Immunohistochemistry Staining
CD4, Kolagen & P53
Arya
DOSENDOKTOR
IHC
Diambil dari kata “immune” proses yg menggunakan antibody dan “histo” menunjukkan jaringan secara mikroskopis
Adanya antigen spesifik didapat antibodi(Ab)
spesifik Ab primer dilabel atau sudah berlabel
pengecatanAg bisa diamati
Pada sel terdapat berbagai macam struktur protein yg AG spesifik baik tingkat selular maupun tingkat molekuler.
Contoh protein spesifik selular : LCA, Vimentin, CD 20, CD 3 Contoh protein spesifik molekuler: RE, RP, Her 2,p53, Bcl 2
- Tahu jenis protein yg akan dideteksi - Tahu lokasi protein tersebut
- Kalau pabrik sudah membuat Ab primernya - Kalau lab.PA punya kemampuan pem.IHC
Label ada 2 macam:
- fluorescent - enzym / peroksidase
Label fluorescent tak perlu dicat lagi
Label enzim perlu cat chromogen : DAB , AEC Untuk mengukur dan
mengidentifikasi
karakteristik seluler spt proses proliferasi sel, apoptosis sel,
mengetahui distribusi dan lokasi biomarker atau protein terekspresi pada jaringan tubuh
2
Metode imunohistokimia
Merupakan metode Imunohistokimia tertua. Memanfaatkan metode reaksi antara antibodi primer yang telah diberi
label enzim dengan antigen pada jaringan. Keunggulan
metode ini cepat krn hanya menggunakan satu antibodin dan reaksi nonspesifik dapat diminimalisir. Kelemahan krn hanya menggunakan satu label antibodi amplifikasi sinyal/pewarnaan kurang memadai dan mulai kurang sensitif untuk permintaan diagnosa akhir2 ini
Direct
Terdapat beberapa metode yang digunakan diantaranya adalah
Two step indirect method
Prinsip utama metode ini antibodi primer yang dikatkan dgn antigen, antibodi sekunder diikatkan pada antibodi primer dilanjutkan dengan larutan substrat kromogen.
Metode ini lebih serbaguna dibanding metode direct lebih
banyak jenis antibodi primer dr spesies yg sama yg dpt digunakan bersama dengan antibodi sekunder yg terkonjugasi, serta lbh
sensitif krn beberapa antibodi sekunder dpt bereaksi terhadap beberapa epitop primer shg memperkuat hasil.
Three step indirect method
Metode ini melanjutkan metode sebelumnya, antibodi tersier yg dikonjugasi enzim ditempelkan pd antibodi sekunder. Antibodi tersier ini harus spesifik terhadap antibodi sekunder. Kedua antibodi tsb juga harus dikonjugasikan pd enzim yg sama.
Penambahan lapisan ketiga ini memperkuat hasil krn lbh banyak antibodi yg terikat, jg sangat membantu pada pewarnaan pada epitop (epitop mjd lbh banyak)
ABC,
LAB/LSAB,
Avidin-Biotin-Complex (ABC) menggunakan afinitas terhadap molekul avidin- biotin oleh tiga enzim peroksidase. Situs pengikatan bbrp biotin dlm
molekul avidin tetravalen bertujuan untuk amplifikasi dan merespon sinyal yang disampaikan oleh antigen target.
Labelled avidin biotin (LAB), 4-8 kali lebih sensitif dr ABC. Avidin sekarang tlh tergantikan oleh streptavidin shg menjadi metode baru yaitu labelled streptavidin-biotin (LSAB) dan modifikasi lain dr ABC seperti CSA.
Fixation
•
Fiksasi sangat penting dalam menentukan outcome
reaksi antigen-antibodi
•
Manfaat fiksasi :
– Menjaga keutuhan komponen sel (protein struktural dan
soluble)
– Mencegah autolisis dan perubahan penyusun sel (antigen
dan enzim)
– Stabilisasi material sel dari akibat prosedur tindakan – Fasilitasi pengecatan konvensional dan imunostaining
•
Ada dua macam cara fiksasi
– Fiksasi cross linking (non koagulasi) – Coagulating fixatives
Cross-linking Fixation
•
Gold standard :
formaldehid
•
Mekanisme dasar fiksasi :
pembentukan addition
product antara formalin
dan grup amino reaktif yg
tak bermuatan (-NH atau
NH2) membentuk cross-link
•
Jika terdapat hidrogen
reaktif kedua maka akan
terbentuk methylene
Antigen retrieval
• AR bertujuan untuk optimalisasi imunoreaksi
• Tahap fiksasi akan mengubah struktur tersier protein
(antigen) sehingga sulit bereaksi dengan antibodi
• Metode untuk memulihkan perubahan akibat fiksasi
• AR terutama diperlukan pada jaringan yang difiksasi dengan
cross-link fixative
• Tanpa AR, Ab poliklonal lebih mudah deteksi Ag dibanding Ab
monoklonal
• Prosedur AR yang paling banyak dipakai – Metode enzimatik
– Metode heat-based retrieval
– Cara lain : inkubasi slide dalam larutan alkali kuat, urea, larutan asam, borohidrid, larutan sukrosa
A.R enzimatik
•
Huang et al mengenalkan metode protease-induced
epitope retrieval (PIER)
•
Enzim yang dipakai : tripsin, proteinase K, pronase, ficin,
pepsin
•
Efek dipengaruhi : konsentrasi dan tipe enzim,
parameter inkubasi (waktu, suhu, pH), dan durasi fiksasi
•
Waktu digesti enzimatik berbanding terbalik dengan
lama fiksasi
•
Kelemahan metode PIER
– Rendahnya jumlah antigen – Perubahan morfologi jaringan – Destruksi epitop
A.R heat-based
•
Heat-induced epitope retrieval (HIER)
dikenalkan oleh Shi et al
•
Konsep : reaksi kimia antara protein
dan formalin dapat dipulihkan/dibalik
dengan pemanasan atau hidrolisis
dengan alkali kuat
•
Pemanasan dapat membuka epitop
melalui hidrolisis cross-link metilen
•
Pemanasan suhu tinggi (100°C) dengan
durasi singkat (10 menit) akan
mendapat hasil yang lebih baik
dibanding pemanasan suhu rendah
dengan waktu yang lama
Imunohistokimia CD4
BACKGROUND:
Setelah diketahui bahwa limfosit dapat dibagi menjadi sel B dan sel T, diketahui jg bhw sel T berfungsi sebagai helper, supresor dan sel
sitotoksik. Molekul CD4 mrp glikoprotein nonpolimorfik anggota superfamili gen Ig yg berekspresi pada permukaan membran subpopulasi sel T.
Molekul CD4 bertindak sebagai ko-reseptor dan berikatan dengan region
nonpolimorfik molekul MHC kelas II. SOURCES/CLONES:
Ancell (QS4120), Becton Dickinson (Leu3), Biodesign (13B8.2, BL4),
Biogenesis (T138A), Biotest (T4, TT1), Coulter (T4), Cymbus Bioscience (MEM115), Dako (MT310), GenTrak, Immunotech (BL4,13B8.2), Oncogene (VIT4), Sanbio (BL-TH4), MEM115), Seralab, Serotec (B-A1, B-F5, B-B14, 13B8.2) and Pharmingen (RM-4-4, RM-4-5)
Imunohistokimia CD4
APPLICATION:
Antibodi CD4 berguna utk identifikasi Thelper/sel inducer, memeriksa limfosit reaktif (karena terdapat pada 45% limfosit darah perifer),
kelainan limfoproliferatif dan monosit. Juga terdapat pada 80% thymocyt. Walaupun juga diekspresikan pada monosit/makrofag, sel langerhans dan
sel dendritik lainnya, Cd4 tidak diekspresikan oleh sel B. ADDITIONAL INFORMATION:
Positive Control: Tonsil, spleen, thymus
Negative Control: Omit primary antibody, isotype control or absorption
control
Standard Method: ABC Method or LSAB Method.
Chromogen Substrate: DAB (3,3'-DIAMINOBENZIDINE) Counterstain: Mayer's Hematoxylin
•
Gambar A dan B negative control
Imunohistokimia Kolagen
BACKGROUND:
Lamina densa mrp lapisan setebal 40-60 nm salah satu pembentuk lamina basalis selain lapisan lamina lucida. Kolagen tipe IV terdapat dibagian lamina densa, bila menggunakan mikroskop elektron bisa teramati pada lamina
densa dan lamina lucida.
SOURCES/CLONES:
Accurate (COL-4), Axcel (CIV22), Biodesign (1o42, MC4HA), Biogenesis (2D8/29), Biogenex (CIV22), Biotec (XCD02), Dako (CIV22), ICN
(polyclonal, 1042), Immunotech (CIV22), Milab, Sanbio (SB11), SeraLab (1042) and Serotec (CIV22, PHM-12)
Imunohistokimia Kolagen (tipe IV) APPLICATION:
Diagnosis IHC kolagen tipe IV kebanyakan terpusat pada tumor invasif pada lamina basalis, sebagian tumor epitelial. IHC kolagen tipe IV juga digunakan utk membedakan hiperplasia sel C dengan karsinoma medular pada tiroid.
ADDITIONAL INFORMATION: Positive Control: Skin, kidney
Negative Control: Omit primary antibody, isotype control, absorption control Standard Method: ABC Method atau LSAB Method
Chromogen Substrate: DAB
Imunohistokimia P53
BACKGROUND:
P53 berfungsi utk memprogram kematian sel, diferensiasi sel dan
mengontrol mekanisme siklus sel. Terdapat pd nukleus (terikat dgn DNA), pd lengan pendek kromosom 17. P53 mewakili sebagai molekul yg paling sering berubah dlm perubahan genetis pada kanker.
SOURCES/CLONES:Biodesign (Pab1801, 53-12), BioSource, Bioprobe
(BP53-12), Chemicon, Cymbus Bioscience, Medac (CM-1), Dako (DO-7),
GibcoBRL, Immunotech, Novocastra, Oncogene (Pab1801, Pab421, Pab122), Oncor, Pharmingen (G59-12), Serotec (Pab1801, BP53-12) and Signet.
Antibodies to mutant p53
Biogenesis, Chemicon and Oncogene (Pab240)
Antibodies to Wild-Type p53
Imunohistokimia P53
APPLICATION:
Deteksi P53 berdasarkan peningkatan konsentrasi protein pada tingkatan yg dpt terdeteksi. Umumnya, frekuensi hasil pengecatan positif sejalan dgn tumor yg disertai mutasi pada pemeriksaan sekuensing DNA. Analisis P53 pada kondisi neoplastic atau preneoplastik merupakan alat yg kuat dlm menyediakan informasi molekuler pd proses onkogen serta kemampuannya utk mendeteksi bentuk abnormal pada protein jaringan.
ADDITIONAL INFORMATION:
Positive Control: Skin cancer, tumors
Negative Control: Omit primary antibody, isotype control, absorption control Standard Method: ABC Method atau LSAB Method
Chromogen Substrate: DAB
• c-erbB2 staining is positive in (A) and negative in (B). p53 staining is
positive in (C) and negative in (D). Slides were counterstained with Mayer's hemalum solution. Magnification, ×100