• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas IV A dan IV B di SDN 1 Panunggul di Kecam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS IV PADA MATERI PECAHAN (Penelitian Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas IV A dan IV B di SDN 1 Panunggul di Kecam"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.. Analisis Data Kuantitatif Untuk melihat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap. kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan diperlukan adanya analisis dan interpretasi data. Data yang dimaksud di antaranya adalah data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas, yaitu eksperimen dan kontrol, yang didapat dari hasil pretes. Data mengenai kemampuan akhir peserta didik terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik yang didapat dari hasil postes, data peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, dan data mengenai perbedaan kemampuan peserta didik pada kedua kelas setelah pembelajaran dilakukan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis data yang dimaksud dan interpretasinya. a.. Analisis Data Hasil Pretes Data mengenai kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas diperlukan. untuk melihat sejauh mana kemampuan komunikasi matematis peserta didik sebelum dilakukan pembelajaran. Analisis data ini diperoleh melalui pretes. Soal yang digunakan pada pretes adalah soal yang sudah diujicobakan terlebih dahulu. Data yang dianalisis dari hasil pretes ini di antaranya adalah normalitas kelas eksperimen dan kontrol, jika normal langsung saja dilanjutkan kepada uji homogenitas varians, dan yang terakhir dilakukan uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Namun, jika kedua data sudah di uji normalitas kemudian salah satu data atau keduanya tidak normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan langsung saja dilanjutkan dengan uji perbedaan rata-rata dari kedua kelas. Hasil pretes kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.. 70.

(2) 71. Tabel 4.1 Data Hasil Pretes Kelas Kontrol. No. Nama. 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30. Syahrul Akbar H. Muhammad Rizki Moch. Heri F. Iqbal Fadhil M. Ernawati Gharizah Y. S. Laisa Kania D.R. Dewi Widia O. Anisah Aeny Nurazizah Dodi Setiawan Rian Ficky Bagus I. Rofiqotus Sa’adah Alia Maharani Silvia Novitasari Iyah Luthfiyah Regina Villa R. Bayu F. Ananda Fikri A. Diana Santani Johan Adithya Diaz Trie Azman Dendro Iqbal P. Wanto Moh. Habillah H. Andyan R. Lusiana Jumina Edi Sujadi Jumlah Rata-rata. Jumlah Skor 72 72 70 65 64 63 62 59 56 55 50 50 48 46 45 44 44 43 42 42 41 40 37 37 37 35 30 22 20 8 1399 46,63. Nilai 59.01 59.01 57.37 53.27 52.45 51.63 50.81 48.36 45.90 45.08 40.98 40.98 39.34 37.70 36.88 36.06 36.06 35.24 34.42 34.42 33.60 32.78 30.32 30.32 30.32 28.68 24.59 18.03 16.39 6.55 1109,67 36,99.

(3) 72. Data hasil pretes kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen No. Nama. Jumlah Skor 85 77 77 74 74 73 72 71. 1 2 3 4 5 6 7 8. Valin Nur Aulia D. Widiyawati Ghina Hanifah Shendy Aulia Noval Nurul Adha Nida Qori’ah Tofan Faturrohman Alfi. 9 10. Virgiawan A. Siti Aisah. 67 65. 11. Windiyah. 64. 12 13 14. Nuryana Hadi Priyono Selviana. 56 54 52. 15. Nur Antoni. 51. 16 17 18 19 20 21. Dede Komala Dewi Aliyah Widiya Windy Ghiska Nafisha Zaki Agung Hugo. 51 50 50 47 47 45. 22. Aisyah Adzri Sofira. 38. 23 24 25 26 27. Yudhistira Teguh A. Hudan Khiyar M. Putri Jelita Muhammad Amin Winarsih. 31 28 24 22 20. 28 29 30. Rifandi Ega Jatra Wicaksana Ainur Muhammad. 16 16 16. Jumlah Rata-rata. 1513 50.43. Nilai 69.67 63.11 63.11 60.66 60.66 59.84 59.01 58.20 54.92 53.28 52.46 45.90 44.26 42.62 41.80 41.80 40.99 40.98 38.53 38.52 36.88 31.15 25.41 22.95 19.67 18.03 16.39 13.11 13.11 13.11 1240.2 41.34.

(4) 73. Pretes dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretes dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015, yang dimulai dari kelas kontrol kemudian dilaksanakan di kelas eksperimen. Setelah dilaksanakan pretes, diperoleh hasil kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi tentang matematika pada materi pecahan. Untuk melihat kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas agar lebih jelas dapat dilihat dari nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan baku pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Nilai Pretes pada Kedua Kelas Nilai Tertinggi Eksperimen 100 69.67 Kontrol 100 59.01 NMI = Nilai Maksimum Ideal. Kelas. NMI. Nilai Terendah 13.11 6.55. Rataan Nilai 41.34 36.99. Simpangan Baku 14.49 17.29. Berdasarkan Tabel 4.3, diperoleh nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan baku untuk data hasil pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan awal peserta didik pada kedua kelas tidak jauh berbeda. Hal ini terlihat dari nilai terendah dan tertinggi pada masing-masing kelas. Pada kelas eksperimen dan kontrol skor tertinggi secara berturut-turut 87,8 dan 84,1 dalam rentang nilai 1-100. Nilai terendah untuk masing-masing kelas adalah 8,5 untuk kelas eksperimen dan 10,9 untuk kelas kontrol. Begitu pula dengan rataan nilai yang diperoleh masing-masing kelompok. Kelas eksperimen yang berjumlah 30 peserta didik rataan nilainya 41,34 dengan simpangan baku 14,49, sedangkan untuk kelas kontrol yang berjumlah 30 peserta didik rataan skornya 36,99 dengan simpangan baku 17,29. Selanjutnya, dilakukan analisis untuk mengetahui normalitas data atau sebaran nilai pretes pada kelas eksperimen dan kontrol. Adapun penjelasan mengenai analisis data pada masing-masing kelas adalah sebagai berikut ini..

(5) 74. 1) Uji Normalitas Data Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors (KolmogorovSmirnov). Perhitungan uji normalitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Adapun bentuk hipotesis dari uji normalitas data ini adalah sebagai berikut ini. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Data hasil perhitungan uji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dapat dilihat pada Tabel 4.4. Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretes Tests of Normality a. Kolmogorov-Smirnov Kelas Pretes Komunikasi. Kelas. Matematis. Eksperimen Kelas Kontrol. Statistic. df. Sig.. .107. 30. .200. *. .100. 30. .200. *. a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.. Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen memiliki P-value (Sig.) senilai 0,200 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) kelas eksperimen lebih besar nilainya dari α = 0,05, sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Jadi data pretes untuk kelas eksperimen berdistribusi normal. Masih berdasarkan Tabel 4.4, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas data pretes kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,200 untuk uji normalitas liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) kelas kontrol lebih besar nilainya dari α = 0,05, sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusi normal diterima. Jadi data pretes untuk kelas kontrol berdistribusi normal..

(6) 75. Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas data pretes kelas eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.1.. Gambar 4.1 Histogram Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas data pretes kelas kontrol yang terdapat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Histogram Hasil Uji Normalitas Pretes Kelas Kontrol.

(7) 76. Pada Gambar 4.1 dapat dilihat hasil pretes kelas eksperimen yaitu memiliki rata-rata 41,34 dengan simpangan baku 17,29. Nilai hasil pretes yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen mempunyai penyebaran yang merata dari rentang nilai antara 1-100, sehingga dapat dikatakan bahwa kelas eksperimen merupakan kelas yang berdistribusi normal. Pada Gambar 4.2, dapat dilihat bahwa hasil pretes kelas kontrol juga mempunyai penyebaran nilai peserta didik yang merata. Nilai pretes peserta didik di kelas kontrol mempunyai rata-rata 38,22 dengan simpangan baku 12,69 dengan rentang nilai antara 1-100, sehingga dapat diakatakan bahwa kelas kontrol merupakan kelas yang berdistribusi normal. 2) Uji Homogenitas Data Selanjutnya, dilakukan analisis data uji homogenitas karena data pretes yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki variansi yang homogen. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test For Equality Of Variances. Perhitungan uji homogenitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Adapun bentuk hipotesis dari uji homogenitas data ini adalah sebagai berikut ini. H0 : kedua sampel memiliki variansi yang homogen. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih kecil dari α = 0,05. Data hasil perhitungan uji homogenitas data dengan menggunakan uji Levene’s Test For Equality Of Variances dapat dilihat pada Tabel 4.5. Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran..

(8) 77. Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances. F Pretes. Equal. Komunikasi. variances. Matematis. assumed. Sig.. 3.301. .074. Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa hasil uji homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,074 untuk uji homogenitas Levene’s Test For Equality Of Variances. Dengan demikian, untuk uji homogenitas Levene’s Test For Equality Of Variances kedua sampel lebih besar nilainya dari α = 0,05, sehingga data berasal dari kedua sampel yang memiliki variansi yang homogen diterima. Jadi data pretes untuk kedua sampel memiliki variansi yang homogen. 3) Uji Perbedaan Rata-rata Karena dilakukan analisis data uji normalitas dan homogenitas selanjutnya dilakukan analisis data uji perbedaan rata-rata karena data pretes yang diperoleh dari kelas kontrol berdistribusi normal dan berada pada variansi yang homogen. Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata dari t-test for Equality of Means pada taraf signifikansi α = 0,05. Adapun bentuk hipotesis dari uji perbedaan rata-rata ini adalah sebagai berikut ini. H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara peserta didik pada kelompok eksperimen dengan kemampuan awal peserta didik pada kelompok kontrol. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih kecil dari α = 0,05. Data hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji t-test for Equality of Means dapat dilihat pada Tabel 4.6. Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran..

(9) 78. Tabel 4.6 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Data Pretes Independent Samples Test t-test for Equality of Means. Sig. (2T Pretes. tailed). Equal. Komunikasi variances Matematis. df. .796. 58. .429. assumed. Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan rata-rata data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji t dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,429. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak terdapat perbedaan kemampuan antara peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini didasarkan pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih dari α = 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan kemampuan awal peserta didik pada kelas eksperimen dan peserta didik pada kelas kontrol. b. Analisis Data Hasil Postes Untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas diperlukan data hasil tes kemampuan akhir (postes). Dengan data hasil postes ini dapat diketahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kedua kelas dengan kemampuan awal peserta didik kedua kelas melalui pretes, baik yang mengalami peningkatan maupun tetap. Soal yang digunakan pada postes ini merupakan soal yang persis sama dengan yang digunakan pada saat pretes. Setelah data postes diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data hasil postes yang di antaranya adalah uji normalitas data pada kedua kelas, jika kedua kelas normal maka dilanjutkan pada uji homogenitas varians, dan yang terakhir adalah uji perbedaan rata-rata pada kedua kelas. Sedangkan jika data postes dari salah satu kelas tidak normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan langsung saja melakukan analisis uji perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji.

(10) 79. U. Analisis data hasil postes ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Adapun data hasil postes kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7 Data Hasil Postes Kelas Kontrol No. Nama. Jumlah Skor. Nilai. 1. Syahrul Akbar H.. 87. 71.31. 2. Muhammad Rizki. 87. 71.31. 3. Moch. Heri F.. 87. 71.31. 4. Iqbal Fadhil M.. 86. 70.49. 5. Ernawati. 86. 70.49. 6. Gharizah Y. S.. 85. 69.67. 7. Laisa Kania D.R.. 85. 69.67. 8. Dewi Widia O.. 84. 68.85. 9. Anisah. 84. 68.85. 10. Aeny Nurazizah. 83. 68.03. 11. Dodi Setiawan. 80. 65.57. 12. Rian. 70. 57.38. 13. Ficky Bagus I.. 65. 53.28. 14. Rofiqotus Sa’adah. 64. 52.46. 15. Alia Maharani. 62. 50.82. 16. Silvia Novitasari. 60. 49.18. 17. Iyah Luthfiyah. 59. 48.36. 18. Regina Villa R.. 57. 46.72. 19. Bayu F.. 56. 45.9. 20. Ananda Fikri A.. 54. 44.26. 21. Diana Santani. 50. 40.98. 22. Johan Adithya. 45. 36.89. 23. Diaz Trie Azman. 40. 32.79. 24. Dendro Iqbal P.. 37. 30.33. 25. Wanto. 36. 29.51. 26. Moh. Habillah H.. 34. 27.87. 27. Andyan R.. 33. 27.05. 28. Lusiana. 30. 24.59. 29. Jumina. 25. 20.49. 30. Edi Sujadi. 20. 16.39. Jumlah. 1831. 1501. Rata-rata. 61.03. 50.03.

(11) 80. Berikut ini merupakan data hasil postes peserta didik kelas eksperimen yang terdapat pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen No. Nama. 1 2 3 4 5 6 7 8. Valin Nur Aulia D. Widiyawati Ghina Hanifah Shendy Aulia Noval Nurul Adha Nida Qori’ah Tofan Faturrohman Alfi. 9 10. Virgiawan A. Siti Aisah. 11. Windiyah. 12 13 14. Nuryana Hadi Priyono Selviana. 15. Nur Antoni. 16 17 18 19 20 21. Dede Komala Dewi Aliyah Widiya Windy Ghiska Nafisha Zaki Agung Hugo. 22. Aisyah Adzri Sofira. 23 24 25 26 27. Yudhistira Teguh A. Hudan Khiyar M. Putri Jelita Muhammad Amin Winarsih. 28 29 30. Rifandi Ega Jatra Wicaksana Ainur Muhammad Jumlah Rata-rata. Jumlah Skor 111 111 111 111. 90.98 90.98 90.98 90.98. 111 109 106. 90.98 89.34 86.88. 103 100 95. 84.42 81.96 77.86. 90 90 90 89. 73.77 73.77 73.77 72.95. 89 88 88. 72.95 72.13 72.13. 88 88 88. 72.13 72.13 72.13. 87. 71.31. 87 87 87 86 86. 71.31 71.31 71.31 70.49 70.49. 86. 70.49. 86 86. 70.49 70.49. 86 2820 94. 70.49 2311.40 77.04. Nilai.

(12) 81. Postes dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diadakan pembelajaran. Postes di kelas kontrol dan kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 yang diawali pada kelas kontrol kemudian dilanjutkan pada kelas eksperimen. Setelah dilaksanakan postes, diperoleh hasil kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan. Untuk melihat kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas agar lebih jelas dapat dilihat dari nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan baku pada masing-masing kelas yang terlihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Nilai Postes pada Kedua Kelas Nilai Tertinggi Eksperimen 100 90.98 Kontrol 100 71.31 NMI = Nilai Maksimum Ideal. Kelas. NMI. Nilai Terendah 70.49 16.39. Rataan Nilai 77.04 50.03. Simpangan Baku 18.01 8.03. Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh nilai terendah, nilai tertinggi, rataan nilai, dan simpangan baku untuk data hasil postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemampuan akhir peserta didik pada kedua kelas sangat berbeda. Hal ini terlihat dari nilai terendah dan tertinggi pada masing-masing kelas. Pada kelas eksperimen nilai tertinggi yang diperoleh peserta didik sebesar 90,98 dan pada kelas kontrol nilai tertinggi sebesar 71,31 dalam rentang nilai 1-100. Nilai terendah untuk masing-masing kelas adalah 70,49 untuk kelas eksperimen dan 16,39 untuk kelas kontrol. Begitu pula dengan rataan nilai yang diperoleh masingmasing kelas. Kelas eksperimen yang berjumlah 30 peserta didik rataan nilainya 77,04 dengan simpangan baku 18,01, sedangkan untuk kelompok kontrol yang berjumlah 30 peserta didik rataan nilainya 50,03 dengan simpangan baku 8,03. Adapun penjelasan mengenai analisis data pada masing-masing kelas adalah sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors (KolmogorovSmirnov). Perhitungan uji normalitas data ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Adapun bentuk hipotesis dari uji normalitas data ini adalah sebagai berikut ini..

(13) 82. H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal Hasil perhitungan uji normalitas data postes dengan menggunakan uji Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dapat dilihat pada Tabel 4.10. Adapun data lebih lengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran. Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Postes Tests of Normality KolmogorovSmirnov Kelas Postes Komunikasi. Kelas. Matematis. Eksperimen Kelas Kontrol. df. a. Sig. 30. .000. 30. .020. a. Lilliefors Significance Correction. Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen memiliki P-value (Sig.) senilai 0,000 untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) kelas eksperimen lebih kecil nilainya dari α = 0,05, sehingga H0 data berasal dari populasi yang berdistribusi normal ditolak. Jadi, data pretes untuk kelas eksperimen berdistribusi tidak normal. Masih berdasarkan Tabel 4.10, dapat dilihat bahwa hasil uji normalitas data postes kelas kontrol memiliki P-value (Sig.) senilai 0,020 untuk uji normalitas liliefors (Kolmogorov-Smirnov). Dengan demikian, untuk uji normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) kelas kontrol lebih kecil nilainya dari α = 0,05, sehingga H0 data berasal dari populasi yang berdistribusi normal ditolak. Jadi, data postes untuk kelas kontrol berdistribusi tidak normal. Berikut merupakan histogram hasil uji normalitas data postes kelas eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.3.

(14) 83. Gambar 4.3 Histogram Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Eksperimen Berikut merupakan histogram hasil uji normalitas data postes kelas kontrol yang terdapat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Histogram Hasil Uji Normalitas Postes kelas Kontrol.

(15) 84. Dengan demikian, penyebaran nilai postes untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak normal atau H0 ditolak, karena memiliki P-value (Sig.) yang lebih kecil dari 0,05. 2) Uji Perbedaan Rata-rata Selanjutnya, dilakukan analisis data uji perbedaan rata-rata karena data postes yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi tidak normal. Uji perbedaan rata-rata yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata dari Mann Whitney atau disebut juga uji-U dengan taraf signifikansi α = 0,05. Menurut Uyanto (dalam Fauzan, 2012), uji U dilakukan sebagai alternatif dari uji-t dua sampel independen. Adapun bentuk hipotesis dari uji perbedaan rata-rata ini adalah sebagai berikut. H0 :Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. H1 :Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih kecil dari α = 0,05. Perhitungan uji-U dari Mann Whitney ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Data hasil perhitungan uji-U dari Mann Whitney dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Analisis Uji-U pada Data Postes a. Test Statistics. Postes Komunikasi Matematis Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed). 30.000 495.000 -6.226 .000. a. Grouping Variable: Kelas. Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan rata-rata data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) =.

(16) 85. 0,000. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H0 atau tidak terdapat perbedaan kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditolak. Hal ini didasarkan pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada kelas eksperimen dan peserta didik pada kelas kontrol. c.. Analisis N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Peserta Didik Untuk melihat selisih nilai pretes dan postes di kelas eksperimen dan kelas. kontrol dilakukan uji gain ternormalisasi. Uji gain ini dilakukan untuk melihat peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran. Uji N-gain yang dinormalisasi ini menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010. Dengan rumus gain dan interpretasi menurut Hake (dalam Fauzan, 2012) sebagai berikut. S g. postes. S maks. S S. pretes. pretes. Keterangan: Spostes = Skor postes Spretes = Skor pretes Smaks = Skor maksimum Hasil perhitungan dari rumus tersebut dapat diinterpretasikan sesuai dengan Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12 Klasifikasi Interpretasi N-Gain Besar Persentase g > 0,7 0,3 < g < 0,7 g < 0,3. Interpretasi Tinggi Sedang Rendah. Berdasarkan Tabel 4.12, dapat dijelaskan bahwa jika nilai gain lebih besar dari 0,7 maka interpretasinya tinggi, jika nilai gain antara 0,3 sampai 0,7 maka interpretasinya sedang, dan jika nilai gain kurang dari 0,3 maka interpretasinya rendah..

(17) 86. Berikut ini dipaparkan nilai gain kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdapat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14. Tabel 4.13 Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen Nama Valin Nur A. Widiyawati Ghina H. Shendy Aulia Noval N. A. Nida Qori’ah Tofan F. Alfi Virgiawan A. Siti Aisah Windiyah Nuryana Hadi Priyono Selviana Nur Antoni Dede K. D. Aliyah Widiya Windy Ghiska N. Zaki A.H. Aisyah A. S. Yudhistira T. Hudan K. M. Putri Jelita M. Amin Winarsih Rifandi Ega Jatra W. Ainur M. Jumlah Rata-rata. Pretes 69.67 63.11 63.11 60.66 60.66 59.84 59.01 58.2 54.92 53.28 52.46 45.9 44.26 42.62 41.8 41.8 40.99 40.98 38.53 38.52 36.88 31.15 25.41 22.95 19.67 18.03 16.39 13.11 13.11 13.11 1240.13 41.34. Postes 90.98 90.98 90.98 90.98 90.98 89.34 86.88 84.42 81.96 77.86 73.77 73.77 73.77 72.95 72.95 72.13 72.13 72.13 72.13 72.13 71.31 71.31 71.31 71.31 70.49 70.49 70.49 70.49 70.49 70.49 2311.4 77.04. Gain 0.70 0.75 0.75 0.77 0.77 0.73 0.68 0.63 0.59 0.53 0.45 0.52 0.53 0.53 0.54 0.52 0.53 0.53 0.55 0.55 0.55 0.58 0.62 0.63 0.63 0.64 0.65 0.66 0.66 0.66 18.42 0.61. Interpretasi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang. Berdasarkan Tabel 4.13, kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen secara keseluruhan mengalami peningkatan yang tergolong ke dalam peningkatan sedang dan tinggi. Dari 30 peserta didik, terdapat 6 peserta.

(18) 87. didik mengalami peningkatan yang tinggi, dan 24 peserta didik mengalami peningkatan sedang. Tabel 4.14 Data N-Gain Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol Nama Syahrul A. H M. Rizki M. Heri F. Iqbal Fadhil Ernawati Gharizah Y. Laisa Kania Dewi Widia Anisah Aeny N. Dodi S. Rian Ficky B. I Rofiqotus S. Alia M. Silvia N. Iyah L. Regina V. R. Bayu F. Ananda F. A Diana S. Johan A. Diaz T. A. Dendro I. P Wanto M. Habillah Andyan R. Lusiana Jumina Edi Sujadi Jumlah Rata-rata. Pretes 59.01 59.01 57.37 53.27 52.45 51.63 50.81 48.36 45.9 45.08 40.98 40.98 39.34 37.7 36.88 36.06 36.06 35.24 34.42 34.42 33.6 32.78 30.32 30.32 30.32 28.68 24.59 18.03 16.39 6.55 1146.55 38.22. Postes 71.31 71.31 71.31 70.49 70.49 69.67 69.67 68.85 68.85 68.03 65.57 57.38 53.28 52.46 50.82 49.18 48.36 46.72 45.9 44.26 40.98 36.89 32.79 30.33 29.51 27.87 27.05 24.59 20.49 16.39 1500.8 50.02. Gain 0.30 0.30 0.33 0.37 0.38 0.37 0.38 0.39 0.42 0.42 0.42 0.28 0.23 0.24 0.22 0.21 0.19 0.18 0.18 0.15 0.11 0.06 0.03 0.00 -0.01 -0.01 0.03 0.08 0.04 0.10 6.40 0.21. Interpretasi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah. Berdasarkan Tabel 4.14, peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas kontrol masih rendah. Dari 30 peserta didik, hanya 11 peserta didik yang mengalami peningkatan yang tergolong sedang dan 19 peserta didik mengalami peningkatan rendah..

(19) 88. Dengan demikian, berdasarkan Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 yang telah dilakukan analisis uji gain di kelas eksperimen dan kelas kontrol, diketahui bahwa rata-rata gain di kelas eksperimen sebesar 0,61 dengan interpretasi sedang karena 0,3 < g < 0,7. Sedangkan rata-rata gain di kelas kontrol sebesar 0,21 dengan interpretasi rendah karena g < 0,3. Nilai rata-rata gain di kelas eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata gain di kelas kontrol. Hal tersebut dapat diartikan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematis peserta didik di kelas kontrol. Untuk melihat perlakuan di kelas mana yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis peserta didik, maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas jika kedua data normal, dan uji perbedaan rata-rata n-gain yang diperoleh oleh kedua kelas. Berikut ini merupakan penjelasan dari analisis data yang dimaksud. 1) Uji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data n-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak normal. Analisis data ini menggunakan uji Liliefors (Kolmogorov-smirnov). Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0 for windows. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut. H0 = data berasal dari sampel yang berdistribusi normal. H1 = data berasal dari sampel yang berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi (α = 0,05) menurut Priyatno (2013, hlm. 17) ialah jika nilai P-value (sig) ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan jika nilai P-value (sig) > 0,05 maka H0 diterima. Data hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Liliefors (Kolmogorov-smirnov) dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut..

(20) 89. Tabel 4.15 Uji Normalitas Data N-Gain Tests of Normality a. Kolmogorov-Smirnov Kelas Gain. df. Sig.. Eksperimen. 30. .026. Kontrol. 30. .200. *. a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.. Dari Tabel 4.15 diperoleh data hasil uji normalitas N-gain pada kedua kelas. untuk kelas eksperimen didapat nilai sig sebesar 0,026. Hal tersebut berarti data N-gain kelas eksperimen berdistribusi tidak normal, sedangkan untuk kelas kontrol didapat nilai sig sebesar 0,200 yang berarti data N-gain kelas kontrol berdistribusi normal. Berikut ini disajikan histogram persebaran N-gain pada kelas eksperimen yang terdapat pada Gambar 4.5 berikut.. Gambar 4.5 Histogram Hasil Uji Normalitas N-gain Kelas Eksperimen.

(21) 90. Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas N-gain pada kelas kontrol yang terdapat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Histogram Hasil Uji Normalitas N-gain Kelas Kontrol. Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa peserta didik memiliki nilai N-gain kecil yaitu antara 0,00-0,50 sehingga menyebabkan data tidak normal. Sedangkan pada Gambar 4.5 terlihat bahwa persebaran nilai N-gain pada kelas eksperimen lebih seimbang atau terlalu banyak peserta didik yang mempunyai nilai N-gain ekstrem (terlalu kecil atau terlalu besar). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persebaran nilai gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak normal. 2) Uji Beda Dua Rata-rata Setelah dilakukan uji normalitas maka didapatkan nilai n-gain pada kedua kelas. Kelas eksperimen berdistribusi tidak normal sedangkan kelas kontrol berdistribusi normal, maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan langsung saja dilakukan uji beda dua rata-rata. Uji beda dua rata-rata ini dilakukan dengan menggunakan uji U dari MannWhitney. Berikut merupakan hipotesis yang akan diuji. H0 : kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak berbeda dengan kemampuan.

(22) 91. komunikasi. matematis. peserta. didik. dengan. menggunakan. metode. pembelajaran konvensional. H1 : kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbeda dengan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai P-value (Sig.2-talied) lebih kecil dari α = 0,05. Perhitungan uji-U dari Mann Whitney ini menggunakan bantuan software SPSS v.16 for Windows. Data hasil perhitungan uji-U dari Mann Whitney dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini. Tabel 4.16 Analisis Uji-U pada Data Gain a. Test Statistics. Nilai_gain Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed). .000 465.000 -6.657 .000. a. Grouping Variable: Kelas. Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan perbedaan dua rata-rata data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan uji U dengan taraf signifikansi two tailed didapatkan nilai P-value (Sig.2-tailed) = 0,000. Kondisi demikian menunjukkan bahwa H0 atau tidak terdapat perbedaan kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditolak. Hal ini didasarkan pada nilai P-value (Sig.2-tailed) yang didapat yang nilainya lebih kecil dari α = 0,05. Dengan demikian, kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbeda dengan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional..

(23) 92. 2.. Analisis Data Kualitatif Pada bagian pendahuluan telah dipaparkan bahwa tujuan penelitian yang. dilakukan adalah untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pengambilan data melalui instrumen selain tes hasil belajar. Instrumen yang dimaksud di antaranya adalah format observasi kinerja guru dan format observasi aktivitas peserta didik, angket respon peserta didik serta catatan lapangan. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai analisis hasil pengambilan data dari instrumen tersebut. a.. Analisis Data Hasil Observasi. 1) Hasil Observasi Kinerja Guru Observasi kinerja guru yang telah dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen diobservasi oleh wali kelas dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Dalam penelitian ini, dibagi dua kinerja guru, yaitu kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Aspek yang dinilai dari kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen memiliki kesamaan. Hal tersebut dikarenakan sudah menjadi persyaratan wajib bagi guru sebelum mengajar, yaitu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut digunakan sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, sedangkan aspek yang dinilai dari kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran berbeda karena dilihat dari penggunaan metode pembelajaran pada kelas kontrol yang menggunakan metode ekspositori dan kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Kinerja guru di kelas kontrol dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV A diobservasi oleh guru wali kelas IV A, yaitu Bapak Wawan Gunawan, S.Pd. Pemaparan mengenai kinerja guru di kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.15 berikut..

(24) 93. Tabel 4.17 Data Observasi Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol No. A. 1. 2. 3. 4. 5.. Aspek yang diamati PERENCANAAN Perumusan tujuan pembelajaran khusus. Merencanakan skenario pembelajaran. Mengembangkan materi pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran. Merencanakan evaluasi pembelajaran. Jumlah Skor Persentase. Skor Ket. 3 2 1 0 √ √ √ √ Kurang √ 14 93.33%. Pada kelas eksperimen dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV B, kinerja guru diobservasi oleh guru wali kelas IV B, yaitu Bapak Sunarto, S.Pd. Pemaparan mengenai kinerja guru di kelas eksperimen terdapat pada Tabel 4.16 berikut.. Tabel 4.18 Data Observasi Kinerja Guru dalam Merencanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen No. A. 1. 2. 3. 4. 5.. Aspek yang diamati PERENCANAAN Perumusan tujuan pembelajaran khusus. Merencanakan skenario pembelajaran. Mengembangkan materi pelajaran. Pemilihan metode pembelajaran. Merencanakan evaluasi pembelajaran. Jumlah Skor Persentase. Skor Ket. 3 2 1 0 √ √ √ Kurang √ √ 14 93.33%. Berdasarkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 diperoleh data mengenai kinerja guru dalam. merencanakan. pembelajaran.. Kinerja. guru. dalam. merencanakan. pembelajaran pecahan dengan menggunakan pembelajaran konvensional maupun menerapkan model pembeajaran kooperatif tipe TGT telah mencapai 93.33%, dengan hasil kinerja yang telah didapat diharapkan pembelajaran dapat berjalan seperti yang diharapkan. Selain merencanakan pembelajaran, kinerja guru juga dinilai dalam melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol dan di kelas eksperimen. Jumlah pertemuan yang dilaksanakan di kelas kontrol dan kelas eksperimen sebanyak tiga pertemuan. Adapun hasil observasi kinerja guru di kelas.

(25) 94. kontrol dan eksperimen pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel 4.19 dan Tabel 4.20 berikut. Tabel 4.19 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol Pertemuan I No. A. 1.. 2.. Aspek yang diamati PELAKSANAAN Kegiatan Awal Pembelajaran a. Memeriksa kesiapan peserta didik. b. Melakukan apersepsi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran.. Skor 3 2 1 0. b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. c. Penggunaan bahasa.. √. √ √. B. 1. 2. 3.. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. Jumlah Skor A EVALUASI Membuat alat penilaian yang sesuai Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah Skor B Jumlah Skor A+B Persentase. √. Kurang. √. Kurang memahami. √. Kurang dipahami Kurang menguasai. √. √. d. Penguasaan kelas. 3.. Ket.. √ √ 26 √ √ √ 9 35 89.74%. Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan I di kelas kontrol, kinerja guru di kelas tersebut mencapai 89.74% selama melaksanakan pembelajaran. Kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan I, yaitu terletak pada aspek menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan materi pelajaran, penggunaan bahasa, dan penguasaan kelas. Pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran, suara guru kurang terdengar jelas oleh peserta didik yang duduk di barisan paling belakang dikarenakan kondisi guru pada saat itu sedang kurang sehat. Selain itu, guru dalam menyampaikan materi pelajaran kurang dapat dipahami oleh peserta didik karena kurangnya penguasaan guru terhadap materi yang harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam.

(26) 95. penggunaan bahasa guru yang terlalu baku membuat peserta didik belajar secara kaku karena bahasa yang digunakan tidak seperti bahasa mereka sehari-hari. Kurangnya penguasaan kelas disebabkan karena ruangan yang sempit sehingga guru tidak leluasa bergerak untuk mengontrol aktivitas peserta didik.. Tabel 4.20 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen Pertemuan I No. A. 1.. 2.. 3.. B. 1. 2. 3.. Aspek yang diamati PELAKSANAAN Kegiatan Awal Pembelajaran a. Memeriksa kesiapan peserta didik. b. Melakukan apersepsi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran. b. Tahap tim. c. Tahap turnamen. d. Tahap rekognisi tim.. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. Jumlah Skor A EVALUASI Membuat alat penilaian yang sesuai Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah Skor B Jumlah Skor A+B Persentase. Skor 3 2 1 0. Ket.. √ √ √ √ √ √ √ √. Kurang Kurang Kurang. √. Kurang. √ 26 √ √ √ 9 35 89,74%. Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan 1 di kelas eksperimen kinerja guru mencapai 89,74% selama melaksanakan pembelajaran. Kekurangan dari kinerja guru pada pertemuan 1, yaitu terletak pada tahap tim, tahap turnamen, tahap rekognisi tim, dan mengarahkan peserta didik untuk menarik simpulan. Kekurangan pada tahap tim karena peserta didik yang tidak mau dikelompokkan bukan dengan temannya yang akrab sehingga guru harus memberikan penjelasan kepada mereka agar mau dikelompokkan secara homogen. Kekurangan kedua yaitu pada tahap turnamen karena peserta didik susah untuk diarahkan dan tertarik.

(27) 96. untuk segera melakukan turnamen sehingga guru tidak maksimal dalam menyampaikan peraturan turnamen yang menyebabkan jalannya turnamen kurang sesuai dengan peraturan turnamen. Pada tahap rekognisi tim terdapat tim yang tidak mau menerima kalau mereka tidak masuk ke dalam kategori tim super, tim sangat baik maupun tim baik. Hal tersebut disebabkan karena peserta didik tergiur dengan penghargaan yang diberikan oleh guru yang berupa sertifikat dan hadiah. Kekurangan selanjutnya yaitu guru tidak mengarahkan peserta didik dalam menarik simpulan dikarenakan waktu yang digunakan sudah banyak digunakan untuk kegiatan inti terutama pada tahap turnamen sehingga guru menarik simpulan sendiri tidak melibatkan peserta didik. Melihat kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pertemuan I, maka guru melanjutkan pembelajaran di kelas kontrol dan eksperimen pada pertemuan II untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kekurangan yang terdapat pada pertemuan I diusahakan oleh guru agar tidak terulang pada pembelajaran selanjutnya. Adapun pemaparan hasil observasi kinerja guru pada pertemuan II dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 berikut. Tabel 4.21 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan II No. A. 1.. 2.. Aspek yang diamati PELAKSANAAN Kegiatan Awal Pembelajaran a. Memeriksa kesiapan peserta didik. b. Melakukan apersepsi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran. b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. c. Penggunaan bahasa.. 3. B. 1. 2. 3.. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. Jumlah Skor A EVALUASI Membuat alat penilaian yang sesuai Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah Skor B Jumlah Skor A+B Persentase. Ket. 0. √ √ √ √ √. Kurang memahami. √ √. Kurang dipahami Kurang menguasai. √. d. Penguasaan kelas. 3.. Skor 2 1. √ √ 28 √ √ √ 9 37 94,87%.

(28) 97. Pada Tabel 4.21, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas kontrol pada pertemuan II mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya yang dapat dilihat dari presentase yang diperoleh pada pertemuan I sebesar 89,74% menjadi 94,87%. Namun, pada pertemuan II masih terdapat sedikit kekurangan yaitu dari aspek penggunaan bahasa dan penguasaan kelas. Latar belakang peserta didik yang berbeda mengakibatkan peserta didik menggunakan bahasa sehari-hari yang berbeda. Hal tersebut dapat diatasi oleh guru dengan penggunaan bahasa yang fleksibel yaitu dengan menggunakan bahasa Indonesia baku dengan sesekali menggunakan bahasa daerah. Pembelajaran pada pertemuan II juga dilakukan di kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada pembelajaran pertemuan I. Adapun pemaparan hasil kinerja guru di kelas eksperimen pada pertemuan II dapat dilihat pada Tabel 4.22 berikut. Tabel 4.22 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan II No. A. 1.. 2.. 3.. B. 1. 2. 3.. Aspek yang diamati PELAKSANAAN Kegiatan Awal Pembelajaran a. Memeriksa kesiapan peserta didik. b. Melakukan apersepsi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran. b. Tahap tim. c. Tahap turnamen. d. Tahap rekognisi tim.. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. Jumlah Skor A EVALUASI Membuat alat penilaian yang sesuai Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah Skor B Jumlah Skor A+B Persentase. Skor 3 2 1 0. Ket.. √ √ √ √ √ √ √ √. Kurang Kurang. √ √ 28 √ √ √ 9 37 94,87%.

(29) 98. Pada Tabel 4.22, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di kelas eksperimen mengalami peningkatan yang dilihat dari perolehan presentase pada tiap pertemuan. Presentase pada pertemuan I sebesar 89,74% sedangkan pada petemuan II sebesar 94,87%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah cukup baik dengan mengatasi kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. Untuk lebih memaksimalkan kinerja guru maka dilakukan pembelajaran pada pertemuan III baik di kelas kontrol maupun eksperimen. Adapun pemaparan hasil observasi kinerja guru pada pertemuan III dapat dilihat pada Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 berikut. Tabel 4.23 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Kontrol pada Pertemuan III No. A. 1.. 2.. 3.. B. 1. 2. 3.. Aspek yang diamati PELAKSANAAN Kegiatan Awal Pembelajaran a. Memeriksa kesiapan peserta didik. b. Melakukan apersepsi. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran. b. Pembelajaran yang melibatkan peserta didik. c. Penggunaan bahasa. d. Penguasaan kelas. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik. Jumlah Skor A EVALUASI Membuat alat penilaian yang sesuai Melakukan penilaian pada proses pembelajaran. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah Skor B Jumlah Skor A+B Persentase. Skor 3 2 1 0. Ket.. √ √ √ √ √ √ √ √. Kurang menguasai. √ √ 29 √ √ √ 9 38 97,43%. Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan II, terjadi peningkatan pada kinerja guru selama pembelajaran di kelas kontrol. Sebelumnya kinerja guru mencapai 94,87%, pada pertemuan III pelaksanaan pembelajaran kinerja guru.

(30) 99. mencapai nilai 97,43%, yang dapat dilihat pada tabel 4.18. Pada pertemuan III yang mencapai persentase 97,43% dapat diinterpretasikan bahwa kinerja guru sudah sangat baik. Tabel 4.24 Data Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran di Kelas Eksperimen pada Pertemuan III No.. Aspek yang diamati. A.. PELAKSANAAN. 1.. Kegiatan Awal Pembelajaran. 2.. Skor 3 2 1 0. a. Memeriksa kesiapan peserta didik.. √. b. Melakukan apersepsi.. √. c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.. √. d. Melaksanakan prosedur pembelajaran.. √. Kegiatan Inti Pembelajaran a. Menyampaikan materi pembelajaran.. √. b. Tahap tim.. √ √. c. Tahap turnamen. d. Tahap rekognisi tim.. 3.. Ket.. Kurang. √. Kegiatan Akhir Pembelajaran a. Mengarahkan menarik simpulan.. √. b. Membuat intisari dari simpulan peserta didik.. √ 29. Jumlah Skor A B.. EVALUASI. 1.. Membuat alat penilaian yang sesuai. √. 2.. Melakukan penilaian pada proses pembelajaran.. √. 3.. Melakukan penilaian pada akhir pembelajaran. √. Jumlah Skor B. 9. Jumlah Skor A+B. 38. Persentase. 97,43%. Setelah observer melakukan observasi pada pertemuan III yang dapat dilihat pada tabel 4.19, terjadi peningkatan pada kinerja guru selama pembelajaran di kelas eksperimen. Sebelumnya kinerja guru mencapai 94,87%, namun pada.

(31) 100. pertemuan III pelaksanaan pembelajaran kinerja guru mencapai 97,43%. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja guru pada pertemuan III sudah sangat baik. 2) Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Observasi dilakukan untuk melihat perbedaan aktivitas/respon peserta didik selama pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penilaian data hasil observasi dilakukan dengan cara menyimpulkan hasil pengamatan observer selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan sebanyak jumlah pertemuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu tiga pertemuan. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada pertemuan I di kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 berikut. Tabel 4.25 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan I). 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. Jumlah. 4. 1 6. 9. 1. 6. 1 5. 9. 0. 1 0. 1 1. 7. 2. 4. 1 6. Persenta se (%). 1 3 , 3. 5 3 , 3. 3 0. 3 , 3. 2 0. 5 0. 3 0. 0. 3 3 , 3. 3 6 , 7. 2 3 , 3. 6 , 7. 1 3 , 3. 5 3 , 3. b. a. Skor. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 9. 1. 6. 1 5. 9. 0. 1 0. 1 1. 7. 2. 3 0. 3 , 3. 2 0. 5 0. 3 0. 0. 3 3 , 3. 3 6 , 7. 2 3 , 3. 6 , 7. B S 4. B. C. K. K S 1. 2. 8. 5. 1. 6. 2. 1. 3. 3.. 66 6. 6. 6. 3. .. .. .. 3. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 1. Keterangan: a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan pecahan. b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan pecahan. c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan. e= Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan pecahan. f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan pecahan. Pada pertemuan I di kelas kontrol terlihat kemampuan peserta didik dalam menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan pecahan dan merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan kurang baik pada kelas kontrol. Peserta didik pada kelas kontrol sangat pemalu dan kurang akrab.

(32) 101. dengan teman-temannya. Peserta didik di kelas kontrol lebih suka mengerjakan soal secara tertulis daripada secara lisan. Tabel 4.26 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen (Pertemuan I) 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. 8. 1 5. 6. 1. 8. 1 5. 7. 0. 1 1. 1 2. 5. 5 0. 2 0. 5 0. 2 3 , 3. 3 6 , 7. 4 0. 1 6 , 7. b. a. Skor Jumlah. Persenta se (%). 2 6 , 7. 3 , 3. 2 6 , 7. Keterangan: a= Menggunakan. 0. gambar. 3. 1 0. untuk. 8. 2 6 , 7. 1 5. 6. 5 0. 2 0. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 1. 8. 1 5. 7. 0. 1 1. 1 2. 5. 3. 5 0. 2 3 , 3. 3 6 , 7. 4 0. 1 6 , 7. 3 , 3. 2 6 , 7. menyampaikan. 0. B S 8. B. C. K. 5. 7. 0. K S 1 0. 1 0. penjelasan. 2. 16 2. 6.. .6 3. 0. 3 3. 6. 6 .. .. 6. 3. 3. 3. 3. mengenai. penjumlahan pecahan. b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan pecahan. c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan pecahan. e= Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan pecahan. f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan pecahan. Pada kelas eksperimen aktivitas peserta didik lebih baik pada semua aspek dibandingkan aktivitas peserta didik pada kelas kontrol. Terlihat dalam presentase kriteria sikap baik sekali dan baik, kelas eksperimen sudah mencapai 42%, sedangkan kelas kontrol 19%. Untuk melihat aktivitas selama pembelajaran, pada pertemuan kedua pun dilakukan observasi. Hasil observasi aktivitas peserta didik pada pertemuan II di kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut. Tabel 4.27 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan II). 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. Jumlah. 7. 4. 0. 9. 0. 2 3 , 3. 1 3 , 3. 0. 3 0. 1 6 5 3 , 3. 5. Persenta se (%). 1 9 6 3 , 3. 1 6 , 7. 0. 1 2 4 0. 1 5 5 0. Skor. B. a. 3. 0. 7. 1 0. 0. 2 3 , 3. 1 9 6 3 , 3. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 4. 0. 9. 5. 0. 3 0. 1 6 , 7. 0. 1 5 5 0. 0. 0. 1 2 4 0. 3. 1 3 , 3. 1 6 5 3 , 3. 1 0. 0. B S 7. B. C. K. 7. 8. 5. K S 3. 2. 23 2. 1. 1. 3.. .3 6. 6. 0. 3. 3. 3. .. .. 6. 6.

(33) 102. Keterangan: a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai pengurangan pecahan. b= Menjelaskan secara lisan pengurangan pecahan. c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang pengurangan pecahan. e= Menafsirkan solusi dari permasalahan pengurangan pecahan. f= Mengajukan pertanyaan tentang pengurangan pecahan. Pada pertemuan kedua, semua respon peserta didik yang diharapkan tercapai. Pada kelas kontrol menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai pengurangan pecahan, mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, merespon pertanyaan tentang pengurangan pecahan, dan mengajukan pertanyaan tentang pengurangan pecahan sudah mulai tumbuh. Namun dalam hal menjelaskan secara lisan. pengurangan. pecahan. dan menafsirkan solusi. dari permasalahan. pengurangan pecahan masih sangat kurang. Hal ini dikarenakan peserta didik di kelas kontrol masih kurang dalam kemampuan mengurangkan dan sulit untuk mencari solusi karena peserta didik di kelas kontrol jarang bekerjasama bahkan ketika guru membolehkan mereka untuk bekerjasama dalam mencari solusi. Aktivitas peserta didik di kelas eksperimen pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.28 berikut. Tabel 4.28 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen (Pertemuan II) 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. Jumlah. 1 4. 1 5. 1. 0. 1 3. 1 5. 2. 0. 1 6. 1 2. 2. 0. 1 4. 1 5. Persenta se (%). 4 6 , 7. 5 0. 3 , 3. 0. 4 3 , 3. 5 0. 6 , 6. 0. 5 3 , 3. 4 0. 6 , 6. 0. 4 6 , 7. 5 0. Skor. b. a. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 1. 0. 1 3. 1 5. 2. 0. 1 6. 1 2. 2. 0. B S 9. B. C. K. 1. 4. 0. K S 1. 3 , 3. 0. 4 3 , 3. 5 0. 6 , 6. 0. 5 3 , 3. 4 0. 6 , 6. 0. 3. 53 1. 0. 3. 0. .3 3. .. 3 .. 3. 6. 3. Keterangan: a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai pengurangan pecahan..

(34) 103. b= Menjelaskan secara lisan pengurangan pecahan. c= Mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang pengurangan pecahan. e= Menafsirkan solusi dari permasalahan pengurangan pecahan. f= Mengajukan pertanyaan tentang pengurangan pecahan. Pada kelas eksperimen, sebanyak setengah dari jumlah peserta didik sudah mencapai aspek yang diharapkan. Pembelajaran yang baru, membuat mereka merasa tertantang untuk belajar dan berpartisipasi dalam pembelajaran. Untuk melihat aktivitas selama pembelajaran, pada pertemuan ketiga pun dilakukan observasi. Berikut hasil observasi pada Tabel 4.29 dan Tabel 4.30. Tabel 4.27 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Kontrol (Pertemuan III). 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. 7. 1 9. 4. 0. 9. 1 6. 5. 0. 1 2. 1 5. 3. 6 3 , 3. 1 3 , 3. 5 3 , 3. 1 6 , 7. 4 0. 5 0. 1 0. b. a. Skor Jumlah. Persenta se (%). 2 3 , 3. 0. 3 0. 0. 0. 0. 7. 2 3 , 3. 1 9. 4. 6 3 , 3. 1 3 , 3. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 0. 9. 1 6. 5. 0. 1 2. 1 5. 3. 7. 5 3 , 3. 1 6 , 7. 4 0. 5 0. 1 0. 0. 3 0. 0. B S 8. B. C. K. 9. 1. 0. K S 2. 0. 6. 1 2 3 , 3. 2. 30 3. 6.. 6. .. .. 7. 7. 7. Keterangan: a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan. b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan. c=Mengajukan. permasalahan. yang. berkaitan. dengan. penjumlahan. dan. pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. e=Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. f=Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Pada pertemuan III, sikap peserta didik tidak jauh berbeda dengan pertemuan kedua. Hal ini disebabkan karena pada pertemuan III ini merupakan pengulasan materi dari pertemuan pertama dan kedua..

(35) 104. Tabel 4.30 Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen (Pertemuan III) 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 3. Aspek yang Diamati c d 2 1 0 3 2 1. Jumlah. 1 4. 1 5. 1. 0. 1 3. 1 5. 2. 0. 1 6. 1 2. 2. 0. 1 4. 1 5. Persenta se (%). 4 6 , 7. 5 0. 3 , 3. 0. 4 3 , 3. 5 0. 6 , 6. 0. 5 3 , 3. 4 0. 6 , 6. 0. 4 6 , 7. 5 0. b. a. Skor. e. Interpretasi. f. 0. 3. 2. 1. 0. 3. 2. 1. 0. 1. 0. 1 3. 1 5. 2. 0. 1 6. 1 2. 2. 1 4. 3 , 3. 0. 4 3 , 3. 5 0. 6 , 6. 0. 5 3 , 3. 4 0. 6 , 6. 4 6 , 7. B S 1. B. C. K. 1. 2. 0. K S 1. 7. 0. 5. 33 6. 0. 3. 6.. .3 .. .. 7. 7. 3. Keterangan: a=Menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan. b= Menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan. c=Mengajukan. permasalahan. yang. berkaitan. dengan. penjumlahan. dan. pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. d= Merespon pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. e=Menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. f= Mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Sikap peserta didik dalam pembelajaran setiap pertemuannya berubah-ubah. Namun secara garis besar seluruh aktivitas peserta didik dalam keenam aspek tersebut meningkat. Untuk melihat hasil observasi setiap pertemuan tersebut, disajikan rekapitulasi hasil observasi aktivitas peserta didik selama pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tabel 4.31 berikut. Tabel 4.31 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Pertemuan I. Pertemuan II. Pertemuan III. Sikap Peserta Didik Jumlah Persentase (%). Kontrol 4 13. 33. 2. 8. 6.6 26. 6. 66. 5. 11. 7. 16.. 36.. 23.. 66. 66. 33. 7. 8. 23.3 26. 3. 6. 5. 3. 8. 16.. 10. 26.. 6. 9. 11. 0. 2. 30. 36.. 0. 6.7. 7. 7. Eksperimen Jumlah Persentase (%). 8. 5. 7. 0. 10. 9. 16. 4. 0. 1. 17. 10. 2. 0. 1. 26.. 16. 23.. 0. 33.. 30. 53.3 13.. 0. 3.3. 56.. 33.3 6.7. 0. 3.3. 66. 66 33. 33. 3. 3. 7.

(36) 105. Terlihat aktivitas peserta didik dalam pembelajaran baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen meningkat, hal ini dilihat dari peningkatan sikap peserta didik yang tergolong kategori baik sekali dan baik. Di kelas kontrol, sikap peserta didik yang tergolong kategori baik sekali dan baik meningkat 17% yang pada pertemuan I untuk kategori baik sekali dan baik mencapai 29,6% sedangkan pada pertemuan II mencapai 46,6%. Pada pertemuan ketiga persentase aktivitas peserta didik sebesar 56,7% sehingga mengalami kenaikan sebesar 10,1% dari pertemuan kedua. Di kelas eksperimen, sikap peserta didik yang tergolong kategori baik sekali dan baik meningkat 40,13% yang pada pertemuan I sebesar 43,2% menjadi 83,33% pada pertemuan II. Pada pertemuan ketiga persentase aktivitas peserta didik sebesar 90% sehingga mengalami peningkatan sebesar 6,7% dari pertemuan II. Perbedaan aktivitas peserta didik pada kedua kelas tersebut sudah terlihat pada pertemuan I dimana aktivitas peserta didik yang mencakup menggunakan gambar untuk menyampaikan penjelasan mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan, menjelaskan secara lisan penjumlahan dan pengurangan pecahan, mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, merespon pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan, menafsirkan solusi dari permasalahan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan, dan mengajukan pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. Sama halnya di kelas kontrol, di kelas eksperimen aktivitas peserta didik sudah dapat diinterpretasikan pada kategori baik. Dengan demikian, apabila dilihat dari persentase yang diperoleh pada tiap pertemuan dapat ditarik simpulan bahwa aktivitas peserta didik pada kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan aktivitas peserta didik pada kelas kontrol. b. Analisis Angket Respon Peserta Didik Pada penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap pelajaran matematika, pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan terhadap soal-soal komunikasi matematis. Angket terdiri atas 15 nomor dengan dengan 10 nomor berupa pernyataan positif dan 5 nomor berupa pernyataan negatif..

(37) 106. Angket diberikan kepada peserta didik kelas eksperimen setelah tes akhir, artinya setelah semua pembelajaran berlangsung. Jumlah angket yang terkumpul dan yang dianalisis adalah 30 angket. Analisis data angket menggunakan skala Likert. 1) Sikap Peserta Didik terhadap Pelajaran Matematika Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap pelajaran matematika adalah butir soal nomor 1, 3, 4, 5, dan 6. Pernyataan nomor 1 dan 3 menunjukkan rasa suka terhadap mata pelajaran matematika. Pernyataan nomor 4 menunjukkan kedislipinan dalam pembelajaran matematika. Pernyataan nomor 5 dan 6 menunjukkan antusias terhadap matapelajaran matematika. Jawaban peserta didik mengenai sikapnya terhadap pelajaran matematika disajikan pada Tabel 4.32 berikut Tabel 4.32 Sikap Peserta Didik terhadap Pelajaran Matematika Skala Sikap. Indikator Rasa suka terhadap matapelajaran matematika.. Terhadap pelajaran matematika. Kedislipinan dalam pembelajaran matematika. Antusias terhadap matapelajaran matematika. No dan Sifat 1 (positif) 3 (negatif) 4 (positif) 5 (positif) 6 (negatif). Skor dan Frekuensi Rata-rata SS S TS STS Item Kelas 5 4 2 1 18 4 6 2 4 1 0. 2 4. 4 6. 5 20. 5 18. 4 4. 2 6. 1 2. 5 15. 4 7. 2 5. 1 3. 1 6. 2 7. 4 4. 5 13. 4,4. 4. 3,9. 3,86 3,36. Skor untuk kedua pernyataan yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap pelajaran matematika adalah 3,9, yang artinya peserta didik memberikan sikap yang negatif terhadap pelajaran matematika..

(38) 107. 2) Sikap Peserta Didik terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah butir soal nomor 2, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 14. Pernyataan nomor 2 dan 14 menunjukkan sikap percaya diri dalam mengerjakan soal-soal matematika. Pernyataan nomor 7 menunjukkan perhatian terhadap proses pembelajaran matematika. Pernyataan nomor 8, 9, dan 11 menunjukkan antusias dalam kerja kelompok. Pernyataan nomor 10 dan 12 menunjukkan minat dalam turnamen.. Jawaban peserta didik terhadap model. pembelajaran kooperatif tipe TGT disajikan pada Tabel 4.33 berikut. Tabel 4.33 Sikap Peserta Didik terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Skala Sikap. Indikator. No dan Sifat. 2 Percaya diri dalam (negatif) mengerjakan soalsoal matematika. 14 (positif). Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT. Perhatian terhadap proses pembelajaran matematika.. 7 (positif) 8 (negatif). Antusias dalam kerja kelompok.. 9 (positif) 11 (positif). Minat dalam turnamen.. 10 (positif) 12 (positif). Skor dan Frekuensi SS 1 3. S 2 5. 5 18. 4 4. 2 6. 1 2. 5 19. 4 5. 2 3. 1 3. 1 6. 2 7. 4 4. 5 13. Rata-rata. TS STS Item Kelas 4 5 7 15 4,23. 3,86. 4,13. 3,36 3,3. 5 17. 4 3. 2 5. 1 5. 3,73. 5 17. 4 3. 2 5. 1 5. 3,73. 1 6. 2 7. 4 4. 5 13. 3,36. 5 17. 4 3. 2 5. 1 5. 3,73.

(39) 108. Skor untuk kelima pernyataan yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebesar 3,3, yang artinya peserta didik memberikan sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 3) Sikap Peserta Didik terhadap Soal-Soal Komunikasi Matematis Butir pernyataan pada angket yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap soal-soal komunikasi matematis adalah butir soal nomor 13 dan 15. Pernyataan–pernyataan tersebut menunjukkan pendapat peserta didik terhadap soal-soal komunikasi matematis. Dengan menggunakan skala Likert, diperoleh hasil pada tabel 4.34. Tabel 4.34 Sikap Peserta Didik terhadap Soal-Soal Komunikasi Matematis. Skala Sikap. Terhadap Soal-Soal Komunikasi Matematis. Indikator. Sikap terhadap komunikasi matematis.. No dan Sifat 15 (positif) 13 (Negatif). Skor dan Frekuensi SS 5 17. S 4 10. TS 2 2. 1 3. 2 4. 4 7. Rata-rata. STS Item Kelas 1 1 4,33 5 16. 4,14 3,96. Skor pernyataan kelas yang mengindikasikan sikap peserta didik terhadap soal-soal komunikasi matematis adalah 4,14, yang artinya peserta didik memberikan sikap atau respon yang positif terhadap tipe soal komunikasi matematis. Dari beberapa rata-rata keseluruhan yang telah dijelaskan di atas. Jadi dapat disimpulkan peserta didik memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran pecahan yang menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. c.. Analisis Hasil Catatan Lapangan. 1) Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Catatan lapangan peserta didik di kelas kontrol telah dilakukan oleh guru kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berisi tentang kegiatan atau aktivitas yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran, baik aktivitas yang memperlihatkan suka terhadap pembelajaran maupun aktivitas yang.

(40) 109. memperlihatkan kebosanan dalam belajar. Catatan lapangan di kelas kontrol dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV A pada tanggal 6, 18, 20, 21 April 2015, dan 4 Mei 2015. Tanggal tersebut meliputi tanggal dilaksanakannya pretes, pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III, dan postes. Berikut akan dipaparkan catatan lapangan peserta didik pada kelas kontrol pada saat pretes yang terdapat pada Tabel 4.35 Tabel 4.35 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol pada Saat Pretes Waktu. Jam. Catatan Lapangan. (hari, tanggal) Edi Sujadi gelisah saat mengerjakan pretes. Ia 08.00. selalu berusaha untuk mencontek jawaban temannya. Jumina menanyakan kunci jawaban kepada. Senin, 6 April 2015. 08.15. guru.. 08.20. Fadhil, Rizki, Akbar, Heri selesai mengerjakan pretes.. 08.30. Peserta didik harus mengumpulkan pretesnya karena waktu sudah habis.. Pada saat pretes, peserta didik banyak yang menanyakan cara mengerjakan maupun kunci jawaban dari soal. Hal tersebut dikarenakan peserta didik tidak terbiasa dengan soal-soal tes kemampuan komunikasi matematis yang terdapat pada instrumen soal. Agar peserta didik memahami dan mengerti bagaimana cara mengerjakan soal tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan, maka dilakukan pembelajaran pertemuan I mengenai penjumlahan pecahan. Pada saat dilaksanakannya pertemuan I di kelas kontrol mengenai penjumlahan pecahan, hanya terdapat sedikit peserta didik yang memahami cara mengoperasikan pecahan. Namun hanya dua peserta didik yang menanyakan tentang ketidakpahamannya terhadap materi yang disampaikan. Pada saat diberikan latihan soal, terdapat tiga peserta didik yang menanyakan cara mengerjakan soal. demikian juga ketika guru meminta peserta didik mengerjakan soal di depan kelas, guru harus menunjuk peserta didik yang maju. Peserta didik.

(41) 110. di kelas kontrol masih malu untuk berpartisipasi. Namun, terdapat satu peserta didik yang dapat aktif untuk menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan. Pembelajaran yang dilakukan masih kurang karena masih ada peserta didik yang gaduh. Setelah dilaksanakan pembelajaran pertemuan I di kelas kontrol didapatkan catatan lapangan yang terdapat pada Tabel 4.36 berikut. Tabel 4.36 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan I Waktu (hari, tanggal). Jam. Catatan Lapangan. 08.00. Rabu, 8 April 2015. Gharizah dan Laisa menanyakan materi kepada guru saat guru selesai menjelaskan materi. 08.15- Lusiana, Andyan, dan Habil menanyakan 08.20 pengerjaan soal kepada guru. Wanto berteriak, “Ibu susah soalnya gabisa bu 08.30 ngerjainnya!” lalu ia menghampiri Dendro untuk mengerjakan soal miliknya. 08.35- Anisah, Aeny, Dodi, Ficky, Silvia, Iyah, 08.50 Regina, dan Ananda maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. 08.55 Rian menyimpulkan pembelajaran.. Pembelajaran pada pertemuan I telah dilaksanakan dengan catatan lapangan yang telah dipaparkan. Setelah banyak kejadian yang dipaparkan dalam catatan lapangan dalam pertemuan I, guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan II untuk lebih mengetahui aktivitas peserta didik lebih lanjut. Pembelajaran pada pertemuan II di kelas kontrol terdapat pada Tabel 4.37 berikut. Tabel 4.37 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan II Waktu Jam Catatan Lapangan (hari, tanggal) 07.30 Dendro maju ke depan kelas untuk Senin, 20 April 2015 mengerjakan PR. 08.05 Akbar menanyakan materi kepada guru saat guru selesai menjelaskan materi. 08.30 Wanto berkeliling kelas mengganggu teman Senin, 20 April 2015 yang lain 08.35- Fadhil, Erna, Dewi, Anisah, Heri, dan Rofiqo 08.50 maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal. 08.55 Alia membantu guru untuk menyimpulkan pembelajaran. Johan menyampaikan bahwa ia belum mengerti 09.10 tentang pengurangan pecahan dengan penyebut berbeda..

(42) 111. Pada pertemuan II, peserta didik merasa kesulitan dengan pengurangan pecahan. Hal tersebut dikbuktikan dengan peserta didik yang mengganggu teman yang sedang mengikuti pembelajaran. Namun untuk mengerjakan soal di depan kelas terdapat beberapa peserta didik yang menawarkan diri untuk maju. peserta didik juga mau mengakui ketidakpahamannya terhadap materi yang diajarkan pada saat kegiatan refleksi. Agar peserta didik lebih mampu memiliki kemampuan komunikasi matematisnya, maka dilakukan pembelajaran di kelas kontrol pada pertemuan III. Hasil catatan lapangan pada pertemuan III dapat dilihat pada Tabel 4.38 berikut. Tabel 4.38 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol Pertemuan III Waktu. Jam. Catatan Lapangan. 07.50. Johan maju ke depan kelas untuk mengerjakan. (hari, tanggal). PR. 08.15 Selasa, 21 April 2015. Diaz maju ke depan kelas untuk mengerjakan latihan soal.. 09.00. Fadhil menanyakan menyamakan pemahaman materinya dengan guru.. 09.15. Wanto terahir mengumpulkan soal evaluasi yang telah dikerjakan.. Selasa, 21 April 2015. 09.20. Erna. pada. saat. istirahat. menanyakan. pembelajaran yang baru saja dilakukan.. Pada pertemuan III peserta didik sudah lebih mengerti tentang materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang disampaikan sebelumnya pada pertemuan I dan II sehingga peserta didik yang bertanya hanya untuk menyamakan pemahaman yang ia dapat dengan pemahaman guru. Untuk lebih mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki peserta didik, maka dilaksanakan postes yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.39 berikut..

(43) 112. Tabel 4.39 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Kontrol pada Saat Postes Waktu (hari, tanggal). Jam. Catatan Lapangan. 08.00. Edi menanyakan kepada guru cara menjawab soal.. Senin, 4 Mei 2015. 08.20. Akbar,. Rizki,. Heri,. Fadhil,. Erna. mengumpulkan jawaban soal postes. 08.28. Peserta didik yang lain mengumpulkan postes sebelum waktu habis.. Pada saat postes dilaksanakan, peserta didik yang sudah menguasai menjawab soal dengan cepat sebelum waktu habis. Hal itu kemungkinan dikarenakan peserta didik sebelumnya sudah pernah mengerjakan soal tersebut pada saat pretes. 2) Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen Catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen telah dilakukan oleh guru kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan ini berisi tentang kegiatan atau aktivitas yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran, baik aktivitas yang memperlihatkan suka terhadap pembelajaran maupun aktivitas yang memperlihatkan kebosanan dalam belajar. Catatan lapangan di kelas eksperimen dilaksanakan di SDN 1 Panunggul kelas IV B pada tanggal 6, 18, 20, 21 April 2015, dan 4 Mei 2015 setelah dilaksanakannya di kelas kontrol. Tanggal tersebut meliputi tanggal dilaksanakannya pretes, pertemuan I, pertemuan II, pertemuan III, dan postes. Catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen pada saat pretes terdapat pada Tabel 4.40 berikut. Tabel 4.40 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen pada Saat Pretes Waktu (hari/tanggal). Jam. 08.00. Senin, 6 April 2015. 08.15 08.20 08.30. Catatan Lapangan Anton gaduh karena tidak mengerti soal pretes yang diberikan. Ghina, Alfi, Valin, Nida, dan Siti tentang jawaban soal apakah diberikan cara atau tidak. Widiyawati, Widiya, dan Shendy selesai mengerjakan soal pretes. Peserta didik harus mengumpulkan pretesnya karena waktu sudah habis..

(44) 113. Sama halnya dengan catatan lapangan pada saat pretes dilaksanakan di kelas kontrol, di kelas eksperimen pun peserta didik mengalami kesulitan untuk mengerjakan. Namun peserta didik di kelas eksperimen lebih berani untuk menanyakan kepada guru hal yang belum dimengerti. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan pembelajaran agar peserta didik mengerti soal yang harus mereka kerjakan. Pembelajaran yang dilakukan yaitu terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan I dilakukan pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas eksperimen. Pemaparan mengenai pembelajaran yang dilakukan di kelas eksperimen pada pertemuan I dapat dilihat pada Tabel 4.41 berikut. Tabel 4.41 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan I Waktu (hari, tanggal). Jam. Catatan Lapangan. 09.40. Rabu, 8 April 2015. Anton menanyakan media yang dibawa oleh guru. 09.50 Windiyah menjawab pertanyaan dari guru mengenai penjumlahan pecahan. 10.00 Nuryana mengemukakan tidak suka dengan dibentuknya kelompok. 10.05 Selviana ingin segera melakukan turnamen ketika guru selesai memberitahukan peraturan turnamen. 10.40 Ainur hendak menangis ketika menjadi perwakilan keempat dari peserta didik kelompok 4. 11.02 Dewi membantu guru menghitung skor tim. 11.04- Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk 11.05 menerima penghargaan sebagai tim super, Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim sangat baik, Nida dkk dari kelompok 5 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim baik. 11.10 Aliyah membantu guru menyimpulkan pembelajaran.. Setelah pertemuan I, dilaksanakan pembelajaran pada pertemuan II di kelas eksperimen agar peserta didik lebih memiliki kemampuan komunikasi matematis. Adapun pemaparan catatan lapangan peserta didik di kelas eksperimen pada pertemuan II terdapat pada Tabel 4.42 berikut..

(45) 114. Tabel 4.42 Catatan Lapangan Peserta Didik Eksperimen Pertemuan II Waktu. Jam. Catatan Lapangan. (hari, tanggal) 09.45. Aries menjawab pertanyaan dari guru mengenai pengurangan pecahan.. 10.05. Ega dan peserta didik yang lain ingin segera melakukan turnamen.. 10.45. Ghina dkk sangat cepat dalam mengerjakan kartu soal.. 10.50. Valin dkk menyusul seimbang dengan skor tim Ghina. 10.55. Tim Widiyawati berusaha menyusul skor tim lain.. Senin, 20 April 2015. 11.00. Tim. Ghina. dkk. bersemangat. melakukan. turnamen. 11.04- Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk 11.05. menerima penghargaan sebagai tim super, Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim sangat baik, Widiyawati dkk dari kelompok 2 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim baik.. 11.10. Aisyah Adzri membantu guru menyimpulkan pembelajaran.. Pada pertemuan II, peserta didik merasa kesulitan dengan pengurangan pecahan. Hal tersebut dibuktikan dengan peserta didik yang mengganggu teman yang sedang mengikuti pembelajaran. Namun untuk mengerjakan soal di depan kelas terdapat beberapa peserta didik yang menawarkan diri untuk maju ke depan kelas. Peserta didik juga mau mengakui ketidakpahamannya terhadap materi yang diajarkan pada saat kegiatan refleksi. Agar peserta didik lebih mampu memiliki kemampuan komunikasi matematis dan operasi hitung pada pecahan, maka.

(46) 115. dilakukan pembelajaran di kelas eksperimen pada pertemuan III. Adapun pemaparannya terdapat pada Tabel 4.43 berikut. Tabel 4.43 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen Pertemuan III Waktu. Jam. Catatan Lapangan. 09.30. Hadi menjawab pertanyaan dari guru mengenai. (hari, tanggal). pengurangan pecahan. 10.00. Widiya dan peserta didik yang lain ingin segera melakukan turnamen.. 10.45. Ghina dkk sangat cepat dalam mengerjakan kartu soal.. 10.50. Valin dkk menyusul seimbang dengan skor tim Ghina. 10.55. Nida dkk menyusul skor tim Widiyawati.. 11.00. Tim. Senin, 20 April 2015. Nida. dkk. bersemangat. melakukan. turnamen. 11.04- Ghina dkk dari kelompok 3 maju untuk 11.05. menerima penghargaan sebagai tim super, Valin dkk dari kelompok 1 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim sangat baik, Nida dkk dari kelompok 5 maju untuk menerima penghargaan sebagai tim baik.. 11.10. Tofan. membantu. guru. menyimpulkan. pembelajaran.. Pada pertemuan III peserta didik sudah lebih mengerti tentang materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang disampaikan sebelumnya pada pertemuan I dan II sehingga peserta didik bertanya hanya untuk menyamakan pemahaman yang ia dapat dengan pemahaman guru. Untuk lebih mengetahui sejauh mana kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki peserta didik, maka dilaksanakan postes yang terdapat pada Tabel 4.44 berikut..

(47) 116. Tabel 4.44 Catatan Lapangan Peserta Didik Kelas Eksperimen pada Saat Postes Waktu (hari, tanggal). Jam. Catatan Lapangan. 09.35. Amin menanyakan kepada guru cara menjawab soal.. Senin, 4 Mei 2015. 09.40. Alfi,. Nida,. Siti,. dan. Widiyawati. mengumpulkan jawaban soal postes. 11.00. Peserta didik yang lain mengumpulkan postes sebelum waktu habis.. Pada saat postes dilaksanakan, peserta didik yang sudah menguasai menjawab soal dengan cepat sebelum waktu habis. Hal itu kemungkinan dikarenakan peserta didik sebelumnya sudah pernah mengerjakan soal tersebut pada saat pretes.. B. Pengujian Hipotesis 1.. Analisis. Pengaruh. Kemampuan. Komunikasi. Matematis. Kelas. Eksperimen (Uji Hipotesis 1) Setelah dilaksanakannya pembelajaran di. kelas eksperimen dengan. pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat diketahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata berpasangan. Pada uji ini data yang digunakan yaitu data hasil pretes dan postes kelas eksperimen. Uji. beda. rata-rata. berpasangan. ini. menggunakan. uji. Wilcoxon. (nonparametrik) karena data nilai pretes berdistribusi normal sedangkan nilai postes berdistribusi tidak normal. Kriteria pengambilan keputusan dengan taraf signifikansi (α = 0,05) menurut Priyatno (2013, hlm. 17) ialah jika nilai P-value (sig) ≤ 0,05 maka ditolak dan jika nilai P-value (sig) > 0,05 maka diterima. Adapun hipotesis yang akan diuji ialah sebagai berikut: H0 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV..

(48) 117. H1 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV. Berikut data hasil penghitungan uji beda rata-rata berpasangan nilai pretes dan nilai postes kelas eksperimen dengan uji Wilcoxon disajikan dalam Tabel 4.45 di bawah ini. Tabel 4.45 Uji Beda Rata-rata Berpasangan Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen b. Test Statistics. postes_eksperim en pretes_eksperim en Z Asymp. Sig. (2-tailed). a. -4.784. .000. a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test. Pada Tabel 4.45 dapat diketahui bahwa hasil penghitungan beda rata-rata kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dengan uji Wilcoxon taraf signifikansi α = 0,05 didapat P-value (Sig 2-tailed) sebesar 0,000. Hasil yang diperoleh P-value < α, sehingga H0 ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis peserta didik pada materi pecahan di kelas IV secara signifikan. 2.. Analisis Pengaruh Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol (Uji Hipotesis 2) Setelah dilaksanakannya pembelajaran di kelas kontrol dengan pembelajaran. konvensional menggunakan metode ekspositori dapat diketahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis peserta didik dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata berpasangan. Pada uji ini data yang digunakan yaitu data hasil pretes dan postes kelas kontrol..

Gambar

Tabel 4.8 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Postes
Gambar 4.4 Histogram Hasil Uji Normalitas Postes kelas Kontrol
Tabel 4.11 Analisis Uji-U pada Data Postes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi Belajar dalam penelitian ini adalah dorongan dari dalam diri peserta didik untuk dapat berubah menjadi lebih baik dan lebih bersemangat dalam belajar

Dalam kegiatan ini, pengumpulan data dari berbagai lokasi di masing-masing pondok pesantren kemudian disimpulkan sebagai suatu formulasi bermakna melalui analisis

The direct method approach based on the direct multiple shooting is used to solve the trajectory of missile with terminal bunt manoeuvre with state and control

Pada masa orde baru, segala penerbitan di media massa berada dalam pengawasan pemerintah yaitu.. melalui departemen

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Proses kerja

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Memori Banding dari Kuasa Hukum Para Pelawan / Para Pembanding , juga Kontra Memori Banding dari Kuasa Hukum Terlawan I dan II / Terbanding I dan II , yang keseluruhan