• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis sosiologi karya sastra terhadap novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis sosiologi karya sastra terhadap novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS SOSIOLOGI KARYA SASTRA TERHADAP NOVEL SUTI KARANGAN SAPARDI DJOKO DAMONO. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh Trining Tyas NIM: 131224023. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LET IT HAPPEN TO ME AS YOU HAVE SAID (MOTHER MARY). iv.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ini penulis persembahkan kepada:  Kedua orang tua saya Bapak Maryadi dan Ibu Maria Magdalena Tuyati yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.. v.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Tyas, Trining. 2018. Analisis Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono: Kajian Sosiologi Sastra. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Interaksi sosial merupakan bagian utama dalam kehidupan manusia. Pada kehidupan sehari-hari, setiap manusia melakukan proses interaksi secara berkelanjutan. Seperti halnya yang terdapat pada sebuah cerita dalam karya sastra, terdapat berbagai macam pola interaksi sosial yang terjalin antartokoh. Proses tersebut terjadi pada berbagai ranah, baik itu dalam ranah teman, keluarga maupun masyarakat. Dalam interaksi tersebut menghasilkan berbagai macam pola perilaku sosial. Penelitian sosiologi karya sastra ini membahasa interaksi sosial antartokoh dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Untuk dapat memahami pola interaksi yang terjadi antar tokoh, peneliti menganalisis menggunakan kajian instrinsik dan sosisologi karya sastra. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, untuk mendiskripsikan fakta yang ditemukan dalam novel, untuk kemudian dianalis agar dapat memahami macam-macam proses interaksi antartokoh. Dari hasil analisis dokumen menggunakan analisis deskriptif, kajian instrinsik, dan kajian sosiologi sastra, peneliti dapat menyimpulkan bahwa novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, memaparkan pola interaki sosial yang terjalin antartokoh. Interaksi sosial tersebut tidak hanya dialami pada Suti sebagai tokoh utama, tetapi juga tokoh yang lain. Pola interaksi sosial yang ditemukan dalam novel Suti terdiri atas kerja sama, persaingan, dan pertikaian. Kata kunci: instrinsik, sosiologi karya sastra, interaksi sosial, novel.. viii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Tyas, Trining. 2018. Analysis of Sociology of Literary Works on Suti, a Novel by Sapardi Djoko Damono: Sociology Literature Review. Thesis. Yogyakarta:Indonesia Language Literary Education Study Program, Department of Language Education and Arts, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. Social interaction is a major part of human life. In everyday life, every human interaction process in a sustainable manner. The process occurs in various scope of life, whether in the scope of friends, family and society. In such interaction produces various social behavior patterns. This study discusses the social interaction among characters in Suti novel by Sapardi Djoko Damono. To be able to understand the patterns of interaction that occur between the characters, researcher analyzed using the study of intrinsic and sociology literary works. The method used was descriptive analysis that was to describe facts found in the novel, then to analyze in order to understand the various processes of interaction between characters. From the result of document analysis using descriptive analysis, intrinsic study, and sociology literature study, the researcher concluded that Suti novel by Sapardi Djoko Damono exposes the interaction pattern of social interaction among characters. Social interaction was not only experienced by Suti as the main character, but also other figures. The pattern of social interaction found in Suti novel consisted of cooperation, competition, and contention.. Keywords: intrinsic, sociology of literary works, social interactions, novels.. ix.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan atas diri penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas arahan, bantuan serta bimbingan dan juga dorongan dari berbagai pihak. Penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak lansung dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengungkapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut. 1. Dr. Yohanes Harsoyo. S.Pd., M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma. 2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan untuk penyelesaian skripsi ini. 3. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum., selaku pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan dukungan, pendampingan, saran, pengetahuan, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan dukungan, pendampingan, saran, pengetahuan, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. x.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5.. Segenap dosen Program Studi Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memotivasi penulis dalam mendalami ilmu bahasa dan sastra Indonesia sebagai dalam dunia pendidikan.. 6. Kedua orang tua penulis Maryadi dan Maria Magdalena Tuyati yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Kedua kakak penulis Emerita Setyowati dan Damian Agung Priaji yang selalu memberi motivasi, kasih sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Sahabat seperjuangan “kimi squad” Yona Fransiska, Dwi Agustine, dan Eti Karismie yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat setia Pitra, Eko, Dubil dan Prima dan yang selalu memberi semangat, kasih sayang, dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman seperjuangan PBSI angakatan 2013 khususnya kelas A yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Seluruh. pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah. memberikan dukungan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. xi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii. HALAMAN MOTTO ............................................................................ iv. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................ vii. ABSTRAK .............................................................................................. viii. ABSTRACT .............................................................................................. ix. KATA PENGANTAR ............................................................................ x. DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1. 1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 4. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 4. 1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 5. 1.5. Batasan Istilah .......................................................................... 6. 1.6. Sistematika Penyajian ............................................................... 7. xiii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Relevan ................................................................. 8. 2.2. Kajian Teori ........................................................................... 10. 2.2.1 Unsur Instrisik Novel ................................................. 11. 2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan .................................... 12. 2.2.1.1.1 Tokoh Utama .................................... 13. 2.2.1.1.2 Tokoh Tambahan .............................. 14. 2.2.1.2 Alur ................................................................ 15. 2.2.1.2.1 Paparan ............................................. 16. 2.2.1.2.2 Rangsangan ....................................... 17. 2.2.1.2.3 Gawatan ............................................. 17. 2.2.1.2.4 Tikaian .............................................. 17. 2.2.1.2.5 Rumitan ............................................ 18. 2.2.1.2.6 Klimaks ............................................ 18. 2.2.1.2.7 Leraian .............................................. 18. 2.2.1.2.8 Selesaian ........................................... 18. 2.2.1.3 Latar ................................................................ 19. 2.2.1.3.1 Latar Tempat .................................... 20. 2.2.1.3.2 Latar Waktu ...................................... 20. 2.2.1.3.3 Latar Sosial- Budaya ........................ 20. 2.2.1.4 Tema .............................................................. 21. 2.2.1.5. Amanat ........................................................... 22. 2.2.2. Pendekatan Sosiologi Sastra ....................................... 23. 2.2.3. Kajian Interaksi Sosial ................................................ 26. xiv.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.2.3.1. Kerja sama (Cooperation) ………....................... 27. 2.2.3.2. Persaingan (Competition)..................................... 28. 2.2.3.3. Konflik (Conflict) ................................................ 28. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ....................................................................... 30. 3.2. Sumber Data ........................................................................... 31. 3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................ 32. 3.4. Instrumen Penelitian ............................................................. 32. 3.5. Teknik Analisis Data .............................................................. 33. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kajian Unsur Intrinsik Novel Suti ........................................ 4.1.1. 4.1.2. 4.1.3. 35. Tokoh dan Penokohan ................................... 33. 4.1.1.1 Tokoh Utama ……………………….. 35. 4.1.1.2 Tokoh Tambahan …………………... 38. Alur ………………………………………... 47. 4.1.2.1 Paparan ……………………………. 47. 4.1.2.2 Rangsangan …………………………. 48. 4.1.2.3 Gawatan ……………………………. 49. 4.1.2.4 Tikaian ……………………………. 50. 4.1.2.5 Rumitan ……………………………. 50. 4.1.2.6 Klimaks ……………………………. 52. 4.1.2.7 Leraian …………………………….. 52. 4.1.2.8 Selesaian ……………………………. 53. Tema ...............................................………... 54. xv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.4. Latar ................................................................ 58. 4.1.4.1 Latar Tempat…………………………. 58. 4.1.4.2 Latar Waktu………………………….. 63. 4.1.4.3 Latar Sosial-Budaya……………….... 66. Amanat …………………………………….... 68. Kajian Interaksi Sosial- Sosiologi ............................................ 70. 4.1.5 4.2. 4.2.1. Kerja Sama (Cooperation) ............................ .. 71. 4.2.2. Persaingan (Competition)............................... ... 75. 4.2.3. Konflik (Conflict) ............................................. 78. 5. 1. Simpulan ................................................................................... 83. 5. 2. Saran ......................................................................................... 84. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... ... 85. BAB V PENUTUP. LAMPIRAN 1. Sinopsis Novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono.......... 87. 2. Triangulasi Penelitian ………………………………………. 89. 3. Biodata Penulis ....................................................................... 111. xvi.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu bagian dari kebudayaan. Hal ini ditandai dengan cara seseorang maupun kelompok masyarakat menggunakan bahasa serta pola pikir yang akhirnya membentuk suatu keyakinan yang dijadikan pedoman hidup secara turun temurun, untuk kemudian direfleksikan pada sebuah karya sastra. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Wellek dan Werren (2016: 21) yang mendefinisikan sastra sebagai karya imajinatif yang bermediakan bahasa dan mempunyai nilai-nilai moral yang tinggi. Nilai tersebut yang menjadi unsur pembentuk dari tanggapan refleksi realitas sosial kehidupan bermasyarakat. Karya sastra merupakan cermin sosial yang ada pada masyarakat tertentu dalam masanya (Damono, 2002: 12). Ahli lain yaitu Faruk (1999: 15), mengungkapkan bahwa karya sastra merupakan kehidupan yang kompleks. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan, yang lebih mendalam dan disajikan secara lebih jelas (Semi, 1993: 32). Novel. sebagai. salah. satu. bentuk. karya. sastra. menyampaikan. permasalahan secara kompleks. Atas dasar itulah pengetahuan terhadap unsurunsur yang membangun sebuah novel sangat penting dalam upaya memahami novel itu sendiri. Novel merupakan perwujudan latar belakang sosial dan budaya 1.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. masyarakat yang ditampilkan oleh pengarang. Latar belakang sosial budaya yang ditampilkan oleh pengarang itu meliputi tata cara kehidupan, adat istiadat, kebiasaan, sikap, upacara adat keagamaan, konvensi-konvensi lokal, sopan santun, hubungan kekerabatan dalam masyarakat, cara berpikir, dan cara memandang segala sesuatu atau perspektif kehidupan (Waluyo, 1994: 52). Penelitian ini membicarakan salah satu genre sastra, yaitu novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Dalam novel Suti diceritakan seorang perempuan yang bernama Sutini dengan tegar menyaksikan dan menghayati proses perubahan masyarakat pramodern ke modern. Dalam perubahan tersebut ada berbagai permasalahan sosial. Ketika terjadi pergerakan dari sebuah kampung pinggir kota ke tengah-tengah kota besar. Dilihat dari segi ekonomi, masyarakat hidup dalam kemiskinan. Dilihat dari segi sosialnya, terdapat perbedaan antara priayi dan rakyat biasa. Dilihat dari segi pendidikan, masyarakat tidak begitu mementingkan pendidikan. Dari segi budaya, kepercayaan masyarakat masih sangat kental terhadap hal mistis seperti percaya pada kekuatan kuburan kramat. Suti bergaul dengan gerombolan pemuda berandalan maupun keluarga priayi tanpa merasa kikuk dan melaksanakan apapun yang dapat mendewasakan dan mencerdaskan dirinya. Suti terlibat dalam masalah yang sangat rumit dalam keluarga Den Sastro yang sulit dibayangkan ujung maupun pangkalnya. Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa novel Suti mengandung kompleksitas kehidupan. Hal tersebut akan dianalisis melalui proses-proses interaksi yang terjadi antartokoh pada lingkungan kehidupan Suti. Selain.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. kompleksitas kehidupan, penting juga untuk mengetahui proses interaksi antartokoh dalam novel tersebut. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis unsur-unsur yang membangun novel Suti. Adapun untuk mengetahui kompleksitas kehidupan, peneliti akan melihatnya dengan pandangan sosiologi karya sastra. Wellek dan Warren (1989) mengemukakan tiga paradigma pendekatan dalam sosiologi sastra. Pertama, sosiologi pengarang; inti dari analisis pengarang ini adalah memaknai pengarang sebagai bagian dari masyarakat yang telah menciptakan karya sastra. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pengarangnya menjadi kunci utama dalam memahami relasi sosial karya sastra dengan masyarakat. Kedua, sosiologi karya sastra; analisis sosiologi yang kedua ini berangkat dari karya sastra. Artinya, analisis terhadap aspek sosial dalam karya sastra dilakukan dalam rangka untuk memahami dan memaknai hubungannya dengan keadaan sosial masyarakat di luarnya. Ketiga, sosiologi pembaca; kajian pada sosiologi pembaca ini mengarah pada dua hal, yaitu kajian pada sosiologi terhadap pembaca yang memaknai karya sastra dan kajian pada pengaruh sosial yang diciptakan karya sastra. Kajian terhadap sosiologi pembaca berarti mengkaji aspek nilai sosial yang mendasari pembaca dalam memaknai karya sastra. Penulis memilih menganalisis Novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra karena hubungan kehidupan sosial masyarakat akan tampak melalui karya sastra ini. Melalui unsur-unsur instrinsik aspek-aspek yang ada pada karya sastra ini akan.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. teridentifikasi dengan jelas dan terperinci. Selain itu tujuan dan amanat yang hendak disampaikan dalam karya sastra juga dapat diketahui. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimanakah analisis tokoh, penokohan, tema, latar serta amanat dalam novel yang berjudul Suti karangan Sapardi Djoko Damono? 2. Apa sajakah pola interaksi yang terjadi antartokoh dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan dan menganalisis tokoh, penokohan, tema latar serta amanat dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono. 2. Mendeskripsikan pola interaksi yang terjadi antartokoh dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra. 1.4 Manfaat Penelitian Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya sebagai berikut. 1.4.1. Manfaat Teroretis.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 1.4.1.1 Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca maupun peneliti selanjutnya mengenai studi analisis karya sastra Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel Indonesia yang memanfaatkan teori pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra. 1.4.1.2 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori sosiologi sastra maupun acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengungkap interaksi sosial pada karya sastra yang lainnya. 1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1 Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pembaca sebagai literatur. dalam. memahami. permasalahan. sosial,. serta. menambah referensi penelitian karya sastra Indonesia. 1.4.2.2 Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran kesusastraan. 1.5. Batasan Istilah Berikut ini akan disajikan istilah atau konsep untuk menghindarkan. terjadinya kesalahpahaman, yaitu (1) tokoh dan penokohan, (2) alur, (3) latar, (4) tema, (5) amanat, (6) pendekatan sosiologi sastra, (7) kajian interaksi sosial. 1.5.1 Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Abrams via Nugiyantoro, 2015: 247). Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan (Nugiyantoro, 2015: 247). 1.5.2 Alur Alur atau plot juga sering disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukan hubungan sebab dan akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang (Waluyo, 2014: 9). 1.5.3 Latar Latar adalah tempat, hubungan waktu sejarah, dan lingkungan sosial tempat. terjadinya peristiwa-peristiwa. yang diceritakan (Abrams. via. Nurgiyantoro, 2015: 302). 1.5.4 Tema Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya sastra atau yang secara berulang-ulang dimunculkan baik secara eksplisit maupun (yang banyak ditemukan) implisit lewat pengulangan motif (Baldic via Nurgiyantoro, 2015: 115). 1.5.5 Amanat Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang (Sudjiman, 1988: 57)..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.5.6 Pendekatan Sosiologi Sastra Pendekatan sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat yang melatarbelakanginya (Ratna, 2003: 2). 1.5.7 Kajian Interaksi Sosial Interaksi Sosial dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu, kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict) (Soekanto, 2015: 63). 1.6 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II terdiri atas penelitian yang relevan dan landasan teori. Bab III terdiri atas sumber data, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV terdiri atas deskripsi data dan hasil analisis. Pada bab V dipaparkan simpulan dan saran..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelitian Relevan Beberapa penelitian yang mengenai analisis novel dan cerpen sebelumnya telah dilakukan oleh Londang (2017), Riswanto (2012), dan Triyulianti (2014). Penelitian yang dilakukan Londang (2017) berjudul “Relasi Antara Manusia Dengan Mahluk Hidup Dalam Novel Jamanggilak Tak Pernah Menangis Karya Martin Aleida: Kajian Intrinsik dan Ekokritik” menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis tersebut dipilih dan digunakan untuk mendiskripsikan fakta yang ditemukan dalam novel kemudian dianalisis hubungan antara manusia dan mahluk hidup. Dalam penelitian tersebut dikaji empat unsur naratif yaitu penokohan, alur, latar dan tema yang kemudian berperan dalam kajian ekokritik. Melalui analisis tokoh dan penokohan penulis tersebut menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan krisis moral manusia yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Latar waktu menggambarkan degradasi keadaan lingkungan yang dihadapi manusia. Alur yang digunakan dalam novel berupa alur campuran yang menggambarkan perjuangan tokoh utama dalam menyelamatkan lingkungan. Riswanto (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Struktural dalam Cerpen “ Daun-Daun Waru di Samirono” karya NH. Dini” menggunakan metode pendekatan struktural yang bersumber pada teks sastra sebagai bahan. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. kajian yang diuraikan unsur-unsur pembentuknya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta, kemudian diolah dan dianalisis. Melalui penelitian ini, penulis tersebut menyimpulkan bahwa hubungan instrinsik cerpen “Daun-daun Waru di Samirono” ialah keterkaitan setiap unsurnya saling mempengaruhi dan telah menjadi keutuhan sebuah karya sastra. Nilai sosial dan budaya yang saling berkaitan dengan unsur instrinsik dalam cerpen tersebut, meliputi tokoh, latar, dan bahasa. Triyulianti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Citra Sosial Tokoh Wanita Hiroko dalam novel “Namaku Hiroko” Karya Nh. Dini (Analisis Struktural)” melakukan analisis struktural yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelitian. Metode yang digunakan meliputi metode analisis untuk menganalisis unsur intrinsik (tokoh, penokohan, alur, latar dan tema) novel namaku Hiroko dan relevansinya dalam pembelajaran sastra di SMA, metode klasifikasi untuk mengelompokkan perilaku tokoh Hiroko ke dalam aspek fisik, psikis, keluarga dan masyarakat dan metode diskripsi untuk melaporkan hasil penelitian. Melalui penelitian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa analisis struktural digunakan sebagai dasar untuk mengnalisis gejala sosial mengenai citra sosial tokoh Hiroko terhadap citra diri wanita yang beraspek citra diri wanita yang beraspek fisik dan psikis serta terhadap citra sosial wanita yang beraspek keluarga dan masyarakat..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut terdapat pada objek yang dikaji. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji novel Suti karya Sapadi Djoko Damono dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya sosiologi karya sastra. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola interaksi yang terjadi antar tokoh utama dengan tokoh yang lainnya dalam cerita. Untuk menganalisis pola interaksi tersebut, peneliti menggunakan unsur instrinsik yang meliputi tokoh, penokohan, tema, dan latar, untuk kemudian dianalisis interaksi antara tokoh satu dengan yang lain menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra. 2.2 Kajian Teori Unsur novel terbagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri, unsurunsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2015: 30). Menurut Nurgiyantoro (2015: 30) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar teks sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangun atau sistem organisme teks sastra. Disini peneliti hanya membahas unsur intrinsik karena dari unsur-unsur intrinsik tersebut sudah mencakup secara keseluruhan bagian pembahasan. Pada bab kajian teori ini, peneliti memaparkan teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. Pertama, unsur instrinsik yang meliputi; tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, dan amanat. Kedua kajian yang berkaitan dengan pendekatan sosiologi sastra. Teori-teori yang menjadi landasan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. 2.2.1 Unsur Instrinsik Novel Pada penelitian ini, unsur instrinsik sastra digunakan sebagai alat untuk mengetahui isi yang terkandung di dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Untuk dapat memahami sebuah karya sastra perlu dilakukan sebuah identifikasi kajian yang berhubungan dengan unsur-unsur yang membangun dalam sebuah karya sastra tersebut (Pradopo, 1987: 120). Setiap unsur dalam situasi tertentu tidak mempunyai arti dengan sendirinya. Dalam sebuah karya sastra yang padu, antara unsur-unsurnya selalu terjadi hubungan timbal balik dan saling menentukan. Unsur-unsur instrinsik tersebut tidak dapat dipandang sebagai hal-hal yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat keterjalinannya satu dengan yang lainnya sehingga secara bersama-sama akan menghasilkan makna yang menyeluruh (Teeuw, 1984: 135). Oleh karena itu, unsur-unsur instrinsik tersebut harus dipahami sepenuhnya atas dasar pemahaman dalam keseluruhan karya sastra. Stanton (2007: 12), berpendapat ketika menganalisis sebuah cerita hendaknya dipahami terlebih dulu fakta cerita (alur, karakter, dan latar) dan tema yang menjadi elemen-elemennya. Hal ini bertujuan untuk memahami pengalaman yang digambarkan oleh cerita. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya satra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur instrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur instrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. Unsur yang dimaksud adalah tokoh dan penokohan, alur, latar, tema, dan amanat (Nurgiyantoro, 2009: 23). Dari pengertian menurut para ahli mengenai instrinsik, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan unsur instrinsik ialah unsur-unsur yang membangun karya sastra dan tidak dapat berdiri sendiri setiap unsurunsurnya. Dalam sebuah karya sastra yang padu, antara unsur-unsurnya selalu terjadi hubungan timbal balik. Kepaduan antar berbagai unsur instrinsik inilah yang membuat sebuah novel terwujud. 2.2.1.1 Tokoh dan Penokohan Menurut Sudjiman (1991: 16) yang dimaksud dengan tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa dalam cerita. Lebih lanjut, tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh cerita (character), menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2015: 247) adalah orang yang ditampilkan dalam sesuatu karya naratif, atau drama, oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspersikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Baldic (dalam Nurgiyantoro, 2015: 247) mengartikan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Sudjiman (1991: 16) mengemukakan pengertian tokoh yaitu berkenaan pada individu.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Dari pengertian menurut para ahli mengenai tokoh, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tokoh adalah individu rekaan yang ditampilkan secara naratif dalam sebuah cerita maupun karya sastra. Dalam cerita, tokoh pada umumnya dapat diwujudkan sebagai manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Penggambaran tokoh dalam suatu cerita merupakan aspek yang penting diutamakan, karena hal tersebut akan menentukan kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspersikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan yang menentukan arah suatu cerita. . Berdasarkan pentingnya sebuah tokoh terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama berkenaan dengan pelaku yang berperan besar menentukan arah suatu cerita, sedangkan tokoh tambahan merupakan pelaku yang mendukung peran dari tokoh utama. Nurgiyantoro (2015: 258) memaparkan pengertian tokoh utama dan tokoh tambahan sebagai berikut. 2.2.1.1.1. Tokoh Utama. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalan novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang kenai kejadian (Nurgiyantoro, 2015: 259)..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Menurut Sudjiman (1991: 18) kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh di dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. 2.2.1.1.2 Tokoh Tambahan Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk memberi gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman, 1991: 20). Penokohan adalah penghadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakan (Nugiyantoro, 2015: 247). Menurut Sudjiman (1991: 23) penokohan adalah penyajian tokoh dan penceritaan tokoh. Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir, sifat serta sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca. Dari pengertian menurut para ahli mengenai penokohan, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penokohan adalah penyajian tokoh dan penceritaan tokoh yang digambarkan melalui ciri-ciri lahir, sifat serta sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca. Dalam cerita, proses penghadiran watak suatu tokoh dalam cerita fiksi atau drama dapat dilakukan dengan cara langsung, tidak langsung, dan kontekstual. Cara langsung berkenaan dengan teknik pelukisan watak tokoh di mana pengarang memaparkan apa watak tokoh dan dapat juga menambah komentator watak tersebut. Cara tidak langsung berkenaan teknik pelukisan watak tokoh di.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. mana pangarang tidak memaparkan watak tokoh secara langsung tetapi pembaca dapat menyimpulkan watak tokoh tersebut dari pikiran, cakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan. Cara kontekstual berkenaan dengan. teknik. pelukisan watak tokoh dilihat dari bahasa yang digunakan pengarang dalam memunculkan para tokoh. 2.2.1.2 Alur Waluyo (2014: 9) mengemukakan alur atau plot disebut kerangka cerita, yaitu jalinan cerita yang disusun dalam urutan waktu yang menunjukan hubungan sebab dan akibat yang memiliki kemungkinan agar pembaca menebak-nebak peristiwa yang akan datang. Alur juga disebut plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu, bulat dan utuh (Mihardja, 2012: 6). Kemudian Sudjiman (1988: 29) berpendapat bahwa alur adalah urutan peristiwa yang membangun tulang punggung cerita. Berikut struktur umum alur dan pengaluran dalam Sudjiman (1988: 30- 36)..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 1. Paparan Awal. 2. Rangsangan 3. Gawatan. 4. Tikaian Tengah. 5. Rumitan 6. Klimaks 7. Leraian. Akhir 8. Selesaian. Pengaluran adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita. cerita diawali dengan peristiwa tertentu lainnya, tanpa terikat pada urutan waktu. 2.2.1.2.1 Paparan Paparan adalah peristiwa yang mengawali cerita selalu berisi sejumlah informasi bagi pembaca. Penyampaian informasi kepada pembaca ini disebut paparan atau eksposisi. Paparan merupakan fungsi utama awal suatu cerita. Hal ini tentu saja bukan informasi selengkapnya yang diberikan, melainkan keterangan sekedarnya untuk memudahkan pembaca mengikuti kisahan selanjutnya. Lain.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. daripada itu, situasi yang digambarkan pada awal harus membuka kemungkinan cerita itu berkembang (Sudjiman, 1988: 32). 2.2.1.2.2 Rangsangan Rangsangan adalah peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Rangsangan sering ditimbulkan oleh masuknya seorang tokoh baru yang berlaku sebagai katalisator. Rangsangan dapat pula ditimbulkan oleh hali lain, misalnya oleh datangnya berita yang merusak keadaan yang semula terasa laras (Sudjiman, 1988: 3233). 2.2.1.2.3 Gawatan Tegangan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi. Adanya tegangan menyebabkan pembaca terpancing keingitahuannya akan kelanjutan cerita serta akan penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh; suatu keprihatinan akan nasib tokoh selanjutnya (Sudjiman, 1988: 34). 2.2.1.2.4 Tikaian Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang bertentangan. Tikaian merupakan pertentangan antara dirinya dengan kekuatan alam, dengan masyarakat, orang atau tokoh lain, ataupun pertentangan antara dua unsur dalam diri satu tokoh itu (Sudjiman, 1988: 34- 35)..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 2.2.1.2.5 Rumitan Rumitan adalah perkembangan dari gejala mula tikaian menuju klimaks cerita. Klimaks tercapai apabila rumitan mencapai puncak kehebatannya (Sudjiman, 1988: 35). 2.2.1.2.6 Klimaks Klimaks terlihat ketika rumitan mencapai puncak kehebatannya. Menurut Sumardjo dan Saini (1985), klimaks adalah bagian alur yang menunjukan adanya pihak-pihak yang berlawanan atau bertentangan, berhadapan untuk melakukan perhitungan terakhir yang menentukan (Sudjiman, 1988: 35). 2.2.1.2.7 Leraian Leraian adalah bagian struktur alur sesudah klimaks yang menunjukan perkembangan peristiwa ke arah selesaian (Sudjiman, 1988: 35). 2.2.1.2.8 Selesaian Selesaian bagian akhir atau penutup cerita. Selesaian boleh jadi mengandung penyelesaian masalah yang melegakan (happy ending), boleh juga mengandung penyelesaian masalah yang menyedihkan; misalnya si tokoh bunuh diri. Boleh jadi juga pokok masalah tetap menggantung tanpa pemecahan, tanpa adanya penyelesaian masalah, dalam keadaan yang penuh ketidakpastian, ketidakjelasan, ataupun ketidakpahaman (Sudjiman, 1988: 36)..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Dari pengertian menurut para ahli mengenai alur dapat disimpulkan bahwa alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat. Alur sering disebut kerangka cerita yang kemudian disusun dalam urutan waktu yang menunjukan hubungan sebab akibat sehingga pembaca akan menebak-nebak peristiwa yang akan datang. 2.2.1.3 Latar Menurut Sudjiman (1988: 44) latar adalah suatu peristiwa-peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Latar juga berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan dan tahun), cuaca, atau satu episode sejarah. Biasanya latar diketengahkan lewat baris-baris kalimat deskriptif (Stanton, 2007: 35). Hudson dalam Sudjiman (1988: 44) membedakan latar atas tiga unsur pokok yaitu, latar sosial, latar fisik atau tempat, dan latar waktu. Latar sosial adalah latar yang mencakup penggambaran keadaan masyarakat. Kelompokkelompok sosial dan sikapnya, adat kebiasaan. Cara hidup, bahasa, dan lainlain yang pada dasarnya melatari peristiwa. Latar fisik atau tempat adalah tempat di dalam wujud fisiknya yaitu bangunan, daerah, dan sebagainya. Latar waktu merupakan keterangan kapan sebuah peristiwa dalam cerita rekaan berlangsung. Menurut Nurgiyantoro (2015: 314) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial budaya. Ketiga usurunsur tersebut masing-masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri-sendiri. Namun, pada kenyataannya ketiga.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. aspek tersbut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam membangun suatu cerita dalam suatu novel maupun karya sastra. Berikut pemaparan menurut Nurgiyantoro (2015: 314), mengenai latar tempat, latar waktu, dan latar sosial budaya. 2.2.1.3.1 Latar Tempat Latar tempat digunakan sebagai penunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis ini penting untuk membuat pembaca terkesan seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh-sungguh ada dan terjadi. (Nurgiyantoro, 2015: 314- 315). 2.2.1.3.2 Latar Waktu Latar waktu berkaitan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2015: 318). 2.2.1.3.2 Latar Sosial-Budaya Latar sosial-budaya berkaitan pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial-budaya dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pendangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain. Disamping itu, latar sosial-budaya juga berhubungan dengan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, atau atas (Nurgiyantoro, 2015: 322). Dari pengertian menurut para ahli mengenai latar, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan latar adalah suatu peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu waktu dan tempat pada rentang waktu tertentu. Pada rentang waktu tersebut terjadinya sebuah adat, tradisi,keyakinan dan kebiasaan hidup yang menjadikan semua komponen tersebut menjadi latar sosial-budaya. Selain itu biasanya dilakukan secara implisit dalam sebuah cerita. 2.2.1.4 Tema Menurut Sudjiman (1988:50), tema adalah gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra itu. Adanya tema membuat karya sastra lebih penting dari sekedar bacaan hiburan. Stanton menyatakan bahwa tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan „makna‟ dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat (Stanton, 2007: 36). Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau emosi yang dialami seperi cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, penghianatan manusia terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua. Beberapa cerita bermaksud menghakimi tindakan karakter-karakter didalamnya dengan memberi atribut „baik‟ atau „buruk‟. Menurut Hartoko dan Rahmanto (1986: 142) tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan menyangkut persamaan-persamaan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. atau perbedaan-perbedaan. Tema adalah gagasan abstrak utama yang terdapat dalam sebuah karya sastra atau yang secara berulang-ulang dimunculkan baik secara eksplisit maupun (yang banyak ditemukan) implisit lewat pengulangan motif (Baldic via Nurgiyantoro, 2015: 115). Dari pengertian menurut para ahli mengenai tema dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan tema adalah gagasan (makna) dasar umum yang menopang sebuah karya sastra berulang-ulang. Pada cerita tema juga dimunculkan lewat berbagai macam motif. Selain itu biasanya dilakukan secara implisit dalam sebuah cerita. 2.2.1.5 Amanat Menurut Sudjiman (1988: 57), amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat di dalam karya sastra secara implisit maupun eksplisit. Amanat bersifat implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir cerita. sedangkan bersifat eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan dan sebagainya yang berkaitan dengan gagasan yang mendasari cerita. Dari pengertian menurut para ahli amanat, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan amanat adalah adalah suatu ajaran moral yang terkandung dalam sebuah cerita. Amanat tersebut ditulis oleh pengarang dengan maksud untuk menyampaikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita tersebut. Selanjutnya nilai-nilai tersebut dapat diresapi dan dipelajari oleh.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. pembaca. Pesan-pesan moral tersebut terbagi menjadi dua yaitu, implisit dan eksplisit. Implisit berkenaan dengan jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku tokoh menjelang akhir cerita. sedangkan bersifat eksplisit jika pengarang pada tengah atau akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, dan suatu larangan yang dapat dipahami serta dicamkan oleh para pembaca tersebut. 2.2.2. Pendekatan Sosiologi Sastra Sosiologi sastra adalah suatu kajian penelitian wilayah sosiologi sastra. yang luas. Wellek dan Warren (dalam Budiantara, 1990: 111) membagi telaah sosiologis menjadi tiga klasifikasi. Pertama, sosiologi pengarang. Sosiologi pengarang mempermasalahkan tentang status sosial, ideologi politik, dan lainlain yang menyangkut diri pengarang. Kedua, sosiologi karya sastra. Sosiologi karya sastra mempermasalahkan tentang suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya. Ketiga, sosiologi pembaca. Sosiologi pembaca mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh sosialnya terhadap masyarakat. Menurut Ratna (2003, 2-3), sosiologi sastra adalah pemahaman terhadap. karya. sastra. dengan. mempertimbangkan. aspek-aspek. kemasyarakatannya. Suatu pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung didalamnya. Selain itu, didefinisikan suatu pemahaman terhadap karya sastra sekaligus hubungannya.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. dengan masyarakat yang melatarbelakanginya. Sosiologi sastra adalah hubungan dwiarah (dialektik) antara sastra dengan masyarakat. Menurut Waters dan Crook (1990), sosiologi adalah analisis sistematis tentang struktur tingkah laku sosial. Dalam definisi ini, terdapat empat elemen penting yang menjadi fokus sosiologi: (1) tingkah laku yang dikaji adalah karakter sosial, bukan individual, tingkah laku yang ditunjukkan untuk orang lain (bukan untuk diri sendiri) sehingga mempunyai konsekuensi bagi orang lain, atau merupakan konsekuensi dari tengah laku orang lain ada hubungan timbal balik; (2) tingkah laku sosial yang dipelajari sosiologi adalah struktur, yaitu pola atau regulasi tertentu yang berusaha untuk memahami elemenelemen tingkah laku manusia sosial; (3) penjelasan sosiologi bersifat analitis, yanitu menjelaskan tingkah laku manusia berdasarkan prinsip-prinsip metodologi penelitian tertentu, bukan berdasarkan pada konsensus-konsensus khusus; dan (4) sosiologi bersifat sistematis, yaitu memahami tingkah laku sosial yang menempatkan dirinya sebagai disiplin ilmu (Kurniawan, 2012: 4). Menurut Ritzer (dalam Faruk 1999: 3) sosiologi merupakan disiplin ilmu tentang masyarakat yang melandaskan pada tiga paradigma; (1) pradigma sosial yang berupa lembaga-lembaga dan struktur sosial yang dianggao sebagai sesuatu yang nyata, yang diluar individu; (2) paradigma definisi sosial yang memusatkan perhatian kepada cara-cara individu dalam mendefinisikan situasi sosial dan efek-efek dari definisi ini terhadap tindakan yang mengikutinya, dalam paradigma ini dianggap sebagai pokok persoalan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. sosiologi bukanlah fakta-fakta sosial yang objektif, melainkan cara pandang subjektif individu dalam menghayati fakta-fakta sosial tersebut; dan (3) paradigma perilaku manusia sebagai subjek yang nyata (Kurniawan, 2012: 4). Sosiologi sastra hakikatnya adalah interdisiplin antara sosiologi dengan sastra yang menuntut keduanya memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat (Ratna, 2009: 3). Sementara itu, menurut Damono (1979: 2) kecenderungan telaah sosiologi sastra adalah: pertama, pendektan yang berdasarkan pada anggapan bahwa sastra merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari faktor-faktor di luar sastra; sastra hanya berharga dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar sastra itu sendiri. Dalam pendekatan ini, teks sastra tidak dianggap sebagai objek yang utama, sastra hanya sebagai gejala kedua. Kedua, pendekatan yang mengutamakan sastra sebagai bahan penelaah. Metode ini yang dipergunakan adalah analisis teks sastra untuk mengetahui strukturnya, untuk kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam gejala sosial yang ada dalam sastra. Dari pengertian menurut para ahli sosiologi sastra, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sosiologi sastra adalah terhadap. karya. kemasyarakatannya.. sastra. dengan. Aspek-aspek. suatu pemahaman. mempertimbangkan. kemasyarakatan. tersebut. aspek-aspek merupakan. indikator suatu totalitas karya yang terdapat dalam cerita yang dibangun oleh penulis.. Pada prinsipnya sosiologi sastra merupakan kajian interdisiplin.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. antara sosiologi dengan sastra yang menuntut keduanya memiliki objek yang sama, yaitu manusia dalam masyarakat Dari uraian tentang berbagai teori di atas, peneliti menganalisis novel Suti karya Sapardi Djoko Damono dengan menggunakan sosiologi karya sastra mengenai hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial tersebut terjalin dan terbentuk melalui interaksi sosial. Pada prosesnya, interaksi tersebut nantinya memungkinkan terjalinannya keberlangsungan hubungan antara tokoh utama dengan tokoh yang lainnya. Hubungan tersebut dapat berupa perselisihan, percintaan, persaudaraan dan semua halnya yang meliputi gejalagejala sosial yang terjadi pada masyarakat secara umumnya. 2.2.3. Kajian Interaksi Sosial Pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk individu dan. makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu, didasarkan pada pengertian bahwa dalam hidupnya harus dapat bertahan untuk memenuhi kebutuhan dan keberlangsungan kehidupannya. Untuk memenuhi kedua aspek tersebut, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar tujuan dalam memenuhi kebutuhan dan melanjutkan keberlangsungan tetap berjalan dengan baik. Pada pernyataan inilah, manusia dia katakan sebagai makhluk sosial. Menurut Soekanto (2015: 63), interaksi Sosial dibagi menjadi tiga aspek utama yaitu, kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict). Ketiga bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak selalu bersifat kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian. Berikut penjelasan dari masing-masing bentuk dari interaksi sosial. 2.2.3.1 Kerja Sama (Cooperation) Soekanto (2015: 65) mengatakan bahwa kerja sama merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok. Bentuk pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua antar individu dan kelompok manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikapsikap demikian dimulai sejak masa kanak-kanak di dalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan. Atas dasar itu, anak-tersebut akan menggambarkan bermacam-macam pola kerja sama setelah dia menjadi dewasa. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Menurut Cooley (via Soekanto, 2015: 66) kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kerja sama adalah suatu proses sosial dalam kehidupan bermasyarakat yang terjalin dalam sebuah interaksi untuk menjalankan suatu rencana dan menyelesaikan permasalahan bersama-sama. Melalui kebersamaan tersebut, diharapkan tercipta suatu suasana gotong royong untuk mencapai suatu tujan yang diinginkan dan menjadi cita-cita bersama-sama. Dalam proses kerja sama,.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. tidak hanya melibatkan satu individu saja, tetapi melibatkan individu yang lainnya juga. 2.2.3.2 Persaingan (Competition) Menurut Soekanto (2015: 82) persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Cooley (via Soekanto, 2015: 85) mengatakan persaingan adalah berarti menyangkut kontak dan komunikasi antar individu atau kelompok untuk mengetahui sifat-sifat dan perilaku lawannya. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persaingan adalah suatu proses sosial orang-perorangan atau kelompok manusia. Salah satu berusaha mengalahkan pihak lain tanpa menggunakan ancaman maupun kekerasan. Tujuan dari persaingan ini adalah mencapai sesuatu yang lebih daripada yang lainnya, baik itu dalam bentuk harta benda maupun dalam bentuk popularitas.. 2.2.3.3 Konflik (Conflict) Menurut Soekanto (2015: 90) dalam diri individu maupun kelompok masing-masing menyadari adanya perbedaan perbedaan aspek, yang meliputi ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, dan pola-pola perilaku dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaan (conflict). Perasaan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. memegang peranan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan dalam suatu konflik tersebut sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan untuk memperoleh satu tujuan. Konflik tersebut biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongan-dorongan untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menghancurkan individu atau kelompok yang menjadi lawan. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik merupakan suatu bagian dari proses sosial yang memiliki makna. Terdapat dua individu atau lebih yang saling berusaha menyingkirkan satu sama lain.. Dalam. prakteknya, proses konflik dilakukan dengan cara menghancurkan melalui berbagai cara sampai salah satu pihak tersebut tidak berdaya atau berada di pihak yang kalah..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bagian ini dijelaskan metode yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. Metode penelitian yang dimaksud, yaitu jenis penelitian, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, metode dan teknik analisis data. Berikut penjelasan mengenai metode dalam penelitian ini. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut (Moleong, 2006: 11). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik (utuh), dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2006: 6). Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu penelaahan dokumen karya sastra. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apalagi. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2006: 910). Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono adalah penelitian deskritif kualitatif. Hal ini berkaitan data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata yang diambil dari novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono. Pada aspek kualitatif, penelitian ini bermaksud memahami fonemena yang terjadi dalam novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono. Maka dari itu, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. 3.2 Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Judul buku. : Suti. Pengarang. : Sapardi Djoko Damono. Tebal Buku. : 192 halaman. Tahun Terbit. : 2016. Penerbit. : KOMPAS.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono adalah teknik pustaka dengan menggunakan sumber tertulis. Sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moleong, 2006: 159). Langkah awal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu menyimak dan mencatat. Dalam penelitian ini peneliti menyimak langsung teks sastra yang telah dipilih sebagai bahan penelitian. Menyimak bertujuan untuk mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung peneliti dalam pemecahan rumusan masalah. Mencatat merupakan tindak lanjut dari teknik simak, hasil pengumpulan data yang diperoleh yaitu berupa hasil kajian atau analisis struktural dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Sumber tertulis penelitian ini yaitu novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. 3.4 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa semua pengetahuan mengenai teori-teori unsur-unsur instrinsik pembangun karya sastra khususnya untuk tokoh dan penokohan, tema, latar, dan amanat serta teori sosiologi karya sastra untuk menganalisis interaksi sosial antartokoh yang terdapat dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Dengan demikian melalui instrumen tersebut aspek-aspek yang akan diteliti menjadi lebih mudah untuk dipahami..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data adalah mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan data (Moleong, 1989: 112). Analisis yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Analisis Instrinsik dan Sosiologi Karya Sastra terhadap Novel Suti Karangan Sapardi Djoko Damono adalah analisis deskripsi. Langkah pertama dalam analisis ini adalah menganalisis dan mendiskripsikan unsur instrinsik yang terdapat dalam novel. Bagian dari unsur intrinsik yang dianalisis tersebut tokoh dan penokohan, tema, latar serta amanat. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menganalisis kehidupan sosial tokoh yang terdapat dalam novel..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini peneliti akan menganalisis unsur-unsur intrinsik novel Suti karangan Sapardi Djoko Damono. Unsur-unsur intrinsik tersebut terbagai menjadi enam bagian yaitu, tokoh dan penokohan, alur, latar, sudut pandang, tema, dan amanat. Dari keenam unsur intrinsik peneliti hanya membahas lima unsur intrinsik karena dari lima unsur intrinsik tersebut sudah mencakup secara keseluruhan pembahasan tentang sosiloogi karya satra. Peneliti akan membahas tentang tokoh dan penokohan dalam novel untuk memperoleh hubungan tokoh sebagai manusia yang hidup dalam interaksi dan realita sosial. Selanjutnya peneliti menganalisis alur yang berkaitan dengan pola permasalahan yang ada pada novel tersebut. Setelah itu peneliti menganalisis latar yang membentuk hubungan antara manusia dan berbagai kehidupan sosial di novel tersebut. Latar yang dianalisis adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setelah itu peneliti menganalisis tema novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Kemudian pada tahap terakhir kajian unsur instrinsik, peneliti akan menganalisis amanat yang terkandung dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Setelah menganalisis unsur instrisik dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, peneliti mendiskripsikan hasil analisis sosiologi karya sastra melalui kajian interaksi sosial. Kajian interaksi pada penelitian ini terbagi menjadi tiga pola interaksi, yaitu pola interaksi kerja sama, pola interaksi persaingan, dan pola interaksi konflik. Interaksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai interaksi yang 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. terjadi antar tokoh dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono. Analisis interaksi diharapkan dapat memaparkan hubungan yang terjadi antara manusia dengan berbagai realita sosial yang terdapat dalam novel tersebut. 4.1 Kajian Unsur Intrinsik Novel Suti Sebuah karya sastra merupakan suatu bentuk gambaran yang konkret dari pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan. Dalam novel Suti, terdapat empat unsur yang dapat memberikan gambaran konkret. Keempat unsur tersebut adalah tokoh dan penokohan, tema, latar serta amanat. 4.1.1 Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman, 1991: 16). Tokoh yang terdapat dalam novel Suti terdiri atas delapan orang yaitu Sutini, Bu Sastro, Pak Sastro, Parni, Sarno, Kunto, Dewo, dan Tomblok. Tokoh yang disajikan tersebut merupakan tokoh yang sering muncul dan menentukan jalannya cerita. Penokohan adalah penyajian tokoh dan penceritaan tokoh. Tokoh-tokoh perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya dapat dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1991: 23). Analisis penokohan dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. 4.1.1.1 Tokoh Utama Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono, Suti menjadi tokoh yang banyak diceritakan. Tokoh Suti dalam penceritaan dinilai penting sebagai pembentukan keseluruhan isi cerita. Menurut Sudjiman (1991: 18) kriteria yang digunakan untuk.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. menentukan tokoh utama bukan hanya frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh di dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Suti adalah seorang perempuan yatim yang usianya baru belasan tahun. Bersama ibunya Parni, ia tinggal di sebuah kampung pinggir kota tetapi termasuk kecamatan kota. Gambaran tokoh Suti dimulai penulis dengan menceritakan latar belakang keluarga, usia Suti, serta pembawaannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis/langsung sebagai berikut. (01) Perempuan muda itu yatim, dan itu mungkin sebabnya orang desa cenderung menerima sebagai hal yang wajar-sewajar-wajarnya kalau ada berita aneh tentangnya, meskipun mereka tentu juga tahu bahwa orang yatim tidak harus aneh tingkah lakunya. Suti, nama lengkapnya Sutini, masih di ujung belasan tahun umurnya, dan sifatnya yang masih konyalkanyil bisa ditafsirkan macam-macam. Kalau lagi seneng ia sering menepuk-nepukkan tangannya dengan irama yang sangat cepat sambil loncat-loncat kecil (Damono, 2016: 05). Pada kutipan tersebut tersebut, Damono memaparkan latar belakang kehidupan Suti yang terbentuk karena keadaannya sebagai anak yatim dalam keluarganya. Menjadi anak yatim tentunya akan menimbulkan banyak persepsi di mata masyarakat. Oleh karena itu, Damono berusaha membangun arah cerita dengan menyampaikan bahwa masyarakat desa tidak akan mempermasalahkan keadaan ataupun kehidupan Suti yang statusnya sebagai anak yatim di Desa Tungkal. Statusnya juga yang akan menentukan perjalanan Suti untuk berinteraksi dengan Keluarga Sastro, sebuah keluarga yang mempersilahkan ia untuk menjadi bagian dari keluarga tersebut. Melalui ajakan Bu Sastro, yang awalnya hanya diminta untuk.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. membantu “ngangsu” dan memperbaiki sumbu kompor, hingga akhirnya seiring berjalannya waktu Suti dan Keluarga Sastro memiliki kedekatan melebihi majikan dengan pembantunya. Suti juga digambarkan melalui sifatnya sebagai seorang yang pemberani serta tidak takut pada siapapun. Keberadaan Suti menjadi anak yatim, membuatnya menjadi seorang yang tegar dan tidak mudah cengeng pada keadaan yang ada disekelilingnya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis/langsung sebagai berikut. (02) Dan kalau kebetulan Suti mendengar ejekan itu, segera saja Ia menyahut sengit, Memangnya kalian orang kota! Dan tidak ada yang kemudian berani melanjutkan pasal ketawa itu, ngeri kalau Suti ngamuk (Damono, 2016: 06) . Pada kutipan tersebut Damono bermaksud membangun konsep penokohan pada diri Suti sebagai seorang yang pemberani. Tidak hanya menjadi seorang yang pemberani, dia juga dihormati oleh orang-orang disekitarnya. Hal ini ditunjukan pada kata, “ngeri kalau Suti ngamuk”, pada kata tersebut memiliki makna tersirat bahwa Suti sangat disegani sikap dan sifatnya sebagai seorang anak yang pemberani pada saat berinteraksi dengan masyarakat di Desa Tungkal. Suti adalah seorang penyayang, baik hati, dan mengayomi Pak Sastro. Tetapi Suti juga mudah jatuh cinta dengan siapa saja tanpa mempertimbangkan resiko yang akan didapatkannya. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (03) Suti menciumnya beberapa kali, mengambil air untuk melap darah yang berceceran dari mulutnya (Damono, 2016: 78). (04) Suti menerima keinginan Pak Sastro begitu saja, tanpa menimbangnimbang apakah penerimaannya itu merupakan ungkapan rasa kasihan.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. atau lebih karena naluri perempuan yang selama ini tidak pernah bisa dituntaskannya dengan Sarno (Damono, 2016: 91). Dalam kutipan tersebut Damono menunjukan penokohan Suti yang lainnya. Suti sebagai seorang yang penyayang dan baik hati serta pemberani memiliki sikap yang kurang baik yaitu mudah jatuh cinta dengan orang terdekat yang ada disekelilingnya tanpa mempertimbangkan resiko yang akan didapatkannya. Pak Sastro merupakan orang yang dekat dengan Suti. Dia merupakan suami dari Bu Sastro. Tapi karena intensitas interaksi keduanya, akhirnya merekaterlibat hubungan yang sebenarnya terlarang untuk dijalani. Hal ini ini terlihat pada kutipan diatas yang menunjukan Suti melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Pak Sastro. 4.1.1.2. Tokoh Tambahan. Tokoh tambahan disebut juga tokoh andalan karena ia dekat dengan tokoh utama, andalan dimanfaatkan oleh pengarang untuk memberi gambaran lebih terperinci tentang tokoh utama (Sudjiman, 1991: 20). Dalam novel Suti karya Sapardi Djoko Damono ini terdapat beberapa tokoh tambahan yang mendukung munculnya konflik pada diri tokoh utama, yaitu Bu Sastro, Pak Sastro, Parni, Sarno, Kunto, Dewo, dan Tomblok. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut. 1. Bu Sastro Tokoh Bu Sastro digambarkan sebagai seorang perempuan rendah hati, dan senang memasak. Ia sangat menikmati memasak menggunakan bara kayu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis/langsung sebagai berikut..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. (05) Bu Sastro seorang priyayi tulen yang tidak pernah menyimpan gagasan tentang kasta atau silsilah usul atau kekayaan (Damono, 2016: 31). (06) Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara kayu yang berkedip-kedip kalau Ia menggerak-gerakkan kipas bambunya (Damono, 2016: 27). Pada kutipan tersebut, Damono bermaksud menyampaikan penokohan Bu Sastro sebagai seseorang yang rendah hati. Sikap tersebut dimiliki Bu Sastro, sekalipun dia dikenal sebagai seorang priyayi di Desa Tungkal. Sebagai seorang priyayi, Bu Sastro memiliki sikap yang sederhana. Damono mebangun konsep sederhana tersebut, melalui pernyataan bahwa Bu Sastro senang memasak menggunakan kompor kayu. Pada kutipan, tidak diceritakan secara spesifik perwujudan dari kompor tersebut, tetapi melalui kutipan “Bu Sastro suka sekali memasak, menikmati asyiknya bara kayu yang berkedip-kedip kalau Ia menggerak-gerakkan kipas bambunya” cukup menunjukan bahwa yang dimaksud adalah kompor kayu, dan membuktikan pola hidup sederhana dari Bu Sastro. Bu Sastro merupakan perempuan yang tidak suka membicarakan orang lain dari belakang. Ia juga perempuan yang sangat sabar. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (07) Bu Sastro tidak suka ngerasani orang. Ia juga tidak suka dirasani karena benar-benar terganggu kalau mendengar orang bicara macam-macam tentang suaminya (Damono, 2016: 38). (08) Diam-diam perempuan sabar itu tahu, antara lain dari bisikan Suti, bahwa anaknya malah sudah menjadi panutan anak-anak desa sebabnya – tidak hanya dalam perkara mencuri tebu tetapi juga yang lain-lain, termasuk menjerat anjing lair untuk dijual ke warung sate anjing yang larisnya minta ampun (Damono, 2016: 45)..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. Pada kutipan tersebut menunjukan penokohan Bu Sastro sebagai seseorang yang sabar dan bijaksana. Hal ini terlihat, ketika Damono menyampaikan mengenai sikap Bu Sastro yang tidak suka membicarakan orang lain di sekelilingnya. Karena ia merasa terganggu, apabila ada orang lain membicarakan tentang dirinya, maka dari itu dia berusaha bijaksana untuk bertindak. Bu Sastro juga merupakan pribadi yang sabar, hal itu ditunjukan Damono pada penceritaan tokoh Bu Sastro saat menghadapi anaknya Dewo yang memiliki sikap yang tidak bisa diatur dan keras kepala. Bu Sastro seorang perempuan yang penyayang dan memperlakukan Suti seperti anak sendiri. Damono membangun konsep untuk menghubungkan pola interaksi antara Suti dengan Bu Sastro. Dengan sikap penyayang yang dimiliki Bu Sastro, menjadikan keberadaan Suti sebagai anak yatim merasa nyaman saat berinteraksi dengan Bu Sastro. Kenyamanan itu membuat Suti merasa Keluarga Sastro sudah seperti keluarganya sendiri, begitu juga dengan Bu Sastro yang tulus dan sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan Suti yang malah justru sangat ia sayangi. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (09) “Suti kamu anak cantik, gak suka ikut ribut-ribut. Kami sayang padamu, kamu tahu, kan?” Suti diam saja, hanya mengangguk sambil mengusap matanya yang berkaca-kaca. Bu Sastro menyentuh rambut perempuan muda itu dan melanjutkan, “Tetangga kita itu memang harus dilawan, mentang-mentang janda prajurit, seluruh suka berlebihan menghormatinya” (Damono, 2016: 49). (10) “Kalau kamu ada apa-apa, kalau ada yang ngapa-ngapain kamu, bilang sama Ibu, ya”, kata Bu Sastro tiba-tiba (Damono, 2016: 50). (11) Sesekali kalau masuk Toko Obral, sebuah toko serba ada, Bu Sastro membelikannya kutang atau bahkan celana dalam. Dan Kadang-kadang rok. Ia sering berpikir barang-barang semacam itulah yang menjadikan perempuan kota tampak cantik. Sejak ikut keluarga Sastro tidak pernah.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. lagi ia mencuci pakaiannya di sungai. Sabun Sunlight dan air sumur cocok untuk pakaiannya dan Bu Sastro sama sekali tidak keberatan kalau ia mencuci bajunya bersama-sama dengan pakaian keluarga itu (Damono, 2016: 59- 60). 2. Pak Sastro Pada cerita, Pak Sastro merupakan suami dari Bu Sastro.Tokoh Pak Sastro digambarkan laki-laki setengah baya yang mudah bergaul dengan siapa saja. Ia juga seorang yang dikenal baik oleh tetangga, terkadang jika ada tetangga yang membutuhkan bambu, Pak Sastro menyuruhnya untuk mengambil bambunya itu. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (12) Orang-orang suka bingung memanggil laki-laki setengah baya yang dibayangkan sebagai Prabu Kresno oleh Suti itu. Kadang-kadang dipanggil „Den‟ kadang-kadang „Pak‟, keluarga itu tidak peduli sama sekali sebab ketika masih di Ngadijayan pu mereka bergaul tidak hanya dengan priyayi tetapi dengan macam-macam jenis orang (Damono, 2016: 30). (13) Kalau ada tetangga yang perlu bambu, disilahkannya memotong beberapa batang: Ia hanya minta dicarikan rebungnya (Damono, 2016: 34). Selain itu Pak Sastro juga digambarkan sebagai seorang suami yang tidak setia pada istrinya. Dalam cerita, Pak Sastro tidak hanya terlibat asmara terlarang dengan Suti, lebih dari itu Pak Sastro sering pergi bersama Sarno, suami Suti untuk mengunjungi tempat prostitusi yang Suti bahkan tidak mengetahui hal tersebut. Dalam, hal ini Damono bermaksud membangun konsep, bahwa dalam interaksi sosial tidak hanya pola interaksi yang baik saja dalam yang terjadi dalam suatu masyarakat, seperti halnya kerja sama dan tolong menolong, tetapi juga pola dengan sikap yang buruk, seperti halnya pertikaian karena suatu sebab permasalahan. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. (14) Semua aman saja bagi idola Suti itu sampai pada suatu hari Ia diketahui mengganggu istri seorang gali. Negosiasi dengan Pak Sastro tampaknya gagal karena masalah jumlah uang, dan pengeroyokan terhadap Pak Sastro terjadilah pada hari itu (Damono, 2016: 85- 86). (15) Sambil menyapu guguran daun dan bunga kamboja di makam, Tomblok bercerita tentang Pak Sastro yang sudah sejak pindah ke desa itu berhubungan dengan banyak perempuan. Memang sudah lama ada calo yang suka menawarkan perempuan di desa-desa sekitar Tungkal, umumnya malah yang punya suami. (Damono, 2016: 85). (16) Semuanya aman saja bagi idola Suti itu sampai pada suatu hari ia diketahui menganggu istri seorang gali. Negosiasi dengan Pak Sastro tampaknya gagal karena masalah jumlah uang, dan demikianlah maka penyeroyokan terhadap Pak Sastro terjadilah pada hari itu. (Damono, 2016:86). 3. Parni Parni adalah ibu Suti, ia merawat Suti seorang diri tanpa ada sosok seorang ayah yang mendampinginnya. Ia sosok yang mudah berbaur dengan pendduk sekitar. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (17) Parni dengan mudah berbaur dengan penduduk setempat dan anaknya tumbuh menjadi seorang gadis kecil yang gampang bergaul dengan anakanak lain (Damono, 2016: 11). Parni adalah perempuan yang tidak bisa dipercaya dan sifat buruknya yang tidak patut untuk diteladani menjadi seorang Ibu. Parni terjebak asmara terlarang dengan Sarno. Suti sebagai anak Parni sebenarnya mengetahui skandal tersebut, namun Suti memilih diam dan pura-pura tidak tahu atas kelakuan ibu dan suami Suti. Pada akhirnya memilih pergi dan bekerja di rumah Keluarga Sastro. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan kutipan sebagai berikut. (18) Sudah lama Suti harus menerima kenyataan bahwa lelaki itu sebenarnya „pacar‟ ibunya. Beberapa kali dipergokinya mereka melakukan adegan.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. yang hanya pantas untuk suami istri. Kepada Tomblok ia pernah bilang akan minta diceraikan saja oleh Sarno (Damono, 2016: 51- 52). 4. Sarno Sarno adalah suami sah Suti, sebelumnya Sarno pernah kawin dengan perempuan lain tetapi tidak punya anak sesudah menunggu sekitar tiga tahun. Kemudian perempuan itu menghilang begitu saja dan kabarnya digondol laki-laki lain ke Jakarta. Pada akhirnya Sarno mengawini Suti dan ucapan itu langsung diterima. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis langsung sebagai berikut. (19) Dan setiap kali mendengar atau mengingat-ingat kabar semacam itu Sarno hanya memilih diam. Ya, tentu kesepian ditinggal suami, katanya dalam hati menentramkan diri sendiri. Setengahnya Ia takut dilabrak istrinya yang tentu dengan mudah akan mendapatkan jodoh kalau mereka ribut dan cerai. Meskipun tidak juga jelas apakah laki-laki itu takut sama istrinya atau mertuanya (Damono, 2016: 04). Sarno juga memiliki sifat pengecut. Ia terjebak asmara terlarang dengan ibu Suti yaitu, Parni. Hal ini ditunjukkan pengarang dengan menggunakan metode analitis langsung sebagai berikut. (20) “Orang-orang suka ngrasasni,” kata ibu Suti. “ Lha aku kan beberapa kali diajak sama Den Sastro ke sana.” “Iya, tau. Tapi kan kamu belum tahu apa kata tetangga,” sahut mertuanya. “Lha aku „kan suka ikut ronda.” “Iya, tau. Tapi kamu kamu ikut ronda „kan hanya biar bisa ikut minum ciu.” “Gundulmu-mu!” “Ya, ayo. Kita gundul-gundul-an saja,” kata mertuanya tenang. Dan tata cara antara mertua dan menantu itu biasanya berakhir di kamar, dan Suti pura-pura tidak tahu, pura-pura tidak mendengar. Malah kemudian lenyap meninggalkan rumah (Damono, 2016: 75)..

Referensi

Dokumen terkait

yang bernama Suti dalam novel berjudul Suti karya Sapardi Djoko Damono.. merupakan seorang perempuan muda yang tegar dalam

Analisis novel Syahadat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy, tinjauan sosiologi sastra menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang berhubungan dengan karya sastra

Bahan pembelajaran meliputi pengertian sosiologi sastra, macam-macam teori sosiologi sastra: sosiologi pengarang, karya sastra, pembaca, marxisme, hegemoni gramcian, dan

Bahan pembelajaran meliputi pengertian sosiologi sastra, macam-macam teori sosiologi sastra: sosiologi pengarang, karya sastra, pembaca, marxisme, hegemoni gramcian, dan

Skripsi berjudul “Analisis Sosiologi Sastra Novel Rumah Merah Kita karya Irwan Bajang” merupakan salah satu syarat wajib untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Sastra

Karya sastra merupakan hasil pemikiran manusia yang disampaikan melalui media bahasa. Dalam hal ini karya sastra tidak hanya berisi ide-ide pengarang saja, tetapi

Penelitian ini menggunakan sampel tentang sosiologi pengarang dan sosiologi sastra dalam novel “Dia, Tanpa Aku” Karya Esti Kinasih, karena dalam novel ini mengandung temuan sosiologi

Jenis sosiologi sastra yang dikaji dalam novel ini adalah sosiologi karya sastra yang mencakup konflik sosial dalam novel Didgaya karya Syafruddin Pernyata digambarkan berdasarkan