BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. Latar BelakangLatar Belakang Set
Setiap iap manmanusiusia a yanyang g lahlahir ir ke ke dundunia ia memmemerlerlukaukan n penpengemgembanbangan gan untuntuk uk menjadi manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan tersebut menjadi manusia seutuhnya sebagaimana dikehendaki. Pengembangan tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan manusia yang telah terlahir pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan manusia yang telah terlahir
itu
itu. . UpaUpaya ya memmemuliuliakan akan kemkemanuanusiaasiaan n manmanusiusia a adaadalah lah tugtugas as besbesar ar yanyang g harharusus dilaks
dilaksanakan dengan seksama. anakan dengan seksama. UpayUpaya a tersebutersebut t hanyhanya a dapat dilaksanakdapat dilaksanakan an dengadengann pendidikan.
pendidikan. Pendidikan Pendidikan dalam dalam makna makna bantuan bantuan orang orang dewasa dewasa kepada kepada orang orang yangyang belum
belum dewasa dewasa menuju menuju kedewasaan, kedewasaan, baik baik secara secara fisik, fisik, intelektual intelektual maupunmaupun emosional.
emosional. Mak
Makna na pependndididikikan an sesecarcara a apapliklikatatif if dadan n kokompmprerehenhensif sif sebsebagagaimaimananaa diamanatkan dalam Undang-undang No 23 tahun 2003 adalah:
diamanatkan dalam Undang-undang No 23 tahun 2003 adalah:
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses “Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
pembelajaran agar agar peserta peserta didik didik secara secara aktif aktif mengembangkan mengembangkan potensi potensi dirinyadirinya untu
untuk k memilikmemiliki i kekuakekuatan tan spirituspiritual al keagamkeagamaan, aan, pengepengendaliandalian n diri, diri, kepribkepribadian,adian, ke
kecercerdadasasan, n, akakhlhlak ak mumulialia, , seserta rta keketrtramampipilalan n yayang ng didipeperlurlukakan n didiririnynya a didi masyara
masyarakat, kat, bangsbangsa a dan dan negaranegara. . PendiPendidikan nasional dikan nasional bertubertujuan juan mengemengembangmbangkankan potensi
potensi peserta peserta didik didik agar agar menjadi menjadi manusia manusia yang yang beriman beriman dan dan bertaqwa bertaqwa kepadakepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari
Dari makmakna na penpendiddidikaikan n terstersebuebut, t, tamptampak ak bahbahwa wa mewmewujuujudkadkan n suasuasansanaa belajar
belajar dan dan proses proses pembelajaran pembelajaran pada pada peserta peserta didik didik adalah adalah hal hal utama utama untuk untuk men
mencapcapai ai tujtujuan uan penpendiddidikanikan. . DalDalam am pempembelbelajarajaran, an, intinterakeraksi si antantara ara gurguru u dandan peserta
peserta didik didik tidak tidak jarang jarang terjadi terjadi kesenjangan, kesenjangan, baik baik karena karena faktor faktor guru, guru, maupunmaupun faktor peserta didik. Akan tetapi dalam sorotan utama adalah peserta didik sebagai faktor peserta didik. Akan tetapi dalam sorotan utama adalah peserta didik sebagai individu yang diberi bimbingan menuju kedewasaan.
individu yang diberi bimbingan menuju kedewasaan. Sebag
Sebagai ai sosok yang sedang berkembasosok yang sedang berkembang ke ng ke arah kedewasaanarah kedewasaan, , peserta didik peserta didik tidak jarang menemukan problematika yang tak bisa diselesaikan oleh dirinya tidak jarang menemukan problematika yang tak bisa diselesaikan oleh dirinya sendiri. Problematika tersebut dapat datang dari dalam dirinya sendiri, maupun sendiri. Problematika tersebut dapat datang dari dalam dirinya sendiri, maupun
dalam hubungan interaksinya dengan lingkungan misalnya dengan teman, masyarakat, orang tua guru dan sebagainya. Kompleksitas problem yang dihadapi, membutuhkan penyelesaian secara dewasa, dan untuk itu, bantuan berupa bimbingan sangat dibutuhkan oleh peserta didik.
Isu sentral dalam rutinitas sekolah adalah keberhasilan pendidikan yang secara praktis diawali dengan keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran bermakna bagaimana membelajarkan siswa. Dalam kenyataannya, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar, hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, baik secara internal peserta didik, seperti kemampuan perkembangan intelektual maupun lingkungan seperti kondisi keluarga, problem dengan teman dan sebagainya. Untuk itu bimbingan dalam meneliti membantu kesulitan belajar tidak saja menyangkut proses belajar itu sendiri namun juga latar belakang yang dialami peserta didik.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa pengertian bimbingan Konseling?
2. Bagaimana bentuk-bentuk Bimbingan Konseling?
3. Apa-apa saja faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran bimbingan konseling?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Konseling 1. Pengertian bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan
kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Para ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung, hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan di atas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja.
Untuk memperjelas pengertian kedua istilah tersebut, berikut ini dikemukakan pengertian bimbingan dan pengertian konseling.
Para ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut, mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dari kegiatan tersebut. Untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.
Menurut Rochman Natawidjaja sebagaimana dikutip oleh Soetjopto, bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.
Selanjutnya Bimo Walgito menyarikan beberapa rumusan bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai berikut:
“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli itu dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:
a. Suatu proses yang berkesinambungan b. Suatu proses membantu individu
c. Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya, dan
d. Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya.
Untuk melaksanakan bimbingan tersebut diperlukan petugas yang telah memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
2. Pengertian konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu “Consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam dalam bahasa Anglo-saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”
Hallen, mengatakan bahwa istilah konseling berasal dari bahasa Inggeris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” yang artinya memberi saran atau nasihat.
Lebih lanjut lagi, Rogers, dikutip dari Hallen mengemukakan pengertian Konseling, adalah serangkaian hubungan langsung dengan individu yang bertujuan untuk membantu dia dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
Selanjutnya ada beberapa rumusan pengertian Konseling berdasarkan perkembangan sejumlah rumusan konseling menurut Jones, yang dikutip dari
dasar – dasar bimbingan dan konseling sebagai berikut :
Bimbingan dan konseling semakin hari semakin dirasakan perlu keberadaanya di stiap sekolah. Hal ini didukung oleh berbagai macam faktor, seperti dikemukakan oleh Koestoer Partowisastro sebagai berikut:
1) Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, dimana anak dalam waktu sekian jam + enam jam hidupnya berada di sekolah.
2) Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan dirinya, mapun dalam
mengatasi berbagai macam kesulitan.
B. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Konseling
Berbagai bentuk layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanannya, yaitu peserta didik. Ada sejumlah layanan dan kegiatan pendukung dalam bimbingan dan konseling di sekolah.
Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang layanan itu mengemban fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran yang mendapatkan layanan tersebut. Diantara bentuk- bentuk layanan bimbingan dan konseling adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling kelompok.
a. Layanan orientasi b. Layanan informasi
c. Layanan penempatan dan penyaluran d. Layanan pembelajaran
e. Layanan konseling perorang f. Layanan bimbingan kelompok g. Layanan konseling kelompok
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemelajaran dalam layanan bk belajar Belajar merupakan metode yang digunakan untuk melakukan (Transfer of knowledge and transfer of values )yang dilakukan oleh seorang yang ahli atau yang sering disebut dengan (guru) kepada orang yang belum tahu atau siswa, Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil bajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan intensitas kualitas hasil belajar.adapun penjelasan faktor tersebut adalah sebagai berikut: a) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
b) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebalikrtya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan Jasmani antara lain adalah:
1) menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
3) istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga.
c) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah kondisi jiwa seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
Kecerdasan/inteligensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.
d) Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktaor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.]
1) Lingkungan sosial
a. Lingkungan social sekolah, seperti ggggggguru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru
atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan social massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya. c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan
belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan
kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Para ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung, hati dari kegiatan bimbingan. Adapula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan di atas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja.
Bentuk-bentuk layanan bimbingan konseling di antaranya yaitu; Layanan orientasi, Layanan informasi, Layanan penempatan dan penyaluran, Layanan pembelajaran, Layanan konseling perorang, dan layanan Layanan bimbingan
konseling kelompok.
Bimbingan Konseling adalah merupakan jawaban dari permasalahan yang ditimbulkan akibat berbagai faktor sebagai dampak dari lajunya Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Oleh karena itu konseling telah mengarahkan dalam rangka menemukan pribadi siswa. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. Dalam proses konseling, konselor/guru BK mengarahkan dan membantu siswa agar dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sosial, ekonomi budaya serta alam yang ada. Oleh karena itu pentingnya konseling terhadap siswa sebagai upaya untuk membimbing siswa agar dapat merencanakan masa depan untuk mempersiapkan diri membangun karir yang lebih cerah dan gemilang di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Mappiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah , (Surabaya : Usaha Nasional,1984).
Prayitno dkk, Pelayanan Bimbingan dan Konseling,. (Cet.I; Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depsiknas, 2000).
Departemen Agama, Kumpulan Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta, Dirjen Pendidikan Islam, 2007).
H. M Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan (Bandung : CV.Pustaka Setia, 1998).
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguaruan, (PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2004).
Priyanto, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling , (Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan pada Sumber dari segala Ilmu Pengetahuan, Sang Maha Kuasa Allah SWT, yang telah memberikan penulis nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Tak lupa shawalat serta salam penulis curahkan pada Baginda Besar yang telah menyebarkan agama Islam yang sudah terbukti kebenaranya dan semakin terbukti kebenarannya Rasulullah Muhammad SAW. enulis menyadari bahwa Makalah ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN DALAM LAYAN BK BELAJAR” masih jauh dari tingkat kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dimasa yang akan datang.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas amal yang telah diberikan kepada penulis dan semoga Makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya. Amiin
Padangsidimpuan, Mei 2013 Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 2
BAB II PEMBAHASAN...3
A. Pengertian Bimbingan Konseling ... ...3
B. Bentuk-Bentuk Layanan Bimbingan Konseling...5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemelajaran dalam layanan bk belajar ...6
a) Faktor internal ...6
b) Faktor fisiologis...6
c) Faktor psikologis ...7
d) Faktor-faktor eksogen/eksternal...7
BAB III PENUTUP...9
A. Kesimpulan...9
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBELAJARAN DALAM LAYAN BK BELAJAR
D I S U S U N
OLEH :
Kelompok 7
NAMA : BORKAT RONITUA
FITRI HANDAYANI NASUTION RAHMA FITRIANI
WIDYA SEMESTER : II (Dua)
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING
M. KULIAH : BIMBINGAN KONSELING BELAJAR