• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resensi Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

RESENSI FIKSI

ROMAN TENGGELAMNYA KAPAL

VAN DER WIJCK

Oleh

VISKA MEDINA

Kelas XI IPA 1

SMA Negeri 1 Watampone

Tahun Pelajaran 2009/2010

(2)

RESENSI FIKSI ROMAN TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER

WIJCK

1. Latar belakang

1.1. Judul roman yang diresensi : Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1.2. Penulis : Haji Abdul Malik bin Abdul Karim

Amrullah (Hamka)

1.3. Penerbit : Bulan Bintang

1.4. Diterbitkan : tahun 1939

1.5. Gambar kulit cerita : sebuah kapal penumpang yang tenggelam di laut lepas

1.6. Tebal halaman : 232 halaman

1.7. Tema karangan : mengisahkan persoalan adat yang berlaku di Minangkabau dan persoalan kekayaan yang menghalangi hubungan cinta sepasang kekasih sehingga cintanya tidak berkesampaian

1.8. Sinopsis : Cerita dimulai dari seorang pemuda bernama Zainudin, ayahnya seorang minangkabau yang diasingkan karena membunuh mamaknya yang selalu menggerogoti hartanya. Dia diasingkan di Cilacap lalu dipindahkan ke Makassar. Ayahnya menikah dengan seorang wanita dari keluarga terpandang di Makassar. Ibunya meninggal beberapa hari setelah melahirkan Zainuddin. Saat dia beranjak remaja, sang ayah pergi menyusul ibunya. Jadilah Zainuddin seorang yatim piatu. Dia diasuh oleh pembantunya dengan warisan yang lumayan dari ayahnya. Zainudin pergi merantau ke negeri bapaknya, Minangkabau.sesuai keinginan ibunya dulu. Dengan berat hati, pembantunya melepaskan Zainudin untuk pergi. Saat ke Padang Panjang, menemui keluarga ayahnya. Tapi karena ibunya bukan orang sana, dia tidak dianggap sebagai keluarga. Dia tinggal di rumah bibinya, dibolehkan tinggal disana juga karena dia memberi uang belanja.

Suatu hari Zainuddin melihat seorang gadis yang cantik, lembut bernama Hayati. Zainuddin jatuh hati sama Hayati. Hayati membalas cinta Zainuddin. Walau mereka hanya surat menyurat, tapi cukup untuk saling berbagi rasa. Banyak orang yang mengetahui kisah cinta mereka dan

(3)

banyak gadis-gadis yang iri kepada Hayati. Saat Zainuddin harus pergi ke Padang Panjang karena merasa keberadaannya makin tak diterima, Hayati melepasnya dengan sebuah janji untuk setia. Di sebuah kesempatan untuk berkunjung ke Padang Panjang guna menemui Khadijah, sahabatnya, Hayati janjian ketemu sama Zainuddin. Di kota sana, mereka mau melihat pacuan kuda. Ketika waktunya sudah tiba. Hayati yang biasanya berbaju tertutup, oleh Khadijah didandani mode ala kota yang serba terbuka. Alhasil, Aziz, kakaknya Hayati malah jatuh hati. Zainuddin dan Hayati bertemu, tapi Zainuddin benar-benar kaget melihat perubahan besar pada Hayati.. Ditambah lagi ejekan Khadijah tentang penampilan Zainuddin yang sudah kuno itu. Rasa cinta yang mereka bangun selama ini sedikit memudar. Kesempatan ini betul-betul dimanfaatkan Aziz untuk mendekati Hayati. Aziz datang ke kampung Hayati untuk melamar. Padahal, beberapa hari sebelumnya, datanglah surat Zainuddin yang isinya juga hendak melamar Hayati. Dengan menimbang bibit, bebet dan bobot, hasil musyawarah ninik mamak sanak sodara kaum kerabat, lamaran Aziz-lah yang diterima. Hayati sih menerima saja karena jika dia tidak menerima, dia tidak dianggap sebagai keluarga.

Zainuddin yang mendengar kabar itu langsung down, seperti ingin lenyap dari bumi. Dia sakit parah. Dia mengigo terus menyebut nama Hayati. Ibu kostnya Zainuddin memanggil dokter. Kata dokter, dia harus dipertemukan sama pujaan hatinya itu yang bernama Hayati. Setelah dikirimi surat, Hayati dan Aziz datang menemui Zainuddin. Ajaib, Zainuddin sembuh. Zainuddin benar-benar sedih saat dia sadar kalau dijari Hayati melingkar sebuah cincin kawin. Bang Muluk, anak ibu kost yang baik hati bisa jadi teman yang baik buat Zainuddin. Dia memberi nasihat agar Zainuddin melupakan Hayati dan mulai berkarya. Mereka pun memutuskan buat merantau ke

(4)

Surabaya. Disana Zainudin menjadi penulis. Roman-roman romannya yang mengharuhkan dan romantis sangat laris di pasaran. Namanya terkenal ke seantero Nusantara.

Aziz memutuskan untuk pindah ke Surabaya bersama Hayati. Hubungan mereka tidak harmonis. Mereka mendatangi suatu acara perkumpulan orang-orang Sumatra di Surabaya. Zainudin diundang untuk menghadiri acara itu. Tanpa sengaja mereka bertemu disana. Zainudin bersikap biasa kepada Hayati seolah-olah tak pernah

cinta mati sama Hayati.

Sifat Aziz yang suka judi dan mabuk-mabukan diketahui oleh Hayati. Hayati semakin menderita saat Aziz bangkrut dan tak punya apa-apa. Aziz memutuskan untuk mencari kerja ke Banyuwangi. Sementara itu Hayati dititipkan ke Zainudin. Zainudin masih bersikap seperti tak pernah mencintai Hayati. Karena frustasi dan depresi, Aziz bunuh diri. Dia meninggalkan pesan agar Hayati menikah dengan Zainudin. Hayati ingin mengetahui bagaimana perasaan Zainudin kepada dia. Tanpa sengaja Hayati menemukan lukisan dirinya di ruang kerja Zainudin. Di lukisan itu tertulis “ permataku yang hilang”. Muluk menceritakan bahwa sebenarnya Zainudin masih mencintai Hayati dan semua roman karyanya sebenarnya menceritakan tentang Hayati. Hayati ingin mendengarnya langsung dari Zainudin.

Zainudin menyanggah cerita muluk tadi dan mengaku kalau sudah tak punya perasaan apa-apa ke Hayati. Hayati diberi uang dan disuruh pulang ke Sumatra. Zainudin nggak bisa mengantarnya karena ada urusan di Malang. Hayati pergi ke pelabuhan untuk pulang sambil membawa foto Zainudin. Di kapal Hayati gelisah dan terus menerus melihat foto Zainudin. Pada malam hari saat Hayati sedang tidur, Kapal Van Der Wijk yang dinaikinya tenggelam di dekat Lamongan. Besoknya Zainudin mendengar beritanya dan segera menuju Lamongan. Saat itu Hayati sedang

(5)

kritis. Zainudin mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada Hayati. Hayati tersenyum dan mengatakan bahwa ia juga masih mencintai Zainudin. Setelah mengatakan itu, Hayati menutup mata untuk selamanya. Zainudin makin sedih dan depresi. Ia merasa bahwa Hayati meninggal adalah kesalahannya. Dia selalu berkunjung ke makam Hayati. Zainudin sering sakit-sakitan dan kurang produktif lagi dalam menulis roman. Tetapi sebenarnya dia sedang menyelesaikan karya besar. Enam bulan kemudian Zainudin meninggal. Karyanya sudah selesai dan dibukukan. Zainudin dimakamkan di sebelah makam Hayati.

1.9. Tujuan pengarang : pengarangnya mencoba memperlihatkan kesetiaan seseorang pada orang lain ditengah perbedaan kekayaan dan adat yang keras walaupun kisahnya berakhir dengan kematian

2. Jenis Buku

“Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” adalah karya fiksi angkatan Pujangga Baru. Roman tersesebut memiliki genre percintaan, dan adat istiadat yang masih kental.

3. Nilai Buku

3.1. Kelebihan

3.1.1. Latar : Roman tersebut berlatar di daerah Makassar, Minangkabau, Padang Panjang, Jakarta, Lamongan, dan Surabaya. Latar suasananya sedih dan mengharukan. Sedangkan latar waktu pada siang dan malam hari. Penggambaran latar dilakukan dengan baik.

3.1.2. Gaya bahasa : Gaya bahasa Roman “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” ini sangat memberi warna dengan adanya syair yang melukiskan keindahan, kelincahan, dan kekayaan bahasa pengarang dalam penuangkan idenya, ataupun adanya berbalas surat yang dapat menggugah hati para pembaca. 3.1.3. Tema : Tema dari roman tersebut adalah cinta

yang tak berkesampaian. Penggambaran ide cerita dikemas menarik dan tidak monoton.

(6)

3.1.4. Amanat : Dalam roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck ini, ada beberapa amanat diantaranya:

• Kesetian, kejujuran dan kebenaran akan senantiasa mendapat cobaan

• Jangan pernah menyerah dan putus asa untuk menggapai ingin mu

• Segala rintangan yang ada, harus dijadikan cambuk untuk terus maju

• Tak ada kemenangan tanpa adanya perjuangan

• Hidup adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan

• Jangan menuduh orang yang belum tentu bersalah tanpa adanya bukti

• Setiap cobaan yang datang untuk menguji iman seseorang

• Cinta tidak harus memiliki, dan kita harus rela dan ikhlas ketika seseorang yang telah kita sayangi telah pergi

• Kecintaan seseorang dapat membuat orang melakukan apa saja untuk orang yang dicintainya, bahkan hal yang membuat gila sekalipun

• Sejahat-jahatnya orang pada akhirnya ia sadar apa yang ia lakukan itu selama ini salah, dan bertaubatlah dalam perbuatan yang sangat kejam itu menjadi berbuat baik.

Amanat yang terdapat dalam roman ini diungkapkan secara halus dan menarik sehingga pembaca dengan mudah dapat menangkap isi amanat dari roman tersebut.

3.1.5. Alur : Cerita dalam roman ini memiliki satu alur yaitu alur maju. Alur maju ini dapat membuat pembaca mengikuti perkembangan yang terjadi

(7)

3.1.6. Sudut pandang : Sudut pandang pada roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck adalah sudut pandang orang ketiga. Karena dalam roman ini Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah menggunakan nama orang. Hal tersebut membuat pembaca dapat mengetahui secara detail kejadian dalam cerita. 3.2. Kekurangan

3.2.1. Perwatakan : Penulis tidak menjelaskan watak tokoh dengan baik sehingga pembaca diharuskan menerka-nerka karakter tokoh.

Buku ini patut dibaca oleh semua kalangan karena aspek kelebihan mampu menutupi kekurangan kekurangannya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penilitian menunjukan bahwa novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Buya Hamka memiliki tujuh jenis tokoh yang telah ditemukan yaitu tokoh utama, tokoh tambahan,

Dan frekuensi kemunculan yang dihitung, adalah berapa banyaknya frekuensi kemunculan kutipan kalimat yang mengandung pesan pendidikan dalam novel Tenggelamnya Kapal Van

Dari penelitian yang penulis lakukan pada novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Hamka, ditemukan 10 kata bermakna bermacam-macam, 50 kata yang

Skripsi yang berjudul Makna Simbol Kebudayaan Minangkabau Dalam Roman Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck Karya Hamka : Tinjauan Semiotika dibuat penulis.. sebagai tujuan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh roman Tenggelamna Kapal van der Wijck ( TKvDW ) karya Hamka yang menyajikan unsur-unsur adat Minangkabau dengan sangat kental,

Dalam mengkaji peristiwa tutur pantun dan peribahasa yang terdapat pada novel Tenggelamnya Kapal Van der Wijck digunakanlah suatu pendekatan yang membahas bahasa dengan

Penelitian ini merupakan suatu analisis terhadap unsur pendidikan atas tema, tokoh dan perwatakan serta amanat dalam novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya

Pada kutipan 1 terdapat aspek fisik yang terdapat pada penggalan “… itulah bunga di dalam rumah adat itu” dalam novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya Hamka, menggambarkan bahwa