• Tidak ada hasil yang ditemukan

بلاطلا ءايلوأ و ةذتاسلا وةسردلما سيئر نم فارشلإا تتح ةباذج ةيحاتفلما تاملكلا

E. Kajian Pustaka

1. Tesis yang ditulis Nurul Azmi, Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Tahun 2021. Berjudul “Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) Pada Pendidikan Akhlak”. Latar belakang penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di sekolah. Kemudian menganalisis manfaat

19

setelah penerapan program gerakan sekolah menyenangkan pada pendidikan akhlak.27

Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di MI Soebono sudah dilaksanakan dengan baik. Implementasi GSM ini dilaksanakan di sekolah dengan menerapkan zona-zona GSM yaitu:

Zona emosi, zona kehadiran, zona kesepakatan, zona kebaikan, zona harapan dan cita-cita, zona menabung, zona kreativitas dan zona- zona lainnya. Zona tersebut kemudian berdampak pada perubahan karakter anak. Anak menjadi lebih disiplin, jujur, bersabar, bersahabat dan ramah, serta sopan santun.28

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Azmi diatas yang membahas tentang Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada Pendidikan Akhlak. Maka persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai tema Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) sedangkan perbedaannya terletak pada Pendidikan Akhlak, dan Penanaman Karakter Mandiri dan Karakter Tanggung Jawab.

2. Jurnal yang ditulis Dyoty Auliya Vilda Ghasya, STKIP Bina Bangsa Getsempena. Tahun 2018. Berjudul Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak (GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar. Latar belakang penelitian menjelaskan bahwa sekolah merupakan salah satu lembaga yang sangat penting untuk kehidupan manusia, dengan tidak adanya sekolah, maka kualitas pendidikan

27Nurul Azmi, “Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada Pendidikan Akhlak,” Tesis, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2021, h. 6

28Nurul Azmi, “Implementasi Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pada Pendidikan Akhlak,” Tesis, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2021, h. 156

20

masyarakat yang ada menjadi terganggu dan tidak berkembang.

Sekolah dasar merupakan penentu dalam perkembangan kepribadian siswa. Sekolah diharapkan mampu menciptakan suasana yang kondusif agar anak merasa nyaman dan dapat mengembangkan potensinya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi pelaksanaan pendidikan di Sekolah Dasar dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan sekolah Ramah Anak.29

Adapun hasil penelitian tersebut menyatakan bahwasanya Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan sekolah Ramah Anak merupakan suatu rekonstruksi penyelenggaraan pendidikan di jenjang sekolah dasar agar dapat menjadi profesional dan dapat menciptakan generasi pembelajar yang baik dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan.30

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyoty diatas yang membicarakan Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak (GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar, maka persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan perbedaannya terdapat pada sekolah Ramah Anak, Penanaman Karakter Mandiri dan Karakter Tanggung Jawab.

3. Tesis yang ditulis Rinita Rosalinda Dewi, Program Studi Pendidikan Umum dan Karakter Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Tahun 2021. Berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Mandiri

29Dyoty Auliya Vilda Ghasya, “Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak (GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar”, dalam Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 2018. h. 1

30Dyoty Auliya Vilda Ghasya, “Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Ramah Anak (GSMRA) sebagai Wujud Rekonstruksi Pelaksanaan Pendidikan pada Jenjang Sekolah Dasar”, h. 9

21

melalui Blended Learning di Sekolah Menengah Pertama” Latar belakang penelitian ini adalah SMPIT Matahati merupakan salah satu sekolah yang telah berupaya untuk menanamkan Pendidikan Karakter Mandiri melalui Blended Learning untuk mengatasi permasalahan dari pembelajaran daring.

Adapun hasil penelitian ini adalah 1) perencanaan pendidikan karakter mandiri melalui blended learning di SMP IT Matahati telah disiapkan dalam silabus dan RPP yang telah dimodifikasi, 2) proses pelaksanaan pendidikan karakter mandiri melalui blended learning di SMP IT Matahati yaitu proses pelaksanaan pembelajaran telah menggunakan metode, media pembelajaran dan sumber belajar yang beragam serta mengintegrasikan karakter mandiri dalam kegiatan pembelajaran; evaluasi pendidikan karakter mandiri melalui blended learning dilakukan dengan raport evaluasi sikap/karakter yang berisi deskripsi penilaian sikap spiritual dan sosial selama satu semester;

kendala/hambatan pendidikan karakter mandiri melalui blended learning yaitu sulit membuktikan kebenaran laporan dari orang tua, dan kondisi anak yang belum siap dengan pembelajaran daring, 3) Hasil pendidikan karakter mandiri melalui blended learning di SMP IT Matahati yaitu terjadi perubahan kemandirian belajar dan kemandirian dalam perilaku sehari-hari yaitu siswa sudah menunjukkan tidak bergantung terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri, berperilaku disiplin, memiliki rasa tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan dapat melakukan kontrol diri.31

31Rinita Rosalinda Dewi, “Implementasi Pendidikan Karakter Mandiri melalui Blended Learning di Sekolah Menengah Pertama,” Tesis, Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2021.

22

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rinita diatas, yang membicarakan tentang Implementasi Pendidikan Karakter Mandiri melalui Blended Learning, maka persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang Karakter Mandiri dan perbedaannya terdapat pada model belajar Blended Learning, dan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).

4. Jurnal yang ditulis oleh Tera Novianti Ningtyas Ripto Saputri dan Bagus Amirul Mukmin, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Tahun 2021. Berjudul “Analisis Implementasi Karakter Mandiri Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 berbasis Media Asinkron,” Latar belakang penelitian ini adalah peneliti ingin menganalisis karakter Mandiri siswa di masa pandemi dengan menggunakan metode Asinkron agar dapat dijadikan pedoman untuk mengetahui karakter siswa langsung dari orang tuanya sehingga guru dapat bekerjasama dengan orang tuanya secara langsung.32

Adapun hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa monitoring karakter siswa melalui kerjasama dengan orang tua dengan melihat pembelajaran berbasis media Asinkron. Memperoleh hasil bahwa selama pembelajaran daring banyak siswa yang sangat bertanggung jawab terhadap pembelajaran. Kemudian siswa yang mampu mengerjakan tugas dengan mandiri lebih dominan.33

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tera diatas yang membicarakan tentang analisis implementasi karakter mandiri siswa sekolah dasar di masa pandemi berbasis media asinkron, maka

32Tera Novianti Ningtyas Ripto Saputri dan Bagus Amirul Mukminin, “Analisis Implementasi Karakter Mandiri Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 berbasis Media Asinkron,” Tesis, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2021. h. 1

33Tera Novianti Ningtyas Ripto Saputri dan Bagus Amirul Mukminin, “Analisis Implementasi Karakter Mandiri Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19 berbasis Media Asinkron,” h. 7

23

persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang Karakter Mandiri dan perbedaanya terletak pada Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) dan media Asinkron.

5. Tesis yang ditulis Setiyono, Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Tahun 2021.

Berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Tanggung Jawab berbasis Budaya Sekolah di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga”.

Latar belakang penelitian ini adalah Karakter tanggung jawab merupakan karakter yang sangat penting yang harus dimiliki oleh manusia. Sikap tanggung jawab adalah nilai moral dasar yang harus diajarkan di sekolah. Nilai-nilai tersebut mewakili nilai dasar moralitas utama yang berlaku secara universal.34

Adapun hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini adalah: 1. Perencanaan implementasi pendidikan karakter pendidikan tanggung jawab di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dilakukan dengan cara memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum sekolah dan tata tertib sekolah kemudian disosialisasikan kepada warga sekolah. 2. Pelaksanaan pendidikan karakter tanggung jawab di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dilakukan dengan mengintegrasikan karakter tanggung jawab dalam program pengembangan diri, mata pelajaran, dan budaya sekolah.

Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam program pengembangan diri meliputi kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan keteladanan,.

Pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam budaya sekolah meliputi kegiatan kelas, dan sekolah. 3. Evaluasi implementasi pendidikan

34Setiyono, “Implementasi Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Budaya Sekolah di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga,” Tesis, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2021, h. 4

24

karakter tanggung jawab di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga dilakukan dengan melakukan penilaian sikap pada siswa untuk kemudian dibahas permasalahan bersama saat rapat bersama guru dan kepala sekolah serta melibatkan wali siswa apabila diperlukan.35

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setiyono diatas yang membahas tentang Implementasi Pendidikan Karakter Tanggung Jawab berbasis Budaya Sekolah di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga. Maka persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai Pendidikan Karakter Tanggung Jawab sedangkan perbedaanya terletak pada Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).

6. Jurnal yang ditulis oleh Rivan Gestiardi dan Suyitno, Universitas Sebelas Maret dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Tahun 2021. Berjudul “Penguatan Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Sekolah Dasar di Era Pandemi,” Latar belakang penelitian ini adalah peneliti ingin mendeskripsikan penguatan pendidikan karakter tanggung jawab di sekolah pada masa pandemi. Penguatan pendidikan karakter adalah upaya untuk pembentukan karakter siswa agar menjadi lebih baik, berguna untuk dirinya dan sekitarnya.36

Adapun hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa penguatan pendidikan karakter tanggung jawab di masa pandemi dilakukan dengan cara mengintegrasikan nilai karakter tanggung jawab dalam pembelajaran dan dengan cara menerapkan protokol kesehatan. Memfokuskan program penguatan pendidikan karakter pada nilai tanggung jawab mengerjakan tugas yang diberikan oleh

35Setiyono, “Implementasi Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Berbasis Budaya Sekolah di SMP Muhammadiyah Plus Salatiga,” h. 56

36Rivan Gestiardi, Dan Suyitno, “Penguatan Pendidikan Karakter Tanggung Jawab Sekolah Dasar di Era Pandemi,” dalam Jurnal Pendidikan Karakter, No 1 April 2021, h. 2

25

guru. Sekolah bekerja sama dengan orang tua untuk melaksanakan penguatan pendidikan karakter tanggung jawab kepada siswa dalam pendampingan pembelajaran selama di rumah.37

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rivan dan Suyitno diatas yang membicarakan tentang Penguatan Pendidikan Karakter Tanggung Jawab di Sekolah Dasar di Era Pandemi, maka persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang Pendidikan Karakter Tanggung Jawab dan perbedaanya terletak pada Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM).

Dokumen terkait