• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LATIHAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI DESA TENGENG WETAN KECAMATAN SIWALAN KABUPATEN PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III LATIHAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI DESA TENGENG WETAN KECAMATAN SIWALAN KABUPATEN PEKALONGAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

37

BAB III

LATIHAN PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DI DESA TENGENG WETAN KECAMATAN SIWALAN KABUPATEN

PEKALONGAN

A. Sejarah Berdiri dan Perkembangan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun.

Sejarah dari Setia Hati Terate berawal dari sebuah perkumpulan bernama Setia Hati (SH), perkumpulan ini didirikan pada tahun 1903 oleh Ki Ngabehi Surodiwiryo. Sebelum ada nama Setia Hati, perkumpulan tersebut diberinama “Joyo Gendilo Cipto Mulyo”. Pada tahun 1917 Hardjo Oetomo mulai nyantrik (berguru) pada Ki Ngabehi Surodiwiryo, beliau menjadi siswa kinasih yang sangat disayangi sehingga menjadi seorang SH (sebutan bagi anggota perkumpulan Setia Hati).

Pada tahun 1922 saat melawan Belanda, Bapak Hardjo Oetomo mengumpulkan para pemuda dan diajari pencak silat, pencak silat yang didirikan diberi nama SH PSC (SH Pencak Sport Club) bertempat di Desa Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Desa Pilangbango pada era pemerintahan Kolonial Belanda merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Wungu, Madiun (sekarang desa Pilangbango berubah status menjadi kelurahan, masuk wilayah Kecamatan Kertoharjo, Madiun). Pada awal perintisan, SH PSC hanya berupa tempat latihan pencak silat yang diikuti oleh sejumlah pemuda

(2)

dan teman seperjuangan Pak Hardjo Oetomo. Berbekal ilmu pencak silat hasil beliau berguru, Bapak Hardjo Oetomo mengumpulkan pemuda setempat untuk digembleng ilmu kanuragan. Latihan yang digelar saat itu secara implisit diformat sebagai ajang pembekalan (basis) pemuda untuk melawan penjajahan Belanda.

Pada tahun 1924 pada saat ketahuan Belanda SH PSC dibubarkan dan membentuk nama baru dengan nama PSC (Pemuda Sport Club), kata “Pencak” diganti dengan “Pemuda”, murid beliau yang pertama adalah Bapak Idris dari Dandang Jati, Loceret, Nganjuk. Kedua, Mudjini, dan ketiga Bapak Djaya Pana, diikuti teman mereka yang lain. PSC menyebar luas sampai ke daerah Madiun, Kertosono, Jombang, Ngantang, Lamongan, Solo dan Yogyakarta. Diberi nama Pemuda Sport Club semata-mata untuk mengelabui Belanda sehingga tidak dibubarkan lagi. Ajaran yang diberikan: “Menanamkan jiwa patriotisme, keberanian untuk melawan dan mengusir Belanda”.

Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1942, SH PSC berganti nama menjadi Setia Hati Terate (biasa disingkat SH Terate atau SHT). Nama ini merupakan usulan Soeratno Soerengpati, tokoh perintis kemerdekaan dari Indonesia Muda, salah satu siswa SH Terate saat itu. Salah satu alasan yang mendasari pergantian nama itu, antara lain agar SH PSC tidak lagi dicap sebagai pemberontak seperti pada zaman penjajahan Belanda.

Sekalipun sudah berubah nama menjadi SH Terate, konsep komunikasi yang dikembangkan di kalangan warga SH Terate, pada era ini

(3)

masih tetap memakai konsep “paguron” (perguruan) pencak silat. Hierarki kepemimpinan masih dipegang guru, dalam hal ini Pak Hardjo Oetomo.

Pada bulan Juli 1948, digelar konferensi (musyawarah antar warga SH Terate) di kediaman Pak Hardjo Oetomo di Pilangbango Madiun. Kemudian digagas perubahan sistem komunikasi di tubuh SH Terate. Yakni, dari sistem perguruan pencak silat ke sistem organisasi persaudaraan. Yang pada akhirnya menyempurnakan nama organisasi pencak silat ini menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate (disingkat PSHT). Tujuannya ikut serta mendidik manusia agar berbudi luhur yang tahu benar dan salah.

Bapak Hardjo Oetomo pada tahun 1950 mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan RI. Penghargaan ini diberikan atas jasa beliau berjuang melawan Belanda. Beliau wafat pada tanggal 12 April 1952 dan jenazahnya dimakamkan di tempat pemakaman umum Desa Pilangbango, Madiun. Untuk menghormati beliau sebagai pendiri organisasi pencak silat tersebut diberikan gelar “Ki Hadjar” (diambil dari akar kata dalam bahasa Jawa “ajar” yang artinya pelatih, pendidik atau pengajar). Dalam perkembangannya, nama pendiri SH Terate disebut lengkap dengan gelarnya yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo.

Masa transisi SH Terate berlangsung tahun 1953 sampai 1980. Selepas wafatnya sang pendiri sekaligus ketua, posisi pimpinan mengalami pergantian. Pada Tahun 1953 yang diangkat sebagai ketua pusat yaitu Soetomo Mangkoedjojo, yang mana pada tahun inilah Anggaran Dasar

(4)

(AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate resmi dibuat untuk pertama kalinya.

Dikarenakan Soetomo Mangkoedjojo pindah tugas dalam pekerjaan, posisi ketua pusat pada tahun 1956 digantikan oleh Pak Irsyad. Periode ini lahir beberapa temuan diantaranya penyempurnaan beberapa gerakan jurus, menciptakan senam dasar yang berjumlah 90 gerakan. Juga penciptaan kode pendekar SH Terate.

Selama masa transisi ini pula SH Terate mengalami beberapa pergantian ketua pusat yaitu Bapak Santoso (1960-1966), Soetomo Mangkoedjojo (1966-1974), Raden Mas Imam Koesoepangat (1974-1977), dan Badini (1977-1980). Masa tersebut merupakan masa yang diliputi pergerakan politik negara. SH Terate bersifat netral dan membebaskan diri dari kepentingan politik praktis bagi anggotanya.

Tahun 1981 hingga saat ini merupakan masa perkembangan bagi SH Terate, diawal tahun 1981 H. Tarmadji Boedi Harsono Adi Nagoro dikukuhkan sebagai ketua pusat. Tahun 1982, Persaudaraan SH Terate mendirikan Yayasan SH Terate. Sampai saat ini SH Terate telah memiliki 204 cabang yang tersebar di Indonesia serta 67 komisariat Perguruan Tinggi dan 6 komisariat luar negeri (Komisariat Bintulu, Serawak, Malaysia. Komisariat Holland/Belanda, Komisariat Timor Lorosae, Komisariat Hongkong, Komisariat Moskow dan Komisariat Mesir). Pada periode perkembangan ini pula terdapat karya monumental pembangunan Padepokan Agung SH Terate yang berdiri diatas tanah seluas 12.290 m2 di

(5)

Jalan Merak Nambangan Kidul Kota Madiun, lengkap dengan sarana dan prasarana pendukungnya. Termasuk Sasana Krida Wiratama (ajang laga pendekar), gedung serba guna, lembaga pendidikan formal SMA Kusuma Terate dan Sekolah Menengah Industri Pariwisata (SMIP) Kusuma Terate. Menyediakan dua mobil ambulance untuk membantu masyarakat yang ditimpa musibah, serta fasilitas lain.

Kol. Purn. Richard Simorangkir, S. Ip, M. Sc menjabat sebagai ketua pusat pada tahun 2014 lalu, setelah beliau wafat ketua pusat SH Terate saat ini dijabat oleh Drs. H. Arif Surjono.

Organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate disamping mendidik manusia yang berbudi luhur tahu benar dan salah juga mengajarkan beladiri pencak silat, dimana didalamnya terkandung unsur-unsur beladiri, merupakan seni budaya bangsa Indonesia yang perlu dikembangkan dan dilestarikan.1

B. Profil Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan

1. Sejarah Berdirinya Padepokan

Tempat latihan atau biasa disebut padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan didirikan pada

1 Dokumen Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan.

(6)

28 Agustus 2007 oleh seorang pemuda setempat yang bernama lengkap Maulana Ibrohim, M.Pd.I.2

Tempat latihan beralamat di Dusun Gandu Gempol, RT 01 RW 07 Desa Tengeng Wetan Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Padepokan terdiri dari lahan yang dikelilingi rumah penduduk. Luas tempat latihan yaitu memiliki panjang 10 meter dan lebar 8 meter, dengan luas tersebut dapat digunakan untuk menampung sampai 30 siswa saat latihan berlangsung.3

2. StrukturKepengurusan

Padepokan di Desa Tengeng Wetan dalam tatanan organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan unit rayon, yaitu unit terkecil yang berada di tingkat desa atau kelurahan, unit ini merupakan strata terbawah diantara pengurus pusat, pengurus cabang atau komisariat dan pengurus ranting.

Berikut ini data susunan Kepengurusan PSHT di Desa Tengeng Wetan:

a. Ketua PSHT Pusat Madiun : Drs. H. Arif Surjono b. Ketua Cabang PSHT Pekalongan : Ir. Supadi

c. Ketua Ranting Siwalan : Maulana Ibrohim, M.Pd.I d. Ketua Rayon Tengeng Wetan : M. Agus Syarifudin S P e. Wakil Ketua : M. Johar Arif Hidayat

2 Maulana Ibrohim, Pendiri Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul. 21.39 WIB

3 Hasil Observasi Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, 27 September 2015 pukul 23.30 WIB.

(7)

f. Sekretaris : Dwi Anjaswara g. Bendahara : Arya Bagas Saputra4 3. Keadaan Pelatih

Tenaga Pelatih Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate disebut dengan julukan „warga‟, yaitu seseorang yang telah menempuh latihan dan telah menguasai materi baik senam dasar, jurus, pasangan, toya (tongkat), kripen, teknik bertarung (sambung), kerohanian atau Ke-SH-an dan materi-materi lain. Serta telah disahkan melalui acara pengesahan pada Bulan Muharram atau Suro.

Tabel 1. Data Pelatih

Nama Tanggal Lahir Alamat Tahun Pengesahan Maulana Ibrohim, M.Pd.I 08 Juni 1989 Tengeng Wetan 2007 Agus Syarifudin Satria Pamungkas 13 Agustus 1998 Tengeng Wetan 2013

Sandi Junaidi 16 Agustus 1990

Tengeng Wetan

2010

Sobari 30 Juni 1991 Tengeng Kulon

2012

4

(8)

4. Keadaan Siswa

„Siswa‟ merupakan sebutan untuk peserta latihan yang belum melalui proses pengesahan. Tingkatan sabuk bagi siswa saat proses latihan ada 4 tingkat, yaitu Polos, Jambon, Hijau dan Putih. Masing-masing tingkatan sabuk mendapatkan materi dan porsi latihan yang berbeda. Siswa di padepokan ini tidak berasal dari satu sekolah, namun rata-rata tingkatan sekolah formal mereka sama, yaitu SMP, mereka juga berasal dari desa yang berbeda.

Berikut data siswa yang mengikuti latihan di Desa Tengeng Wetan:

a. Sabuk Polos

Tabel 2. Data Siswa Sabuk Polos5

Nama Alamat (Desa) Tanggal Lahir

1. Ahmad Yunus 2. Warsono 3. Kamal Ardabili 4. Ipan Soni Wijaya 5. Rifki Rahmat Anugra 6. Nur Sisman Tengeng Kulon Tengeng Kulon Tengeng Wetan Tengeng Kulon Tengeng Wetan Wonosari 21 Juni 2003 23 Maret 2002 17 Juni 2001 5 Oktober 2000 27 Mei 1999 16 September 1999

(9)

7. Aminnudin 8. A. Syah Jalal 9. Taufik Nur Hidayat 10. Panji Fiko Aji 11. Aris Darmawan 12. Turah Fikri 13. Fiqi Firmansyah 14. Afif Safrudin 15. Frastanto Mukti 16. Riski Maulana 17. Muhammad Nardi Tengeng Kulon Yosorejo Tengeng Wetan Tengeng Kulon Wonosari Karangsari Tengeng Kulon Tengeng Wetan Rembun Sembungjambu Sembungjambu 4 Januari 1999 25 April 2003 15 April 1999 18 Maret 2003 7 Agustus 2000 31 Juli 2002 30 Agustus 2001 27 November 2000 10 Juli 2000 15 Juni 2000 8 September 1999 b. Sabuk Jambon

Tabel 3. Data Siswa Sabuk Jambon

Nama Alamat (Desa) Tanggal Lahir

1. Muhammad Ruba‟i 2. Moh. Midanul Alwan 3. Andika Reksa Wijaya 4. Riski Adi Tengeng Kulon Sembungjambu Tengeng Kulon Tengeng Wetan 17 Agustus 2001 17 Juni 2000 17 Desember 2001 2 Februari 2000

(10)

5. Irfan Riyanto Tengeng Kulon 8 April 2001

c. Sabuk Hijau

Tabel 4. Data Siswa Sabuk Hijau

Nama Alamat (Desa) Tanggal Lahir

1. Slamet Sumbadi 2. Totok Heri Wiguno 3. Riski Agung 4. Faqih Jafar Tengeng Kulon Tengeng Kulon Tunjung Sari Tengeng Wetan 27 Desember 1999 2 Maret 2000 17 September 2000 3 Desember 2000 d. Sabuk Putih

Tabel 5. Data Siswa Sabuk Putih

Nama Alamat (Desa) Tanggal Lahir

1. M. Johar Arif Hidayat 2. Dwi Anjaswara 3. Ahmad Yusuf Amin 4. Ari Imron Rosyidin 5. Arya Bagas Saputra

Tengeng Wetan Tengeng Kulon Tengeng Kulon Rembun Tengeng Wetan 28 Juli 2000 3 Juni 1999 28 Desember 1998 17 Juni 1998 7 Juli 2000

(11)

5. Jadwal Latihan

Tabel 6. Jadwal Latihan

Hari Jam (WIB)

Kamis malam Jum‟at 21.00 - 23.00 Sabtu malam Ahad 20.00 - 24.00

Latihan dilaksananakan dua kali dalam seminggu, yaitu pada malam Jum‟at dan malam Ahad. Latihan di Desa Tengeng Wetan selesai pada pukul 23.00 WIB untuk malam Jum‟at dan pukul 24.00 WIB untuk malam Ahad. Hal ini berbeda dengan tempat latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Tetate diluar Desa Tengeng Wetan yang durasi latihan selesai sampai dini hari, rata-rata pukul 02.00 pagi bahkan ada yang sampai subuh. Pengecualian di padepokan Tengeng Wetan ini dikarenakan peserta latihan mayoritas remaja dan masih bersekolah sehingga memberi mereka toleransi agar mendapat waktu istirahat yang cukup.

Penuturan dari Maulana Ibrohim:

“soalnya disini kan mayoritas yang ikut latihan remaja, pada sekolah juga, jadi pertimbangan biar mereka dapat waktu istirahat yang cukup”.6

Berikut ini adalah kegiatan di padepokan beserta waktu untuk jadwal malam Ahad, sedangkan malam Jum‟at menyesuaikan.

6

Maulana Ibrohim, Pendiri Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul 21.39 WIB.

(12)

Tabel 7. Rincian kegiatan latihan7

Waktu (WIB) Kegiatan

19.30 - 20.00 Persiapan, siswa berkumpul, berdo‟a bersama. 20.00 - 22.00 Kegiatan pelenturan, pemanasan, dan osdower

(fisik). 22.00 - 22.15 Istirahat.

22.15 - 23.30 Materi Senam Dasar, Jurus, Sambung (bertarung) dan materi fisik lainnya.

23.30 – 24.00 Materi Kerohanian (Ke-SH-an). 24.00 – Selesai Sarasehan, doa bersama, Pulang.

6. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang terdapat di padepokan yaitu aula sebagai tempat berkumpul seusai latihan, toilet, sumur, musholla dan terdapat komplek pemakaman keluarga. Untuk menunjang kelancaran latihan, padepokan memiliki 2 buah sansak (alat target tendangan pukulan), 1 pasang body protektor, dan perlengkapan P3K.8

7

Hasil Observasi Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, 4 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB.

8 Hasil Observasi Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, 11 Oktober 2015 pukul 23.30 WIB.

(13)

7. Data Lulusan Pengesahan

Pengesahan merupakan acara yang digelar pada salah satu malam di Bulan Muharram. Acara ini semacam wisuda bagi siswa sabuk putih yang telah selesai mendapatkan latihan secara komprehensif yang kemudian berhak disebut sebagai warga. Setelah menjadi warga, mendapat hak melatih dan memakai atribut tanda pengenal warga Persaudaraan Setia Hati Terate.

Selama 8 tahun berdiri padepokan Pencak Silat Desa Tengeng Wetan telah mengesahkan 16 warga dari periode 2010-2014, dan pada bulan Muharram tahun ini mengesahkan 4 warga.

Berikut data tahun pengesahan, jumlah dan nama warga: Tabel 8. Data Lulusan Pengesahan9

Tahun Pengesahan Jumlah Nama

2010 3 orang 1. M. Zakaria 2. Sandi Junaidi 3. Arif Muhaimin 2012 4 orang 1. Sobari 2. Hardono 3. Rinzi Riani

(14)

4. M. Jamal 2013 6 orang 1. M. Agus Syarifudin S. P 2. Sutaji Makholik 3. Yusuf Priyono 4. Asrofi 5. Rudianto 6. Rofik 2014 3 orang 1. Narul 2. Ilham 3. Nida 2015 4 orang

1. M. Johar Arif Hidayat 2. Dwi Anjaswara

3. Ahmad Yusuf Al-amin 4. Ari Imron Rosyidin

C. Tujuan Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan.

Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan bertujuan memberikan pengajaran dan pelatihan ilmu beladiri kepada para peserta sebagai usaha melestarikan pencak silat yang merupakan budaya Indonesia. Dibalik tujuan tersebut ada tujuan tersirat yaitu ikut mendidik

(15)

akhlak peserta latihan dengan ajaran-ajaran budi pekerti luhur yang ada dalam Pencak Silat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Maulana Ibrohim:

“Tujuannya ya mengajarkan ilmu beladiri, kita coba ikut melestarikan budaya mas. Tapi dibalik itu ada tujuan tersirat mendidik akhlak peserta dengan ajaran-ajaran budi pekerti luhur yang ada dalam pencak silat mas. Semacam pendidikan akhlak”.10

Siswa diberikan pengarahan tentang tujuan latihan Pencak Silat bukan sekedar bisa beladiri dan digunakan secara sembarangan, namun ilmu yang dimiliki haruslah digunakan hanya ketika berhadapan dengan situasi darurat, atau hanya dipraktikkan dalam latihan. Tidak boleh digunakan untuk menyombongkan diri atau pamer ketika berada di masyarakat.

Sandi Junaidi, salah satu pelatih di Padepokan tersebut menuturkan: “Tujuan latihan yang sebenarnya itu membentuk orang yang bisa ilmu beladiri tapi baik mas, tau sopan santun, tata krama, agar tidak sekedar bisa beladiri, berkelahi sembarangan, pamer ataupun sok-sok’an”.

11

Siswa juga diberikan penjelasan mengenai tujuan Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Pusat Madiun, yaitu “mendidik dan menjadikan manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa”.12

Siswa dilatih menjadi orang yang kuat secara fisik, namun diimbangi dengan pendidikan kerohanian supaya berperilaku baik dan luhur,

10

Maulana Ibrohim, Pendiri Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul. 21.39 WIB

11

Sandi Junaidi, Pelatih di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 September 2015 pukul 23.45 WIB.

12

Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat Madiun, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Madiun), hlm. 8

(16)

diberikan pengarahan apabila kekuatan yang dimiliki hanya digunakan untuk berbuat kejahatan semacam berkelahi, merampok, premanisme, dan perbuatan kriminal lain hanya akan membawa orang tersebut masuk ke jurang kenistaan.

D. Materi Pendidikan Akhlak dalam Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan.

Materi yang diberikan kepada siswa dalam latihan dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian. Yaitu materi fisik dan materi kerohanian (non fisik).

1. Materi fisik

Materi fisik adalah materi yang ditujukan untuk membentuk kekuatan, ketangkasan, dan kelincahan tubuh siswa, sehingga selain mendapatkan teknik membela diri, membentuk tubuh yang sehat dan kuat.

Secara lebih rinci, materi fisik berisi:

a. Pelenturan dan pemanasan, yaitu kegiatan awal yang dilakukan untuk mempersiapkan fisik siswa supaya siap dan tidak mengalami kram ataupun cidera. Bentuknya yaitu, push up, sit up, back up serta gerakan lainnya.

b. Osdower, yaitu penggemblengan fisik siswa yang dilakukan dengan tujuan membentuk stamina siswa menjadi prima dan meningkatkan kekuatan serta ketahanan tubuh. Bentuknya yaitu

(17)

roll depan belakang, kayang, jalan jongkok, meroda, guling, merayap dan gerakan lainnya.

c. Sambung, yaitu materi yang berisi teknik bertarung, membela diri, serta menghadapi lawan melalui duel.

d. Toya, adalah materi penggunaan tongkat rotan sebagai senjata. e. Senam Dasar, materi berupa gerakan-gerakan dasar dalam

menyerang ataupun bertahan.

f. Jurus, yaitu materi rangkaian gerakan yang lebih kompleks dari senam dasar, memiliki karakteristik tertentu dengan tujuan serangan ataupun pertahanan.

g. Pasangan, yaitu gerakan kuda-kuda dan persiapan dalam setiap serangan dan pertahanan.

h. Pernafasan, yaitu teknik olah nafas yang digunakan untuk pengumpulan kekuatan maupun penyembuhan dengan penyaluran.

Setiap tingkatan sabuk mendapatkan materi fisik berbeda sesuai porsi. Semakin tinggi tingkatannya maka latihan yang didapat semakin berat, materi yang diterima semakin banyak.

2. Materi Kerohanian

Materi kerohanian berisi nasehat, ajaran luhur dan nilai-nilai kebaikan, termasuk didalamnya pendidikan budi pekerti. Materi ini digunakan pelatih sebagai materi pendidikan akhlak bagi siswa agar siswa memiliki perilaku yang baik, walaupun materi kerohanian ini

(18)

tidak bersumber dari agama Islam namun ajarannya selaras dengan agama Islam.

a. Pendidikan Akhlak dengan Nilai-Nilai Budi Luhur 1) Akhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW

a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Persaudaraan Setia Hati Terate bukanlah organisasi Pencak Silat yang berlandaskan ajaran agama namun lebih menekankan pada aspek persaudaraan umat manusia. Namun pengajaran tentang eksistensi dan urgensi Tuhan juga mendapat perhatian. Setiap siswa dituntut menjalankan kewajiban ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya masing-masing. Dikarenakan siswa di Tengeng Wetan semuanya beragama Islam, mereka diajarkan untuk patuh beribadah sesuai syariat Islam. konsep taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dijabarkan melalui penekanan terhadap sholat 5 waktu, larangan minum minuman keras, dan kejujuran.

Jadwal latihan yang berlangsung malam hari merupakan salah satu kesempatan untuk mengetahui apakah sholat isya sudah dilakukan oleh para siswa atau belum. Pelatih menanyakan hal tersebut kepada siswa. Dengan pendekatan tersebut para siswa menjadi mengerti arti

(19)

pentingnya sholat. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Maulana Ibrohim:

“saya selalu menekankan kepada para siswa agar memperhatikan kewajiban sholat 5 waktu mereka”.13

b) Do‟a dan Pembukaan

Siswa diajarkan untuk membiasakan diri supaya berdo‟a dalam setiap permulaan dan akhir latihan. Juga setiap memulai sambung (tarung), supaya berlangsung dengan baik, tetap selamat dan terhindar dari cedera.

Sementara pembukaan adalah suatu gerakan yang dilakukan sebagai wujud penggambaran rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan anugerah kepada seorang pesilat sekaligus permohonan agar selalu mendapatkan perlindungan dan keselamatan.

Doa merupakan sesuatu yang harus kita biasakan karena dengan berdoa merupakan salah satu pengakuan kita sebagai manusia terhadap kekuatan Allah. Firman Allah:

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang

13

Maulana Ibrohim, Pelatih di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul 22.45 WIB.

(20)

berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah ayat 186)

c) “Surodiro Joyodiningrat Lebur Dening Pangastuti”.

Surodiro joyodiningrat artinya angkara murka atau kejahatan, Pangastuti artinya kebaikan. Kalimat tersebut memiliki makna segala bentuk kekuatan yang dengan keangkara murkaan (kejahatan) akan hancur dengan kekuatan Tuhan (kebaikan). Untuk itu setiap anggota Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate baik siswa maupun pelatih harus selalu mencoba berbuat baik dalam kehidupan ini.

2) Akhlak Kepada Pribadi dan Keluarga a) Kesabaran

Siswa diajarkan supaya bersabar ketika berhadapan dengan masalah kecil dan sepele supaya mengalah, dan baru bertindak jika berhadapan dengan persoalan besar dan prinsip. Menghadapi persoalan ada prinsip yang harus dipegang oleh orang PSHT yakni ngalah (mengalah),

ngalih (menghindar), ngamuk (bertindak). Artinya rela menahan diri untuk tidak bertindak di luar batas toleransi jika berhadapan dengan masalah yang tidak prinsip (sepele).

Ngalah berkonotasi memberi peluang kepada diri kita dan pihak-pihak yang bermasalah untuk mempelajari,

(21)

mengevaluasi akar permasalahan yang muncul guna mencari alternatif penyelesaian lewat dialog. Ngalih

berkonotasi mencari alternatif penyelesaian yang ditawarkan belum bisa menyelesaikan masalah. Ngamuk

berkonotasi bertindak tegas dan adil. Hal ini diajarkan supaya dipraktikkan ketika menerina ejekan atau perbuatan tidak baik dari seseorang.14

Penanaman kesabaran tersebut juga dilakukan dengan pemberian dalil tentang sabar. Firman Allah berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah ayat 153)

b) Sopan Santun

Siswa yang mengikuti latihan Pencak Silat di Desa Tengeng Wetan sejak pertama kali bergabung sudah diajarkan dengan tradisi sopan santun untuk dipraktikkan saat latihan berlangsung maupun ketika berada di masyarakat. Bentuk-bentuk penanaman sopan santun diantaranya berjabat tangan dan memberi salam ketika

14

Dokumen Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan

(22)

bertemu, dilarang mengumpat (misuh), berbicara jorok, maupun menggunakan kata-kata yang tidak senonoh.

Arya Bagas Saputra, seorang siswa bersabuk putih yang telah 4 tahun mengikuti latihan menuturkan:

“diajarkan sopan santun mas, baik kepada orang luar maupun kepada warga, banyak caranya, misalnya kami diajarkan untuk bersalaman dengan warga apabila sudah sampai di tempat latihan, juga kalau ketemu diluar”.15

Sopan santun yang diajarkan sesuai firman Allah yang berbunyi:

Artinya: “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati (sopan santun) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.” (QS. Al-Furqan ayat 63)

c) Hukum Karma

Hukum Karma adalah hukum yang menerangkan tentang perbuatan yang kita lakukan itulah yang akan kita terima. Dalam bahasa jawanya yaitu “ngunduh wohing pakarti.”

Sesungguhnya yang membalas perbuatan kita adalah Tuhan Yang Maha Esa. Kita berbuat baik Tuhan akan membalas kebaikan pula, berbuat jelek Tuhanpun akan membalas jelek.

15 Arya Bagas Saputra, Siswa sabuk putih Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 September 2015 pukul 23.30 WIB.

(23)

Adapun misalnya telah berbuat baik tapi mendapat fitnah dan kesengsaraan adalah semata-mata Tuhan menguji keimanan, ketabahan dan keikhlasan kita dalam berbuat, apakah pamrih atau tidak di dalam hati kita.

Adapun orang yang berbuat jelek atau jahat tetapi hidupnya berhasil baik, selalu dilindungi dan selalu berhasil itu semata-mata Tuhan memberi kesempatan untuk orang tersebut agar sadar dengan perbuatannya, dalam bahasa Jawa yaitu dilulu.16

Dalam Al-Qur‟an ayat yang menerangkan tentang hukum karma berbunyi:

Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.” (QS. Al-Isra ayat 7)

d) Hormat Kepada Yang Lebih Tua

Di padepokan ini siswa diajarkan menghormati pelatih, warga, yang lebih tua dari mereka. kepatuhan juga sebagai

16 Dokumen Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan.

(24)

syarat agar siswa mendapatkan materi dengan baik dan supaya ilmunya bermanfaat.

Maulana Ibrohim menuturkan ia sering mencontohkan kepada siswa menggunakan hal yang mudah difahami:

“pelatih dan siswa bagaikan dua permukaan mas, dan ilmu yang akan diajakan itu diumpamakan sebagai air. Air mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah. Supaya ilmu (air) dapat mengalir dari pelatih ke siswa, maka siswa harus menjunjung tinggi (menghormati) pelatih.”17

3) Akhlak Bermasyarakat dan Muamalah

a) “Memayu Hayuning Bawana

Artinya yaitu memperindah keindahan dunia. Makna dari ajaran tersebut yaitu setiap yang mengikuti latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate haruslah berusaha berbuat kebaikan dan kemanfaatan untuk alam semesta ini. Dimulai dengan hal yang terkecil yaitu berbuat baik pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, lingkungan hingga alam semesta. Konsep Memayu Hayuning Bawana relevan dengan firman Allah SWT:

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

17

Maulana Ibrohim, Pendiri Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul. 21.39 WIB

(25)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum ayat 41)

b) Falsafah “Manusia dapat dihancurkan, manusia dapat dimatikan, tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia tersebut setia pada hatinya sendiri (masih ber-Setia Hati pada dirinya sendiri)”

Falsafah tersebut mengandung makna bahwa setiap yang mengikuti latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate harus berjuang sampai tuntas, ibaratnya tidak akan menyerah kalah sebelum maksudnya tercapai.18

c) Rasa Persaudaraan (Ukhuwwah)

Penanaman rasa persaudaraan dilakukan dengan menjelaskan bahwa satu sama lain harus saling melindungi, saling menjenguk apabila sakit, saling mengingatkan apabila ada yang salah, saling tolong-menolong dalam kebaikan, saling silaturahmi dan saling mendoakan.

Johar Arif salah satu siswa mengakui bahwa dalam latihan diajarkan supaya memiliki rasa persaudaraan yang erat:

“Ada mas, kami diajarkan saling melindungi, ibarat satu keluarga, saling mendoakan juga”.19

Hal ini sejalan dengan firman Allah:

18

Dokumen Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan

19

M. Johar Arif Hidayat, Siswa sabuk putih Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 September 2015 pukul 23.55 WIB

(26)

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat ayat 10) b. Ke-Setia Hati-an (Ke-SH-an)

Ke-Setia Hati-an, merupakan materi yang berisi makna dan nilai luhur yang terkandung dalam Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate, meliputi:

1) Ajaran Panca Dasar

Panca Dasar adalah 5 (lima) ajaran pokok yang menjadi landasan pergerakan organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate, yaitu:

a) Persaudaraan

Persaudaraan yang diajarkan dalam hal ini yaitu persaudaraan yang tidak memandang nilai-nilai keduniawian, pangkat, derajat kaya miskin, martabat, kesemuanya atas dasar sama-sama makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

b) Olah Raga

Pencak Silat merupakan sarana olahraga. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Secara nyata

(27)

Setia Hati Terate ikut menciptakan manusia sehat lahir maupun bathin.

c) Bela Diri

Pencak Silat berfungsi sebagai alat membela diri dan kepercayaan pada diri sendiri. Membela diri disini dalam artian hanya digunakan apabila kondisi darurat dan tidak untuk digunakan secara sembarangan.

d) Kesenian

Persaudaraan Setia Hati Terate ikut menghasilkan manusia yang mengerti akan keindahan nilai seni sebagai kepribadian nasional.

e) Kerohanian

Dalam Pencak Silat siswa diberikan materi yang mengajarkan supaya menerima sesuatu atas dasar Ridlo Tuhan Yang Maha Esa. Kekuatan tubuh saja tidaklah cukup karena akan menyebabkan ketidakseimbangan, oleh karena itu supaya seimbang maka diperlukan pemberian pendidikan rohani (kerohanian).

2) Pitutur Luhur

Pitutur Luhur atau kata mutiara dari para tokoh Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate diajarkan dalam latihan sebagai slogan atau prinsip untuk memberikan sugesti positif

(28)

dan semangat bagi siswa didalam maupun diluar latihan, diantaranya yaitu:

a) Raden Mas Imam Koesoepangat

“Sepira gedening sengsara, yen tinampa amung dadi coba”.

Artinya yaitu sebesar apapun penderitaan jika kita menerimanya maka hanya akan menjadi cobaan.

b) H. Tarmadji Boedi Harsono

“Aja seneng gawe ala ing liyan, apa alane gaweya seneng ing liyan.”

Artinya yaitu jangan suka menyengsarakan orang lain. Betapapun susahnya kita buatlah orang lain bahagia. 3) Pepacuh (Larangan)

Dalam latihan siswa juga diajarkan untuk meninggalkan enam larangan dasar yang disebut dengan pepacuh, yaitu: a) Tidak boleh berkelahi antar sesama anggota Persaudaraan

Setia Hati Terate.

b) Tidak menunjukkan kebolehan (pamer).

c) Tidak merusak pager ayu (rumah tangga dan kebahagiaan orang lain).

d) Tidak merusak purus ijo (sesuatu yang sedang berkembang), seperti keperawanan dan keperjakaan.

(29)

e) Tidak merampas hak orang lain.20

Materi yang diberikan tersebut mayoritas sudah tertanam pada diri siswa. Pengamatan ketika penulis melakukan penelitian di padepokan tersebut menunjukkan siswa mempraktekkan berbagai ajaran pendidikan akhlak yang dilakukan dengan pemberian materi kerohanian, berupa memberikan jabat tangan saat berjumpa, memberikan salam, ramah dan sopan santun, serta menghormati penulis selaku orang yang lebih tua.

Sedangkan dari keterangan yang berhasil dihimpun, ketika berada di sekolah, di rumah ataupun di luar latihan, siswa juga mempraktikkan materi yang telah mereka dapat. Mereka tidak melakukan perkelahian karena sadar dan mengetahui dampak perbuatan tersebut.

E. Metode Pendidikan Akhlak dalam Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan

Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Metode Demonstrasi.

Metode demonstrasi sebagian besar digunakan untuk memberikan materi fisik, yaitu mencontohkan suatu gerakan kepada para siswa. Tujuan penggunaan metode ini yaitu menumbuhkan ketertarikan para remaja terhadap beladiri, sehingga mereka mengikuti

20

(30)

latihan tersebut dan kerasan (betah) dalam latihan. Sandi Junaidi pelatih di padepokan tersebut menuturkan:

“Kalau yang fisik kami kasih contoh gerakan mas, jurus, senam dasar, nanti mereka menirukan”21

Sedangkan penggunaan metode demonstrasi untuk materi kerohanian yaitu dalam bentuk pemberian contoh tata cara berdo‟a, tata cara bersalaman yang benar dengan menghadap kepada orang yang diajak salaman, dan tata cara berbicara dengan menatap mata lawan bicara.22

2. Metode Ceramah.

Metode ini adalah metode komunikasi penyampaian materi satu arah yang digunakan oleh pelatih untuk memberikan materi kerohanian kepada para siswa. Isi dari ceramah yang disampaikan tergantung tema atau pokok pembahasan materi kerohanian.

Pelaksanaan metode ini yaitu ketika materi fisik sudah selesai, siswa mendengarkan materi sambil beristirahat setelah tubuh mereka diolah pada sesi sebelumnya. Penuturan dari Maulana Ibrohim:

“Tapi kalo buat yang kerohanian pakainya ceramah, cerita, sama perintah dan larangan mas”23

21 Sandi Junaidi, Pelatih di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 27 Desember 2015 pukul 23.50 WIB.

22

Hasil Observasi Padepokan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, 18 Oktober 2015 pukul 22.30 WIB.

23

Maulana Ibrohim, Pelatih di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 September 2015 pukul 22.45 WIB.

(31)

Selain mendengarkan materi, siswa juga disuruh membawa buku dan alat tulis sebagai bekal alat untuk menulis materi yang disampaikan agar tidak mudah lupa.

3. MetodeCerita.

Pelatih menggunakan metode cerita untuk memberikan kisah kepada siswa mengenai kehidupan para tokoh pendiri Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate yang mana para tokoh tersebut adalah para pribadi yang berjiwa nasionalis, gemar melakukan laku tirakat

dalam hidupnya sehingga mendapatkan kesuksesan. Penggunaan metode kisah ini sering digunakan untuk membahas perjuangan masa lampau para tokoh Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate.

4. Metode Perintah dan Larangan

Metode perintah digunakan pelatih kepada siswa agar melaksanakan suatu perintah. Contohnya yaitu perintah untuk meminta izin kepada orang tua saat akan mengikuti latihan. Perintah untuk tidak membantah kedua orang tua dan menuruti perintahnya. Juga untuk melaksanakan amalan atau perbuatan tertentu, misal puasa dan tirakat ketika hampir tiba masa pengesahan.

Sedangkan metode larangan bersifat preventif (mencegah), digunakan untuk memberikan larangan kepada siswa agar tidak melanggar suatu hal, baik berupa aturan maupun perbuatan. Pelaksanaannya contohnya melarang siswa melakukan zina, karena

(32)

zina merupakan salah satu pepacuh (larangan) yang tidak boleh dilanggar, jika dilanggar maka akan mendapat kemalangan hidup.

Metode tersebut sesuai penuturan dari Totok Heri Wiguno salah satu siswa di padepokan:

“kalo cara yang sering dipakai untuk menyampaikan materi kerohanian itu seringnya ceramah, cerita, terus dikasih perintah sama larangan tentang ini dan itu mas”.24

Tidak ada perbedaan penggunaan metode dalam pemberian materi kepada setiap satu tingkatan sabuk dengan tingkatan yang lain. Hanya saja tata bahasa dan pemahamannya disesuaikan dengan daya nalar masing-masing tingkatan. Perbedaan hanya terdapat pada kuantitas materi yang diberikan, sesuai sabuk yang disandang.

Metode yang paling sering digunakan yaitu ceramah, metode ini lebih efektif untuk memberikan materi kepada siswa karena dengan ceramah siswa mampu menerima materi pendidikan akhlak sesuai yang dimaksudkan pelatih, tidak ada kesalahan pemahaman dan penjelasan dengan metode ceramah dapat dilakukan secara gamblang.

24

Totok Heri Wiguno, Siswa sabuk Hijau Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Desa Tengeng Wetan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 18 Oktober 2015 pukul 24.00 WIB.

Gambar

Tabel 1. Data Pelatih
Tabel 2. Data Siswa Sabuk Polos 5
Tabel 3. Data Siswa Sabuk Jambon
Tabel 5. Data Siswa Sabuk Putih
+4

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan observasi serta pengumpulan data sekaligus pada suatu kurun waktu yang bersamaan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris pengaruh dari mekanisme corporate governance yang diproksikan dengan komisaris independen

Dari hasil penelitian yang dibagi ke dalam lima kategori, menunjukkan bahwa dominasi penggunaan headline adalah provocative headline sebesar 44,44%, iklan cenderung

Karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul: Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Malaikat

Pemohon sertifikasi adalah peserta didik yang terdiri dari (a) mahasiswa pada program studi S1 Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma; (b) peserta pelatihan berbasis

Hasil penelitian untuk prespektif pelanggan dinilai memuaskan berarti pelayanan yang diterima dengan yang diharapkan oleh pengunjung, perspektif keuangan dinilai dari

Ibadah haji mensyaratkan kesanggupan (istitho’ah) kesehatan secara fisik dan jiwa, selain ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan syar’i dimaksud, diperlukan upaya bimbingan,

Memindahkan pegangan tangan tunanetra ke arah posisi yang berlawanan, misalnya semula tunanetra berada di sebelah kanan pendamping akan berpindah ke sebelah