• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Model Bertukar Pasangan pada Persamaan Dasar Akuntansi terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Model Bertukar Pasangan pada Persamaan Dasar Akuntansi terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MODEL

BERTUKAR PASANGAN

PADA

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA DI SMA

Sri Wulandari, Sri Buwono, dan Rum Rosyid Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan

Email : wulandari_sri88@yahoo.com

Abstract: This study aims to determine the learning outcomes of the learning model and change duo conventional learning model class XI IPS on the fundamental accounting equation material of SMA Pancasila in Kabupaten Kubu Raya and to determine the effectiveness of the learning model change duo was compared with conventional learning models. The research method used was quasi- experimental research design to post- test only control design. The study population XI IPS 1 (experiment class) and class XI IPS 2 (grade control). The results of the study as the average post- test experimental class and control class 68,88 78,69. Students who complete the experimental class 22 students (84,62%) and the control class 16 students (61,54%). So learning model change duo more effective than convensional learning models. Effect size of 0,75 is obtained, based on the applicable criteria, effect size in value is included in the high category.

Keywords: Change duo, Conventional, and the results of the study.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan dan model pembelajaran konvensional pada materi persamaan dasar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Pancasila Kabupaten Kubu Raya dan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran bertukar pasangan dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan penelitian post- testonly control design. Populasi penelitian ini kelas XI IPS 1 (kelas eksperimen) dan kelas XI IPS 2 (kelas kontrol). Hasil penelitian rata-rata post- test kelas eksperimen 78,69 dan kelas kontrol 68,88. Siswa yang tuntas pada kelas eksperimen 22 siswa (84,62%) dan kelas kontrol 16 siswa (61,54%). Jadi model pembelajaran bertukar pasangan lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional. Effect size diperoleh sebesar 0,75, berdasarkan kriteria yang berlaku nilai effect sizetermasuk dalam kategori tinggi.

(2)

anyak model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar , satu diantaranya adalah bertukar pasangan ini. Dengan model pembelajaran bertukar pasangansiswa dibentuk secara berpasangan oleh guru secara heterogen dan diberikan tugas untuk dikerjakan dengan pasangan masing-masing, setelah selesai mengerjakan tugas dengan pasangan masing- masing pasangan yang satu bertukar dengan pasangan yang laennya untuk memastikan jawaban mereka setelah selesai siswa kembali kepasangan semula. Dengan model ini semua siswa berperan aktif, tidak adanya kesenjangan anatara yang pintar dan kurang pintar dan siswa memahami materi sesuai kompetensi yang akan dicapai, tidak hanya itu siswa merasa senang dan materi yang dipelajari melekat dalam benaknya.

Mata pelajaran Ekonomi Akuntansi merupakan satu diantaranya pelajaran harus dikuasai oleh siswa yang berada di jurusan IPS. Guru Ekonomi SMA Pancasila Kabupaten Kubu Raya berharap kepada siswa jurusan IPS bisa menguasai dan paham dengan pelajaran ekonomi akuntansi. Pada semester genap ini siswa kelas XI IPS baru dikenal dengan materi akuntansi, dengan begitu perlu konsep yang baik untuk mengadakan pembelajaran agar siswa mudah mengerti.

Di SMA Pancasila siswa kurang motivasi dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat juga kesenjangan antara pintar dan yang kurang pintar. Siswa yang pintar duduk dengan siswa yang pintar juga begitu juga sebaliknya untuk siswa yang kurang pintar. Yang mana siswa pintar lebih mendominasi dari pada siswa yang kurang pintar sehingga terlihat adanya egoisan dalam kegiatan pembelajaran. Selain dari itu siswa lebih senang menunggu dan menerima informasi dibanding berpikir aktif seperti bertanya, menjawab pertanyaan, memberi tanggapan dan berdiskusi. Akibatnya, guru mendominan dengan ceramah untuk mentransfer pengetahuan, yang membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. Proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih banyak menggunakan metode konvensional (ceramah yang diselingi tanya jawab) yang mana pembelajaran hanya bersifat penyampaian materi dan siswa hanya memperhatikan serta mendengar apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya proses pembelajaran di kelas menimbulkan kebosanaan bagi siswa. Siswa mestinya harus secara aktif berperan serta dalam proses pembelajaran agar memperoleh pemahaman yang baik.

Model pembelajaran bertukar pasangan akan sangat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaransehingga hasil belajar siswa dapat mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan yaitu 70. Selama ini yang didapatkan oleh siswa dalam proses belajar mengajar adalah metode yang sangat membosankan yaitu model konvensional (ceramah yang diselingi tanya jawab) membuat siswa jenuh dalam belajar karena tidak ada inovasi dalam pembelajaran. Model pembelajaran

bertukar pasanganadalah sebuah model pembelajaran yang memberi kesempatan

(3)

pada siswa untuk lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar, karena siswa akan lebih banyak berperan sendiri.

Efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.Sutikno (2005) mengemukakan bahwa, pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Ada 7 prinsip pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai pembelajaran efektif yaitu pembelajaran berfokus pada siswa, pembelajaran terpadu, pembelajaran individu, belajar tuntas, pemecahan masalah, experience based learning, dan prinsip-prinsip pembelajaran lain yang sesuai dengan tuntutan perkembangan.

Tolak ukur efektivitas pembelajaran adalah hasil belajar siswa pada materi persamaan dasar akuntansi, yang mana hasil belajar siswa ini diperoleh dari post-test yang diberikan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan dan kelas kontrol dengan model konvensional.

Bertukar pasangan merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003: 206). Cooperative artinya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Tujuan utama cooperative learning adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman- temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur dalam model pembelajaran yang harus diterapkan, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, dan pemrosesan kelompok.

Model pembelajaran bertukar pasangan adalah model pembelajaran yang mana setiap pasangan bertukar dengan pasangan yang lain saling bertukar pikiran untuk menanyakan atau memastikan jawaban yang benar. Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan pasangan lain. Pembentukan pasangan bisa ditunjuk oleh guru secara heterogen.

Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertukar pasangan

memperhatikan kemampuan akademis, keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan komposisi kelompok yang heterogen. Menurut Jarolimek dan Parker (dalam Isjoni, 2009), guru membuat kelompok yang heterogen dengan alasan memberi kesempatan peserta didik untuk saling mengajar dan saling mendukung,

(4)

meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik dan gender serta memudahkan pengelolaan kelas karena masing- masing kelompok memiliki peserta didik yang berkemampuan tinggi, yang dapat membantu teman lainnya dalam memecahkan suatu permasalahan dalam kelompok.

Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau disebut juga metode ceramah, karena semenjak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Metode konvensional ditandai dengan ceramah untuk mentransfer pengetahuan,yang diiringi dengan penjelasan atau penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, serta pembagian tugas dan latihan. Semua itu membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga siswa menjadi pasif, tidak hanya itu model ini bisa membuat siswa menjadi malas dan mengantuk apalagi pada waktu pelajaran akhir atau pada siang hari.Peranan siswa dalam metode ceramah adalah mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok penting yang dikemukakan oleh guru dan pada model pembelajaran ini, siswa di haruskan untuk menghafal materi yang diberikan oleh guru dan tidak untuk menghubungkan materi tersebut dengan keadaan sekarang (kontekstual).

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman, 1999).). Menurut Bloom (dalam Agus Suprijono 2009: 6- 7) menyatakan bahwa, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Hasil belajar pada penelitian ini menggunakan tes tertulis yaitu post- test yang meliputi hasil belajar dari kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan, dan hasil belajar dari kelas kontrol yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional.

(5)

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasy Experiment Research), dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara optimal mengenai cara pembuatan dan pelaksanaan guna menyelesaikan masalah penelitian. Rancangan yang digunakan adalah post-test only control design dapat digambarkan pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rancangan Penelitian Post-Test Only Control Design

(Sugiyono, 2009: 112-114)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS yang berjumlah 52 orang yaitu kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 SMA Pancasila Kabupaten Kubu Raya tahun ajaran 2011/2012. Karena penelitian menggunakan dua kelas maka semua siswa di jadikan sampel dan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol di pilih salah satu, kelas XI IPS 1 di jadikan kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 di jadikan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan model pembelajaran bertukar pasangan, sedangkan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional. Dan guru yang akan mengajar baik itu di kelas eksperimen dan kontrol adalah peneliti sendiri.

Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan akhir.

Tahap Persiapan

Adapun persiapan yang dilakukan untuk melakukan penelitian ini adalah:

1. Melaksanakan riset di sekolah, dan mengadakan wawancara dengan guru ekonomi kelas XI SMA Pancasila Kabupaten Kubu Raya.

2. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal dan jawaban.

3. Menyiapkan instrumen penelitian berupa tes hasil belajar siswa, yang terdiri dari: kisi- kisi soal post-test dan kunci jawaban dan pedoman penskoran tes hasil belajar.

4. Melakukan validitas instrumen penelitian yang di lakukan oleh dosen pembimbing.

5. Merevisi instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi. Kelompok Perlakuan Postest

Eksperimen X1 O1

(6)

Tahap Pelaksanaan

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menyampaikan materi tentang persamaan dasar akuntansi. Langkah- langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran bertukar pasangan untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2. Memberikan post- testpada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Menskor hasil tes siswa

Tahap Akhir

1. Menganalisis data hasil penelitian, yakni tes hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Menarik kesimpulan hasil analisis tes. 3. Prosedur penelitian

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Kegiatan pengukuran dalam penelitan ini adalah memberikan skor terhadap hasil belajar siswa di dalam kegiatan belajar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, kemudian mengubahnya menjadi nilai.Alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dalam bentuk essay.Pada penelitian ini pengolahan data yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dari hasil post- test akan di analisis dan diolah dengan menggunakan program SPSS (Statistical product and service solution)versi 16.

Hasil belajar siswa dari post-test pada kelas eksperimen dan kontrol diuji normalitas distribusinya dengan uji skewness menggunakan SPSS v16. Adapun kriteria pengujiannya di katakan normal apabila rentang nilai berada di antara ± 2. Jika kedua data terdistribusi normal, maka dilakukan dengan uji Levene’s (uji homogenitas) dan independent sample t test. Sebelum melakukan uji independent sample t test, dilakukan uji levene’s (uji homogenitas). Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : (1) Jika signifikansi > 0,05 maka hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama. (2) Jika signifikansi < 0,05 hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang berbeda. (Duwi Priyatno, 2012: 49).

Setelah di uji homogenitasnya dilanjutkan dengan uji independent sample t test. Adapun pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan sebesar 95%). Kriteria pengujian sebagai berikut: (1) Jika signifikansi > 0,05 tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. (2) Jika signifikansi < 0,05 terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kontrol maka dilanjutkan dengan effect size. Rumus effect sizeadalah sebagai berikut: û .

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Dalam penelitian Kubu Raya yaitu kelas eksperimennya dan kelas kontrolnya. Kedua kelas persamaan dasar akuntansi.

menggunakan model pembelajaran IPS 2 penyampaian materi Kemudian siswa diberikan soal. Tes ini dimaksudkan

bertukar pasangan

belajar siswa.

Standar ketuntasan ditetapkan yaitu 70. Dari siswa yang tuntas dan

kontrol terdapat 16 (61,54%) belum tuntas. Hasil post

dari pada kelas kontrol. adalah 78,69 sedangkan 68.88. Berikut ini diagram kontrol.

Diagram Persentase Ketuntasan Siswa P

Diagram Persentase Ketuntasan Siswa P HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian ini melibatkan dua kelas dari SMA Pancasila itu kelas XI IPS 1 berjumlah 26 orang siswa

dan kelas XI IPS 2 berjumlah 26 orang siswa Kedua kelas tersebut diberi perlakuan yang sama dasar akuntansi. Pada kelas XI IPS 1 penyampaian

model pembelajaran bertukar pasangan sedangkan penyampaian materi menggunakan model pembelajaran

siswa diberikan post- test berupa tes dalam bentuk essay dimaksudkan untuk melihat keefektivitasan model

dengan model pembelajaran konvensional ketuntasan belajar minimal mata pelajaran ekonomi u 70. Dari 26 siswa pada kelas eksperimen, terdapat untas dan 4 (15,38%) siswa yang belum tuntas. Sedangkan terdapat 16 (61,54%) siswa yang tuntas dan 10 (38,46%)

post- test yang diperoleh dari kelas eksperimen kontrol. Rata- rata hasil belajar siswa pada kelas sedangkan pada kelas kontrol rata- rata hasil belajar Berikut ini diagram persentase ketuntasan siswa pada kelas eksperim

iagram Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kelas Eksperimen

iagram Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kelas Kontrol Tuntas Tidak Tuntas 84,62% 15,38%

Kelas Eksperimen

Tuntas Tidak Tuntas 61,54% 38,46%

Kelas Kontrol

Pancasila Kabupaten siswa sebagai kelas siswa sebagai kelas sama dengan materi penyampaian materi dengan sedangkan pada kelas XI pembelajaran konvensional. bentuk essay sebanyak 3 model pembelajaran konvensional terhadap hasil ekonomi yang telah terdapat 22 (84,62%) tuntas. Sedangkan pada kelas (38,46%) siswa yang eksperimen lebih tinggi pada kelas eksperimen belajar siswa adalah ada kelas eksperimen dan

ksperimen

(8)

Untuk mengetahui apakah hipotesis yang akan di uji menggunakan uji-t ataupun U-Mann Whitney, maka data hasil belajar siswa harus di uji terlebih dahulu normalitas distribusinya dengan menngunakan uji Skewness. Setelah diketahui berdistribusi normal atau tidak maka digunakan uji yang sesuai. Apabila berdistribusi normal menggunakan uji-t, jika tidak berdistribusi normal maka menggunakan U-Mann Whitney.

Uji normalitas distribusi data hasil post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan rumus Skewnessdan diolah menggunakan SPSS v16. Kriteria pengujiannya di katakan normal apabila rentang nilai kedua kelas tersebut berada di antara ± 2. Berikut tabel 2 dan 3 uji normalitas data hasil post- testpada kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan rumus Skewness.

Tabel 2 Data Post- TestKelas Eksperimen

Descriptives

Statistic Std. Error

Post_test Mean 78.69 1.944

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 74.69 Upper Bound 82.70 5% Trimmed Mean 78.77 Median 76.50 Variance 98.302 Std. Deviation 9.915 Minimum 60 Maximum 95 Range 35 Interquartile Range 15 Skewness .082 .456 Kurtosis -.809 .887

Tabel 3 Data Post- TestKelas Kontrol

Descriptives

Statistic Std. Error

Post_test Mean 68.88 2.584

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 63.56

Upper Bound 74.21

(9)

Median 72.50 Variance 173.546 Std. Deviation 13.174 Minimum 40 Maximum 95 Range 55 Interquartile Range 12 Skewness -.683 .456 Kurtosis .680 .887

Berdasarkan perhitungan olahan SPSS v16, diketahui hasil post-testkelas eksperimen pada kolom skewness nilai statistic 0,082 dibagi standar error 0,456 menghasilkan nilai 0,179 sedangkan kelas kontrol pada kolom skewness nilai

statistic -0,683 dibagi standar error 0,456 menghasilkan nilai -1,497 di katakan normal apabila rentang nilai berada di antara ± 2 artinya data post- test kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.

Karena kedua data berdistribusi normal, maka untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilanjutkan dengan statistic parametricyaitu uji-t. Adapun hipotesis yang akan di uji adalah : Ho : Dengan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan dan

pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMA Pancasila tidak terlihat adanya perbedaan hasil belajar siswa dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Ha : Dengan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMA Pancasila terlihat adanya perbedaan hasil belajar siswa dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Berikut pada tabel 4 adalah hasil perhitungan data post- test dengan uji-t menggunakan SPSS v16. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan sebesar 95%). ). Dengan kriteria pengujian sebagai berikut : (1) Jika signifikansi > 0,05 maka hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama. (2) Jika signifikansi < 0,05 hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang berbeda. (Duwi Priyatno, 2012: 49).

(10)

Tabel 4 Uji- t Data Post-TestKelas Eksperimen dan Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Nilai_tes Equal variances assumed .940 .337 3.033 50 .004 9.80769 3.23352 3.31297 16.30242 Equal variances not assumed 3.033 46.442 .004 9.80769 3.23352 3.30062 16.31477

Perhitungan diatas menjelaskan tentang hasil uji Levene’s (uji homogenitas) dan independent sample t test yang digunakan untuk mengetahui tentang perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum melakukan uji independent sample t test, dilakukan uji levene’s (uji homogenitas). Hal ini digunakan untuk menentukan penggunaan equal variances assumed (diasumsikan jika varian sama) dan equal variances not assumed (diasumsikan jika varian berbeda).

Signifikansi dari uji F didapatkan 0,337, dengan demikian signifikansi > 0,05 (0,337 > 0,05) dan Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varian yang sama, jadi uji independent sample t test menggunakan equal variance assumed.

Berikut kriteria pengujian (berdasarkan signifikansi) untuk menentukan

post- test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan atau tidak. Adapun pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (tingkat kepercayaan sebesar 95%). Kriteria pengujian sebagai berikut: (1) Jika signifikansi > 0,05 tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. (2) Jika signifikansi < 0,05 terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.(Duwi Priyatno, 2012: 51).

Dari hasil uji independent sample t test diatas nilai signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(11)

Diketahui bahwa adanya perbedaan hasil post- test kelas eksperimen dan kelas kontrol maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kelas eksperimen dengan model pembelajaran bertukar pasangan hasil belajar siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI SMA Pancasila terlihat adanya perbedaan hasil belajar siswa dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

Kemudian setelah diketahui adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya dilanjutkan dengan effect size. Untuk mengetahui seberapa besar efek atau dampak dari model pembelajaran

bertukar pasangan terhadap hasil belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut: effect size: û .

Dari tabel 2 di ketahui bahwa rata- rata post- testkelas eksperimen sebesar 78,69 dengan standar deviasi 9,915 sedangkan dari tabel 3 skor rata- rata pada kelas kontrol sebesar 68,88 dengan standar deviasi 13,174 dengan demikian perhitungannya adalah :

û

û

=

á á á

= 0,75

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan maka effect size0,75 termasuk kriteria tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

bertukar pasangan memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dari pada model pembelajaran konvensional pada materi persamaan dasar akuntansi di kelas XI SMA Pancasila.

Pembahasan

Dalam penelitian ini siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diajar langsung oleh peneliti dan sebagai observer adalah guru bidang studi pendidikan ekonomi. Materi yang diajarkan sama pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu materi persamaan dasar akuntansi. Tahapan pembelajaran yang dilakukan pada ke dua kelas sama hanya berbeda pada penggunaan model pembelajaran dalam penyampaian materi ajar. Pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran bertukar pasangan sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model konvensional. Penyampaian materi pada kelas eksperimen dan kontrol jauh berbeda. Dimana pada kelas eksperimen Setelah selesai menjelaskan materi persamaan akuntansi guru membentuk siswa berpasangan secara hetorogen, yang mana setiap pasangan diberi latihan berupa soal dan didiskusikan dengan pasanganya. Setelah selesai berdiskusi dengan pasangan masing- masing, setiap pasangan bertukar dengan satu pasangan yang lain,kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka. Temuan baru yang di dapat dari pertukaran pasangan kemudian diberikan kepada pasangan semula

(12)

dan hasil dari pekerjaan mereka dikumpulkan ke guru. Berbeda pada kelas kontrol kegiatan mengajarnya hanya ceramah diselinggi dengan tanya jawab, disini semua siswa tidak berperan aktif dan hanya siswa yang pintarlah yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru ke depan kelas.

Penyampaian materi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan sesuai dengan jadwal pelajaran yang ada di SMA Pancasila Kabupaten Kubu Raya. Setelah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kontrol siswa diberikan post- test dalam bentuk tes berupa soal essay yang dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan materi persamaan dasar akuntansi. Skor post- test terendah dan tertinggi pada kelas eksperimen yaitu 60 dan 95 dengan rata- rata hasil belajar siswa yaitu 78,69 dan pada kelas kontrol skor post- test terendah dan tertinggi yaitu 40 dan 95 dengan rata- rata hasil belajar siswa 68,88. Jika di lihat dari ketuntasannya siswa pada kelas eksperimen lebih banyak tuntas yaitu 22 orang dari pada siswa kelas kontrol hanya 16 orang. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran dengan model bertukar pasangan di kelas eksperimen lebih menarik bagi siswa, karena semua siswa terlibat aktif di dalam proses kegiatan pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dan antusius dalam belajar dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model konvensional pada kelas kontrol.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberikan dengan model pembelajaran

bertukar pasangan dan pada kelas kontrol yang diberikan dengan model pembelajaran konvensional. Perbedaan itu terlihat dari hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan skor rata- rata nilai siswa sebesar 78,69% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 orang dan yang tidak tuntas hanya 4 orang, sedangkan pada kelas kontrol skor rata- rata nilai siswa sebesar 68,88% jumlah siswa yang tuntas hanya 16 orang dan tidak tuntas 10 orang.

Berdasarkan perhitungan ES model pembelajaran bertukar pasangan

memperoleh nilai 0,75 yang mana berdasarkan kriteria ES nilai tersebut tergolong tinggi. Dengan demikian model pembelajaran bertukar pasangan pada penelitian ini memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional. Dalam proses kegiatan pembelajaran siswa berperan aktif , sehingga hasil belajar yang siswa yang diperoleh mencapai kriteria ketuntasan dan banyak siswa yang tuntas dibandingkan kelas yang diajarkan mengguanakan pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran bertukar pasangan ini cocok digunakan pada materi persamaan dasar akuntansi.

Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa pentingnya mempelajari model-model pembelajaran. Hal yang terpenting sebelum melakukan kegiatan pembelajaran yaitu guru terlebih dahulu harus menentukan model pembelajaran mana yang baik dan cocok dengan materi yang akan disampaikan. Sehingga tujuan pembelajaran yang di inginkan dapat tercapai.Dengan begitu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi saja melainkan juga dapat mempratekannya dikelas sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

(13)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa rata-rata skor hasil belajar siswa pada materi persamaan dasar akuntansi pada kelas eksperimen yang di ajarkan dengan model pembelajaran bertukar pasangan

adalah 78,69, terdapat 22 (84,62%) orang siswa yang tuntas dan 4 (15,38%) orang siswa yang belum tuntas. Sedangkan pada kelas kontrol yang di ajarkan dengan pembelajaran konvensional rata- rata skor hasil belajar siswa pada materi persamaan dasar akuntansi adalah 68,88 ada 16 (61,54%) orang siswa yang tuntas dan 10 (38,46%) orang siswa yang belum tuntas.

Berdasarkan uji skewness untuk menguji normalitas data di ketahui hasil kelas eksperimen 0,179 sedangkan kelas kontrol -1,497, apabila data berada pada rentang nilai ±2 maka kedua data tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji independent samples test diperoleh signifikansi < 0,05 yaitu 0,004 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan perhitungan effect size (ES) yaitu skor rata- rata siswa dari kelas eksperimen dikurangi skor rata-rata kelas kontrol dibagi standar deviasi kelas kontrol memperoleh nilai ES sebesar 0,75 yang menunjukkan bahwa efektivitas model pembelajaran bertukar pasangan pada materi persamaan dasar akuntansi memberikan pengaruh yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional.

Saran

1. Diharapkan kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai siswa yang nilainya belum tuntas langkah selanjutnya yang harus dilakukan yaitu memberikan remidial baik itu pada siswa kelas eksperimen maupun siswa pada kelas kontrol.

2. Diharapkan kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran bertukar pasangan sebelum melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu menyakinkan siswa dari segi pemikirannya dan membuang rasa takut untuk berkerja sama dengan siswa yang lainserta meminta siswa untuk bersikap secara profesional dalam memutuskan sesuatu. 3. Untuk penelitian lebih lanjut, di harapkan dapat mengontrol faktor- faktor

yang menjadi kendala oleh peneliti untuk mengurangi kelemahan pada saat penelitian khususnya pada waktu atau jam.

4. Diharapkan model pembelajaran bertukar pasangan dapat diterapkan pada materi yang lain bukan hanya pada materi persamaan dasar akuntansi.

(14)

DAFTAR RUJUKAN

Agus Suprijono, 2009. Cooperative Learnig.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rinerka Cipta.

Duwi Priyatno, 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistikk Dengan SPSS. Yogyakarta : C. V ANDI OFFSET.

Dwi Harti, 2009. Modul Akuntansi 1 A. Jakarta : Erlangga. Isjoni, 2012. Cooperative Learning,Bandung : Alfabeta.

John W. Best, 1977. Metodologi Penelitian dan Pendidikan. Surabaya : Usaha Offset Printing.

Kelemahan Pembelajaran Konvensional. (online).(http://Aan Setiawan. Google. Com, di akses tanggal 30 Oktober 2012).

Miftahul Huda . 2012. Cooperative Learning.Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Model Konvensional. (online).(http://ipotes.wordpress.com/2008/05/14, di akses

tanggal 30 Oktober 2012).

(online, http://manintin.blogspot.com/2009/07/pembelajaran -efektif-pembelajaran.html).

---(online, http://ipotes.wordpress.com/2008/05/14, di akses tanggal 30 Oktober 2012).

Ras eko budi santoso.Model Pembelajaran Bertukar Pasang.

(online).(http://Google.com, di akses tanggal 30 Oktober 2012). Setiawan, 2011. Mahir Akuntansi. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : Alfabeta.

Sutrisno, 2001. Effect size.(online). (http://www.scribd.com, di akses 31 Oktober 2011).

Gambar

Tabel 2  Data Post- Test Kelas Eksperimen
Tabel 4 Uji- t Data Post-Test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

yang merubah Query normal pada aplikasi menjadi Query berbahaya yang memungkinkan pengaksesan dan pemrosesan basis data secara tidak normal... Jenis

Senyawa metabolit sekunder yang dapat diisolasi dari fraksi n-heksan pada kulit batang J.multifida L., Berdasarkan hasil analisis spektroskopi diduga bahwa senyawa

Kecederungan peluang rumah tangga untuk tahan atau lainnya dalam regresi model logit dipengaruhi oleh pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur kepala

d) perorangan/klub dalam atau luar negeri untuk kategori umum.. Himpunan Mahasiswa Mesin IST AKPRIND Jl. b) Selama kegiatan berlangsung, setiap anggota kontingen

Penyajian berita mengenai kontroversi gaya kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta oleh media massa termasuk media-media online seperti Republika.co.id dan Kompas.com

Dari perhitungan tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pada saluran pemasaran di agroindustri kerupuk singkong sudah terdapat hubungan jangka panjang antar

VHUWD SHQJLQJDW VROLGDULWDV NHORPSRN VDQWUL DJDU WHWDS VROLG VHEDJDL VDQWUL 'DDUXW 7DXKLG 6LPERO VLPERO NHDJDPDDQ WHUVHEXW GLJXQDNDQ VDQWUL GDODP LQWHUDNVL PHUHND VHKDUL KDUL 7 D E

Myös muut opettajat nostivat puheissaan esille, että yksi mahdol- lisuus käyttää äänioppikirjaa koulussa olisi kuunnella niitä kaikkien oppilaiden kanssa, muun muassa sen