• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pembelajaran matematika ditinjau dari segi gender pada materi segiempat siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pembelajaran matematika ditinjau dari segi gender pada materi segiempat siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan"

Copied!
358
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI SEGI GENDER PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 SEYEGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : Sttela Francisco Lopes de Carvalho (131414062) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERBENTUK SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI SEGI GENDER PADA MATERI SEGIEMPAT SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 SEYEGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : Sttela Francisco Lopes de Carvalho (131414062) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. “Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata” -Pablo PicassoDengan penuh rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini, saya persembahkan untuk : 1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati saya dalam segala hal. 2. Papa Francisco Lopes de Carvalho dan Mama Titik Sumandarmi Lopes atas kasih sayang dan kepercayaan yang selalu diberikan kepada saya. 3. Kakak dan adik tercinta Ferdinand, Evander, Brzinski, Rodrigues, Lizetty, dan Austrio 4. Yohanes Mario Defianus Beti yang selalu mendukung dan menyemangati saya setiap saat 5. Sahabat-sahabat saya terkasih. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Sttela Francisco Lopes de Carvalho. 2017. Analisis Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Berbentuk Soal Cerita Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Segi Gender Pada Materi Segiempat Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat ditinjau dari segi gender di kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah 8 siswa kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2016/2017 dan dilakukan pada bulan Maret-April 2017. Objek penelitian adalah kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada materi segiempat. Metode pengumpulan data berupa observasi, tes tertulis dan wawancara. Analisis data berupa analisis hasil observasi aktivitas siswa, tes tertulis, dan wawancara terkait kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan langkah penyelesaian George Polya. Hasil penelitian ini menunjukan siswa perempuan memiliki kemampuan memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian dan melakukan perhitungan yang lebih unggul dibandingkan siswa laki-laki. Sedangkan siswa laki-laki memiliki kemampuan mengecek kembali solusi yang lebih unggul dibandingkan siswa perempuan. Jadi, terlihat bahwa siswa perempuan memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih unggul dibandingkan siswa laki-laki. Kata kunci : Kemampuan pemecahan masalah, soal cerita, gender, segiempat, langkah pemecahan masalah menurut Polya.. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Sttela Francisco Lopes de Carvalho. 2017. Student Ability Analysis In Problem Solving Shaped Problem Stories In Mathematics Learning Viewed From The Gender Segment On Material Quadrilateral Students Class VII F SMP Negeri 1 Seyegan. Mathematics Education Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This study aims to describe the ability of students in solving problems in the form of a matter of stories on the subject of quadrilateral in terms of gender in class VII F SMP Negeri 1 Seyegan. This research uses descriptive method. The subjects of this study are 8 students of class VII F SMP Negeri 1 Seyegan academic year 2016/2017 and conducted in March-April 2017. The object of research is the ability of students in solving problems in the form of a matter of stories on the material quadrilateral. Methods of data collection in the form of observation, written test and interview. Data analysis in the form of analysis of observation result of student activity, written test, and interview related to problem solving ability by using settlement step of George Polya. The results of this study indicate female students have the ability to understand the problem, develop a plan of completion and perform calculations that are superior to male students. While male students have the ability to recheck solutions that are superior to female students. Thus, it appears that female students have superior problem-solving abilities than male students. Keywords: Problem solving ability, story problem, gender, quadrilateral, problem solving step according to Polya. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Berbentuk Soal Cerita Pada Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Segi Gender Pada Materi Segiempat Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan” Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Dr. Hongki Julie, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan semangat, dan motivasi bagi penulis. 4. Bapak Urip Mulyono, S.Pd., selaku Kepala SMP N 1 Seyegan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di sekolah. 5. Bapak Mukiyo, S.Pd., selaku Guru Mata pelajaran Matematika SMP N 1 Seyegan yang telah memberikan kesempatan dan membimbing penulis selama penelitian. 6. Keluarga tercinta yaitu Papa Francisco Lopes de Carvalho, Mama Titik Sumandarmi Lopes, Ferdinand Mateus Lopes de Carvalho, Evander Maria Lopes de Carvalho, Brzinski Francisco Lopes de Carvalho, Rodrigues Francisco Lopes de Carvalho, Lizetty Francisca Lopes de Carvalho dan Austrio Francisco Lopes de Carvalho yang mendoakan, memotivasi dan meberikan. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengharapan serta semangat demi kelancaran studi terkhusunya dalam penyusunan skripsi ini. 7. Yohanes Mario Defianus Beti yang tiada henti memberikan doa, semangat, dan motivasi bagi penulis. 8. Sahabat-sahabatku Yuna, Fani, Ipo, Widhi, Dul, Jukik, Patris yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam suka maupun duka selama menjalani proses perkuliahan. 9. Teman-teman Rakat Pmat 2013 yang selalu menemani dan memberi semangat bagi penulis. 10. Teman-teman pendidikan matematika angkatan 2013 yang tidak dapat disebut satu per satu, yang telah turut serta membantu baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan motivasi, dukungan, dan doa bagi penulis selama ini terkhususnya dalam proses penyusunan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, semangat dan dukungan bagi penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna melengkapi kekurangan dari penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.. Yogyakarta, 26 Juli 2017 Penulis. Sttela Francisco Lopes de Carvalho. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... .1 A.Latar Belakang................................................................................................. 1 B.Identifikasi Masalah ......................................................................................... 6 C.Batasan Masalah .............................................................................................. 6 D.Rumusan Masalah ........................................................................................... 7 E.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7 F.Penjelasan Istilah .............................................................................................. 7 G.Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8 BAB II KAJIAN TEORI....................................................................................... 10 A.Kajian Teori ................................................................................................... 10. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.Pemecahan Masalah Matematika................................................................ 10 2.Instrumen Tes ............................................................................................. 14 3.Soal Cerita Matematika .............................................................................. 31 4.Segiempat.................................................................................................... 32 5.Perbedaan Gender ....................................................................................... 50 B.Kajian Penelitian Yang Relevan .................................................................... 53 C.Kerangka Berpikir ......................................................................................... 54 D.Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 56 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 57 A.Jenis Penelitian .............................................................................................. 57 B.Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 57 C.Subjek Penelitian ........................................................................................... 58 D.Objek Penelitian ............................................................................................ 58 E.Bentuk Data ................................................................................................... 58 F.Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 59 G.Instrumen Penelitian ...................................................................................... 61 H.Metode/Teknik Analisis Data ........................................................................ 66 I.Prosedur Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 69 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 71 A.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 71 B.Analisis Hasil Penelitian ................................................................................ 71 C.Pembahasan ................................................................................................. 197 BAB V KESIMPULAN ...................................................................................... 214 A.Kesimpulan .................................................................................................. 214 B.Saran ............................................................................................................ 215. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 217 LAMPIRAN.........................................................................................................219. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perbedaan Gender terkait kemampuan akademik ................................. 52 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa.........................................62 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Tertulis ............................................................................ 63 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ............................................................ 66 Tabel 3.4 Pengelompokan Kemampuan Pemecahan Masalah .............................. 68 Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanan Penelitian……………………………………….71 Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................................................... 73 Tabel 4.3 Daftar Nilai dan Pengelompokan Kreteria Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................................................................. 76 Tabel 4.4 Pengkodean Subjek Penelitian .............................................................. 77 Tabel 4.5 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 1 .... 78 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 2 .... 84 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 3 .... 91 Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 4 .... 97 Tabel 4.9 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 5 .. 104 Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Analisis Jawaban Subjek Penelitian Soal Nomor 6............................................................................................ 108 Tabel 4.11 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 1.................................... 115 Tabel 4.12 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 2.................................... 130 Tabel 4.13 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 3.....................................144 Tabel 4.14 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 4.....................................158 Tabel 4.15 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 5.....................................173. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.16 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 6.....................................184 Tabel 4.17 Banyak Siswa Dilihat dari Tahap Pemecahan Masalah.....................211. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Segiempat Konveks..........................................................................32 Gambar 2.2 Kejadian Komplemen Segiempat Konkaf........................................33 Gambar 2.3 Jajargenjang......................................................................................33 Gambar 2.4 Persegi Panjang.................................................................................35 Gambar 2.5 Persegi...............................................................................................36 Gambar 2.6 Belah Ketupat....................................................................................37 Gambar 2.7 Trapesium Sama Kaki.......................................................................38 Gambar 2.8 Trapesium Siku-Siku.........................................................................38 Gambar 2.9 Trapesium Sebarang...........................................................................39 Gambar 2.10 Layang-layang..................................................................................40 Gambar 4.1 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa I…..………..…….......…73 Gambar 4. 2 Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa II ................................... 74. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran A. 1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa...............................................219 Lampiran B. 1 Soal Tes Tertulis ......................................................................... 225 Lampiran B. 2 Kunci Jawaban Soal Tes Tertulis ................................................ 227 Lampiran B. 3 Pedoman Penilaian Soal Tes Tertulis............................................239 Lampiran C. 1 Pedoman Wawancara....................................................................241 Lampiran D. 1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa I (Observer I)......................243 Lampiran D. 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa I (Observer II).....................246 Lampiran D. 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa II (Observer I).....................249 Lampiran D. 4 Lembar Observasi Aktivitas II (Observer II)................................252 Lampiran E. 1 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S06................................................255 Lampiran E. 2 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S26 ............................................. 257 Lampiran E. 3 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S03................................................259 Lampiran E. 4 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S14 ............................................. 261 Lampiran E. 5 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S24 ............................................. 263 Lampiran E. 6 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S19................................................265 Lampiran E. 7 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S16 ............................................. 267 Lampiran E. 8 Lembar Pekerjaan Tes Tertulis S02...............................................268 Lampiran F. 1 Transkrip Wawancara S06............................................................ 270 Lampiran F. 2 Transkrip Wawancara S26............................................................ 277 Lampiran F. 3 Transkrip Wawancara S03............................................................ 283 Lampiran F. 4 Transkrip Wawancara S14............................................................ 289. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Lampiran F. 5 Transkrip Wawancara S24............................................................ 295 Lampiran F. 6 Transkrip Wawancara S19............................................................ 300 Lampiran F. 7 Transkrip Wawancara S16............................................................ 304 Lampiran F. 8 Transkrip Wawancara S02..............................................................311 Lampiran G. 1 Lembar Validasi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ............. 318 Lampiran G. 2 Lembar Validasi Instrumen Soal Tes ......................................... 324 Lampiran G. 3 Lembar Validasi Pedoman Wawancara ...................................... 330 Lampiran H. 1 Surat Izin Penelitian Dari Kampus................................................336 Lampiran H. 2 Surat Izin Penelitian Dari Kampus Untuk Pihak Kesbang...........337 Lampiran H. 3 Surat Izin Penelitian Dari Bappeda...............................................338 Lampiran H. 4 Surat Izin Penelitian Dari SMP Negeri 1 Seyegan.......................339. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada permulaan dekade 1980-an, National Council of Mathematics (NCTM) menerbitkan dokumen yang berjudul “An Agenda for Action: Recommendations for School Mathematics of the 1980” (Sobel dan Maletsky,2003:60). Berdasarkan dokumen tersebut, ada hal yang mendapatkan perhatian khusus yaitu mengenai “pemecahan masalah harus menjadi fokus pada pelajaran matematika di sekolah”. Perhatian khusus mengenai pemecahan masalah ini akhirnya dijadikan sebagai pokok bahasan diskusi selama dekade 1980-an hingga pada tahun 1989. Hingga Akhirnya. NCTM. menerbitkan. kembali. dokumen. yang. berjudul. “Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics”. Dokumen terbaru ini akhirnya dijadikan sebagai acuan untuk perubahan kurikulum selama dekade 1990-an. Kemudian dalam dokumen ini NCTM menuliskan kembali mengenai “pemecahan masalah seharusnya menjadi fokus utama dari kurikulum matematika”. Sehingga, pemecahan masalah menjadi sangat penting pada pembelajaran matematika. Pada hakekatnya, pentingnya pemecahan masalah sejalan dengan pendapat. beberapa. pakar.. Conney. (Soemarmo. et. al,. 2014:23). mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah membantu siswa berpikir analitik dalam mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari dan. membantu. meningkatkan. 1. kemampuan. berpikir. kritis. dalam.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. menghadapi situasi baru. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah oleh siswa dalam matematika juga di tegaskan oleh Branca (Syaiful et al, 2011:PM 216) ,yaitu : 1. kemampuan menyelesaiakan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematika, 2. pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur, dan strategi merupakan inti dan utama dalam kurikulum matematika, 3. pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Oleh karena itu dengan mengacu dari beberapa pendapat pakar tersebut, maka pada pembelajaran matematika sangatlah penting bagi siswa untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Tujuannya agar siswa dapat melatih pola berpikir secara kritis dan kreatif dalam proses mengupayakan dan menentukan langkah pemecahan permasalahan tersebut. Hal ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No.21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, yang menjelaskan bahwa salah satu kompetensi matematika pada tingkat pendidikan kelas VII-IX adalah menunjukkan sikap logis, kritis, analitis, cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. Pada proses pembelajaran matematika, salah satu bentuk permasalahan atau soal yang dapat diberikan guru dalam menganalisis hasil pekerjaan siswa berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah adalah.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. soal cerita. Hal ini dikarenakan, dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari solusi dengan menentukan perencanaan dan berbagai strategi penyelesaian yang dikuasainya. Hal ini tidak terlepas oleh konsep matematika serta pengetahuan lain yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah tersebut. Selain itu, siswa juga diharapkan untuk menyajikan proses atau aktivitas apa saja yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Selain aspek kognitif atau aspek kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa dalam memecahkan soal cerita, aspek lain yang perlu diperhatikan adalah aspek perbedaan gender. Pada proses pembelajaran di sekolah masih ada perbedaan gender seperti perbedaan konsentrasi belajar, perbedaan keaktifan di kelas antara siswa laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. Namun hal ini belum terlalu diperhatikan baik oleh guru maupun sekolah. Pada dasarnya, perbedaan gender tidak hanya berkaitan dengan masalah biologis tetapi juga berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan. Krutetski (Nafi’an, 2011:MP 573) menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar metematika sebagai berikut : 1. Laki-laki lebih unggul dalam penalaran, perempuan lebih unggul dalam ketepatan, ketelitian, kecermatan, dan keseksamaan berpikir. 2. Laki-laki memiliki kemampuan matematika dan mekanika yang lebih baik daripada perempuan, perbedaan ini tidak nyata pada tingkat.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. sekolah dasar akan tetapi menjadi lebih jelas pada tingkat yang lebih tinggi. Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menerapkan Kurikulum 2013 terdapat salah satu pokok bahasan segiempat. Segiempat adalah bidang tertutup yang dibatasi oleh empat sisi dan setiap sisi yang berdekatan saling berpotongan pada satu titik. Adapun jenis bangun datar segiempat adalah jajargenjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat, trapesium, dan layang-layang. Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Yogyakarta dan salah satu sekolah yang mulai menerapkan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika adalah SMP Negeri 1 Seyegan. Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 1 Seyegan peneliti memperoleh informasi mengenai kemampuan pemecahan masalah, diantaranya ketika guru berada di kelas dan memberikan soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran, hanya siswa tertentu yang antusias dalam mencari solusi terhadap masalah tersebut. Hal ini biasanya dilakukan oleh siswa yang duduk di depan kelas. Selain itu, siswa yang duduk di depan kelas biasanya adalah siswa perempuan sehingga ada kecenderung siswa perempuan yang lebih aktif mengerjakan maupun menjawab soal-soal tersebut. Walaupun demikian, hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan gender tersebut dianggap sebagai hal yang biasa sehingga kurang diperhatikan oleh guru..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Selain observasi awal, peneliti juga mewawancarai guru matematika di SMP Negeri 1 Seyegan. Berdasarkan hasil wawancara awal tersebut didapat beberapa informasi penting dalam proses pemecahan masalah, diantaranya pemberian soal cerita bertujuan untuk mengasah kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. Namun, guru hanya dapat memberikan soal cerita jika ada tujuan ketrampilan yang diharapkan pada Kompetensi Dasar (KD) tertentu. Jadi, tidak semua soal cerita diberikan pada KD yang ada pada pelajaran matematika. Selain itu, pada Kurikulum 2013 siswa diharapkan aktif menemukan sendiri konsep dasar dan menerapkannya dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan selama pembelajaran. Dalam artian guru hanya sebagai fasilitator untuk siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Walaupun demikian, pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan selama menyelesaikan soal-soal yang diberikan selama pembelajaran. Oleh karena itu, guru masih harus ekstra dalam mendampingi siswa agar siswa dapat berpikir kritis dalam menentukan langkah awal penyelesaian. Idealnya permasalah atau soal yang baik diberikan kepada siswa untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam pemecahan masalah adalah soal cerita. Namun, pada kenyataannya tes yang sering diberikan guru di sekolah masih berupa tes pilihan ganda. Hal ini kurang maksimal dalam mengukur tingkat kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, sebab dalam proses mencari solusi siswa bisa saja menebak-nebak jawabannya tanpa memperhatikan tujuan dari soal tersebut..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika Ditinjau dari Segi Gender pada Materi Segiempat Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, ada beberapa masalah yang timbul untuk diidentifikasi dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita. 2. Dalam proses pemecahan masalah di kelas, masih banyak didominasi oleh beberapa siswa yang biasa duduk di depan kelas. 3. Pemecahan masalah merupakan hal baru, sehingga siswa masih membutuhkan pendampingan ekstra dari guru. 4. Kurangnya pemberian soal cerita dalam tes yang diberikan oleh guru di sekolah. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut perlu adanya batasan masalah pada penelitian ini untuk menghindari kesalahan tafsir dan perluasan masalah. Maka peneliti, lebih menekankan tentang analisis kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita ditinjau dari segi gender di kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan pada pokok bahasan segiempat..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian batasan masalah diatas, maka pokok rumusan masalah yang akan ditulis oleh peneliti adalah: Bagaimana kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat ditinjau dari segi gender di kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat ditinjau dari segi gender di kelas VII F SMP Negeri 1 Seyegan. F. Penjelasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu adanya beberapa penjelasan istilah yang terdapat pada judul, diantaranya : 1. Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang meliputi beberapa proses kegiatan yaitu: mengidentifikasi kecukupan unsur untuk penyelesaian masalah, memilih dan melaksanakan strategi untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan perhitungan, dan menginterpretasikan solusi terhadap masalah semula serta memeriksa kebenaran solusi..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 2. Gender Menurut. Blakemore,. Berenbaum,. dan. Liben. (Herdiansyah,2016;4), gender adalah karakteristik pembeda antara lakilaki dan perempuan yang bukan berdasarkan pada biologis, dan bukan bersifat kodrati, tetapi berdasarkan pada kebiasaan atau karakteristik sosiokultular masyarakat yang membentuknya. G. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian tujuan penelitian diatas, maka diperloleh manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Bagi Guru Dengan penelitian ini diharapkan guru dapat memperoleh informasi mengenai kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat ditinjau dari segi gender. 2. Bagi Siswa Dengan penelitian ini diharapkan setiap siswa dapat : a. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat. b. Tertantang dan terbiasa dalam memecahkan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat. c. Mengetahui tingkat kemampuan yang dimiliki pada pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 3. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam menganalisis tingkat kemampuan siswa dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita pada pokok bahasan segiempat ditinjau dari segi gender..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pemecahan Masalah Matematika a. Pembelajaran Matematika Sekolah Dalam. pembelajaran. matematika. di. sekolah. siswa. diharapkan memahami konsep dasar materi maupun teori yang diajarkan guru di kelas. Hal ini bertujuan agar siswa terampil menerapkan pengetahuan yang berkaitan dengan konsep dasar maupun teori yang telah dimilikinya dalam soal-soal yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat meningkatkan penalaran yang dimilikinya sehingga dengan terampil dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang matematika maupun bidang lain yang saling berkaitan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran matematika di sekolah penting bagi guru untuk memberikan masalah-masalah kontekstual. Masalah kontekstual dapat berupa soal-soal yang berkaitan dengan penerapan dalam kehidupan nyata siswa sehari-hari. Namun, tidak semata-mata hanya berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari dalam artian sesuatu yang kasat mata sehingga dapat dilihat secara nyata oleh siswa.. 10.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Menurut Heuvel-Panhuizen (Wardhani, 2004:10) dalam pembelajaran matematika yang kontekstual, proses pengembangan konsep-konsep dan gagasan matematika bermula dari dunia nyata. Dunia nyata tidak hanya berarti konkret secara fisik atau kasat mata namun juga termasuk hal-hal yang dapat dibayangkan oleh pikiran siswa karena sesuai dengan pengalamannya. Oleh karena itu, masalah-masalah kontekstual dapat berupa masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan siswa sehari hari baik yang aktual maupun yang tidak aktual bagi siswa, namun dapat dibayangkan oleh siswa. b. Pemecahan Masalah Matematika Pemecahan masalah matematika merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan konsep dan aturan-aturan matematika serta pengetahuan lain yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam keadaan atau situasi baru. Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika bertujuan agar siswa merasa tertantangan dan termotivasi untuk mempelajari matematika. Secara garis besar pemecahan masalah matematika adalah suatu proses yang meliputi beberapa proses kegiatan yaitu: mengidentifikasi kecukupan unsur untuk penyelesaian masalah, memilih dan melaksanakan strategi untuk menyelesaikan masalah, melaksanakan perhitungan, dan menginterpretasikan solusi terhadap masalah semula serta memeriksa kebenaran solusi..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Sejak lama George Polya (Soemarmo, 2014:23) merinci langkah-langkah kegiatan memecahkan masalah sebagai berikut : 1) Kegiatan memahami masalah Kegiatan memahami masalah diantaranya meliputi: kegiatan. mengenali,. menganalisis,. dan. menerjemahkan. informasi-informasi dari masalah yang diberikan. Maka dari itu, kegiatan memahami masalah dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan, diantaranya : a) Data apa yang tersedia ? b) Apa yang tidak diketahui dana tau apa yang ditanyakan? c) Bagaimana kondisi soal ? Mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan lainnya ? Apakah kondisi yang ditanyakan cukup untuk mencari yang ditanyakan ? Apakah kondisi itu tidak cukup atau kondisi itu berlebihan atau kondidi itu saling bertentangan ? 2) Kegiatan merencanakan atau merancang strategi pemecahan masalah Pada kegiatan merencanakan masalah siswa diharapkan mampu mencari hubungan antara informasi-informasi yang diberikan maupun yang tidak diberikan sehingga siswa dapat menyusun rencana awal penyelesaian yang diperlukan. Maka dari itu, kegiatan merencanakan atau merancang strategi.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. pemecahan masalah dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan, diantaranya : a) Pernahkan ada soal serupa sebelumnya ?, atau b) Pernahkan ada doal serupa atau mirip dalam bentuk lain ? c) Teori mana yang dapat digunakan dalam masalah ini. d) Pernahkan ada pertanyaan yang sama atau serupa ? Dapatkah pengalaman dan atau cara lama digunakan untuk masalah baru yang sekarang ? Dapatkah metode yang cara lama digunakan untuk masalah baru ? Apakah harus dicari unsur lain ? Kembalikanlah pada definisi. e) Andaikan masalah baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal serupa dan selesaikan. 3) Kegiatan melaksanakan perhitungan Pada kegiatan melaksanakan perhitungan siswa diharapkan dapat melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam strategi pemecahan masalah. Kegiatan melaksanakan perhitungan perlu dilakukan secara teliti agar tiap langkah yang dilakukan dapat menghasilkan jawaban yang benar. Maka dari itu, kegiatan melaksanakan perhitungan dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan, diantaranya : a) Melaksanakan rencana strategi pemecahan masalah pada butir 2)..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. b) Memeriksa kebenaran tiap langkahnya. Periksalah bahwa apakah tiap langkah perhitungan sudah benar ? Bagaimana menunjukkan atau memeriksa bahwa langkah yang dipilih sudah benar ? 4) Kegiatan memeriksa kembali kebenaran atau solusi Kegiatan memeriksa kembali kebenaran atau solusi merupakan kegiatan akhir yang tidak kalah penting. Hal ini bertujuan agar siswa dapat melihat kelemahan dari solusi yang diperoleh, seperti ketidak konsistenan atau langkah yang tidak benar dalam kegiatan-kegiatan sebelumnya. Maka dari itu, kegiatan memeriksa kembali kebenaran atau solusi dapat diidentifikasi melalui beberapa pertanyaan, diantaranya : a) Bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh? b) Dapatkah diajukan sanggahannya ? c) Dapatkah solusi itu dicari dengan cara lain ? d) Dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain? 2. Instrumen Tes Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas. Maka dari itu, tes merupakan salah satu instrumen yang biasa digunakan sebagai alat evaluasi dalam suatu proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan tes dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana seorang siswa memahami dan.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. menguasai isi dari suatu pelajaran yang meliputi aspek pengetahuan dan ketrampilan. Adapun jenis-jenis instrumen tes, diantaranya : a. Tes Benar-Salah (True-False Test) Tes benar-salah (true false test) adalah tes yang butir soalnya terdiri dari sejumlah pernyataan yang bernilai benar atau salah. Peserta tes diminta untuk menandai masing-masing jawaban atau pernyataan dengan melingkari maupun memberi tanda silang pada huruf “B” atau “S”. Dengan ketentuan, huruf “B” jika pernyataan dianggap benar menurut pendapatnya dan huruf “S” jika pernyataan dianggap salah menurut pendapatnya. Oleh sebab itu, tes benarsalah lebih menekankan kepada peserta tes untuk memilih kemungkinan jawaban benar atau salah, untuk suatu pernyataan yang disajikan. 1) Kelebihan Tes Benar-Salah Pada tes tipe benar-salah ada beberapa kelebihan, antara lain : a) Dapat mencakup lingkup materi atau pokok bahasan mata pelajaran yang luas. Hal ini dikarenakan setiap butir soal hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat sehingga dapat mencakup banyak butir soal. Tes benar-salah juga tidak banyak membutuhkan lembar soal karena biasanya pernyataan yang diberikan singkat. b) Mudah dalam penyusunannya. Untuk menyusun soal benarsalah hanya diperlukan satu pernyataan. Pernyataan haruslah.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. berhubungan dengan bidang studi yang diujikan. Karena mudah menyusunnya, maka dari itu sering kali guru memilih bentuk tes benar-salah. c) Dapat dipergunakan berulang kali. d) Membuat siswa bukan hanya sekedar menghafal materi, akan tetapi juga menguasai materi. e) Dapat mengukur fakta dan hasil belajar langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan. Soal tes benar-salah mengukur. kemampuan. dasar. hasil. belajar,. yaitu. membedakan antara kenyataan dan yang bukan kenyataan atau dari sesuatu yang harusnya benar dan yang salah. Tentu saja kelebihan ini tidak terlalu tepat bila yang ingin diukur adalah kemampuan membedakan secara lebih teliti. f) Penilaian lebih mudah, objektif, dan dapat dipercaya untuk soal tes benar-salah bentuk pernyataan. Hal ini dikarenakan, hanya ada dua alternatif jawaban, maka setiap butir soal hanya mempunyai dua alternatif skor, yaitu 1 (satu) bagi yang menjawab benar dan 0 (nol) bagi yang menjawab salah. Dengan demikian penilaian sangat mudah, dan dapat dilakukan oleh siapa saja, bahkan dapat dilakukan dengan bantuan komputer..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 2) Kekurangan Tes Benar-Salah Selain memiliki kelebihan, tes benar-salah juga mempunyai kekurangan yang sulit diatasi, antara lain: a) Sulit menuliskan soal di luar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda. b) Untuk beberapa tes benar-salah jawaban soal terkadang tidak memberikan bukti bahwa siswa mengetahui dengan baik. c) Dapat memungkinkan dan mendorong siswa untuk menerkanerka. Karena probalitas (kemungkinan) jawaban benarsalah adalah 50%, sehingga tipe tes ini seakan mendorong para peserta tes untuk menerka jawaban walaupun mereka tidak mengetahui jawaban yang benar. d) Hanya dapat mengungkapkan daya ingatan dan pengetahuan kembali. Bentuk butir soal benar-salah tipe pernyataan hanya menguji hasil belajar langsung yang berbentuk ingatan dan pengenalan kembalian. Namun, dalam kenyataannya banyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dengan dua kemungkinan benar dan salah. e) Dalam penilaian tes benar-salah dengan alasan, dengan pembetulan, dan dengan alasan dan pembetulan tidak terlalu mudah seperti soal tes benar-salah bentuk pernyataan. Hal ini disebabkan guru juga harus meneliti alasan yang diberikan siswa dalam memilih jawaban tersebut..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. b. Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test) Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soal memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Pada umumnya jumlah alternatif jawaban ada pada kisaran 2 (dua) hingga 5 (lima). Alternatif jawaban pada pilihan ganda tidak boleh terlalu banyak atau lebih dari lima. Sebab hal ini akan sangat membingungkan peserta tes, dan juga akan sangat menyulitkan pembuat tes dalam penyusunan instrument tes. Tes pilihan ganda adalah tes objektif yang paling banyak digunakan karena dapat mencakup materi yag banyak. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian, yaitu : 1) pernyataan atau disebut juga dengan stem dan 2) alternatif pilihan jawaban atau disebut juga dengan option. 1) Kelebihan Tes Pilihan Ganda Pada tes tipe pilihan ganda ada beberapa kelebihan, antara lain : a) Butir soal tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur segala level tujuan pembelajaran, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Terkecuali tujuan yang berupa kemampuan mendemonstrasikan, keterampilan menyatakan sesuatu secara ekspresif. Misalnya, tujuan yang ingin diukur adalah memperlihatkan keindahan tulisan, kemampuan. membuat. gambar,. atau. kemampuan. mendemonstrasikan keseimbangan tubuh. Hal-hal seperti.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. itu, tidak dapat diukur dengan butir soal objektif manapun, termasuk soal pilihan ganda. b) Soal pilihan ganda hanya menuntut waktu pengerjaan yang sangat minimal. Oleh sebab itu, setiap perangkat tes pilihan ganda dapat menggunakan jumlah butir soal yang relatif banyak sehingga pokok bahasan yang akan diujikan dapat lebih luas. c) Penskoran hasil tes dapat dilakukan secara objektif. Dengan demikian tidak akan ada unsur subjektivitas pemeriksa yang masuk ke dalam skor yang diperoleh. Bahkan untuk penskoran dapat dilakukan oleh mesin, sehingga hanya membutuhkan waktu yang singkat. d) Butir soal pilihan ganda dapat disusun sedemikian rupa sehingga. menuntut. kemampuan. peserta. tes. untuk. membedakan berbagai tingkat kebenaran. Misalnya, dapat disusun butir soal dengan pilihan jawaban yang seluruhnya benar, tetapi dalam tingkat kebenarannya berbeda. Peserta tes diminta untuk menyatakan butir jawaban yang paling benar di antara semua jawaban yang benar tersebut. Hal ini merupakan kelebihan yang sukar diperoleh pada butir soal tipe lain..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. e) Jumlah jawaban yang diberikan pada tes pilihan ganda lebih dari dua. Hal ini dapat mengurangi keinginan peserta tes dalam menebak jawaban. f) Soal tes pilihan ganda memungkinkan untuk dilakukan analisis butir soal secara baik. Butir-butir soal dapat disusun dan dilakukan uji coba terlebih dahulu. Bila dalam uji coba ditemukan adanya kelemahan (setelah dianalisi) maka dapat dilakukan perbaikan. g) Tingkat kesukaran butir soal dapat diatur, dengan hanya mengubah tingkat homogenitas alternatif jawaban. Makin homogen alternatif jawaban, maka makin tinggi tingkat kesukarannya, dan sebaliknya makin kurang homogenitas alternatif jawaban, maka akan semakin rendah tingkat kesukaran butir soal. h) Informasi yang diberikan lebih kaya. Butir soal ini dapat memberikan informasi yang lebih banyak tentang peserta tes kepada guru. Hal ini akan lebih terlihat, jika butir soal itu memiliki homogenitas yang tinggi. Setiap pilihan peserta tes terhadap alternatif jawaban merupakan suatu informasi tersendiri tentang penguasaaan kognitif peserta tes dalam bidang yang diujikan..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 2) Kekurangan Tes Pilihan Ganda Selain memiliki kelebihan, tes pilihan ganda juga mempunyai kekurangan yang sulit diatasi, antara lain: a) Relatif lebih sulit dalam penyusunan butir soal. Kesulitan menyusun butir soal tipe pilihan ganda ini terutama untuk menentukan alternatif jawaban yang homogen. Sering kali guru menyusun butir soal dengan hanya satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu kunci jawaban. Alternatif lainnya dicari dan ditemukan secara tergesa-gesa, sehingga alternatif jawaban tidak homogen. Butir soal seperti ini tidak terlalu bernilai untuk mengukur kemampuan peserta tes. b) Ada kecenderungan bahwa guru menyusun butir soal tipe ini dengan hanya menguji atau mengukur aspek ingatan, atau aspek yang paling rendah dalam ranah kognitif. Bukan berarti bahwa aspek ini tidak penting dalam hasil belajar. Tetapi bila sebagian besar butir soal itu hanya menguji satu aspek kognitif, maka perangkat tes tidak terlalu berarti sebagai. alat. pengukur. keberhasilan. belajar. secara. menyeluruh. c) Adanya pengaruh kebiasaan peserta tes terhadap tes bentuk pilihan ganda terhadap hasil tes peserta. Jadi makin terbiasa seseorang dengan bentuk tes pilihan ganda makin besar ia akan memperoleh skor yang lebih tinggi. Kenaikan skor.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. karena tes pilihan ganda ini sungguh pun cukup berarti tetapi tidak akan sampai mengganggu interpretasi hasil individu, asalkan guru menyadari adanya pengaruh tersebut. c. Tes Uraian Secara umum, tes uraian adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan. Dalam menjawab tes uraian harus menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri,. atau. jawabannya. harus. dilakukan. dengan. cara. mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Tes uraian adalah tes yang jawabannya diberikan dalam bentuk menuliskan pendapat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dan pengetahuan yang diukur merupakan pengetahuan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk mengemukakan, menyusun, dan memadukan gagasangagasan yang dimilikinya dengan kata-kata sendiri. Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90 s.d. 120 menit. 1) Macam-macam tes uraian Berikut ini adalah uraian singkat terkait variasi lain atau modifikasi dari tes uraian :.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. a) Tes Uraian Bebas Tes uraian bebas merupakan bentuk tes uraian yang memberi. kebebasan. kepada. peserta. tes. untuk. mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Namun, peserta tes harus memiliki kemampuan terkait soal yang diberikan. Hal ini bertujuan agar peserta tes dapat mengorganisasikan dalam pikirannya dan menyusunnya dalam suatu urutan yang logis. Dalam tes uraian bentuk ini, peserta tes bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta tes. bebas. mengemukakan. pendapat. sesuai. dengan. kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, setiap peserta tes mempunyai cara dan sistematika yang berbedabeda. Namun, guru tetap harus mempunyai acuan atau patokan dalam mengoreksi jawaban peserta tes. Tes uraian bentuk ini disajikan secara global, tidak terinci.. Dalam. menjawabnya. siswa. diperbolehkan. mengerjakan bagian jawaban soal itu secara bebas, asal masalah yang ditanyakan dapat dijawab secara benar. Soal yang hanya terdiri dari satu masalah bisa tergolong pada tes uraian bentuk bebas..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. b) Tes Uraian Terbatas Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada peserta tes dalam menyelesaikan soal tes. Batasan atau rambu tersebut mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Jadi, soal tes uraian terbatas itu harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki. Batasan itu meliputi konteks jawaban yang diinginkan, jumlah butir jawaban yang dikerjakan, keluasan uraian jawaban dan luas jawaban yang diminta. Pertanyaan dalam tes uraian terbatas harus lebih spesifik pada objek tertentu. Ada beberapa ragam tes uraian terbatas, antara lain ragam tes melengkapi dan ragam tes jawaban singkat. (1) Tipe Jawaban Melengkapi Tipe jawaban melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan frasa, angka, atau satu formula. Tipe butir soal melengkapi juga baik digunakan untuk menguji kemampuan mengingat fakta dan prinsip yang sederhana selain itu juga baik digunakan untuk menguji kemampuan pada tingkatan yang lebih tinggi seperti pemahaman, aplikasi, dan evaluasi asalkan disusun secara hati-hati..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. (2) Tipe Jawaban Singkat Tipe jawaban singkat adalahh butir soal berbentuk pernyataan yang dapat dijawab dengan satu frasa, satu angka, atau satu formula. Butir soal tipe ini termasuk tipe yang paling mudah disusun, Hal ini dikarenakan butir soal ini hanya mengukur hasil belajar yang sederhana, yaitu ingatan. Keterbatasan utama butir soal tipe ini adalah tidak dapat mengukur hasil belajar yang kompleks. Untuk matematika maupun IPA masih mungkin untuk mengukur kemampuan penerapan. 2) Pedoman Penyusunan Tes Uraian Untuk menghasilkan butir soal tes uraian yang baik, bagi penyusunan tes diharapkan memperhatikan hal-hal berikut ini : a) Butir soal hendaknya meliputi ide-ide pokok dari materi yang diujikan dan kalau mungkin disusun maka soal mampu mewakili materi pokok dalam mata pelajaran yang diujikan. b) Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan. Hal ini akan menyebabkan peserta tes hanya sekedar menghafal materi ujian. Sehingga, butir soal tes uraian seperti ini hanya mengungkap kemampuan kognitif pada tingkatan yang paling rendah yaitu ingatan..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. c) Pada waktu menyusun butir soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penskoran. Hal ini bertujuan untuk. meningkatkan. reliabilitas. butir soal. tersebut.. Sehingga, ketidakkonsistenan penilaian (rater unreliability) dapat dikurangi. d) Hendaknya “jelaskan”,. diusahakan “mengapa”,. pertanyaan. bervariasi. “bagaimana”,. antara. “uraikan”,. “bandingkan”, “ buktikan”, “selesaikan”, agar dapat diketahui lebih jauh mengenai tingkat penguasaan peserta tes terhadap bahan ujian. e) Hendaknya rumusan butir soal disusun sedemikian sehingga mudah dipahami oleh peserta tes. Hindari penggunaan istilah atau kata-kata yang memiliki makna ganda. 3) Kelebihan Tes Uraian Pada tes tipe pilihan ganda ada beberapa kelebihan, antara lain : a) Dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan hubungan, kemampuan merumuskan. kesimpulan. menganalisi. kemampuan. yang. sahih,. pemecahan. kemampuan. masalah,. dan. sebagainya. Namun dengan demikian, tidak dengan sendirinya tes uraian menghasilkan pengukuran hasil belajar.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. yang kompleks. Hal ini tergantung pada kemampuan penyusun tes dalam menyusun butir soal uraian. b) Meningkatkan. motivasi. peserta. tes. untuk. belajar. dibandingkan bentuk tes objektif. Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan mengekspresikan dengan katakata sendiri, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan ujian atau tes secara maksimal. Penguasaan bahan yang kurang maksimal oleh peserta tes dapat dideteksi dengan mudah melalui jawaban yang ditulisnya. Oleh karena itu, untuk menjawab tes uraian dengan baik maka peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakan akan diujikan dalam tes secara tuntas. c) Mudah disiapkan dan disusun, sehingga tidak membutuhkan waktu. yang. lama. bagi. penyusun. tes. untuk. mempersiapkannya. Kemudahan ini disebabkan oleh dua hal, pertama jumlah butir soal yang tidak perlu banyak dan kedua guru tidak harus menyediakan jawaban atau kemungkinan jawaban yang bena. d) Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untunguntungan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya alternatif jawaban yang disiapkan oleh penyusun tes. Sehingga, peserta tes dituntut untuk betul-betul memikirkan jawaban yang dibutuhkan..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. e) Mendorong peserta tes untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus. Dalam menjawab soal ujian uraian peserta tes dituntut untuk mampu menyusun kalimat yang mudah dipahami. Hai ini akan melatih keberanian dan ketrampilan peserta tes dalam menyampaikan ide maupun gagasan secara tertulis. f) Memberik. kesempatan. kepada. peserta. tes. untuk. mengutarakan maksudnya menggunakan gaya bahasa dengan caranya masing-masing. Kemampuan menjawab soal ujian uraian dengan baik akan mampu meningkatkan ketrampilan peserta tes dalam menyatakan pikiran secara tertulis. 4) Kekurangan Tes Uraian Selain memiliki kelebihan, tes pilihan ganda juga mempunyai kekurangan yang sulit diatasi, antara lain: a) Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes pararel diuji beberapa kali. Ada penyebab rendahnya reliabilitas tes uraian yang dikatakan oleh Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (Eko Putro Widoyoko, 2009:85). Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam butir soal tes. Karena sifat jawaban tes uraian menuntut waktu yang relatif banyak, maka tidak mungkin soal tes uraian terdiri.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. dari beberapa butir soal yang banyak jumlahnya sehingga mewakili seluruh bahan yang diujikan. Hal ini berarti pokok bahasan yang dapat diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Kedua, batas-batas soal yang harus dikerjakan peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Keragaman jawaban antar-peserta tes tetap saja berbeda. Keragaman tidak hanya antara peserta tes, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, waktu, bahkan suasana tes yang ada. Tes yang sama diuji pada pagi hari, di mana peserta tes masih segar, akan menghasilkan skor yang berbeda bila tes dilaksanakan siang hari. Dan ketiga, adanya subjektivitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa jawaban tes. Berbeda orang yang memeriksa, maka berbeda juga skor yang diperoleh peserta tes. Bahkan, orang yang sama memeriksa tes yang sama pada waktu yang berbeda akan menghasilkan skor yang berbeda pula. b) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memeriksa lembar jawaban dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Sehingga, ada tuntutan bahwa pihak yang mengadakan penilaian juga harus menguasai materi yang diujikan. Adanya berbagai macam pertimbangan dalam penilaian hasil tes uraian serta adanya jawaban yang cukup panjang.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. menyebabkan pemeriksaan lembar jawaban tes uraian membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan tes objektif. c) Jawaban peserta tes terkadang disertai dengan bualan. Peserta tes yang kurang menguasai bahan yang diujikan terkadang mencoba menjawab dengan menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang ditanyakan. Jawaban yang tidak berharga ini pun harus dibaca oleh guru dengan teliti. d) Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling utama untuk membedakan prestasi belajar antar peserta tes. Padahal tidak semua hasil belajar bisa dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Sebagian besar hasil belajar lain dinyatakan dalam bentuk tingkah laku atau sikap, bukan dalam bentuk pernyataan tertulis. 5) Penggunaan Tes Uraian Tes uraian sangat baik digunakan apabila : a) Jumlah peserta tes relatif sedikit, misalnya kurang dari 100 orang. Bila peserta ujian terlalu banyak, misalnya lebih dari 100 orang, penggunaan tes uraian akan menyita waktu penyusun tes dalam memeriksa lembar jawaban, sehingga kurang efisien lagi..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. b) Waktu yang dimiliki penyusun soal untuk mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan ia mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian. c) Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan, menguji kemampuan menulis dengan baik atau kemampuan penggunaan bahasa tulis. d) Ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung di dalam soal ujian, tetapi dapat menyimpulkan dari tulisan peserta tes, seperti sikap, nilai atau pendapat. e) Untuk memperoleh hasil pengalaman belajar peserta tes, maka tes uraian merupakan salah satu bentuk yang paling tepat untuk mengukur pengalaman belajar tersebut. 3. Soal Cerita Matematika Pada penelitian ini, instrumen yang akan digunakan adalah soal tes uraian berbentuk soal cerita. Hal ini dikarenakan permasalahan kontekstual matematika atau permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan nyata biasanya dituangkan ke dalam soal cerita. Penyelesaian soal cerita merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah yang berisikan langkah-langkah yang benar dan logis untuk mendapatkan penyelesaian (Jonassen,2004:8). Pada dasarnya, dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita siswa dituntut untuk berusaha sendiri mencari solusi dengan.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. menentukan perencanaan dan berbagai strategi penyelesaian yang dikuasainya. Hal ini tidak terlepas oleh konsep matematika serta pengetahuan lain yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah tersebut. Selain itu, siswa juga diharapkan untuk menyajikan proses atau aktivitas apa saja yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Dalam penelitian ini soal cerita yang digunakan adalah soal cerita pada materi segiempat. 4. Segiempat Segiempat dibagi dua yaitu segiempat konveks dan segiempat konkaf. Definisi segiempat konveks : Suatu segiempat dikatakan segiempat konveks jika dan hanya jika setiap mengambil dua titik di dalam interior maka ruas garis yang dihubungkan semuanya berada diinterior seperti gambar berikut ini ;. Gambar 2.1 Segiempat konveks.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Definisi segiempat konkaf: Suatu segiempat dikatakan segiempat konkaf jika dan hanya jika setiap mengambil dua titik di dalam interior maka ruas garis yang dihubungkan semuanya tidak berada diinterior seperti gambar berikut ini;. Gambar 2.2 Segiempat konkaf a. Definisi dan Sifat-Sifat Pada penelitian ini, pembahasan tentang segiempat dibatasi pada segiempat konveks. Secara khusus bangun datar yang akan dibahas adalah jajargenjang, trapesium, dan layang-layang. 1) Jajargenjang Jajargenjang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang sejajar. Perhatikan gambar dibawah ini : D. C. O. Gambar 2.4 Jajargenjang A. B. Gambar 2.3 Jajargenjang.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Dari. gambar. 2.3. dapat. diidentifikasi. sifat-sifat. jajargenjang, diantaranya : a) Sisi-sisi yang berhadapan pada jajargenjang sejajar dan sama panjang. (1) 𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 dan 𝐵𝐶 = 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ ∥ 𝐷𝐶 ̅̅̅̅ dan 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ ∥ 𝐵𝐶 ̅̅̅̅ (2) 𝐴𝐵 b) Sudut-sudut yang berhadapan pada jajargenjang sama besar. (1) 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐷 dan 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐶 c) Jumlah besar dua sudut yang saling berdekatan pada jajargenjang adalah 180°. (1) 𝑚∠𝐴 + 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐴 + 𝑚∠𝐷 = 180° (2) 𝑚∠𝐵 + 𝑚∠𝐶 = 𝑚∠𝐵 + 𝑚∠𝐴 = 180° (3) 𝑚∠𝐶 + 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐶 + 𝑚∠𝐷 = 180° (4) 𝑚∠𝐷 + 𝑚∠𝐶 = 𝑚∠𝐷 + 𝑚∠𝐴 = 180° d) Setiap jajargenjang memiliki dua diagonal yang saling berpotongan dan membagi dua sama panjang, yaitu 𝐴𝑂 = 𝑂𝐶 dan 𝐵𝑂 = 𝑂𝐷 Pada kasus khusus, terdapat beberapa bangun datar yang merupakan jajargenjang, yaitu : (1) Persegi Panjang Persegi panjangnya adalah jajargenjang yang salah satu sudut adalah sudut siku-siku. Perhatikan gambar berikut ini :.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. D. C O. A. B Gambar 2.5 Persegi panjang. Dari gambar 2.4 dapat diidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, diantaranya : a) Sisi-sisi yang berhadapan pada persegi panjang sejajar dan sama panjang. (1) 𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 dan 𝐵𝐶 = 𝐴𝐷 ̅̅̅̅ (2) ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅ 𝐷𝐶 dan ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶 b) Semua sudut pada persegi panjang sama besar dan besar sudutnya adalah 90° (sudut siku-siku). (1) 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐶 = 𝑚∠𝐷 = 90° c) Setiap persegi panjang memiliki dua diagonal sama panjang yang saling berpotongan dan membagi dua sama panjang. (1) AC=BD (2) 𝐴𝑂 = 𝑂𝐶 dan 𝐵𝑂 = 𝑂𝐷 (2) Persegi Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang. Perhatikan gambar berikut ini:.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. D. C O. A B Gambar 2.6 Persegi Dari gambar 2.5 dapat diidentifikasi sifat-sifat persegi, diantaranya : a) Sisi-sisi persegi sama panjang dengan dua pasang sisi yang berhadapan sejajar. (1) 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 ̅̅̅̅ (2) ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅ 𝐷𝐶 dan ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶 b) Semua sudut pada persegi sama besar yaitu 90° (sudut siku-siku) dan dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. (1) 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐶 = 𝑚∠𝐷 = 90° (2) 𝑚∠𝑂𝐴𝐵 = 𝑚∠𝑂𝐵𝐶 = 𝑚∠𝑂𝐶𝐷 = 𝑚∠𝑂𝐷𝐴 = 45° (3) 𝑚∠𝑂𝐵𝐴 = 𝑚∠𝑂𝐶𝐵 = 𝑚∠𝑂𝐷𝐶 = 𝑚∠𝑂𝐴𝐷 = 45° c) Setiap persegi memiliki dua diagonal sama panjang yang saling berpotongan dan membagi dua sama panjang serta membentuk sudut siku-siku. (1) 𝐴𝐶 = 𝐵𝐷 (2) 𝐴𝑂 = 𝑂𝐶 dan 𝐵𝑂 = 𝑂𝐷 (3) 𝑚∠𝐴𝑂𝐵 = 𝑚∠𝐵𝑂𝐶 = 𝑚∠𝐶𝑂𝐷 = 𝑚∠𝐷𝑂𝐴 = 90°..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. (3) Belah Ketupat Belah ketupat adalah jajargenjang yang keempat sisinya sama panjang. Perhatikan gambar berikut ini : D. O. A. C. B Gambar 2.7 Belah ketupat Dari gambar 2.6 dapat diidentifikasi sifat-sifat belah ketupat, diantaranya : a) Sisi-sisi belah ketupat sama panjang dengan dua pasang sisi yang berhadapan sejajar. (1) 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 ̅̅̅̅ (2) ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅ 𝐷𝐶 dan ̅̅̅̅ 𝐴𝐷 ∥ 𝐵𝐶 b) Setiap belah ketupat memiliki dua diagonal yang saling tegak lurus dan merupakan sumbu simetri. c) Sudut-sudut yang berhadapan pada belah ketupat sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. (1) 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐶 dan 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐷 (2) 𝑚∠𝐵𝐴𝑂 = 𝑚∠𝐷𝐴𝑂,𝑚∠𝐵𝐶𝑂 = 𝑚∠𝐷𝐶𝑂, 𝑚∠𝐴𝐵𝑂 = 𝑚∠𝐶𝐵𝑂, 𝑚∠𝐴𝐷𝑂 = 𝑚∠𝐶𝐷𝑂.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 2) Trapesium Trapesium adalah segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi yang sejajar. Secara umum, ada tiga jenis trapesium, diantaranya : a) Trapesium sama kaki Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai satu pasang sisi yang sama panjang. Panjang sisi 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶. Perhatikan gambar berikut ini : D C. A. Gambar 2.8 Trapesium sama kaki. B. b) Trapesium siku-siku Trapesium siku-siku adalah trapesium salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku.Perhatikan gambar berikut ini :. D. A. C. Gambar 2.9 Trapesium siku-siku. B.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. c) Trapesium sebarang Trapesium sebarang adalah trapesium yang keempat sisinya tidak sama panjang. Panjang sisi 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐶 ≠ 𝐶𝐷 ≠ 𝐷𝐴. Perhatikan gambar berikut ini : D. A. C. Gambar 2.10 Trapesium sebarang B. Dari gambar 2.7, gambar 2.8, dan gambar 2.9 dapat diidentifikasi sifat-sifat trapesium, diantaranya : (1) Semua jenis trapesium memiliki tepat satu pasang sisi sejajar, yaitu ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 ∥ ̅̅̅̅ 𝐷𝐶 . (2) Jumlah sudut-sudut berdekatan pada garis sejajar untuk semua trapesium adalah 180°. 𝑚∠𝐴 + 𝑚∠𝐷 = 𝑚∠𝐵 + 𝑚∠𝐶 = 180° (3) Trapesium sama kaki mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu: (a) Memiliki dua diagonal yang sama panjang, yaitu 𝐴𝐶 = 𝐵𝐷 (b) Sudut-sudut alasnya sama besar, yaitu 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐵 (4) Trapesium siku-siku mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu memiliki dua sudut siku-siku. 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐵 = 90°..

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. 3) Layang-Layang Layang-layang adalah segiempat yang memiliki dua pasang sisi yang sama panjang dan dua diagonalnya saling tegak lurus. Perhatikan gambar berikut ini : D. A. d2 O. C. d1. B Gambar 2.11 Layang-layang Dari gambar 2.10 dapat diidentifikasi sifat-sifat layanglayang, diantaranya : a) Dua pasang sisi pada layang-layang sama panjang, yaitu 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 dan 𝐴𝐷 = 𝐶𝐷. b) Sudut yang berhadapan sama besar. 𝑚∠𝐴 = 𝑚∠𝐶 dan 𝑚∠𝐵 = 𝑚∠𝐷. c) Salah satu diagonal layang-layang merupakan sumbu simetri yaitu diagonal 𝐵𝐷. d) Memiliki dua diagonal yang saling tegak lurus, yaitu ̅̅̅̅ 𝐴𝐶 ⊥ ̅̅̅̅ 𝐵𝐷. e) Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua sama panjang. Diagonal 𝐵𝐷 membagi dua diagonal 𝐴𝐶 sama besar, yaitu 𝐴𝑂 = 𝐶𝑂..

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. b. Keliling dan Luas Segiempat 1) Keliling dan Luas Persegi Perhatikan gambar berikut ini : s D C s. s. s A B Gambar 2.11 Persegi Dari gambar 2.11, ingat bahwa persegi memiliki panjang sisi yang sama panjang. 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 yaitu (𝑠). Sehingga, menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 =𝑠+𝑠+𝑠+𝑠 Jadi, Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 4𝑠 Selanjutnya luas bangun datar adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisi yang membentuk bangun datar tersebut. Maka dari itu, untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita gunakan ilustrasi gambar dibawah ini..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. 1. s 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. D. s. A. C. s. s. 3 Satuan. B. 3 Satuan Gambar 2.12 Persegi Dari gambar 2.12, dapat kita peroleh luas persegi dengan menghitung banyaknya persegi satuan yang dibentuk oleh persegi tersebut : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 × 𝐵𝐶 = 3 × 3 satuan luas = 9 satuan luas Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑠 × 𝑠 = 𝑠 2 2) Keliling dan Luas Persegi Panjang Perhatikan gambar berikut ini : D. C. 𝑙 B A 𝑝 Gambar 2.13 Persegi panjang Dari gambar 2.13, ingat bahwa persegi panjang memiliki dua pasang sisi berhadapan yang sama panjang. 𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 yang disebut panjang(𝑝) persegi panjang dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 yang disebut.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. lebar(𝑙) persegi panjang. Sehingga, menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 =𝑝+𝑙+𝑝+𝑙 Jadi, Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2(𝑝 + 𝑙) Selanjutnya untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita gunakan ilustrasi gambar dibawah ini.. D. C 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 𝑙. 4 Satuan. 𝑝. A. B. 6 Satuan Gambar 2.14 Persegi panjang Dari gambar 2.14, dapat kita peroleh luas persegi panjang dengan menghitung banyaknya persegi satuan yang dibentuk oleh persegi tersebut : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 × 𝐵𝐶 = 4 × 6 satuan luas = 26 satuan luas Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑝 × 𝑙.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. 3) Keliling dan Luas Jajargenjang Perhatikan gambar berikut ini : D. C. 𝑙. A. 𝑎. B. Gambar 2.15 Jajargenjang Dari gambar 2.15, ingat bahwa jajargenjang memiliki dua pasang sisi berhadapan yang sama panjang. 𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 yang disebut alas(𝑎) jajargenjang dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 yang disebut lebar(𝑙) jajargenjang. Sehingga, menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 =𝑎+𝑙+𝑎+𝑙 Jadi, Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2(𝑎 + 𝑙) Selanjutnya untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita gun akan ilustrasi gambar dibawah ini. D. C. E. C. 𝑡. 𝑡. A. D. 𝑎. B. E. 𝑎. Gambar 2.16 Jajargenjang. B. F.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. Dari gambar 2.16, dapat kita uraikan langkah-langkah menemukan rumus luas jajargenjang sebagai berikut : a) Tarik garis dari titik 𝐷 yang tegak lurus garis 𝐴𝐵 di titik 𝐸 dan disebut sebagai tinggi(𝑡) jajargenjang. b) Potong segitiga 𝐴𝐸𝐷 dan himpitkan ke kanan menjadi segitiga 𝐵𝐶𝐹. c) Perhatikan bahwa panjang 𝐴𝐵 pada jajargenjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 sama panjangnya dengan 𝐸𝐹 pada persegi panjang 𝐸𝐹𝐶𝐷. d) Berarti luas jajargenjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 =luas persegi panjang 𝐸𝐹𝐶𝐷. Sehingga diperoleh : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = luas 𝐸𝐹𝐶𝐷 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑎 × 𝑡 4) Keliling dan Luas Belah Ketupat Perhatikan gambar berikut ini : D. A. C. B Gambar 2.17 Belah ketupat Dari gambar 2.17, ingat bahwa belah ketupat memiliki empat sisi yang sama panjang. 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 = 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 yang.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. disebut sisi(𝑠) belah ketupat. Sehingga, menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 =𝑠+𝑠+𝑠+𝑠 Jadi, Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 4𝑠 Selanjutnya untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita C gunakan ilustrasi gambar dibawah ini. D d1. A. d2. B C. E. E A. D. E. D. B B Gambar 2.18 Belah ketupat. Dari gambar 2.18, dapat kita uraikan langkah-langkah menemukan rumus luas belah ketupat sebagai berikut : a) Bagilah belah ketupat 𝐴𝐵𝐶𝐷 menjadi dua buah segitiga, yaitu segitiga 𝐵𝐷𝐴 dan segitiga 𝐵𝐷𝐶. b) Segitiga 𝐵𝐷𝐴 dan segitiga 𝐵𝐷𝐶 memiliki tinggi yang sama 1. yaitu 𝐴𝐸 = 𝐶𝐸 = 2 𝑑2 . c) Berarti luas jajargenjang 𝐴𝐵𝐶𝐷 = luas segitiga 𝐵𝐷𝐴 + luas segitiga 𝐵𝐷𝐶 Sehingga diperoleh : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = luas ∆𝐵𝐷𝐴 + luas ∆𝐵𝐷𝐶.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47. =. 1 1 ×𝑎×𝑡+ ×𝑎×𝑡 2 2. =. 1 1 1 1 × 𝑑1 × 𝑑2 + × 𝑑1 × 𝑑2 2 2 2 2. =. 1 1 × (𝑑1 × 𝑑2 ) + × (𝑑1 × 𝑑2 ) 4 4. Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 =. 𝑑1 ×𝑑2 2. 5) Keliling dan Luas Trapesium Perhatikan gambar berikut ini : D. A. C. Gambar 2.19 Trapesium. B. Dari gambar 2.19, menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Jadi, Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 Selanjutnya untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita gunakan ilustrasi gambar dibawah ini : D. 𝑎. C. D. 𝑎. C. 𝑏−𝑎 2. G. I 𝑡. 𝑡. II. I A 𝑏 −2 𝑎 𝐸. III 𝑏. 𝐹. 𝑏−𝑎 2. II III. B E. 𝑎. Gambar 2.20 Trapesium. F. 𝑏−𝑎 2. B.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48. Trapesium 𝐴𝐵𝐶𝐷 memiliki sisi 𝐷𝐸 sebagai tinggi (𝑡), panjang alas (𝑏), dan panjang sisi yang sejajar dengan alas (𝑎) dari trapesium. Sehingga dari gambar 2.20, dapat kita uraikan langkah-langkah menemukan rumus luas trapesium sebagai berikut : a) Tarik tegak lurus dari titik 𝐶 ke titik 𝐹 dan dari titik 𝐷 ke titik 𝐸. b) Potong segitiga 𝐴𝐸𝐷 dan pindahkan dalam bentuk berlawanan dengan segitiga 𝐵𝐹𝐶. Sehingga terbentuk pesergi panjang 𝐸𝐵𝐺𝐷 dengan panjang(𝑝) = 𝑎 +. 𝑏−𝑎 2. lebar(𝑙) = 𝑡. c) Berarti luas trapesium = luas persegi panjang 𝐸𝐵𝐺𝐷 Sehingga diperoleh : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = luas 𝐸𝐵𝐺𝐷 = panjang × lebar = (𝑎 + =(. 𝑏−𝑎 )×𝑡 2. 2𝑎 + 𝑏 − 𝑎 )×𝑡 2. Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = ( 6) Keliling dan Luas Layang-Layang Perhatikan gambar berikut ini :. 𝑎+𝑏 2. )×𝑡. dan.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49. D. A. d2. C. O d1. B Gambar 2.21 Layang-layang Dari gambar 2.21, ingat bahwa layang-layang memiliki dua pasang sisi yang sama panjang. 𝐴𝐵 = 𝐵𝐶 sisi pertama(𝑠1 ) dan 𝐶𝐷 = 𝐷𝐴 sisi kedua(𝑠2 ). Menggunakan definisi keliling dapat diperoleh : Keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 + 𝐶𝐷 + 𝐷𝐴 = 𝑠1 + 𝑠1 + 𝑠2 + 𝑠2 Jadi, keliling 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2(𝑠1 + 𝑠2 ) Selanjutnya untuk menentukan luas 𝐴𝐵𝐶𝐷, dapat kita gunakan ilustrasi gambar dibawah ini. D. A. D. d2 O. C. A. D. OO. d1. B. B. B. Gambar 2.22 Layang-layang. C.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50. Layang-layang 𝐴𝐵𝐶𝐷 memiliki dua diagonal, diagonal pertama= 𝐵𝐷 = 𝑑1 dan diagonal kedua= 𝐴𝐶 = 𝑑2 . Sehingga dari gambar 2.22, dapat kita uraikan langkah-langkah menemukan rumus luas layang-layang sebagai berikut : a) Bagilah layang-layang 𝐴𝐵𝐶𝐷 menjadi dua buah segitiga, yaitu segitiga 𝐴𝐵𝐷 dan segitiga 𝐶𝐵𝐷. b) Panjang alas segitiga 𝐴𝐵𝐷 = Panjang alas segitiga 𝐶𝐵𝐷 = 𝑑1 . 1. c) Tinggi segitiga 𝐴𝐵𝐷 = Tinggi segitiga 𝐶𝐵𝐷 = 2 𝑑2 . d) Berarti luas layang-layang = luas segitiga 𝐴𝐵𝐷 + luas segitiga 𝐶𝐵𝐷 Sehingga diperoleh : Luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 = Luas ∆𝐴𝐵𝐷 + luas ∆𝐶𝐵𝐷 =. 1 1 ×𝑎×𝑡+ ×𝑎×𝑡 2 2. =. 1 1 1 1 × 𝑑1 × 𝑑2 + × 𝑑1 × 𝑑2 2 2 2 2. =. (𝑑1 × 𝑑2 ) (𝑑1 × 𝑑2 ) + 4 4. Jadi, luas 𝐴𝐵𝐶𝐷 =. (𝑑1 ×𝑑2 ) 2. 5. Perbedaan Gender Dalam proses belajar dan pembelajaran ada beberapa faktor yang berpengaruh pada prestasi akademik atau hasil belajar yang diperoleh oleh siswa salah satunya adalah faktor perbedaan gender..

Gambar

Tabel 4.16 Deskripsi Data Lengkap Pada Soal Nomor 6.....................................184  Tabel 4.17 Banyak Siswa Dilihat dari Tahap Pemecahan Masalah.....................211
Gambar 2.1 Segiempat konveks
Gambar 2.2 Segiempat konkaf   a.  Definisi dan Sifat-Sifat
Gambar 2.5 Persegi panjang
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tahzi>b al-Tahzi>b adalah salah satu karangan yang disusun sendiri oleh Ibnu Hajar al-Asqala>ni> yang secara khusus membahas tentang biografi periwayat hadis

Penulis melakukan penelitian di Des/a Kajar Kabupaten Kudus tentang Analisis Konflik SDA antara Masyarakat dengan Perusahaan Air (Studi Kasus Konflik SDA Desa

Judul Penelitian : Pengaruh penambahan ZPT 2,4-D (Dichlorophenoxyacetic Acid) terhadap pertumbuhan kalus dan kandungan senyawa isoflavon beberapa varietas kedelai pada media

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ion Fe 3+ terhadap aktivitas xilanase hasil isolasi dari Trichoderma viride dengan media yang mengandung serbuk

Memantau pendapat eksternal mengenai segala suatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi/perusahaan, dan menyampaikan

Di dalam peraturan pemerintah disebutkan bahwa Madrasah Aliyah adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan

75 Kehidupan sosial dan politik masyarakat tidak terlepas dari adanya dua tokoh masyarakat yang berpengaruh dan disegani oleh masyarakat yang mengakibatkan, di

Persentase KBK = seluruhnya siswa banyaknya belajar tuntas yang siswa banyaknya x 100% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan untuk mata pelajaran IPS di kelas