian Poster Hasil Penelitian

Foto-Foto Kegiatan Penelitian Video Kegiatan Penelitian Foto-Foto Kegiatan Diskusi

(22)

b. Sistematika monograf menurut Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 04/E/2012 tentang Pedoman Karya Tulis Ilmiah adalah sebagai berikut:

1) Judul

Judul harus spesifik, jelas, ringkas, informatif, menggugah rasa untuk dibaca, tertangkap mata (eye catching), menggambarkan substansi atau isi dari tulisan, serta mengandung unsur kata kunci. Judul tidak perlu diawali dengan kata penelitian, analisis, studi, dan lain-lain, kecuali kata tersebut merupakan pokok bahasan. Dimungkinkan ada judul utama yang diikuti dengan penjelasan judul (subjudul). Dalam bidang ilmu tertentu terdapat judul yang berseri karena penelitian yang dilakukan merupakan penelitian berkesinambungan. 2) Nama dan Alamat Penulis

Nama ditulis lengkap tanpa menyebutkan gelar dan berupa nama asli, bukan nama samaran. Penulisan nama diupayakan tidak

M

on

ogr

af

Judul

Nama dan Alamat Penulis Abstrak dan Kata Kunci

Pendahuluan Metode

Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Saran (opsional) Ucapan Terima Kasih

(23)

disingkat. Namun, apabila terdapat penyingkatan, nama harus secara konsisten mengikuti kaidah penulisan singkatan. Nama penulis utama berada pada urutan paling depan, atau disesuaikan panduan penulisan pada setiap majalah ilmiah/jurnal terkait. Sebutan nama ditampilkan dengan jelas setelah penyebutan judul tanpa disisipkan kata oleh.

Alamat yang dicantumkan adalah alamat instansi/lembaga tempat penulis bekerja. Penulisan alamat berkaitan erat dengan kompetensi, tanggung jawab, afiliasi, dan konsekuensi yuridis yang akan diemban oleh lembaga asal penulis, karena terkait dengan penulis dan/atau institusi. Alamat dapat lebih dari satu. Jika penulis terdiri atas lebih dari satu orang dengan alamat yang sama, pencantuman satu alamat telah dianggap cukup untuk mewakili alamat penulis lainnya. Akan tetapi, penulis yang terdiri atas lebih dari satu orang dengan alamat yang berbeda, alamat harus disebutkan semuanya. Untuk keperluan korespondensi, selain nama instansi, alamat lengkap instansi, dan pos (e-mail), dapat dilengkapi dengan nomor telepon/faks instansi dan penulis.

3) Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak merupakan gambaran singkat dari keseluruhan KTI, yang isinya meliputi unsur-unsur berikut:

a) permasalahan pokok yang dibahas, alasan penelitian, tinjauan/ulasan, dan kajian yang dilakukan;

b) bagaimana penelitian, tinjauan/ulasan, dan kajian yang dilakukan, dan metode yang digunakan;

c) pernyataan singkat tentang kegiatan yang telah dilakukan atau hasil serta prospeknya.

Abstrak ditulis tidak dalam bentuk matematis, pertanyaan, dan dugaan. Selain itu, abstrak ditulis dalam satu paragraf serta tanpa acuan, tanpa catatan kaki atau kutipan pustaka, dan tanpa singkatan/akronim

(24)

serta bersifat mandiri, sewajarnya paling banyak memuat 250 kata dalam bahasa Indonesia dan 200 kata dalam bahasa Inggris atau jumlah yang ditentukan oleh redaksi.

Kata kunci merupakan kata/istilah yang paling menentukan/ mempengaruhi/paling inti dalam KTI dan mengandung pengertian suatu konsep, harus mengandung cukup informasi untuk indeks dan membantu dalam penelusuran; dapat berupa kata tunggal dan kata majemuk dan terdiri atas tiga sampai dengan lima kata. Penulisan urutan dimulai dari yang paling umum dan penting dalam isi KTI dan dipisahkan dengan tanda koma.

Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia dan diikuti abstrak dan kata kunci dalam bahasa Inggris dengan tujuan agar hasil penelitian dan/atau pengembangan, tinjauan/ulasan, dan kajian dapat disebarluaskan, baik dalam cakupan nasional maupun internasional, serta dipertimbangkan berdasarkan Undang Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Apabila KTI ditulis di luar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, penulisan abstrak dan kata kunci dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris harus tetap ada. Penulisan abstrak dan kata kunci dalam bahasa Inggris menggunakan huruf miring.

4) Pendahuluan

Pendahuluan mencakup tinjauan pustaka dan memuat unsur-unsur sebagai berikut:

a) Latar belakang, menjelaskan fenomena antara lain: permasalahan aktual tentang teknis/sosial/kultural yang penting untuk diteliti, ditinjau/diulas, dan dikaji serta alasan ilmiah atau representasi teori yang didukung oleh acuan pustaka. Pada bagian ini perlu ada ulasan mengenai penelitian terkait yang pernah dilakukan sendiri atau orang lain dan penjelasan perbedaan dengan penelitian yang sedang

(25)

dijalankan atau penjelasan untuk melengkapi penelitian sebelumnya, atau penelitian terbaru.

Pengantar tentang profil wilayah kajian/riset disampaikan sebagai latar belakang lokasi dan bagian ini lebih bersifat sebagai penjelasan tentang tempat (terutama pada bidang ilmu sosial), misalnya: desa, kecamatan, atau kabupaten. Hal ini pada umumnya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di daerah.

Pada disiplin ilmu tertentu, ada pengantar tentang profil wilayah kajian/riset yang pembahasannya terlalu panjang untuk dimasukkan ke dalam pendahuluan sehingga perlu dibuat satu bab tersendiri, yang letaknya sesudah pendahuluan.

b) Permasalahan atau rumusan masalah, untuk semua bidang ilmu (dalam penelitian), menunjukkan fenomena yang ada dan wajib dikaitkan dengan ranah ilmu pengetahuan. Permasalahan diidentifikasikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.

c) Tujuan dan manfaat menggambarkan tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan/ulasan/review, dan kajian yang akan diperoleh dan keterkaitannya dengan temuan yang telah dilaporkan/diperoleh sebelumnya. Tujuan disampaikan secara spesifik. Pertanyaan penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitiannya. KTI yang merupakan hasil penelitian eksploratif hendaknya menerapkan metode mutakhir; unsur keterbaruannya merupakan hasil eksploratif, tetapi disertai analisis dengan mengacu pada pertanyaan penelitian.

Adapun dimensi kegunaan penelitian adalah: (1) kebijakan;

(2) penyelesaian masalah/problem solving (mitigasi, adaptasi, rehabilitasi, dan lain-lain);

(26)

(3) evaluasi;

(4) kurasi (dalam kedokteran dan lain-lain);

(5) pengembangan ilmu pengetahuan atau penelitian fundamental.

d) Hipotesis, apabila ada, dapat dicantumkan.

Tidak semua penelitian memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.

e) Rancangan penelitian, laboratorium atau percobaan, alat spesifik yang digunakan, dan waktu penelitian dapat disampaikan jika dianggap perlu.

f) Tinjauan pustaka dalam bidang ilmu tertentu memiliki istilah berbeda, ada yang dinyatakan sebagai landasan teori atau bahkan sebagai pustaka sebelumnya, dengan tetap memiliki makna yang sama, yaitu penyajian teori-teori yang mendukung dan relevan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan. Penyajian tinjauan pustaka memerlukan acuan yang kuat, tajam dan mutakhir. Hal ini menggambarkan kemampuan/ kompetensi dan penguasaan atas materi yang dimiliki oleh penulis. Tinjauan pustaka dibuat dengan mengemukakan hasil penelitian atau buku yang membahas subjek atau pendekatan teoritis yang sudah dilakukan oleh orang lain atau penulis sendiri. Tujuan tinjauan pustaka adalah untuk mengetahui perkembangan subjek yang sama dalam kajian orang lain, dan posisi penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam khazanah ilmu pengetahuan yang sudah ada. Tinjauan pustaka berguna untuk menentukan kontribusi ilmiah penulis di tengah penelitian sejenis lainnya. Beberapa sumber menyatakan bahwa bagian ini merupakan kerangka teori atau kerangka konsep, dengan pengertian dan posisi yang sama. Kerangka teori atau kerangka konsep adalah mengaitkan

(27)

fenomena (apakah alam, sosial, kemanusiaan, dan sebagainya) dengan teori ilmu pengetahuan, dalam pengertian (untuk ilmu sosial) menjadikan masalah sosial atau masyarakat yang diteliti sebagai masalah ilmu pengetahuan sosial. Seluruh kutipan dari penulis/sumber lain harus disebutkan sumbernya. Cara menyitir/mengutip pernyataan peneliti/penulis harus mengikuti ketentuan seperti catatan perut (pengacuan berkurung) dan penomoran (catatan kaki/footnote atau catatan akhir/endnote). Catatan perut adalah pengacuan dengan cara menuliskan nama penulis dan tahun penulisan atau halaman yang diacu yang diletakkan di dalam kurung. Pengacuan dengan sistem penomoran dilakukan dengan menuliskan nomor di akhir teks yang diacu secara berurutan. Kemudian, catatan singkat dari sistem penomoran itu dapat diletakkan di bagian bawah halaman (catatan kaki) atau di akhir suatu wacana (catatan akhir) sebelum daftar pustaka (jika disertakan).

5) Metode

Metode mencakup uraian dan penjelasan sebagai berikut:

a) Penjelasan metode didasarkan karakteristik keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis dengan sasaran hasil penelitian yang mutakhir. Penyajian metode memerlukan acuan pustaka, apabila sudah pernah dipublikasikan sebelumnya dan hal ini mencerminkan seberapa valid metode yang digunakan;

b) Penjelasan mencakup bahan dan peralatan serta metode yang digunakan (termasuk alat analisis);

c) Deskripsi/uraian mengenai prosedur yang dilakukan, meliputi: (1) penentuan/penetapan parameter/peubah;

(2) metode pengumpulan data (sampling method); (3) metode pengolahan dan analisis data.

(28)

d) Uraian mencantumkan rumusan matematis, sehingga hasil numeriknya dapat divalidasi. Untuk rumus dan bahan yang telah baku tidak perlu dijelaskan ulang, hanya dicantumkan sumber acuannya. Metode yang mengacu pada orang lain juga tidak perlu ditulis ulang, hanya disebutkan sumbernya, kecuali apabila ada modifikasi, perlu ada penjelasan.

e) Penjelasan metode cukup terperinci, sehingga metode penelitian yang digunakan dapat diulangi (repeatability).

6) Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan memuat uraian sebagai berikut:

a) Tampilan dalam bentuk tabulasi data hasil penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan metode dan peubah yang digunakan. b) Analisis dan evaluasi terhadap data tersebut sesuai dengan formula

hasil kajian teoritis yang telah dilakukan.

c) Agar lebih jelas, pembahasan hasil analisis dan evaluasi dapat menerapkan metode komparasi, penggunaan persamaan, grafik, gambar dan tabel.

d) Interpretasi hasil analisis untuk memperoleh jawaban, nilai tambah, dan kemanfaatan dikaitkan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan pada bagian ini, yaitu: a) Hasil dan pembahasan merupakan hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang relevan dengan tema sentral kajian, hasil yang diperoleh dapat berupa deskriptif naratif, angka-angka, gambar/tabel, dan suatu alat. Hindari penyajian deskriptif naratif yang panjang lebar, gantikan dengan ilustrasi (gambar, grafik, foto, diagram, atau peta, dan lain-lain), namun dengan penjelasan serta legenda yang mudah dipahami.

(29)

b) Penulisan harus runut dengan diawali bahasan tentang struktur dan hubungan antarkelompok dan analisisnya, hingga interpretasi hasil berdasarkan teori dan tidak bergeser dari alur yang telah ditetapkan oleh hipotesis. Hasil analisis berbentuk interpretasi jika penelitian kualitatif, statistik atau tabulasi epsilon jika penelitian kuantitatif. c) Hasil harus menjawab permasalahan dan tujuan penelitian.

Berisi penjelasan perbandingan hasil dengan hal lain yang memiliki kaitan atau bagian dari suatu keragaman masalah yang telah dipublikasikan oleh orang lain, atau hasil dari penelitian sebelumnya jika ini merupakan rangkaian dari suatu kegiatan penelitian.

d) Pembahasan ditulis dengan ringkas dan fokus pada interpretasi dari hasil yang diperoleh dan bukan merupakan pengulangan dari bagian hasil.

e) Acuan pustaka harus dimunculkan bila harus membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi sebelumnya. Hindari penyajian ilustrasi berwarna, kecuali jika warna mengandung arti dan keterangan ilustrasi memakai huruf yang secara jelas terbaca serta notasi yang lazim dan secara konsisten memakai notasi satuan. f) Setiap perubahan dari hasil, seperti penghilangan perbedaan atau

penggunaan metode statistik lain harus dijelaskan secara rasional. Bentuk Penyajian Informasi (Tabel, Gambar, Grafik, Foto, dan Diagram)

Bentuk penyajian informasi/ilustrasi merupakan rangkuman dari hasil aktivitas/kegiatan penelitian yang dapat berupa tabel, gambar, grafik, foto, dan diagram. Sebagai pendukung pada bagian hasil dan pembahasan, penyajian ide atau hasil penelitian dalam bentuk ilustrasi bisa lebih mengefisienkan volume tulisan, karena tampilan sebuah ilustrasi adakalanya lebih lengkap dan informatif daripada tampilan dalam bentuk narasi. Ilustrasi harus memiliki judul dan berdiri

(30)

sendiri serta diikuti perincian eksperimen dalam legenda yang harus dapat dimengerti tanpa harus membaca manuskrip. Setiap kolom dari tabel harus memiliki tajuk (heading). Setiap singkatan harus dijelaskan di legenda dan bawahnya diikuti dengan keterangan/ sumber yang jelas. Gambar harus disediakan dalam ukuran yang proporsional dan beresolusi tinggi untuk penampilan terbaik dan tidak boleh direkayasa untuk menonjolkan atau menghilangkan atau menambahkan objek. Pengelompokan yang terdiri atas beberapa gambar harus dilakukan secara jelas misalkan dengan membuat garis pembatas dan diuraikan dalam teks di legenda. Perubahan kontras, warna diperkenankan sejauh tidak menghilangkan atau menambah informasi dari gambar asli yang diperoleh dari hasil penelitian, dan gambar asli tersebut tetap ditampilkan (bila memungkinkan). Penggunaan tanda panah bila diperlukan untuk memperjelas bagian tertentu. Pemakaian citra harus disebutkan tahun dan sumber produknya dan gambar dari acuan harus disebutkan sumbernya. Garis pada grafik harus secara jelas terlihat perbedaan satu dengan yang lain apabila terdapat lebih dari satu kurva. Foto dipilih dengan tekstur dan kontras yang jelas, sehingga dapat menyajikan informasi selengkapnya (paling rendah 300 dpi). Untuk keperluan pembuatan ilustrasi yang menggunakan perangkat lunak (software) khusus, hendaknya perangkat yang dipakai harus legal dan disebutkan namanya. Contohnya: peta hasil Mapinfo, Arcview, dan lain-lain. Penempatan bagian hasil dan pembahasan dapat digabung atau dipisah secara mandiri.

7) Kesimpulan

Kesimpulan merupakan bagian akhir suatu KTI yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan atau hasil uji hipotesis tentang fenomena yang diteliti. Kesimpulan bukan tulisan ulang dari pembahasan dan juga bukan ringkasan, melainkan penyampaian singkat dalam bentuk kalimat utuh atau dalam bentuk butir-butir

(31)

kesimpulan secara berurutan. Kesimpulan khusus berasal dari analisis, sedangkan kesimpulan umum adalah hasil generalisasi atau keterkaitan dengan fenomena serupa di wilayah lain yang diacu dari publikasi terdahulu. Kesimpulan harus menjawab pertanyaan dan permasalahan penelitian. Pada produk peta, kesimpulan disampaikan pada keterangan apabila ada pembahasan sebelumnya. Segitiga konsistensi yang penting untuk dipenuhi (masalah-tujuan-kesimpulan), sebagai upaya check dan

recheck.

8) Saran (opsional)

Apabila diperlukan saran dapat berisi rekomendasi akademik, tindak lanjut nyata, atau implikasi kebijakan atas kesimpulan yang diperoleh.

9) Ucapan Terima Kasih

Sebagai wujud penghargaan terhadap pihak- pihak yang terlibat dalam penyusunan sebuah KTI atau dalam penelitian dan/atau pengembangan. Pada bagian ini disebutkan siapa yang patut diberikan ucapan terima kasih, baik secara organisasi/institusi, pemberi donor ataupun individu.

10) Daftar Acuan

Daftar acuan disusun berdasarkan aturan setiap lembaga penerbit/publikasi ilmiah dengan mengacu standar international atau disesuaikan dengan gaya selingkung dari majalah ilmiah/jurnal terkait. Dimungkinkan adanya perbedaan istilah atau cara, namun memiliki arti yang sama.

Perbedaan cara penyusunan daftar acuan oleh masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah memiliki alasan tersendiri, antara lain: untuk mempermudah pencantuman, efisiensi ruangan tulisan, hingga efisiensi dan kemudahan pada penelusuran kembali melalui

(32)

berbagai cara. Secara filosofi, acuan harus memiliki telusuran yang jelas karena sebagai tanggung jawab penulis terkait pengutipan.

Daftar acuan memiliki pengertian bahwa hanya yang diacu yang dimasukkan di dalamnya. Kemutakhiran pustaka yang diacu oleh penulis dapat dilihat dari tahun publikasi, dengan ketentuan umum paling lama dalam kurun lima tahun terakhir, walaupun tergantung bidang keilmuannya. Semakin banyak pustaka acuan mutakhir yang digunakan, semakin tinggi pula tingkat kesesuaian objek penelitian terhadap kondisi saat karya ilmiah ditulis.

Makin banyak daftar acuan primer seperti di majalah ilmiah terakreditasi/internasional, akan makin bagus mutu tulisan. Terlalu banyak kutipan dari tulisan sendiri dinilai kurang baik. Kutipan tulisan sendiri di KTI dibatasi paling banyak 30% dari total jumlah kutipan (daftar acuan). Sumber acuan berjumlah paling sedikit sepuluh dan acuan primer dianjurkan paling sedikit 80 % dari total acuan. Komunikasi pribadi (personal communication) dapat menjadi acuan, tetapi tidak termasuk acuan primer dan tidak dicantumkan dalam daftar acuan.

Format penulisan dengan indeks nama maupun angka/nomor (numeric system) dapat diterima, tergantung kelaziman dan batasannya, namun penulisan dengan pemberian nomor indeks merupakan yang disarankan mengingat cara ini berdampak pada efisiensi halaman dan kemudahan penelusuran tanpa harus terpaku pada urutan alfabetis.

(33)

3. Kiat-Kiat Menulis Monograf

Menurut Sutikno (2017), kiat-kiat merancang monograf sebagai berikut:

a. Strategi memilih judul atau topik adalah sebagai berikut: 1) Mencari publikasi-publikasi terkini.

2) Mengumpulkan gagasan-gagasan topik.

3) Selalu mencari informasi permasalahan misalnya isu-isu penelitian yang dapat memunculkan ide topik.

Memilih dan menentukan judul atau topik perlu memperhatikan berbagai hal mendasar. Hal-hal yang perlu dihindari dalam memilih suatu topik monograf adalah sebagai berikut:

1) Topik yang merupakan kesimpulan sendiri dan tidak relevan sehingga tidak ada orang yang minat.

2) Topik yang sudah terlalu banyak dibahas. 3) Topik yang terlalu luas untuk dibahas.

Strategi Memilih

Judul/Topik Kebaruan Ide

Memiliki Landasan Dasar

Memperhatikan Segmentasi Buku

Memiliki Alur dan Struktur

Selektif Menggunakan Bahasa

Memiliki Kepadatan Materi

(34)

b Kebaruan Ide

Sutikno (2017) mengemukakan bahwa cara menentukan kebaruan sebuah ide (research novelty) penelitian dapat dilakukan dengan menguji apakah ide penelitian merupakan ide pertama kali muncul dalam sederetan pengkajian pustaka yang berkaitan dengan fokus penelitian yang dilakukan dan seberapa jauh kemampuan peneliti (penulis) dapat membuat kajian dalam sebuah kombinasi rujukan yang komprehensif.

Elisa (2018) mengemukakan pendapat lain tentang kiat-kiat merancang monograf:

a. Memiliki Landasan Dasar

Dasar menulis monograf ditulis berdasarkan hasil penelitian dan buah dari pemikiran si peneliti/penulis. Buku monograf ditulis oleh penulis tunggal, bukan berbentuk kompilasi. Buku menograf memiliki substansi tema yang lebih spesifik, hanya membahas satu tema atau satu topik saja dalam satu buku.

b. Memperhatikan Segmentasi Buku

Penting memperhatikan segmentasi buku. Segmentasi buku monograf diperuntukan untuk Dosen. Jadi, buku monograf dosen dapat dipergunakan untuk mengajar dan melakukan penelitian para dosen. Pada dasarnya, buku monograf adalah buku ilmiah yang dikemas dalam bentuk buku. Bentuk penulisan buku monograf diterbitkan dalam satu jilid saja atau satu seri.

c. Memiliki Alur dan Struktur

Buku ditulis sesui dengan alur logika atau urutan keilmuan dan terdapat peta keilmuan. Fungsinya agar isi buku terstruktur. Adapun hal penting yang perlu ada dalam buku monograf, adannya peta keilmuan yang dimiliki oleh penulis.

(35)

d. Selektif Menggunakan Bahasa

Penggunaan bahasa dalam buku monograf menggunakan bahasa tulis yang formal. Penggunaan bahasa formal karena dipergunakan untuk kalangan dosen dan peneliti, bukan diperuntukan untuk anak muda. Wajar jika penggunaan bahasa Monograf pun mengikuti segmentasi pembaca. Penyampaian buku monograf juga dapat ditulis dengan cara memaparkan (mengatakan) teori para tokoh ahli dibidangnya.

e. Memiliki Kepadatan Materi

Seperti yang sudah disinggung di atas, buku monograf gaya penulisan dikemas lebih padat, lebih lengkap dan lebih mendeskripsikan topik yang diangka. Meskipun demikian, yang dibicarakan tetap satu bidang ilmu saja, tidak melebar kemana-mana. Misalnya membahas tentang las laser, maka buku hanya terfokus pada uraian las laser, tata cara, jenis, karakteristik dan hal lain yang masih terkait dengan las laser, bukan membahas topik atau tema yang lain.

4. Rangkuman

Monograf adalah adalah buku yang spesifik hanya membahas satu topik pada satu bidang ilmu. komponen penyusun monograf yaitu: judul, nama dan alamat penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran (opsional), ucapan terima kasih, dan daftar acuan. Dalam merancang monograf, penting untuk terlebih dahulu memilih judul yang menarik dan diminati pembaca. Hal lain yang harus diperhatikan dalam merancang monograf adalah kebaruan ide, landasan dasar mengapa menulis topik tersebut, memperhatikan segmentasi buku, memiliki alur dan struktur yang jelas, selektif dalam penggunaan bahasa, dan memiliki kepadatan materi yang dibahas.

(36)

5. Latihan

Bentuklah kelompok dengan masing-masing kelompok berisikan 4 anggota. Carilah sebuah monograf di internet (dalam format ebook/pdf) kemudian jelaskan tiap komponennya (screenshot per bagian/komponen)!.

(37)

BAB III PENUTUP A. Rangkuman

Buku teks atau buku ajar adalah naskah yang ditulis oleh pakar suatu bidang sebagai pegangan dosen dalam mata kuliah tertentu sebagai sarana pengantar ilmu pengetahuan dan diterbitkan secara resmi. Buku referensi merupakan buku yang memuat suatu kompendium (himpunan) informasi, biasanya spesifik, yang dikumpulkan dalam bentuk buku untuk kemudahan referensi (acuan). Modul adalah bagian dari bahan ajar untuk suatu mata kuliah yang ditulis oleh dosen mata kuliah tersebut, mengikuti kaidah tulisan ilmiah dan disebarluaskan kepada peserta kuliah. Seiring dengan perkembangan teknologi, kini telah banyak buku ajar yang beralih dari cetak ke digital atau

e-book. Buku tersusun dari tiga komponen, yaitu bagian depan yang berisikan

sampul, karya cipta, prakata dan daftar isi/tabel/gambar; bagian isi; dan bagian belakang yang berisikan ungkapan penghargaan, indeks, glosarium, daftar acuan, bibiliografi, lampiran, biografi dan sampul belakang. Buku dapat kita rancang dengan strategi: menulis dengan bahasa sendiri; pengemasan kembali informasi yang baik; dan penataan informasi yang baik.

Monograf adalah adalah buku yang spesifik hanya membahas satu topik pada satu bidang ilmu. komponen penyusun monograf yaitu: judul, nama dan alamat penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran (opsional), ucapan terima kasih, dan daftar acuan. Dalam merancang monograf, penting untuk terlebih dahulu memilih judul yang menarik dan diminati pembaca. Hal lain yang harus diperhatikan dalam merancang monograf adalah kebaruan ide, landasan dasar mengapa menulis topik tersebut, memperhatikan segmentasi buku, memiliki alur dan struktur yang jelas, selektif dalam penggunaan bahasa, dan memiliki kepadatan materi yang dibahas.

(38)

B. Evaluasi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan buku teks/buku ajar, buku referensi, dan modul!

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan monograf!

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan makalah seminar! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan artikel ilmiah!

5. Jelaskan dengan singkat unsur-unsur penyusun buku teks/buku ajar! 6. Jelaskan dengan singkat unsur-unsur penyusun monograf!

Umpan Balik

No. Soal Umpan Balik

1. Soal evaluasi no. 1 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 5

2. Soal evaluasi no. 2 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 7

3. Soal evaluasi no. 3 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 11

4. Soal evaluasi no. 4 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 16

5. Soal evaluasi no. 5 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 18

6. Soal evaluasi no. 6 Jika tidak bisa menjawab silahkan pelajari kembali halaman 31

C. Tindak Lanjut Pengembangan

Bahan ajar ini disadari jauh dari kata sempurna dalam penulisannya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan sangat bermanfaat bagi kami dalam menyempurnakan dan mengembangkan bahan ajar ini selanjutnya. Besar harapan kami bahan ajar yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkannya terutama peserta diklat untuk pemahaman merancang

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Awaludin. 2017. Pengembangan Buku Teks Sintaksis Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.

Bandhu, A. (2017, 8 September). 6 Tips Menemukan Ide dalam Menulis [File Video]. Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=BjwRneJd-to. Besari, F. (2018, 11 Maret). Kenapa Saya Menulis? [File Video]. Diakses dari

https://www.youtube.com/watch?v=3ZoLtHcANXg.

Elisa. (2018). Syarat Menulis Buku Monograf Di Penerbit Buku Deepublish. Diakses dari https://penerbitdeepublish.com/syarat-menulis-buku-monograf/. Hidayat, I.W. (2018). Keterampilan Belajar (Study Skill) Untuk Mahasiswa (edisi

pertama). Jakarta: Kencana.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Pedoman Operasional

Penilaian Angka Kredit Kenaikan Pangkat/Jabatan Akademik Dosen.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud.

Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2017). Pedoman Publikasi

Ilmiah. Jakarta: Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual, Direktorat

Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kemenristekdikti.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2012). Peraturan Kepala Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 04/E/2012 tentang Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jakarta: LIPI.

Nulis, T.J. (2016). Rahasia Menulis Buku Ajar. Yogyakarta: Deepublish.

Solikhah, N.F. (2018). Tiga Cara Membuat Buku Ajar Dengan Mudah!. Diakses dari https://penerbitdeepublish.com/cara-membuat-buku-penerbit-buku-g043/.

Sutikno. (2017). Monograf dari Hasil Penelitian. Diakses dari

http://lp2m.unnes.ac.id/wp-content/uploads/materi_sutikno.pdf.

Sutopo, A.H. (2016). Menulis dan Mengelola Jurnal Bereputasi. Yogyakarta: Morfalingua.

Utama, A.N.B. (2014). Cara Praktis Menulis Buku: Panduan Mudah yang Akan

(40)

GLOSARIUM

Deduktif Cara berpikir yang di tangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.

Induktif Cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum

Literatur bahan bacaan terdiri dari huruf, angka dan gambar yang dapat di gunakan untuk beraktifitas dan kumpulan tulisan atau sumber informasi mengandung berbagai macam pengetahuan.

APA American Psychological Association/Tata Cara Penulisan/Daftar Pustaka American Psychological Association

Gambar

Gambar 2.1. Contoh Monograf

Referensi

Dokumen terkait

terintegrasi dengan jaringan 3G, sistem pengambilan foto dan video terhadap objek yang terdeteksi oleh motion detection pada webcam, foto akan dikirim ke telegram bot dan

Uji lanjut Dunnett’s menunjukkan bahwa perlakuan dengan konsentrasi kitosan 200 ppm memberikan hasil yang terbaik dalam menurunkan kandungan COD limbah cair perikanan yaitu

Kami berseratus tiga puluh orang seluruhnya mendapatkan sepotong hati kambing dari Rasulullah saw.. Jika orang itu hadir maka

Musik film Overtaken dalam film serial animasi One Piece memiliki 8 fungsi, yaitu; (a) memperkuat pesan dengan menyampaikan hal yang sama dengan apa yang ditayangkan,

Dapat menyelesaikan suatu masalah yang berkaitan dengan pemilihan keputusan yang lebih komplek dengan membuat algoritma percabangan yang komplek pula baik dengan menggunakan

MALANG - Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) seharusnya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia sebagai salah satu indikator dalam mengukur kinerja pembangunan

IKU Jumlah produksi pakan mandiri untuk bantuan dan operasional budidaya di BLUPPB Karawang yang tertuang dalam Penetapan Kinerja Kepala BLUPPB merupakan

Meskipun berdasarkan hasil uji parsial dalam penelitian ini yang membuktikan bahwa tidak ada pengaruh yang positif antara variabel independen inventarisasi aset